DI SUSUN OLEH :
NIM : 2011102010003
BANDA ACEH
2020
Bab I
PENDAHULUAN
Secara umum sistem budidaya ikan dapat dikategorikan berdasarkan salinitas air
media pemeliharaan yaitu budidaya laut atau payau (Mariculture), dan budidaya
air tawar (Aquaculture).
Suatu hal yang paling penting yang membedakan ketiga tingkatan budidaya ini
adalah pemakaian/pemanfaatan teknologi atau manajemen pemberian pakannya.
Suatu metode lain yang juga telah banyak dipraktikkan adalah sistem budidaya
secara terintegritas antara budidaya perikanan dengan peternakkan (animal-cum-
fish techique). Metode ini sebenarnya masih dapat dimasukkan ke dalam tingkatan
budidaya semi intensif. Metode budidaya ikan bersama ternak atau unggas saat ini
sudah banyak diringgalkan karena disinyallir dapat menjadi transmiter beberapa
jenis pathogen yang mungkin berbahaya bagi manusia.
Nilai konversi pakan ini tidak hanya tergantung pada makanan yang diberikan
akan tetapi juga pada faktor lain seperti kepadatan ikan, berat ikan, kelas umur,
kesehatan, kualitas air dan metode pemberian pakan (jumlh dn frekuensi
Bab II
EKOLOGI IKAN
2.1 Pendahuluan
Air merupakan medium tempat hidup ikan sepanjang hayat, jika air tidak
tersedia maka sudah pasti ikan tidak dapat ditemui di daerah itu. Di laut atau di
danau, ikan menghuni semua lapisan air mulai dari lapisan permukaan, lapisan
tengah dan dasar perairan.
Jumlah air yang diperlukan sangat tergantung pada jenis ikan yang dipelihara,
beberapa spesies ikan memerlukan air dengan kandungan oksigen terlarut yang
tinggi, misalnya ikan Salmon (Salmonidae) di Eropa, ikan Mas (Cypinus
Carpio) di Cina dan ikan Keureling (Tor Spp).
2.3.1 Oksigen
Kebutuhan oksigen pada ikan dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu;
kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif.
Kebutuhuan konsumtif yang sangat tergantung pada laju metabolisme ikan. Ikan
memerlukan oksigen pembakaran makanan untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk aktivitas fisik dan fisiologis.
Kehadiran nitrogen dalam air secara umum dapat dalam dua bentuk, yaitu
nitrogen organik dan nitrogen anorganik. Kandungan nitrogen yang terlalu di
dalam air dapat bebahaya bagi ikan karena dapat mengakibatkan bubble disease,
emboli atau gelembung gas dalam darah yang akibat adanya tekanan total gas
yang terlalu tinggi.
2.3.4 pH
2.3.5 Karbondioksida
3.1.1 Spesies
3.1.2 Ukuran
3.1.3 Umur
Berikut ini beberapa penjelasan ringkas tentang sumber energi atau zat gizi
3.2.1 Protein
Pada ikan lemak hanya digunakan sebagai sumber energi saja dan lemak juga
dapat dicerna cukup baik oleh ikan.
3.2.3 Karbohidrat
Secara umum ikan tidak dapat menyimpan karbohidrat ,dan hanya digunakan
sebagai energi.
Makanan ikan harus mempunyai kualitas yang baik dari segi fisik, kimia, dan
biologi. Sifat fisik dinilai dari aspek kekerasan dan daya tahannya didalam air.
Dari segi kimia menyangkut kandungan gizi seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan juga kelembabannya, sedangkan dari segi biologis, dinilai
dari aspek kontaminasi jamur, bakteri, dan bau.
Bab IV
Pemberian apakan buatan adalah salah satu untuk meningkatkan produksi ikan
yang dibudidayakan. Jika makanan buatan diberikan maka kepadatan ikan yang
akan dipelihara dapat ditingtkatakan.pilihan makanan secara rutin (intensif0 atau
tidak sebenarnya adalah masalah pertimbangan ekonomi, hal ini tergantung pada
biaya yang tersedia dan rasionkonversikan pakan. Rasio konversikan adalah
jumlah makanan (kg) yang diprlukan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Rasio
konversi pakan di bedakan menjuadi dua yaitu: rasio konversi pakan mutlak dan
rasio konversi pakan relatif. Rasio konversi pakan mutlak adalah jumlah
makanan yang diberikan (kg) dibagi dengan pertambahan bobot ikan.
