Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

Secara administratif wilayah penambangan PT.Senamas Energindo

Mineral masuk ke dalam Wilayah Jaweten dan Wilayah Stockpile Port

Berada di Desa Telang Baru, Kecamatan Dusun Timur dan Kecamatan Paju

Epat, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

PT. Senamas Energindo Mineral mulai melaksanakan kegiatan usaha

pertambangannya sejak tahun 2009 di wilayah yang dimaksud. Kedudukan

secara geografis wilayah IUP(Izin Usaha Pertambangan) Eksplorasi

KW.09/BB/3/SEM seluas 1.000 Ha

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Rute yang dapat dilalui dari Palangka Raya untuk mencapai areal

Stockpile Port PT. Senamas Energindo Mineral Desa Telang Baru

Kecamatan Paju Epat yaitu sebagai berikut:

1. Dari Palangka Raya - Jawaeten (kondisi jalan beraspal mamakai waktu

± 6 jam menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat). Dari

Jaweten – Telang Baru (kondisi jalan Hauling ± 2 jam menggunakan

Tronton muatan batubara dari Stock ROM menuju Stockpile Port),

40
41

3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

a) Keadaan Iklim

Seperti halnya wilayah lain disekitar Kecamatan Paju Epat,

daerah penelitian mempunyai iklim tropis dan lembab dengan

temperatur berkisar antara 21º-23ºCelcius dan maksimal mencapai

36ºCelcius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan

sumberdaya air cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya

penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal.

b) Curah Hujan

Lokasi penambangan batubara PT.Senamas Energindo Mineral

yang terletak di desa Telang Baru, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten

Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan daerah yang

pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) musim, yaitu musim hujan

akibat bertiup angin Muson Barat (November - April) dan musim

kemarau akibat bertiup angin Muson Timur (Mei - Oktober).


Tabel 3.1 Data Curah Hujan Rata-Rata Perbulan Tahun 2012-2016 (mm/hari)
TAHUN/
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
BULAN
2012 65.2 43.4 103.2 53.9 83.4 52.9 49.6 20.4 11 82.2 57.7 135
2013 90 83.3 100 110 51.5
2014 58.1 110 110 85 68 100 40 74 100 33 69 34
2015 47 75 75.5 72.6 27.6 23 83 35 83 2.2 63 11
2016 74.52 103.5 100.6 90 217.8 217.8 77.4 124.4 189 23.4 61.2 142.2
Rata-Rata 61.21 82.98 97.33 75.38 99.2 98.43 62.5 68.76 93.26 48.16 72.18 74.74
Sumber : PT. Senamas Energindo Mineral

Gambar 3.1 Diagram Data Curah Hujan Rata-Rata Perbulan Tahun 2012-2016 (mm/hari)
120

100

80

60

40

20
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
0
Sumber : PT. Senamas Energindo Mineral

42
43

3.2 Keadaan Geologi

3.2.1 Geologi Regional

a) Morfologi

Keadaan Morfologi yang dominan pada daerah penelitian

adalah dataran dan perbukitan bergelombang lemah hingga kuat.

Morfologi daerah ini mempunyai ketinggian berkisar 40 - 350 meter

di atas permukaan air laut. Morfologi tersebut merupakan akibat dari

berbagai aktifitas geologi yang menghasilkan perlipatan, sesar, kekar

dan lain-lain. Aliran sungai didaerah penyelidikan umumnya

memperlihatkan pola aliran yang tidak teratur (dendritik) dan

terdapat beberapa meander, dimana air sungai berasal dari

pegunungan dan bermuara di Sungai Barito.

b) Stratigrafi

Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Amuntai (R.

Haryanto dan P. Sanyoto,1994) untuk daerah Kabupaten Barito

Timur dan sekitarnya formasi batuan yang berkembang adalah :

1. Aluvial (Qa): Lempung kaolinit dan lanau bersisipan pasir,

gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai

dan rawa.

2. Formasi Dahor (TQd): Batupasir kuarsa lepas berbutir sedang

terpilah buruk, konglomerat lepas dengan komponen kuarsa

berdiameter 1-3 cm, batulempung lunak, setempat dijumpai lignit


44

dan limonit ; terendapkan dalam lingkungan fluivial dengan tebal

sekitar 250 meter dan berumur Plio-Plistosen.

