Anda di halaman 1dari 125

1

Studi Kelayakan Tambang Bijih Besi PT. Lembah Asam


Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar,
Provinsi Sulawesi Barat.

Presented By : Ahmad Ridho Saputra (03021281823057)


Aulia Maharani (03021181823116)
Setia Dwiningsih (03021281823048)

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Brook Slides Universitas sriwijaya
2

Studi Kelayakan Tambang

BAB 1
PENDAHULUAN

Brook Slides
3

1.1 Latar Belakang


Keterdapatan Bijih Besi di Kecamatan Tapango dinilai cukup ekonomis, dengan kadar Bijih Besi yang memenuhi
standar industri serta cadangan Bijih Besi yang cukup. Perusahaan kami menilai bahwa kegiatan pertambangan di
Kabupaten Polewali Mandar khususnya Kecamatan Tapango dapat dilaksanakan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya penyusunan Studi Kelayakan ini adalah untuk mengkaji nilai ekonomis serta nilai kelayakan
rencana kegiatan penambangan bijih besi terhadap hubungannya dengan Penciptaan lapangan kerja dan
kegiatan ekonomi, Peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak, Pendayagunaan sumber daya mineral dan
Turut serta dalam pembangunan khususnya dibidang pertambangan

Brook Slides
4
1.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi 1.4 Pelaksana Studi
Lingkup kajian akan meliputi: Nama Perusahaan : PT. Lembah Asam, Tbk
1. Aspek penambangan. Alamat Perusahaan : Jl. Budi Utomo No. 43 Polewali,
2. Aspek pengangkutan dan penimbunan Kelurahan Darma - Kecamatan
mineral Bijih Besi atau tanah. Polewali Kabupaten Polewali
3. Aspek pengolahan mineral Bijih Besi, Mandar
kapasitas pengolahan, jumlah dan jenis Penanggung Jawab : Ahmad Ridho Saputra, S.T.
peralatan yang digunakan, pengangkutan Jabatan : Direktur Operasi
lewat darat dan laut untuk tujuan Lokasi Proyek : Desa Dakka - Kecamatan
pemasaran, dan kondisi dermaga atau Tapango, Kabupaten Polewali
pelabuhan untuk sarana pemuatan mineral Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.
Bijih Besi. Bidang Usaha : Penambangan Mineral Bijih Besi

Brook Slides
5
1.5 Jadwal dan Waktu Studi
Bulan Ke-

No. Kegiatan I II III IV V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Kajian Geologi

2. Kajian Geoteknik

Analisis Kualitas
3.
Mineral Bijih Besi

4. Kajian Hidrologi & Hidrogeologi

5. Perancangan Tambang Terbuka

6. Kajian Transportasi

7. Kajian Kelayakan Ekonomi

8. Penyerahan Draft Laporan

9. Presentasi

10. Perbaikan Laporan

11. Penyerahan Laporan Akhir

Brook Slides
6

Studi Kelayakan Tambang

BAB 2
KEADAAN UMUM

Brook Slides
7

2.1 Lokasi dan Luas Wilayah IUP yang Dimohon


Lokasi daerah kajian (Gambar 2.1) terletak di antara 119014’ 45’ BT – 1190 19’ 00’’ BT dan 003018’ 59’’ LS - 003019’ 59’’
LS. PT. Lembah Asam, Tbk. sampai pada tahap kajian kelayakan memiliki areal seluas ± 1.501 Ha yang terletak di
Desa Dakka, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.

2.2 Kesampaian Daerah


Akses dari jalan utama ke arah jalan poros Makassar-Mamuju hanya berjarak 9 km berupa jalan kelas III. Dari lokasi
prospek Tapango ke lokasi rencana pelabuhan (Tanjung Mampie) sekitar 18 km. dan barat. Sedangkan dalam lokasi
penelitian sebagian daerah dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua dan sebagian lagi hanya
dapat ditempuh dengan jalan kaki.

Brook Slides
8

2.3 Keadaan Lingkungan Daerah


Berdasarkan kondisi geografis dan bentang alamnya, maka sektor pertanian dan perkebunan merupakan
sektor yang dominan dalam kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan Tapango. Daerah penelitian secara umum
berada pada ketinggian 50 - 750 meter diatas permukaan laut dibagian barat Kota Polewali.
Suhu rata-rata berkisar antara 18° sampai 30°, musim penghujan dari bulan September sampai Februari
dengan curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 1800 mm sampai 2000 mm dengan rata-rata hari hujan
setiap tahun sekitar 120 hari. Kelembaban udara berkisar antara 50 sampai 55%, musim kemarau sekitar bulan Maret
sampai Agustus.
Sarana-sarana infrastruktur yang terdapat di daerah penambangan berupa sarana transportasi berupa jalan
dan angkutan/kendaraan roda empat dan roda dua, penerangan berupa listrik, dan sarana pendidikan dari SD
sampai SMP.

Brook Slides
9

Studi Kelayakan Tambang

BAB 3
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

Brook Slides
10
3.1 Geologi Regional
1. Topografi dan Geomorfologi
Daerah penelitian secara umum berada pada ketinggian 50-750 meter diatas permukaan laut (dpl) dibagian
barat Kota Polewali. Kenampakan umum morfologi daerah penelitian menunjukkan puncak-puncak bukit di bagian
utara dan melandai ke bagian selatan.
2. Litologi
Berdasarkan ciri fisik yang dijumpai di lapangan, maka litologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 satuan
batuan, yaitu:
1. Satuan Meta-sedimen
2. Satuan Vulkanik
3. Satuan Granit

Brook Slides
11

3. Struktur Geologi
Struktur kekar yang umum dijumpai pada daerah eksplorasi dapat diklasifikasikan dalam jenis kekar-kekar gerus
(shear joint)yang umumnya sistematis dengan arah tegasan utama relatif timur barat, spasi kekar berkisar antara 10 -
50cm dengan lebar bukaan antara 1 - 10 mm. Pada beberapa tempat bukaan kekar-kekar tersebut telah mengalami
pengisian dalam bentuk urat-urat halus Kwarsa (veinlet) dan sebagian dalam bentuk retas-retas Aplite.
Sesar-sesar yang berkembang pada daerah eksplorasi umumnya berupa sesar-sesar mendatar (transform
fault)dan sesar-sesar normal (normal fault). Indikasi sesar mendatar yang dapat teramati berupa orientasi zona
breksiasi, bidang sesar, steriasi pada batuan, serta orientasi zona-zona hancuran.
4. Alterasi
Berdasarkan hasil analisis petrografi dan XRD maka zona alterasi yang berkembang di daerah penelitian PT.
Lembah Asam Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat yaitu alterasi skarn.

Brook Slides
12

5. Mineralisasi
1. Pendekatan Teoritis
Pembentukan mineral tersebut terjadi baik pada batuan beku sebagai batuan induknya maupun pada batuan
samping yang ikut terpengaruh karena proses magmatisme.
2. Pendekatan genetik jebakan
Keterdapatan mineralisasi berupa jebakan Bijih Besi pada daerah eksplorasi Tapango diperkirakan sangat
berhubungan atau berasosiasi dengan aktivitas volcanic-intrusive selama terjadinya injeksi magmatisme dan proses
pembentukan batuan berlangsung

Brook Slides
13
3.1 Geologi Lokal
1. Topografi dan Geomorfologi
Daerah penelitian secara umum berada pada ketinggian 50-750 meter diatas permukaan laut (dpl) dibagian
barat Kota Polewali. Kenampakan umum morfologi daerah penelitian menunjukkan puncak-puncak bukit di bagian
utara dan melandai ke bagian selatan.
2. Litologi
Berdasarkan ciri fisik yang dijumpai di lapangan, maka litologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 satuan
batuan, yaitu:
1. Satuan Meta-sedimen
2. Satuan Vulkanik
3. Satuan Granit

