BATUBARA
PRD II
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
propinsi metallogenik yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari beberapa propinsi metallogenik,
kami dapat memperoleh singkapan bahan tambang. Dalam hal ini, kami fokuskan pembahasan
pada batubara. Sebagian besar singkapan batubara di Indonesia berada di Kalimantan dan
Sumatera.
dan eksploitasi secara maksimal dan efisien. Tambang-tambang batubara bermetode open pit
sudah banyak dioperasikan. Permintaan batubara yang semakin meningkat dengan persediaan
permukaan yang semakin menurun, membuat para engineer tambang beralih ke sistem
pertambangan ‘underground’ yang persediaannya masih cukup besar. Dalam upaya eksplorasi
dan eksploitasi tambang bawah tanah, dibutuhkan metode dan teknologi yang tepat dalam proses
Berbagai permasalahan terkait tambang batubara bawah tanah pun bermunculan. Salah satu
permasalahan yang kami tinjau adalah pertambangan batubara bawah tanah di singkapan
bengkulu. Bagaimana cara mengambilnya, hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat proyek
eksplorasi pertambangan , teknologi apa saja yang harus digunakan dan bagaimana dengan
Kasus study yang kami lakukan mempunyai beberapa tujuan. Pertama adalah untuk
memenuhi tugas mata kulia PRD 2.Kedua, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
penambangan batubara dengan system tambang bawah tanah.Ketiga, menentukan alur kegiatan
menentukan metode yang tepat untuk mengeksploitasi batubara di buukit sunur. Kelima,
menentukan teknologi apa saja dan bidang keilmuan apa saja yang dibutuhkan dalam proses
Kami berharap dengan menulis makalah ini, tujuan-tujuan yang ada diatas dapat dipenuhi.
1.3 Pendekatan
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan prospeksi, yang
mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka dilakukanlah eksplorasi dengan
metode atau cara antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan dengan cara membuat
parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti.
2. Untuk mengetahui kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang berasal dari titik
percontohan dan dianalisis di laboratorium.
3. Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan geofisik seperti
seismic, SP, IP dan resistivity.
4. Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui penyebaran
lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran cadangan bahan galian dan
dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.
5. Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang berada di lapisan atas
atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan keteknikannya.
BAB II
melingkupi beberapa kegiatan mulai dari desk study sampai survey ke tempat yang kami
inginkan. Penjelasan secara rinci dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
Target kami adalah batubara yang dapat ditambang dengan menggunakan metode pertambangan
bawah tanah.Dengan beberapa pertimbangan kami memutuskan untuk memilih Bukit Sunur
sebagai lokasi study kami. Mai memilih Bukit Sunur karena adanya perusahaan yang telah
beroperasi di sana dengan menggunakan metode tambang bawah tanah menguatkan dugaan kami
termasuk juga daerah Bengkulu, menurut Katili, J.A,1984 wilayah ini merupakan
sebagian dari Zona Indonesia Bagian Barat, dapat dibedakan menjadi 4 zona tektonik
yaitu ;
barat daya, Jawa bagian Barat dan Tengah, Kalimantan bagiantenggara hingga Sulawesi
Kepulauan Sunda Kecil, serta jalur vulkanik Sulawesi bagian Barat danbagian Utara.
- Zona Tektonik Busur Non vulkanik Sunda terdiri dari komplek penunjaman
bagian dari Zona Tektonik Busur Sunda yang terbentuk pada KalaKenozoikum (Tersier-Kuarter)
tersebut di atas. Deretan Pegunungan Bukit Barisandisini, termasuk dengan Busur Magmatik
Tersier Awal yang bahan-bahannya, berupahasil erupsi gn api pada waktu Tersier Akhir-Kuarter
cekungan diantara gunung api iniantara lain merupakan tempat terbentuknya endapan batubara
Tersier, yang dikenaldengan cekungan antar gunung/Intra mountain basin (Katili J.A.,
sehingga perlu dilakukan penyelidikan secaraterinci dengan titik pengamatan 50m pada kalori rendah
Berdasar peta geologi diatas, Provinsi Bengkulu merupakan bagian dari endapan Bengkulu yang
mengandung batubara.Keilmuan yang dominan dalam tahap ini adalah Geologi.Karena kami
mengambil data dari peta geologi yang dibuat oleh ahli geologi.
