Peringatan:
Jangan sampai kontak dengan pakaian dan bahan lain yang mudah terbakar. Simapan dalam
tempat tertutup rapat. Jangan simpan didekat benda mudah terbakar.
Cuci segera pakaian yang terkena. Jangan terkena mata atau kulit. Jangan hirup debu PK. Cuci
tangan setelah menggunakan.
Pertolongan Pertama:
Apabila terkena mata atau kulit. Segera siram mata dan kulit dengan air yang banyak selama
15 menit. Apabila terhirup segera pindahkan korban ke udara bersih; apabila tidak dapat
bernapas beri pernapasan buatan; apabila kesulitan bernapas beri oksigen. Apabila tertelan:
Jangan rangsang agar muntah, minum air yang banyak. Segera kontak dokter.
HIDROGEN PEROKSIDA
Larutan jernih ini sepintas mirip air, dengan rumus kimia yang nyaris serupa H2O2. Meskipun
demikian jangan coba-coba untuk mengkonsumsinya. Bahan ini merupakan oksidator kuat.
Hidrogen peroksida akan terurai menjadi dua produk yang aman yaitu, air dan oksigen. Bahan
ini kerap digunakan dalam dunia kesehatan sebagai disinfektan (pembunuh kuman) karena
tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Bahan inipun digunakan pula sebagai antiseptik
pada akuarium.
Hidrogen peroksida bisa pula digunakan sebagai catu oksigen dalam akuarium untuk
mengatasi kondisi kekurangan oksigen yang terjadi. Sebuah produk peralatan akuarium malah
membuat catu oksigen dengan bahan baku hidrogen perosidan ini dengan sangat baik,
sehingga oksigen dapat disuplai tanpa menggunakan listrik.
Fungsi Garam
Ikan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu
menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini
terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan
merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air.
Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.
Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif
berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam
tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan
cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa
pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan
utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila
ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan
mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada
diluar batas toleransinya.
Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih
banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya
beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal
ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga
ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu
sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat
total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu
menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai
kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus
diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam
dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek
sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah,
akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.
Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama
yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus
diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.
Perhitungan
Untuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari
akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium
dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume
airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama
dengan 200 kg.
Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 %
(0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang
diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh
karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa
ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.
Penggunaan
Untuk penggunaan jangka panjang (beberapa hari) atau jangka pendek (10 - 30 menit).
Formalin dapat mengganggu filter biologi, oleh karena itu, perlakuan sebaiknya dilakukan di
akuarium khusus. Keuntungan dengan perlakuan terpisah ini adalah apabila ikan mengalami
stres pada saat diperlakukan, ikan tersebut dapat segera dikembalikan pada akuarium utama.
Dosis
Dosis penggunaan formalin bervariasi tergantung pada spesies ikannya. Setiap spesies akan
memiliki toleransi berbeda terhadap formalin. Dengan demikian dosis yang dicantumkan pada
artikel ini bukan merupakan jaminan, tetapi merupakan kriteria rata-rata. Yang perlu
diperhatikan adalah: penggunaan formalin dalam perlakuan jangka pendek harus diawasi
dengan ketat. Dan perlakuan harus segera dihentikan apabila ikan mulai menunjukkan gejala
stres seperti nafas tersengal-sengal (megap-megap) atau meloncat (ingin keluar dari akuarium)
Untuk perlakuan jangka panjang, seperti untuk pengobatan akibat infestasi ektoparasit kecil
penyebab kulit berlendir adalah 0.15 -0.25 ml produk komersial (37-40%) per 10 liter air.
Setelah 2 - 3 hari, kembalikan ikan pada akuarium semula. Apabila perlakuan dilakukan pada
akuarium utama (jangan lupa by pass filter biologi), maka lakukan penggantian air sebanyak
30%.
Untuk perlakuan jangka pendek, seperti untuk pengobatan akibat infestasi ektoparasi besar
penyebab fluke, dosisnya adalah 2 ml produk komersial per 10 liter air. Siapkan campuran
terlebih dahulu sebelum ikan dimasukkan. lakukan perendaman selama maksimal 30 menit,
atau bahkan kurang apabila ikan segera menunjukkan gejala stres.
