PENDAHULUAN
1. Gen/Keturunan
Faktor keturunan pada ikan sangat mempengaruhi pertumbuhan pada
ikan. Pemeliharaan ikan dalam kultur dapat mengontrol faktor keturunan
dengan mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik
pertumbuhannya. Dengan begitu, peluang dihasilkannya keturunan yang
baik akan semakin besar. Kontrol gen/keturunan ini hanya dapat dilakukan
pada ikan-ikan yang dibudidaya karena di alam, tidak terdapat kendali
yang diterapkan seperti pada pemeliharaan dalam kultur di mana faktor
seks pada ikan tidak dapat dikontrol. Kadangkala pertumbuhan ikan betina
lebih baik dari ikan jantan. Meski begitu, terdapat pula spesies ikan yang
tidak mempunyai perbedaan pertumbuhan pada ikan betina dan ikan jantan
(Wahyuningsih dan Barus, 2006).
2. Umur
Rentang umur dan waktu kematian merupakan prediksi yang sangat
berpengaruh bagi laju pertumbuhan relatif ikan, meskipun laju
pertumbuhan absolut lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.
Umumnya, ikan mengalami pertumbuhan panjang yang sangat cepat pada
beberapa bulan atau tahun pertama dalam hidupnya, hingga maturasi.
Penambahan energi digunakan untuk pertumbuhan jaringan somatik dan
gonadal, sehingga laju pertumbuhan ikan mature lebih lambat
dibandingkan ikan-ikan immature (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
3. Hormon
Hormon pertumbuhan sangat mempengaruhi banyak aspek di dalam
tubuh yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan
hidup. Pengeluaran hormon pertumbuhan dirangsang oleh kelenjar pituitari
dan hormon pertumbuhan akan merangsang pertumbuhan sel- 6 sel tubuh.
Pengeluaran hormon pertumbuhan juga dirangsang oleh hormon pelepas
pertumbuhan yang diproduksi oleh hyphothalamus yaitu Growth Hormone
Releasing Hormone (GHRH). Jika hormon pertumbuhan diproduksi dalam
jumlah sedikit, maka pertumbuhan yang dihasilkan akan lambat.
Sebaliknya, jika hormon pertumbuhan yang diproduksi banyak, maka
pertumbuhan akan menjadi lebih cepat (Elvarianna et al., 2016).
B. Faktor Eksternal
1. Suhu
Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ialah suhu air,
kandungan oksigen terlarut dan amonia, salinitas dan fotoperiod. Faktor-
faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama dengan
faktor-faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan,
umur, dan tingkat kematian mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Salah
satu faktor lingkungan yang sangat penting dalam mempengaruhi laju
pertumbuhan adalah suhu. Laju pertumbuhan ikan meningkat pada suhu
antara 30°C – 35°C (Wahyuningsih dan Barus, 2006). Suhu air media
pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-32°C (Sularto et al.,
2007).
2. pH Air
pH merupakan tingkat keasaman suatu air yang mempengaruhi
perubahan perilaku ikan. Nilai pH air dapat diketahui dengan
menggunakan alat pH meter/pH tester yang dijual di pasaran (bisa
digunakan berulang kali) atau menggunakan kertas pH yang dicelup ke air.
Rentang angka nilai pH dimulai dari 1 hingga 14. Semakin kecil maka
semakin asam, semakin besar maka semakin basa. Ukuran pH terbaik
adalah 7, karena artinya netral, tidak asam dan tidak basa (Kordi, 2005).
3. Oksigen Terlarut (DO)
Parameter oksigen atau DO (Dissolved Oxygen) terlarut dapat
digunakan sebagai indikator tingkat kesegaran air (Sutriati, 2011). Oksigen
terlarut merupakan indikator yang sangat penting bagi kualitas perairan
dikarenakan oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik yang membantu mengurangi beban
pencemaran pada perairan secara alami. Nilai oksigen terlarut atau DO
yang baik berkisar antara 5,0 –5,5 ppm (Salmin, 2005).
4. Pemberian Pakan
Pakan berfungsi sebagai pemasok energi untuk meningkatkan
pertumbuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup. Ketersediaan
pakan merupakan salah satu persyaratan mutlak bagi berhasilnya usaha
budidaya ikan. Pakan merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral yang penting bagi ikan. Oleh karena itu, pemberian
pakan dengan ransum harian yang cukup dan berkualitas tinggi serta tidak
berlebihan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat
keberhasilan usaha budidaya ikan (Asma, et al., 2016).
Jumlah pemberian pakan adalah kekerapan jumlah pakan yang
diberikan dalam sehari. Jumlah pemberian pakan tergantung pada ukuran
badan ikan. Jumlah pakan ikan yang tepat dapat memaksimalkan
pemanfaatan pakan oleh ikan sehingga diharapkan dapat mencapai
pertumbuhan yang maksimal, menekan biaya operasional dan mengurangi
dampak menurunnya kualitas air (Nurdin et al., 2011).
5. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
pertumbuhan benih dikarenakan kejernihan air dapat menjadi salah satu
faktor yang membuat nafsu makan ikan meningkat. Pengolahan air dapat
dilakukan dengan penyiponan dan pergantian air secara berkala sehingga
kualitas air dalam wadah pemeliharaan ikan tetap stabil sesuai dengan
kebutuhan ikan. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam
kisaran 28-32°C (Sularto et al., 2007).
6. Amoniak
Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu
penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada
kegagalan produksi budidaya ikan (Marlina dan Rakhmawati, 2016). Nila
lebih toleran terhadap kadar amonia yang tinggi dibandingkan ikan spesies
lainnya seperti salmonids (Ghozlan et al. 2017). Ikan mengeluarkan 80-
90% amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari
feses dan urine sekitar 10-20% dari total nitrogen. Akumulasi amonia pada
media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas
perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan
(Wijaya et al., 2014).
Ikan memiliki banyak manfaat, baik sebagai sumber protein maupun dalam
aspek ekonomi. Pertumbuhan ikan yang baik berhubungan langsung dengan
kualitas ikan yang dihasilkan. Maka dari itu, memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan sangatlah penting supaya langkah-langkah yang
diambil dalam pembudidayaan ikan dapat dilakukan secara tepat dan
menghasilkan ikan budidaya dengan kualitas yang baik.