Anda di halaman 1dari 6

11 Jenis Penyakit Ikan Gurame Dan

Pengendaliannya
TOPICS:Ikan GuramePenyakit

ima
ge source: jitunews.com
POSTED BY: TIM1001
Ada berbagai jenis penyakit ikan gurame menjadi tantangan tersendiri bagi para
petani budidaya ikan gurame. Hal ini karena bisa mengancam keberhasilan budidaya yang
bisa berdampak pada nihilnya hasil yang diperoleh. Berikut kami ulas beberapa jenis
penyakit ikan gurame dan cara pengendaliannya.
Daftar Isi
Penyakit Parasiter
 Bintik putih
 Myxosporeasis
 Cacing insang dan cacing kulit
 Kutu ikan
 Bercak merah
 Columnaris
 Trichodina
 TBC
Penyakit Non-parasiter
 Kekurangan nutrisi
 Kejenuhan gas
 Kekurangan oksigen
Ada dua kelompok besar yang dapat menyebabkan ikan terserang sakit. Pertama penyakit
akibat gangguan jasad hidup atau biasa disebut dengan penyakit parasiter. Kedua, penyakit
yang bukan disebabkan oleh jasad hidup, tetapi lebih disebabkan oleh faktor fisika dan kimia
perairan yang disebut penyakit non-parasiter.

Penyakit parasiter banyak disebabkan oleh jasad renik, berupa bakteri, jamur, virus, protozoa,
nematoda dan udang renik. Sementara itu, penyakit non-parasiter disebabkan oleh buruknya
kualitas pakan atau tercemarnya air oleh zat kimia tertentu.

Penyakit Parasiter
1. Bintik putih

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang memiliki bulu getar, yaitu Ichthyophthirius
multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit. Gejala yang
ditimbulkan adalah warna tubuh gurami menjadi pucat akibat dari adanya bintik putih di
seluruh badan ikan. Gurami terlihat sering menggosok-gosokkan badannnya ke bagian dasar
atau dinding kolam atau terlihat megap-megap dan sering berkumpul di tempat pemasukan
air karena kekurangan oksigen.

Penyakit ini dapat menular melalui penggunaan peralatan yang tidak bersih. Penularan juga
dapat terjadi akibat suhu air yang rendah (kurang dai 22 C), kurang makan, atau tertular
penyakit dari ikan liar.

Cara Pengendaliannya

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam gurame dalam larutan formalin 25


ml/m3 air. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan temperatur
air kolam hingga mencapai 28 C.

Kembali ke Daftar Isi


2. Myxosporeasis

Penyakit myxosporeasis disebabkan oleh parasit Henneguya sp. dan Thellohanelus sp. yang
menyerang insang. Gurami yang diserang penyakit ini biasanya sudah berumur satu bulan ke
atas. Gejalanya muncul pembengkakan di bagian insang dan badan gurami.

Penyakit ini muncul akibat kualitas air yang buruk, kandungan oksigen terlarut rendah, dan
kepadatan gurami yang terlalu tinggi. Penyakit ini dapat menular melalui air. Pencegahannya
dapat dilakukan dengan mengendapkan air sebelum diisikan kolam. Sementara itu,
penanggulangannya dilakukan dengan mengeringkan kolam karena belum ada obat yang
ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini.

3. Cacing insang dan cacing kulit

Penyakit cacing insang dan cacing kulit disebabkan oleh parsit Dactylogyriasis yang
menyerang benih gurami, terutama di bagian badan dan insang. Gejalanya gurami tampak
lemah, nafsu makan berkurang, dan sering berkumpul di permukaan air karena kekurangan
oksigen.
Timbulnya penyakit ini didukung oleh kualitas air yang buruk, kekurangan pakan, padat tebar
terlalu tinggi, dan suhu udara rendah. Penyakit ini dapat menular melalui media air.
Mengatasinya dapat dilakukan dengan cara merendam benih gurami di dalam larutan garam
dapur 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih juga dapat direndam di dalam larutan
formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.

Kembali ke Daftar Isi


4. Kutu ikan

Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp. yang menyerang dengan cara menggigit
seluruh bagian badan gurame. Di sekitar bekas gigitan akan terjadi perdarahan, yang jika
dibiarkan akan semakin menghebat. Munculnya penyakit ini dipengaruhi oleh kualitas air
yang buruk. Penularan terjadi melalui air dan kontak langsung antara gurami yang sehat dan
gurame yang sakit. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan
garam dapur 1,25% selama 15 menit.

5. Bercak merah

Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromonas punctata dan Aeromonas
hydrophylla. Badan gurami yang terserang penyakit ini akan berwarna gelap dan kulitnya
menjadi kasar (akibat kekurangan lendir). Selain itu, gurami sering muncul ke permukaan air
akibat kekurangan oksigen.

Mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam gurami di dalam larutan
Oxytetracyclin 205 ppm. Perendaman dilakukan tiga kali berturut-turut, masing-masing
selama 24 jam. Mengobati bekas luka dapat dilakukan dengan mengoleskan obat merah yang
diencerkan. Satu mililiter obat merah dilarutkan ke dalam 10 ml air, lalu dioleskan ke bagian
badan gurami yang luka.

