PENDAHULUAN
Kegiatan Tambang Bawah Tanah tahun 2018 ini dilaksanakan pada bulan
Agustus 2018 dengan kunjungan ke unit penambangan dan ppengolahan emas di
PT Antam Unit Bisnis Pengolahan Emas Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BAB II
4. Metode Penyanggaan
1. Tujuan Penyanggaan:
a. Mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, yaitu:
- menahan perpindahan tegangan pada dinding
lubang bukaan
- menyangga batuan yang potensial untuk runtuh
atau memperkecil deformasi masa batuan.
b. Untuk menjaga tempat penambangan
c. Untuk menjaga para pekerja dari runtuhan batuan yang ada
diatas atau sampingnya.
d. Untuk menjaga pekerja bila terjadi banjir atau hal-hal yang
tidak diinginkan.
e. Untuk tempat berpijak atau lantai bagi para pekerja terutama
untuk stope yang sudah tinggi.
- Kerugian:
- Mempunyai kuat tarik rendah
- Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda.
- Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.
c. Rock Bolt
Rock Bolt termasuk penyangga aktif karena mempunyai
sifat memperkuat massa batuan secara langsung dimana
penyangga dipasang merupakan bagian dari massa batuan.
- Keuntungan:
- Lebih Fleksibel
- Penghematan biaya material
- Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi
- Tahan terhadap korosi.
- Kerapatannya dapat disesuaikan dengan kondisi batuan
lokal
- Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti
Wire Mesh dan Penyangga Pasif.
- Kerugian
Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau
mengecilkan ukuran bijih.
b) Screening
Screening atau pengayakan adalah pemisahan partikel partikel secara
mekanis berdasarkan ukuran, dan hanya dapat dilakukan pada partikel
partikel yang relatif berukuran kasar. Pemisahan dilakukan di atas ayakan
berupa batang batang sejajar (grizzly) atau plat berlubang atau anyaman
kawat yang dapat meloloskan material. Material yang tidak lolos atau tinggal
di atas ayakan disebut oversize atau material plus sedangkan yang lolos
disebut material minus atau undersize. Di dalam industri mineral, tujuan
pengayakan adalah :
1. Mencegah masuknya undersize ke proses kominusi sehingga
meningkatkan kapasitas dan efisiensi alat peremuk atau penggerus.
2. Mencegah oversize masuk ke tahap berikutnya pada operasi sirkuit
tertutup pada peremukan dan penggerusan sehingga alat peremuk atau
penggerus lebih awet.
3. Mempersiapkan umpan yang berselang ukuran kecil pada operasi
konsentrasi.
4. Menghasilkan produk dalam kelompok kelompok ukuran tertentu,
misalnya pada industri pasir dan batu.
Beberapa tipe ayakan adalah pelat berlubang, yaitu pelat baja yang
diberi lubang dengan bentuk tertentu, disamping pelat baja, pelat karet keras,
atau pelat plastik banyak digunakan terutama untuk material abrasive.
Ayakan terbuat dari anyaman kawat, yaitu kawat dari metal dianyam
sedemikian rupa sehingga menghasilkan lubang lubang. Batang sejajar
(grizzly) permukaan ayakan yang terbuat dari batang atau rel yang disusun
sejajar dengan jarak tertentu. Ayakan ada yang bergerak dan ada yang diam.
(untuk lebih jelas, lihat gambar 3.8. dibawah ini).
1. Stratifikasi. Proses dimana partikel besar naik ke atas dari lapisan mineral
yang bergetar, sedangkan partikel kecil turun ke bagian bawah lapisan.
Terdapat 4 faktor yang memperngaruhi stratifikasi, yaitu :
a. Total lapisan yang dipengaruhi oleh laju pengumpanan dan kemiringan
ayakan.
b. Laju gerakan partikel di atas ayakan, hal ini merupakan fungsi dari tebal
lapisan, frekuensi, stroke, dan kemiringan deck.
c. Karakteristik stroke, hal ini ditentukan oleh panjang stroke, arah
gerakan dan frekuensi.
d. Kandungan air, bersama material halus menimbulkan sifat lengket
sehingga material akan merusak stratifikasi.
c) Klasifikasi
Klasifikasi adalah proses pemisahan antara ukuran partikel yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan. Pemisahan ini biasanya dilakukan
dalam fluida (gas dan cairan). Tapi di industri pengolahan bahan galian
biasanya digunakan air. Alat untuk melakukan klasifikasi disebut classifier.
