Anda di halaman 1dari 32

Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.

00770
Quis 1
Tugas pertama kalian : Perrnyataan diatas sudah tidak berlaku lagi, kalian download UU
Pertambangan
Minerba yang baru ( UU. Nomer brapa? Tahun brapa? ), Sebutkan tentang penggolongan bahan
galian ?!...
UU No. 3 Tahun 2020 sebagai perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
adalah Perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan permasalahan dan
kebutuhan hukum dalam urusan minerba. Undang-Undang ini dikenal dengan UU Minerba.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
kembali terkait kebijakan peningkatan nilai tambah Mineral dan Batubara, divestasi saham,
pembinaan dan pengawasan, penggunaan lahan, data dan informasi, Pemberdayaan Masyarakat,
dan kelanjutan operasi bagi pemegang KK atau PKP2B.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
melakukan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, materi muatan baru yang ditambahkan yaitu:

1. pengaturan terkait konsep Wilayah Hukum Pertambangan;


2. kewenangan pengelolaan Mineral dan Batubara;
3. rencana pengelolaan Mineral dan Batubara;
4. penugasan kepada lembaga riset negara, BUMN, badan usaha milik daerah, atau Badan
Usaha untuk melakukan Penyelidikan dan Penelitian dalam rangka penyiapan WIUP.
5. penguatan peran BUMN;
6. pengaturan kembali perizinan dalam pengusahaan Mineral dan Batubara termasuk di
dalamnya, konsep perizinan baru terkait pengusahaan batuan untuk jenis tertentu atau
untuk keperluan tertentu, serta perizinan untuk pertambangan rakyat; dan
7. penguatan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan usaha
Pertambangan, termasuk pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang.

UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 10 Juni 2020 di Jakarta. UU 3 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba diundangkan Menkumham
Yasonna H. Laoly pada tanggal 10 Juni 2020 di Jakarta.
UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 147. Penjelasan
Atas UU 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Minerba ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6525.
Agar setiap orang mengetahuinya.
Penggolongan bahan galiannya terbagi menjadi 5 yaitu :
1. Mineral zat radioaktif
2. Batuan
3. Mineral Non logam
4. Mineral Logam
5. Batubara
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 2
Tambang Terbuka
Tambang terbuka merupakan system penambanagn dimana seluruh aktivitas penambangannya
berhubungan langsung dengan atmosfir atau udara luar.
Berdasarkan macam material yang ditambang,tambang terbuka dapat dibagi menjadi :
1. Open Pit/Open Cast/Open Mine
Adalah suatu penambangan yang dipergunakan /diterapkan untuk endapan untuk endapan
bijih yang mengandung logam Contohnya :
a. Tambang Nikel di Pomalaa,Sulaweisu Tenggara. Mineralnya Garnierite.
b. Tambang tembaga di Estberg,Papua. Mineralnya Chalcopyrite,Cuprite
c. Tambang Mangan di Tasikmalaya, Karangnunggal. Mineralnya
Pyrolusite,Psilomelane.
2. Quarry
Suatu system penambangan yang dipergunakan untuk endapan-endapan mineral industry.
Contoh :
a. Tambang Batu Gamping,Lempung,Pasir Silika di Tonaasa Sulsel,,Gresik(jawa
Timur), Indarung (Sumbar)
b. Tambang Pasir Kuasa di Pulau Bangka Belitung, Balikpapan,Tuban
c. Tambang Granit di Pulau Karimun Sumatera
d. Tambang Batu Pualam di Tulung Agung (Jawa Timur)
3. Strip Mine
Yaitu suatu system penambanagn yang dipergunakan untuk endapan bijih yang letaknya
horizontal atau agak miring. Yang perlu diperhatian dalam penambangan dengan strip
mine yaitu Striping Ratio dari endapan yang akan ditambang Contoh :
a. Tambang Batu Bara Di Tanjung Enim, Sumatera Selattan
b. Tambang Batu Bara Di Ombilin (Sawahlunto), Sumatera Barat
4. Alluvial Mine
Yaitu suatu system penambangan yang dipergunakan untuk endapan bijih alluvial.
Contoh :
a. Tambang Timah di Bangka Belitung,Singkep,Karimun,Bangkinang. Mineralnya :
Cassiteritte
b. Tambang Bijih Besi di Cilacap, Mineralnya : Magnetite,Ilmenite,Hematite
c. Tambang Intan di Martapura. Mineral : Intan

Tambang bawah tanah


Tambang bawah tanah adalah suatu system penambangan yang dimana seluruh aktivitas
kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan atmosfir atau udara luar.
Tambang bawah tanah dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Metode tanpa Penyanggaan (Non Supported/Open Stopped Method)
2. Metode dengan penyanggaan (Supported Stopped Method)
3. Metode Ambrukan (caving method)

