00770
Quis 1
Tugas pertama kalian : Perrnyataan diatas sudah tidak berlaku lagi, kalian download UU
Pertambangan
Minerba yang baru ( UU. Nomer brapa? Tahun brapa? ), Sebutkan tentang penggolongan bahan
galian ?!...
UU No. 3 Tahun 2020 sebagai perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
adalah Perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan permasalahan dan
kebutuhan hukum dalam urusan minerba. Undang-Undang ini dikenal dengan UU Minerba.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
kembali terkait kebijakan peningkatan nilai tambah Mineral dan Batubara, divestasi saham,
pembinaan dan pengawasan, penggunaan lahan, data dan informasi, Pemberdayaan Masyarakat,
dan kelanjutan operasi bagi pemegang KK atau PKP2B.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
melakukan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, materi muatan baru yang ditambahkan yaitu:
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 10 Juni 2020 di Jakarta. UU 3 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba diundangkan Menkumham
Yasonna H. Laoly pada tanggal 10 Juni 2020 di Jakarta.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 147. Penjelasan
Atas UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Minerba ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6525.
Agar setiap orang mengetahuinya.
Penggolongan bahan galiannya terbagi menjadi 5 yaitu :
1. Mineral zat radioaktif
2. Batuan
3. Mineral Non logam
4. Mineral Logam
5. Batubara
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 2
Tambang Terbuka
Tambang terbuka merupakan system penambanagn dimana seluruh aktivitas penambangannya
berhubungan langsung dengan atmosfir atau udara luar.
Berdasarkan macam material yang ditambang,tambang terbuka dapat dibagi menjadi :
1. Open Pit/Open Cast/Open Mine
Adalah suatu penambangan yang dipergunakan /diterapkan untuk endapan untuk endapan
bijih yang mengandung logam Contohnya :
a. Tambang Nikel di Pomalaa,Sulaweisu Tenggara. Mineralnya Garnierite.
b. Tambang tembaga di Estberg,Papua. Mineralnya Chalcopyrite,Cuprite
c. Tambang Mangan di Tasikmalaya, Karangnunggal. Mineralnya
Pyrolusite,Psilomelane.
2. Quarry
Suatu system penambangan yang dipergunakan untuk endapan-endapan mineral industry.
Contoh :
a. Tambang Batu Gamping,Lempung,Pasir Silika di Tonaasa Sulsel,,Gresik(jawa
Timur), Indarung (Sumbar)
b. Tambang Pasir Kuasa di Pulau Bangka Belitung, Balikpapan,Tuban
c. Tambang Granit di Pulau Karimun Sumatera
d. Tambang Batu Pualam di Tulung Agung (Jawa Timur)
3. Strip Mine
Yaitu suatu system penambanagn yang dipergunakan untuk endapan bijih yang letaknya
horizontal atau agak miring. Yang perlu diperhatian dalam penambangan dengan strip
mine yaitu Striping Ratio dari endapan yang akan ditambang Contoh :
a. Tambang Batu Bara Di Tanjung Enim, Sumatera Selattan
b. Tambang Batu Bara Di Ombilin (Sawahlunto), Sumatera Barat
4. Alluvial Mine
Yaitu suatu system penambangan yang dipergunakan untuk endapan bijih alluvial.
Contoh :
a. Tambang Timah di Bangka Belitung,Singkep,Karimun,Bangkinang. Mineralnya :
Cassiteritte
b. Tambang Bijih Besi di Cilacap, Mineralnya : Magnetite,Ilmenite,Hematite
c. Tambang Intan di Martapura. Mineral : Intan
1. Burden
adalah jarak dari lubang kea rah biadng bebas (free face) yang akan terdekat dan jarak
burden di ukur tegak lurus dari kolom isian bahan peledak dengan bidang bebas terdekat.
