Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 2

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN TANAH LAUT.

a) Fisik dan Lingkungan.


Kabupaten Tanah Laut secara Geografis terletak antara 114°30’ – 115°23’
Bujur Timur dan 3°30 – 4°11’ Lintang. Di sebelah Barat dan Selatan,
Kabupaten Tanah Laut berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur dengan
Kabupaten tanah Bumbu, dan sebelah Utara dengan Kabupaten Banjar.
Berdasarkan Permendagri Nomor 100.1-6117 Tahun 2022, luas wilayah
Kabupaten Tanah Laut mencapai 3.840,20 Km2 atau 10,32 persen dari luas Provinsi
Kalimantan Selatan, terbagi atas 11 kecamatan, dengan kecamatan terluas adalah
Kecamatan Kintap (857,20 Km2). Berikut letak secara geografis Kabupaten Tanah
Laut ;
 Sebelah barat berbatasan dengan kab. Tanah Bumbu
 Sebelah timur berbatasan dengan kab. Banjar
 Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa
 Sebelah utara dibatasi oleh Kab. Banjar
Topografi
Ditinjau dari segi topografinya, Wilayah Kabupaten Tanah Laut didominasi
oleh dataran rendah yang landai, yang membentang dari Barat ke Timur, mulai dari
arah Selatan (Pantai Laut Jawa) kearah Utara (pedalaman), dan bergelombang hingga
bergunung di daerah pedalaman yang berbatas dengan Kabupaten Banjar. Secara
umum dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi
atas 2 (dua) bagian besar, yaitu:
Bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga berombak.
Bentangan daerah ini memanjang dari Timur ke Barat dengan lebih melebar di bagian
Barat yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai, muara sungai dan Pantai
Laut Jawa.
Bagian utara, merupakan daerah yang bergelombang, berbukit dan bergunung
sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Banjar. Pada wilayah ini terdapat beberapa
puncak, yaitu:
 Puncak Gunung Kemuning (750 m dpl)
 Puncak Gunung Batu Belerang (921 m dpl)
 Puncak Gunung Kematian (951 m dpl)
 Puncak Gunung Batu Mandi (901 m dpl)
 Puncak Gunung Sekupang (1.051 m dpl)
 Puncak Gunung Haur Bonak (744 m dpl)
 Puncak Gunung Aur Bunek (1.150 dpl)
 Puncak Gunung Condong (553 m dpl)
Ditinjau dari sudut ketinggian tempat (elevasi), wilayah Kabupaten Tanah
Laut dibagi 6 (enam) kelas elevasi , yaitu kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100
meter, 100 - 500 meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter. Kelas ketinggian
(elevasi) lahan yang paling luas di Kabupaten Tanah Laut adalah kelas elevasi 0 - 7
meter dpl, yaitu mencapai 58.240 Ha (15.6 % dari luas daratan). Sedangkan kelas
ketinggian yang paling kecil luasnya adalah kelas elevasi di atas 1.000 meter dpl,
yaitu 13.661 Ha (3,7% dari luas daratan). Kelas elevasi ketinggian 0-7 meter dpl
terdapat di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan
Tambang Ulang sedangkan kelas elevasi ketinggian di atas 500 meter terdapat di
Kecamatan Kintap, Jorong, Pelaihari dan Bati-Bati.
Kemiringan / Kelerengan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan tanah
terhadap erosi tanah, Semakin tinggi/terjal lerengnya maka semakin peka tanah
terhadap erosi. Wilayah Tanah Laut didominasi oleh kelas lereng 0-3% yaitu sebesar
67,16% dari luas total wilayah daratan. Kelas lereng tersebut selain potensial untuk
tanaman pangan lahann basah (padi sawah) berpotensi juga untuk perikanan tambak
bagi wilayah sepanjang garis pantai.