Berdasarkan sistem penyanggannya Tambang bawah tanah dapat dibagi menjadi :


a) Room And Pillar Methode
System ini untuk endapan cukup tebal sekitar 3-6 meter, joint/cleat tidak banyak
(tidak mudah runtuh) dan tidak banyak disisipi oleh clay bands.
Pada metode ini, batu bara diekstraksi dengan meninggalkan pilar yang
difungsikan sebagai penyangga ruang kosong (room) pada lapisan batu bara
dalam tanah. Ruang ksosong itu sendiri terbentuk sebagai akibat terambilnya batu
bara pada lapisan yang bersangkutan. Adapun ukuran pilar ditentukan dengan
menghitung kekuatan batuan atap, lantai serta karakteristik lapisan batubara,
yakni kekuatan dan kekerasannnya. Selain itu metode ini hanya bias diterapkan
pada penambangan batu bara yang dekat dengan permukaan tanah, karena
tekanan batuan nya belum begitu besar. Makin dalamnya lokasi penambangan
berarti tekanan batuan akan membesar, serta potensi emisi gas dan keluarnya air
tanah akan bertambah. Pada kondisi demikian , metode ini sudah tidak layak lagi,
sehingga diperlukan metode lain yang lebih aman dan ekonomis yaitu Long Wall
Methode.
Contoh Tambang Batubara di Ombilin Sumatera Barat

b) Open Stop Methode


System penambangan ini tidak atau sedikit memakai penyangga. System ini
cocok untuk endapan yang kuat, baik itu untuk endapan nijih maupun batuan
sampingnya sehingga tidak mudah runtuh.
a. Open stop dengan underhand stoping
Pada metode ini bagian level atas dan level bawah dihubungkan dengan raise
dan penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga
membentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri. Bijih lepas
kemudian ditarik setahap demi setahap sampai mencapai raise, selanjutnya
dijatuhkan ke level drive di bawahnya . jadi bijih ditambang dari atas ke
bawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju haulage drive secara
grafitasi sehingga meminimumkan transportasi mekanikal.
b. Open Stop Dengan Overhand Stoping
Metode ini berlawanna dengan underhand stoping, karena tempat pekerja
mengarah ke atas dan berada di bawah bijih yang ditambang. Beijih
ditambang selapis demi selapis .
c. Open stope dengan breast stoping (stope and pillar)
Pembongkaran bijih dilakukan secara maju terhadapa bijih yang terletak
horizontal, dengan tinggi kurang dari 3 meter.kondisi ini tidak
memungkinakan penambangan secara atas ke bawah. Metode ini dugunakan
untuk cebakan sampai ketebalan 13 meter. Metode ini dilakukan dengan
menggali bijih sehingga terbentuk wide diift dan secara sistematis dengan
interval teratur ditinggalkan bijih sebgai pillar.
c) Supported Stoped Methode
System penambangannya memerlukan penyanggan karena kondisi endapan
batuan sekelilingnya yang kurang kuat atau lemah.
d) Caving Methode
Sistem ini diterapkan untuk endapan bijih yang mudah runtuh bila mendapat
tekanan/beban dari atas secara perlahan-lahan.
Terdiri dari :
a. Long Wall Methode
System ini diterapkan untuk endapan dengan ketebalan sedangg,yaitu 2-4
meter, dengan memiliki banyak joint/cleant tetapi tidak boleh terlalu mudah
runtuh. Contoh : Tambang Batu Bara di Ombilin Sumatera Barat
b. Cut and fill
Salah satu metode penambangan dalam metoda penambangan ini,dengan cara
menggali atau membuat bukaan-bukaan dengan kemudian mengisi kembali
dengan material lain bekas bukaan tersebut.
c. Gophering
Metode ini dilakukan debgan membuat bukaan bukaan berukuran relative
kecil,sempit secara tidak beraturan atau dikenal sebagai lubang tikus.
d. Block Caving
Merupakan suatu system penambangan bawah tanah dengan cara menentukan
bagian yang sudah selesai ditambang.
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 3
Jelaskan Geometri peledakan menurut R.L Ash beserta gambar (lubang tembak vertical)
Dalam perencanaan peledak Geometri peledak sangat menentukan keberhasilan pada operasi
peledak. RL Ash (1963) telah menyarankan lima rasio dasar untuk desain peledakan. Rasio ini
digunakan pada peledakan standar dengan lubang ledak vertikal untuk semua jenis peledakan
jenjang. Ash melakukan kajian di 20 jenis batuan yang berbeda dengan kedalaman lubang yaitu
antara 5 – 260 ft, dengan diameter lubang 1 -5 / 8 sampai 10-5 / 8 inch, dan untuk semua nilai
bahan peledak
 Burden (B)
 Spasing (S)
 Subdrilling (J)
 Stemming (T)
 Kedalaman lubang ledak (H)

Seperti terlihat pada gambar di samping :

1. Burden
adalah jarak dari lubang kea rah biadng bebas (free face) yang akan terdekat dan jarak
burden di ukur tegak lurus dari kolom isian bahan peledak dengan bidang bebas terdekat.
Untuk menghitung besar burden perlu diketahui harga dari burden ratio (kb) harga nya di
pengaruhi oleh jenis batuan yang akan diledakan dan bahan peledak yabg dipakai,maka
perlu dilakukan penyesuain burden rasio nya
2. Spasing
Adalah jarak antara dua buah lubang yang
berdekatan dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap dinding jenjang.
Besarnya sapsing tergantung dari panjang
burden, apabila lebih ecil dari burden
cenderung mengakibatkan stemming
affection . menurut rumus berikut
Peledakan dengan menerapkan spasing 2
kali burden akan memperkecil interaksi
yang saling membantu antar lubang ledak
yang berdekatan dalam satu baris.

Spasing yang terlalu panjang akan menyebabkan pecahnya batuan lebih cepat kea rah
bidang bebas menyebabkan tonjolan batuan tidak hancur diantara lubang ledak tersebut.
Untuk spasing yang terlalu pendek, akan menimbulkan perbadingan energy bahan peledak
yang dihasilkan untuk memecahkan batuan diantara 2 lubang ledak akan lebih besar
disbanding energy bahan peledak kea rah bidang bebas, sehingga akan menyebabkan
terjadinya boulder. Keseimbangan akan terjadi jika ukuran spasing bisa mendekati sama
dengan burden (Ks=1) dan untuk waktu tunda pendek Ks bervariasi 1-2.

3. Stemming
Sumbat ledak berguna untuk mengurasi gas
bertekanan tinggi yang terlepas ke udara
secara premature, bagian dari lubang ledak
yang tidak diisi bahan peledak maka akan
disi oleh material penutup atau pemamatan
seperti cuttings hasil pemboran,pasir,tanah
liat dan sebagainya. Panjang stemming
yang sesuai dapat meningkatakan proses
penghancuran dan perpindahan batuan.
Besarnya stemming tergantung pda
besarnya burden dan besarnya stemming
ratio (Kt). Jarak stemming yang ideal dapat
dihitung menggunakan rumus formula :
Pengaturn stemming berfungsi juga untuk mengurung gas-gas yang timbul dari hasil
peledakan sehingga peledak dapat menghasilkan energy peledakan maksimum.

4. Sub-Drilling
Adalah bagian ujung lubang ledak yang posisinya lebih rendah dari lantai atau tambahan
kedalaman dari pada lubang bor dibawah rencana lantai jenjang, sub drilling dibuat untuk
membentuk lantai jenjang yang relative rata setelah peledakan. Rumus yang digunakan :
Penggalian yang
efisien
membutuhkan
kondisi lantai
jenjang yang
cocok dengan alat
gali karena
kondisi lantai
sangat di
pengaruhi oleh besaran subdrilling. Sub drilling yang optimal bervariasi
terhadap :

 Sifat massa batuan


 Energy peledakan per meter lubang ledak
 Diameter dan kemiringn\an lubang ledak
Sub drilling dapat bertambah sesuai dengan bertambahnya burden atau spasing.
Sub drilling yang berlebihan dapat mengakibatkan :
 Tidak efisiennya pemboran dan jumlah bahan peledak
 Menambah getaran tanah
 Kehancuran yang berlebihan (overbreak) pada lantai jenjang
 Gerakan kea rah vertical yang berlebihan dari batuan yang diledakan.

5. Kedalaman Lubang Bor


Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden. Hal ini untuk menghindari
terjadinya over break, dan jika terlalu dalam bias terjadi tonjolan-tonjolan pada jenjang
(toe) serta akan menimbulkan boulder . dalam prakteknya harga Kh sama dengan 1,5-4 kali
harga burden. Rumus kedalam lubang bor :

Ukuran kedalaman
lubang ledak
ditentukan dengan
memperhitungkan
stiffness ratio yaitu
perbandingan antara
tinggi jenjang (K) dengan jarak burden (V1) untuk menghindari efek samping
yang mungkin terjadi.
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 4

1. Jelaskan metode blending batubara beserta rumusnya dalam peningkatan kualitas batubara
untuk pemenuhan spesifikasi pasar ?!
Jawab :
adalah mencampur dua produk atau lebih ke dalam sutau sistem sehingga menghasilkan
suatu produk yang memenuhi spesifikasi.

