Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Mencari cari technical report terkait eksplorasi bahan galian Batubara dan
membuat PowerPoint dapat mencakup beberapa point dibawah ini :
3.1.1 Lokasi
3.1.2 Kondisi Geologi
3.1.3 Keadaan endapan dan Jenis endapan
3.1.4 Metode Ekplorasi yang digunakan
3.1.5 Hasil Eksplorasi
3.1.6 Jumlah Sumberdaya atau Metode dan Estimasi Sumberdaya

3.2 Pembahasan
3.2.1 Lokasi
Daerah kegiata berada di Mampu Pandan Provinsi Jambi. Dengan luas
area dari daerah pemetaan sebesar 8,25×6,2 kilometer persegi,daerah ini juga
pernah dilakukan penelitian pemetaan geologi untuk ekplorasi batubara pada
tahun 1989 dengan hasil berupa peta geologi dengan skala 1:10.000 yang
dilakan oleh Soejitno dkk.
Maksud dari penelitian ini bertujuan untuk keperluan dalam pembangkit
listrik karena batubara lebih kompetitif dari pada hidrokarbon karena danya
perbandingan harga listrik (per kilowat-jam) antar batubaru dan hidrokarbon,
yang mana batubara harganya setengah dari harga hidrokarbon. Oleh sebab itu
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi batubara terus ditingkatkan agar bisa
menambah cadangan batubara pada negara ini
Daerah penelitian berada terletak di bagian utara Zona Sesar Sumatra
dan dekat dengan bagian barat Pegunungan Tigapuluh, di antara Cekungan
Sumatra Tengah dan Cekungan Sumatra Selatan

7
8

Sumber : Jurnal Teknik


Gambar 3.1
Lokasi Penelitian
3.2.2 Kondisi Geologi
Dari hasil peta geologi di dapat kondisi geologi dengan 50% daerah
trsebut didominasi oleh batuan granit dengan keadaan yang tersingkap dalam
keadaan lapuk dengan umur batuan dasarny adalah Pra-Tersier dengan
keadaan berwarna merah, holokristalin, fanerik, dan berbutir kasar.
Komposisinya terutama kuarsa, ortoklas, horblenda, dan biotit.
Dengan dua satuan batuan sedimen yang terendapkan di atas batuan
dasarnya yaitu satuan Batulempung-Batubara dan Satuan Batupasir
Konglomerat dan tidak ditemukannnya fosil pada 2 satuan tersebut. untuk batuan
Batulembung-Batubara dan Satuan Batupasir Konglomerat yang telah di
interpretasikan Berumus Oligosen atas hingga Miosen Bawah.
Pada waktu Eosen Awal pada pulau Sumatra masih merupak bagian dari
Semenanjung Melayu. Di umur bagian atas Miosen Awal hingga Miosen Tengah,
penganggakatan lapisan secara aktif terjadi pada pulau Sumatra yang mana hal
ersebutlah yang mempengaruhi dari proses pengendapan pada daerah Mampu
Pnadan yang menghasilkan batuan sedimen
Pada waktu atas Miosen Tengah hingga Miosen Akhir terjadi adanya fase
perputaran Lempeng Mikro Sunda. Perputaran lemoeng tersebut mengakibatkan
adanya bukit barisan daribukut barisan mengakibatkan adanya granit yang
berumur Pra-Tersier
Dari Tiga lapisan batubara utama dan satu lapisan batubara lainnya
ditemukan di Satuan Batulempung-Batubara.Ketebalan lapisan-lapisan batubara
utama berkisar dari 4,5m hingga 11m,sedangkan lapisan batubara minor
tebalnya hingga 3m
9

Sumber : Jurnal Teknik


Gambar 3.2
Peta Geologi Mampu Pandan
3.2.3 Keadaan Endapan dan Jenis Endapan
Untuk satuan batuan terdiri dari batupasir, batupasir konglomerat dengan
sisipan batu lanau dengan daerah endapan yaitu sungai, dan batuan pasir
tersebar sebagian selatan dan timur pada daerah penelitian jurus pada lapisan
batubara umumnya berada di daerah barat laut tenggara dengan kemiringan 12-
48˚ ke timur laut
Lapisan Batubara Jambu interval rekahan (cleat) dari 4 cm hingga 8
cm.Lapisan pengotor (batulempung karbonan, hitam), dengan ketebalan 51 cm
hingga 55 cm. Ketebalan Lapisan Batubara Jambu berkisar dari 5,14 m sampai
dengan ,28 meter.
Lapisan Batubara Keruh berwarna hitam, kusam hingga cerah, fraktur
konkoidal, agakrapuh, dan interval rekahan (cleat) dari 8 cm hingga 12 cm.
Ketebalan lapisan batubara ini dari 3 meter hingga 4 meter
Mampun Kecil Seam merupakan lapisan batubara tertua dengan fraktur
konkodial dan interval cleat 3-10cm yang diisi oleh mineral pirit dengan ketebalan
lapisan batu bara 4-4,5 meter. Dan Keruh Seam lapisan batu bara termuda
dengan jurus lapisan batubaranya utara-seletan dan timurlaut barat daya dengan
kemiringan 5-34 derajat arah timur dan tenggara
Inom Badak Seam fraktur konkoidal, rapuh, keras, dan interval cleat
berkisar dari 5 cm hingga 30 cm. Cleat terkadang diisi oleh mineral pirit.
Batulempung sebagai pengotor setebal 4 meter ditemukan di lapisan batubara
ini. Ketebalan lapisan batubara ini beragam dari 1,2 hingga 12,09 meter.
Napal Hitam Seam tersebar luas di daerah penelitian. Secara umum,
karakter fisik lapisan batubara ini adalah hitam, kusam hingga cerah (setempat-
setempat berselingan)1-10 mm atau 1-15 mm), fraktur konkoidal, dan interval
10

cleatberkisar dari 5 cm hingga 10 cm. Damar dan mineral pirit ditemukan di dekat
bagian bawah. Urat-urat kalsit kadang-kadang ditemukan juga sebagai pengisi
cleat. Batulempung sebagai pengotor setebal 0,5-1 meter ditemukan di lapisan
batubara ini. Ketebalan lapisan batubara ini beragam dari 1 hingga 18,6 meter
dan rata-rata 11,5-12 meter.
Keruh Coal Seam berwarna hitam, kusam hingga cerah (berselingan 1-10
mm di beberapa bagian), fraktur konkoidal, agakkeras, agak rapuh, dan interval
cleat berkisar dari 10 cm hingga 15 cm. Batulempung sebagai pengotor setebal
30-40 cm ditemukan setempat-setempat. Ketebalan lapisan batubara ini rata-rata
2,1-3,5 meter.

Sumber : Jurnal Teknik


Gambar 3.3
Penampang Geologi Berdasarkan Statigrafi
3.2.4 Metode Ekplorasi yang digunakan
Pemetaan topografi yang di sediakan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi dengan skala 1:100.000 dan dilakukan pemetaan lebih
detail dengan skala 1: 5.000 dengan inteval kontur sebesar 5 meter yang mana
penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Desember 1989 – Februari
1990. Mengapa melakukan peteaan topografi ini untuk mengetahu sebaran
batuan dan struktur pada daerah penelitian
Pengamatan singkapan untuk mengetahui strake dan dip pada tiap
lapisan, Parit dan sumur uji di daerah singkapan untuk mengetahui lapisan dari
batubara dan hasil dari proses ini lebih baik dari pada proses penelitian pada
singkapan. Untuk Pengeboran dangkal untuk memperoleh informasi statigrafi fan
ketebalan di setiap litologi dengan 22 sumur dengan dibedabedakan sebagian
coring dan pengeboran non-coring Pada uji laboratorium untuk memperoleh
analisis proksimat, analisis ultimate dan analisis geokimia lainnya
11

3.2.5 Hasil Eksplorasi


Dari hasil kegiatan yang teah di lakukan di dapat masa jenis batubara
Mampu Pandan adalah 1,27 ton/m3 menurut Soejitno dkk (1989). Dengan daerah
penelitian terbagi menjadi 4 blok untuk bisa mempermudah dalam perhitungan,
jika dilihat berdasarkan singkapan batubaranya cadangan tertunjuk sebesar
143.403.209 ton dan cadangan terukurnya sebesar 57.112.851 ton
Saat kegiatan pengeboran batubara banyak di temukan di sebagian besar
sumur hasil tersebut mempengaruhi data dari cadangan hingga memperoleh
cadangan tertunjuk menjadi 144.164.264 ton dan cadangan terukur menjadi
64.827.710 ton
3.2.6 Metode dan Estimasi Sumberdaya
Metode yang digunakan dalam estimasi sumber daya yaitu dengan
menggunakanWood (1983) memberikan metode demonstrated coal resources
untuk menghitung cadangan batubara berdasarkan singkapan atau singkapan
batubara dan sumur bor yang mengandung batubara
Metode ini memungkinkan untuk menggambar radius dengan singkapan
batubara atau ‘sumur-batubara’ sebagai pusatnya. Cadangan terukur dihasilkan
dengan menghitung area di dalam lingkaran dalam radius 400 meter. Cadangan
tertunjuk dihasilkan dengan menghitung area di antara adius 400 meter dan 1200
meter. Ketika menghitung area di dalam radius, aspek geologi harus
dipertimbangkan untuk memperoleh hasil yang benar. Aspek-aspeker sebut
adalah struktur geologi, singkapan batuan dasar, dan singkapan-singkapan
batubara
BAB IV
ANALISIS

