PENDAHULUAN
Menurut Saanin (1984) dalam Anhar et al (2008), secara morfologi ikan nila
(Oreochromis niloticus) memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, panjang dan
ramping dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi 3:1, mulut
terminal. Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai lima buah sirip, yaitu sirip
punggung (dorsal fin). Sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin). Sirip anus
(anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungmemanjang mulai dari bagian
atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor, sirip dada, dan sirip perut
masing masing ada sepasang dengan ukuran kecil, sirip anus hanya sebuah
dengan bentuk agak panjang, sementara sirip ekornya pun hanya ada satu buah
dengan bentuk agak panjang, sementara sirip ekornya pun hanya ada satu buah
dengan bentuk membulat (DPVAC dengan D panjang dan P pendek, posisi V
terhadap P adalah abdomen, sirip C tegak), LL lengkap tidak terputus.
Menurut Amri dan Khairuman (2003) dalam Setyo (2006), ikan nila tergolong
ikan pemakan segala (omnivora), sehingga bisa mengkonsumsi makanan,
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum Tingkah Laku Ikan tentang
respon Ikan Terhadap Lingkungan yaitu
Ikan nila : sebagai objek yang diamati responnya
(Oreochromis niloticus) terhadap perubahan suhu
Es : pengondisian suhu rendah sehingga suhu
air 15oC
Air panas : untuk mengondisian suhu tinggi sehingga
suhu air 34oC
Dicatat
Hasil
BAB 5
PENUTUP
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu agar ikan yang
digunakan untuk pengamatan lebih dari satu jenisnya, agar dapat
membandingkan antara jenis yang satu dengan yang lainnya.
Agustina, Afriyanti dan Tyas Rini Saraswati. 2011. Pemberian Suplemen Asam
amino tritophan sebagai Upaya Menurunkan Kanibal Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus). http://eprint.undup.ac.id/6187/tyasrini-
suplemen-kerapu.pdf
Anhar, Muhammad., Henry K.S., Darayati A., Silviana N. S., Afifah H. 2008. Cara
Makan dan Kebiasaan Makan Ikan NIla (Oreochromis niloticus) dan Ikan
Nilem (Osteochitus hasselti).
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32698/cara-makan-
dan-kebiasaan-makan-ikan-nila-dan -ikan-nilem.pdf
Anshary, Milai.2008. Tingkat Infeksi parasit pada Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)
pada Beberapa Lokasi Budidaya Ikan Hias di Makasar dan Gowa (Parasitic
Infection of Koi carp Cultured in Mkasar and Gowa) J. Sains dan Teknologi,
Agustus 2008. Vol 8 No.2: 139-147
Cholik, F., Jagatraya A.G., Poernomo R.P dan Jauzi A. 2005. Akuakultur
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa Kerja Sama Masyarakat
Perikanan Nusantara Taman Akuarium Air Tawar TMII. Pt Victoria Kreasi
Mandiri. 415 hal
Fitri, Aristi Dian Purnama. 2011. Respon makan Ikan Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus) terhadap Perbedaan Jenis dan Lama Waktu
Perendaman Umpan. http://ejournal.undip.ac.id
Hidayat, Sarip. 2000. Studi tentang Distribusi Kecepatan Renang Ikan pelagis di
Perairan Selat Sunda dengan Sistem Akustik Bitu Terbagi.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/25459/couchi.pdf
Irianto, Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University press.
Yogyakarta
Robisalmi, A., Nunuk L., Didik A. 2010. Evaluasi Keragaman Pertumbuhan dan
Nila Heterosis pada Persilangan Dua Strain Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). http://www.sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/553-
559.pdf
Rudiyati, Sri dan Astri Diana Ekasari. 2009. Pertumbuahn dan Survival Rate Ikan
Mas (Cyprinus carpio Linn) pada Sebagian Konsentrasi Pestisida Regent
013. Jurnal Sarintek perikanan Vol 3 No. 1: 39-47
Salim, Hariman Agus. 2004. Aplikasi Metode Hidroakustik dalam Penentuan Arah
dan kecepatan Renang Ikan di Perairan Laut Arafura pada Bulan Oktober-
November 2003.
