Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Palu Batu Madu secara administrasi terletak di Desa Loli Saluran
Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Jarak lokasi
pabrik 17 km dari kota palu, dengan batas wilayah adalah sebelah utara dengan
Desa Loli Pesua, sebelah Timur dengan teluk Palu, Sebelah Selatan dengan Desa
Loli oge dan sebelah barat berbatasan dengan gunung Loli. Secara geografis
terletak diantara garis 1190 47' 12,50" Bujur Timur dan 00 47' 18,42" Lintang
Selatan.

Wilayah IUP
PT.PBM

Sumber : PT.Palu Batu Madu


Gambar 2.1
Situasi lokasi tambang
Desa Loli Saluran dapat dicapai dengan kendaraan darat/umum (dengan
kendaraan mobil atau motor) melalui jalan trans Provinsi dari Kota Palu, ibu kota

2-1

Provinsi Sulawesi Tengah dengan waktu tempuh 20 menit, kondisi jalan wilayah
kota Palu menuju Kabupaten Donggala pada umumnya beraspal dengan kondisi
baik.
2.2 Geologi Daerah Penelitian
2.2.1 Topografi
Pada hamparan wilayah sekitar yang akan ditambang di Desa Loli saluran
secara geologi merupakan sub bagian dari wilayah geologi yang luas yang tertera
pada peta geologi antara lain : Formasi Tinambo, penyebaran dan perlapisan
Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf. Loli saluran khususnya pada kawasan yang
akan ditambang merupakan daerah pelapukan Batuan Beku yang membentuk
lapisan solum yang dangkal dengan kenampakan singkapan batuan dibeberapa
tempat. Terbentuknya daerah ini berasal dari gunung api tua yang menghasilkan
batuan vulkanik ( Beku ) yang dibarengi pengangkatan daratan. Berbagai jenis
batuan terdapat padalokasi ini yang dipaparkan sesuai dengan tanamannya yang
resmi.
2.2.2 Morfologi
Lokasi kegiatan operasi PT. Palu batu madu mempunyai bentuk topografi
yang cukup variatif, yakni datar, landai dan perbukitan terjal. Sebahagian besar
diantaranya dalam kategori perbukitan yang relative terjal. Ketinggiannya
bervariasi antara 0-100 m dpl. Secara fisiografi lokasi operasi produksi meliputi
permukiman dan perkebunan masyarakat disepanjang ruas jalan Palu Donggala.
Kondisi lahan di sekitar lokasi secara visual kurang subur. Berdasarkan Peta
Geologi Lembar Palu (Sukamto, 1973), secara regional wilayah studi tersusun
2-2

oleh Formasi Tinombo yang mempunyai litologi serpih, batu pasir, konglomerat,
batu gamping dan rijang termasuk fillit, sabak, dan kuarsit dekat pada intrusiintrusi (terutama batuan vulkanik). Sedangkan yang dijumpai dilapangan
didominasi oleh batuan intrusi diorit dan batuan lelehan andesit. Sedangkan
menurut Murtolo (1993), batuan ini telah mengalami pelapukan yanginensif.
Kenampakan lapangan menunjukkan bahwa batuan tersebut telah terkekar kuat
dan telah mengalami pelapukan sehingga mudah mengalami longsoran (rock fall)
terutama pada tebing-tebing yang terjal. Struktur geologi yang terdapat di wilayah
studi adalah kekar (rekahan) dan sesar turun. Sesar turun ditandai dengan
penjajaran mata air sepanjang zona sesar, tebing yang terjal, gawir sesar
(triangular face dan cermin sesar), hancuran batuan dan pada pada peta topografi
dicirikan oleh adanya kontur yang rapat dan pelurusan kontur sepanjang zona
sesar.
2.2.3 Geomorfologi
a. Geomorfologi regional
Secara geografis, wilayah izin Usaha Pertambangan PT. Palu Batu Madu
terletak.diantara garis 1190 47' 12,50" Bujur Timur dan 00 47' 18,42" Lintang
Selatan.Sebelah Selatan dengan Desa Loli Oge dan sebelah barat berbatasan
dengan gunung Loli.
b. Gheomorfologilokal
Sebagaimana terangkum dalam peta geologi tujuan lembar peta geologi
tinjau daerah palu, secara regional tinjauan fisiografi daerah Palu terdiri dari
pematang barat dan pematang timur kedua duanya berarah utara selatan dan
terpisahkan oleh lembah Palu.
2-3

Daerah penelitian batu gamping Kecamatan Donggala adalah salah satu


daerah yang terletak di pematang barat, yang secara topografi terbagi kedalam 2
satuan geomorfologi. Kedua satuan tersebut adalah :
1. Satuan perbukitan bergelombang
Satuan ini penyebarannya cukup luas yaitu menempati kurang lebih 75%
dari luas seluruh daerah penelitian.
Ciri dari satuan ini adalah berelief sedang hingga besar dengan elevasi
antara 50 hingga 600 m diatas permukaan laut, lembah lembah perbukitan
berbentuk V dengan bentuk perbukitan bergelombang dan lerengyang terjal.
Batuan penyusun satuan ini terdiri dari satuan batu gamping, batu pasir, dan
satuan batu lempung.
Sebaran satuan ini terutama menempati daerah bagian selatan, mulai dari
G.Batiro (446 m) ke arah timur hingga G.Lamporo (550 m) dan kearah utara
G.Patidu (604 m) hingga ke daerah lampoloan.
2. Satuan pedaratan rendah
Satuan ini menempati kurang lebih 25% dari luas seluruh daerah
penelitian. Umumnya merupakan daerah pemukimam penduduk, tagelan dan
sebagian kecil merupakan daerah persawahan. Satuan ini terletak diantarasatuan
geomorfologi yang telah diuraikan, yaitu membentang mulai dari daerah Maleni
di utaramenerus ke arah barat daya hingga daerah Salubomba.
Satuan geomorfologi ini bercirikan antara lain elevasi tidak lebih dari 30
m di atas permukaan laut dengan scope lereng di bawah 5.Batuan penyusunnya
terdiri dari material material lepas seperti pasir, kerikil kerikil lempung dan
2-4

fragmen fragmen batuan basal, gamping koral dan batuan batuan lain yang
umumnya telah berubah..donggala. Kondisi lahan di sekitar lokasi secara visual
kurang subur. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Palu.
2.2

Iklim dan Curah Hujan


2.3.1 Iklim
Beradasarkan dari Stasiun Meteorologi di Bandara Mutiara Palu.Stasiun
Meteorolgi ini terletak pada koordinat 005456,94 Ls dan 1195419,86 BT,
pada ketinggian 84 MDPL. Data ini meliputi suhu, kelembaban udara, curah hujan
dan angin dalam kurun waktu 10 tahun terkahir (2003-2012).
Sama dengan wilayah lain di indonesia, wilayah studi dan sekitarnya juga
memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan hujan. Musim kemarau terjadi pada
April September, sedangkan Musim hujan terjadi pada Oktober Maret. Namun
demikian, batasan waktu kedua musim ini tampaknya telah bergeser.
Data kondisi iklim yang ada di Desa Loli Saluran yang menjadi lokasi
penambangan bahan galian batu oleh PT Palu Batu Madu akan diuraikan sebagai
berikut
1. Suhu dan Kelembaban Udara
a) Suhu
Hasil pencatatan suhu di Stasiun Meteorologi Mutiara Palu pada Tahun
2003 2012 menunjukkan bahwa suhu udara rata- rata maksimum tertinggi
(33,7C) dan suhu udara rata rata terndah (32,3C).

b) Kelembaban Udara
2-5

Kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama untuk 10 tahun
terakhir berkisar 46 83 % dalam kurun waktu tersebut, kelembaban udara
tertinggi terjadi pada agusutus 2008 yakni 83%,sedangkan kelembaban udara
terendah terjadi pada maret 2006, yaitu 46%.
Sementara itu, kelembaban udara rata rata tertinggi dalam kurun waktu
tersebut terjadi pada 2008, yakni 79% dan terendah pada 2008, yakni 69,7%.
2.3.2 Curah Hujan
Secara lengkap, keadaan curah hujan diwilayah penelitian selama 10
terakhir ( 2003 2012 ). Curah hujan tertinggi yang dicatat sebesar 190.90 mm
yang terjadi pada desember 2003. Curah hujan terendah adalah 0 mm yang
terjadi Agustus dan Oktober 2008. Curah hujan tahunan terbanyak terjadi pada
2007 sebesar 960.10 mm, tahunan terendah sebesar 435 mm yang terjadi pada
2007.
1. Berbeda dengan kondisi iklim daerah di Indonesia yang umumnya mempunyai
dua musim, Kota Palu memiliki karakteristik iklim yang spesifik yaitu tidak
digolongkan sebagai daerah musim, atau disebut sebagai Zona Non-Curah hujan
tertinggi berlangsung pada bulan Nopember sebesar 152,0 mm, sedangkan
terendah pada Februari sebesar 28,0 mm. Kecepatan angin rata-rata 3,6 Knots
dengan arah barat laut.
Sementara itu, curah hujan rata rata tertinggi terjadi pada 2003 sebesar
80.01 mm dan rata rata terendah terjadi pada 2007 sebesar 36.3mm.

2.4 Kegiatan Penambangan


2-6

2.4.1 Keadaan Cadangan Awal


Luas areal yang di gunakan untuk areal pertambangan berdasarkan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) yang di terbitkan yaitu 35 Ha. Berdasarkan hasil
survei dan pemetaan lokasi potensi cadangan yang didukung dengan hasil tespit
yang dilakukan di areal Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Palu Batu Madu di
Desa Loli Saluran Kec. Banawa, maka luas wilayah potensial sebesar 350.000 m
dengan ketinggian gunung rata-rata 90 meter dpl (sesuai Luas IUP ) dengan ratarata over burden 100 cm, sehingga rata-rata total cadangan yang berpotensi untuk
diolah sebesar 350.000 m x tinggi 90 meter = 31.500.000 m. Total cadangan
PT. Palu Batu Madu yang berpotensi untuk diolah = 31.500.000 m x 0,5 (Mining
recovery) x 0,8 = 15.750.000 m. Jadi rata-rata cadangan terhitung adalah
15.750.000 m dengan target produksi 218.400 m/tahun.
2.4.2

Sistem dan Metode Penambangan


Sistem penambangan yang diterapkan yaitu Tambang terbuka (open pit
mine) dengan metode penambanan yang dilakukan secara konvensional yaitu
perpaduan antara alat gali muat dan alat angkut tanpa blasting. Lapisan tanah
penutup di tebar dan di tempatkan di tempat tersendiri yang di jaga kesuburannya
yang akan di gunakan untuk melakukan reklamasi. Hasil penggalian batuan
penutup diangkut dengan dump truck di angkut di lokasi penumpukan khusus
yang akan di gunakan untuk menutup kembali lubang bukaan yang di hasilkan
dari aktifitas kegiatan penambangan. Metode penambangan adalah jenjang yang
tingginya sekitar 3 meter dan lebar 6 meter sebagai akses jalan angkut, untuk
menjaga kestabilan lereng dan aspek keselamatan kerja maka bentuk jenjang di

2-7

buat dengan kemiringan lereng 650 sedangkan untuk sistem Saluran air (drainage)
di buat pada kaki lereng agar air limpasan yang masuk dapat mengalir menuju
paritan. Penambangan dengan sistem open pit dilakukan secara bertahap dengan
sistem trap di mulai dari atas dengan tinggi jenjang 3 meter dan lebar 6 meter,
sistem penambangan secara jenjang di maksudkan untuk mengurangi debu akibat
kegiatan penambangan. Jalan ke bagian atas bukit di buat dengan sistem
melingkar ke atas (ramp) untuk memudahkan unit dump truck menuju tempat
penambangan (loading Point) dan mengurangi resiko. Hasil penambangan adalah
batu bongkahan di angkut menggunakan dump truck dengan kapasitas 12,8 m 3
untuk di antar ke areal pabrik.
2.4.3

Pengolahan bahan galian


Kegiatan pengoalan bahan galian menggunakan unit Crusher yang

bertujuan untuk menghancurkan dan mengklasifikasikan jenis ukuran material


sesuai yang di inginkan. Hasil penambangan adalah batu bongkahan yang
langsung dikumpulkan grizzly screen yang bertujuan memisahkan batuan dan
pasir, kemudian batu dengan ukuran 5 masukan dengan excavator kedalam
lubang corong untuk di antar menggunakan ban berjalan (Belt Conveyor) yang
kemudian di proses ke tahap kedua
Untuk mendapatkan hasil produk, adapun jenis material yang di hasilkan
yaitu 1/2, 2/3, 3/8, dan Abu Batu. Untuk mengantisipasi pencemaran udara
maka di lakukan penanggulan dengan membuat sistem sprayer air pada setiap
unit crusher agar dapat mengurangi debu yang di timbulkan dan melakukan
penanaman pohon sebagai (Buffer zone) untuk mengurangi tingkat kebisingan dr
2-8

dari kegiatan pengolahan bahan galian.


2.5 Fasilitas Penunjang
Pada wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Palu Batu Madu memiliki
fasilitas penunjang yaitu kantor administrasi dengan luas bangunan 540 m 2,
warehouse dengan luas bangunan 575 m2 , basecamp dengan luas bangunan 108
No

Jenis alat berat

Tipe

Excavator

Caterpillar 320 D

Excavator

Caterpillar 329 D

Whell Loader

Volvo

Dump Truck

Nissan

Dump Truck

Nissan

Dump Truck

Hino

Stone Crusher

8
Generator 630 KVA
9
Compressor
2
m , areal pengolahan dengan luas bangunan 1,8 Ha dan rumah genset dengan luas
bangunan 48 m2. (Gambar Fasilitas penunjang dapat dilihat dalam Lampiran I)
2.6 Peralatan Dan Jumlah Karyawan
Tabe
l 2.1 Peralatan

Sumber: PT.Palu Batu Madu

No

Nama

Jabatan

Yeni Mariam, SE

Direktur
2-9

Ardiyansah, S.si

Wakil direktur

Widi , ST

KTT

Desi jayanti, S.com

Administrasi

Ikwal, S.si

Logistik

Irfan

Kepala Produksi

Hasan

Pegawas

Ahmad

Maintanance

Abet

Tim Crusher

10

Wagiman

Elektrik

11

Buyung

Elektrik

12

Jefri

BBM

13

Martang

Operator Loder

14

Rusman

Driver DT

15

Rudi

Operator EXC

16

Ardin

Operator EXC

17

Darwis

Security

18

Ismail

Operator EXC

Tabel 2.2 Jumlah karyawan


Sumber : PT. Palu Batu Madu

2 - 10

Anda mungkin juga menyukai