Sedangkan rasio konversi pakan relatif ikut mempertimbnagkan faktor-faktor di
atas.
Nilai konversi pakan ini tidak hanya tergantung pada makanan yang diberikan
akan tetapi juga pada faktor lain seperti kepadatan ikan, Berat ikan, kelas
umur, kesehatan, kualitas air dan metode pemberian pakan (Jumlah dan
frekuensi pemberian).
pemilihan bahan mentah untuk ikan nila dapat dikatakan mudah karena ikan
nila tergolong ikan omnivorous. Oleh karena itu sumber protein dari bahan
hewani dapat ditekan, karena sumber ini relatif mahal dibandingkan dengan
nabati.
Biaya yang dikeluarkan untuk pakan dapat mencapai 70% dari total biaya
produksi Oleh karena itu juga biaya ini dapat ditekan maka dipastikan petani
ikan akan menuai keuntungan yang cukup signifikan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyiapkan pakan ikan
nila secara mandiri. bahan-bahan dapat dipilih dari alam yang mudah diperoleh
dan harga murah. keunggulan dari Ikan nila salah satunya adalah dapat
mencerna dengan baik sumber protein nabati Oleh karena itu penggunaan
sumber protein hewani yang relatif mahal dapat ditekan.
Dari segi peralatan juga tidak terlalu rumit atau canggih, untuk skala rumah
tangga cukup hanya dengan alat penggiling daging dan mixer anda sudah dapat
menyiapkan pakan sendiri. ada beberapa metode yang dapat dipakai namun
disini kami hanya menunjukkan cara yang paling mudah dan praktis saja yaitu
metode kuadrat.
langkah-langkahnya adalah:
1. Pilih bahan mentah yang akan diramu setiap bahan mentah yang akan
dipakai harus diketahui komposisi gizinya.
2. Tentukan kadar protein pakan yang akan kita buat.
3. kelompokkan bahan-bahan tersebut menjadi 2 kategori kelompok pertama
bahan-bahan dengan kadar protein dibawah 20% dan kelompok kedua
adalah bahan-bahan yang memiliki kadar protein diatas 20%.
4. buat sebuah bujur sangkar, tempatkan nilai protein yang ingin kita buat di
tengah-tengah bujur sangkar tempatkan angka bahan basah pada sudut kiri
atas dan nilai merata bahan suplemen pada sudut kiri bawah dan Buat garis
diagonal diantaranya.
5. hitung selisih nilai pinggir dengan nilai di tengah bujur sangkar dan
tempatkan nilai selisih tersebut secara diagonal dan jumlahkan ke bawah
angka di sisi kanan.
6. maka keluarlah hasil persentase masing-masing bahan yang akan
diperlukan.
Lengkapi pakan ikan kita perlu menambahkan vitamin mix dan mineral mix
jumlah masing-masing adalah 1% vitamin dan 2% mineral serta minyak 5%
sebagai sumber lemak.
untuk pemula penambahan vitamin mineral dan lemak dapat dilakukan
secara langsung namun hasil akhir pelet yang diproduksi akan lebih dari 100 kg hal
ini mungkin sedikit akan menyebabkan error dalam perhitungan protein akhir. cara
yang paling akurat adalah dengan cara mengurangkan berat total pelet yang akan
diproduksi dengan baik vitamin mineral dan minyak. hasilnya baru dikalikan
dengan persentase masing-masing bahan.
4.4.1 peralatan
peralatan yang diperlukan untuk mencetak pelet adalah alat penggiling dan
pengayak, alat penimbang dan penakar alat pengaduk dan pencampur alat pemasak
alat, pengering dan alat penyimpan.
bahan yang dipilih dan telah diketahui jumlahnya semuanya harus dalam
bentuk tepung kering atau dalam bentuk pasta sebelum ditimbang.
setelah karing, pelet ikan dapat diberikan langsung pada ikan atau disimpan
dengan cara memasukkannya dalam wadah baskom atau plastik yang tertutup rapat
dan disimpan dalam alat pendingin.
Bab V
a. Kolam mata air, Yaitu kolam yang airnya bersumber dari mata air di dasar
kolam atau yang terdapat di sekeliling kolam atau dapat pula bersumber dari air
bawah tanah.
b. Kolam tadah hujan, yaitu kolam Yang airnya berasal dari air hujan atau air
limpahan.
c. Kolam anak sungai, Yaitu kolam-kolam yang sumber airnya berasal dari
anak sungai Biasanya berbentuk Mini dan dibangun secara parallel atau secara
berseri.
