4443200048
III C
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar dari luar
Indonesia, ikan nila ini berasal dari Afrika, bagian Timur di sungai Nil, danau
yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Familia : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Ikan nila memiliki sisik cycloid yang menutupi seluruh tubuhnya. Nila
jantan mempunyai bentuk tubuh membulat dan agak pendek dibandingkan dengan
nila betina. Warna ikan nila jantan umumnya lebih cerah dibandingkan dengan
betina. Pada bagian anus ikan nila jantan terdapat alat kelamin yang memanjang
dan terlihat cerah. Alat kelamin ini semakin cerah ketika telah dewasa atau
matang gonad dan siap membuahi telur. Sementara itu, warna sisik ikan nila
betina sedikit kusam dan bentuk tubuh agak memanjang. Pada bagian anus ikan
nila betina terdapat dua tonjolan membulat. Satu merupakan saluran keluarnya
telur dan yang satunya lagi saluran pembuangan kotoran. Ikan nila mencapai masa
dewasa pada umur 4 sampai 5 bulan. Induk betina bertelur 1.000 sampai 2.000
butir. Setelah telur dibuahi oleh induk, telur akan dierami dimulut induk betina
hingga menjadi larva (Lukman et al. 2014).
2.3 Suhu
Neviaty (2015), menyatakan bahwa suhu merupakan parameter
oseoanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan
dan sumber hayati laut. Hampir semua populasi ikan yang hidup dilaut
mempunyai suhu optimum untuk kehidupannya. Dengan mengetahui suhu
optimum dari suatu species ikan, maka kita dapat menduga keberadaan kelompok
ikan, yang dapat digunakan untuk tujuan perikanan seperti penangkapan ikan.
Selain itu, sebagian
besar biota laut juga memiliki sifat poikilometrik (suhu tubuh dipengaruhi
lingkungan), sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.
Meilinda et al. (2018), menyatakan jika suhu semakin tinggi dalam suatu
perairan, maka kelarutan oksigen akan semakin rendah, dan daya racun semakin
tinggi. Kenaikan suhu air kolam ikan nila pada siang hari dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, cuaca, dan angin. Intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam permukaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu pada pagi dan
siang hari.
BAB III
METODOLOGI
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan, yaitu Akuarium cukup air 10
liter sebanyak 3 buah, Batu Aerasi sebanyak 3 buah, Keran Aerasi sebanyak 3
buah, Selang menyesuaikan, Saringan ikan sebanyak 1 buah, Es Batu secukupnya,
Kamera sebanyak 1 buah, Lap atau tissue secukupnya, Bak dan Ember sebanyak 3
buah tiap kelompok, DO meter sebanyak 1 buah, pH sebanyak 1 buah,
Termometer sebanyak 1 buah, Kertas label sebanyak 1 pak, dan Timbangan
analitik dengan ketelitian 0,0001 gram sebanyak 1 buah.
ULANGAN
PERLAKUAN 1 2 TOTAL
Dingin 4 3 7
Panas 0 0 0
Normal 0 0 0
Keterangan : 1. : Ulangan ke-1
2. : Ulangan ke-2
SUMMARY
Su Averag Varian
Groups Count m E ce
Row 1 2 0 0 0
Row 2 2 7 3,5 0,5
Row 3 2 0 0 0
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between 16,3333 8,16666 0,00511 9,55209
Groups 3 2 7 49 9 4
Within 0,16666
Groups 0,5 3 7
16,8333
Total 3 5
F F
SK DB JK KTP
Hitung Tabel
Perlakuan 2 0,167 0,083 0,010 9,55
Galat 3 24,833 8.277
Total 5 25
BAB IV
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Berikut adalah grafik terkait Hubungan waktu dan laju kematian ikan :
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6
Gerakan
Waktu Respon (
Suhu DO Operkulu
(5meni Tingkah
No. Perlakuan (°C) (mg/ pH m dalam 1
t) Laku )
) Menit
Suhu
1 13.46 30 5,7 8,17 Aktif 151
normal
Suhu
2 13.51 30 6,7 8,21 Aktif 153
normal
Suhu
3 13.56 30 7,7 8,12 Aktif 154
normal
Suhu
4 14.01 30 7,3 8,21 Aktif 182
normal
Suhu 14.06 30 7,1 8,21 Aktif 170
5
Normal
Suhu 14.11 30 7,3 8,13 Aktif 124
6
normal
Penurunan
7 11.59 25 20 8,67 Pasif 138
suhu
Penurunan
8 12.04 20 13,4 8,7 Pasif 104
suhu
Penurunan
9 12.09 18 6,4 8,9 Pasif 110
suhu
Penurunan
10 12.14 14 6,4 8,6 Diam 48
suhu
Penurunan 12.19 13 6,3 8,53 Diam 43
11
suhu
Penurunan 12.24 10 6,2 8,45 Diam 18
12
suhu
13 Peningkat
12.37 30 8,4 9 Aktif 160
an suhu
14 Peningkat
12.42 45 8,3 8,09 Aktif 163
an suhu
15 Peningkat
12.47 35 6,5 8,26 Aktif 157
an suhu
16 Peningkat
13.00 35 5,7 8,26 Aktif 165
an suhu
17 Peningkat 13.05 35 6,1 8,63 Aktif 156
an suhu
18 Peningkat 13.10 35 5,8 8,82 Aktif 163
an suhu
Tabel 5. Tingkah Laku dan pergerakan Operculum pada Pengulangan
ke 2
Gerakan
Waktu Respon (
Suhu DO Operkulu
(5 Tingkah
No. Perlakuan (°C) ( mg/ pH m dalam 1
menit ) Laku )