Untuk menghitung besar burden perlu diketahui harga dari burden ratio (kb) harga nya di
pengaruhi oleh jenis batuan yang akan diledakan dan bahan peledak yabg dipakai,maka
perlu dilakukan penyesuain burden rasio nya
2. Spasing
Adalah jarak antara dua buah lubang yang
berdekatan dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap dinding jenjang.
Besarnya sapsing tergantung dari panjang
burden, apabila lebih ecil dari burden
cenderung mengakibatkan stemming
affection . menurut rumus berikut
Peledakan dengan menerapkan spasing 2
kali burden akan memperkecil interaksi
yang saling membantu antar lubang ledak
yang berdekatan dalam satu baris.
Spasing yang terlalu panjang akan menyebabkan pecahnya batuan lebih cepat kea rah
bidang bebas menyebabkan tonjolan batuan tidak hancur diantara lubang ledak tersebut.
Untuk spasing yang terlalu pendek, akan menimbulkan perbadingan energy bahan peledak
yang dihasilkan untuk memecahkan batuan diantara 2 lubang ledak akan lebih besar
disbanding energy bahan peledak kea rah bidang bebas, sehingga akan menyebabkan
terjadinya boulder. Keseimbangan akan terjadi jika ukuran spasing bisa mendekati sama
dengan burden (Ks=1) dan untuk waktu tunda pendek Ks bervariasi 1-2.
3. Stemming
Sumbat ledak berguna untuk mengurasi gas
bertekanan tinggi yang terlepas ke udara
secara premature, bagian dari lubang ledak
yang tidak diisi bahan peledak maka akan
disi oleh material penutup atau pemamatan
seperti cuttings hasil pemboran,pasir,tanah
liat dan sebagainya. Panjang stemming
yang sesuai dapat meningkatakan proses
penghancuran dan perpindahan batuan.
Besarnya stemming tergantung pda
besarnya burden dan besarnya stemming
ratio (Kt). Jarak stemming yang ideal dapat
dihitung menggunakan rumus formula :
Pengaturn stemming berfungsi juga untuk mengurung gas-gas yang timbul dari hasil
peledakan sehingga peledak dapat menghasilkan energy peledakan maksimum.
4. Sub-Drilling
Adalah bagian ujung lubang ledak yang posisinya lebih rendah dari lantai atau tambahan
kedalaman dari pada lubang bor dibawah rencana lantai jenjang, sub drilling dibuat untuk
membentuk lantai jenjang yang relative rata setelah peledakan. Rumus yang digunakan :
Penggalian yang
efisien
membutuhkan
kondisi lantai
jenjang yang
cocok dengan alat
gali karena
kondisi lantai
sangat di
pengaruhi oleh besaran subdrilling. Sub drilling yang optimal bervariasi
terhadap :
Ukuran kedalaman
lubang ledak
ditentukan dengan
memperhitungkan
stiffness ratio yaitu
perbandingan antara
tinggi jenjang (K) dengan jarak burden (V1) untuk menghindari efek samping
yang mungkin terjadi.
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 4
1. Jelaskan metode blending batubara beserta rumusnya dalam peningkatan kualitas batubara
untuk pemenuhan spesifikasi pasar ?!
Jawab :
adalah mencampur dua produk atau lebih ke dalam sutau sistem sehingga menghasilkan
suatu produk yang memenuhi spesifikasi.
Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan pengolahan data.
Langkah pengolahan data primer yang dilakukan yaitu data cycle time alat angkut yang
telah diperoleh dari pengamatan di lapangan ditabulasi dengan menggunakan Microsoft
Excell Tahun 2013 sehingga diperoleh nilai rata-ratanya. Kemudian data sekunder yang
telah didapatkan setelah tahapan pengumpulan data yaitu data kualitas dari BB 50 HS, BB
50 LS, BB 52 HS, dan BB 52 LS, data spesifikasi kualitas batubara permintaan pasar,
disini hanya ada beberapa parameter kualitas batubara saja yang tidak memeneuhi
permintaan PLTU yaitu ash content, total sulfur, dan calori value. Selanjutnya parameter
kualitas yang tidak memenuhi tersebut dibuatlah menjadi fungsi tujuan dan fungsi batasan,
yang kemudian nilai dari fungsi tujuan dan fungsi batasan akan diinputkan kedalam
software POM-QM For Windows yang bertujuan untuk mencari proporsi dari masing-
masing batubara. Setelah proporsi dari masing-masing batubara didapatkan dilanjutkan
dengan menghitung kualitas batubara hasil blending. Rumus untuk menghitung kualitas
blending batubara ditunjukan dengan
Pers. (1).
Keterangan :
KC adalah Kualitas Hasil Blending,
K1 adalah Kualitas Batubara 1 ,
K2 adalah Kualitas Batubara 2 ,
Kn adalah Kualitas Batubara n,
W1 adalah Berat Batubara 1 (Kg),
W2 adalah Berat Batubara 2 (Kg),
Wn adalah Berat Batubara n (Kg).
Kemudian untuk pengolahan data primer setelah didapat nilai rata-rata cycle time aktual
alat angkut, dilanjutkan dengan perhitungan produktivitas alat angkut]. Rumus untuk
menghitung produktivitas alat angkut ditunjukkan dengan Pers. (2).
Keterangan:
P adalah produktivitas alat angkut (LCM/jam),
C adalah produksi per siklus (LCM)
Ctm adalah waktu edar alat angkut,
E adalah efisiensi kerja dan
M adalah jumlah alat angkut yang beroperasi.
Keterangan:
n adalah banyaknya jumlah pengisian bucket excavator untuk memenuhi vessel dump
truck.
Kemudian untuk menghitung nilai efisiensi kerja dapat dihitung engan menggunakan
Pers(4) sebagai berikut
Keterangan :
E adalah efisiensi kerja (%),
Wke adalah Jam kerja produktif / efektif ,
Wkt adalah Jam kerja tersedia.
2. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Kominusi (Crushing &
Grinding) beserta gambarnya ?!
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih
kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Artinya, semakin kecil ukuran bijih maka
semakin besar juga kemungkinan mineral berharga untuk terbebas dari mineral-
mineral pengotor. Adapun syarat dari pemecahan atau penggiling yang ideal adalah
sebagai berikut :
1. Memilki kapasitas besar
2. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil
3. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran
tertentu sesuai yang dikehendaki.
Cara yang lazim digunakan untuk mengkaji unjuk kerja perlatan proses adlah dengan
memasang suatu operasi ideal sebagai standar, dan membandingkan karakteristik
peralatan yang ada dengan unit.
Gambar 1
Gambar skematika jaw crusher
gape atau mulut jaw menjadi variatif. Saat bergerak maju maka
gape mejadi minimum. Sebaliknya jika mundur gape manjadi
maksimum. Kondisi ini menyebabkan ukuran bijih yang masuk
sebagai umpan harus benar-bbenar lebih kecil dari gape saat
pososo minimum.
Gambar 2
Sistematika balked dan dodge crusher
b. Gyratory Crusher
Tipe ini digukan apabila diperlukan alat yang mampu menghasilkan produk
berkapasitas besar. Operasi atau mekanisme peremukan Gyratory crusher
adalah full time crushing artinya meremukan bijih selama siklus
putarannya.jadi alat ini lebih efisien disbanding dengan jwa crusher. Namun
memerlukan biaya pemeliharaan dan modal yang besar.
Alat ini emmilki sumbu tegak,main shaft, tempat terpasangnya peremuk yang
disebut mantle atau head, digantung pada spider. Sumbu tegak di putar secara
eccentric dari bagian bawah, eccentric sleeve, mengakibatkan suatu gerakan
berputar mantle selalu mendekat ke atas, sehingga membentuk rongga remuk
crushing chamber antara concave atau shell dengan mantle.
Gambar 3
Gyratory Crusher
Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory dan memberi gaya
kompresi kea rah shell. Gaya ini meremukan bijih. Oleh karena itu
peremukan itu disebut arrested crushing. Alat ini tidak memerlukan feeder
sebagai pengumpan bijih yang akan masuk. Bijih yang ditaruh ditumpuk di
atasnya.
Gambar 4
Skematika Gyratory Crusher
c. Impact Crusher
Impact crusher dapat digunakan secara luas di menengah pertama dan
menghancurkan. Selama prose, rotor dalam kecepatan tinggi akan
membawa oleh motor listrik. Material yang ditimpa hammer monitor akan
hancur dan kemudian akan dibuang melalui lubang pembuangan.
Kelebihan dari alat ini adalah : strukturnya sederhana, non sambungan
kunci, kromium tinggi flat hammer,dampak khusus piring,
menyederhanakan proses penghancuran dan tinggi efisiensi dan
konservasi tinggi, cubic shape untuk produk akhir. Pembuangan
pembukaan dapat disesuaikan
Gambar 5
Impact Crusher
d. Hammer mill
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengahncurkan material
menjadi partikel-partikel yang halus. Prinsip dasar pengoperasiannya
sangat mudah. Pada dasarnya merupakan sebuah wadah terbuat dari besi
yang berisi poros, baik secara vertical dan horizontal, yang berputar. Pada
poros tersebut terdapat hammer yang berfungsi sebagai penghancur
material. Biasanya crusher mempunyai 84 buah hammer yang terdapat
pada 12 rangkaian hammer axle pada hammer axle ini terdapat hammer-
hammer nya . hammer terpasang bebas agar dapat mengayun pada pusat
poros.
Gambar 6
Hammer Mill
2. Secondary Crusher
Secondary crushing dilakukan setelah tahap primary crushing karena adanya
kebutuhan ukuran partikel yang lebih kecil dari hasil primary crushing. Hasil
secondary crushing hingga berukuran berkisar antara 2-3 inci. Alat yang
digunakan adalah Roll Crusher dan Cone Crusher.
e. Cone Crusher
Alat ini merupakan modifikasi dari gyratoty crusher , sumbu tegak
ditunjang dibawah kepala remuk atau mantel cone. Kelebihannya yaitu
ketika bijih yang masuk terlalu keras maka bowl secara otomatis akan
bergerak ke luar
Gambar 7
Cone Crusher
Ukuran cone crusher dinyatkan dengan diameter tempat masuknya bijih
sekitar 2 kali gape . sedangkan ukuran gravity crusher dinyatakan dengan
gape dikali diameter mantle
Gambar 8
Skematika Cone Crusher
Gambar 9
Tipe Cone Crusher
f. Roll Crusher
Alat ini hanya akan menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum
sekitar 10 mesh (2mm). sebuah roll crusher meremukan menggunkan
kompresi, dengan dua rol crusher berputar mengenai suatu poros terhadap
kesenjangan antar roll. Kesenjangan antara gulungan diatur ke ukiran
produk yang diinginkan. Dengan kesadaran bahwa partikel terbsar hanya
dapat 4 kali kesenjangan dimensi.
Gambar 10
Roll Crusher
3. Tertiery Crushing
Dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat
leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu
untuk mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran
mineral dengan ukuran yang halus. Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam
batas ukuran halus yangdiinginkan.
TujuanGrinding:
-Mengadakan liberalisasi mineral berharga
-Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya
Alat yang digunakan : Ball Mill,Rod Mill,Hammer Mill dan
g. Ball Mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama
dengan panjangnya,yang dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu
silinder yang terisi dengan bola
baja.cara kerjanya yaitu dengan
diputar,sehingga material yang
dimasukkan hancur oleh bola-bola
baja.Biasanya diameter ball mill sama
dengan panjang ball mill.
Gambar 11
Ball Mill
h. Rod Mill
Alat ini berupa batang-batang besi/baja panjangnya sama dengan panjang
mill. Cara kerjanya dengan diputar. Sehingga batang baja terangkat lau
jatuh dan menjatuhi material yang ada di dalam Rod Mill sehingga hancur.