Untuk penentuan estimasi sumberdaya sangat dipengaruhi oleh pemilihan


metode ekplorasi. Pada kegiatan kali ini metode yang dilakuakan adalah metode
langsung karena metode tidak langsung telah dilakuakan karena itu dilakukan
eksplorasi lanjutan agar mengetahui lebih rinci dari endapan yang di dapatkan
yaitu seperti yang dilakukan seperti pemetaan topografi yang mana nantinya
akan mengetahui dari sebaran endapanyang lebih rinci, pengamatan singkapan
karena yang dilihatnya berupa tektur dan struktur dari batuanntya
Pengeboran dangkal karena pengeboran relatif mahal makapengeboran
dilakukan dengan metode coring dan non-koring metode geofisika juga dilakukan
namun hanya pada sumur boe non-coring. Untuk paritan dan sumur uji dilakukan
didaerah yang dekat dengan singkapan
Untuk metodenya perhitungan sumberdayanya sendiri yang di pakai
adalah metode dari Wood (1983) memberikan metode demonstrated coal
resources. Karena parameter pada metode ini telah terpenuhi maka memakaian i
metode ini agar tidak banyak mengeluarkan biaya
Pada kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui ekplorasi lebih rinci
sebelum dilakukanya pengambilan keputusan yaitu metode penambangan yang
akan dipakai karen ekplorasi ini sangat penting terkait penentuan penambangan
yang telah dilakukan
Pada kegiatan kali ini penambngan yang dilakukan adalam metode
penambangn terbuka jika dilihat dari bentuk endapannya. Namun dalam
penentuan metode penambangan ini ada beberapa parameter yang
mempengaruhi dalam proses pemilihannya oleh sebab itu pemilihan ini harus
dilakukan dengan data yang lebih rinci
Dengan hasil dari kegiatan didapat bahwa bahwa cadangan akan di
pengaruhi oleh setiap pengoran jika dalam pengeboran tersebut terdapat banyak
ditemukan endpaan yang akan di ambil seperti dalam kegiatan kali ini endapan
banyak di temukan cadangan menjadi naik

12
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum ekplorasi ini dengan judul pengenalan ekplorasi di


dapat beberapa kesimpulan yang dapat di ambil yaitu
1. Untuk keadaan endapan jika di lihat berdasarkan penampang dan hasil
pendeskripsian pada setiap lapisannya terdapat beberapa lapisan
batubara yaitu ada Batubara Jambu, Batubara Keruh, Mampun Kecil
Seam, Inom Badak Seam, Napal Hitam Seam, Keruh Coal Seam, yang
memiliki umur bereda
2. Untuk metode ekplorasi yaitu ada Pemetaan topografi, Pengamatan
singkapan, Parit dan sumur uji, Pengeboran dangkal dan uji laboratorium
yang mana nantinya hasil dari proses ini dikolerasi menjadi data untuk
bisa melanjutkan kegiatan penelitian
3. Dari hasil kegiatan eksplorasi ini cadangan yang awalnya cadangan
tertunjuk sebesar 143.403.209 ton dan cadangan terukurnya sebesar
57.112.851 ton karena adanya pengaruh dari hasil penelitian pengeboran
maka cadangan naik menjadi cadangan tertunjuk menjadi 144.164.264
ton dan cadangan terukur menjadi 64.827.710 ton. Karena
abanyakditemukannya cadangandari hasil kegiatan tersebut

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Alkhasani, F. A., Ramdani, F., & Pinandito, A. (2018). Sistem


Inventarisasi dan Eksplorasi Pada Tambang Batu Bara. 7 (1-7).

2. Guntoro, Dono, S.T.,M.T., Ir. Solihin.M.T., & Staf Instruktur Laboratorium


Eksplorasi. (2021). Diktat Praktikum Teknik Eksplorasi. Bandung:
Laboratorium Eksplorasi.

3. Maskuri, F. (2010). Identifikasi Bahan Galian Dalam Metode Eksplorasi


Awal. Ilmiah MTG , 1-10.

4. Syaiful, M. (2019). Eksplorasi Batubara Di Wilayah Mampu Pandan.


Jurnal Teknik , 54-66.

14
FORM PENILAIAN LAPORAN

LAPORAN AKHIR
KERAPIHAN
(15)

TUGAS DAN PEMBAHASAN


(70)

ANALISI
Total
(30)

(KESIMPULAN)
(40)

Diperiksa Oleh

......................
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai