Anda di halaman 1dari 10

BATUBARA INDONESIA

Daya batubara (Coal Resources) di Indonesia cukup besar dengan total


cadangan kurang lebih 39 milyar ton. Lokasi cadangan umumnya berada di
Sumatera (64%) dan Kalimantan (35%). Sementara itu daerah-daerah lain seperti
pulau Jawa dan Sulawesi walaupun cadangannya sedikit tetapi telah
dimanfaatkan, karena di kedua daerah tersebut lokasi konsumen tidak jauh.

Gambar 1.1Peta Sebaran Cekungan Batu Bara Indonesia

Sebelum melakukan eksploitasi maka diperlukan suatu tahapan eksplorasi


untuk :
1. Memudahkan dalam penentuan suatu cebakan-cebakan batubara.
2. Menentukan kecenderungan akumulasi endapan batubara dan
penyebarannya secara lateral.
3. Potensi kuantitas dan kualitas dari sumberdaya batubara
A. Pemetaan Geologi Batubara
Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi
keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu
endapan batu bara sebagai dasar analisis / kajian kemungkinan dilakukannya
investasi.
Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan
kelas sumber daya batubara yang dihasilkan.
Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap
a. Survei Tinjau(Reconnaissance)
b. Prospeksi(Prospecting)
c. EksplorasiPendahuluan (Preliminary Exploration)
d. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)

B. Metode Geofisika Batubara


Survey geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang dapat
memberikan gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan mengukur
sifat kelistrikan batuan. Memudahkan para geologist dalam melakukan interpretasi
keberadaan cebakan- cebakan batubara dengan biaya eksplorasi yang relatif
murah.

C. Logging Geofisik (Geophysical Well Logging)


Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang untuk mendapatkan
informasi geologi, memperoleh berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan
dan kualitas lapisan batubara, dan sifat geomekanik batuan yang menyertai
penambahan batubara.
Mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya
dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan
penting, terutama lapisan batubara atausequence rinci dari lapisan batubara
ermasukparting dan lain lain.
 Jenis dan Prinsip Logging Geofisik
a. Log Sinar Gama
b. Log Densitas
c. Log Netron
d. Log Resistansi
e. Log Gelombang Bunyi (Sonic Log)

 Interpretasi Lapisan Batubara


a. Analisa Ketebalan Lapisan Batubara
b. Metoda Rasio Densitas
c. Metoda Densitas Rata-rata
d. Metoda Sinar Gama
e. Penentuan Kandungan Ash
f. Sinar Gama
g. Log Densitas

D. Metode Geokimia
Beberapa jenis unsur dapat menjadi parameter identifikasi lapisan yang
berguna dalam korelasi stratigrafi lapisan dan menunjukkan kecenderungan jenis
mineral serta asosiasinya dengan golongan maseral. Kelimpahan unsur jejak V,
Ni, Cr, Co, Mo, Cu, Zn, Pb, Mn, Sn, Sr, Ba, Cd, As, dan Ag (dari analisis kimia
abu batubara) serta beberapa unsur yang umumnya bukan tergolong jejak, yaitu
Si, Al, Ca, Mg, Fe, Na, dan K (dari analisis kimia fraksi batubara) dalam lapisan
batubara, dapat digunakan sebagai parameter identifikasi lapisan batubara.
 Pemisahan Fraksi.
a. Pemisahan batubara dengan ukuran -100 mesh menjadi fraksi dengan rapat
massa bervariasi itu menghasilkan fraksi I, II, dan III. Berat fraksi I
ternyata jauh lebih sedikit daripada fraksi II.
b. Fraksi I dengan rapat massa 1,25 1,35 g/cc mungkin sekali
c. terdiri dari sedikit huminit/vitrinit dan banyak liptinit/eksinit (kisar rapat
massa vitrinit adalah 1,261,42 g/cc, Karas, etal., 1985).
d. Fraksi II dengan rapat massa 1,35 1,45 g/cc mungkin sekali terdiri dari
banyak huminit/vitrinit dan sedikit inertinit.
e. Fraksi III dengan rapat massa lebih besar dari 1,45 g/cc mungkin sekali
terdiri dari banyak inertinit (semifusinit) dan mineral.
f. Pada pemisahan dengan cara sink and float ini tidak diperoleh fraksi
dengan rapat massa < 1,25 g/cc, mungkin karena fraksi kaya liptinit/eksinit
itu tenggelam masuk ke fraksi 1

 Penyebaran titik bor percontohan


 Jenis percontoh untuk tiap bor pe ne litian

 Metodologi Penelitian
 Kelimpahan unsur fraksi kaya golongan maseral

 Perencanaan Eksplorasi Geokimia


Karena eksplorasi batubara makin lama makin sulit, mahal, dan ompetitif,
maka eksplorasi perlu dilakukan seefisien mungkin, dengan biaya yang betul-etul
efektif. Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling
(pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya merupakan fungsi
bebas yang saling terkait. Kegagalan pada tahap yang satu akan mempengaruhi
tahap berikutnya.

E. Metode Pemboran Batubara


Metoda ini biasa diterapkan pada tiga sistem penambangan batubara, yaitu
a. Penambangan terbuka
b. Penambangan bawah tanah
c. Penambangan dengan auger

 Penambangan Terbuka
Jenis-jenis tambang terbuka batubara dibagi menjadi :
a. Contour maining
b. Mountaintop removal method
c. Area mining method
d. Open pit method
a. Countur Mining
Cara penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup
(overburden) di daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian
(kontur), kemudian diikuti dengan penambangan endapan batubaranya. Meliputi :
1.Conventional contour mining
2.Block-cut contour mining
3.Haulback contour mining
4.Box-cut contour mining

 Countur Mining

Block cut contour mining


Mountaintop removal method
Dikenal dan berkembang cepat, khususnya diKe ntuck y Timur (Amerika
Serikat). Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya,
sehingga memungkinkan perolehan batubara 100%

Area mining and open pit method


Area Mining : Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara
yang dekat permukaan pada daerah mendatar sampai agak landai.
Open Pit : Metode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki
kemiringan (dip) yang besar dan curam. Endapan batubara harus tebal bila lapisan
tanah penutupnya cukup tebal.
Penambangan Batubara bawah tanah
a. Metode penambangan batubara bawah tanah
b. Ada 2 buah yang populer, yaitu :
c. Room and Pillar
d. Longwal
Gambar MetodeL o n g w a l l

 Pengeboran dengan Auger (Auger Mining)


Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan
dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari
batubara dengan pemboran ataupun penggalian bukan ke dalam lapisan di antara
lapisan penutup.
Metode ini digunakan pada endapan yang memiliki penyebaran yang baik
dan kemiringannya mendekati horisontal, serta kedalamannya dangkal (terbatas
sampai ketinggian dinding dimanaauger ditempatkan.
auger Mining pada lapisan batubara dengankemiringan lapisan rendah

Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan curam

Anda mungkin juga menyukai