Namun, sekarang telah ditemukan vaksin khusus yang dikenal dengan nama vaksin Hydovet
untuk mencegah serangan bakteri Aeromonas hydrophylla. Caranya dengan menyuntikkan
vaksin Hydrovet 0,8 ml/kg bobot tubuh ke induk betina. Vaksinasi maternal pada induk ikan
gurami ini ternyata dapat meningkatkan ketahanan benih terhadap serangan bakteri A.
hydrophilla. Hal ini diketahui dari terbentuknya antibodi pada induk dan benih gurami
melalui titer antibodi. Vaksinasi maternal dapat menekan angka kematian ikan gurami hingga
10%. Teknik vaksinasi ini dapat dilakukan dengan mudah. Vaksin yang digunakan juga telah
tersedia di pasaran degan harga relatif murah jika dibandingkan dengan kenaikan produksi.

Kembali ke Daftar Isi


6. Columnaris

Penyakit columnaris disebabkan oleh parasit Flexybacter columnaris yang menyerang bagian
sirip dan insang. Penyakit ini menyerang gurami dengan berbagai umur. Gejala klinis yang
muncul adalah ikan menjadi lemas, nafsu makan berkurang, sirip rontok, dan insang
terkelupas.

Penyakit ini dapat menulai melalui media air atau kontak langsung antara ikan sehat dengan
ikan yang sakit. Pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan sanitasi yang baik,
mendesinfeksi peralatan, dan mengurangi kandungan bahan organik terlarut di dalam kolam.
Gurami yang telah terserang penyakit ini, dapat diobati dengan cara direndam di dalam
larutan Baytril 8-10 ppm selama 24 jam.

7. Trichodina

Penyakit trichodina disebabkan oleh parasit Trichodina sp. yang menyerang bagian kulit dan
sirip ikan. Serangan penyakit ini menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini
menyebabkan luka di sekujur bagian yang diserang. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara
merendam ikan di dalam larutan garam dapur 500-1.000 mg/l air selama 24 jam atau di dalam
larutan formalin 25 mg/l air selama 24 jam.

Kembali ke Daftar Isi


8. TBC

Penyakit TBC sudah menjadi momok bagi para peternak gurami. Penyakit ini dapat
menimbulkan kematian hingga 30-70%. Bahkan, jika lingkungan kurang mendukung, seperti
air kotor dan suhu dingin, tingkat kematiannya dapat melebihi angka tadi. Kerugian yang
ditimbulkan tidak hanya secara kuantitas, tetapi harga jualnya pun turun karena tampilan ikan
jelek. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium sp., terutama
Mycobacterium fortuitum.

Parasit Mycobacterium fortuitum akan menyerang gurami, terutama yang sedang stres. Stres
pada gurami dapat disebabkan oleh kualitas air yang jelek. Kualitas air kolam yang menurun
dapat disebabkan adanya tumpukan limbah rumah tangga di dasar kolam. Keadaan ini
menyebabkan bahan organik terlarut meningkat dan pH air menurun. Pada keasaman yang
tinggi, oksigen terlarut menjadi sedikit dan bakteri yang berkembang menjadi lebih patonegik
sehingga ikan gurami mudah stres.

Perbedaan suhu yang ekstrim antara malam dan siang (10-15 C) juga dapat mengakibatkan
ikan lemah dan stres. Karena itu, serangan penyakit ini biasanya akan mengganas pada
peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Jika suhu air di bawah 26 C,
bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan.

Gejala gurami terserang penyakit TBC di antaranya nafsu makan berkurang. Akibatnya,
sistem peredaran darah akan terganggu. Selain itu, adanya serangan bakteri atau patogen akan
merangsang produksi lendir yang berlebih. Lendir ini berfungsi sebagai benteng pertahanan.
Semakin gencar serangan bakteri, lendir yang dikeluarkan pun semakin banyak. Akibat
produksi lendir yang berlebihan, lama-kelamaan kulit gurami mengering dan terkelupas.

Gejala lain gurami terserang TBC adlaah kulitnya menjadi lebih gelap dan timbul bercak
merah hingga perdarahan di sekujur badan. Bercak merah biasanya ditemukan pertama kali di
pangkal ekor atau di daerah sekitar anus. Jika bakteri lama berada di dalam badan gurami,
akan muncul benjolan-benjolan kecil dan bagian perut ikan membengkak (dropsy). Bahkan,
mata gurami akan menonjol seperti hendak jatuh. Benjolan atau pembengkakan ini
disebabkan adanya pertumbuhan granuloma atau tubercle. Jika benjolan tersebut dibedah
akan tampak granuloma berupa bintil-bintil kecil berwarna kemerahan. Granuloma ini
merupakan hasil metabolisme bakteri Mecobateriosis fortuitum. Granuloma juga dapat
menyebar ke organ lain, seperti ginjal, hati, dan limfa.
Penyakit TBC bersifat zoonosis, yaitu selain menginfeksi ikan, juga dapat menyerang
manusia. Karyawan yang sering menangani ikan sakit dapat tertular penyakit ini jika tidak
segera mencuci tangan. Jika terinfeksi biasanya akan timbul bintik-bintik atau koreng pada
kulit kita. Dengan kemampuan virulensi yang tinggi, infeksi ini dapat menyebar dengan
cepat.

