Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH PENCEMARAN AIR

TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN

GURU PEMBIMBING

Dra. Emma Mahmudah

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 X-3

Chelsea Ratu Monalio

Faqih Fathoni An-Nejad

Giovanni Sebastian Hia

Lionel Adriano Siregar

Marcellino Ferris Nathanael Silaen

Marfa Adzqiyah Balqish Prasetya

Natsumi Gabriella
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah anggota vertebrata yang berdarah dingin. Habitat ikan adalah air. Dengan
ini, ikan bernapas menggunakan insang. Ikan memiliiki lebih dari 27.000 spesies di seluruh
dunia dan memiliki ukuran yang bermacam-macam.
Air merupakan tempat hidup hewan akuatik seperti berbagai macam jenis ikan, salah satunya
ikan mas. Apabila sumber air tempat kehidupan di akuatik memiliki kadar kandungan air
yang buruk atau bahkan tercemar, maka siklus kehidupan organisme air yang tidak terbiasa
dalam kondisi tersebut akan terganggu dan begitu pula dengan ekosistem air/kehidupan
akuatiknya.
Maka dari itu, pencemaran air sangatlah berbahaya bagi kehidupan yang ada didalamnya.
Ada beberapa ciri air yang sudah tercemar, diantaranya:
 Perubahan Warna. Air tercemar seringkali memiliki warna yang tidak biasa atau
berubah-ubah. Misalnya, air yang tercemar oleh limbah industri atau limbah pertanian
dapat memiliki warna coklat atau hijau.
 Bau yang Tidak Lazim. Pencemaran organik seperti limbah domestik atau industri
dapat menghasilkan bau yang tidak sedap. Bau ini bisa tercium seperti bau tinja,
bensin, atau bahan kimia.
 Rasa yang Aneh. Air yang tercemar juga bisa memiliki rasa yang tidak lazim atau
bahkan beracun. Misalnya, air yang tercemar oleh logam berat seperti merkuri atau
timbal bisa memiliki rasa logam yang khas.
 Kehadiran Sampah atau Busa. Air tercemar seringkali dapat dikenali dengan adanya
sampah yang melayang di permukaannya atau busa yang terbentuk di sekitar daerah
tercemar.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah terdapat perbedaan suhu, tingkat pH, kondisi dan warna air pada air bersih.
air kolam, serta air sabun ?
2) Perubahan apa saja yang terjadi yang dialami oleh ketiga ikan yang dipindahkan ke
wadah air yang berbeda-beda?
3) Apa yang akan terjadi apabila tingkat pencemaran air semakin tinggi?
1.3 Hipotesis
1) Kemungkinan besar akan terjadi perbedaan signifikan antara suhu, tingkat pH,
kondisi dan warna dari ketiga macam air. Hal ini disebabkan perbedaan zat-zat yang ada
didalam macam air tersebut.
2) Kemungkinan yang akan terjadi adalah ikan yang ada dalam air kolam dan air
bersih adalah normal. Tetapi untuk air sabun, ikan tersebut akan sulit bernapas bahkan
menyebabkan kematian, karena sabun dapat mengurangi kadar oksigen dalam air serta dapat
menghancurkan lapisan eksternallendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit. Tak
hanya itu, sabun juga bisa menimbulkan kerusakan pada insang ikan.
3) Jika tingkat pencemaran air tinggi, maka ikan tersebut kemungkinan besar akan
mati karena kekurangan oksigen dan teracuni.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1.4.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian pencemaran air terhadap keberlangsungan hidup ikan ini
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Maret 2024 pukul 08.00 – 10.00 WIB.
1.4.2 Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di Lab Fisika SMAN 7 Tangerang yang berlokasi di Jalan
Perintis Kemerdekaan I RT 001/RW 003 Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pencemaran

Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat kegiatan


yang melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik. Menurut Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan terdiri dari berbagai faktor, namun faktor yang paling besar dari
penyebab pencemaran ialah manusia sebab tanpa disadari manusia telah berkontribusi
dalam proses pencemaran lingkungan. Mulai dari pertambahan jumlah penduduk yang tak
terkendali, banyaknya sumber-sumber zat pencemaran sehingga alam tak mampu
menetralisir.

Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi faktor rusaknya
lingkungan, diantaranya:
a. Penggunaan kantong plastik secara massif,
b. Pembuangan sampah dan limbah deterjen ke sungai,
c. Penggunaan AC berlebih,
d. Pembuangan limbah elektronik yang tak sesuai aturan,
e. Pembakaran hutan,
f. Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan lebih banyak polusi,
g. Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai,

Kemudian dampak pencemaran air di lingkungan sekitar pencemaran air berdampak luas,
misalnya :
1. Meracuni sumber air minum
2. Ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
3. Pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya

Dampak pencemaran Air dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:


1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih

2. Dampak terhadap kualitas air tanah


Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan


Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain:
 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,

4. Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

1.2 Tingkah Laku Ikan

Ikan merupakan hewan yang tinggal dan hidup di air. Jenis dan keadaan air
mempengaruhi jenis ikan yang tinggal di dalamnya. Berdasarkan perbedaan habitat
tempat tinggalnya, jenis ikan dibedakan menjadi tiga, yaitu ikan air laut, ikan air tawar,
dan ikan air payau.
Kemudian beberapa faktor yang mempengaruhi tingkah laku ikan :
 Lingkungan: Kondisi lingkungan seperti suhu air, kejernihan, ketersediaan
makanan, dan ketersediaan tempat persembunyian dapat mempengaruhi perilaku
ikan.
 Genetika: Faktor genetika dapat memengaruhi perilaku individu dan spesies ikan,
termasuk dalam hal perilaku makanan, perkembang biakan, dan respons terhadap
rangsangan eksternal.
 Siklus Hidup: Tahapan siklus hidup, seperti reproduksi atau migrasi, dapat
mempengaruhi perilaku ikan secara signifikan.
 Pengaruh Manusia: Aktivitas manusia seperti penangkapan ikan, perubahan
habitat, dan polusi dapat mengganggu perilaku alami ikan dan memaksa mereka
untuk beradaptasi.
 Faktor Internal: Faktor internal seperti tingkat hormon, kondisi kesehatan, dan
tingkat kekenyangan juga dapat mempengaruhi perilaku ikan.
Struktur tubuh ikan mempengaruhi tingkah laku ikan karena pada dasarnya ikan memiliki
kemampuan untuk bergerak, mendapatkan makanan, dan bereproduksi. Sebetulnya struktur
tubuh ikan menyesuaikan dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Meski memiliki
perbedaan, setiap bentuk ikan tidak ada yang berbeda jauh satu sama lainnya. Namun, secara
garis besar, struktur tubuh ikan adalah kepala, tubuh, dan ekor. Berikut penjelasan mengenai
struktur tubuh ikan :
1. Kepala
Bagian kepala adalah bagian dari ujung mulut terdepan ikan sampai ujung
operculum atau tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala ini, terdapat
organ sensorik dengan gurat sisi yang dapat berguna untuk mengetahui tekanan
air. Pada bagian kepala juga ada otak yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan
dan pergerakan bagi ikan.
2. Tubuh
Bagian tubuh terdapat kulit dan sisik yang berguna untuk perlindungan tubuh dan
sekresi kelenjar ikan.Selanjutnya, pada bagian tubuh luar ikan, juga terdapat sirip
yang berfungsi sebagai penentu arah dan posisi ikan ketika berenang.Di dalam
tubuh ikan, terdapat insang yang berbentuk seperti lembaran tipis berwarna merah
muda dan selalu lembab. Insang ini berfungsi sebagai alat pernapasan ikan dan
memiliki filamen.Filamen ini adalah organ dalam tubuh ikan yang memiliki
banyak pembuluh darah dan berfungsi sebagai alat pertukaran gas.
3. Ekor
Ekor ikan atau sirip ekor adalah bagian yang penting dari tubuh mereka yang
memainkan peran kunci dalam pergerakan dan perilaku mereka di lingkungan air.
BAB III
EKSPERIMEN

1.1 Alat
1. 3 buah Gelas Plastik
2. Termometer
3. Kertas Lakmu / pH Universal
4. Stopwatch
5. Gelas Ukur

1.2 Bahan
1. Air Bersih
2. Air Sabun
3. Air Kolam
4. Sabun
5. Ikan Cupang

1.3 Langkah Kerja


1.3.1 Pengamatan Fisik dan Kimia Air
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk percobaan
2. Ambil sampel air yang akan digunakan
3. Ukurlah masing-masing sample air sebanyak 500ml
4. Masukkan air bersih pada gelas A
5. Masukkan air sabun pada gelas B
(air bersih diberi 4 tetes sabun cair diaduk sampai berbusa)
6. Masukkan air kolam pada gelas C
7. Ukur suhu masing-masing air menggunakan thermometer
8. Ukur pH masing-masing air menggunakan kertas lakmus dan pH
Universal
1.3.2 Pengamatan Tingkah Laku Ikan
1. Pilihlah 3 ekor ikan sehat dengan ukuran yang sama pada masing – masing
gelas
2. Biarkan 5 menit, mulai menghitung jumlah membuka dan menutupnya
insang pada 1 menit pertama
3. Ulangi perhitungan pada 1 menit kedua
4. Apabila ikan sudah selalu muncul ke permukaan air karena menunjukkan
gejala kekurangan oksigen, langsung pindahkan ikan tersebut pada wadah
berisi air bersih
1.4 Data Hasil Pengamatan

1.4.1 Tabel Pengamatan


Gelas Jenis Air Suhu PH Jumlah membuka Catatan perubahan ikan
menutup insang
Menit Menit 2
1
A Air Bersih 30 6 76 102 Ikan beradabtasi dengan baik, tidak
terjadi apa-apa
B Air Sabun 29 7 79 111 Ikan tidak mendapatkan oksigen
dengan baik, menjadimlemah dan
hamper mati
C Air Kolam 29 7 83 105 Ikan beradabtasi dengan baik, tidak
terjadi apa-apa

1.4.2 Analisis Data dari Tabel

1. Keadaan PH air pada gelas A bersifat asam, sedangkan pada


gelas B dan C bersifat basa
2. Perbedaan frekuensi :
Pada gelas A cenderung lambat, sebab ikan sudah bisa
beradabtasi dan mendapat oksigen dengan stabil.
Pada gelas C awalnya sangatlah cepat, sebab ikan belum
beradaptasi dengan bedanya lingkungan air kolam dan air
biasa.
Pada gelas B sangatlah cepat karena di air sabun tidak
mendaptkan oksigen dengan stabil.
3. Penyebab perbedaan frekuensi :
Semakin sedikit oksigen yang didapat maka semakin cepat
gerak operculum ikan. Ibaratkan seperti kita sehabis lari,
jantung akan berdetak kencang dan butuh lebih banyak
oksigen. Tak hanya itu, factor strss juga berpengaruh (dipegang,
dipindahkan (lingkungan adaptasi dengan cepat) bisa
meningkatkan frekuensi.
4. Jikan tingkat pencemaran air semakin tinggi maka ikan akan
menjadi lemah karena oksigen sedikit, bahkan bisa saja
menyebabkan kematian pada ikan.
5. Dampak negatif pencemaran air dengan keberlangsungan hidup
organisme air, yaitu dapat mengancam kehidupan yang ada di
dalam air tersbut.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kegiatan ini meliputi suatu penelitian yang melibatkan 3 ikan yang memiliki jenis yang
sama, kami menggunakan ikan cupang sebagai eksperimen. Ketiga ikan tersebut akan
ditempatkan di 3 gelas yang berisi air yang berbeda yaitu air bersih, sabun dan air yang
berasal dari kolam.

Ikan A diletakkan di gelas berisi air bersih, ikan B diletakkan di air sabun & C diletakkan
di air yang berasal dari kolam. Penelitian dilanjutkan dengan menghitung berapa kali ikan
buka-tutup insang mereka di dalam gelas masing-masing saat ikan sudah berada di dalam
air selama beberapa menit, suhu dan Ph di masing-masing gelas juga dilihat berapa.

Ikan A yang ada didalam air bersih nampak normal dan tidak menunjukkan kejanggalan
apa-apa. Ikan ini dapat beradaptasi dengan baik, insang dan tingkah lakunya pun cukup
normal.

Berbeda dengan ikan A, ikan B menunjukkan perilaku yang tidak lazim. Nampaknya,
sabun berpengaruh besar terhadap air yang ditinggali oleh ikan. Awalnya, ikan B nampak
biasa saja. Tetapi seiring berjalannya waktu, ikan tersebut semakin tak bisa bernapas dan
terlihat panik sehingga seringkali berenang ke permukaan dengan cepat. Ikan tersebut
lemah dan hampir mati.mendapatkan cukup oksigen, menjadi lemah & hampir mati.

Sama dengan ikan A, ikan C beradaptasi dengan baik dan normal. Tidak terjadi perubahan
tingkah laku yang ditunjukkan oleh ikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Air akan menjadi tercemar apabila tercampur dengan bahan - bahan yang mengandung
zat kimia seperti halnya sabun, deterjen, dll. Air yang tercemar itu juga dapat
mengganggu ekosistem yang ada didalam air. Hal ini dibuktikan dari penelitian kami
tentang perilaku ketiga ikan yang ada didalam jenis air yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, kita harus menjaga ekosistem yang ada di sekitar kita. Seperti membuang
limbah sesuai tempatnya agar ekosistem lain tak tercemar. Dengan menjaga lingkungan
tetap bersih, akan tercipta keseimbangan dalam ekosistem dan melindungi organisme-
organisme yang ada didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai