Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan tawar yang populer di kalangan
masyarakat. Oleh karena kepopulerannya itu membuat ikan nila memiliki prospek
usaha yang cukup menjanjikan. Apabila ditinjau dari segi pertumbuhan, ikan nila
merupakan jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan dapat
mencapai bobot tubuh yang jauh lebih besar dengan tingkat produktivitas yang cukup
tinggi. Faktor lain yang memegang peranan penting atas prospek ikan nila adalah rasa
dagingnya yang khas, warna dagingnya yang putih bersih dan tidak berduri dengan
kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai sumber protein
yang murah dan mudah didapat, serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh
masyarakat (Alyas et al., 2007).
Salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan budidaya ikan nila adalah
ketersediaan pakana. Pakan merupakan faktor pendukung dalam budidaya ikan, yakni
salah satu unsur penting untuk mendukung pertumbuhan ikan. Pakan yang diberikan
pada ikan haruslah mengandung cukup nutrisi yang lengkap untuk menunjang
pertumbuhan ikan. Namun kendala dalam budidaya ikan adalah biaya produksi pakan
yang terlalu mahal sehingga untuk mengurangi biaya produksi pada budidaya ikan
secara intensif sebaiknya dengan penggunaan pakan yang efisien sehingga pakan yang
diberikan pada ikan tepat. Penggunaan pakan secara efisien berarti jumlah pakan,
jadwal pemberian dan cara pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan
makan ikan.
Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan selain pakan adalah kualitas air terutama suhu. Karena suhu dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan nafsu makan ikan. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan
seperti pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat mengurangi
oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan (Kelabora, 2010).
Salah satu masalah dalam budidaya ikan Nila adalah pertumbuhan ikan yang
lambat apabila terjadi perubahan kualitas air. Salah satunya adalah perubahan suhu
yang tidak stabil mempengaruhi aktivitas ikan. Meskipun ikan dapat beraklimatisasi
pada suhu yang relatif tinggi, tetapi pada suatu derajat tertentu kenaikan suhu dapat
menyebabkan kematian ikan. Dalam kondisi suhu air yang terlalu rendah dan terlalu
tinggi menyebabkan ikan mudah terserang penyakit, nafsu makan berkurang dan laju
metabolisme menurun. Hal tersebut merupakan penyebab lambatnya pertumbuhan
serta tingginya mortalitas ikan. Oleh karena itu penyebaran organisme pada air tawar
sangat dipengaruhi oleh suhu.
Dalam rangka meningkatkan kelangsungan hidup dan mempercepat proses
pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan Nila, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai suhu terbaik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan suhu
terhadap pertumbuhan an kelangsungan hidup ikan Nila dan suhu yang terbaik dalam
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Nila
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan, permasalahan yang penulis ajukan
dalam pembuatan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana suhu air bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan
benih hidup ikan nila (oreochromis niloticus)?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan permasalahan yang dihadapi tidak terlalu
luas serta sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka ditetapkan batasan terhadap sistem
yang diteliti, sehingga masalah yang dibahas pada proposal ini hanya terpusat pada
pengelolaan data khususnya pengolahan data dari pengukuran panjang ikan nila,
pengukuran berat ikan nila, kelangsungan hidup ikan nila dan kualitas air.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi pengaruh perbedaan suhu air pada pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan nila.
2. Mengetahui suhu air yang terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan proposal penelitian ini
adalah:
1. Bagi pembaca bisa menambah wawasan mengenai ikan nila dan bisa
mengetahui cara pemeliharaan atau pengelolaan ikan nila.
2. Bagi penyusun diharapkan dapat menambah pengetahuan terapan dan
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat dengan kondisi yang ada di
lapangan.
F. Kajian Pustaka
Untuk lebih “menikmati”, kita perlu memahami istilah-istilah yang terdapat
dalam penelitian ini. Dengan kajian pustaka dari istilah-istilah tersebut, serta
dicantumkannya teori-teori yang relevan, mungkin akan membantu dalam pencapaian
tujuan penelitian ini.
1. Pengertian Temperatur atau Suhu
Dikutip dari buku Fisika 1 Untuk SMP Kelas VII) (Mundilarto dan Edi Istiyono,
(2007: 27) dijelaskan bahwa konsep suhu bersifat abstrak karena tidak dapat
melihat secara langsung besaran suhu. Akan tetapi kita dapat merasakan akibat
dari adanya panas pada sebuah benda. Akibat yang ditimbulkan oleh panas
tersebut adalah suhu, wujud, ukuran, dan warna benda.
Suhu yang dimaksud dalam penjelasan ini adalah suatu besaran untuk menyatakan
ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Bukan suhu tubuh, walau masih
ada kaitannya jika dalam pengukuran.
Sebagai gambaran tentang suhu adalah saat mandi menggunakan air hangat.
Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air
panas. Ketika tangan kita menyentuh air yang dingin, maka kita mengatakan suhu
air tersebut dingin. Ketika tangan kita menyentuh air yang panas maka kita
katakan suhu air tersebut panas. Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda
tersebut dinyatakan dengan besaran suhu.
2. Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan
yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap
sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung
ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari
itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-
jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang
(belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12
buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung
dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada
garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan
ikan pada saat berenang.
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah
berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan
antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat
pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan,
di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil
meruncing sebagai saluran pengeluaran kencingdan sperma. Tubuh ikan jantan
juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang
memberi kesan kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya
besar.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton,
sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat
dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari
perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika
timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau
Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan
ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar
2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-
1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan
yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah
dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram
telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak
negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan
tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah
mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan
nila sering pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di
tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air
dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap
ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa
memperhatikan dampaknya.
3. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya tinggi, volume atau massa tubuh
pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kuantitatif atau dapat diukur dan dihitung
dengan angka. Pertumbuhan dapat dilihat dengan memperhatikan fisik makhluk
hidup tersebut. Contoh seperti bertambahnya tinggi badan seorang anak.
Bertambahnya tinggi badan seorang anak dapat dilihat secara nyata dan jelas.
4. Pengertian Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menjaga keturunannya dan mempertahankan hidupnya agar tetap lestari. Namun
karena keserakahan makhluk hidup yang tingkatannya lebih tinggi dan akibat
ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungannya telah banyak merusak
ekosistem yang ada. Bahkan sudah menjadi hukum alam, bahwa yang lebah akan
dimangsa makhluk hidup yang lebih kuat. Jenis makhluk hidup akan lestari
sampai saat ini karena makhluk hidup sebelumnya dapat bereproduksi dan
beradaptasi dengan lingkungannya.