TBC pada gurami termasuk penyakit yang sulit diobati. Jika seekor gurami terserang bakteri
mematikan ini, seisi kolam dapat tertular. Penularan dapat terjadi melalui air, kontak tubuh,
atau peralatan yang digunakan. Namun, jika sudah terjadi serangan dapat diatasi dengan
menggunakan antibiotik Rifampisin dosis 10-20 mg/kg bobot tubuh atau Etambutol-HCl
dosis 15-20 mg/kg bobot tubuh. Pengobatan ini memerlukan waktu sekitar enam bulan,
bahkan lebih.

Melihat proses pengobatan yang memakan waktu lama dan obat yang digunakan juga
banyak, otomatis biaya yang dikeluarkan juga bertambah. Karena itu, satu-satunya jalan yang
efektif agar gurami tidak terserang penyakit TBC adalah pencegahan secara intensif.
Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kolam yang benar, menjaga kualitas air tetap
baik, dan memberikan pakan yang benar.

Perawatan kolam yang dilakukan dengan cara membersihkan kolam setelah proses
pemanenan. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah di
dasar kolam dibalik, lalu ditabur kapur pertanian sebanyak 100-150 g/m2. Jika tanah dasar
kolam beraksi asam, dosis kapur yang ditambahkan dapat mencapai 200 g/m2. Selain sebagai
desinfektan, kapur juga berguna untuk menurunkan keasaman air. Setelah diberi kapur,
kolam dikeringkan selama satu minggu.

Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, benih gurami sebaiknya diaklimatisasi agar terhindar
dari stres. Caranya dengan menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong
pengangkutan. Setelah itu, kantong pengangkutan yang sudah terbuka itu diapungkan di atas
permukaan air kolam dan ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.

Agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan daya tahan tubuh), gurami sebaiknya
diberi imunostimulan. Misalnya, vitamin C dosis 150-500 mg/kg bobot tubuh yang diberikan
selama 7-10 hari ketika benih gurami seukuran korek api. Selain vitamin C, benih gurami
juga dapat diberi lipopolisakarida dosis 10 mg/liter. Untuk menekan pertumbuhan bakteri,
pakan ikan gurami dapat ditambah dengan probiotik, seperti Super NB atau Aquasin dosis
1ppm seminggu sekali.

Kembali ke Daftar Isi


Penyakit Non-parasiter
Penyakit non-parasiter disebut juga dengan penyakit non-infeksi. Penyakit ini disebabkan
oleh kualitas media yang jelek atau penanganan budi daya yang salah. Penyakit non-parasiter
dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu penyakit nutrisi, penyakit kejenuhan gas, dan penyakit
kekurangan oksigen.

1. Kekurangan nutrisi
Penyakit ini disebabkan kekurangan asam amino dan vitamin pada pakan. Selain itu, juga
dapat disebabkan keracunan alfatokin. Penyakit ini menyerang bagian insang dan badan
bagian luar. Gejalanya adalah tutup insang keriput, tubuh ikan bengkok, dan pertumbuhannya
lambat.

Munculnya penyakit ini dipicu oleh kualitas pakan yang jelek atau pakan yang sudah
tercemar jamur. Karena itu, penyakit ini dapat diobati dengan mengganti pakan yang lebih
berkualitas dan memberikannya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Kembali ke Daftar Isi


2. Kejenuhan gas

Penyakit ini disebabkan oleh kandungan nitrogen, oksigen, dan karbondioksida di dalam air
kolam terlalu jenuh. Bagian yang terserang adalah kulit, mata, dan insang. Penyakit ini lebih
banyak menyerang benih gurami. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terkena penyakit
ini adalah timbulnya gelembung udara di bagian kulit, mata, dan insang. Penyakit ini tidak
menular, tetapi jika tidak segera diobati akan menyebabkan gangguan kronis. Penyakit ini
dapat diatasi dengan cara mengganti air atau meningkatkan kualitas air kolam.

3. Kekurangan oksigen

Penyakit ini disebabkan oleh oksigen terlarut di dalam air rendah. bagian yang terserang
adalah organ tubuh bagian dalam (paru). Penyakit ini menyerang gurami dari semua
golongan umur. Gejala klinis yang muncul adalah gurami sering membuka tutup insang dan
berkumpul di permukaan air. Munculnya penyakit ini dipicu oleh pertumbuhan plankton yang
berlebihan dan kadar bahan organik terlarut sangat tinggi. Oleh karena itu, cara mengatasinya
dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas air, mengurangi bahan organik, dan
mengurangi kepadatan ikan.

Anda mungkin juga menyukai