Berdasarkan bahan pembuatannya kolom dapat dibagi menjadi kolam
semen, kolam tanah, dan kolam terpal atau plastik. Selain Itu kolam dapat
pula dikategorikan berdasarkan penggunaannya misalnya kolam induk,
kolam peneluran, kolam penetasan, kolam Larva dan kolam pembesaran.
Dan Dapat pula dibedakan berdasarkan pada spesies ikan yang dipelihara
misalnya kolam ikan lele, kolam ikan mas dan lain-lain.
Pada dasarnya ikan nila dapat dibudidayakan dalam kolam baik kolam
tanah, semen maupun kolam terpal dan di perairan umum baik sistem
keramba jaring apung maupun jenis keramba lainnya seperti keramba bambu
atau kayu tenggelam.
a. Suhu
Suhu Adalah salah satu variabel lingkungan yang penting dan harus
menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi budidaya. Suhu akan
mempengaruhi secara langsung kecepatan metabolisme ikan dan ikut
mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air.
Lokasi yang baik adalah yang memiliki perbedaan suhu air yang kecil
antara siang dan malam hari. Perbedaan suhu air siang dan malam hari tidak
boleh lebih 2°C.
Ikan nila menyukai perairan yang hangat biasanya ikan ini hidup
dengan baik pada kisaran suhu 28-32 °C, Namun kenaikan suhu secara
mendadak dapat menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme dan
menyebabkan kematian. Nafsu makan akan terganggu pada suhu 16-17 °C.
Perbedaan suhu yang terlalu besar dapat menyebabkan ikan stress nafsu
makan menurun dan daya tahan tubuh juga ikut menurun Sehingga mudah
terserang penyakit pada kondisi yang ekstrem kelarutan oksigen rendah di
lain pihak kecepatan metabolisme meningkat sehingga memerlukan pasokan
Oksigen yang banyak sehingga menyebabkan ikan kekurangan oksigen dan
mengalami kematian massal.
b. Salinitas
dan bereaksi dengan air akan menghasilkan ion OH dan Selanjutnya terurai
-
d. Oksigen terlarut
Oksigen dibutuhkan oleh ikan untuk pernapasan atau respirasi yaitu untuk
membakar makanan yang akan menghasilkan energi yang akan digunakan
aktivitas harian fisiologis basal sel-sel tubuh dan reproduksi serta sisanya
digunakan pertumbuhan. Oleh karena itu kebutuhan oksigen pada ikan
tergantung pada laju metabolisme nya dan aktivitas hariannya. ikan yang
memiliki laju metabolisme yang tinggi akan memerlukan jumlah Oksigen
yang lebih banyak sedangkan laju metabolisme ikan dipengaruhi antara lain
oleh umur dan suhu air. pada masa Larva metabolismenya lebih tinggi
dibandingkan ikan dewasa dan kenaikan suhu air akan meningkat pula
metabolisme ikan ikan-ikan yang sedang matang kelamin memerlukan
energi lebih banyak Sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat
secara umum ikan memerlukan kadar oksigen terlarut lebih besar dari 4
ppm.
e. Karbondioksida (CO ) 2
f. Amonia (NH )3
Anemia adalah hasil penguraian protein dari makhluk hidup baik yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan. Ikan nila misalnya masih dapat
mentoleransi kadar amonia sampai 0.02 ppm namun air yang baik untuk
budidaya ikan mengandung Amonia tidak lebih dari 0.016 ppm. Pada
Kondisi oksigen rendah, amonia akan diubah menjadi bentuk nitrit yang
bersifat racun bagi ikan pada pH tinggi daya racun nitrit akan meningkat.
g. Kecerahan
h. Kedalaman air
kedalaman air perlu diketahui terutama untuk tipe budaya dalam ramba di
perairan umum bertujuan untuk menyesuaikan kedalaman atau ketinggian keramba
dalam air dan memastikan karamba tidak sampai menyentuh Dasar atau
menggantung.
kedalaman yang dimaksud disini adalah kedalaman rata-rata selama dua musim
yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
i. pasang surut
pada perairan laut atau perairan yang masih dipengaruhi oleh pasang surut
ketinggian pasang surut perlu diketahui bertujuan untuk memastikan proses
pemasukan dan pengeluaran air dapat berjalan baik tanpa perlu
mengeluarkan biaya ekstra untuk pompa.
jika bibit tidak tersedia dekat lokasi budidaya dapat didatangkan dari
luar daerah namun akan dapat meningkatkan biaya produksi karena
harga yang harus dibayar menjadi tinggi.
c. tenaga kerja
a. keamanan
b. regulasi/kebijakan
C. transportasi
- pemupukan
- pemasukkan air
- penebaran benih
- pemberian pakan
produk termasuk salah satu produk makanan yang cepat busuk Oleh
karena itu diperlukan teknologi untuk mengolah bahan mentah atau
bahan jadi yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dan tahan
lama. sebagian besar Hasil produk daerah tropis tergolong yang
mengandung lemak dan hanya sedikit yang tergolong rendah lemak.
