Anda di halaman 1dari 6

NAMA : INTAN HUMAIRA

NIM : 1911102010087
M.KULIAH : TEKNOLOGI PEMBESARAN IKAN
KELAS : 01

TUGAS PAPER MANAJEMEN PENGELOLAAN KUALITAS AIR KOLAM


PEMBESARAN BESERTA HAMA DAN PENYAKIT IKAN PADA KOLAM
PEMBESARAN

MANAJEMEN PENGELOLAAN KUALITAS AIR KOLAM PEMBESARAN


IKAN LELE
Manajemen pengelolaan kualitas air merupakan usaha atau kegiatan yang
dilakukan pembudidaya untuk mempertahankan kondisi kualitas air di kolam
pembesaran tetap dalam kondisi bagus, baik untuk budidaya ikan dengan
memperhatikan faktor- faktor air yang merupakan tempat hidup bagi organisme
akuatik maupun organisme lainnya meliputi Suhu, pH, DO (oksigen terlarut),
amonia, dan Nitrit.

Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air secara umum dapat
digolongkan ke dalam 3 faktor yaitu faktor fisika (physical factors), kimia (chemical
factors) dan biologi (biological factors).
Faktor fisika
Faktor-faktor fisika yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama adalah
cahaya, suhu, densitas air (berat jenis air = BJ), kekeruhan, kecerahan, dan
wama air dan juga salinitas.
Faktor kimia
Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama adalah
Alkalinitas, Kesadahan, pH, DO, COD, nitrat, nitrit, fosfat, amoniak dan
sebagainya.
Faktor biologi
Parameter kualitas air yang termasuk dalam faktor biologis adalah keberadaan
fitoplankton, zooplankton, bentuk organisme baik tumbuhan maupun
hewannya serta tanaman besar (macrophyte) yang tumbuh di dalam ataupun di
sekitar perairan.
Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengelolaan Kualitas Air
1. Kandungan amoniak
Amoniak umumnya dihasilkan dari hasil ekskresi suatu organisme. Kandungan
amoniak yang tinggi dalam air, akan dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan karena
mereduksi masukan oksigen akibat rusaknya insang ikan, serta dapat merusak jaringan fisik
pada ikan. Amoniak juga dapat menjadi racun bagi ikan apabila kandungan dalam air sudah
terlalu tinggi.
2. Kandungan oksigen dalam air
Oksigen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi makhluk hidup untuk
bernafas. Begitu pula dengan fungsi oksigen dalam budidaya perikanan. Oksigen dibutuhkan
untuk perkembangan organisme akuatik, sehingga apabila kandungan okesigen dalam air
kurang, maka aktivitas ikan akan terhambat. Oksigen penting bagi ikan itu sendiri, maupun
bagi ekosistem di dalam perairan tersebut. Kandungan oksigen yang rendah di dalam air
biasanya juga akan diikuti dengan meningkatnya kandungan amoniak (NH3) dan
karbondioksida (CO2) dalam air. Kandungan amoniak dan karbondiokasida yang tinggi di
dalam air akan menyebabkan kualitas air dalam kolam menurun.
3. Suhu air kolam
Suhu air dapat mempengaruhi proses pencernaan makanan yang terjadi pada ikan.
Proses pencernaan makanan pada ikan saat suhu rendah biasanya akan berjalan sangat
lambat, namun pada saat suhu tinggi, maka proses pencernaan pada ikan akan berjalan secara
cepat. Suhu air yang optimal dan sesuai dengan selera makan ikan adalah antara 25°C-27°C.
4. Kepadatan ikan
Kepadatan ekosistem dalam suatu kolam juga akan dapat mempengaruhi kualitas air
dalam kolam tersebut. Kepadatan yang terlalu tinggi dapat mempercepat proses penurunan
kualitas air dalam budidaya perikanan. Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan feses yang
dihasilkan oleh ikan akan semakin banyak, sehingga endapan NH3 pada dasar kolam akan
meningkat.
5. Cahaya Matahari
Air yang sangat keruh akan dapat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan ikan dalam
kolam. Cahaya matahari akan sulit masuk apabila air kolam terlihat sangat keruh. Cahaya
matahari penting bagi organisme karena ikut menentikan produkstivitas perairan.
Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya Perikanan Dapat Dilakukan Dengan Beberapa Cara.
Salah satu cara yang biasanya dilakukan dalam budidaya perikanan adalah dengan
proses pergantian air kolam secara berkala.
Kecepatan pergantian air yang teratur dan maksimal, akan dapat meningkatkan
kualitas air dalam budidaya perikanan. Namun, apabila proses pergantian air ini tidak
teratur, maka belum tentu dapat menghilangkan seluruh zat berbahaya dalam air,
sehingga kualitas air masih belum maksimal. Peralatan lain yang dapat digunakan
untuk mengelola kualitas air dalam budidaya perikanan adalah paddle wheel atau
kincir air. Penggunaan kincir air selama 24 jam, dapat meningkatkan pasokan oksigen
dalam air.
Menjaga Kualitas Air Agar Tetap Stabil
Air kolam ikan lele perlu dikuras atau dibuang sekitar 2/3 bagian.
Pengurangan tersebut sudah perlu dilakukan ketika air kolam mulai mengeluarkan
aroma amis atau saat nafsu makan ikan berkurang. Pengurangan dilakukan dengan
membuang air kolam pada bagian dasar sebanyak 2/3 bagian agar kotoran ikan dan
sisa pakan yang mengendap di dasar kolam dapat ikut terbuang.Setelah itu, isi
kembali kolam dengan volume sebanyak volume air yang terbuang. Selanjutnya,
tambahkan pupuk higienis dengan dosis setengah dari anjuran. Dalam waktu 2—4
jam kualitas air kolam akan kembali pulih dan segar. Hal tersebut juga menyebabkan
kondisi tubuh ikan menjadi pulih, nafsu makan kembali tinggi, dan ikan terhindar dari
kematian.

