Anda di halaman 1dari 7

Kesesuaian Lahan terhadap Tanaman Vanili di Kabupaten Kolaka, Sulawesi

Tenggara
Oleh Moja Tania, 1206216166

Tanaman Vanili
Tanaman vanili merupakan tanaman tahunan yang tergolong dalam jenis tanaman
anggrek dari suku (famili) Orchidaceae yang memiliki banyak macam spesies (lebih dari
1500 spesies). Vanilla planifolia merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
bernilai ekonomi tinggi dengan fluktuasi harga yang relatif stabil dibandingkan dengan
tanaman perkebunan yang lain. Tanaman vanili bernilai ekonomi cukup tinggi karena
ekstrak buahnya yang dikenal sebagai sumber bahan pengharum pada bahan makanan
dan minuman. Aroma yang khas dari hasil ekstrak buah vanili disebabkan oleh
substansi vanili. Hasil dari tanaman vanili adalah buahnya yang bila diolah hasilnya
lebih lanjut dapat berupa buah panili kering, powder, ekstrak buah panili, dan kristal
panili.
Kesesuaian Iklim dan Lahan
Iklim

merupakan

salah

satu

faktor

yang

mempengaruh

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman. Curah hujan yang dikehendaki oleh tanaman vanili adalah
1000 2000 mm/tahun yang terbagi rata selama 8 9 bulan basah diikuti dengan bulan
kering (curah hujan 60 90 mm/bulan) selama 3 4 bulan. Hari hujan yang diinginkan
adalah 150 180 hari/tahun, suhu udara 20 30 C dan kelembaban udara 65 75%.
Intensitas radiasi matahari yang dibutuhkan 30 50%. Tanaman vanili dapat tumbuh
dan berproduksi pada ketinggian tempat 0 1200 m dpl.; namun untuk tujuan komersil
sebaiknya diusahakan pada ketinggian tempat 0 600 m dpl. Semakin tinggi tempat
maka suhu dan kelembaban makin tinggi, hal ini selain akan menguntungkan
pertumbuhan jamur patogen tanaman juga akan menurunkan mutu polong.
Tanaman vanili dapat diusahakan pada berbagai jenis tanah seperti andosol, latosol,
podsolik, regosol dan jenis tanah lainnya, asalkan sifat fisiknya baik. Tingkat kesuburan

tanah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan vanili. Tanah yang
rendah dengan solum yang relatif dalam dan mengandung bahan organik tinggi, sangat
baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Kemasaman tanah (pH) yang dikehendaki
berkisar antara 5,5 7,0.

Kelas kesesuaian lahan

Persyaratan
penggunaan/
karakteristik lahan

S1

S2

S3

20 22

< 20

27 -28

> 28

> 3000

> 3000

1000 -

850 -

< 850

1500

1000

50 60

< 50

Temperatur (tc)

Temperatur rerata

24 - 26

23 - 24

(C)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm)


pada

1500 -

2000

2000

3000

masa pertumbuhan

Kelembaban udara
(%)

60 - 75

< 50

78 80

>80

> 80

Agak

Terhambat

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Baik

Agak baik

terhamb
at

Media perakaran (rc)

Tekstur

Lempung

Lempung

Tekstur

Berpasir

berhumus

pasir

Lainnya

lainnya

Kedalaman air

> 100

60 - 100

40 60

< 40

<5

<5

< 20

> 70

tanah (cm)

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol)

Kejenuhan basa (%)

> 16

36 - 50

5 - 16

20 - 35

> 36

pH H2O

6,0 - 7,0

5,0 - 6,0

7,0 8,0

> 8,0

4,5 - 5

< 4,5

2-4

>4

50 - 60

< 50

Toksisitas (xc)

Salinitas (dS/m)

<1

1-2

Bahaya sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik

> 100

60 - 100

(cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

3 - 15

0-3

15 - 45

Bahaya erosi

sangat

rendah -

berat

sangat

rendah

sedang

berat

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kolaka


Kabupaten Kolaka terletak di jazirah Tenggara pulau Sulawesi dan secara geografis
terletak pada bagian barat Propinsi Sulawesi Tenggara memanjang dari utara ke

selatan berada di sekitar 313-435 Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke
Timur diantara 12105-12199 Bujur Timur yang secara administratif berbatasan
dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Kolaka Utara
- Sebelah Barat : Teluk Bone
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bombana
- Sebelah Timur : Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan
mencakup jazirah daratan dan kepulauan dengan luas 6.918,38 km dan perairan laut
seluas 15.000 km.
Keadaan permukaan wilayah Kabupaten Kolaka padaumumnya tediri dari gunung dan
bukit yang memanjang dari utara ke selatan. Diantara gunung dan bukit terbentang
datarandataran yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor
pertanian dengan tingkat kemiringan sebagai berikut:
Antara 0 - 2 % seluas 646 Km2 (9,94% dari luas daratan.
Antara 2 - 15 % seluas 575 Km2 (8,84% dari luas daratan).
Antara 15 - 40 % seluas 1.300 Km2 (19,99% dari luas wilayah daratan).
Antara 40% keatas seluas 3.980 Km2 (61,23% dari luas daratan).
Dari luas wilayah tersebut menurut jenis tanah terdiri dari 7 (tujuh) jenis tanah yaitu;
tanah podzolik merah kuning seluas 1.728 Km2 (26,59%) dari luas wilayah daratan
kemudian tanah podzolik coklat kelabu seluas 1.268 Km2 (19,51%), lithosol seluas
1.225 Km2 (18,85%) dan selebihnya terdiri dari tanahregosol, Aluvial, rezina dan
mediteran merah kuning.
Keadaan musim di daerah ini umumnya sama seperti di daerah lainnya di Indonesia,
mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi

antara bulan Nopember dan Maret di mana pada bulan tersebut angin Barat yang
bertiup dari Asia dan samudera pasific mengandung banyak uap air.

Musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan Oktober di mana antara bulan tersebut
angin Timur yang bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air.
Khusus pada bulan April arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga
pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba. Curah hujan di wilayah ini umumnya
tidak merata, hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan wilayah derah
kering.
Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm per tahun berada pada
wilayah sebelah utara jalur Kolaka meliputi Kecamatan Kolaka, Kecamatan Wolo, dan
Kecamatan Mowewe dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam setahun.
Wilayah daerah kering dengan curah hujan kurang dari 2.000 mm per tahun meliputi
wilayah sebelah selatan dan Timur meliputi Kecamatan Watubangga, Kecamatan
Pomalaa, Kecamatan Wundulako, Kecamatan Ladongi dan Kecamatan Tirawuta yang
memiliki bulan basah antara 3 sampai 4 bulan dalam setahun.
Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh posisi dan
ketinggian tempat dari permukaan laut. Makin tinggi posisi suatu tempat dari
permukaan laut akan semakin rendah suhu udaranya dan sebaliknya.
Oleh karena itu wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya
dibawah 1.000 Meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa
maka daerah ini beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar 10C dan maksimum 31C
atau rata-rata antara 24C 28C.
Ketinggian tempat dari permukaan laut di Kabupaten Kolaka di bedakan dalam empat
segmen yaitu :

a. Ketinggian 0 - 7 meter, umumnya terletak di pesisir pantai Watubangga hingga


Tanjung Pakar dan di

Pantai Wolo hingga Tanjung Ladongi. Daerah ini

terdapat hutan bakau, tambak dan areal perkampungan.


b. Ketinggian 7 - 25 meter dari permukaan laut membujur dari kecamatan
Watubangga ke arah barat. Bentangan kontur mengikuti lekukan sepanjang
jalan arteri. Daerah yang di lalui selain hutan bakau dan perkampungan juga
kawasan budidaya seperti tambak, sawah,dan kebun campuran.
c. Daerah dengan ketinggian 25 - 100 meter mengikuti dataran agak terjal
dengan fungsi budidaya, dan sebagian besar hutan produksi dan perkebunan.
d. Daerah dengan ketinggian > 100 meter, merupakan daerah terjal kearah
kawasan perlindungan dan pelestarian, termasuk kawasan khusus dengan
perlindungan daerah aliran.

Analisis
Berdasarkan hasil bahasan diatas, dapat dibandingkan antara syarat tumbuh tanaman
vanili dengan kondisi fisik wilayah Kabupaten Kolaka, merupakan tergolong kategori
kesesuaian lahan yang sesuai atau S2 yaitu unit lahan dengan faktor pembatas ringan
> 1 dan tidak memiliki > 1 pembatas sedang. Kesesuaian yang dibandingkan yaitu
terdiri dari kemiringan lereng, curah hujan per tahun, dan jenis tanah yang ada di
Kabupaten Kolaka. Jika dibuat dalam prosentase, lahan yang cocok untuk dijadikan
budidaya tanaman vanili yaitu sekitar 80 % dari lahan yang ada di Kabupaten Kolaka.
Artinya wilayah ini mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan budidaya
tanaman vanili dan jika dikembangkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar.

Anda mungkin juga menyukai