Brook Slides
14

3. Struktur Geologi
Struktur kekar yang umum dijumpai pada daerah eksplorasi dapat diklasifikasikan dalam jenis kekar-kekar gerus
(shear joint)yang umumnya sistematis dengan arah tegasan utama relatif timur barat, spasi kekar berkisar antara 10 -
50cm dengan lebar bukaan antara 1 - 10 mm. Pada beberapa tempat bukaan kekar-kekar tersebut telah mengalami
pengisian dalam bentuk urat-urat halus Kwarsa (veinlet) dan sebagian dalam bentuk retas-retas Aplite.
Sesar-sesar yang berkembang pada daerah eksplorasi umumnya berupa sesar-sesar mendatar (transform
fault)dan sesar-sesar normal (normal fault). Indikasi sesar mendatar yang dapat teramati berupa orientasi zona
breksiasi, bidang sesar, steriasi pada batuan, serta orientasi zona-zona hancuran.
4. Alterasi
Berdasarkan hasil analisis petrografi dan XRD maka zona alterasi yang berkembang di daerah penelitian PT.
Lembah Asam Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat yaitu alterasi skarn.

Brook Slides
5. Mineralisasi 15

1. Pendekatan Teoritis
Pembentukan mineral tersebut terjadi baik pada batuan beku sebagai batuan induknya maupun pada batuan
samping yang ikut terpengaruh karena proses magmatisme.
2. Pendekatan genetik jebakan
Keterdapatan mineralisasi berupa jebakan Bijih Besi pada daerah eksplorasi Tapango diperkirakan sangat
berhubungan atau berasosiasi dengan aktivitas volcanic-intrusive selama terjadinya injeksi magmatisme dan proses
pembentukan batuan berlangsung
6. Bentuk dan Penyebaran Endapan
Bijih Besi pada daerah eksplorasi Tapango memperlihatkan suatu karakteristik endapan tipe greisen yang secara
genetik terbentuk pada tubuh batuan beku plutonik sebagai batuan induk atau batuan sumber (source rock).
Penyebaran endapan tersebut dijumpai setempat-setempat (sporadis), dimana umumnya menempati dan tersingkap
pada bagian punggungan-punggungan bukit yang diperkirakan merupakan bagian atap dari tubuh batolit granit
atau menyerupai roof pendant.

Brook Slides
16

7. Sifat dan Kualitas Endapan


Indikasi mineralisasi yang dijumpai terutama berupa tubuh bijih (ore body) yang sangat kompak atau dikenal dengan
endapan bijih massif (massive ore). Endapan ini umumnya dicirikan oleh tekstur yang kasar-sangat kasar, dimana
komposisi mineral utama terdiri dari magnetit yang saling tumbuh bersama (intergrowth) dengan hematite.
Kandungan minor minerals lainnya yang dijumpai dalam persentasi sangat kecil terutama terdiri dari copper
minerals(malacite dan azurite), serta kwarsa yang umumnya hadir dalam bentuk urat-urat halus-sangat halus
(veinlet dan microveinlet). Kualitas endapan bijih besi pada daerah penelitian ini sangat baik dan memenuhi standar
kualitas endapan yang cocok untuk ditambang.

Brook Slides
3.3 Mineral 17

1. Jenis Mineral Ikutan dan Cebakan Lain


Hasil analisis diketahui kadar Fe di Tapango adalah
45%. Kadar tertinggi merupakan konsentrat besi yang
lolos besi dari magnetik separator yaitu 43,11% Fe.
dari grizzly kadar ini lebih tinggi daripada kadar
konsentrat
Hasil analisis mineral ikutan di Tapango berupa
logam Ni dan Co menurut Evans dalam Idrus (2017)
sudah melebihi nilai ekonomi. Hal ini menunjukkan
logam Ni dan Co lebih tinggi dari Cr lebih rendah dan
apabila dikaitkan dengan produksi yang diasumsikan
60.000 ton per tahun, berarti akan terdapat potensi Ni
9.880 ton dengan kadar rata-rata 0,9880% Ni, Co 4.610
ton dengan kadar rata-rata 0,4610% Co dan Cr 8.562 ton
dengan kadar
Brook Slides rata-rata 0,8562% Cr.
18

