Anda di halaman 1dari 8

Indonesia memiliki kekayaan sumber hayati yang sangat besar, salah satunya adalah

sumber penghasil protein hewani khususnya ikan. Indonesia juga kaya akan keaneka-
ragaman perikanan baik itu ikan laut maupun ikan tawar. Ikan memang mengandung
komposisi gizi yang sangat ideal. Untuk itulah pengolahan ikan seperti usaha ikan
bandeng presto sangat layak di lakukan untuk mengangkat dan memberikan nilai tambah
dari perikanan.

Saat ini banyak orang telah menyadari bahwa memakan ikan baik itu ikan laut sangat
bagus nilai nutrisinya, namun kebanyakan hanya orang di pesisir yang gemar memakan
ikan laut. Ikan merupakan sumber bahan pangan yang amat rentan mengalami kerusakan.
Berbagai jenis bakteri bisa menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa senyawa
berbau busuk serta anyir. Begitu juga dengan ikan bandeng.

Peluang usaha pengolahan ikan bandeng atau usaha ikan bandeng presto bertujuan
untuk meningkatkan daya jual dan keuntungan dari ikan bandeng. Hal ini di karenakan
ikan bandeng sebagai mana ikan lain tidak tahan lama, hingga perlu di olah lebih lanjut
untuk mempertahankan kualitas dan meningkatkan nilai jualnya. Usaha ikan bandeng
presto juga di latr belakangi banyaknya penggemar ikan bandeng yang kesulitan akan
duri dalam ikan bandeng, untuk itu di lakukan presto agar duri dan tulang ikan bandeng
menjadi lebih lunak dan bisa di makan.

Bahan Baku Usaha Bandeng presto
Bahan Baku usaha ikan bandeng presto adalah ikan bandeng, kita mesti memastikan
dahulu ketersediaan ikan bandeng di daerah kita. Usahakan kita mempunyai beberapa
mitra atau penyuplai ikan bandeng secara tetap, hal ini untuk mengatisifasi terjadinya
kelangkaan ikan bandeng yang bisa membuat usaha ikan bandeng presto kita tersendat.
Cara memilih ikan bandeng
Ada baiknya kita mengetahui cara memilih ikan bandeng yang baik untuk di presto, ikan
bandeng yang baik untuk dipresto memiliki ciri ciri sebagai berikut.
Ikan bandeng masih terlihat segar dan memiliki bau anyir khas ikan, tidak busuk.
Ikan bandeng masih mempunyai sisik yang utuh, tidak terkelupas, menempel kuat
dan tertutup lendir bening.
Pada bagian insang masih berwarna merah segar, cemerlang dan tidak berbau.
ikan bandeng masih memiliki kulit yang cemerlang, kontras dan tidak pudar.
Ikan bandeng masih mempunyai daging yang elstis, yang bila di tekan akan
kembali ke bentuk semula.
Ikan bandeng tidak memiliki bau lumpur atau tanah, ikan bandeng jenis ini yang
bagus kita gunakan untuk membuat bandeng presto. Ciri ciri khususnya adalah,
punggung ikan bandeng bewarna hitam dan bibir ikan bandeng bewarna
kemerahan.
Dan tentunya tidak terkontaminasi zat kimia berbahaya.

Peralatan Usaha ikan bandeng presto
Untuk peralatan usaha yang di butuhkan bergantung besar kecilnya usaha bandeng presto
kita. Jika kita membuat usaha bandeng presto ini dalam skala kecil, cukup memakai panci
presto saja. Namun bila kita ingin memulai skala UKM menengah kita bisa membeli
mesin presto yang banyak di jual di toko mesin industri (lihat disini). Berikut ini
perkiraan peralatan yang di butuhkan untuk usaha ikan bandeng presto.
Peralatan Harga skala kecil Harga skala UKM
2 tabung gas 3 kg 400.000

2 tabung gas 12 kg

900.000
kompor/bunner 150.000 200.000
Panci presto 200.000

Mesin Presto

2.000.000
Mesin Vacum Plastik

5.000.000
Mesin Sealer Plastik 1.000.000

Lemari pendingin/Chiller 2.000.000 2.000.000

Cara membuat bandeng presto
Sebaiknya kita memang mengetahui cara membuat ikan bandeng presto atau memiliki
resep ikan bandeng presto yang enak. Kita bisa bertanya pada para ahli masak atau bisa
juga lihat resep cara membuat bandeng presto. Berikut ini Resep Bandeng Presto
menggunakan Mesin Presto untuk Industri.