Gambar 12
Rod Mill
i. Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan
tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian
puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan
pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang
berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate
di dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang
lebih kecil.Lalu digosok menjadi serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke
luar bukaan.
Gambar 13
HammerMill
j. Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan
ayakan.Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk batuan dan
biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam.Partikel yang
Gambar 14
Impactor
sizing merupakan pengelompokan minefal dapat dialkukan dengan beberapa cara yaitu :
1) Screening
Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat dikelompokan mejadi 2
yaitu :
Operasi difusional (diffuisional operation)
Prosedur pemisahan berdasarkan atas perpindahan fase atau perpindahan fase ke
fase lain
Pemisahan mekanik (mechanical separation)
Ditunjukan untuk campuran yang heterogen dengan besar ukuran partikel lebih
besar 0,1 um. Teknik pemisahannya didasarkan pada besaran besaran fisika
antara lain : bentuk dan densitas
ScreeningScreening adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran lubang
ayakan sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh ayakan disebut oversize,
yang melewati (lolos) disebut undersize. Tujuan dilakukan screening adalah:
Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
Memenuhi permintaan pasar
Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
Kadangkala pengayakan terjadi bertingkat-tingkat, sehingga akan didapatkan hasil
dengan berbagai fraksi ukuran (sized fraction) yang berjenjang dari fraksi yang
maksimum dan fraksi yang minimum. Pengayakan juga dapat dilakukan pada kondisi
basah, tetapi pada umumnya pengayakan dilakukan pada kondisi kering.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos lubang ayakan
adalah:
Ukuran bukaan ayakan
Ukuran relatif partikel
Pantulan dari material
Kandungan air
Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:
Parallel rod screen
Panched plate
Woven wire screen
Parallel rods
Classifying
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis partikel. dalam
classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan mengendap lebih cepat
daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.
Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:
1. Sorting classifier menggunakan cairan kental
Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu
pengendapan yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental. Mineral
yang mempunyai berat jenis yang berat akan lebih dahulu mengendap jika
dibandingkan dengan mineral yang mempunyai berat jenis ringan. Contoh-contoh
yang termasuk dalam sorting classifier adalah Evan classifier, Fahrenwald sizer dan
Hydrotator classifier.
2. Sizing classifier menggunkan cairan encer
Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada
dalam suspensi. Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu
pengendapan dari material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa
hambatan dari material lain. Classifier dibagi menjai dua macam yaitu: settling
cone dan mechanical classifier.
3. Sizing classifier menggunakan udara.
Pada sizing classfier karena menggunakan udara maka classifier ini sering disebut
dengan pneumatic classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang dilengkapi
dengan alat pengumpul debu/kotoran
Kaolin
Harga Kaolin/ Bolus Alba Best Quality Rp8.000
Kemasan 1 Kg
Pasir kuarsa
Harga Pasir Silika / Pasir Silica / Pasir Kuarsa / Rp5.000
Silica Sand 1KG
Aspal
Harga Pertamina Aspal Drum Penetrasi 60/70 - Rp1.650.000
155 Kg
Surfur (Belerang)
Harga Sulfur / Sulphur / Belerang bubuk (1Kg) Rp20.000
Harga
Belerang bubuk(halus)sulfur.pengobatan/pupuk Rp15.000
organik.1kg
Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Oktober 2020 mengalami kenaikan
sebesar 3,2% dibandingkan HBA bulan September 2020. Setelah sempat turun
pada September menjadi USD49,42 per ton, bulan ini HBA ditetapkan sebesar
USD51,00 per ton
Batu Apung
Rp4.900
Harga Batu Apung Lava untuk Menggosok / Menghilangkan Kulit Mati
Asbes
Spesifikasi Asbes Ukuran Harga
Bentonit
Harga Bentonite Clay / Lempung Bentonit 1KG Rp15.000
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 6
1. Sebutkan dan jelaskan Metode Tambang Terbuka ?!. (misalnya : Open Pit, Open Cast, Quarry,
Alluvial, dst).