5.6.2 pengawetan dan pengolahan
a. metode pengawetan
b. metode pengolahan
Bab VI
6.2 persiapan
berikut persiapan ; konstruksi rangka dan geladak serta penempatan keramba dan
pembuatan dan pemasangan jaring.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum dilepaskan benih
harus diaklimatisasi terlebih dahulu selama 30 menit.
Selain jumlah pakan yang perlu juga diperhatikan adalah frekuensi pemberian titik
sampai akhir bulan kedua, pakan diberikan tiga kali sehari, mulai bulan ke-3
sampai panen diberikan dua kali sehari dari jatah ransum harian yang telah
diketahui di atas.
6.3.3 Panen
pemanenan ikan dalam jaring apung tidaklah sulit, secara otomatis ikan akan
terkumpul pada salah satu sisi kemudian tinggal dengan serokan atau tanggung dan
memasukkannya kedalam keranjang atau tangki yang berisi air Jika ikan akan
dijual dalam kondisi hidup, jika ikan akan diangkut ke tempat yang agak jauh atau
lebih dari 30 menit perjalanan maka tangki berisi ikan hidup perlu diberi airasi
untuk memastikan ikan tidak kekurangan oksigen.
Bab VII
Selain untuk tujuan bisnis, pemeliharaan ikan dalam kanvas juga dapat
dimanfaatkan untuk tujuan rekreasi atau kolam hias yang di tempat di samping
atau pekarangan rumah.
tangki kanvas dibuat dengan menggunakan kain terpal, kain terpal disebut
dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk empat persegi panjang dimana
pada satu sisi atasnya tetap dibiarkan terbuka titik pada sisi bagian atas lengkapi
lubang yang dilapisi plat besi atau aluminium yang digunakan untuk lubang
pengait.
sistem pengairan yang sesuai adalah air mengalir dengan debit air 1-2 liter/menit
.Instalasi air masuk dan keluar dibuat sedemikian rupa sehingga saling
berhubungan antara satu unit kolam terpal dengan kolam yang lainnya.
7.4 teknik pemeliharaan
karena dipelihara pada kepadatan tinggi Maka pastikan pasokan oksigen dalam
kolam mencukupi Oleh karena itu aerasi harus dijalankan 24 jam/hari, dan
pergantian air sebanyak 2 liter/menit
7.5 Panen
ikan dapat dipanen setelah 4 bulan pemeliharaan atau setelah mencapai 300
gram/ekor. panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat matahari tidak
lagi terlalu terik dengan cara mencabut pipa pengontrolan tinggi air sehingga air
dapat keluar sehingga kolam kering.
Bab VIII
Pembenihan
Induk ikan nila yang unggul memiliki ciri-ciri antara lain; memiliki Fekunditas
yang tinggi sehingga akan dapat dihasilkan benih dalam jumlah yang besar dengan
kualitas yang tinggi, pertumbuhannya cepat, Biasanya merupakan kan hasil seleksi
bertingkat pada sejumlah calon induk; responsif terhadap makanan buatan yang
diberikan kan; resisten terhadap penyakit it; mudah menyesuaikan diri atau
beradaptasi lingkungan perairan yang relatif buruk.
Untuk membedakan antara induk jantan dan betina dapat digunakan petunjuk atau
tanda-tanda sebagai berikut :
8.1.1 induk betina:
terdapat 3 buah lubang pada urogenital yaitu: dubur lubang pengeluaran telur dan
lubang urine. Ujung sirip berwarna kemerahan, warna perut putih keperakan,
warna dari gue juga demikian.
pada urogenital terdapat 2 buah lubang saja yaitu anus dan lubang pengeluaran
sperma, warna perut agak gelap atau agak kehitaman, warna dagu kehitaman dan
kemerah-merahan.
teknik yang sering dipakai adalah perendaman telur atau Larva dan pemberian
melalui pakan.
induk jantan dan betina yang telah matang gonad berumur lebih kurang 4 bulan
dengan berat lebih dari 400 gram dipilih dari sekumpulan induk yang ada. induk
yang telah dipilih ditempatkan dalam kolam semen dengan perbandingan jantan :
betina adalah 2:1, bak semen ukuran 3 x 2 x 1 (m) dapat dilepaskan induk jantan
14 ekor dan betina 7 ekor .