L) Menit
Suhu
1 13.46 30 5,8 8 Aktif 162
normal
Suhu
2 13.51 30 6,8 8,2 Aktif 174
normal 2
Suhu
3 13.56 30 7,1 8,1 Aktif 162
normal 0
Suhu
4 14.01 30 7 8,2 Aktif 133
normal 1
Suhu 14.06 30 5,5 8,1 Aktif 162
5
Normal 4
Suhu 14.11 30 7,1 8,0 Aktif 175
6
normal 8
Penurunan
7 11.59 25 14,6 8,6 Aktif 106
suhu 6
Penurunan
8 12.04 20 10,5 8,8 Aktif 104
suhu 9
Penurunan
9 12.09 17 7,5 8,7 Pasif 83
suhu
Penurunan
10 12.14 15 6,5 8,5 Pasif 61
suhu
Penurunan 12.19 13 6,3 8,8 Diam 43
11
suhu 5
Penurunan 12.24 10 6,3 8,3 Diam 16
12
suhu 8
13 Peningkat
12.37 30 7,5 9,1 Aktif 106
an suhu 0
14 Peningkat
12.42 45 7,4 9,1 Aktif 110
an suhu 0
15 Peningkat
12.47 35 6,5 8,2 Aktif 126
an suhu 4
16 Peningkat
13.00 35 5,7 8,2 Aktif 110
an suhu 4
17 Peningkat 13.05 35 6,1 8,6 Aktif 120
an suhu 3
18 Peningkat 13.10 35 5,8 8,8 Aktif 136
an suhu 2
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa Faktor penting
yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan selain pakan
adalah kualitas air terutama suhu. Karena suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan nafsu makan ikan. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan seperti
pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat mengurangi
oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan (Kelabora, 2010).
Perubahan suhu yang tidak stabil mempengaruhi aktivitas ikan. Meskipun ikan
dapat beraklimatisasi pada suhu yang relatif tinggi, tetapi pada suatu derajat
tertentu kenaikan suhu dapat menyebabkan kematian ikan. Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dapat hidup pada suhu keadaan normal. Pada suhu <20°C
ikan nila mengalami kematian pada waktu ke 5 dan 6. Dan pada suhu >40°C ikan
nila tidak akan bertahan hidup dengan lama.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum kali ini tim praktikan harus lebih teliti lagi dan
dan paham terkait prosedur pengerjaan pada saat praktikum agar tidak bingung
saat membuat laporan praktiku
DAFTAR PUSTAKA
Affandi , R. dan U.M. Tang. 2017. Fisiologi Hewan Air. Intimedia Malang.
213 hlm
Aliyas, A., Ndobe, S., dan Ya’al, Z.R. 2016. Pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila (Oreochromis sp.) yang dipelihara pada media bersalinitas.
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, 5(1):19-27
Arifin, M.Y. 2016 . Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis Sp)
Strain Merah dan Strain Hitam Yang Dipelihara Pada Media
Bersalinitas. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Vol 16(1): 159-
166.
Gunadi, B., lamanto dan A. Robisalmi. 2016. Analisis Pertumbuhan Benih Ikan
Srikandi (Oreochromis aureus x niloticus) pada Pemeliharaan di Kolam
Tembok dan Kolam Tanah di Air Tawar. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan
Hasim,. Tuiyo, R., dan Rahim, T. 2015. Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3(1).
Kelabora, D.M. 2010.Pengaruh Suhu terhadap Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Berkala
Perikanan Terubuk. 38(1): 71 – 81
Lukman., Mulyana., Mumpuni, F.S. 2014 . Efektivitas Pemberian Akar Tuba
(Derris elliptica) Terhadap Lama Waktu Kematian Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Pertanian. Vol 5(1): 22-31.
Prayudi, R. D., Rusliadi, R., dan Syafriadiman, S. 2015. Effect of Different Salinity
on Growth and Survival Rate of Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus)
(Doctoral dissertation, Riau University).
Singh, R. (2011). Hybrid membrane system for water purification. Nevada:
Technology books.
Sobirin, M., Soegianto, A., dan Irawan, B. 2014. Pengaruh Beberapa Salinitas
terhadap Osmoregulasi Ikan Nila (Oreochormis niloticus). Jurnal
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 46.
Yulan, A., dan Gemaputri, A. A. 2013. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Nila Gift (Oreochromis Niloticus) pada Salinitas yang Berbeda. Jurnal
Perikanan Universitas Gadjah Mada, 15(2), 78-82.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
F- F-
SK DB JK KTP Hitung Tabel
Perlakuan 2 0.167 0.083 0.01 9.55
Galat 3 24.833 8.277
Total 5 25
T=3r=2
DBP = t-1
= 3-1
=2
DBS = t(r-1)
= 3(2-1)
=3
DBS = t(r-1)
= 3(2-1)
=3
DBT = t.r-1
= 3.2-1
=5
(7) 49
FK = (𝑌..)2 = 2= = 8.166
𝑡×𝑟 6 6
JKT = ∑ 𝑌𝑖 𝐽2 - FK
= (0)2 + (0)2 + (4)2 + (3)2 + (0)2 + (0)2 = 25
JKP = Σ𝒀𝒊
𝒓
+3
= 42 2 − 8.166 = 0.167
3
KTS = 𝐽𝐾𝑆
𝐷𝐵𝑆
= 24.833
= 8.277
3
KTP = 𝐽𝐾𝑃
𝐷𝐵𝑃
= 0.167 = 0.083
2
F-hitung = 𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝑆
= 0.083 = 0.010
8.277
F-tabel = 9.55