2. Sebutkan dan jelaskan Metode Tambang Bawah Tanah ?!. (misalnya : Room & Pillar, Block
Caving, Cut Filling, dst).
3. Jelaskan Geometri peledakan menurut R.L Ash beserta Gambar (Lubang tembak Vertikal) ?!
4. Jelaskan metode blending batubara beserta rumusnya dalam peningkatan kualitas batubara
untuk
pemenuhan spesifikasi pasar ?!
5. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Kominusi (Crushing & Grinding) beserta
gambarnya ?!
6. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Sizing (Classification & Screening)
beserta
gambarnya ?!
7. Carilah perkembangan harga terkini dari bahan galian industri (Minimal 10)?! contoh: Batu
Gamping, Dolomit, Zeolit, Kaolin, dst..
Nomor 1 – 6 sudah ada di atas
Nomor 7 :
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah kebijakan
peraturan ini salah satunya berdampak pada peraturan mineral dan batubara yaitu
kewenangan pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral pembagian kewenangan
bidang pertambangan dalam undang-undang salah satunya bahwa penentuan harga patokan
non logam dan batuan ditentukan oleh pemerintah provinsi (gubernur). Terjadinya
perbedaan harga patokan yang berlaku dengan harga jual yang seharusnya harga patokan
sama dengan harga jual yang berlaku. Perlu dilakukan penentuan harga patokan baru agar
tidak terjadi kerugian pada pemerintah. Penentuan harga patokan baru menggunakan
formula yang telah disusun pemerintah dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, harga pasar yang berlaku dan kenaikan harga jual
rata-rata. Kenaikan harga pasar 5 tahun sebelumnya pada setiap bahan galian dijadikan
suatu acuan didalam memperkirakan kenaikan harga pasar pada beberapa tahun kedepan.
Harga patokan yang berlaku pada setiap bahan galian pada masing-masing kabupaten atau
kota. Serta harga pasar yang berlaku pada masing-masing bahan galian di setiap kabupaten
atau kota. Menggunakan metode peningkatan harga pokok sama pada setiap bahan galian
dan menggunakan target tahun pencapaian harga patokan sama dengan harga pasar. Dari
data tersebut didapatkan penentuan harga patokan awal dengan menggunakan formula
harga patokan yang telah di tentukan pemerintah Provinsi Banten, untuk dijadikan acuan
harga patokan awal yang dianggap sebagai tahun 0 pada penentuan harga patokan di tahun
selanjutnya dalam mencapai kesejajaran antara harga patokan dan harga pasar. Hasil
pengolahan data didapatkan kenaikan rata-rata harga pasar untuk dijadikan acuan dalam
memperkirakan harga pasar pada tahun selanjutnya. Penentuan harga patokan dengan
mempertimbangkan persentase kenaikan harga sama setiap bahan galian dengan asumsi
berdasarkan kenaikan harga pasar rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 20% dan 30%
untuk jenis batuan serta 20% dan 25% untuk jenis non logam setiap tahun dengan tahun
pencapaian yang berbeda pada setiap bahan galian. Penentuan harga patokan dengan
mempertimbangkan tahun pecapaian kesejajaran harga yaitu 2 tahun, 5 tahun dan 7 tahun,
dengan persentase kenaikan harga yang berbeda namun tahun pencapaian akan sama setiap
bahan galian sesuai dengan target. Sehingga direkomendasikan untuk menentukan harga
patokan dengan menggunakan persentase kenaikan harga yang sama yaitu 30% jenis batuan
dan 25% jenis non logam setiap tahun pada masing-masing bahan galian.
Mineral non loga, yaitu kuasa, yodium, belerang, fosfat, zeolite, kaolin, feldspar, bentonite.