2.1.2 Prospeksi
Skala 1 : 10000
Survei udara yang kami lakukan menggunakan foto satelit yang diambil dari www.mining-
atlas.com.Foto satelit yang kami dapatkan sudah cukup baik resolusinya sehingga dapat
dalam survey udara adalah geologi.Dari hasil foto udara yang ada, kami berpendapat bahwa data
yang terkandung di dalamnya hanya dapat dibaca oleh ahli geologi yang mengetahui seluk beluk
Skala 1 : 100000
Dengan melihat dari peta satelit dan petageologi kami dapat menyimpulkan daerah yang
mengandung endapan adalah endapan yang ada di dalam garis merah. Hal ini bisa membuat
lokasi eksplorasi kami menjadi semakin menyempit atau menjadi lebih spesifik.Namun dari hasli
penggabungan peta geologi dan foto satelit tentu belum memenuhi kebutuhan informasi yang
harus didapat sebelum memulai penambangan, maka kami harus melanjutkan ke tahap eksplorasi
Pada tahap ini diambil beberapa titik dari daerah endapan untuk mengetahui masing-masing
kandungan dan ketebalan endapan dengan akurasi yang masih rendah namun dapat
mempermudah untuk proses pencarian lokasi ideal untuk pertambangan. Endapan yang kami
inginkan adalah endapan yang secara ekonomis akan menguntungkan jika kelak dilakukan
pengambilan, maka kriteria endapan yang kami pilih adalah endapan dengan kalori sedang
sampai tinggi. Karena pada geologi regional baru ditemukan endapan dengan kalori sedang dan
untuk kalori tnggi masih dalam penelitian, kami memutuskan untuk focus ke endapan dengan
kalori sedang.
Dari hasil sampling acak mengenai ketebalan endapan menghasilkan data bahwa endapan di
daerah timur laut memiliki ketebalan yang lebih besar dari pada endapan di barat daya, sehingga
Survei darat dilakukan untuk memperinci potensi tambang. Dilakukan dengan metode sampling
Uji sistematis dilakukan dengan melakukan pengeboran di daerah prospek dengan memperhatikan kondisi
geologi dan kondisi permukaan lahan penambangan.Tempat pengeboran dipilih secara acak didaerah
singkapan untuk menyeleksi area penambangan berdasarkan keberadaan batubara di titik-titik
pengeboran. Titik pengeboran yang tidak mengandung batubara akan dipinggirkan dari fokus pengujian
selanjutnya (ditandai dengan titik merah). Dari hasil sampling acak dapat disimpulkan bahwa daerah 2
tidak memiliki potensi batu bara seperti yang diharapkan, uji selanjutny akan difokuskan di daerah 1.
Untuk lebih mempersempit daerah penambangan dilakukan uji spasi lebar dengan mengebor daerah 1
secara lebih teliti. Pengeboran dilakukan dengan jarak yang sama antar titik pengeboran. Dari uji spasi
lebar diseleksi beberapa bagian dari daerah 1 yang kandungan batubaranya tidak menguntungkan untuk
ditambang.
2.1.4 Eksplorasi detil
Survei detil dan sampling detil dilakukan dengan cara langsung dengan membuat sumur uji dan
Pemboran dengan spasi rapat dilakukan untuk mendapatkan data ketebalan dan kualitas batubara. Pada
wilayah A, hasil uji survei detil menunjukkan bahwa jumlah kandungan batubara yang melimpah dan
dapat ditambang dengan aman ada di sepanjang garis-garis sungai. Begitu pula pada wilayah C, hasil
survei detil menunjukkan kandungan batubara yang dapat ditambang secara ekonomis dan aman berada
2.1.5.1 Pemodelan
Air Simpur, Survey Awal Sumberdayahipot Abu 2,6%, sulfur 0,35% Kanwil DESDM Prov
Kectalo etik Bengkulu 2000
Air Survey Awal Sumberdayahipot Kalori =5375 K.Kal Sulfur Kanwil DESDM Prov
Dedabukkec etik 0,75%, Abu 9,9% Bengkulu 2000
Maras
Air Petani, Survey Tinjau SumberdayaHipot Tebal,0,5 – 0,1,0m, 1 Kanwil DESDM Prov
KecTais etik Lapisantersingkap di Bengkulu,2001
Permukaan
LubukBunta, Survey Tinjau SumberdayaHipot Kualitas :Tebal 20,30 cm, N Kanwil DPE Prov
KecTalo etik 70%E / 12o Bengkulu,97/98
Air Tenang, Survey Tinjau SumberdayaHipot Kalori=5668-6218 K.Kal, Kanwil DESDM Prop
PutriHijau: etik Sul-fur 0,22-0,65 %,Abu Bengkulu,2001
4,06-24,1 %, N60oE/10o
TanjungKaretK Survey Awal Sumberdayatereka Kalori = 7000-7700 K.kal Kanwil DESDM Prov
5,288,954 ton
ecketahun Bengkulu,2000
Lubuk Durian, Survey Sumberdayaterunj Kalori = 4486-6796 K.Kal, Kanwil DESDM Prov
Air Eksplorasi uk 8,840,000 ton sulfur 0,34-0,52 %, Abu Bengkulu,1994
Kotok,Baturaja 2,81-24,17 % N65oE/10o
kecKerkap
DesaAurGading Survey detail Sumberdayaterunj Sulphur=0,34-5,09%, Abu = Hasil DES 2006 Dinas
kecnapalPutih uk 630,000 ton 2,8-24,17%, BJ=1,4 ton/m3, ESDM Prov Bengkulu
Kalori =4480-6795
cal/gram
Daerah Survey Detail Sumberdayaterunj Sulphur=0,34-5,09 %, Hasil DES 2006 Dinas
SukaMaju uk 1,767,000 ton Abu=2,8-24,17%, BJ=1,4 ESDM Prov Bengkulu
ton/m3
Setelah mempertimbangkan beberapa factor, yaitu ketebalan seam batubara, kekuatan tanah dan
batubara serta ketebalan lapisan penutup, kami memutuskan untuk menggunakan system
Pertama karena kekuatan batuan di lokasi tambang yang tidak cukup kuat maka kami memilih
menggunakan metode longwall mining dengan menggunakan hydraulics jack untuk menyangga,
agar lapisan atapnya tidak runtuh sehingga memberikan kesempatan untuk alat sheare mengikis
lapisan batubara.
Peralatan yang kami butuhkan yaitu hydraulic jacks, shearer, conveyor, drifter. Hydraulic jcks
digunakan untuk menyangga atap yang terbentuk dari atap yang cukup lemah, sehingga
diharapkan dengan menggunakan penyagga ini atap akan menjadi lebih kuat dan tidak runtuh
sehingga memberikan kesempatan agar shearer dapat mengikis atau menambang batubara yang
ada. Setelah batubara berhasil dikikis oleh shearer maka, sabuk conveyor akan secara otomatis
memindahkannya menuju drift untuk dibawa keluar dari bawah tanah.Selain itu ventilasi
merupaka hal yang penting dalam system tambang bawah tanah.Ventilasi berguna untuk
sirkulasi udara dari bawah tanah ke permukaan. Bawah tanah juga sangat identic dengan adanya
mata air bawah tanah ataupun rembesan air hujan yang masuk ke bawah dehingga kami
membutuhkan suatu system yang dapat memompa air keluar dari bawah tanah menuju ke
permukaan sehingga bagian bawah dari tambang tidak tergenang oleh air.
Pada tahap ini banyak sekali keilmuwan yang bekerja sama untuk menghasilkan suatu keputusan
yang baik. Menurut kami keilmuan tersebut adalah geologi, geofisika, teknik mesin, teknik sipil,
teknik lingkungan, teknik pertambangan dan planologi.Hal ini dikarenakan pada tahap desain
tambang ini, banyak sekali factor yang harus dipertimbangkan agar system kerja dari tambang ini
efektif.
dipermukaan.Pada system
Kami menyimpulkan ada beberapa hal yang harus ada dalam desain permukaan dari suatu
tambang bawah tanah, yaitu : tempat penyimpanan batubara, tempat enyimpanan overburden,
tempat menympan air hasi pompaan dari dalam tambang, mess pekerja, tempat control alat,
Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer tambang yang bertanggung jawab
kepada direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi di
lokasi penambangan, yang membawahi 5 divisi organisasi yaitu: divisi perencanaan, divisi
operasi tambang, divisi pengolahan, divisi perawatan dan lingkungan serta divisi administrasi
dan keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan pekerjaan.
Struktur organisasi alternatif pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Divisi Perencanaan
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang
dibantu oleh para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran ,
pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi
menganalisa bahan galian yang akan diolah.
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol,
rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-
kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
d. Security / satpam
Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan
Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara
efektif.Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masing-masing
organ berdiri secara independen dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-
mata untuk kepentingan Perseroan.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah
para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang
berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi
keputusan operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
atau khusus, serta memberi nasihat kepada Direksi.Sedangkan Direksi merupakan Organ
Perseroan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-
hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
Komite Audit
Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong
diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal
yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji
ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.
Biasa disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan
penerapan praktek GCG oleh Perseroan.Komite ini sebelumnya digabung dengan Komite
Nominasi dan Remunerasi sebagai Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG.
Biasa disebut Konarba dan PSDM, merupakan komite yang mengalami perubahaan nama dan
keanggotaanya di tahun 2010. Sebelumnya komite ini bernama Komite Konarba dan GCG,
bertugas membantu Komisaris dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan penetapan
remunerasi dan peningkatan implementasi GCG.
Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan,
yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Biasa disebut Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan
pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait
dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi
menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca
tambang.
Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan agar seluruh risiko utama
Perseroan yang masuk kategori high extreme risk di kenali dan dimitigasi.
Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai
Perseroan kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga
meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan
Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan antar Organ Perseroan,
hubungan antara Perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi utama Sekretaris Perseroan mencakup tiga bidang, yaitu sebagai liason officer,
compliance officer serta investor relations. Corporate Secretary has triple main function, as
liason officer, compliance officer and investor relations officer.
Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian internal agar dapat berfungsi
secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan.
Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan Perseroan tahun buku 2010 ditetapkan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Komisaris dan
Komite Audit. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan Auditor Eksternal
yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat Perseroan.
Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan dalam meningkatkan integritas insan
perseroan di setiap level, agar penerapan best practices GCG menjadi maksimal.
Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab
Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan
Perseroan, yang meliputi:
Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya
perusahaan.Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS,”
yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan.Nilai-nilai tersebut
dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman.
Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan telah menyusun dan menetapkan
serangkaian aturan kebijakan pokok operasional, untuk menunjang penerapan tata-kelola
perusahaan yang baik, mencakup di antaranya:
Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara konsekuen dalam
melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip
dasar sebagai berikut.
Pasal 95 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”)
mengatur beberapa kewajiban secara umum yang harus ditaati oleh pemegang IUP dan IUPK,
yakni:
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik, yang mewajibkan pemegang IUP dan
IUPK untuk:
Menurut Pasal 99 UU Minerba, setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana
reklamasi dan rencana pasca tambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi
atau IUPK Operasi Produksi. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pasca
tambang. Hal ini dicantumkan dalam perjanjian penggunaan tanah antara pemegang IUP atau
IUPK dengan pemegang hak atas tanah. Pemegang wajib menyediakan dana jaminan reklamasi
dan pasca tambang. Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya
dapat menetapkan pihak ketiga dengan dana jaminan yang telah disediakan pemegang.
Di dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pascatambang (“PP 78/2010”), Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib
melaksanakan reklamasi dan pascatambang. Reklamasi dilakukan terhadap lahan terganggu pada
kegiatan eksplorasi. Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahan terganggu pada
kegiatan pertambangan dengan sistem dan metode:
Kewajiban-Kewajiban Lainnya
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai
dengan karakteristik suatu daerah. Pemegang IUP dan IUPK juga wajib menjaga kelestarian
fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 103 UU Minerba mengatur bahwa pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib
melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri. Dalam hal ini,
pemegang dapat bekerjasama dengan badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah
mendapatkan IUP atau IUPK untuk pengolahan dan pemurnian yang dikeluarkan oleh Menteri,
gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 105 UU Minerba mengatakan bahwa badan usaha yang tidak bergerak di usaha
pertambangan yang bermaksud menjual mineral dan/atau batu bara wajib terlebih dahulu
memiliki IUP Operasi Produksi untuk penjualan. IUP jenis ini hanya dapat diberikan untuk 1 kali
penjualan oleh pihak yang berwenang. Badan usaha tersebut wajib melaporkan hasil penjualan
mineral dan/atau batubara yang tergali kepada pihak yang berwenang.