2. Jumlah/Volume
Zona pertama terdapat di Reamambu dengan luas penyebaran mencapai ± 114,91Ha, dengan ketebalan rata-rata
sebesar 4 meter. Dengan demikian jumlah cadangan pada zona ini mencapai ± 3.447.205ton. Pada zona kedua
terletak pada wilayah Talise (yang kemudian dikenal sebagai zona 2) bagian tengah yang prospek dengan luas
penyebaran mencapai 115,02Ha, dengan ketebalan rata-rata sebesar 4,9 meter. Dengan demikian jumlah cadangan
pada zona ini adalah sebesar ± 1.552.795,03ton (berat jenis Bijih Besi – 4,5-5,3).
3. Lokasi dan Sebaran
Hasil pemetaan geologi dan pengukuran topografi menunjukkan bahwa luas sebaran endapan pada wilayah
Reamambu (yang kemudian dikenal sebagai zona 1) dan sekitarnya mencapai luas ± 127,3Ha, dihitung dari batas
utara wilayah Kuasa Pertambangan (KP) ke arah selatan selebar 2.282,8meter, dan panjang 2.853,5meter. Sedangkan
endapan Bijih Besi yang tersingkap di lereng selatan zona 1 ketebalannya mencapai 1-4,5meter, dengan arah
penyebaran N950E (relatif timur-barat). Sedangkan endapan lain yang dijumpai di permukaan diperkirakan sebagai
bongkah-bongkah hasil pelengseran dari urat bijih yang tersingkap di permukaan.

Brook Slides
19

4. Rencana Eksplorasi Lanjutan


Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu
1. Survei Tinjau
2. Prospeksi Umum
3. Eksplorasi Awal
4. Eksplorasi Rinci

Brook Slides
20

Studi Kelayakan Tambang

BAB 4
ESTIMASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN

Brook Slides
21
4.1 Estimasi Sumberdaya
1. Metoda
Direncanakan areal yang akan dibuka adalah seluas 229,93Ha dengan jumlah block sebanyak 8 block dengan
pembagian tiap block menjadi jenjang-jenjang. Ketinggian tiap panjang 10 meter dan lebar 10 meter. Kemiringan
sudut lereng overall 39.5°, permukaan atap (top) dan permukaan bawah (floor) dianggap horizontal, sehingga
bentuknya seperti prisma terpancung (terbalik).
2. Domain/Zona Mineralisasi
Keterdapatan mineralisasi berupa jebakan Bijih Besi pada daerah eksplorasi Tapango diperkirakan sangat
berhubungan atau berasosiasi dengan aktivitas volcanic-intrusive selama terjadinya injeksi magmatisme dan
proses pembentukan batuan berlangsung. Dari asosiasi batuan yang terbentuk dan tersingkap di daerah
eksplorasi, serta indikasi mineralisasi dan hasil ubahan batuan yang ditimbulkan menunjukkan bahwa
terbentuknya jebakan mineralisasi tersebut diperkirakan berhubungan erat dengan pembentukan batuan plutonik
granit.

