Anda di halaman 1dari 2

Ikan cupang hias adalah salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Hal ini
didukung dengan banyaknya penggemar ikan cupang hias yang tidak hanya terbatas dari kelas ekonomi
tinggi, namun juga kaum pinggiran, mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa (Arman 2001). Karena
itu, yang menjadi ciri khas ikan cupang hias adalah saat memamerkan keindahan ekornya. Karena
keindahannya itulah harga seekor ikan cupang hias pun bisa mencapai ratusan ribu rupiah bahkan jutaan
rupiah. Tetapi ada yang harganya hanya ribuan saja, tergantung pada kualitas, warna, jenis dan
ukurannya.Masyarakat awam biasanya menganggap kalau ikan cupang merupakan ikan aduan. Padahal
sebenarnya pendapat tersebut tidak seluruhnya benar. Ikan cupang hias memiliki tubuh, sirip, dan warna
yang lebih indah dibandingkan dengan ikan cupang aduan. Secara umum, ikan cupang hias unggul
memiliki ciri berupa tubuh dan sirip yang tidak cacat, bentuk tubuh proporsional, sirip-siripnya lebar dan
panjangnya maksimal, serta warna tubuhnya cemerlang (Iskandar 2004).

Ikan cupang hias mempunyai nama latin Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae
(Labirynth Fisher). Karena itu, ikan ini mempunyai kemampuan yang dapat bernapas dengan mengambil
oksigen langsung dari udara. Di alam, ikan cupang sering dijumpai pada genangan-genangan air yang
dangkal dan berlumpur dengan kadar oksigen terlarut yang rendah (Atmadjaja & Sitanggang ,
2008).Hubungan antara suhu dengan pertumbuhan ikan menurut Huet, (1971) yaitu adanya
pertumbuhan yang kecil atau tidak ada sama sekali di bawah suhu tertentu (200C). Selanjutnya
pertumbuhan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu sampai mencapai titik maksimum (300C),
dan menurun kembali atau bahkan menjadi negatif (letal) pada suhu di atas titik maksimum (33 0C).
Dengan demikian, kisaran suhu air pada media penelitian tersebut masih dalam batas yang layak dalam
mendukung pertumbuhan ikan. (Jurnal cupang 1)

Suhu tubuh ikan cupang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, suhu sangat berperan penting pada
makhluk hidup, terutama dalam proses metabolisme. Semakin tinggi suhu semakin tinggi metabolisme
begitu juga dalam proses reproduksi, tepatnya dalam penetasan telur. Penetasan telur sangat
dipengaruhi oleh suhu, jika terlalu panas telur akan masak dan tidak akan menetas, dan jika suhu terlalu
rendah maka telur cenderung akan membusuk. Oleh karena itu peranan suhu yang optimal sangat
penting untuk memacu proses penetasan telur.Nugraha et al, (2012) menjelaskan bahwa suhu yang
diperlukan untuk penetasan telur ikan black ghost berkisar antara 24-30oC, sedangkan Budiardi et al,
(2005) berpendapat bahwa untuk kesuksesan pemijahan dan penetasan telur sebaiknya penyediaan air
harus bersuhu 27-30oC.Salah satu faktor yang menentukan ketersediaan benih baik dari segi kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas dalam keberhasilan budidaya adalah suhu baik pada proses pembesaran
maupun pembenihan khususnya proses penetasan telur. mengemukakan semakin tinggi suhu penetasan
maka semakin cepat telur menetas, tetapi juga akan mengakibatkan larva akan lahir prematur, sehingga
larva tidak bisa hidup dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan inkubasi suhu yang baik
waktu penetasan, pekembangan embrio, daya tetas dan kelangsungan hidup larva ikan cupang.( Jurnal 2)

Kebanyakan hewan tergantung pada ketersediaan oksigen untuk setidaknya di beberapa bagian dari
kehidupan mereka. Bahkan hewan yang telahberadaptasi untuk hidup di habitat yang anoksikbiasanya
hanya bersifat anaerob fakultatif (Tielens etal., 2002;. Mentel & Martin, 2010). Oksigen merupakan salah
satu faktor yang paling penting dalam budidayadan kebutuhan oksigen dari organisme akuatik
jugaberhubungan dengan metabolisme. Tingkatmetabolisme hewan merupakan variabel yang
dapatdipengaruhi dari dalam (bobot tubuh sifat fisiologis)maupun luar (misalnya ketersediaan oksigen,
suhu,dan asupan makanan) (Chabot et al., 2016; Rosewarneet al., 2016). Saat ini, tingkat metabolisme
menjadisalah satu ciri fisiologis yang paling banyak dipelajaripada hewan (White et al., 2013).Proses
metabolisme pada ikan ini jugaberhubungan erat dengan suhu. Seperti sebagian besarreaksi biokimia,
reaksi metabolisme aerobik secaralangsung dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Hochachka& Somero,
2002), sehingga organisme harus memilikimekanisme untuk mengatasi efek ini untukmenyediakan
energi yang diperlukan terhadap suhu lingkungan. Laju metabolisme hewan ectothermic biasanya
memiliki korelasi positif dengan suhu. Haltersebut karena efek Van’t Hoff, di mana laju reaksi biokimia
meningkat secara eksponensial dengan suhu (Marshall & McQuaid, 2011; Branch & Newell, 1978).Suhu
yang lebih tinggi meningkatkan proporsi enzim yang telah mencapai tingkat energi aktivasi mereka,yang
mempercepat laju rata-rata reaksi biokimia sehingga memungkinkan lebih banyak aktivitas (Houlihan &
Innes, 1984) dan membutuhkan oksigen yang lebih banyak (Bartholomew & Casey, 1977). Oleh karena
itu, laju metabolisme hewan ectothermic berkaitan erat dengan suhu, karena suhu mengatur routine
metabolic rate (RMR) dan secara tidak langsung memicu active metabolic rate (AMR). Pada kebanyakan
hewan air, tingkat metabolisme aerobik dapat diperkirakan secara tidak langsung dari pengukuran
tingkat konsumsi oksigen atau laju respirasi. Penelitian tentang laju respirasi dalam kaitannya dengan
suhu juga terus dikembangkan untuk keperluan budidaya pada berbagai spesies (Gillooly et al., 2001;
Sarma et al., 2010; Turker, 2011; Tirsgaardet al., 2015; Prakoso et al., 2016). (Jurnal 3)

Anda mungkin juga menyukai