Selain itu di dalam Pasal 106 UU Minerba diatur bahwa pemegang IUP dan IUPK harus
mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri. Dalam
melakukan kegiatan operasi produksi, badan usaha pemegang IUP dan IUPK wajib mengikut
sertakan pengusaha lokal yang ada di daerah tersebut. Adalah kewajiban bagi pemegang IUP dan
IUPK untuk menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Ditinjau lebih jauh, dalam Peraturan Daerah Bengkulu Nomor.5 tahun 2013 tentang Pengelolaan
Mineral dan Batubara BAB I Ketentuan Umum pasal 1 No 30 dan 31 dijelaskan bahwa :
30. Iuran Tetap (Landrent) adalah iuran yang dibayarkan kepada Negara sebagai imbalan atas
kesempatan, Eksplorasi atau Operasi Produksi pada wilayah IUP sesuai dengan luas wilayah
dan tarif yang berlaku berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa instansi pemerintah yang terkait kewajiban
perusahaan pertambangan adalah Kementrian Sumber Daya Mineral dan Energi, Kementrian
Lingkungan Hidup, Lembaga Perpajakan, Dinas Tenaga Kerja dan lembaga-lembaga di
bawahnya.
2.4 Target produksi Tambang Tahunan dan Pemindahan Tanah Penutup (OB/waste)
Tahunan
2..5 Daftar dan Jumlah Peralatan Tambang Utama
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan ekplorasi diatas, kami menyimpulkan bahwa untuk melakukan
eksploitasi batubara di Bukit Sunur masih cukup ekonomis jika dilakukan dengan cara yang
tepat. Metode penambangan yang dilakukan adalah longwall mining sehingga mengambil
batubara dalam jumlah yang maksimal dan ekonomis. Selain itu mengoptimalkan proses
Proses recovery batubara selama ini masih cukup rendah, sehingga baru sebagian saja
yang sudah terambil sedangkan masih ada bagian lain yang belum terambil, dengan
menggunakan teknologi yang tepat maka kami yakin bahwa batubara di Bukit Sunur masih
produktif.
Resiko terbesar dari penambangan batubara ini adalah pencemaran terhadap lingkungan,
sehingga diharapkan dengan pengolahan batubara yng lebih baik bisa mengurangi resiko
tersebut.
3.2 Rekomendasi
bukit sunur dengan tujuan mengetahui jumlah pasti dari cadangan yang masih ada.Selain itu, jika
memang cadangan masih cukup banyak, kami juga merekomendasikan untuk melanjutkan
tempat penampungan limbah cair terlebih dahulu. Lalu limbah cair yang ada diolah sehingga
ketika dibuang ke lingkungan limbah tersebut sudah cukup aman untuk lingkungan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2013/11/5.-PERDA-NOMOR-5-TAHUN-2013-
TENTANG-PPENGELOLAAN-PERTAMBANGAN-MINERAL-DAN-BATUBARA.pdf
http://bkpmd-bengkulu.com/jo/index.php?option=com_content&view=article&id=114:potensi-
provinsi-bengkulu&catid=39:investasi
http://idhamds.wordpress.com/2008/10/14/sampling-batubara/
http://fileq.wordpress.com/2011/08/04/eksplorasi-batubara/
http://hukumpertambangan.com/kewajiban-pemegang-izin-usaha-pertambangan-iup-dan-iup-
khusus-iupk/#more-121
http://psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul%20Vol%204%20no.%202%20thn
%202009/5.%20ENDAPAN%20BATUBARA%20KALORI%20SEDANG.pdf