Brook Slides
22
3. Parameter Estimasi
Pada penelitian ini digunakan metode estimasi inverse distance cubic (IDC). Metode ini
mempertimbangkan data titik disekitarnya, dengan asumsi nilai blok akan lebih mirip dengan data titik bor yang
lebih dekat daripada yang jaraknya lebih jauh.
4. Pemodelan
Untuk menghitung sumberdaya Bijih Besi yang ada di daerah Tapango, digunakanlah permodelan estimasi
dengan cara Inverse Distance Cubic (IDC). Berikut data estimassi IDC masing-masing lapisan :

Brook Slides Gravel Boulder


23
5. Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya
Hasil perhitungan sumberdaya berdasarkan estimasi IDC :

Penentuan ukuran block regular yaitu 100×100


meter, dibuat berdasarkan 1/2 - 1/3 jarak antar titik
bor. Jarak ratarata antar titik bor dalam luasan area
penelitan adalah sekitar 250 meter. Sedangkan
ukuran block non regular menggunakan ukuran blok
100×100 meter, 100×50 meter, 100×25 meter.
Pembuatan model block non regular bertujuan
untuk meminimalisir terjadinya efek salting dan
dilusi yang tidak dapat diatasi oleh model block
regular.

Brook Slides
24

6. Pernyataan Competent Person


Menurut pernyataan ahli geologist Linda Anggraini, S,T. dari Pusat Sumber Daya Geologi Indonesia, daerah
Tapango memiliki sumberdaya emas yang layak untuk di tambang, daerah Tapango memiliki sumberdaya emas
sekitar kurang lebih 30.000.000 ton. Hasil permodelan estimasi sumberdaya bijih besi yang dilakukan oleh PT.
Lembah Asam dengan menggunakan metode Inverse Distance Cubic (IDC) menghasilkan sumberdaya bijih besi
dengan kadar rata – rata tinggi, sedang dan rendah, sehingga sangat menguntungkan jika dilakukan kegiatan
penambangan bijih besi.

Brook Slides
25

4.2 Estimasi Cadangan


1. Metoda
Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan hasil pemetaan geologi Bijih Besi yang dijumpai di lapangan,
geomagnet, pendugaan dan pemboran inti. Perhitungan cadangan berdasarkan hasil geologi adalah berdasarkan
hasil pengukuran endapan yang berupa ketebalan tersingkap dan penyebarannya kearah lateral. Sedangkan
perhitungan cadangan berdasarkan hasil pendugaan geomagnet, geolistrik dan pemboran ditentukan berdasarkan
hasil endapan yang terletak di permukaan dan di bawah permukaan (berdasarkan penampang bawah permukaan).

Brook Slides
26

2. Domain/Zona Mineralisasi
Hasil pendugaan geomagnetic, dapat disimpulkan bahwa secara geologi terdapat 2 (dua) zona
keterdapatan Bijih Besi, yaitu zona 1 dan zona 2 dengan keterangan sebagai berikut:
Zona-1:
Terdiri dari 2 lapisan/layer :
• Lapisan ke-1 dengan lebar/ketebalan = ± 4,5 meter
• Lapisan ke-2 dengan lebar/ketebalan = ± 1,5 meter
Perkiraan panjang total adalah ± 900 meter membentang dari timur ke barat
Perkiraan kedalaman > 200 meter
Zona-2:
Terdiri dari 2 lapisan/layer:
• Lapisan ke-1 dengan lebar/ketebalan = ± 1,5 meter
• Lapisan ke-2 dengan lebar/ketebalan = ± 1,2 meter

Brook Slides
27
3. Parameter Estimasi
Parameter yang diamati dengan menggunakan metode Geomagnetik ini adalah sebagai berikut :
1. Gaya Magnetik (F)
2. Kuat Medan Magnetik (H)
3. Intensitas Kemagnetan (I)
4. Suseptibilitas Kemagnetan

4. Pemodelan
Berdasarkan hasil, pemodelan dilakukan dengan software Mag2dc yang telah dilakukan tim eksplorasi PT.
Lembah Asam dapat dilihat bahwa strukur dari batuan dan mineral tidak beraturan dikarenakan mengalami proses
tektonik. Nilai suseptibilitas negatif merupakan respon dari mineral non-magnetik. Jenis mineral nonmagnetik tidak
dapat di tentukan karena tidak terdapat kesesuaian antara nilai suseptibilitas dalam literatur. Sedang untuk benda
yang memiliki respon suseptibilitas positif dapat ditentukan jenis batuan/mineral karena ada kesesuaian nilai
suseptibilitas dalam literatur.

