Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan
yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki
daging yang tebal serta rasa yang enak. Ikan nila juga merupakan ikan yang potensial
untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan dengan
kisaran salinitas yang luas. Kendala dalam usaha budidaya perikanan yang banyak
dikeluhkan petani salah satunya adalah mahalnya harga pakan komersil. Pakan sebagai
sumber energi untuk tumbuh merupakan komponen biaya produksi yang jumlahnya
palingbesar yaitu 40-89%. Selain itu, pakan komersil memiliki kandungan protein
sekitar 26-30%, sehingga jika manajemen pemberian pakan kurang baik maka dapat
menyebabkan akumulasi amonia yang mempercepat penurunan kualitas air (Mulyani et
al., 2014).
Untuk mencapai ikan yang maksimal diperlukan pemeliharaan yang intensif
seperti penambahan pakan tambahan. Pakan buatan dibagi menjadi 3 berdasarkan
kebutuhannya yaitu pakan tambahan, pakan suplemen, dan pakan utama. Fungsi pakan
tersebut digunakan untuk kelangsungan hidup dan peningkatan produksi ikan.
Persyaratan kualitas air untuk pembesaran ikan nila antara lain pH air antara 6,5-8,6,
suhu air berkisar 25-30oC, oksigen terlarut (DO) > 5 mg/l (ppm), kandungan amoniak
(NH3) < 0,02 ppm, debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, kualitas air harus
bersih tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun. Pola budidaya
nila perlu dikembangkan lebih intensif karena laju konversi lahan tambak terjadi
sepanjang waktu. Berkembangnya industri dan kota baru dikhawatirkan akan berdampak
pada penurunan produksi dan produktifitas nila. Di sisi lain kebutuhan nila terus
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan makin tingginya kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi sumber protein yang menyehatkan dan berlemak
rendah. Untuk melindungi kawasan tambak diperlukan upaya yang sinergis antara
pengambil kebijakan, pembudidaya dan pengusaha agar budidaya nila lebih luas
(Salsabila et al., 2018).

2.2 Efisiensi Pakan Ikan Nila


Pakan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan produktivitas ikan yang dibudidaya. Namun, permasalahan yang sering
muncul pada pembesaran ikan adalah biaya pakan yang tinggi yang lebih dari 60% dari
total biaya produksi ikan yang dipelihara. Kebutuhan pakan yang sangat besar dapat
menimbulkan permasalahan bagi petani ikan dimana harga pakan yang semakin mahal,
sehingga makin memperbesar biaya produksi. Selain itu sering kali pemberian pakan
dilakukansecara berlebihan sehingga akan menimbulkan permasalahan baru lagi dalam
usaha budidaya karena pakan yang tidak terkonsumsi akan menjadi racun bagi ikan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan pakan ikan yang dibudidaya. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi pakan melalui manajemen pemberian pakan ialah dengan metode
pemuasaan. Pemuasaan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi konsumsi pakan maupun akumulasi ammonia. Ikan yang tidak diberi pakan
tidak akan tumbuh karena tidak memperoleh energi. Namun, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa ikan yang sementara waktu tidak diberi pakan (dipuasakan) akan
tumbuh lebih cepat ketika pemberian pakan dimulai lagi, dan bahkan pertumbuhan lebih
tinggi dari ikan yang diberi pakan setiap hari. Pemuasaan secara periodik mampu
meningkatkan kecepatan pertumbuhan ikan setara bahkan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tanpa pemuasaan. Fase dari pertumbuhan yang lebih besar dari normal, yang
berkaitan dengan pemberian pakan kembali pada hewan darat dan air setelah mengalami
masa pengurangan pemberian pakan disebut dengan pertumbuhan pengganti (Sari et al.,
2017).
Pembuatan pakan ikan pada prinsipnya adalah pemanfaatan sumber daya alam
yang tidak layak dikonsumsi secara langsung oleh manusia atau pemanfaatan surplus
yang memiliki nilai nutrisi dan nilai ekonomis yang lebih kecil daripada bahan pangan
hewani yang akan dihasilkan. Pakan juga merupakan unsur terpenting dalam menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Jenis-jenis ikan budidaya komersial yang
dipelihara secara semi-intensif, pakan yang dimakan sepenuhnya mengandalkan suplai
yang diberikan oleh pembudidaya. Sedangkan ikan yang dipelihara secara tradisional
atau ikan yang hidup bebas di alam, hanya memanfaatkan pakan yang tersedia secara
alami. Itulah yang menyebabkan mengapa laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
hidup ikan yang dipelihara secara intensif dan semi intensif jauh lebih tinggi daripada
ikan yang dipelihara secara tradisional atau yang hidup bebas di alam. Kecepatan laju
pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta
kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya
mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan
ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan. Sebaliknya, apabila pakan yang diberikan
berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi dan kondisi lingkungannya tidak
mendukung dapat dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat (Yanuar, 2017).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Nila