http://repository.ipb.ac.id/bitsream/handle/123456789/04c05hag.pdf
Setyo, Bambang Pramono. 2006. Efek Konsentrasi Kromium (Cr+3) dan Salinitas
berbeda terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan untuk Pertumbuhan Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) http://eprint.undip.ac.id/15374/1/bambang-
pramono-setyo.pdf
Taufik. 2010. Induksi Kekebalan Spesifik pada Ikan Mas Cyprinus carpio Linn
terhadap Infeksi Koi Herpes Virus (KHV) melalui Teknik Kohabitasi
Terkontrol. http://sidik.litbang.kkp.go.id/perikanan/pedoman-penyakit-ikan-
laut.pdf
Taufik, Imam dan Eni Kusrini. 2010. Peran Hormon dan Syaraf pada
Osmoregulasi Hewan Air. http://rca.prpb.com/serfiles/file/osmoregulasi
%20hewan.pdf
Yustina. 2005. Efek Sublethal pada Fisiologi Darah Benih Ikan Mas (Cyprinus
carpio L.). Jurnal biogenesis Vol.2 (1): 20-24
∑(Di –D)2 = (D1 – D)2 + (D2 – D)2 + (D3 – D)2 + (D4 – D)2 + (D5 – D)2
= (18 – 21,6)2 + (24 – 21,6)2 + (29 – 21,6)2 + (17 – 21,6)2 + (20 –
21,6)2
= (-3,6)2 + (2,4)2 + (7,4)2 + (-4,6)2+ (-1,6)2
= 97,2
SD =
√ ∑(Di−D)²
n−1
=
√ 97 ,2 =
5−1 √ 97 ,2 =
4
√ 24 , 3 = 4,9
df = n- 1 = 4
ttest =
D = 21 ,6 = 21 ,6 =9,86
¿¿ ¿¿ 2 ,19
Range t tabel = -2,77645 sampai +2,77645
Jadi, H0 ditolak karena ttest tidak berada dalam range t tabel artinya ada pengaruh
∑(Di –D)2 = (D1 – D)2 + (D2 – D)2 + (D3 – D)2 + (D4 – D)2 + (D5 – D)2
= (42 – 28,6)2 + (23 – 28,6)2 + (10 – 28,6)2 + (31 – 28,6)2 + (37 –
28,6)2
= (4,6)2 + (-5,6)2 + (-18,6)2 + (2,4)2 + (8,4)2
= 474,8
SD =
√ ∑ (Di−D)²
n−1
=
√ 474 , 8 =
5−1 √ 474 , 8 =
4
√ 118 , 7 = 10,89
df = n- 1 = 4
ttest =
D = 28 ,6 = 28 , 6 = 5,87
¿¿ ¿¿ 4 ,87
Range t tabel = -2,77645 sampai +2,77645
Jadi, H0 ditolak karena ttest tidak berada dalam range t tabel artinya ada pengaruh
1 Menit ke 1 81 19 62
2 Menit ke 2 85 21 64
3 Menit ke 3 88 19 69
4 Menit ke 4 103 18 85
5 Menit ke 5 94 20 74
∑(Di –D) 2 = (D1 – D)2 + (D2 – D)2 + (D3 – D)2 + (D4 – D)+2 + (D5 – D)2
= (62 – 70,8)2 + (64 – 70,8)2 + (69 – 70,8)2 + (85 – 70,8)2 + (74 –
70,8)2
= (-8,8)2 + (-6,8)2 + (-1,8)2 + (14,2)2 + (3,2)2
= 338,8
SD =
√ ∑ (Di−D)²
n−1
=
√
5−1 4 √
338 , 8 = 338 , 8 =
√ 84 , 7 = 9,2
df = n- 1 = 4
ttest =
D = 70 ,8 = 70 ,8 =17,22
¿¿ ¿¿ 4 ,11
Range t tabel = -2,77645 sampai +2,77645
Jadi, H0 ditolak karena ttest tidak berada dalam range t tabel artinya ada pengaruh
2 Menit ke 2 71 78 7
3 Menit ke 3 83 79 4
4 Menit ke 4 97 77 20
5 Menit ke 5 104 82 23
∑(Di –D)2 = (D1 – D)2 + (D2 – D)2 + (D3 – D)2 + (D4 – D)2 + (D5 – D)2
= (21 – 15)2 + (7 – 15)2 + (4 – 15)2 + (20 – 15)2 + (23 – 15)2
= (6)2 + (-8)2 + (-11)2 + (5)2 + (8)2
= 310
SD =
√ ∑ (Di−D)²
n−1
=
√
310 = 310 =
5−1 4 √√ 77 , 5 = 8,8
df = n- 1 = 4
ttest =
D = 15 = 15 = 3,81
¿¿ ¿ ¿ 3 , 93
Range t tabel = -2,77645 sampai +2,77645
Jadi, H0 ditolak karena ttest tidak berada dalam range t tabel artinya ada pengaruh.