Brook Slides
5. Jumlah dan Klasifikasi Cadangan
28
Jumlah cadangan pada PT. Lembah Asam zona pertama terletak di wilayah Reamambu dengan luas
penyebaran mencapai ± 114,91 Ha, dengan ketebalan rata-rata sebesar 4 meter. Dengan demikian jumlah cadangan
pada zona ini mencapai ± 3.447.205 ton. Pada zona kedua terletak pada wilayah Talise (yang kemudian dikenal
sebagai zona 2) bagian tengah yang prospek dengan luas penyebaran mencapai 115,02 Ha, dengan ketebalan rata-
rata sebesar 4,9 meter. Dengan demikian jumlah cadangan pada zona ini adalah sebesar ± 1.552.795,03 ton (berat
jenis Bijih Besi 4,5-5,3). Hasil pemboran diperoleh data bentuk endapan di bawah permukaan .Pemboran ini sampai
dengan kedalaman 130 m. Dari perhitungan cadangan dengan menggunakan metode penampang, maka didapat
jumlah cadangan sebesar 2.916.160,52 ton dengan berat jenis 4,5-5,3.
6. Pernyataan Competent Person
Dari hasil eksplorasi cadangan bijih besi oleh PT. Lembah Asam menggunakan geomagnetik, menurut ahli
geologist Linda Anggraini, S.T. cadangan bijih besi hasil eksplorasi yang dimiliki PT. Lembah Asam adalah sebesar ±
5.000.000 ton. Metode geomagnetik ini memiliki keakuratan yang sangat tinggi karena jarak antara titik ukur yang
digunakan cukup rinci dan ideal sekitar 5 – 10 m. Sehingga menghasilkan interpolasi yang sangat baik dan anomali
– anomali yang dihasilkan sangat jelas dan sangat ekonomis dan layak sekali untuk dilakukan proses penambangan.
Brook Slides
29

Studi Kelayakan Tambang

BAB 5
GEOTEKNIK, HIDROLOGI, DAN GEOHIDROLOGI

Brook Slides
30
5.1 Geoteknik
5.1.1 Akuisisi Data
Data yang dipergunakan untuk keperluan akusisi data merupakan data pengeboran dari daerah kontrak
karya PT. Lembah Asam. Setelah dilakukan analisis data pengeboran inti untuk mendapatkan lubang-lubang bor
dengan fenomena pencakraman inti yang telah terverifikasi maka hanya terdapat beberapa lubang bor yang
memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan. Seluruh data yang berkaitan dengan akusisi data geoteknik,
termasuk data pengeboran dikelola oleh PT. Lembah Asam dengan mempergunakan perangkat lunak sistem
manajemen basis data AcQuire. Hasil penyaringan data lubang bor yang berjumlah 31 lubang kemudian dianalisis
berdasarkan jenis batuannya, kedalaman dari permukaan tanah ketika pengeboran tersebut dilakukan, serta jarak
terdekat terhadap struktur-struktur geologi mayor.

Brook Slides
31
1. Jenis
Data-data jenis batuan yang didapat dari hasil pengeboran adalah jenis batuan beku, sedimen, dan
metamorf masing-masing sebanyak 47%, 49%, dan 40%. Sementara berdasarkan jenis batuannya adalah sebagai
berikut: Limestone atau Batu Kapur (49%), Diorite (29%), Andesite (18%) dan Marble (4%)
2. Jumlah
Dari sisi ukuran dan jumlah kandungan bijih besi, PT. Lembah Asam memiliki deposit bijih besi sekitar
5.000.000 ton.
3. Sebaran Data
• Hasil Uji Sifat Fisik
• Hasil Uji Sifat Mekanik
• Hasil Uji Analisi Kekuatan Batuan

Brook Slides
5.1.2 AnalisisGeoteknik 32

1. KemampugaliandanKemampugaruan
Untukmenganalisiskemampugaruanterhadapkecepatangelombangseismikdigunakanpengaruhkecepatanultrasonik
material. Sebagaipembanding, digunakannilaikuattekandariujikuattekanuniaksial yang
diubahmenjadikecepatanseismik, menurutpersamaan VF=953*σC 0,225. Analisisterhadap data kecepatanseismikini,
dilakukanmengunakankriteria Weaver (1975) denganmembandingkankecepatanseismikkemampugaruan ripper
Catterpillar D8R dan ripper Komatsu D155A.
2. KestabilanLereng
Faktor Keamanan (FK) adalah nilai empirik yang diperoleh dari gaya penahan dibagi oleh gaya pendorong, yang
dinyatakan sebagai persamaan :
Gaya Penahan
FK =
Gaya Pendorong

Selanjutnya, nilai FK (Bowles, 1981) dinyatakan sebagai berikut :


•FK < 1,0 : Lereng longsor
•FK 1, 0 - 1.2 : Lereng kondisi kritis
•FK > Slides
Brook 1,2 : Lereng dianggap aman (stabil)
5.1.3 Rekomendasi Geoteknik 33

1. Rekomendasi Penggalian dan Penggaruan


Berdasarkan kombinasi pembobotan menurut Kriteria Weaver, material di wilayah PT. Lembah Asam
termasuk dalam kriteria material yang susah digaru dengan daya kuda alat garu yang disarankan adalah > 180 Hp
yaitu ripper Cat. D8R.
2. Rekomendasi Geomentri dan Dimensi Lereng
Berdasarkan nilai faktor keamanan lereng tambang yang direkomendasikan bahwa FK lereng yang aman
dengan memperhatikan jenis lereng berupa lereng tunggal maupun keseluruhan dengan tingkat keparahan longsor
yang tinggi digunakan faktor keamanan statis minimal 1,1 untuk lereng tunggal dan 1,3-1,5 untuk lereng
keseluruhan, Sehingga rekomendasi geometri lereng yang telah diusulkan sudah termasuk kedalam kategori
geometri lereng yang aman dengan faktor keamanan diatas 1,3.
3. Rekomendasi Faktor Keamanan Statis dan Dinamis, Probabilitas Longsor dan Tingkat Keparahan Longsor
Berdasarkan grafik hubungan antara nilai FK terhadap ketinggian lereng maka geometri lereng dengan
ketinggian 55 meter sudah mendekati batas kritis (FK> 1,3) namun tetap direkomendasikan karena nilai FK masih
dalam kategori aman di nilai 1,34.
Brook Slides
4. Rekomendasi Pemantauan Geoteknik
34
Pengadaan pemantauan terus-menerus pada gerakan massa batuan yang berhubungan dengan kondisi
cuaca, sehingga produksi dapat terus dilakukan didasarkan pada real-time analisis dan reaksi informasi terhadap
risiko geoteknik.

5.2 Hidrologi-Hidrogeologi
5.2.1 Akuisisi Data
Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat ombrometer. Prinsip kerja
Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar.
Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan
yang tertampung juga dihitung. Aspek – aspek yang terdapat pada pengamatan hidrologi adalah berupa kondisi
hidrologi daerah penambangan, kondisi morfologi daerah, dan analisis data curah hujan.
1. Jenis
• Kondisi Hidrologi Daerah Penambangan : Hujan tropis dengan adanya 2 musim, musim hujan dan kemarau
dengan suhu udara antara 25oC-33oC.
• Curah Hujan : Satuan periode ulang adalah tahun dengan rata-rata hari hujan setiap tahun sekitar 120 hari.
Brook Slides
Kelembaban udara berkisar antara 50 sampai 55%, musim kemarau sekitar bulan Maret sampai Agustus.
2. Jumlah 35

Jumlah curah hujan dan hari hujan terlihat pada tabel. Suhu rata-rata berkisar antara 18° sampai 30°,
musim penghujan dari bulan September sampai Februari dengan curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara
1800 mm sampai 2000 mm

