Anda di halaman 1dari 12

 Air menjadi aspek yang penting dalam kegiatan akuakultur, dimana air merupakan

media hidup ikan maupun organisme akuatik lainnya yang akan dibudidayakan.

 Dalam dunia budidaya budidaya, kualitas air didefinisikan sebagai kesesuaian air
untuk kelansunggan hidup dan pertumbuhan organisme air.

 Pengelolaan kualitas air kolam dimaksudkan untuk meningkatkan dan


mempertahankan kualitas air agar layak bagi kehidupan organisme yang
dibudidayakan.
 Air adalah satu-satunya benda di atas bumi ini yang dalam kondisi sehari-hari
dapat kita jumpai dalam 3 ujud sekaligus: cair (air), gas (uap air) dan padat
(es).
 Air merupakan media hidup ikan dan hewan air lainnya.
 Secara umum kualitas air berhubungan dengan kandungan bahan terlarut
didalamnya.
 Tingkat kandungan dari bahan tersebut akan menentukan kelayakannya.
 Setiap mahluk hidup memerlukan kandungan bahan terlarut yang berbeda,
sehingga kualitas airpun bersifat relatif bagi satu mahluk hidup ke mahluk hidup
yang lain.
 Tidak semua bahan terlarut dalam air berbahaya bagi kehidupan ikan, beberapa
diantaranya justru sangat diperlukan dan wajib ada.
 Bahan tersebut adalah oksigen dan untuk tumbuhan air karbon dioksida
diperlukan kehadirannya.
 Sedangkan untuk penghuni air laut kalsium sangat diperlukan.
 Bahan terlarut lain yang diketahui tidak menguntungkan dan bahkan beracun
adalah amonia. Nitrat sampai tahap tertentu berakibat buruk pada ikan, Begitu
juga dengan beberapa kandungan logam berat.
 Satu bahan yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari
tetapi sangat fatal bagi ikan adalah klorin. Bahan ini kerap
ditemukan dalam air olahan suatu perusahaan air minum
yang sering dipergunakan sebagai salah satu sumber air.
 Air untuk keperluan kehidupan ikan, tanaman dan komunitas
air lainya sering dinyatakan dengan parameter umum sbb:
suhu (temperatur), DO, salinitas, pH, dsb.
 Salinitas. Adalah jumlah total garam terlarut yang terukur
dalam sampel air dalam satuan ppt (part per thausand).
Garam lautan berasal dari garam di pegunungan yang
terbawa oleh aliran air hujan dan sungai. Satuan ppt artinya
bagian per seribu. Sedangkan air payau adalah air yang
rasanya setengah asin setengah tawar, atau mempunyai
salinitas 15-25 ppt. Setiap jenis ikan mempunyai salinitas
optimal untuk hidupnya. Salinitas yang baik untuk budidaya
udang windu adalah 15-22 ppt, sedangkan untuk udang putih
20-30 ppt.
 Salinitas air. Upaya rekayasa salinitas air media dapat
dilaksanakan dengan pencampuran antara air laut dan air
tawar.
 Formulasi yang digunakan untuk melakukan pencampuran
adalah sbb:
 Pengukuran salinitas air media dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Refraktometer.
 Menambah kedalaman kolam budidaya untuk menjaga
kestabilan salinitas.
 DO (Dissolved Oxygen). Upaya rekayasa oksigen terlarut
dalam air media dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain sbb:
 Menjaga keseimbangan dan keberadaan fitoplankton di
kolam.
 Resirkulasi air lama dengan air yang baru (10-40%).
 Meningkatkan frekuensi pertemuan air dan udara untuk
meningkatkan proses difusi oksigen, dalam hal ini bisa
digunakan beberapa alat dan metode antara lain: aerator,
kincir air, penggunaan trap tangga di tepi kolam, dll.
 Menjaga kestabilan suhu (suhu mempengaruhi oksigen),
dengan cara menjaga volume air media.
 Derajat Keasaman (pH). Umumnya permasalahan yang sering terjadi pada
kegiatan budidaya adalah rendahnya pH air media.

 Pada dasarnya ada keterkaitan antara turunnya pH air dan naiknya CO2 di
dalam air. Rekayasa yang perlu dilakukan pertama kali adalah dengan
menaikkan kandungan oksigen terlarut dalam air.

 Namun jika upaya menaikkan oksigen terlarut tidak memberikan hasil, dapat
dilakukan upaya rekayasa dengan menambahkan segala jenis bahan yang
memiliki kandungan kalsium (Ca). Contohnya: melewatkan air melewati pecahan
koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur.

 Dalam kasus tertentu, jika pH air kolam terlalu tinggi dapat digunakan jenis
kayu2an yang bersifat asam ke dalam kolam. Contohnya: daun ketapang, kayu
pohon asam dan sejenisnya yang intinya memliki kemampuan menjerap
kesadahan.
 Suhu. Pengelolaan suhu air media budidaya terkait dengan banyak faktor
diantaranya: intensitas sinar matahari, volume air media, keberadaan CO2, dll.
 Mengatur kedalaman air, untuk menjaga agar air media dalam volume yang
cukup sehingga suhu fluktuasi suhu dapat diminimalisir.
 Pada jenis kegiatan pembenihan dan pendederan dapat dilakukan rekayasa
faktor suhu dengan menutup bagian atas kolam dengan menggunakan terpal,
penutup atau ditempatkan secara indoor.

Anda mungkin juga menyukai