Induk diberi pakan komersial bermutu tinggi dengan kadar protein tidak kurang
30%, sebanyak 3% dari berat total ikan sebanyak 3 kali sehari 5% dibagi 3 bagian
setiap pemberian diberikan 1 bagian saja. Larva dikumpulkan dengan cara
menangkap induk betina dan buka mulutnya untuk mengeluarkan larva.
8.2.2 pembuatan pakan dengan campuran hormon
pakan yang digunakan adalah pakan buatan yang mutu tinggi , sebelum dicampur
kan dengan hormon pakan Larva udang berbentuk bubuk. larva yang digunakan
adalah yang berumur 1 minggu dan sudah mulai makan makanan tambahan.
jenis kelamin secara manual baru dapat diidentifikasikan setelah ikan bermulut
lebih dari 2 bulan. jenis kelamin dapat dilakukan secara morfologis maupun
histologis titik secara morfologis yaitu dengan cara melihat penampakan luar tubuh
misalnya dari warna dan penampakan alat kelamin luar. pengamatan secara
histologis merupakan cara yang paling akurat, pengamatan ini dilakukan dengan
cara melihat gonad nya langsung sehingga dapat ditentukannya jenis kelamin
Apakah testis atau ovarium ini disebut sebagai ciri seksual primer.
BAB IX.
9.1 Penyebab
Penyakit pada ikan dapat kita golongan menjadi penyakit yang bersifat
menular dan penyakit yang tidak menular. Penyakit yang menular biasanya
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, protozoa dan
metazoan. Sedangkan penyakit yang tidak menular disebabkan oleh stress,
keracunan dan kekurangan zat gizi. Kebayakan infeksi oleh virus dan keracunan
terjadi secara mendadak dan menyebabkan kematian ikan secara masal, pada kasus
keracunan misalnya ikan dapat mati dalam beberapa jam, sedangkan pada kasus
infeksi oleh virus ikan dapat mati setelah beberapa hari terinfeksi.
9.2.1 Stres
9.2.2 Keracunan
Kurang gizi atau defisiensi pada ikan biasanya sering terjadi pada budidaya
ikan secara ekstensif karena pada sistem budidaya ini makanan ikan sangat
tergantung pada alam sehingga mungkin tidak mencukupi dari segi jumlah maupun
komposisi zat gizinya.
Ikan memerlukan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral dengan jumlah dan komposisi yang seimbang tergantung pada jenis ikan.
Ikan yang kekurangan gizi akan mengganggu pertumbuhan menyebabkan
kecacatan sehingga mudah terserang penyakit menular lainnya.
Virus memiliki struktur sangat sederhana yang terdiri dari asam nukleat
yang dikelilingi oleh pelindung dari protein. Virus dapat digolongkan berdasarkan
bentuknya, jenis asam nukleat, pilinan tunggal atau ganda, berat molekul, atau
pekekaan terhadap bahan kimia. Gejala umum ikan yang terserang penyakit
yangdisebabkan oleh virus adalah terjadinya pendarahan pada bagian organ, perut
mengembung, eksoptalmia, kulit menjadi pucat.
Beberapa jenis bakteri yang sering menyerang ikan antara lain; Flexibacter
columnaris, Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictalurus, Vibrio anguillarum,
Aeromonas hydrophila dan Aeromonas salmonicida
9.3.3. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Hanya tiga jenis jamur yang sering menyerang ikan budidaya yaitu
Ichthyophonus sp, Branchyomycetes sp dan Saprolegnia sp. Ketiganya dapat
dengan mudah diidentifikasi karena hanya menyerang organ-organ sasaran tertentu
dan bentuk yang khusus pula. Ichthyophonus sp biasanya menyerang organ inti lal
ikan. Branchyomycetes sp menyerang pembuluh darah dan insang. Saprolegnia sp
biasanya menyerang kulit.\
Protozoa merupakan hewan yang paling kecil yang terbentuk dari satu sel
yang mempunyai membran Pembiakannya secara aseksual. Protozoa bias terjadi
jika kualitas air menurun terutama tingginya nilai nitrit dan goncangan pH.
Beberapa protozoa hanya menyerang organ internal saja, protozoa yang bersifat
patogen antara lain yang termasuk dalam filum Myxozoa, Sarcomastigophora,
Sporozoa, dan Ciliophora.
Metazoa adalah hewan yang bersel banyka dengan berbagai struktur internal
seperti organ pencernaan, organ reproduksi dan organ perekat. Beberapa metozoa
yang sering menyerang ikan adalah Monogenea dan Digenea. Dactylogyrus adalah
ektoparasit pada insang. Digenea adalah bersifat endoparasit pada ikan jika ikan
merupakan inang terakhir, dan apabila ikan sebagai inang perantara maka burung
adalah inang terakhir.
9.3.6 Penyakit yang disebabkan oleh Cestoda dan Nematode
Metode ini bertujuan untuk menghalanggi penyakit merebak dari satu daerah
atau negera ke negera lain. Ikan-ikan yang akan didatangkan dari luar daerah atau
luar negeri perlu terlebih dahulu dikarantina sebelum diizinkan masuk. Ikan-ikan
yang diduga terkena penyakit selanjutnya diisolasi selanjutnya dimusnahkan atau
dipulangkan ke daerah asalnya, sedangkan ikan-ikan yang sehat diizinkan masuk.
9.4.4 Imunisasi
Bahan beracun dapat membunuh ikan secara mendadak dan massal oleh
karena itu peternak mesti selalu waspada terhadap sumber-sumber racun dari
bahan limbah pabrik, limbah rumah tangga dan pencemaran logam berat. Selain itu
bahan-bahan dari limbah pertanian seperti pestisida juga berpotensi masuk ke
dalam kolam. Kelimpahan fitoplankton yang tinggi juga membahayakan ikan
karena ikan akan kekurangan oksigen pada malam hari, karena pada malam hari
fitoplankton akan mengunakan oksigen dan memproduksi CO2 yang berbahaya
bagi ikan.
Penyakit yang disebabkan oleh virus sampai saat ini belum dapat diobati,
sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan crustacea dapat
diobati. Pada dasarnya ada dua metode pengobatan yang sering digunakan yaitu
pengobatan luar dan pengobatan dalam
Ikan lele yang dipelihara dalam kolam biasanya sering terserang oleh
beberapa jenis penyakit antara lain penyakit yang disebabkan oleh virus dan
bakteri Penyakit Channel catfish virus diseases atau CVD adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus DNA misalnya virus herpes, Herpes virus. Namun demikian
virus ini jarang menyerang ikan lele Afrika atau ikan lele Asia . Gejala kepala retak
atau pecah kadangkala juga pada ikan lele, penyakit ini diduga ada kaitannya
dengan kekurangan zat vitamin dan mineral pada makanan ikan.
Langkah pertama adalah menabulasikan semua parameter yang ingin dinilai dan
berikan range lainnya berdasarkan literatur yang ada. Kemudian tentukan beberapa
parameter kunci, parameter paling penting dan parameter tambahan berikan bobot
lebih tinggi pada parameter kunci misalnya bobot 3 parameter penting 2 dan
parameter tambahan bobot 1. Berikan ranking untuk nilai setiap parameter.
contoh pengisian; misalnya kita ingin mengukur suhu air, alat yang dipakai adalah
digital termometer dengan cara mencelupkan termometer dalam kolam air bisa
dilakukan pengukuran suhu permukaan suhu dasar dan suhu pertengahan badan air
dan rata-rata kan, hasil pengukuran suhu permukaan 28 derajat Celcius, Suhu dasar
26 derajat Celcius, dan suhu pertengahan kolom air adalah 27 derajat Celcius,
maka Suhu rata-rata adalah 27 derajat Celcius. Setelah semua parameter dihitung
nilai yang telah dilingkari pada kolom 5 dan disimpulkan masuk dalam kelayakan
tingkat apa.
10.2 kelayakan ekonomis ( analisis usaha)
biaya produksi atau biaya variabel dapat Kita bedakan menjadi 2 yaitu biaya tetap
fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. biaya tetap adalah biaya yang
penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi diantaranya biaya
pembuatan atau Rehab kolam, beli atau sewa lahan dan pembelian peralatan yang
dapat dipakai beberapa kali siklus produksi. sedangkan biaya tidak tetap adalah
biaya yang dikeluarkan dalam 1 kali siklus produksi habis dalam satu kali
pemakaian misalnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit pupuk pakan
obat-obatan upah dan lain-lain.