Pertumbuhan merupakan proses bertambahan panjang dan berat suatu organisme
yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan waktu.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, umur dan kualitas air.
Hasil dari analisis sidik ragam menunjukkan pertambahan berat mutlak, pertambahan
panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan nila gesit tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) pada penggunaan sistem akuaponik. Hal ini diduga ketiga perlakuan
memiliki kemampuan yang sama dalam proses resirkulasi air dalam media pemeliharaan
ikan nila gesit, serta diduga terjadinya proses filterisasi yang optimal pada setiap
perlakuan sehingga menghasilkan kualitas air yang baik di dalam media pemeliharaan
ikan nila gesit dan pemberian pakan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari
luar, adapun faktor dari dalam meliputi sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan
kemampuan dalam memanfaatkan makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat
fisika, kimia dan biologi perairan. Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran ikan baik
dalam berat, panjang maupun volume selama periode waktu tertentu yang disebabkan
oleh perubahan jaringan akibat pembelahan sel otot dan tulang yang merupakan bagian
terbesar dari tubuh ikan sehingga menyebabkan penambahan berat atau panjang ikan
(Mulqan et al., 2017).
Begitu pula jika kualitas air kurang baik maka mengakibatkan pertumbuhan ikan
menjadi lambat. Beberapa hal yang dapat menurunkan kualitas lingkungan adalah
pencemaran limbah organik, bahan buangan zat kimia dari pabrik, serta pestisida dari
penyemprotan di sawah dan kebun. Selain kualitas air, oksigen berperan penting dalam
laju pertumbuhan ikan nila. Kadar oksigen merupakan faktor lingkungan yang penting,
apabila konsentrasi oksigen terlarut rendah, nafsu makan organisme yang dibudidayakan
(ikan nila) menurun sehingga mempengaruhi pertumbuhan serta daya tahan terhadap
penyakit, sebaliknya jika konsentrasi oksigen terlarut rendah terus berlangsung maka
kemungkinan organisme yang dibudidayakan akan mati karena kekurangan oksigen
(Yanuar, 2017).

2.4 Kandungan Gizi Ikan Nila


Ikan menurut habitatnya terdiri dari ikan air laut dan ikan air tawar yang jenisnya
sangat beragam dan mempunyai beberapa kelebihan salah satunya adalah ikan nila. Ikan
nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang mudah beradaptasi
dengan lingkungan dan mudah dipijahkan sehingga penyebarannya di alam sangat luas,
baik di daerah tropis maupun di daerah beriklim sedang. Ikan nila (Oreochromis
niloticus) umumnya hidup di perairan tawar, seperti sungai, waduk, rawa, sawah, saluran
irigasi dan danau. Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang
ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas,
mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu. Danau adalah
badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan sebagai salah satu jenis lahan
basah. Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal serta
cepat berkembang biak. Selain disukai oleh konsumen ikan nila harganya relatif murah
dan dapat dijangkau oleh masyarakat di Indonesia. Meningkatnya jumlah permintaan
akan ikan nila saat ini, menyebabkan banyaknya ikan nila yang beredar di pasaran tidak
diketahui asal usul ikan yang diperdagangkan (Ramlah, 2016).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan diseluruh pelosok tanah indonesia dan menjadi ikan konsumsi
masyarakat yang cukup popular. Nilai gizi ikan sangatlah baik karena mempunyai nilai
cerna dan nilai biologis yang lebih tinggi dibanding daging hewan lain. Ikan
mengandung protein dengan asam amino esensial sempurna. Ikan nila merupakan ikan
konsumsi yang banyak digemari oleh masyarakat, selain gizinya yang tinggi nilai gizi
ikan sangatlah baik karena mempunyai nilai cerna dan nilai biologis yang lebih tinggi
dibanding daging hewan lain. Ikan mengandung protein dengan asam amino esensial
sempurna. Komposisi daging ikan secara umum adalah 15% - 24% protein. Komposisi
daging ikan ini sangat bervariasi tergantung faktor biologis dan faktor alam. Protein ikan
mudah rusak selama penanganan dan pengolahan seperti degradasi, denaturasi, dan
koagulasi. Interaksi antara protein dan lemak yang teroksidasi juga dapat menyebabkan
penurunan nilai gizi protein. Denaturasi dapat terjadi oleh beberapa faktor seperti panas
dan bahan kimia yang merusak ikatan hydrogen dalam protein tersebut. Terdapat
banyaknya konformasi antara asli molekul protein dan konfirmasi dimana rantai protein
ada dalam keadaan rambang sempurna meruang. Pada konfirmasi terakhir ini, protein
dikatakan mengalami denaturasi sempurna. Akan tetapi, terjadinya keadaan rambang
sempurna rantai protein tidak harus berarti hilangnya fungsi biologis. Fungsi biologis
memiliki aktivitas maksimum pada keadaans aslinya, dan suatu perubahan dalam
struktur yang menyebabkan hilangnya fungsi alami protein tersebut. Adapun salah satu
faktor yang menyebabkan menurunnya kadar protein pada ikan nila yaitu suhu dan lama
waktu pengawetan. Kandungan air yang meningkat mengakibatkan kadar protein pada
ikan nila semakin menurun. Penurunan daya pengikat air disebabkan oleh makin
banyaknya asam laktat yang terakumulasi, akibatnya banyak protein miofibril yang
rusak sehingga hal tersebut kehilangan kemampuan protein untuk mengikat air.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan. Pendinginan
adalah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih diatas titik beku bahan
(Ningrum et al., 2019).

Anda mungkin juga menyukai