1. METODE ACUAN ASTMD-1298 Methode : Hydrometer Methode.


Object : Crude Petroleum and Petroleum

Products Parameter : Density,Relative Density (Secific Gravity),API Gravity

2. METODE ACUAN ASTMD-1657 Methode : Pressure Thermohydrometer


Object : Liquid Hydrocarbons

Parameter : Density,Relative Density (Secific Gravity),

3. METODE ACUAN ASTMD-941 Methode : Lipkin Bicapilary Pienometer


Object : Liquid Hydrocarbons

Parameter : Density,Relative Density (Secific Gravity),

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan pengolahan data.
Langkah pengolahan data primer yang dilakukan yaitu data cycle time alat angkut yang
telah diperoleh dari pengamatan di lapangan ditabulasi dengan menggunakan Microsoft
Excell Tahun 2013 sehingga diperoleh nilai rata-ratanya. Kemudian data sekunder yang
telah didapatkan setelah tahapan pengumpulan data yaitu data kualitas dari BB 50 HS, BB
50 LS, BB 52 HS, dan BB 52 LS, data spesifikasi kualitas batubara permintaan pasar,
disini hanya ada beberapa parameter kualitas batubara saja yang tidak memeneuhi
permintaan PLTU yaitu ash content, total sulfur, dan calori value. Selanjutnya parameter
kualitas yang tidak memenuhi tersebut dibuatlah menjadi fungsi tujuan dan fungsi batasan,
yang kemudian nilai dari fungsi tujuan dan fungsi batasan akan diinputkan kedalam
software POM-QM For Windows yang bertujuan untuk mencari proporsi dari masing-
masing batubara. Setelah proporsi dari masing-masing batubara didapatkan dilanjutkan
dengan menghitung kualitas batubara hasil blending. Rumus untuk menghitung kualitas
blending batubara ditunjukan dengan
Pers. (1).
Keterangan :
 KC adalah Kualitas Hasil Blending,
 K1 adalah Kualitas Batubara 1 ,
 K2 adalah Kualitas Batubara 2 ,
 Kn adalah Kualitas Batubara n,
 W1 adalah Berat Batubara 1 (Kg),
 W2 adalah Berat Batubara 2 (Kg),
 Wn adalah Berat Batubara n (Kg).

Kemudian untuk pengolahan data primer setelah didapat nilai rata-rata cycle time aktual
alat angkut, dilanjutkan dengan perhitungan produktivitas alat angkut]. Rumus untuk
menghitung produktivitas alat angkut ditunjukkan dengan Pers. (2).

Keterangan:
 P adalah produktivitas alat angkut (LCM/jam),
 C adalah produksi per siklus (LCM)
 Ctm adalah waktu edar alat angkut,
 E adalah efisiensi kerja dan
 M adalah jumlah alat angkut yang beroperasi.

Untuk menghitung nilai C digunakan Pers (3).

Keterangan:
n adalah banyaknya jumlah pengisian bucket excavator untuk memenuhi vessel dump
truck.

Kemudian untuk menghitung nilai efisiensi kerja dapat dihitung engan menggunakan
Pers(4) sebagai berikut

Keterangan :
 E adalah efisiensi kerja (%),
 Wke adalah Jam kerja produktif / efektif ,
 Wkt adalah Jam kerja tersedia.
2. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Kominusi (Crushing &
Grinding) beserta gambarnya ?!

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih
kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Artinya, semakin kecil ukuran bijih maka
semakin besar juga kemungkinan mineral berharga untuk terbebas dari mineral-
mineral pengotor. Adapun syarat dari pemecahan atau penggiling yang ideal adalah
sebagai berikut :
1. Memilki kapasitas besar
2. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil
3. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran
tertentu sesuai yang dikehendaki.
Cara yang lazim digunakan untuk mengkaji unjuk kerja perlatan proses adlah dengan
memasang suatu operasi ideal sebagai standar, dan membandingkan karakteristik
peralatan yang ada dengan unit.

