Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang Parameter Fisika Dan Kimia Air

Air merupakan sumber daya alam penting yang vital bagi kehidupan. Kualitas air menjadi
faktor penentu kelayakannya untuk berbagai keperluan, seperti konsumsi, irigasi, industri,
dan habitat biota air. Parameter Fisika dan Kimia Air memainkan peran penting dalam
menentukan kualitasnya. Parameter fisika menggambarkan sifat fisik air, seperti suhu,
kekeruhan, dan salinitas. Parameter kimia mengacu pada konstituen kimia air, seperti pH,
oksigen terlarut (DO), dan nutrient (fosfat dan nitrat).

Paramaeter Fisika (Kecerahan, Kecepatan arus, suhu)

1. Kecerahan

Kecerahan air diukur dengan Secchi disk, yaitu sebuah piringan putih yang diturunkan ke
dalam air sampai tidak terlihat lagi. Kedalaman di mana Secchi disk tidak terlihat lagi disebut
kedalaman Secchi.

Kecerahan air yang rendah dapat memiliki beberapa dampak negatif, seperti:

 Mengurangi fotosintesis: Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan air untuk


fotosintesis. Kecerahan yang rendah dapat membatasi fotosintesis dan mengganggu
keseimbangan ekosistem air. Contohnya, di Danau Erie, populasi alga beracun
meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh peningkatan
limpasan air yang membawa pupuk dari ladang pertanian. Peningkatan populasi alga
ini menyebabkan penurunan kecerahan air, yang kemudian membatasi fotosintesis
dan mengganggu keseimbangan ekosistem danau.
 Meningkatkan risiko pencemaran: Air yang keruh lebih mudah tercemar oleh
bakteri dan bahan kimia berbahaya. Contohnya, di Teluk Jakarta, pencemaran dari
limbah industri dan rumah tangga menyebabkan penurunan kecerahan air. Hal ini
meningkatkan risiko penyakit bagi manusia dan biota air.
 Mengganggu aktivitas manusia: Kecerahan air yang rendah dapat mengganggu
aktivitas manusia di perairan, seperti berenang, memancing, dan navigasi. Contohnya,
di Sungai Amazon, aktivitas penambangan emas ilegal menyebabkan pencemaran air
dan penurunan kecerahan. Hal ini membahayakan penduduk lokal yang bergantung
pada sungai untuk mencari ikan dan sumber air minum.
2. Kecepatan Arus

Kecepatan arus air dapat diukur dengan alat ukur kecepatan arus seperti current meter.

Kecepatan arus air yang tinggi dapat memiliki beberapa dampak negatif, seperti:

 Mengikis dasar perairan: Arus yang deras dapat mengikis dasar perairan dan
menyebabkan erosi. Contohnya, di pantai Kuta, Bali, erosi pantai yang disebabkan
oleh gelombang laut dan arus yang kuat mengancam keberadaan hotel dan
infrastruktur di sepanjang pantai.
 Menyebabkan banjir: Arus yang deras dapat menyebabkan air meluap dan
membanjiri daerah daratan. Contohnya, di Jakarta, banjir sering terjadi di musim
hujan karena sistem drainase yang tidak memadai dan tingginya curah hujan.

 Membahayakan aktivitas manusia: Arus yang deras dapat membahayakan aktivitas


manusia di perairan, seperti berenang, berlayar, dan arung jeram. Contohnya, di
Sungai Niagara, arus yang deras dan jeram yang berbahaya membuat aktivitas arung
jeram hanya boleh dilakukan oleh para profesional.

3. Suhu

Suhu air diukur dengan termometer.

Suhu air yang tinggi dapat memiliki beberapa dampak negatif, seperti:

 Mengurangi kadar oksigen terlarut: Kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan
meningkatnya suhu air. Contohnya, di Teluk Chesapeake, peningkatan suhu air akibat
perubahan iklim menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Hal ini
menyebabkan kematian massal biota air karena kekurangan oksigen.
 Meningkatkan risiko penyakit: Suhu air yang hangat dapat meningkatkan
pertumbuhan bakteri dan virus yang berbahaya bagi manusia dan biota air.
Contohnya, di kolam renang yang tidak dijaga kebersihannya, suhu air yang hangat
dapat meningkatkan risiko penyakit kulit dan infeksi telinga.
 Mempercepat eutrofikasi: Suhu air yang hangat dapat mempercepat proses
eutrofikasi, yaitu ledakan populasi alga yang disebabkan oleh kelebihan nutrisi.
Contohnya, di Danau Taihu, Cina, eutrofikasi telah menyebabkan bloom alga yang
beracun dan mengancam kualitas air minum bagi penduduk setempat.

Kesimpulan

Memahami parameter fisika air seperti kecerahan, kecepatan arus, dan suhu sangat penting
untuk menjaga kelestarian lingkungan air dan mengelola sumber daya air secara
berkelanjutan. Dengan memahami parameter-parameter ini, kita dapat mengambil langkah-
langkah untuk mencegah dan mengatasi masalah lingkungan air dan memastikan ketersediaan
air bersih bagi generasi mendatang.

Parameter Kimia (Oksigen Terlarut, Karbondioksida bebas, pH)

arameter kimia air merupakan aspek penting dalam memahami kualitas air dan keseimbangan
ekosistem air. Berikut adalah latar belakang dari tiga parameter kimia air yang penting:

1) Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen sangat penting
untuk respirasi organisme air seperti ikan, bakteri, dan tanaman. Kadar DO yang rendah dapat
menyebabkan stres, penyakit, dan bahkan kematian pada organisme air.

Dampak Kadar DO Rendah:

 Stres dan penyakit pada organisme air: Ikan dan hewan air lainnya membutuhkan DO
untuk respirasi. Kadar DO yang rendah dapat menyebabkan stres, penyakit, dan
bahkan kematian. Contohnya, di Sungai Ciliwung, Jakarta, kadar DO yang rendah
sering kali menyebabkan kematian massal ikan. Hal ini disebabkan oleh pencemaran
air dari limbah rumah tangga dan industri.
 Perubahan perilaku dan ekologi: Kadar DO yang rendah dapat menyebabkan
perubahan perilaku dan ekologi organisme air. Contohnya, ikan mungkin berenang ke
permukaan air untuk mendapatkan lebih banyak oksigen, atau mereka mungkin
bermigrasi ke daerah lain dengan kadar DO yang lebih tinggi.
 Gangguan pada rantai makanan: Kadar DO yang rendah dapat mengganggu rantai
makanan di ekosistem air. Contohnya, jika populasi ikan berkurang karena
kekurangan oksigen, maka predator yang bergantung pada ikan sebagai sumber
makanan juga akan berkurang.

Contoh Faktor yang Mempengaruhi Kadar DO:

 Suhu: Kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan meningkatnya suhu. Contohnya,
di Danau Toba, kadar DO sering kali lebih rendah di musim panas ketika suhu air
lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres dan penyakit pada ikan dan organisme
air lainnya.
 Fotosintesis: Fotosintesis oleh tanaman air menghasilkan oksigen dan meningkatkan
kadar DO. Contohnya, di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah, terumbu karang yang sehat
menghasilkan banyak oksigen melalui fotosintesis. Hal ini membantu meningkatkan
kadar DO di sekitar terumbu karang dan mendukung keanekaragaman hayati laut.
 Respirasi: Respirasi oleh organisme air, termasuk bakteri, jamur, dan hewan,
menggunakan oksigen dan menurunkan kadar DO. Contohnya, di tambak udang,
kepadatan udang yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kadar DO karena
respirasi udang. Hal ini dapat menyebabkan stres dan penyakit pada udang dan
bahkan kematian.

 Penguraian bahan organik: Penguraian bahan organik oleh bakteri menggunakan


oksigen dan menurunkan kadar DO. Contohnya, di muara sungai, dedaunan dan
bahan organik lainnya yang terbawa oleh air sungai dapat menyebabkan penurunan
kadar DO saat diuraikan oleh bakteri. Hal ini dapat menyebabkan eutrofikasi dan
masalah kualitas air lainnya.