Pemupukan susulan
Pemupukan susulan perlu dilakukan ketika warna kolam sudah kembali
menjadi bening. Biasanya, kondisi tersebut terjadi saat 4—5 hari setelah masa
pemeliharaan. Anda perlu menjaga warna air kolam tetap hijau dengan pupuk susulan
di hari ke-3 sejak pemupukan pertama. Jenis pupuk dan cara pembuatannya sama,
tetapi dosisnya perlu dikurangi hingga setengahnya. Setelah diberikan pupuk susulan,
air akan berubah menjadi berlendir kembali. Selain itu, air mengeluarkan aroma yang
harum, seperti air kelapa muda.

HAMA DAN PENYAKIT PADA KOLAM PEMBESARAN

 Cendawan
 Bitik-bintik putih
 Borok (koreng pada kulit)
 Cacingan
 Trichodina
 Penyakit-penyakit tersebut dapat memyebabkan mengurangi produktivitas dalam ikan
lele, Dengan demikian akan mengurangi pendapatan dalam budidaya ikan lele.
 Penyakit ikan lele biasanya di sebabkan oleh kondisi pengairan yang tidak baik. Oleh
karena itu, pengelolaan air yang baik serta nutrisi pakan dalam membudidayakan ikan
lele perlu di perhatikan.

CENDAWAN
Termasuk penyakit yang sering menyerang dalam budidaya ikan lele. Jenis cendawan
yang sering menyerang ikan lele adalah saprolegnia dan achyla.

ciri-cirinya:
 Penyakit ini sering di jumpai di perairan yang kaya akan bahan organik.
 Penyakit menyerang ikan lele yang sudah terluka atau sedang berada dalam kondisi
yamg lemah.
 Gejala yang di tunjukan oleh ikan lele yang terserang penyakit ini adalah di sekitar
lukanya di jumpai banyak serabut berwarna putih.
 Tindakan penanganan yang dapat di lakukan dengan cara mengurangi kepadatan tebar
bibit lele. Air kolam juga perlu di taburi dengan garam dapur sejumlah 5gram/m².
 Sementara itu tindakan pengobatan untuk penyakit ini dengan meredam ikan lele yang
terserang penyakit ke dalam air PK berdosis 1gram/100 liter air. Proses peredaman di
lakukan selam 30 menit.

PENYAKIT BINTIK-BINTIK PUTIH ,dapat di tunjukan sebagai berikut :


o Bintik-bintik putih akan menyerang ikan lele yang di pelihara dalam kolam air yang
menggenang.
o Pada permukaan kulit dan juga insang ikan lele di jumpai bintik-bintik berwarna putih
yang jika di biarkan terlalu lama, kulit dan insang nya akan rusak sebelum akhirnya
mati dalam hitungan jam.
o Penanganan terhadap penyakit ini dapat di lakukan dengan memperbaiki sistem
sanitasi. Air kolam di taburi garam dapur sejumlah 30gram/liter air. Sebanyak 2 – 3
kali berturut-turut. Penanganan secara kimiawi dapat menggunakan malachyte green
berdosis 0,1 gram/m² selam 2 hari sekali hingga ikan lele sembuh.

PENYAKIT BOROK
Borok merupakan penyakit yang biasanya di takuti oleh pembudidaya ikan lele, karena dapat
menyebabkan kematian masal.
Berikut ini ciri-ciri penyakit borok :

 Penyebab penyakit ini adalah virus aeromonas dan pseudomonas. Yang akan
menyerang organ dalam seperti hati, limpa, serta daging pada ikan lele.
 Ikan lele terserang penyakit ini di tandai dengan dengan munculnya borok di
permukaan kulit ikan lele. Borok ini akan mengeluarkan nanah jika penyakit ini sudah
sangat parah.
 Tindakan pengobatan yang dapat di lakukan, yaitu dengan mengarantinakan ikan lele
yang sakit. Ikan lele yang sehat perlu di beri antibiotik untuk meningkatkan daya
tahan tubuh mereka.
 Antibiotik ini dapat di berikan dengan cara di campurkan dengan pakan ikan lele
dengan dosis 1mg / Kg pakan.