Fungsi classifier secara khusus adalah :
1. Mengeluarkan material yang ukurannya sudah memenuhi syarat sebagai
overflow.
2. Mencegah terjadinya overgrinding.
3. Mengembalikan material yang masih kasar untuk digerus kembali.
Classifier dapat dibedakan menjadi dua, yaitu classifier yang memanfaatkan
gaya gravitasi dan classifier yang memanfaatkan gaya sentrifugal.
1. Classifier yang memanfaatkan gaya gravitasi disebut juga mechanical
classifier. Bagian bagian penting dari mechanical classifier adalah :
a. Kolam pengendapan yanng berupa tanki berbentuk mangkuk atau
saluran.
b. Alat yang berfungsi untuk mengeluarkan produk underflow. Alat ini
berupa rake atau spiral.
c. Rake atau spiral menarik produk endapan dari kolam pengendapan
sedangkan overflow akan keluar melalui bibir overflow yang dapat
diatur tingginya. Contohnya adalah thickener dan spiral classifier.
2. Classifier yang memanfaatkan gaya sentrifugal contohnya adalah
hydrocyclone. Gaya sentrifugal berfungsi untuk mempercepat laju
pengendapan. Setiap partikel yang berada dalam hydrocyclone akan
mengalami dua gaya yang saling berlawanan, yaitu gaya sentrifugal yang
mengarah keluar dan gaya drag yang mengarah ke dalam. Partikel besar
akan mengalami gaya sentrifugal lebih besar dibandingkan dengan gaya
drag, terlempar ke arah dinding, mengikuti arus spiral mengarah ke bawah
dan keluar melalui lubang apex sebagai underflow. Sebaliknya, partikel
kecil, gaya sentrifugal tidak cukup untuk mendorongnya ke arah luar
bergerak di spiral dalam yang bergerak ke atas dan bergerak ke luar
sebagai overflow. Untuk lebih jelas, lihat gambar 3.9. dibawah ini.
Gambar Hydrocyclone
d) Leaching
Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam logam
tertentu yang dapat larit. Pemilihan metode pelindian tergantung pada
kandungan logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya
mudah tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secra hidrometalurgi
terdapat beberapa jenis leaching, yaitu :
1. Leaching in Place (in-situ leaching).
Leaching yang dilakukan di tempat bijih ditemukan atau di tempat
penimpanan bijih. Pada metode ini tidak ada proses transportasi. Metode
ini digunakan untuk bijih dengan kadar rendah atau bijih yang sebelumnya
tidak masuk kategori layak olah. Terdapat 2 cara in situ leaching, spraying
technique yang digunakan pada tambang terbuka dan injection technique
yang digunakan pada tambang bawah tanah.
2. Heap Leaching
Dalam heap leaching terdapat proses preparasi dan pengangkutan ke
tempat penumpukan setelah diremuk, heap leaching cocok untuk bijih
kadar rendah. Tempat penumpukan untuk heap leaching adalah pada tanah
dengan kemiringan tertentu dan alasnya dilapisi oleh lapisan permeabel,
misalnya aspal, beton, atau plastik. Stelah material ditumpuk, reagen
pelindi disemprotkan dari puncak tumpukan sehingga larutan kaya dapat
terkumpul dalam saluran saluran di ujung bagian bawah tumpukan.
3. Vat Leaching/Percolation Leaching
Penggunaan vat leaching terbatas pada leaching untuk material yang tidak
biasa yaitu material yang tidak bisa diproses dengan heap leaching tetapi
tidak memerlukan grinding untuk pemisahan emasnya. Keuntungan dari
vat leaching adalah:
a. Konsumsi bahan pelindi minimal.
b. Dapat menghasilkan larutan kadar relatif tinggi.
c. Mengurangi cost karena tidak perlu filter atau thickener.
4. Agitation Leaching
Cocok untuk bijih dengan kadar medium hingga tinggi. Dilakukan dalam
tangki khusus pelindian yang dilengkapi dengan agitator (pengaduk).
Tujuan pengadukan ini ialah untuk meningkatkan kontak antara logam
dalam bijih dengan reagen pelindi dan meningkatkan laju pelindian
5. Autoclaving
Autoclaving adalh pelindian yang dilakukan pada temperatur dan tekan
tinggi. Biji kadar tinggi yang bersifat refraktori yaitu sulit dilarutkan pada
kondisi normal. Autoclaving dilakukan dalam suatu alat yang dinamakan
autoclave.
Beberapa reagen yang digunakan untuk pelindian emas adalah
thiosulfat (S2O3)2-, Thiourea (NH2.CS.NH2), Sianida (NaCN), dan lain lain.
Dari ketiga reagen tersebut, yang paling banyak digunakan sampai saat ini
adalah sianida.
e) Adsorpsi
Larutan emas hasil ekstraksi diserap atau diadsorpsi oleh ekstraktan
yang berupa karbon aktif atau ion exchange resin sintetic. Ekstraktan yang
memakai karbon aktif, prosesnya disebut Carbon in Leach.
f) Elution
Elution adalah prose desorbsi, yaitu pelepasan kembali [Au (CN)2]- dari
karbon aktif dengan cara pemutusan ikatan antara keduanya.
g) Electrowining
Electrowinning adalah proses penangkapan logam logam yang adalah
dalam air kaya dengan prinsip elektrolisa. Dalam mempelajari electrowinning
maka yang perlu diketahui adalah prinsip elektrokimia (redoks). Reduksi
adalah menurunkan bilangan oksida (biloks) dari logam dengan
menambahkan elektron. Sedangkan oksidasi adalah proses sebaliknya
meningkatkan biloks dari logam akibat kehilangan elektron.
h) Smelting
Peleburan atau smelting bertujuan untuk mengambil logam dari cake
dengan cara memisahkan logam berharga dengan slagnya pada suhu tinggi
(titik leburnya) dengan bantuan penambahan flux. Fungsi flux adalah untuk
mengikat slag agar terpisah dengan baik dari logam berharganya, di samping
itu juga bisa menurunkan titik lebur.
i) Tailing Treatment
Tailing treatment, atau pengolahan limbah adalah salah satu tugas
utama dalam industri pertambangan dan pengolahan mineral. Pada awalnya
pembuangan tailing dilakukan di sekitar danau dan sungai. Namun seiring
dengan kebutuhan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar, maka metode metode pengelolaan tailing semakin
berkembang. Secara garis besar terdapat 2 metode perusakan zat - zat
buangan berbahaya, terutama sianida, yaitu metode fisika dan metode kimia.
Perusakan zat - zat berbahaya dengan metode fisika biasanya
menggunakan faktor alami. Pembangunan tailing dam menjadi pilihan utama
sebagai tempat pembuangan akhir tailing. Selain itu itu, tailing dam juga
berfungsi sebagai tempat perusakan zat zat berbahaya. Faktor alami yang
digunakan pada metode fisika antara lain pengencera dari air sekitar,
misalnya air hujan, perubahan temperatur, perubahan tingkat keasaman (pH)
larutan, perubahan tekanan, tiupan angin, dll. Sedangkan proses perusakan
sianida dengan metode kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia.
Gambar Diagram Alir Proses Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Tbk,
UBPE Pongkot
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah penyelidikan
dan penelitian tambang yang bertemakan Aktivitas Penambangan dan
Pengolahan Emas PT. ANTAM (Persero) Tbk UPBE adalah:
1. Kegiatan Pertambangan di PT. ANTAM UBPE Pongkor Jawa
Barat, menggunakan sistem penambangan bawah tanah
(Underground Mining) dengan metode cut and fill stoping.
2. Tambang emas PT ANTAM UBPE Pongkor memiliki empat urat
emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug dan Pasir Jawa.
3. Aktifitas penambangan PT ANTAM UBPE terbagi menjadi dua
tahapan, yaitu tahapan produksi meliputi drilling, charging,
blasting, smoke clearing, mucking, transporting, supporting dan
backfilling. Sedangkan pada tahapan development terdiri dari
drilling, charging, blasting, smoke clearing, mucking, supporting.
4. Metode cut and fill ini menggunakan Cemented Back Filling
dengan kemajuan penambangan kearah atas Overhand Breast
Stoping.
5. Kegiatan pengolahan emas di PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPE
Pongkor, Jawa Barat dibagi menjadi Unit Sianidasi, Unit
Recovery, dan Tailing Treatment.
6. Unit Sianidasi berfungsi untuk mereduksi ukuran bijih dan
melarutkan dalam reagen leaching.
7. Unit Recovery berfungsi untuk meningkatkan kadar mineral
berharga dari hasil unit sianidasi.
LAMPIRAN