Operasi crushing biasanya melibatkan beberapa tahapan yaitu Primary


crushing,secondary crushing dan tertiary crushing.
1. Primary Crushing
Merupakan tahapan awal pengecilan ukuran bijih. Pada tahap ini, peremukan bijih
dilakukan dari pertambangan fresh hingga berukuran sekitar 6-8 inci. Bijih yang
baru dating dari tambang biasanya dilakukan secara terbuka. . untuk bijih yang
keras dan kompak digunakan jaw crusher dan gyratory crusher, sedanfkan
untuk bahan galian yang lebih brittle digukan hummer mill atau impactor atau
impact breaker.
a. Jaw Crusher
Bagian utama dari jaw crusher adalah dua plat baja yang dapat membuka
dan menutup seperti rahang. Salah satu plat nya tidak bergerak atau selalu
diam dan di sebut fix jaw. Sedangkan yang satunya selalu bergerak maju
dan mundur yang disebut sebagai moving jaw. Gerakan maju mundur
disebabkan oleh mekanisme putaran sumbu eksentrik.
Jaw yang bergerrak dan memberi gaya tekan kompresi kepada bijih yang
masuk dalam rongga remuk dan segera mendapat gaya tekan dari bijih
yang bergerak. Bijih yang remuk akan turun hingga mendapat tekanan
baru dan secara leluasa akan bebas turun diantara dua kompresi. Ukuran
dan distribusi bijih hasil peremukan tergantung pada pengaturan mulut
pengeluaran atau setting yaitu open side setting, bukaanm aksimum dari
mulut . bukaan diatur dengan merubah posisi toggle di belakang alat.
Pengaturan open side dan close side akan menentukan ukuran terbesar dari
distribusi dari bijih yang keluar dari rongga jaw. Produknya biasa
berukuran 85% dari bukaan
maksimum (open side).
Sedangkan ukuran terbesar
yang dapat masuk ke
dalam rongga jaw adalam
85% dari gape.

Gambar 1
Gambar skematika jaw crusher

Tipe Jaw Crusher


 Blake crusher : single toggle dan double toggle
Tipe ini memilki titik engsel jaw dan pivot dibagian atas
sedangkan bagian bawahnya yang bergerak maju mundur. Karena
bagian bawah yang bergerak maka lebar bukaan menjadi variatif .
pada saat bergeraj maju, maka lebar bukaan adalah minimum
disebut close side setting. Sedangkan ketika bergerak mundur
maka lebar bukaan adalah maksimum disebut open side setting.
 Dodge Crusher
Tipe ini memilki engsel jaw atau pivot di bagian bawah.
Sedangkan bagian atasnya bergerak maju mundur. Karena titik
engsel ada pada bagian atas maka lebar bukaan peremukan
menjadi tetap. Kondisi ini mengasilkan ukuran bijih menjadi
relative homogen. Namun karea jawa bagian atas bergerak maka

gape atau mulut jaw menjadi variatif. Saat bergerak maju maka
gape mejadi minimum. Sebaliknya jika mundur gape manjadi
maksimum. Kondisi ini menyebabkan ukuran bijih yang masuk
sebagai umpan harus benar-bbenar lebih kecil dari gape saat
pososo minimum.

Gambar 2
Sistematika balked dan dodge crusher

b. Gyratory Crusher
Tipe ini digukan apabila diperlukan alat yang mampu menghasilkan produk
berkapasitas besar. Operasi atau mekanisme peremukan Gyratory crusher
adalah full time crushing artinya meremukan bijih selama siklus
putarannya.jadi alat ini lebih efisien disbanding dengan jwa crusher. Namun
memerlukan biaya pemeliharaan dan modal yang besar.
Alat ini emmilki sumbu tegak,main shaft, tempat terpasangnya peremuk yang
disebut mantle atau head, digantung pada spider. Sumbu tegak di putar secara
eccentric dari bagian bawah, eccentric sleeve, mengakibatkan suatu gerakan
berputar mantle selalu mendekat ke atas, sehingga membentuk rongga remuk
crushing chamber antara concave atau shell dengan mantle.

Gambar 3
Gyratory Crusher
Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory dan memberi gaya
kompresi kea rah shell. Gaya ini meremukan bijih. Oleh karena itu
peremukan itu disebut arrested crushing. Alat ini tidak memerlukan feeder
sebagai pengumpan bijih yang akan masuk. Bijih yang ditaruh ditumpuk di

atasnya.
Gambar 4
Skematika Gyratory Crusher

c. Impact Crusher
Impact crusher dapat digunakan secara luas di menengah pertama dan
menghancurkan. Selama prose, rotor dalam kecepatan tinggi akan
membawa oleh motor listrik. Material yang ditimpa hammer monitor akan
hancur dan kemudian akan dibuang melalui lubang pembuangan.
Kelebihan dari alat ini adalah : strukturnya sederhana, non sambungan
kunci, kromium tinggi flat hammer,dampak khusus piring,
menyederhanakan proses penghancuran dan tinggi efisiensi dan
konservasi tinggi, cubic shape untuk produk akhir. Pembuangan
pembukaan dapat disesuaikan

Gambar 5
Impact Crusher

d. Hammer mill
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengahncurkan material
menjadi partikel-partikel yang halus. Prinsip dasar pengoperasiannya
sangat mudah. Pada dasarnya merupakan sebuah wadah terbuat dari besi
yang berisi poros, baik secara vertical dan horizontal, yang berputar. Pada
poros tersebut terdapat hammer yang berfungsi sebagai penghancur
material. Biasanya crusher mempunyai 84 buah hammer yang terdapat
pada 12 rangkaian hammer axle pada hammer axle ini terdapat hammer-
hammer nya . hammer terpasang bebas agar dapat mengayun pada pusat
poros.
Gambar 6
Hammer Mill

2. Secondary Crusher
Secondary crushing dilakukan setelah tahap primary crushing karena adanya
kebutuhan ukuran partikel yang lebih kecil dari hasil primary crushing. Hasil
secondary crushing hingga berukuran berkisar antara 2-3 inci. Alat yang
digunakan adalah Roll Crusher dan Cone Crusher.
e. Cone Crusher
Alat ini merupakan modifikasi dari gyratoty crusher , sumbu tegak
ditunjang dibawah kepala remuk atau mantel cone. Kelebihannya yaitu
ketika bijih yang masuk terlalu keras maka bowl secara otomatis akan
bergerak ke luar

Gambar 7
Cone Crusher
Ukuran cone crusher dinyatkan dengan diameter tempat masuknya bijih
sekitar 2 kali gape . sedangkan ukuran gravity crusher dinyatakan dengan
gape dikali diameter mantle

Gambar 8
Skematika Cone Crusher

Tipe tipe Cone Crusher :


 Standart Cone Crusher
Memilki rongga remuk bertangga dan membesar kea rah bijih
masuk. Memungkinkan umpan yang masuk dapat remuk enjadi
relative besar
 Short Head Crusher
Mempunyai rongga remuk lebih sempit dan mulut tempat umpan
masuk yang relative lebih sempit juga

Gambar 9
Tipe Cone Crusher
f. Roll Crusher
Alat ini hanya akan menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum
sekitar 10 mesh (2mm). sebuah roll crusher meremukan menggunkan
kompresi, dengan dua rol crusher berputar mengenai suatu poros terhadap
kesenjangan antar roll. Kesenjangan antara gulungan diatur ke ukiran
produk yang diinginkan. Dengan kesadaran bahwa partikel terbsar hanya
dapat 4 kali kesenjangan dimensi.

Gambar 10
Roll Crusher

3. Tertiery Crushing
Dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat
leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu
untuk mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran
mineral dengan ukuran yang halus. Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam
batas ukuran halus yangdiinginkan.
TujuanGrinding:
-Mengadakan liberalisasi mineral berharga
-Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya
Alat yang digunakan : Ball Mill,Rod Mill,Hammer Mill dan

g. Ball Mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama
dengan panjangnya,yang dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu
silinder yang terisi dengan bola
baja.cara kerjanya yaitu dengan
diputar,sehingga material yang
dimasukkan hancur oleh bola-bola
baja.Biasanya diameter ball mill sama
dengan panjang ball mill.
Gambar 11
Ball Mill
h. Rod Mill
Alat ini berupa batang-batang besi/baja panjangnya sama dengan panjang
mill. Cara kerjanya dengan diputar. Sehingga batang baja terangkat lau

jatuh dan menjatuhi material yang ada di dalam Rod Mill sehingga hancur.

Gambar 12
Rod Mill
i. Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan
tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian
puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan
pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang
berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate
di dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang
lebih kecil.Lalu digosok menjadi serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke
luar bukaan.

Gambar 13
HammerMill
j. Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan
ayakan.Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk batuan dan
biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam.Partikel yang

dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi


aksi pukulan

Gambar 14
Impactor

3. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Sizing (Classification &


Screening) beserta gambarnya ?!

sizing merupakan pengelompokan minefal dapat dialkukan dengan beberapa cara yaitu :
1) Screening
Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat dikelompokan mejadi 2
yaitu :
 Operasi difusional (diffuisional operation)
Prosedur pemisahan berdasarkan atas perpindahan fase atau perpindahan fase ke
fase lain
 Pemisahan mekanik (mechanical separation)
Ditunjukan untuk campuran yang heterogen dengan besar ukuran partikel lebih
besar 0,1 um. Teknik pemisahannya didasarkan pada besaran besaran fisika
antara lain : bentuk dan densitas
ScreeningScreening adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran lubang
ayakan sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh ayakan disebut oversize,
yang melewati (lolos) disebut undersize. Tujuan dilakukan screening adalah:
 Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
 Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
 Memenuhi permintaan pasar
 Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
Kadangkala pengayakan terjadi bertingkat-tingkat, sehingga akan didapatkan hasil
dengan berbagai fraksi ukuran (sized fraction) yang berjenjang dari fraksi yang
maksimum dan fraksi yang minimum. Pengayakan juga dapat dilakukan pada kondisi
basah, tetapi pada umumnya pengayakan dilakukan pada kondisi kering.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos lubang ayakan
adalah:
 Ukuran bukaan ayakan
 Ukuran relatif partikel
 Pantulan dari material
 Kandungan air
Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:
 Parallel rod screen