PENYAKIT CACINGAN
Penyakit cacingan yang biasanya menyerang ikan lele adalah dactylogyrus dan gyrodactylus.
Penyakit ini di tunjukan oleh ciri-ciri berikut :
a. Penyakit ini di temukan di kolam yamg kepadatan tebar ikan nya terlalu tinggi serta baru
saja mengalami perubahan lingkungan yang mendadak.
b. Penyakit ini akan menyerang bagian insang bagian unsang ikan lele sehingga akan
menyebabkan kesulitan bernapas. Bagian kulit lele berlendir.
c. Gejala yang di tunjukan ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah menurunnya
nafsu makan. Ikan lele juga sering berenang ke permukaan air.
d. Tindakan penganan yang dapat kita lakukan demgan cara mengganti air dengan jumlah
yang besar. Air kolam di taburi garam sejumlah 40gram/m².
Ikan lele yang sakit di rendam dengan formalin 250 cccc/m² selama lima belas menit.
Dapat juga dengan menyelupkan tubuh ikan lele yang terluka ke dalam NaCl 2% selama
sekitar 30 menit atau larutan NH⁴OH 0,5% selama sekitar sepuluh menit.

PENYAKIT HIRUDINEA
Serangan penyakit hirudinea terhadap lele sangat berbahaya karena akan memperlambat
pertumbuhanya.
Ikan lele yang terserang penyakit hirudinea di tunjukan oleh ciri-ciri sebagai berikut :
Parasit hirudinea yang menyerang ikan lele berupa cacing kecil berwarna
merah kecoklatan.
Pertumbuhan lele akan terganggu karena parasit ini mengisap darah ikan lele
sehingga menyebabkan kekurangan darah dan menghambat pertumbuhan ikan.
Tindakan penanganan yang dapat kita lakukan, Dengan memberi larutan
DITEREX 0,5 ppm oada kolam yang ikanya terserang. Cara lainya dengan
mengurangi ikan lele di kolam.

PENYAKIT TUBERCULOSIS
Penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium Fortoitum. Penyakit ini di
tunjukan sebagai ciri-ciri berikut :
a. Warna ikan lele menjadi gelap dan perut membengkak karena adanya bintil-bintil pada
hati, ginjal, dan limpa.
b. Ikan lele yang terserang oenyakit tuberculosis lebih suka berada di permukaan air. Lele
sering berputar-putar atau miring-miring di permukaan kolam.
c. Di sepur mulut dan sirip terdapat bintik putih. Tindakan terhadap pemyakit ini dapat di
lakukan dengan memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Jika ikan lele terlanjur
terserang penyakit tuberculosis, Tindakan pengobatam nya dengan memberikan
Terramycin.
d. Cara pemberian nya dengan mencampur terramycin dengan pakan 5 – 7,5 gram/100Kg
ikan perhari. Campuran ini di berikan setiap hari selama 2 minggu.

Hama Yang Sering Meganggu Ikan Lele


Hama pada ikan lele berarti organisme yang memangsa langsung ikan lele atau yang menjadi
pesaing kebutuhan hidupnya. Hama dangat meganggu dalam pembudidayaan lele, meskipun
ikan lele selamat dari serangan hama, keberadaanya bisa menjadi pesaing dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehingga perkembangan lele terganggu.

UCRIT (LARVA CYBISTER)


Ucrit adalah larva dari kumbang air, yang di kenal juga dengan sebutan larva
belalangbelalang atau larva cybister.
Ciri-ciri hama ini sebagai berikut :
 Bentuk tubuhnya memanjang seperti ulat berwarna kehijauan dan memiliki panjang
sekitar 3 – 5 cm.
 Larva ini akan memangsa bibit ikan, khusunya yang masih lemah dan berukuran
kecil.
 Tindakan pengendalian ucrit, di lakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan
mengurangi bahan organik di sekitar kolam. Kita juga perlu memasang saringan di
pintu air masuk kolam sehingga induk kumbang tidak ikut masuk melalui aliran-
aliran air.
Jika terlanjur hama ini menyerang, perlu penanganan teknis dengan mengangkat
menggunakn seser, membunuh, dan membuangnya di tempat lain. Penanganan hama
terhadap jumlah banyak dapat di lakukan dengan minyak tanah. Saluran masuk dan keluar air
di tutup kemudian di percikkan minyak tanah hingga menutupi lapisan seluruh atas kolam.
Setelah hama mati, buka saluran air kolam lagi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai