BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN TANAH LAUT.
Geologi.
Berdasarkan tinjauan peta geologi Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten
Tanah Laut berumur antara mesozoik, tersier dan kuarter. Secara fisiografis terletak di
bagian ujung Barat Daya Pegunungan Meratus dan di bagian Selatan Cekungan Barito
dan Anak Cekungan Asam-Asam. Pegunungan Meratus terutama ditempati oleh
batuan prerersier, sedangkan Cekungan Barito dari Anak Cekungan Asam-Asam
ditempati oleh batuan sediment tersier.
Morfologi.
Morfologi wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat dibagi menajdi 4 satuan
morfologi yaitu satuan morfologi dataran, dataran bergelombang, perbukitan dan
pegunungan. Satuan morfologi dataran menempati bagian ujung Selatan dan ujung
Barat. Ketinggian berkisar antara 0-10 mdpl. Satuan ini berupa endapan alluvium
rawadan pantai yang tersusun dari batuan sediment kwarter. Satuan Morfologi
Dataran Bergelombang menempati bagian Barat dan Selatan, yaitu sekitar jalur jalan
raya Bati-Bati, Pelaihari, Asam-Asam, Pelaihari-Batakan dan Pelaihari-Takisung.
Ketinggian berkisar antara 10-50 mdpl. Satuan ini tersusun oleh batuan
sediment kwarter dan tersier. Satuan morfologi perbukitan menempati bagian tengah
merupakan kaki dari pegunungan Meratus. Ketinggian berkisar antara 50-250 mdpl.
Satuan ini tersusun oleh batuan metamorf dan sediment serta sebagian kecil batuan
beku. Satuan Morfologi pegunungan menempati bagian utara, dicirikan oleh lereng
yang terjal dengan ketinggian puncak lebih dari 250 mdpl.
Jenis Tanah
Jenis Tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah jenis tanah
podsolik, latosol, alluvial dan gleisol. Yang mendominasi wilayah Kabupaten Tanah
Laut adalah jenis tanah Alluvial, Podsolik dan Laotosol. Sedangkan jenis tanah Gleisol
hanya sebagian kecil saja, dan tersebar di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Kurau,
Bati-Bati, Takisung, Tambang Ulang, Pelaihari dan Panyipatan.
Jenis tanal latosol memiliki solum tanah tebal sampai sangat tebal, kandungan bahan
organic 3 – 9 %, pH tanah antara 4,5 – 6,5 yaitu dari masam sampai agak masam,
struktur tanahnya lemah dan konsistennya gembur. Secara keseluruhan tanah ini
mempunyai sifat fisika dan sifat kimia yang baik, sehingga produktivitas lahannya
sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 108.780 Ha (29,17 % dari luas daratan
seluruhnya).
Jenis tanah Alluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan, kandungan bahan
organiknya rendah, reaksi tanahnya masam sampai netral, struktur tanahnya pejal
atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab,
kandungan unsure haranya relative kaya dan banyak tergantung pada bahan
induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika kurang baik
sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya
sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 120.290 Ha (32,26 % dari luas lautan).
enis tanah podsolik memiliki solum tanah yang paling tebal yaitu 90 – 180 cm,
tekstur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur di bagian atas
dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %,
kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai
sangan masam yaitu 4 – 5,5. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia
kurang baik, sifat fisika tidak mantap karena sifat agregratnya kurang baik, sehingga
mudah terkena erosi. Produktivitasnya adalah rendah sampai sedang, menempati
areal satuan 123.010 Ha (32,98 % dari luas total daratan).
Hidrologi
Di Kabupaten Tanah Laut keadaan hidrologi atau sumber daya air dapat
dikelompokkan atas 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Sungai atau Danau
Keadaan hidrologi sungai dan danau sebagai sumber daya air permukaan di
Kabupaten Tanah Laut atas sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di Laut
Jawa. Sungai-sungai besar antara lain Sungai Maluka (640 Km2), Sungai Tabanio
(770 Km2), Sungai Sabulur (190 Km2), Sungai Sawarangan (580 Km2). Fungsi-
fungsi sungai tersebut adalah untuk sumber air minum, pengairan, usaha perikanan
dan sebagai sarana transportasi antara daerah/daerah timur dengan daerah-daerah
Barat di Kabupaten Tanah Laut. Adapun danau-danau (rawa) yang terdapat di
Kabupaten Tanah Laut yaitu Rawa Benua Raya (6.600 Ha), Rawa Panjaratan (2.500
Ha) dan Rawa Sanipah (5.600 Ha). Pada musiman hujan terdapat wilayah yang
terkena banjir, baik terus menerus tergenang maupun tergenang secara periodic.
Wilayah yang selalu tergenang adalah daerah Benua Raya dan Panjaratan.
b. Air Tanah.
Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tingg
wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan sebagainya. Wilayah
Kabupaten Tanah Laut tersusun dari batuan induk yang bervariasi dan terletak paa
ketinggian 0 – 1000 m dpl. Oleh sebab itu kedalaman air tanahnya kan bervariasi ,
dari dangkal (daerah pantai hingga perbukitan dan pegunungan).
Curah Hujan
Curah hujan sebagai fakor fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh
waktu. Curah hujan dimasukkan sebagai faktor fisik karena besar kecilnya curah
hujan akan mempengaruhi factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya
erosi, adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Dengan pengaruh kedua
faktor fisik tersebut sekaligus akan mempengaruhi tindakan budidaya baik terhadap
teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi yang akn dibudidayakan
dalam bidang pertanian.
Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis basah karena tidak
terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun denga
bulan-bulan relative basah antara Bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relative
kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil penelitian antara 1915 – 1941,
curah hujan bagian Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan
150 hari/tahun dan di bagian Barat sampai dengan perbatasan kabupaten. Curah hujan
berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayh Timur berkisar antara 2.000 –
2.500 mm.tahun.
b) Aspek Kependudukan.
i) Jumlah dan Persebaran Penduduk.
Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut
tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk
secara geografis dan secara administratif serta persebaran penduduk menurut
klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis, penduduk
Kabupaten Tanah laut tersebar di 11 Kecamatan dengan luas wilayah 3.631,35
Km2 dan didiami penduduk sebanyak 35,090 jiwa, terdiri dari 182,070 jiwa laki-
laki dan 176,020 perempuan. Persebaran penduduk terdapat di 11 Kecamatan
dalam Wilayah Kabupaten Tanah laut relatif tidak merata dengan jumlah
penduduk terbanyak di Kecamatan Pelaihari yakni sebanyak 79,911 jiwa (22,32%)
dan jumlah Penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Bumi Makmur dengan
jumlah penduduk sebanyak 14,215 jiwa (3,97%).
c) Ekonomi.
Kota Pelaihari merupakan kawasan yang dijadikan sebagai Kawasan Startegis
Nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi karena kawasan ini memiliki
sector unggulan seperti sektor pertanian, listrik, gas dan air bersih, bangunan,
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Selain itu kawasan ini juga sangat menonjol
pada sector parawisata, terbukti bahwa kawasan ini memiliki wisata yang terkenal
seperti Taman Labirin, Bukit Rimpi, Bukit Teletubies, Gunung Kayangan dan Gua
Marmet, dan masih banyak lagi tempat wisata alam lainnya.
Namun demikian rata-rata masyarakat di kawasan perkotaan Pelaihari lebih
mengidolakan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini terbukti lebih dari 60%
penduduknya berusia pekerja dengan pendidikan sarjana berstatus PNS, berdasarkan
data Statistik tahun 2022 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten
Tanah Laut pada tahun 2022 adalah 4.756 orang yang terdiri dari fungsional tertentu,
fungsional umum, dan struktural.
Sektor industri merupakan salah satu sektor andalan dalam menopang
perekonomian di hampir setiap daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Laut, total seluruh perusahaan
adalah 4.719 dengan perusahaan paling banyak bergerak di bidang makanan sejumlah
2.503 perusahaan. Karena banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang makanan,
maka perusahaan makanan menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu sebesar 52
persen dari seluruh tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan. Nilai produksi dari
seluruh perusahaan pada tahun 2022 secara umum mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu 187 persen.
Dengan berkembangnnya kawasan perkotaan maka memaksa wilayah tersebut
untuk berbenah diri, salah satunya adalah perbaikan dan pelebaran jalan maupun
tranfsormasi dibidang kelautan serta penataan kota untuk menuju yang diharapkan
sesuai dengan slogan kota ini yaitu “Tanah Laut BERINTERAKSI (Berkarya,
Inovatif, Tertata, Religius, Aktual dan Sinergis)”.
ii) Pembiayaan.
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Tanah Laut, 2020-2022
NO Tahun Ralisasi Pendapatan Realisasi Belanja
1 2020 1.614.000.000 1.536.000.000
2 2021 1.523.000.000 1.523.000.000
3 2022 2.457.000.000 1.802.000.000
Realisasi pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanah laut di tahun 2022
mempunyai anggaran selisih yang baik atau mempunyai surplus pencapain
pendapatan. Nilai realisasi penghasilan 2022 membuat pendapatan senilai
655.000.000.000. Nilai tersebut berbeda dengan tahun 2021 mengalami kondisi
belanja yang lebih besar dari pendapatan sebesar 371.000.000.000.
Pada tahun 20222 realisasi penghasilan menghasilkan peningkatan sebesar
61,33%. Semesntara itu realisasi belanja menurun senilai -4,85. Dan sama halnya
dengan pendapatan asli daerah (PAD), pada tahun 2022 merosok hingga -5,64%.
Realisasi penghasilan tertinggi berasal dari anggaran perimbangan yang
memperoleh 84,61% dari total realisasi pendapatan, dengan bantuan terbanyak berasal
dari dana bagi hasil tertinggi Rp 1.125,7 miliar. Untuk realisasi belanja, jatah
terbanyak terdapat pada belanja oprasional yang menjangkau 66,79%, lebih lebih
berasal dari belanja pegawai senilai Rp 652,46 miliar.
Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan di Kabupaten Tanah Laut sudah cukup
memadai. Hal ini dibuktikan dengan adanya puskesmas di setiap kecamatan. Ada 7
kecamatan yang memiliki lebih dari satu puskesmas, yaitu Panyipatan, Kurau,
Batibati, Pelaihari, Bajuin, Jorong, dan Kintap.
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Tanah Laut :
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 4
2 Poliklinik 31
3 Puskesmas 21
4 Puskesmas Pembantu 55
5 Apotek 15
Energi / Kelistrikan.
Sektor kelistrikan atau energi adalah rangkaian fenomena fisika yang
berhubungan dengan kehadiran aliran muatan listrik. Listrik telah menimbulkan
berbagai macam efek yang telah umum diketahui, seperti petir, listrik statis, dan arus
listrik.
Pada wilayah Kabupaten Tanah Laut, Pengguna listrik terbagi dalam beberapa
kategori. Berikut jumlah pelanggan listrik di Kabuaten Tanah Laut yang bersumber
dari Data PLN Wilayah IV Banjarbaru :
No Kategori Jumlah Pelanggan (2017)
1 Rumah Tangga 102.669
2 Usaha 4.300
3 Industri 115
4 Umum 4.165
Jumlah 111.249
Area Kalimantan Selatan dan Tengah memiliki jumlah pelanggan pada tahun
2017 adalah sebesar 1.660.800 dengan presentase pertumbuhan penjualan sebesar 9,2
% untuk Kalimantan Selatan dan 10,75 % di Kalimantan Tengah, dengan
pertumbuhan penjualan yang cukup besar disemua sektor pelanggan seperti rumah
tangga, bisnis ,industri diseluruh Kalimantan Selatan dan Tengah maka diperlukan
penambahan pembangkit. Berikut komposisi jenis pembangkit eksisting dan beban
sistem area Kalimanan Selatan Tengah :
Air Bersih.