Peringatan
Formalin sangat berbahaya apabila terkena kulit atau mata. Apabila hal ini terjadi segeralah
cuci dengan air yang banyak. Bahan ini juga dapat menghasilkan uap beracun, oleh karena itu
jangan biarkan botol formalin terbuka di ruang tertutup. Simpan formalin dalam botol
berwarna gelap dan hindarkan dari cahaya, kalau tidak maka akan dapat terbentuk
paraformaldehid (berupa endapan putih) yang sangat beracun bagi ikan, bahkan dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Selain itu, formalin dapat bersifat ekspolif.
Sifat Fisika dan Kimia
Tampilan: cairan jernih (tidak berwarna)
Bau: berbau menusuk, keras
Kelarutan: sangat larut
Berat jenis: 1.08
pH: 2.8
Volatilasi (21°C): 100
Titik didih: 96°C
Titik Cair: -15°C
Kepadatan Uap (udara=1): 1.04
Tekanan Uap: 1.3@ pada 20°C
Laju Penguapan: Tidak ada informasi
Identifikasi Bahaya
Sangat berbahaya! Dapat menyebabkan kanker. Resiko kanker tergantung pada tingkat dan
lama kontak. Uap berbahaya. Berbahaya apabila terhirup atau terserap kulit. Menyebabkan
iritasi terhadap kulit, mata dan saluran pernafasan. Dapat berakibat fatal atau menyebabkan
kebutaan apabila tertelan.Mudah terbakar.
Tingkat Bahaya
Kesehatan= 3 (tinggi)
Terbakar= 2 (sedang)
Reaktifitas= 2 (sedang)
Kontak= 3 (tinggi)-korosif
Pertolongan Pertama
Terhisap: Pindahkan korban pada udara bersih. Apabila tidak bernafas, beri nafas buatan,
apabila kesulitan bernafas beri oksigen, panggil dokter.
Tertelan: Apabila korban sadar usahakan untuk mengencerkan, menonaktifkan dan menyerap
bahan dengan memberi susu, arang aktif, atau air. Setiap bahan organik akan dapat
menonaktifkan formalin. Jaga tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga
agar kepala lebih rendah dari pinggul.
Kontak Kulit: Segera cuci dengan air yang banyak selama paling tidak 15 menit, sambil
melepas pakaian yang terkena. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Kontak Mata: Segera cuci dengan air yang banyak selama paling tidak 15 menit Segera
hubungi dokter.
OXYTETRACYLINE OTC
Oksitetrasiklin hidroklorida merupakan antibiotik yang kadang-kadang digunakan dalam
pengobatan penyakit akibat infeksi bakterial sistemik pada ikan
Metronidazol.
Dosis yang disarankan adalah 10 ppm. Obat ini biasanya berbentuk tablet dengan kadar 250
mg/tablet. Sebelum digunakan, tumbuk halus tablet tersebut dan campur dengan air.
Selanjutnya, sesuai dengan takaran yang diperlukan, masukan larutan tersebut kedalam
akuarium. Perlakuan ini harus diulang selang sehari, hingga sebanyak 3 ulangan. Anda dapat
melakukan pergantian air sebanyak 25 % selama perlakuan, sehari sebelum perlakuan
dilakukan. Apabila ikan yang terjangkit masih mau makan, disarankan agar metronidazol
diberikan secara oral, yaitu dicampurkan pada pakan mereka. Dosis yang direkomendasikan
adalah 1 % berat. Secara praktis hal ini dapat dilakukan dengan cara mencelupkan pakan pada
larutan metronidazol sebelum diberikan atau dengan mencampurkan tepung metronidazol
pada pakan mereka.
Di-metronidazol.
Dosis = 5 ppm. Diberikan seperti halnya cara pemberian metronidazol, tetapi ulangan
dilakukan dengan selang 3 hari (4 hari sekali). Pada kasus berat, pengobatan dapat dilakukan
dengan perendaman selama 48 jam dengan dosis 0.004 %..