Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
3.1.1

Profil dan Sejarah Perusahaan


Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT.

Asmin Bara Bronang ditandatangani pada tanggal 31 Mei 1999 dengan luas area
86.240 hektar. Setelah menyelesaikan tahapan Penyelidikan Umum selama 1
(satu) tahun luas area diciutkan menjadi 66.190 Ha.
Izin untuk melanjutkan kegiatan ke tahapan Eksplorasi dari Dirjen
Pertambangan Umum diperoleh pada tanggal 16 November 2000, berdasarkan
pada surat keputusan No : 679.k/20.01/DJP/2000 yang berlaku sampai dengan
tanggal 31 Oktober 2003 untuk masa periode 3 tahun. Perpanjangan tahap 1,
berdasarkan keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No :
010.K/40.00/MEM/2004 dan berlaku sampai tanggal 30 Oktober 2004.
Permulaan dan Perpanjangan Tahap Kegiatan Kajian Kelayakan dimulai
dengan dikeluarkannya SK Menteri ESDM No.220.K/40.00/DJB/2006 pada
tanggal 19 Juli 2006. Pada tanggal 10 Mei 2001, Badan Planologi Kehutanan
mengeluarkan izin untuk melakukan kegiatan eksplorasi di kawasan hutan.
Izin yang diberikan meliputi kawasan Hutan Produksi Tetap seluas
17.161 Ha, sedangkan area HPHT PT. Perintis Adiwana seluas 12.092 Ha harus
mendapat izin terlebih dahulu dari perusahaan yang bersangkutan. Izin ini hanya
berlaku untuk periode satu tahun yang berlaku mulai 10 Mei 2001 s/d 10 Mei
2002.

Pada bulan Juni PT. Asmin Bara Bronang memberikan laporan tertulis ke
Badan Planologi Kehutanan untuk perpanjangan izin. Badan Planologi Kehutanan
kemudian telah memberikan perpanjangan izin sampai 12 September 2003
dengan surat bernomor : 687/VII-KP/2002. Pada awal tahun 2006 PT. Dasa Intiga
memberikan izin kepada PT. Asmin Bara Bronang untuk melakukan kegiatan
eksplorasi di wilayah HPH dan HPTI. Total area yang akan ditingkatkan ke tahap
eksploitasi adalah +/- 24.988 Ha yang terbagi menjadi 3 blok yaitu BuhutMamput, Merangun dan Bekanon. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk
kegiatan Eksploitasi tambang PT. Asmin Bara Bronang dikeluarkan pada tanggal
02 Februari 2011 dengan surat bernomor : SK.28/Menhut-II/2011 dengan jangka
waktu yang diberikan sampai dengan 02 Februari 2025.
3.1.2

Lokasi dan Kesampaian Daerah


Secara geografis wilayah PKP2B PT. Asmin Bara Bronang (ABB)

terletak diantara koordinat 114 18' 00'' - 114 33' 00'' Bujur Timur dan 0 43'30'' 1 05' 30'' Lintang Selatan, yang berada di dalam 4 wilayah kecamatan dari 3
kabupaten, yaitu : Kecamatan Permata Intan dan Kecamatan Murung (Kabupaten
Murung Raya), Kecamatan Kapuas Tengah (Kabupaten Kapuas) dan Kecamatan
Teweh Tengah (Kabupaten Barito Utara), Propinsi Kalimantan Tengah.
Untuk mencapai lokasi penelitian PT Asmin Bara Bronang blok
Mamput dapat di tempuh dengan cara :

a. Palangka Raya Timpah dengan dengan jarak tempuh sekitar 120 km dapat
ditempuh selama 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda 2 (dua)
maupun roda 4 (empat) dengan kondisi jalan beraspal.
b. Timpah - Batapah Buhut melewati jalan hauling PT. KTP dan jalan
loging PT. Dasa Intiga dengan berjarak 100 km dapat ditempuh selama 3
jam menggunakan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat)dengan
kondisi jalan berpasir, tanah liat serta pengerasan.
c. Dari Buhut ke lokasi PKP2B PT. Asmin Bara Bronang blok Mamput
melewati jalan loging dan hauling dengan jarak 31 km dapat ditempuh selama
1 jam menggunakan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat).

Gambar 3.1 Peta kesampaian daerah PT.ABB

3.1.3

Keadaan Iklim dan Curah Hujan


Iklim adalah kondisi rata-rata dari suatu daerah atau tempat selama

bertahun-tahun, dimana iklim dipengaruhi oleh letak lintang, letak ketinggian,


relief terhadap benua dan samudra, kondisi geografis lokal. Sedangkan cuaca
adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu atau dalam periode yang pendek
ditandai dengan fenomena meteorolis misalnya tekanan udara suhu, kelembaban
dan curah hujan.
Daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang beriklim tropis, di
wilayah tambang PT. Asmin Bara Bronang, Iklim di daerah ini sama halnya
dengan daerah - daerah yang terletak di garis khatulistiwa pada umumnya, yaitu
beriklim tropis, pada tahun 2015 yaitu bulan Februari perkiraan curan hujan
mencapai 452,272 dan bulan Maret perkiraan curah hujan mencapai 450,449. Data
perkiraan curah hujan dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.1.
Data Perkiraan Curah Hujan PT.ABB

Monthly

Feb-15

Mar-15

Apr-15

May-15

Jun-15

Jul-15

August15

Sep-15

Oct-15

Nov-15

Dec-15

Days

28

31

30

31

30

31

31

30

31

30

31

Water Level
Status

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Safe

Water Volume

452.272

450.449

243.052

476.108

130.137

148.446

234.694

242.313

531.189

384.444

3.1.4

Flooded
648.173

Flora dan Fauna

3.1.4.1

Flora

Flora yang terdapat di areal tambang PT.ABB yaitu pohon kempas, bitangur, ulin, keruing, pulai ,kompang, rambutan hutan,
kapor, lawing, marijang, jelorong, asasam, tamias, lampong,bengkirai, beringin, propuk, palawan, karet, canggal, maselirang, haliban,
jelotong, tenekawang, doho, mahang, kempas, bic, popuwan, BL, terantang.
3.1.4.2

Fauna

Fauna yang terdapat di areal tambang PT.ABB yaitu kalawet, monyet, burung rangkok, burung tingang, rusa, babi hutan, ular,
tupai.
.1.5

Sosial dan Kependudukan


Penduduk di Kecamatan Kapuas Tengah, khususnya di wilayah Desa Bronang dan Buhut, pada umumnya terdiri dari Suku

Dayak kahayan, Suku Banjar dan Jawa adalah merupakan pendatang di daerah tersebut. Suku Dayak Kahayan, sebagian dari mereka
telah memeluk agama Kristen dan Islam, sebagian lainnya masih memeluk agama asal (tradisi) Kaharingan. Para pendatang (Suku
Banjar, jawa, dll.) umumnya beragama Islam. Kehidupan antar umat beragama terlihat baik dan rukun, begitu pula tempat beribadah
yang telah tersedia. Mata pencaharian penduduk setempat umumnya penambang tradisional, berdagang dan berkebun.

3.1 Kondisi Geologi


3.1.2.1
Kondisi Geologi Regional
.2.1.1 Fisiografi
Berdasarkan peta geologi regional lembar Muara Teweh (1995) dan peta geologi lembar Buntok (1994) yang disusun oleh
Supriatna S, lokasi PKP2B PT.Asmin Bara Bronang berada pada Cekungan Barito bagian utara. Cekungan Barito meliputi daerah
seluas 70.000 km2 di bagian tenggara Kalimantan Selatan dan terletak di sepanjang batas tenggara Lempeng Mikro Sunda.

Cekungan Barito merupakan cekungan bertipe foreland yang berumur Tersier, berhadapan langsung dengan Pegunungan
Meratus (Satyana dan Silitonga, 1994).
Di bagian utara, Cekungan Barito dipisahkan dengan Cekungan Kutai oleh Sesar Adang. Sedangkan di bagian timur
dipisahkan dengan Cekungan Asem-Asem oleh Tinggian Meratus yang memanjang dari arah Barat daya sampai Timur laut. Di
bagian selatan merupakan batas tidak tegas dengan Cekungan Jawa Timur dan di bagian barat berbatasan dengan Kompleks
Schwaner yang merupakan basement.
Kondisi geomorfologi wilayah PKP2B PT. Asmin Bara Bronang secara regional merupakan perbukitan bergelombang sedang
hingga curam yang meliputi hampir seluruh daerah di sektor 2. Terbagi menjadi 2 satuan, yaitu :
1. Satuan perbukitan bergelombang. Luas penyebaran satuan ini meliputi sekitar 25 % dari keseluruhan luas daerah sektor 2,
terletak di bagian selatan, memanjang dari timur ke barat. Vegetasi tumbuhan berupa semak belukar dan alang-alang.
2. Satuan perbukitan curam. Luas penyebaran satuan ini meliputi sekitar 75 % dari keseluruhan luas daerah di sektor 2,
terletak di bagian utara menyebar dari timur ke barat. Vegetasi tumbuhan berupa tumbuhan semak belukar, tumbuhan kayu dan
ladang penduduk.

.2.1.2

Stratigrafi

Susunan stratigrafi yang ada di daerah penelitian dari tua ke muda adalah Batuan dasar yang merupakan dasar cekungan
berumur Mesozoikum, berupa batuan beku, batuan malihan, dan batuan sedimen laut dalam yang diterobos oleh granit muskovit,
berumur Kapur Atas. Di atas batuan dasar tersebut diendapkan secara tidak selaras Batuan Gunung api Nyaan yang merupakan hasil
dari kegiatan gunung api yang terjadi pada masa Eosen Tengah.
Pada Masa Eosen Akhir diendapkan secara tidak selaras Formasi Tanjung (Tet), Batupasir Haloq (Teh), Formasi Batu
Kelau (Tek) dan Batupasir Haloq (Teh) tak terpisahkan, ketiga formasi mempunyai hubungan yang menjemari. Batuan
penyusun dari Formasi Tanjung terdiri dari perselingan batupasir, batulanau, dengan sisipan batugamping dan batubara. Formasi
Batu Kelau tersusun oleh serpih, batulumpur, batulanau dan sedikit batupasir, dan Batupasir Haloq disusun oleh batupasir kuarsa,
sedikit konglomerat dan batulumpur. Diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Batu Ayau (Tea) yang berumur Eosen Akhir.
Batuan penyusun dari Formasi Batu Ayau adalah terdiri dari batupasir dan batulumpur karbonan. Formasi Ujohbilang (Tou) yang
terdiri dari batulumpur berfosil dengan sisipan batupasir diendapkan di atasnya secara selaras pada Eosen Akhir - Oligosen Awal.
Kemudian Formasi Berai (Tomb), Montalat (Tomm), Karamuan (Tomk) dan Puruk cahu (Tomc) yang mempunyai

hubungan stratigrafi saling menjemari, diendapkan di atas Formasi Ujohbilang secara tidak selaras pada Oligosen Akhir sampai
permulaan Miosen Awal. Bersamaan dengan ini juga diendapkan Batuan Gunungapi Malasan (Tom), Anggota Batugamping Panuut
(Toml) dan Anggota Batugamping Jangkang (Tomj). Batuan penyusun Formasi Berai terdiri dari batugamping, sebagian
terkristalkan,mengandung foram besar dan berlapis.
Formasi Montalat terdiri dari batupasir kuarsa dan batulempung karbonan, Formasi Karamuan terdiri dari batulumpur
sebagian gampingan, batupasir kuarsa berlapis baik dan batulanau, dan Formasi Purukcahu tersusun oleh batulumpur berfosil,
batulanau, batupasir berbutir halus sampai kasar dan sisipan batubara.
Formasi Warukin (Tmw) yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulanau, batulempung karbonan dan sisipan batubara,
diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Berai dan Montalat, Formasi Warukin berumur Miosen Awal - Miosen Akhir.
Bersamaan dengan Formasi Warukin, diendapkan pula Formasi Kelinjau (Tmk) secara tidak selaras diatas formasi Karamuan,
terdiri dari batulumpur, sedikit batupasir dan batuan klastika gunungapi dan sisipan batubara. Pada Miosen Akhir sampai Kuarter
terjadi kegiatan gunung api Mentulang (TmQm) yang terdiri dari andesit, basal, lava, tuf, aglomerat, breksi lahar bersusunan andesit
sampai basal (lihat gambar 3.5). Perlipatan lapisan-lapisan batuan membentuk struktur sinklin dan antiklin yang secara umum arah
sumbu perlipatan adalah timur laut barat daya.

.2.2
Geologi Daerah Penelitian
.2.2.1
Morfologi
Keadaan morfologi daerah penelitian terdiri dari wilayah perbukitan bergelombang rendah hingga perbukitan bergelombang
sedang. Kenampakan bentuk morfologi lembah sering pula dijumpai di sekitar daerah penelitian, dimana terdapat aliran-aliran
sungai kecil yang mengalir dari atas perbukitan.
3.2.4.2 Struktur Geologi
Secara regional wilayah PKP2B PT. Asmin Bara Bronang masuk kedalam Lembar Muara Teweh dan Lembar Buntok.
Struktur geologi yang dijumpai di daerah lembar muara teweh berupa sesar, perlipatan dan kelurusan yang secara umum berarah
barat daya-timur laut dan bara laut - tenggara. Sesar terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik yang melibatkan batuan
sedimen yang berumur Tersier dan Pra Tersier. Kelurusan-kelurusan ini diduga merupakan jejak/petunjuk sesar dan kekar yang
berarah sejajar dengan struktur umum. Lipatan-lipatan berupa sinklin dan antiklin seperti halnya sesar dan kelurusan, juga berarah
sejajar dengan struktur regional, timur laut-barat daya. Mengingat litologi di daerah ini di dominasi oleh batuan yang berumur
Tersier, diduga kehadiran sesar, kelurusan dan lipatan berhubungan erat dengan kegiatan tektonik yang terjadi pada zaman itu
(Tersier). Sedangkan untuk daerah perbukitan di bagian timur lembar Buntok, dengan dijumpainya beberapa unsur struktur pada

batuan Mesozoikum, antara lain : struktur terbreksika, kelurusan yang berarah hampir utara selatan, bongkah dan blok disana sini,
dan lain-lain. Maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini telah mengalami deformasi. Sedang pada batuan Tersier menunjukkan
struktur lipatan yang tidak ketat berarah hampir utara-selatan, maka diduga lipatan ini berkaitan erat dengan struktur batuan
Mesozoikum. Adapun kelurusan yang memotong struktur utama, diduga terbentuk pada deformasi kedua, dimana batuan Tersier
telah telipat dan termampatkan. Demikian pula hampir sejalan untuk struktur yang berkembang dipeta bagian utara dan barat-laut.
3.2.2.3 Stratigrafi
Daerah penelitian Blok Mamput PT. Asmin Bara Bronang memiliki susunan statigrafi sebagai berikut :
1. Formasi Montalat (Tomm)
Dengan litologi batuan terdiri dari batupasir kuarsa putih berstruktur silang siur, sebagian gampingan, bersisipan batulanau /
serpih dan batubara. Formasi ini menjemari dengan Formasi Berai dan selaras dengan Formasi Tanjung. Jenis perlipatan mirip
dengan Formasi Tanjung tetapi sedikit lebih terbuka. Terendapkan di laut dangkal terbuka dengan tebal mencapai 1.400 meter serta
tersebar menempati morfologi perbukitan. Formasi Montalat berumur Oligosen (Oligocene).
2. Formasi Puruk Cahu (Tomc)

Terdiri dari batulempung berfosil, kelabu tua, berselingan dengan batulanau mengandung lensa kecil dan lapisan tipis
batubara vitrinit dan batupasir berstruktur perairan sejajar dan konvolut; bersisipan breksi berfragemen andesit, dasit, genes dan
batubara, matriks berupa batupasir kasar mengandung fragmen batubara vitrinit.
3. Formasi Tanjung (Tet)
Terdiri dari perselingan antara batu pasir (kwarsa), batu lempung dan batu lanau (bersisipan batubara) dan bersisipan batu
gamping dan konglomerat.
4. Batuan Gunung Api Kasele (Kvh)
Umumnya terdiri dari basalt piroksen kelabu hijau, porfiritik sampai pilotaksit. Sebagian besar berubah membentuk mineral
lempung, klorit dan kalsit. Unit ini mencapai tebal 50 meter dan menempati daerah morfologi perbukitan tinggi dan kasar, serta
dikorelasikan dengan Formasi Haruyan yang berumur Kapur Atas (Kvh).
5. Kompleks Busang (PTrb), terdiri dari batuan gabro termalihkan, serpentinit dan sekis.
.2.2.4

Keadaan Endapan Batubara

Penyebaran Endapan Batubara di Blok Mamput terdapat di Formasi Tanjung yang berupa berbagai sub sistem lipatan makro
yang disebut sektor, jadi ada lapisan ganda batubara dalam sektor sebagai sayap antiklin atau sinklin yang merentang secara
menjurus sampai 2 km bahkan sampai 4 km dengan karakteristik lapisan utama (main seam) berada ditengah dengan ketebalan
berkisar 2-5 meter. Kualitas batubara yang berada di Blok Mamput PT. Asmin Bara Bronang berkisar antara 5700 Kcal/kg - 7100
Kcal/kg.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alat tulis
Masker
Baju lengan panjang
Kamera
Kalkulator
Laptop
Sepatu safety

3.4 Tata Laksana


3.4.1 Langkah Kerja
Dalam penilitian ini akan dilakukan langkah atau tahap kerja sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
2.

Menentukan tempat penelitian.


Menyusun proposal penelitian.
Melakukan seminar proposal.
Permohonan izin penelitian pada instansi terkait.
Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini adalah tahap dimana dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan tugas akhir, baik

berupa data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi lapangan, dan dokumentasi.
Data primer yang perlu didapatkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Average load time Komatsu HD785-7.


Average haul time Komatsu HD785-7.
Average dump time Komatsu HD785-7.
Average return time Komatsu HD785-7.
Average spot time Komatsu HD785-7.
Faktor yang mempengaruhi waktu edar Komatsu HD785-7.

Sedangkan, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur dari bahan-bahan bacaan berupa buku-buku
yang terkait dengan penelitian ini dan arsip dari PT.Asmin Bara Bronang. Data sekunder yang perlu didapatkan untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Peta jalan angkut OB;
b. Hasil survey jarak, kemiringan dan lebar jalan angkut OB;
c. Denah jalan angkut; dan lain-lain.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, keseluruhan data primer maupun data sekunder akan diolah menjadi informasi dalam bentuk laporan tugas
akhir. Pada tahap ini juga dilakukan konsultasi terhadap dosen pembimbing tugas akhir agar laporan tugas akhir yang dibuat menjadi
lebih baik.

3.4.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penggunaan metode kuantitatif bertujuan agar
penelitian dilakukan secara objektif terhadap suatu hal yang akan diteliti berdasarkan fakta di lapangan. Memanfaatkan kajian
pustaka penelitian sebagai panduan agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah yang diajukan penulis dalam proposal penelitian tentang kemampuan dump truck pada kegiatan overburden
removal PT.Asmin Bara Bronang.

3.4.3 Bagan Alir Penelitian

Mulai Penelitian
Rumusan Masalah :
1. Berapa waktu edar aktual rata-rata Komatsu HD785-7 yang digunakan PT.Asmin Bara Bronang
dalam kegiatan overburden removal?
2. Bagaimana cara mengetahui faktor yang mempengaruhi waktu edar Komatsu HD785-7 pada
kegiatan overburden removal PT.Asmin Bara Bronang?

3. Bagaimana cara menanganani masalah yang ditemukan dari pengamatan di lapangan yang
berkaitan dengan waktu edar Komatsu HD785-7 pada kegiatan overburden removal PT.Asmin
Bara Bronang?

Pengumpulan Data

Data Sekunder

Data Primer
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Average load time Komatsu HD785-7.


Average haul time Komatsu HD785-7.
Average dump time Komatsu HD785-7.
Average return time Komatsu HD785-7.
Average spot time Komatsu HD785-7.
Faktor yang mempengaruhi waktu edar
Komatsu HD785-7.

1.
2.

Peta jalan angkut overburden PT.ABB;


Hasil survey jarak, kemiringan, dan lebar
jalan angkut overburden PT.ABB.
3. Denah jalan angkut overburden PT.ABB
dan lain-lain.

Pengolahan Data :
1.
2.

Perhitungan waktu edar aktual rata-rata Komatsu HD785-7.


Faktor yang mempengaruhi waktu edar Komatsu HD785-7.
3. Cara menangani masalah yang ditemukan dari pengamatan di lapangan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan Penelitian

Selesai

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

3.4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada PT.Asmin Bara Bronang di Desa Bronang, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian Tugas Akhir akan dilakukan selama 1 bulan pada PT.Asmin Bara Bronang di Desa Bronang, Kabupaten Kapuas,
Provinsi Kalimantan Tengah.
Tabel 3.2.
Rencana Kegiatan Penelitian
2015
No

NOVEMBER
(Minggu ke-)

Kegiatan
1

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Pengolahan Data

DESEMBER
(Minggu ke-)
4

Anda mungkin juga menyukai