2). Karbon Dioksida Bebas (CO2)

Dampak Kadar CO2 Tinggi:

 Eutrofikasi: Kadar CO2 yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan alga dan
tanaman air lainnya, yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi dapat
menyebabkan bloom alga yang berbahaya, kekurangan oksigen, dan kematian massal
organisme air. Contohnya, di Danau Erie, Amerika Serikat, eutrofikasi telah
menyebabkan bloom alga yang beracun dan mengancam kualitas air minum bagi
penduduk setempat.
 erubahan pH: CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, yang dapat
menurunkan pH air. Penurunan pH dapat menyebabkan stres dan penyakit pada
organisme air. Contohnya, di hutan hujan Amazon, hujan asam yang disebabkan oleh
CO2 di atmosfer dapat menurunkan pH air sungai dan menyebabkan kerusakan pada
ekosistem air.

Contoh Faktor yang Mempengaruhi Kadar CO2:

 Suhu: Kelarutan CO2 dalam air meningkat dengan meningkatnya suhu. Contohnya,
di laut tropis, kadar CO2 dalam air lebih tinggi daripada di laut kutub karena suhu air
yang lebih tinggi.
 Fotosintesis: Fotosintesis oleh tanaman air menggunakan CO2 dan menurunkan
kadar CO2. Contohnya, di sawah, tanaman padi fotosintesis dan menggunakan CO2
dari air. Hal ini membantu menurunkan kadar CO2 di air dan meningkatkan kualitas
air.
 Respirasi: Respirasi oleh organisme air menghasilkan CO2 dan meningkatkan kadar
CO2. Contohnya, di kolam renang, respirasi oleh perenang dan organisme air lainnya
dapat meningkatkan kadar CO2 di air. Hal ini perlu dipantau untuk memastikan
kualitas air kolam renang yang baik.
 Penguraian bahan organik: Penguraian bahan organik oleh bakteri menghasilkan
CO2 dan meningkatkan kadar CO2. Contohnya, di rawa gambut, penguraian bahan
organik yang terakumulasi selama berabad-abad menghasilkan CO2 dan metana. Hal
ini berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.

3). pH

pH adalah skala untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH berkisar
antara 0 hingga 14. Nilai pH 7 menunjukkan larutan netral, nilai pH di bawah 7 menunjukkan
larutan asam, dan nilai pH di atas 7 menunjukkan larutan basa.

Pentingnya pH dalam Air:

 Kesehatan manusia dan organisme air: pH air yang ideal untuk konsumsi manusia
adalah antara 6,5 dan 8,5. Air yang terlalu asam atau basa dapat membahayakan
kesehatan manusia dan organisme air. Contohnya, air dengan pH rendah dapat
menyebabkan korosi pada pipa air dan mencemari air minum.
 Ketersediaan nutrisi: Ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan organisme air
tergantung pada pH air. Contohnya, pada pH rendah, beberapa nutrisi seperti
aluminium dan besi menjadi lebih mudah larut dan dapat menjadi racun bagi tanaman.
 Proses kimia dan biokimia: Banyak proses kimia dan biokimia yang terjadi di air
tergantung pada pH. Contohnya, fotosintesis oleh tanaman air berlangsung optimal
pada pH netral.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi pH Air:

 Karbon dioksida: Karbon dioksida bereaksi dengan air untuk membentuk asam
karbonat, yang menurunkan pH air. Contohnya, hujan asam yang disebabkan oleh
emisi CO2 dari aktivitas manusia dapat menurunkan pH air di danau dan sungai.
 Batuan dan tanah: Batuan dan tanah yang terlarut dalam air dapat memengaruhi pH
air. Contohnya, batuan kapur yang mengandung kalsium karbonat dapat
meningkatkan pH air.
 Limbah: Limbah industri dan rumah tangga dapat memengaruhi pH air. Contohnya,
limbah industri yang mengandung asam dapat menurunkan pH air.

Dampak pH Air yang Tidak Ideal:

 Kesehatan manusia: Air dengan pH rendah dapat menyebabkan korosi pada pipa air
dan mencemari air minum. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti
keracunan logam dan gangguan pencernaan. Air dengan pH tinggi dapat
menyebabkan rasa pahit dan sabun tidak berbusa.
 Lingkungan: Air dengan pH yang tidak ideal dapat membahayakan organisme air
dan mengganggu keseimbangan ekosistem air. Contohnya, air dengan pH rendah
dapat menyebabkan kematian ikan dan tanaman air.

Anda mungkin juga menyukai