Bumbu yang diperlukan untuk Resep Bandeng Presto:
Bawang Putih 20 siung
Bawang merah 10 siung
Ketumbar 1 sendok makan
Kemiri 20 butir
Garam 5 sendok makan
Bumbu penyedap masakan secukupnya
Kunyit secukupnya
Pewarna Makanan Kuning (bila diperlukan) secukupnya
Cara membuat bandeng presto :
Siapkan ikan bandeng segar yang sudah dibersihkan bagian dalam perutnya,
namun kita tidak perlu membersihkan sisiknya. Kita tidak bisa memproduksi ikan
bandeng presto yang tanpa sisik menggunakan Mesin Presto Industri kapasitas
besar dan tekanan yang juga besar, sebab jika sisiknya dihilangkan maka jika
dipresto bandeng tersebut akan hancur.
Letakkan Ikan Bandeng di cutingboard. Pegang ikan bandeng dengan arah Kepala
disebelah kiri dan punggung dibawah. Potong Melintang kurang lebih 3 cm dari
ekor, potong hingga terasa kena tulangnya, kemudian tarik pisau dan dikerat
membelah punggung hingga kepala bandeng.
Haluskan semua bumbu.
Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan kedalam bandeng yang sudah dibelah.
Lumuri semua permukaan bandeng hingga tertutup bumbu.
Letakkan Bandeng yang telah diberi bumbu ke loyang bulat yang berlubang
lubang, susun bandeng dengan cara berselang seling (kepala ekor, ekor kepala)
Siapkan Mesin Presto Industri, isi dengan air sampai kira kira 2cm di bawah
loyang yang paling dasar, beri bumbu penyedap (Jahe, Laos, sereh dan daun Jeruk
purut).
Susun Loyang yang sudah berisi bandeng, dengan pembatas bambu, sampai presto
penuh.
Presto Bandeng sampai durinya lunak ( 2-3 jam).

Supaya ikan bandeng lebih awet dan tahan lama, sebaiknya ikan bandeng presto yang
telah matang tersebut sesegera mungkin kita dinginkan dengan menyimpannya ke dalam
wadah dan diberi es. Untuk menjaga supaya ikan bandeng presto tersebut tidak kontak
langsung dengan es, ikan bandeng presto tersebut kita masukkan ke dalam kantong
plastik yang ditutup dengan sealer atau kita vacum. Setelah dingin baru masukan ke
lemari pendingin agar tahan lama.

Analisa Usaha (Skala Rumahan)

Penjualan bandeng presto : 10 kg/hari @ Rp. 26.000 = Rp. 260.000 x 30 hari = Rp.
7.800.000/bulan

Biaya
Ikan Bandeng segar : 10 kg @ Rp. 13.000 = Rp. 130.000 x 30 hari = Rp. 3.900.000
Gas :1kg x Rp. 5.000 x 30 hari = Rp. 150.000
Bumbu : 1 paket @ Rp. 10.000,00 x 30 hari = Rp. 900.000
Listrik dan Air : Rp. 300.000
Transportasi : Rp. 500.000
Total Pengeluaran : Rp. 5.750.000

Margin
Rp. 7.800.000 Rp. 5.750.000 = Rp. 2.050.000

BEP
Modal usaha Rp 3.750.000 - Rp 2.050.000 = 4,5 bulan

Resiko Usaha
Ikan bandeng yang berbau tanah bisa menyebabkan rasa bandeng presto kurang enak.
Bila pelanggan memperoleh bandeng presto yang seperti ini tentu mereka akan kapok
membeli lagi. Pemilihan bandeng secara tepat bisa menjadi cara untuk menghindari
resiko ini. Aroma tanah pada ikan bandeng sering hanya bisa dideteksi ketika
dikonsumsi, oleh sebab itu pastikan pasokan ikan bandeng diperoleh dari sumber yang
mempunyai kwalitas ikan bandeng baik.