3. Formasi Warukin (Tmw): Batupasir Kuarsa dan Batulempung

dengan sisipan Batubara, terendapkan dalam lingkungan fluviatil

dengan ketebalan sekitar 400 meter dan berumur Miosen Tengah

sampai dengan Miosen Akhir.

4. Formasi Berai (Tomb): Batugamping mengandung fosil

foraminifera besar seperti Spiroclypeus orbitodeus, Spiroclypeus

sp. dll. yang menunjukkan umur Oligosen-miosen awal dan

bersisipan Napal, terendapkan dalam lingkungan neritik dan

mempunyai ketebalan sekitar 1000 meter.

c) Struktur Geologi

Struktur geologi yang terdapat pada daerah ini terdiri atas

kelurusan, lipatan dan sesar yang berarah timurlaut-baratdaya. Jenis

sesar belum dapat ditentukan, namun diduga berupa sesar geser, dan

sesar normal. Kegiatan tektonik yang baru diketahui dengan jelas

adalah pada pasca miosen. Namun diduga kegiatan tersebut telah

berlangsung sebelum tersier.


Gambar 3.2 Peta Geologi IUP PT. SEM (Sumber: PT. Senamas Energindo Mineral)

45
46

3.2.2 Geologi Lokal

a) Morfologi

Morfologi yang dominan di daerah IUP PT. Senamas Energindo

Mineral adalah dataran rendah dan perbukitan bergelombang lemah dengan

ketinggian 30 hingga 50 m.dpal. Pola aliran sungai bersifat dendritik yang

bermuara pada Sungai Barito dengan kecenderungan aliran sungai relatif

mengarah ke tenggara.

b) Lithologi Daerah Penelitian

Litologi yang terdapat pada daerah IUP PT. Senamas Energindo

Mineral adalah Formasi Warukin (Tmw) yang terdiri atas Sand, Claystone

dengan ketebalan antara 1m hingga 8m, dan batulempung (claystone)

dengan ketebalan 1m hingga 17m dengan sisipan batubara. Ketebalan

batubara pada seam utama, seam A mencapai 1 meter. Litologi batuan pada

derah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Contoh Log Bor PT. Senamas Energindo Mineral


47

3.3 Kegiatan Penambangan PT. Senamas Energindo Mineral

Pada PT. Senamas Energindo Mineral, sistem penambangan yang

digunakan adalah sistem tambang terbuka (surface mining) dengan metode

Strip Mine. Metode ini didasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis

mencakup model geologi, kondisi lapisan tanah penutup,kondisi lapisan

batubara serta pertimbangan jumlah cadangan batubara. Endapan

batubaranya terdiri dari beberapa lapisan (multi seam).

Metode penambangan ini menggunakan sistem kerja konvensional,

yaitu kombinasi excavator sebagai alat gali muat,truck sebagai alat angkut

dan bulldozer sebagai alat bantu pengupasan. (Dokumentasi kegiatan lihat

lampiran B)

Adapun tahap – tahap penambangannya adalah sebagai berikut:

1) Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Merupakan kegiatan pembersihan area tambang dari tumbuh-

tumbuhan (semak-semak, perdu, pepohonan) dan material lainnya

(bebatuan). Kegiatan ini menggunakan alat bulldozer D85E-SS-2A.

Tumbuh-tumbuhan dan material itu digali dan didorong keluar area

tambang. Untuk pohon dengan diameter lebih besar dari 20 cm,

penebangan dibantu dengan menggunakan mesin potong chainsaw.

2) Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

Pekerjaan ini dilakukan menggunakan alat excavator PC 300

dimana lapisan tanah yang masih berupa rona asli mengandung unsur
48

hara dikupas dengan ketebalan maksimal ± 2 m sampai pada batas

lapisan sub soil. Kemudian lapisan top soil yang telah terkupas

selanjutnya diangkut dan di stok pada soil bank untuk digunakan

kembali pada lahan yang akan dilakukan reklamasi.

3) Pengupasan lapisan tanah Sub Soil

Setelah dilakukan pengupasan top soil maka dilakukan

pengupasan lapisan sub soil (tidak mengandung unsur hara) dengan

ketebalan 0,5 m kemudian dimuat dan ditimbun di area disposal

barat.

4) Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden Removal)

Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup tujuannya agar

batubara tersebut menjadi tersingkap.Pekerjaan ini menggunakan alat

excavator PC 300 dan excavator PC 400 karena kondisi lapisan ini

terdiri dari material yang tebal dan keras yaitu didominasi batu pasir

dengan kekerasan yang tinggi dan batu lempung. Adapun teknis

pengupasan lapisan tanah penutup yang digunakan yaitu metode

backfilling dimana tanah penutup yang sudah digali selanjutnya

diangkut menuju area disposal pada lokasi penambangan yang sudah

dinyatakan mine out.


49

5) Menyingkap Batubara (Coal Expose)

Kegiatan coal expose dilakukan dengan menggunakan alat

excavator PC 300. Saat melakukan kegiatan ini, alat tidak boleh

merusak permukaan lapisan batubara. Karena itu penggalian tanah ke

dekat lapisan batubara harus dilakukan secara hati-hati dengan

menyisakan material tanah sekitar 0,5 m. Nantinya material tersebut

akan dibersihkan ketika mulai menambang batubara.

6) Pembersihan Batubara (Coal Cleaning)

Coal cleaning adalah kegiatan pembersihan batubara dari

parting yang menempel pada batubara. Kegiatan ini dilakukan

dengan menggunakan excavator PC 200 cutting edge agar

pembersihannya maksimal dan tidak merusak permukaan batubara di

ply tersebut. Adapun parting yang di cleaning memiliki ketebalan

lebih dari 0,05 m. Sedangkan parting antara lapisan ply – ply batubara

yang memiliki ketebalan kurang dari 0,05 m lapisan tersebut di

gabung (composite).

7) Pengambilan Batubara (Coal Getting)

Kegiatan ini adalah penggalian/pengambilan batubara yang

dilakukan dengan alat gali yaitu excavator PC 200 teeth bucket

dengan maksimal 3 dump truck.


50

8) Pengangkutan Batubara (Hauling Coal)

Batubara yang sudah digali/diambil akan diangkut ke tempat

penumpukan yaitu ROM (Run Of Mine). Kegiatan ini dilakukan

dengan kombinasi alat gali muat dan alat angkut.

9) Perataan dan Rehabilitasi Tanah (Spreading)

Kegiatan ini dilakukan untuk menyiapkan lahan yang akan di

reklamasi, dimana disposal yang sudah final RL (Request level) di

spreading dengan ketebalan lapisan top soil ± 0,6 m. Adapun alat

yang digunakan pada kegiatan spreading top soil adalah bulldozer.

10) Penanaman Kembali (Revegetation)

Pada tahap ini adalah usaha atau kegiatan penamanam kembali

lahan bekas tambang sudah melaksanakan sebagian revegetasi atau

penghijauan kembali.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang dipergunakan selama melakukan Tugas Akhir di area

penambangan PT. Senamas Energindo Mineral yaitu :

1. Alat Pengukuran berupa Meteran

2. Buku Lapangan

3. Alat Tulis
51

4. Kamera

5. Tas Lapangan

6. Perlengkapan APD

7. Kompas

3.5 Tata Laksana Penelitian

3.5.1 Langkah Kerja

Langkah – langkah kerja yang akan dilakukan dalam penelitian tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Orientasi Lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan

pengambilan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan

Tugas Akhir.

2. Mengambil dokumentasi pada kegiatan pengambilan batubara (coal

getting) sampai pengangkutan menuju Barging yang dilakukan di PT.

Senamas Energindo Mineral.

3. Melakukan Pengambilan data berupa pengukuran terhadap komponen-

komponen Stockpile Port seperti dimensi saluran air, kolam

pengendapan (settling pond), tanggul, base Stockpile Port, dan

pengukuran arah angin untuk mengetahui arah penumpukan. Mengolah

data report coal getting activity yang diperoleh dari perusahaan untuk

mengeahui jumlah produk batubara yang masuk dan keluar dari

Stockpile Port .
52

4. Melakukan Pengamatan terhadap prosedur penumpukan batubara di

Stockpile Port.

5. Melakukan Penghitungan pada data kualitas batubara hasil sampling

yang diperoleh dari perusahaan untuk melihat perubahan kualitas yang

terjadi.

6. Melakukan Penyusunan Laporan.

3.5.2 Metode Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode

kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi

obyek yang alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci dengan bekal

teori yang dimiliki mampu menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang

diteliti sehingga menjadi jelas dan bermakna. Penelitian kualitatif bersifat

deskriptif dimana analisis data yang dilakukan bersifat induktif

berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian diolah

menjadi sebuah hipotesis atau teori. Hasilnya lebih menekankan pada

kedalaman informasi atau makna. Dalam metode kualitatif, teknik

pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

a. Observasi (pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan mengenai

kegiatan penambangan hingga penumpukkan batubara di Stockpile Port

secara langsung pada PT.Senamas Energindo Mineral.


53

b. Interview (Wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara mencari data melalui penjelasan

secara langsung dari nara sumber yang menangani manajemen Stockpile

Port pada PT.Senamas Energindo Mineral.

c. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang berkaitan dengan

kegiatan Analisa manajemen Stockpile Port dan pengaruhnya terhadap

kualitas batubara.

d. Pengumpulan Data

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang

telah di peroleh dari lapangan maupun data dari pihak perusahaan, baik

dari hasil wawancara dengan karyawan di lapangan, data dokumentasi

berupa foto-foto maupun data hasil pengukuran yang diperoleh

langsung dari lapangan.

e. Pengolahan Data

Metode ini dilakukan dengan mengolah data yang telah

dikumpulkan sebelumnya dan melakukan analisis data mengenai

permasalahan-permasalahan yang telah diamati.

f. Penyusunan Laporan.

Pada tahap ini data-data yang telah didapatkan baik itu berupa

hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan, disusun

dalam bentuk laporan dan dipresentasikan di Jurusan.


54

3.6 Rencana Analisis Hasil Penelitian

Mulai

Perumusan Masalah:

1. Bagaimana manajemen Stockpile Port di PT. Senamas Energindo Mineral?


2. Bagaimana Perbandingan Kualitas batubara di PIT, Stockpile Port, dan Barging di
PT. Senamas Energindo Mineral?
3. Bagaimana upaya penanganan yang dilakukan untuk menjaga kualitas batubara di Stockpile
Port PT. Senamas Energindo Mineral?

Observasi Lapangan

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :

- Desain Stockpile Port - Peta Geologi Regional dan Daerah


- Sistem Penumpukan Batubara Di Penelitian
Stockpile Port - Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
- Dokumentasi aktivitas penambangan dan - Peta Rencana Jalur Transportasi
penumpukan di Stockpile Port sampai ke - Gambaran Umum Perusahaan
- Data Curah Hujan
Barge
- Data Hasil Laboratorium Kualitas
Batubara
- Pengambilan sampel Batubara

Pengolahan dan Analisis Data:


1. Mendeskripsikan manajemen Stockpile Port yang diterapkan berdasarkan hasil
pengambilan data dilapangan
2. Menganalisa parameter yang menjadi spesifikasi kualitas batubara dan menghitung
data sample kualitas batubara untuk mengetahui perubahan kualitas yang terjadi.
3. Menganalisa upaya penanganan yang telah dilakukan untuk mengetahui manfaat
dan kendala dalam penerapannya.

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


Gambar 3.4 Diagram Alir Analisis Hasil Penelitian
55

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan pada PT. Senamas Energindo

Mineral Desa Telang Baru, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito

Timur.

3.6.2 Waktu Penelitian

Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal kegiatan

penelitian yang diusulkan adalah kurang lebih 2,5 bulan. Terhitung dari

bulan Mei minggu ke - 1 sampai dengan bulan Juli minggu ke – 2 tahun

2017.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tugas Akhir

Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
No Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Persiapan
2. Studi Literatur
3. Seminar Proposal
4. Revisi Proposal
5. Presentasi Prapenelitian
6. Observasi Lapangan
7. Pengambilan Data
8. Pengolahan Data
8. Pembuatan Laporan
9. Presentasi Laporan (diperusahaan)
10. Revisi & konsultasi (diperusahaan)
11. Konsultasi Tugas Akhir
12. Seminar Hasil
13 Ujian Akhir

56

Anda mungkin juga menyukai