FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BATANGHARI Latar Belakang. Ikan baung (Mystus nemurus CV) merupakan jenis ikan perairan umum yang mempunyai nilai ekonomis penting. Benih masih tergantung dari tangkapan alam. Untuk pematangan gonad induk baung yang dipelihara oleh pembenih cenderung lambat. Tujuan dan Manfaat Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh linkungan, pakan dan penggunaan hormon terhadap reproduksi dan pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus, CV) Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi reproduksi dan pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus, CV) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study pada Fakultas Pertanian Universitas Batanghari. Batasan Masalah. Pada Karya ilmiah ini penulis membatasi permasalahan pada factor-faktor yang mempengaruhi dalam reproduksi dan pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus C,V) yaitu faktor lingkungan, faktor pakan dan faktor penggunaan hormon. Batasan Masalah. Pada Karya ilmiah ini penulis membatasi permasalahan pada factor-faktor yang mempengaruhi dalam reproduksi dan pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus C,V) yaitu faktor lingkungan, faktor pakan dan faktor penggunaan hormon. Metode Penulisan. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan literatur atau study kepustakaan yang berhubungan dengan reproduksi dan pematangan gonad ikan baung TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Klasifikasi Ikan baung (Gambar 1), Menurut Weber dan Beaufort (1965) serta Saanin (1968), adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata. Kelas : Pisces. Sub Kelas : Teleostei. Ordo : Ostariophysi. Sub Ordo : Siluroidea. Famili : Bagridae. Genus : Macrones. Spesies : Macrones nemurus CV. Morfologi Menurut Tang (2003) ciri-ciri Ikan baung (Mystus nemurus CV.) dapat dikemukakan sebagai berikut : Bentuk tubuh panjang, licin dan tidak bersisik. Kepala kasar dan depres dengan tiga pasang sungut di sekeliling mulut dan sepasang di lubang pernapasan. Panjang sungut rahang atas hampir mencapai sirip dubur. Sirip dada dan sirip punggung masing-masing terdapat duri patil.Sirip lemak (adipose fin) dibelakang sirip punggung yang kira-kira sama dengan sirip dubur. Sirip ekor berpinggiran tegak dan ujung ekor bagian atas memanjang menyerupai sungut. Bagian atas Kepala dan badan berwarna coklat kehitam-hitaman sampai pertengahan sisi badan berwarna coklat kehitam-hitaman sampai pertengahan sisi badan dan meutih kearah bagian bawah. Habitat dan Penyebaran Dihulu sungai. Tidak gemar dengan air jernih atau yg terlalu berlumpur. Sungai-sungai yang bercadas aron (cadas yang tidak keras dan rapuh). Dikolam yang berdasar pasir dan batuan. Cukup mengandung bahan organik yang dapat dimakan. Pertumbuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan : Umur, jenis makanan, kualitas pakan dan padat penebaran. Faktor internal (genetik dan kondisi fisiologis ikan ) dan faktor external (pakan dan lingkungan). Pertumbuhan ; Pola allometrik (b > 3) Pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang badan. Jenis Kelamin ; Pola isometrik (b = 3) pertambahan berat sebanding dengan pertambahan panjang badan. MASALAH DAN PEMBAHASAN Untuk mengatasi masalah lambatnya masa perkembangan gonad pada ikan baung dapat dipacu dengan memanipulasi 3 faktor : Faktor Lingkungan. Faktor Pemberian Pakan. Faktor Pemberian Hormon. Faktor Lingkungan Suhu, intensitas cahaya, ph, nitrogen dan metabolitnya, alkalinitas, kesadahan, arus dan zat buangan yang berbahaya bagi kehidupan perairan. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi perkembangan gonad ikan adalah suhu dan pakan, selain itu periode cahaya dan musim. Padat Penebaran. Faktor Pemberian Pakan Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrient, kualitas telur sangat ditentukan oleh kandungan nutrient yand ada dalam pakan, baik kualitas maupun kuantitas yang terdiri dari : Protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energy. Untuk perkembangan reproduksi, induk membutuhkan pakan dengan kandungan asam lemak esensial yang cukup dengan profil tertentu. Protein merupakan komponen essensial yang dibutuhkan untuk reproduksi pada kuning telur. Faktor Pemberian Hormon. Kurangnya tersedia hormon reproduksi didalam tubuh ikan terutama hormon gonadotropin dan hormon- hormon lainnya yang dibutuhkan dalam perkembangan ovary untuk proses tersebut tidak dapat berlangsung secara normal dan sempurna. prosesnya akan lebih baik jika menggunakan manipulasi hormon yaitu : Kombinasi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan Ekstrak Kelenjer Hipofisa Ikan Mas. LHRH Analog dan 17α Metiltestosteron. Metiltestosteron KESIMPULAN DAN SARAN Untuk mengatasi masalah lambatnya masa perkembangan gonad pada ikan baung dapat dipacu dengan memanipulasi 3 faktor : memperhatikan lingkungan/tempat ikan hidup (suhu, pH, O2 dll) yang sesuai, Pemberian Pakan yang baik, dari segi kualitas (Protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) maupun dari segi kuantitas yang cukup, dan Pemberian hormon-hormon lainnya yang dibutuhkan dalam perkembangan ovary . KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian hormon Kombinasi hCG dan Ekstrak Kelenjer Hipofisa Ikan Mas pada ikan baung dapat digunakan hCG 200-600 iu/kg bobot tubuh induk betina dan CPE 2 dosis pada induk yang memiliki diameter telur lebih besar dari 1.00 mm pada suhu air penampungan induk dan penetasan sekitar 28,00C s/d 30,00C. KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian hormon LHRH Analog dan 17α Metiltestosteron pada ikan baung dapat dilakukan dengan cara : Penyuntikan secara periodik dengan hormon LHRHa dosis 0-50µg/kg yang dikombinasikan dengan 17α- metiltosteron dosis 128-200 µg/kg bobot tubuh melalui emulsi W/OW.