Promosi dan Pemasaran ikan bandeng presto
Ikan bandeng presto dapat di jual pada tetangga sekitar dan teman teman kita. Untuk
sekala besar dapat menitipkannya di minimarket, di pasar tradisional atau toko toko.
Untuk mningkatkan sales penjualan dan mengenalkan ikan bandeng presto kita bisa juga
dengan memanfaatkan media online seperti Facebook, twitter, ikan gratis hingga
membuat website khusus perusahaan. Semoga artikel Usaha Ikan bandeng presto ini bisa
menginspirasi kita semua untuk memulai usaha UKM.
pengertian, jenis-jenis dan fungsi surat berharga


Pengertian Surat Berharga
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang (Dunil Z:
2004)
Surat Berharga /waarde papier / negotiable instrument adalah :Sebuah dokumen
yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran
sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu
perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut , baik pihak
yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat
berharga tersebut dialihkan. Contoh : Cek, wesel , Saham , Obligasi , dll.
Fungsi Surat Berharga
Fungsi Surat Berharga secara yuridis adalah sebagai berikut: Sebagai alat
pembayaran Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan). Sebagai
Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)
Dilihat dari segi fungsinya , ada 3 macam surat berharga : Surat yang bersifat
hukum kebendaaan (zakenrechtelijke papieren) Surat tanda keanggotaan dari persekutuan
(lidmaatschaps papieren) Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren)
Secara fisik Surat Berharga hanyalah merupakan sepucuk surat, tetapi secara
hukum dapat mengikat. Teori secara cauisa yuridis suatu surat berharga mempunyai
kekuatan mengikat :
a) Teori Kreasi (Creatie theorie ) Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat
penerbitnya adalah karena tindakan penerbit menandatangani surat berharga. Karena
penandatanganan tersebut, penerbit terikat meskipun pihak pemegang surat berharga
sudah beralih kepada pihak lain dari pemegang semula.
b) Teori Kepatutan (Redelijkheids theorie) Menurut teori ini penerbit surat berharga
terikat dan harus membayar surat berharga kepada siapapun pemegangnya secara patut.
c) Teori Perjanjian (Overeenkomst theorie) Menurut teori ini penerbit surat berharga
terikat karena penerbit telah membuat perjanjian dengan pihak pemegang surat berharga .
d) Teori Penunjukan (Vertonings theorie) Menurut teori ini sebabnya surat berharga
mengikat penerbitnya adalah karena pihak pemegang surat berharga tersebut
menunjukkan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk mendapatkan pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dalam Buku I titel 6 dan titel 7 mengatur
jenis surat berharga seperti:
1. Wessel
2. Surat sanggub
3. Cek
4. Kwitansi-kwitansi dan
5. promes atas tunjuk Dan lain-lain
Sedangkan di dalam perkembangannya sekarang muncul jenis surat berharga seperti:
Bilyet Giro, Travels Cheque, Credit Card, dsb.
Surat berharga di Indonesia berkembang mulai tahun 1980 setelah adanya
deregulasi ekonomi dalam bidang keuangan. Aturan ini membawa perubahan kepada
berkembangnya pasar keuangan di Indonesia dimana surat berharga komersial ini adalah
merupakan salah satu bentuk pengembangan pasar financial. Dimana selanjutnya
pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bank Indonesia No.28/52/DIR dan No
49/52/UPG yang masing masing tentang Persyaratan perdagangan dan penerbitan surat
berharga komersial melalui bank umum di Indonesia, dimana dengan adanya peraturan
tersebut maka bank umum di Indonesia mempunyai pedoman yang seragam.
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang
A. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang
pada tanggal yang telah ditetapkan.
Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
Instrumen yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh
Bank Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan
disukai oleh perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan
untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil.
T-Bills (istilah umum digunakan di dunia internasional) kalau di Indonesia adalah
SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
B. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai
dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo.
Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270
hari.
Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa
diantaranya menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit
line dari bank yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang
diterbitkan. Dalam perkembangannya di beberapa negara, CP diterbitkan dengan
dukungan aset perusahaan lainnya, misalnya piutang, dsb. Bahkan perkembangan
terakhir CP diterbitkan dengan bank garansi atau jaminan dari perusahaan
induknya. Namun kasus ini terjadi bila investor tertentu meminta jaminan dari
nilai CP yang dibeli dalam jumlah besar.
Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun secara
tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara.
Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sbb:
Bagi Penerbit:
a) Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate, yaitu tingkat bunga kredit yang
dikenakan perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana akan menjadi lebih
murah.
b) Tidak perlu menyediakan jaminan.
c) Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan penerbit
dan investor.
d) Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas persetujuan
investor.
Bagi I nvestor:
a) CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya Sertifikat
Deposito, Treasury Bills.
b) Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.
c) Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan dengan
rating yang tinggi.
Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:
o Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan.
Kemungkinan penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memperlihatkan
keadaan likuiditas dan kemampuan perolehan labanya.
o Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga
perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal investasi.
C. Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi
mempunyai ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum
jangka waktu jatuh temponya.
Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto.
Perhitungan diskonto CD tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
D. Bankers Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta
asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata
accepted di atas wesel tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang
menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk
membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut
berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang
internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu akseptasi
biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan
instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi.
Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi yang berkualitas tinggi
dan sangat mudah diuangkan. Aksep digunakan dalam perdagangan ekspor impor karena
banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak yakin betul terhadap credit standing importir
yang dikirimi barang. Eksportir sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh bank
domestik atau suatu bank asing. Dengan demikian, aksep adalah instrumen keuangan
yang dirancang untuk mengalihkan resiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga
yang akan mengambil resiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai resiko
kredit dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai pinjaman. Ketiga pihak dalam
transaksi tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit, mendapatkan keuntungan
dari metode pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai berikut:
a) Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.
b) Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang
disepakati dengan bank.
c) Bank penerbit yang memegang Bankers Acceptance (didiskonto dari eksportir)
merupakan instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh
tempo melalui dealer bila membutuhkan likuiditas.
E. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang
ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang
pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau
pembawa.
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih
awal sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada
bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka
pendek, maka instrumen ini sangat umum digunakan dalam perdagangan.
Penarikan wesel ini biasanya selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli
barang. Dimana penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli barang sebagai
tertarik.
Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.
Pada prinsipnya Bill of exchange ini akan berubah menjadi Bankers Acceptance
apabila telah diaksep oleh bank. Oleh karena itu wesel ini dapat diperjualbelikan
secara diskonto.
F. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian
bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut
pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi
Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto,
misalnya SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills.
G. Sertifikat Bank I ndonesia (SBI )
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Karakteristik SBI:
a) Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
b) Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan.
c) Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
d) Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri
dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
e) Dapat dipindahtangankan (negotiable). SBI sebagai instrumen kebijaksanaan
operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan
diperdagangkan dengan sistem lelang, pada dasarnya penggunaannya sama dengan
penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI
dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan
cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat
bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai
indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.
SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI
secara lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan
tujuan:
a) Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga melalui
target volume yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas tertentu.
b) Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka
tingkat bunga menjadi wajar.
Pola pembelian SBI:
Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
Pembelian melalui Pasar Sekunder
Pembelian melalui Broker
Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB, maupun
masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu Security
House (perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto
yang berlaku di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia
menunjukkan beberapa market dan broker yang terdiri dari Bank-bank Umum sebagai
lembaga penunjang dalam perdagangan SBI. Market maker disini bertindak sebagai
penggerak pasar sekunder. Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang
berkewajiban sbb:
Membuat dan mengumumkan quotation.
Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder.
Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan
SBI di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara
outright maupun repo. (Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar
sisa jangka waktu SBI yang bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk
membeli kembali sebelum jatuh tempo; sedangkan transaksi repo adalah transaksi
dengan perjanjian bahwa penjual wajib membeli kembali SBI yang bersangkutan
sesuai jangka waktu yang dijanjikan).
1. H. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU.
Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb:
1. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari
bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
o Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka
transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.
o Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka
pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
1. Surat wesel, dapat berupa:
Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang merupakan
nasabah berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan surat aksep atau wesel
(sebagai surat utang) untuk mendapatkan dana dari Bank atau LKBB (Lembaga
Keuangan bukan Bank). Kemudian SBPU dijualbelikan oleh Bank dan LKBB
melalui security house (perantara) maupun melalui pasar sekunder, yaitu diperjualbelikan
antara lembaga-lembaga keuangan itu sendiri serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU
ini melalui security house juga bisa dijualbelikan ke Bank Sentral Indonesia.
1. I . Call Money (I nterbank Call Money Market)
Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam
hitungan hari) antar bank.
Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau
kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara***

Diposkan oleh oki di 22.42

Anda mungkin juga menyukai