Geologi.
Berdasarkan tinjauan peta geologi Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten
Tanah Laut berumur antara mesozoik, tersier dan kuarter. Secara fisiografis terletak di
bagian ujung Barat Daya Pegunungan Meratus dan di bagian Selatan Cekungan Barito
dan Anak Cekungan Asam-Asam. Pegunungan Meratus terutama ditempati oleh
batuan prerersier, sedangkan Cekungan Barito dari Anak Cekungan Asam-Asam
ditempati oleh batuan sediment tersier.
Morfologi.
Morfologi wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat dibagi menajdi 4 satuan
morfologi yaitu satuan morfologi dataran, dataran bergelombang, perbukitan dan
pegunungan. Satuan morfologi dataran menempati bagian ujung Selatan dan ujung
Barat. Ketinggian berkisar antara 0-10 mdpl. Satuan ini berupa endapan alluvium
rawadan pantai yang tersusun dari batuan sediment kwarter. Satuan Morfologi
Dataran Bergelombang menempati bagian Barat dan Selatan, yaitu sekitar jalur jalan
raya Bati-Bati, Pelaihari, Asam-Asam, Pelaihari-Batakan dan Pelaihari-Takisung.
Ketinggian berkisar antara 10-50 mdpl. Satuan ini tersusun oleh batuan
sediment kwarter dan tersier. Satuan morfologi perbukitan menempati bagian tengah
merupakan kaki dari pegunungan Meratus. Ketinggian berkisar antara 50-250 mdpl.
Satuan ini tersusun oleh batuan metamorf dan sediment serta sebagian kecil batuan
beku. Satuan Morfologi pegunungan menempati bagian utara, dicirikan oleh lereng
yang terjal dengan ketinggian puncak lebih dari 250 mdpl.

Jenis Tanah
Jenis Tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah jenis tanah
podsolik, latosol, alluvial dan gleisol. Yang mendominasi wilayah Kabupaten Tanah
Laut adalah jenis tanah Alluvial, Podsolik dan Laotosol. Sedangkan jenis tanah Gleisol
hanya sebagian kecil saja, dan tersebar di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Kurau,
Bati-Bati, Takisung, Tambang Ulang, Pelaihari dan Panyipatan.
 Jenis tanal latosol memiliki solum tanah tebal sampai sangat tebal, kandungan bahan
organic 3 – 9 %, pH tanah antara 4,5 – 6,5 yaitu dari masam sampai agak masam,
struktur tanahnya lemah dan konsistennya gembur. Secara keseluruhan tanah ini
mempunyai sifat fisika dan sifat kimia yang baik, sehingga produktivitas lahannya
sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 108.780 Ha (29,17 % dari luas daratan
seluruhnya).
 Jenis tanah Alluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan, kandungan bahan
organiknya rendah, reaksi tanahnya masam sampai netral, struktur tanahnya pejal
atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab,
kandungan unsure haranya relative kaya dan banyak tergantung pada bahan
induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika kurang baik
sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya
sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 120.290 Ha (32,26 % dari luas lautan).
 enis tanah podsolik memiliki solum tanah yang paling tebal yaitu 90 – 180 cm,
tekstur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur di bagian atas
dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %,
kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai
sangan masam yaitu 4 – 5,5. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia
kurang baik, sifat fisika tidak mantap karena sifat agregratnya kurang baik, sehingga
mudah terkena erosi. Produktivitasnya adalah rendah sampai sedang, menempati
areal satuan 123.010 Ha (32,98 % dari luas total daratan).

Hidrologi
Di Kabupaten Tanah Laut keadaan hidrologi atau sumber daya air dapat
dikelompokkan atas 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Sungai atau Danau
Keadaan hidrologi sungai dan danau sebagai sumber daya air permukaan di
Kabupaten Tanah Laut atas sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di Laut
Jawa. Sungai-sungai besar antara lain Sungai Maluka (640 Km2), Sungai Tabanio
(770 Km2), Sungai Sabulur (190 Km2), Sungai Sawarangan (580 Km2). Fungsi-
fungsi sungai tersebut adalah untuk sumber air minum, pengairan, usaha perikanan
dan sebagai sarana transportasi antara daerah/daerah timur dengan daerah-daerah
Barat di Kabupaten Tanah Laut. Adapun danau-danau (rawa) yang terdapat di
Kabupaten Tanah Laut yaitu Rawa Benua Raya (6.600 Ha), Rawa Panjaratan (2.500
Ha) dan Rawa Sanipah (5.600 Ha). Pada musiman hujan terdapat wilayah yang
terkena banjir, baik terus menerus tergenang maupun tergenang secara periodic.
Wilayah yang selalu tergenang adalah daerah Benua Raya dan Panjaratan.