 Panched plate
 Woven wire screen

 Parallel rods

Classifying
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis partikel. dalam
classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan mengendap lebih cepat
daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.
Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:
1. Sorting classifier menggunakan cairan kental
Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu
pengendapan yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental. Mineral
yang mempunyai berat jenis yang berat akan lebih dahulu mengendap jika
dibandingkan dengan mineral yang mempunyai berat jenis ringan. Contoh-contoh
yang termasuk dalam sorting classifier adalah Evan classifier, Fahrenwald sizer dan
Hydrotator classifier.
2. Sizing classifier menggunkan cairan encer
Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada
dalam suspensi. Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu
pengendapan dari material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa
hambatan dari material lain. Classifier dibagi menjai dua macam yaitu: settling
cone dan mechanical classifier.
3. Sizing classifier menggunakan udara.
Pada sizing classfier karena menggunakan udara maka classifier ini sering disebut
dengan pneumatic classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang dilengkapi
dengan alat pengumpul debu/kotoran

Pemisahan partikel-partikel dalam alat ini dipengaruhi oleh:


- Distribusi ukuran, bentuk butir, berat jenis, kelembaban dari partikel itu.
- Sifat permukaan, besarnya gaya yang ditimbulkan dari alat yang digunakan.
Classifier dengan media udara ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
- Berdasarkan gravitasi
- Berdasarkan inersia (movement)
Kapasitas classifier dipengaruhi oleh:
- Kemiringan alat
- Kecepatan masuknya umpan
- Dilution yaitu perbandingan antara air dengan solid
- Kecepatan penggarukkan.
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 5

1. Cari perkembangan harga terkini dari bahan galian industri minimal 10


Jawab :
 Batu gamping
LIMESTONE BATU KAPUR GAMPING
Rp1.500.000
UNTUK URUGAN BANGUNAN
 Dolomit
Harga Pupuk kapur Dolomit 1KG mengatur Rp3.000
keasaman tanah menaikan pH tanah

Harga Pupuk kapur Dolomit 1 kg Rp3.500

Harga Kapur Dolomit / Dolomite Rp5.000

Harga kapur dolomit/pertanian Rp.2000/ 1kg Rp3.000

Harga PUPUK KAPUR DOLOMIT SUPER Rp5.500


 Zeolit
Harga Batu Zeolit Zeolite Ziolit 3KG Plus Rp30.000
Kantung Polinet Media Filter Kolam

Harga BATU ZEOLITE/ZEOLIT/ZIOLIT


Rp5.200
KECIL 1KG

Harga BATU ZEOLITE/ZEOLIT/ZIOLIT


Rp5.200
BESAR 1KG

Harga FILTER BATU ZEOLITE


Rp6.500
zeolit aquarium aquascape

 Kaolin
Harga Kaolin/ Bolus Alba Best Quality Rp8.000
Kemasan 1 Kg

Harga Kaolin Clay / Lempung Kaolin 1KG Rp9.000

Harga Kaolin Clay 100g Rp40.000

Harga KAOLIN CLAY (JAPAN) 100 GR Rp30.000


Harga BOLUS ALBA / KAOLIN 1KG Rp9.000

 Pasir kuarsa
Harga Pasir Silika / Pasir Silica / Pasir Kuarsa / Rp5.000
Silica Sand 1KG

Harga pasir silika , kuarsa 1kg Rp3.000

Harga BANTAL PANAS TERAPI KESEHATAN


Rp50.000
MEREK GLOBAL ISI PASIR KUARSA

Harga Pasir Kuarsa ukuran 6 - 8 per Kg Rp2.500

 Aspal
Harga Pertamina Aspal Drum Penetrasi 60/70 - Rp1.650.000
155 Kg

Harga Pertamina Aspal Drum Penetrasi 60/70 -


Rp1.350.000
155 Kg

Harga Aspal Drum Pertamina 60/70 cilacap Rp1.250.000

Harga Aspal Kemasan Drum Rp850.000

Harga Shell Aspal Drum Qualitas Import Rp1.500.000

 Surfur (Belerang)
Harga Sulfur / Sulphur / Belerang bubuk (1Kg) Rp20.000

Harga Belerang Bubuk 50g/Sulfur Powder 50g Rp5.000

Harga
Belerang bubuk(halus)sulfur.pengobatan/pupuk Rp15.000
organik.1kg

Harga Sulfur Sulphur Powder / Belerang Bubuk


Rp17.500
1KG

Harga BELERANG BUBUK 1000 GRAM Rp17.500

 Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Oktober 2020 mengalami kenaikan
sebesar 3,2% dibandingkan HBA bulan September 2020. Setelah sempat turun
pada September menjadi USD49,42 per ton, bulan ini HBA ditetapkan sebesar
USD51,00 per ton
 Batu Apung
Rp4.900
Harga Batu Apung Lava untuk Menggosok / Menghilangkan Kulit Mati

Harga FILTER KOLAM KOI BATU APUNG 1 KG Rp11.999

Harga Pumice Batu Apung Media Filter 1 Kg Rp15.000

Harga Batu Apung / Pumice Stone 1 Kg - Pumice Natural Stone Rp20.000

 Asbes
Spesifikasi Asbes Ukuran Harga

Jabesmen gelombang 240×105 mm Rp. 65.000

Jabesmen gelombang 270×105 mm Rp. 73.000

Jabesmen gelombang 300×105 mm Rp. 81.000

Nok Asbes pasang Rp. 42.000

 Bentonit
Harga Bentonite Clay / Lempung Bentonit 1KG Rp15.000
Fitri Indah Dwi suci / 11.2019.1.00770
Quis 6
1. Sebutkan dan jelaskan Metode Tambang Terbuka ?!. (misalnya : Open Pit, Open Cast, Quarry,
Alluvial, dst).
2. Sebutkan dan jelaskan Metode Tambang Bawah Tanah ?!. (misalnya : Room & Pillar, Block
Caving, Cut Filling, dst).
3. Jelaskan Geometri peledakan menurut R.L Ash beserta Gambar (Lubang tembak Vertikal) ?!
4. Jelaskan metode blending batubara beserta rumusnya dalam peningkatan kualitas batubara
untuk
pemenuhan spesifikasi pasar ?!
5. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Kominusi (Crushing & Grinding) beserta
gambarnya ?!
6. Jelaskan pengolahan Bahan Galian Industri metode Sizing (Classification & Screening)
beserta
gambarnya ?!
7. Carilah perkembangan harga terkini dari bahan galian industri (Minimal 10)?! contoh: Batu
Gamping, Dolomit, Zeolit, Kaolin, dst..
Nomor 1 – 6 sudah ada di atas
Nomor 7 :
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah kebijakan
peraturan ini salah satunya berdampak pada peraturan mineral dan batubara yaitu
kewenangan pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral pembagian kewenangan
bidang pertambangan dalam undang-undang salah satunya bahwa penentuan harga patokan
non logam dan batuan ditentukan oleh pemerintah provinsi (gubernur). Terjadinya
perbedaan harga patokan yang berlaku dengan harga jual yang seharusnya harga patokan
sama dengan harga jual yang berlaku. Perlu dilakukan penentuan harga patokan baru agar
tidak terjadi kerugian pada pemerintah. Penentuan harga patokan baru menggunakan
formula yang telah disusun pemerintah dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, harga pasar yang berlaku dan kenaikan harga jual
rata-rata. Kenaikan harga pasar 5 tahun sebelumnya pada setiap bahan galian dijadikan
suatu acuan didalam memperkirakan kenaikan harga pasar pada beberapa tahun kedepan.
Harga patokan yang berlaku pada setiap bahan galian pada masing-masing kabupaten atau
kota. Serta harga pasar yang berlaku pada masing-masing bahan galian di setiap kabupaten
atau kota. Menggunakan metode peningkatan harga pokok sama pada setiap bahan galian
dan menggunakan target tahun pencapaian harga patokan sama dengan harga pasar. Dari
data tersebut didapatkan penentuan harga patokan awal dengan menggunakan formula
harga patokan yang telah di tentukan pemerintah Provinsi Banten, untuk dijadikan acuan
harga patokan awal yang dianggap sebagai tahun 0 pada penentuan harga patokan di tahun
selanjutnya dalam mencapai kesejajaran antara harga patokan dan harga pasar. Hasil
pengolahan data didapatkan kenaikan rata-rata harga pasar untuk dijadikan acuan dalam
memperkirakan harga pasar pada tahun selanjutnya. Penentuan harga patokan dengan
mempertimbangkan persentase kenaikan harga sama setiap bahan galian dengan asumsi
berdasarkan kenaikan harga pasar rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 20% dan 30%
untuk jenis batuan serta 20% dan 25% untuk jenis non logam setiap tahun dengan tahun
pencapaian yang berbeda pada setiap bahan galian. Penentuan harga patokan dengan
mempertimbangkan tahun pecapaian kesejajaran harga yaitu 2 tahun, 5 tahun dan 7 tahun,
dengan persentase kenaikan harga yang berbeda namun tahun pencapaian akan sama setiap
bahan galian sesuai dengan target. Sehingga direkomendasikan untuk menentukan harga
patokan dengan menggunakan persentase kenaikan harga yang sama yaitu 30% jenis batuan
dan 25% jenis non logam setiap tahun pada masing-masing bahan galian.
Mineral non loga, yaitu kuasa, yodium, belerang, fosfat, zeolite, kaolin, feldspar, bentonite.

Anda mungkin juga menyukai