Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Kualitas Air di Tanbak Udang

Disusun oleh :

Ahmad Zaelani Ash S (56204113459)

Prodi/Kelas :

TAK/D

Dosen Pembimbing :

Romi Novriadi, M.Sc., Ph.D

Teknik Produksi Ikan tak Bersirip

Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Kampus Lampung

2022/2023
Parameter yang diukur antara lain parameter fisika, kimia, biologi.

1. Parameter Kimia

Parameter pertama yang bisa Anda jadikan indikator dalam mengukur tingkat kualitas Air
tambak udang vaname adalah parameter kimia. Diantaranya adalah potensi redoks, kadar
oksigen terlarut, kadar karbondioksida, tingkat alkalinitas, kesadahan air, dan kandungan bahan
organik.

a. Potensi Redoks

Potensi redoks merupakan indikator tingkat oksidasi atau reduksi zat. Nilai rendah adalah
indikator reduksi sedimen yang kuat, yang terkait dengan pembentukan metabolit toksik, kondisi
hipoksia atau anoksik, dan nilai pH rendah. Di kolam, kisaran potensi redoks potensial adalah
500 hingga 700 mV untuk air dan 400 hingga 500 mV untuk sedimen.

b. Oksigen Terlarut

Pemeliharaan tingkat oksigen terlarut yang memadai dalam air tambak sangat penting bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Dalam kebanyakan kasus, penipisan oksigen sering
mengakibatkan kematian massal (anoxia) udang vaname. Hal ini umum terjadi dalam kultur
udang yang intensif (padat populasi).

Oksigen terlarut dalam air tambak sebagian besar datang sebagai produk sampingan dari
fotosintesis. Sumber lainnya adalah dari difusi udara atmosfer. Jumlah oksigen terlarut dalam air
tambak dipengaruhi oleh banyak faktor terutama suhu air, respirasi dan tingkat bahan organik. Di
tambak udang tropis, tingkat oksigen dalam air tambak biasanya rendah karena suhu yang lebih
tinggi.

Pada siang hari, lebih banyak oksigen dihasilkan melalui fotosintesis daripada dikeluarkan dari
air oleh respirasi hewan. Pada malam hari, baik tumbuhan dan hewan terus bernafas sementara
oksigen ditambahkan ke air hanya dari atmosfer. Dalam beberapa kasus, permintaan pernafasan
dalam keadaan tertentu menyebabkan penipisan total oksigen terutama pada waktu fajar
menyebabkan anoksia pada hewan yang dibiakkan.

c. Karbondioksida

Ketika konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka kadar karbon dioksida dapat menghambat
masuknya oksigen kedalam air tambak. Kisaran normal karbon dioksida adalah dari 1 hingga 10
mg / l.
d. Alkalinitas

Alkalinitas yang berlebihan (nilai pH> 9,5) juga dapat merusak pertumbuhan dan kelangsungan
hidup udang. Di kolam yang terlalu kaya fitoplankton, pH air kolam biasanya melebihi 9,5 pada
sore hari. Namun, saat fajar, pH biasanya lebih rendah. Pertumbuhan plankton yang berlebihan
dapat diperbaiki dengan pertukaran air.

e. Kesadahan Air

Kesadahan air adalah jumlah kadar mineral yang terkandung dalam air. Hal ini sangat
berhubungan dengan keasaman air. Kultur udang vaname dapat berkembang dengan baik dan
dengan pH 6 – 9 dan kesadahan air yang stabil.

f. Bahan Organik

Bahan organik dapat memicu keluarnya karbon dioksida dan nitrit diakibatkan aktifitas
metabolisme dan pembusukan dalam air. Kadar bahan organik maksimum adalah sebesar 88,4
mg/l .

2. Parameter Fisika

Parameter kedua yang bisa Anda jadikan indikator dalam mengukur tingkat kualitas Air tambak
udang vaname adalah parameter fisika. Diantaranya adalah cahaya matahari, suhu,kecerahan
&kekeruhan, warna air, konduktifitas, hingga salinitas

a. Cahaya Matahari

Cahaya adalah salah satu faktor utama untuk budidaya organisme akuatik. Beberapa penelitian
telah menyelidiki peran cahaya matahari pada perairan dan menemukan perbedaan yang
signifikan dalam perilaku, nutrisi dan pertumbuhan budidaya organisme akuatik seperti ikan,
udang, dan sebagainya.

Beberapa studi menunjukkan sinar matahari sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dan
tingkat pertumbuhan larva. Parameter seperti tingkat spektrum dan lamanya periode cahaya
memiliki efek yang cukup besar pada pertumbuhan, kelangsungan hidup, kematangan seksual,
regenerasi organisme akuatik. lamanya periode cahaya optimal yang dibutuhkan yakni 12 jam
penyinaran.

b. Suhu

Suhu air memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur aktivitas hewan yang
dibudidayakan. Laju reaksi kimia dan biologis dikatakan meningkat dua kali lipat setiap
kenaikan suhu 10 ° C.
Ini berarti bahwa organisme akuatik akan menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih banyak
dan reaksi kimia akan berkembang dua kali lebih cepat pada 30 ° C daripada 20 ° C. Oleh karena
itu, kebutuhan oksigen terlarut dari spesies air lebih tinggi di hangat daripada di air dingin.

c. Kecerahan & Kekeruhan

Kecerahan & kekeruhan air dalam sistem akuakultur juga merupakan indikator kualitas air yang
penting. Kecerahan &kekeruhan dipengaruhi oleh kerapatan zooplankton dan fitoplankton di
dalam air dan juga partikel tersuspensi seperti feses dan pakan yang tidak dimakan.