b. Air Tanah.
Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tingg
wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan sebagainya. Wilayah
Kabupaten Tanah Laut tersusun dari batuan induk yang bervariasi dan terletak paa
ketinggian 0 – 1000 m dpl. Oleh sebab itu kedalaman air tanahnya kan bervariasi ,
dari dangkal (daerah pantai hingga perbukitan dan pegunungan).
Curah Hujan
Curah hujan sebagai fakor fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh
waktu. Curah hujan dimasukkan sebagai faktor fisik karena besar kecilnya curah
hujan akan mempengaruhi factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya
erosi, adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Dengan pengaruh kedua
faktor fisik tersebut sekaligus akan mempengaruhi tindakan budidaya baik terhadap
teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi yang akn dibudidayakan
dalam bidang pertanian.
Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis basah karena tidak
terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun denga
bulan-bulan relative basah antara Bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relative
kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil penelitian antara 1915 – 1941,
curah hujan bagian Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan
150 hari/tahun dan di bagian Barat sampai dengan perbatasan kabupaten. Curah hujan
berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayh Timur berkisar antara 2.000 –
2.500 mm.tahun.

b) Aspek Kependudukan.
i) Jumlah dan Persebaran Penduduk.
Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut
tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk
secara geografis dan secara administratif serta persebaran penduduk menurut
klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis, penduduk
Kabupaten Tanah laut tersebar di 11 Kecamatan dengan luas wilayah 3.631,35
Km2 dan didiami penduduk sebanyak 35,090 jiwa, terdiri dari 182,070 jiwa laki-
laki dan 176,020 perempuan. Persebaran penduduk terdapat di 11 Kecamatan
dalam Wilayah Kabupaten Tanah laut relatif tidak merata dengan jumlah
penduduk terbanyak di Kecamatan Pelaihari yakni sebanyak 79,911 jiwa (22,32%)
dan jumlah Penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Bumi Makmur dengan
jumlah penduduk sebanyak 14,215 jiwa (3,97%).

ii) Kepadatan Penduduk.


Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Laut bervariasi dan tidak
merata. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada ecamatan
Pelaihari dengan angka kepadatan 210,60%, sedangkan Kecamatan dengan angka
kepadatan penduduk terendah berada pada Kecamatan Batu Ampar yaitu 51,42 %.

iii) Laju Pertumbuhan Penduduk.


Laju pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan
penambahan penduduk dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi
penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun kedepan. Laju pertumbuhan
penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
r = {(PT/Po)(1/t)-1} x 100
dimana :
r : Laju pertumbuhan penduduk.
PT : Jumlah penduduk pada tahun ke-t
Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar
T : Selisish tahun PT dengan Po.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dukcapil Kabupaten Tanah Laut,
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pelaihari sebesar 2,75% pada tahun 2022.

iv) Demografi Penduduk.


Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan jenis Kelamin.
Karekterisik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna untuk
membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk
sesuai dengan kebutuhan kelompok umur, seperti kebutuhan sandang, pangan,
papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lainnya.
Rasio Jenis Kelamin. Menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah
penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu
daerah waktu tertentu.

c) Ekonomi.
Kota Pelaihari merupakan kawasan yang dijadikan sebagai Kawasan Startegis
Nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi karena kawasan ini memiliki
sector unggulan seperti sektor pertanian, listrik, gas dan air bersih, bangunan,
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Selain itu kawasan ini juga sangat menonjol
pada sector parawisata, terbukti bahwa kawasan ini memiliki wisata yang terkenal
seperti Taman Labirin, Bukit Rimpi, Bukit Teletubies, Gunung Kayangan dan Gua
Marmet, dan masih banyak lagi tempat wisata alam lainnya.
Namun demikian rata-rata masyarakat di kawasan perkotaan Pelaihari lebih
mengidolakan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini terbukti lebih dari 60%
penduduknya berusia pekerja dengan pendidikan sarjana berstatus PNS, berdasarkan
data Statistik tahun 2022 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten
Tanah Laut pada tahun 2022 adalah 4.756 orang yang terdiri dari fungsional tertentu,
fungsional umum, dan struktural.
Sektor industri merupakan salah satu sektor andalan dalam menopang
perekonomian di hampir setiap daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Laut, total seluruh perusahaan
adalah 4.719 dengan perusahaan paling banyak bergerak di bidang makanan sejumlah
2.503 perusahaan. Karena banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang makanan,
maka perusahaan makanan menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu sebesar 52
persen dari seluruh tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan. Nilai produksi dari
seluruh perusahaan pada tahun 2022 secara umum mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu 187 persen.
Dengan berkembangnnya kawasan perkotaan maka memaksa wilayah tersebut
untuk berbenah diri, salah satunya adalah perbaikan dan pelebaran jalan maupun
tranfsormasi dibidang kelautan serta penataan kota untuk menuju yang diharapkan
sesuai dengan slogan kota ini yaitu “Tanah Laut BERINTERAKSI (Berkarya,
Inovatif, Tertata, Religius, Aktual dan Sinergis)”.

d) Sosial dan Budaya.


Pelaihari adalah sebuah kecamatan dan juga merupakan pusat pemerintahan
dari kabupaten Tanah Laut, yang berada di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kecamatan Pelaihari terletak di tepi sungai Tabaneo dan berjarak 65 km di sebelah
Selatan Kota Banjarmasin, ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.
Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala) dihuni oleh masyarakat yang memiliki
ragam suku dan kesenian dengan adat istiadat yang dilakukan secara turun-temurun.
Di zaman modern sekarang banyak masyarakat masih mempertahankan tradisi dan
upacara agar tidak punah ditelan zaman. Menurut data yang ada mengenai
keberagaman adat istiadat yang ada dikota Pelaihari yang masih kental dalam artian
masih dilaksanakan oleh masyarakat atau penduduk setempat sampai ini pun masih
sangat banyak seperti musyawrah adat, upacara adat perkawinan, upacara adat
kematian, upacara adat kelahiran, serta upacara adat dalam pembangunan rumah.
Penduduk asli kabupaten Tanah Laut yakni suku Banjar 38% dan menjadi
mayoritas termasuk di kecamatan Pelaihari. Beberapa suku pendatang lain dari
berbagai daerah di Indonesia, banyak berasal dari suku Jawa 29% dan Bugis 10%, dan
sebagian lagi berasal dari suku Madura 9%, Batak 8%, Bali 5% dan lainnya 1%.
Bahasa yang digunakan umumnya bahasa Banjar dan Indonesia.

e) Kelembagaan dan Pembiayaan


i) Kelembagaan.
Lembaga kemasyarakatan adalah sebuah proses hubungan antar manusia
dan antar kelompok yang berfungsi untuk memelihara hubungan serta pola-
polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
Beberapa lembaga masyarakat telah mempunyai dasar hukum yang telah tertuang
dalam Undang-undang ataupun Peraturan Daerah.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintah daerah Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah wilayah
dari daerah kabupaten atau kota yang dipimpin oleh Camat. Kecamatan terbagi
lagi menjadi beberapa desa atau kelurahan. Kecamatan memiliki tugas untuk
melaksanakan sebagai kewenangan pemerintah kabupaten di wilayah kerjanya.
Tugas tersebut mencakup bidang pemerintahan, ekonomi, pembangunan,
kesejahteraan rakyat dan pembinaan kehidupan masyarakat. Selain itu, kecamatan
pun bertugas untuk pelayanan umum lainnya yang diserahkan ke Bupati.
Berikut susunan organisasi Kecamatan-Kecamatan di kabupaten Tanah Laut :
1. Camat.
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawain.
b. Sub bagian Perencanaan Program dan Keuangan
3. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
4. Seksi Pemeberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan.
5. Seksi kemesyarakatan.
6. Seksi pelayanan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
8. Kelurahan membawahkan :
a. Seksi Kelurahan
b. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban.
c. Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat.
d. Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Struktur Organisasi Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Tanah laut :

Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota


melalui sekretaris daerah. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang
meliputi:
a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan
d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/
atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan

ii) Pembiayaan.
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Tanah Laut, 2020-2022
NO Tahun Ralisasi Pendapatan Realisasi Belanja
1 2020 1.614.000.000 1.536.000.000
2 2021 1.523.000.000 1.523.000.000
3 2022 2.457.000.000 1.802.000.000

Tahun Anggaran Realisasi PAD Perubahan


2020 189.59 11.60%
2021 206.14 8.73%
2022 194.50 -5.64%
Rincian PAD 2022
Pendapatan Pajak Daerah 45.36%
Hasil Restrubusi Daerah 6.97%
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang di DIpisahkan 11.01
Lain Lain PAD yang sah 131.16

Realisasi pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanah laut di tahun 2022
mempunyai anggaran selisih yang baik atau mempunyai surplus pencapain
pendapatan. Nilai realisasi penghasilan 2022 membuat pendapatan senilai
655.000.000.000. Nilai tersebut berbeda dengan tahun 2021 mengalami kondisi
belanja yang lebih besar dari pendapatan sebesar 371.000.000.000.
Pada tahun 20222 realisasi penghasilan menghasilkan peningkatan sebesar
61,33%. Semesntara itu realisasi belanja menurun senilai -4,85. Dan sama halnya
dengan pendapatan asli daerah (PAD), pada tahun 2022 merosok hingga -5,64%.
Realisasi penghasilan tertinggi berasal dari anggaran perimbangan yang
memperoleh 84,61% dari total realisasi pendapatan, dengan bantuan terbanyak berasal
dari dana bagi hasil tertinggi Rp 1.125,7 miliar. Untuk realisasi belanja, jatah
terbanyak terdapat pada belanja oprasional yang menjangkau 66,79%, lebih lebih
berasal dari belanja pegawai senilai Rp 652,46 miliar.

f) Sarana dan Prasarana.


Kabupaten Tanah Laut beribukota di Kecamatan Pelaihari dimana berada pada
jalur lintas provinsi yaitu jalur lintas Provinsi Kalimantan dan Kalimantan Timur. Hal
ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri karena wilayah ini mendapatkan manfaat
untuk pengembangan wilayah perkotaannya. Perkembangan perkotaan tidak terlepas
dari ketersediaan dan pemenuhan sarana dan prasarananya. Begitu juga dengan
Kecamatan Pelaihari sebagai Ibukota Kabupaten Tanah Laut. Berikut Sarana dan
Prasarana yang sudah tersedia di Kabupaten Tanah Laut ;
Pendidikan
Kabupaten Tanah Laut memiliki beragam fasilitas pendidikan mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga tingkat menengah atas. Pada tahun 2022, jumlah sekolah
terbanyak adalah pada jenjang pendidikan dasar sebanyak 270 sekolah meliputi SD
Negeri, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta, sedangkan tingkat SMP/MTS
sebanyak 81 sekolah dan SMA/SMK/MA sebanyak sekolah.

Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan di Kabupaten Tanah Laut sudah cukup
memadai. Hal ini dibuktikan dengan adanya puskesmas di setiap kecamatan. Ada 7
kecamatan yang memiliki lebih dari satu puskesmas, yaitu Panyipatan, Kurau,
Batibati, Pelaihari, Bajuin, Jorong, dan Kintap.
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Tanah Laut :
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 4
2 Poliklinik 31
3 Puskesmas 21
4 Puskesmas Pembantu 55
5 Apotek 15

Energi / Kelistrikan.
Sektor kelistrikan atau energi adalah rangkaian fenomena fisika yang
berhubungan dengan kehadiran aliran muatan listrik. Listrik telah menimbulkan
berbagai macam efek yang telah umum diketahui, seperti petir, listrik statis, dan arus
listrik.
Pada wilayah Kabupaten Tanah Laut, Pengguna listrik terbagi dalam beberapa
kategori. Berikut jumlah pelanggan listrik di Kabuaten Tanah Laut yang bersumber
dari Data PLN Wilayah IV Banjarbaru :
No Kategori Jumlah Pelanggan (2017)
1 Rumah Tangga 102.669
2 Usaha 4.300
3 Industri 115
4 Umum 4.165
Jumlah 111.249

Area Kalimantan Selatan dan Tengah memiliki jumlah pelanggan pada tahun
2017 adalah sebesar 1.660.800 dengan presentase pertumbuhan penjualan sebesar 9,2
% untuk Kalimantan Selatan dan 10,75 % di Kalimantan Tengah, dengan
pertumbuhan penjualan yang cukup besar disemua sektor pelanggan seperti rumah
tangga, bisnis ,industri diseluruh Kalimantan Selatan dan Tengah maka diperlukan
penambahan pembangkit. Berikut komposisi jenis pembangkit eksisting dan beban
sistem area Kalimanan Selatan Tengah :

Hotel dan pariwisata.


Tanah Laut memiliki banyak daya tarik obyek wisata. Tercatat ada sekitar 26
obyek wisata yang sebagian besar berupa wisata alam. Letak geografis Tanah Laut
yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa menjadikan pantai Takisung dan Pantai
Batakan sebagai obyek wisata favorit yang banyak dikunjungi setiap akhir pekan dan
liburan sekolah. Selain wisata pantai, di Tanah Laut juga terdapat obyek wisata alam
lainnya, antara lain Pantai Swarangan, Air Terjun Bajuin, Gunung Kayangan, Batu
Lima, Kawasan Goa Marmer, dan Kerbau Rawa.
Transportasi dan Komunikasi
Permasalahan transportasi khususnya transportasi darat cukuplah kompleks,
karena transportasi merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, maka satu masalah
yang timbul di satu unit ataupun satu jaringan akan mempengaruhi sistem tersebut.
Kegiatan perekonomian daerah akan berjalan dengan lancar apabila didukung dengan
fasilitas infrastruktur jalan yang baik. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah
Tanah Laut telah membangun jalan sepanjang 1.826,63 km jalan kabupaten. Dari total
panjang jalan yang telah dibuat, terdapat 85 persen jalan yang sudah diaspal
sedangkan sisanya kerikil dan tanah.

Air Bersih.
Penggunaan air minum bersih yang bersumber dari PDAM juga masih
diperlukan masyarakat dalam kegiatan sehari hari. Jumlah air yang disalurkan pada
tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 17,64 persen dari tahun 2021. Dari segi
pelanggan, PDAM juga terus menerima pelanggan baru terlihat dari peningkatan air
yang disalurkan di Tahun 2022.

3.7 Metode dan Pengumpulan Data.


Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang diterapkan adalah kombinasi dari survei primer dan
survei sekunder. Survei primer dilakukan untuk memperoleh data langsung dari
responden terkait dengan variabel-variabel kunci dalam penelitian ini. Sementara itu,
survei sekunder melibatkan analisis dan penggunaan data yang telah dikumpulkan
sebelumnya oleh lembaga atau sumber lain untuk memberikan konteks dan dukungan
terhadap temuan dari survei primer.
Pengumpulan Data.
a. Survei Primer. Survei primer dilaksanakan melalui kuesioner terstruktur yang
diberikan kepada responden yang memiliki relevansi dengan tujuan penelitian ini.
Kuesioner dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang persepsi, preferensi, dan
perilaku responden terkait dengan variabel yang diteliti. Selain itu, wawancara
terstruktur juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dari
perspektif responden.
b. Survei Sekunder. Survei sekunder melibatkan pengumpulan data dari sumber-
sumber sekunder seperti laporan, artikel, dan penelitian terdahulu yang memiliki
keterkaitan dengan topik penelitian. Data sekunder ini akan dianalisis untuk
memberikan konteks, membandingkan hasil survei primer, dan mendukung temuan
penelitian.
c. Peninjauan Literatur. Peninjauan literatur merupakan proses sistematik dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengintegrasikan literatur dan sumber-sumber
terkait dengan topik penelitian. Referensi yang digunakan mencakup jurnal ilmiah,
buku, dan artikel penelitian terbaru yang relevan dengan topik penelitian ini.
d. Referensi Media Online. Selain literatur konvensional, sumber informasi dari media
online juga digunakan untuk mendukung dan memperkaya analisis penelitian. Artikel,
laporan berita, dan publikasi online dari sumber-sumber terpercaya digunakan sebagai
sumber data tambahan.
e. Peninjauan Lapangan. Peninjauan lapangan dilakukan untuk memverifikasi dan
melengkapi data yang diperoleh melalui survei primer dan survei sekunder.
f. Kebutuhan Data.
Data yang Metode pengambilan
No Aspek Tujuan Variabel Sumber Data Metode Analisis Output
dibutuhkan data

1 Fisik dan Mengidentifikasi  Kondisi  Luas wilayah Monografi Kota Survei primer Analisis deskriptif Kerakter fisik dan non
Lingkungan karakter fisik dan  Geografi  Batas Hasil survei primer  Obervasi lapangan fisik Kota Pelaihari
non fisik Kota  Topologi administasi Survei sekunder
Pelaihari dan Pola  Geologi  Ketinggian  BAPPEDA
Penggunaan Lahan  Hidrologi  Jenis Tanah  ATR/BPN
 Klimatologi  Curah Hujan  PUPPR
 Kantor Kecamatan
 kelurahan

2 Kependudukan Mengidentifikasi Jumlah penduduk Data bps kelurahan BPS dan disduk Survey primer Analisis Deskriftif Kependudukan kota
penduduk kecamatan Angsau,pabahanan, capil  Observasi pelaihari
kecamatan pelaihari pelaihari dan ciri- sarang lapanganan
ciri penduduk halang,karang Survey sekunder
taruna dan  Kantor Bapedda
kecamatan  Disduk capil
pelaihari.  Kantor kelurahan
 kecamatan

3 Ekonomi Mengidentifikasi Pengeluaran Luas wilayah Hasil survei primer Survei primer  Analisis deskriptif Perekonomian daerah
Perekonomian konsumsi dan Batas administasi  Obervasi lapangan  Analisis Shift- kota pelaihari
daerah kota Investasi. Survei sekunder Share
pelaihari Pengeluaran  BAPPEDA  Analisis
pemerintah  BPS ketenagakerjaan
Ekspor dan  Kantor Kecamatan  Indeks
impor.  kelurahan pembangunan
Tingkat bunga. daerah
Jumlah uang
beredar
Permintaan
uang.

4 Sosial Budaya Mengidentifikasi Perkembangan Inovasi dan Kreatifitas Hasil survei Survei Primer Analisis deskriptif Sosial dan Budaya
Sosial dan Budaya teknologi Letak Strategis primer Observasi langsung Kota Pelaihari
Kota Pelaihari Pengaruh Keberagaman budaya Hasil survei Wawancara
geografis sekunder Survei sekunder
Responden Kantor Kecamatan/
Kelurahan

5 Kelembagaan Mengidentifikasi Lembaga Struktur Hasil Survey Survey Primer Analisis deskriptif Kelembagaan dan
dan Pembiayaan Kelembagaan dan Pemerintahan Pemerintahan Kota primer Obervasi lansung Pembiayaan Kota
Pembiayaan Kota Pengeluaran dan Pelaihari Laporan BPS Obervasi Kantor kecamatan dan Pelaihari
Pelaihari Pemasukan Kota Pelaihari Lansung kelurahan
pendanaan Hasil Survey
daerah sekunder

6 Sarana dan Analisis Hirarki Pusat Ketersediaan da Jumlah dan Jenis Hasil survei primer Survei primer Analisis Skalogram Sarana
Prasarana Pelayanan Jumlah Sarana Sarana  BPS Obervasi lapangan Guttman dan
Persebaran Sarana  Dinas/Instansi  Survei sekunder Indeks Sentralitas
Daerah BAPPEDA Marshall
BPS(bada pusat
Statistik)
Kantor Kecamatan
kelurahan

Ketercukupan Sarana Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Hasil survei primer Survei primer Perhitungan Ketercukupan Sarana
dan Jumlah Jumlah Penduduk  BPS Obervasi lapangan Ketercukupan
Sarana Menurut Kelompok  Dinas/Instansi  Survei sekunder Sarana Berdasar
Umur Daerah BAPPEDA SNI 03-1733-2004
Jumlah Penduduk BPS(bada pusat
Menurut Agama Statistik)
Jumlah dan Jenis Kantor Kecamatan
Sarana kelurahan

Anda mungkin juga menyukai