Penggunaan air minum bersih yang bersumber dari PDAM juga masih
diperlukan masyarakat dalam kegiatan sehari hari. Jumlah air yang disalurkan pada
tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 17,64 persen dari tahun 2021. Dari segi
pelanggan, PDAM juga terus menerima pelanggan baru terlihat dari peningkatan air
yang disalurkan di Tahun 2022.
1 Fisik dan Mengidentifikasi Kondisi Luas wilayah Monografi Kota Survei primer Analisis deskriptif Kerakter fisik dan non
Lingkungan karakter fisik dan Geografi Batas Hasil survei primer Obervasi lapangan fisik Kota Pelaihari
non fisik Kota Topologi administasi Survei sekunder
Pelaihari dan Pola Geologi Ketinggian BAPPEDA
Penggunaan Lahan Hidrologi Jenis Tanah ATR/BPN
Klimatologi Curah Hujan PUPPR
Kantor Kecamatan
kelurahan
2 Kependudukan Mengidentifikasi Jumlah penduduk Data bps kelurahan BPS dan disduk Survey primer Analisis Deskriftif Kependudukan kota
penduduk kecamatan Angsau,pabahanan, capil Observasi pelaihari
kecamatan pelaihari pelaihari dan ciri- sarang lapanganan
ciri penduduk halang,karang Survey sekunder
taruna dan Kantor Bapedda
kecamatan Disduk capil
pelaihari. Kantor kelurahan
kecamatan
3 Ekonomi Mengidentifikasi Pengeluaran Luas wilayah Hasil survei primer Survei primer Analisis deskriptif Perekonomian daerah
Perekonomian konsumsi dan Batas administasi Obervasi lapangan Analisis Shift- kota pelaihari
daerah kota Investasi. Survei sekunder Share
pelaihari Pengeluaran BAPPEDA Analisis
pemerintah BPS ketenagakerjaan
Ekspor dan Kantor Kecamatan Indeks
impor. kelurahan pembangunan
Tingkat bunga. daerah
Jumlah uang
beredar
Permintaan
uang.
4 Sosial Budaya Mengidentifikasi Perkembangan Inovasi dan Kreatifitas Hasil survei Survei Primer Analisis deskriptif Sosial dan Budaya
Sosial dan Budaya teknologi Letak Strategis primer Observasi langsung Kota Pelaihari
Kota Pelaihari Pengaruh Keberagaman budaya Hasil survei Wawancara
geografis sekunder Survei sekunder
Responden Kantor Kecamatan/
Kelurahan
5 Kelembagaan Mengidentifikasi Lembaga Struktur Hasil Survey Survey Primer Analisis deskriptif Kelembagaan dan
dan Pembiayaan Kelembagaan dan Pemerintahan Pemerintahan Kota primer Obervasi lansung Pembiayaan Kota
Pembiayaan Kota Pengeluaran dan Pelaihari Laporan BPS Obervasi Kantor kecamatan dan Pelaihari
Pelaihari Pemasukan Kota Pelaihari Lansung kelurahan
pendanaan Hasil Survey
daerah sekunder
6 Sarana dan Analisis Hirarki Pusat Ketersediaan da Jumlah dan Jenis Hasil survei primer Survei primer Analisis Skalogram Sarana
Prasarana Pelayanan Jumlah Sarana Sarana BPS Obervasi lapangan Guttman dan
Persebaran Sarana Dinas/Instansi Survei sekunder Indeks Sentralitas
Daerah BAPPEDA Marshall
BPS(bada pusat
Statistik)
Kantor Kecamatan
kelurahan
Ketercukupan Sarana Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Hasil survei primer Survei primer Perhitungan Ketercukupan Sarana
dan Jumlah Jumlah Penduduk BPS Obervasi lapangan Ketercukupan
Sarana Menurut Kelompok Dinas/Instansi Survei sekunder Sarana Berdasar
Umur Daerah BAPPEDA SNI 03-1733-2004
Jumlah Penduduk BPS(bada pusat
Menurut Agama Statistik)
Jumlah dan Jenis Kantor Kecamatan
Sarana kelurahan