Kekeruhan mempengaruhi tingkat penetrasi cahaya yang berpengaruh pada fotosintesis dan
karenanya pertumbuhan alga. Kolam yang sangat keruh memiliki penetrasi cahaya yang dangkal
yang menurunkan suhu serta aktivitas fotosintesis. Kolam yang sangat keruh sering mengalami
penurunan jumlah alga tumbuh di dasar kolam sebagai makanan alami udang vaname.

d. Warna Air

Warna air yang muncul di bawah sinar matahari dan terbentuk dari mikroorganisme, zat terlarut,
dan mineral. Faktor utama yang menyebabkan perubahan warna air adalah variasi dan fluktuasi
jumlah mikroorganisme, terutama fitoplankton.

Peran Mineral juga bertanggung jawab atas warna air yang ada, Warna merah dan coklat
disebabkan oleh zat besi. Warna hitam terbentuk dari mangan atau bahan organik. Sedangkan
kuning untuk bahan organik terlarut seperti tanin, Besi dan .

e. Konduktivitas

Konduktivitas dapat dengan cepat diukur untuk memberikan penilaian terhadap konsentrasi total
ion terlarut. Konduktivitas tambak udang vaname adalah 500 hingga> 5.000 mmhos / cm.

f. TDS & TSS (Padatan Total, Terlarut dan Tersuspensi)

Total padatan terlarut (TDS) mengacu pada jumlah padatan terlarut (termasuk mineral, garam
atau logam) dalam air. Dengan kata lain, semua bahan organik dan anorganik yang terlarut dalam
air. Ini adalah parameter yang sangat berguna bagi pemelihara udang. Karena itu dapat
digunakan sebagai cara menentukan frekuensi kapan saatnya melakukan pergantian air. Nilai
ideal tambak udang vaname berkisaran di angka 150-200 ppm.

g. pH dan Salinitas

PH air tambak menunjukkan kesuburan atau potensi produktivitasnya. Air dengan pH berkisar
antara 7,5 hingga 9,0 umumnya dianggap cocok untuk produksi udang. Pertumbuhan udang
terbelakang jika pH turun di bawah 5.0. Air dengan pH rendah dapat diperbaiki dengan
menambahkan kapur untuk menetralkan keasaman.
h. Salinitas

Karena tingkat penguapan yang tinggi di beberapa negara, konsentrasi garam di kolam secara
bertahap meningkat selama bulan-bulan musim panas. Salinitas dapat meningkat hingga
melebihi 40 ppt dan dengan demikian memperlambat pertumbuhan. Dalam kasus seperti itu, air
harus selalu dijaga selama bulan-bulan musim panas agar sesuai dengan peningkatan salinitas
atau air harus sering diubah baik dengan pompa atau melalui pertukaran pasang surut.

3. Parameter Biologi

Parameter ketiga yang bisa Anda jadikan indikator dalam mengukur tingkat kualitas Air tambak
udang vaname adalah parameter biologi. Diantaranya adalahmikroorganisme dan bakteri
patogen.

a. Mikroorganisme

Organisme makanan alami dibiarkan tumbuh di kolam yang dipersiapkan dengan baik dengan
pupuk organik atau anorganik. Organisme makanan ini dalam bentuk ganggang bentik biru-
hijau, diatom, ganggang hijau dan berbagai spesies zooplankton mikroskopis dan mikrobenthos
berfungsi sebagai makanan alami udang budidaya.

Lumut dapat ditanam di salinitas rendah yang kompatibel dengan kondisi pertumbuhan udang.
Organisme hidup lainnya yang melekat pada lumut juga dimakan oleh udang. Ikan herbivora
sering ditebar untuk mengontrol kepadatan lumut di kolam.

Pemupukan di tambak mendorong pertumbuhan tanaman mikroskopis yang dikenal sebagai


fitoplankton, produsen utama ini berfungsi sebagai makanan utama zooplankton dan organisme
bentik yang pada gilirannya menjadi makanan udang. Kehadiran warna hijau kekuningan dalam
air tambak menandakan pertumbuhan yang baik dari organisme organisme planktonik yang
diinginkan yang kondusif untuk pertumbuhan udang.

b. Mikroba Patogen

Bakteri patogen menyebabkan berbagai wabah penyakit menular karena dapat bertindak sebagai
patogen primer dan sekunder. Dalam ekosistem tambak udang bakteri patogen seperti vibrio
mengandung patogen negatif . Bacillus dapat melawan bakteri vibrios. Mereka juga membantu
menjaga keseimbangan mikroflora yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

https://infishta.com/blogs/empat-faktor-penting-untuk-manajemen-kualitas-air-tambak-udang-
vaname?lang=en

Anda mungkin juga menyukai