Tapango dan Sekitarnya


No. Bulan
Curah Hujan Hari Hujan
1. Januari 379 19
2. Februari 244 14
3. Maret 294 12
4. April 106 13
5. Mei 212 9
6. Juni 15 2
7. Juli 14 4
8. Agustus 76 5
9. September 180 9
10. Oktober 117 8
11. Nopember 220 14
12. Desember 261 18
Rata-rata 176,5 10,6

Brook Slides
3. Sebaran Data
36
Berdasarkan data intensitas hujan untuk bulan Januari mencapai 379 mm dan untuk bulan Desember
mencapai 261 mm dengan pertimbangan bahwa kedua bulan tersebut dapat mewakili bulan-bulan basah, maka untuk
keperluan perancangan digunakan intensitas hujan, rencana sebesar 60mm/jam dengan durasi hujan 30-60 menit.
5.2.2 Analisis Hidrologi-Hidrogeologi
1. Hidrologi
Untuk menganalisis hidrologi di area yang akan ditambang, maka digunakan alat ombrometer, bentuknya
sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 cm di cat alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon
tingginya 100 cm.
Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi
luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung,
volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
2. Hidrogeologi
Analisis hidrogeologi bertujuan mengindentifikasikan lapisan aquifer atau lapisan pembawa air tanah yang
berpotensi mempengaruhi kegiatan penambangan.Analisis tentang kondisi hidrogeologi daerah tambang didasarkan
pada data litologi, karakteristik batuan dan struktur geologi.
Brook Slides
37

5.2.3 Rekomendasi Hidrologi – Geohidrologi


1. Rencana Penyaliran Tambang
Untuk menangani air tambang, maka diperlukan saluran bukaan tambang yang akan mengalirkan air ini
ke level dasar. Karena kemiringan lapisan di lokasi yang tegak, maka air yang akan masuk dalam aquifer sangat
kecil sehingga potensi air tanah juga akan kecil, namun apabila pada lokasi yang terpengaruh oleh struktur
geologi ternyata dijumpai adanya rembesan air tanah akan dilakukan pemompaan dan disalurkan keluar
tambang. Selain munculnya rembesan air tanah, pemantauan berkala secara rutin seperti yang akan dilakukan
peda pemantauan lereng tetap akan dilakukan.
2. Kebutuhan Pompa

hs (m) hv (m) hf1 (m) Hf2 (m) Htotal (m)

57.6 0.9 15.3 0.52 74.2

Berdasarkan hasil perhitungan head pompa tersebut, maka direncanakan pompa yang akan dipakai adalah
pompa berjenis Multiflo 390 dengan pipa polyethylene.
Brook Slides
38

Studi Kelayakan Tambang

BAB 6
RENCANA PENAMBANGAN

Brook Slides
39

6.1 Sistem/Metoda dan Tata Cara Penambangan


1. Sistem/Metoda Penambangan
Rencana penambangan bijih besi oleh PT. Lembah Asam akan menggunakan sistem tambang terbuka yaitu dengan
metode open pit mining. Metode tambang terbuka dipilih berdasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis yang
mencakup model geologi, kondisi lapisan Bijih Besi (strike, dip, thikness), Kondisi lapisan tanah penutup (overburden)
serta pertimbangan jumlah sumber daya Bijih Besi. Metode penambangan ini menggunakan kombinasi alat berat
back hoe, dump truck dan bulldozer sebagai alat bantu, hal ini dikarenakan alat tersebut memiliki kelebihan dalam
fleksibilitas dan selektivitas penambangan.

Brook Slides
40

2. Tata Cara Penambangan

Open pit merupakan teknik penambangan Bijih Besi yang dinilai cocok dan sesuai untuk diterapkan. Teknik
penambangan open pit mining ini adalah dengan melakukan penggalian Bijih Besi pada batas-batas
penambangan (pit limit) dari arah singkapan (crop line) menuju ke bawah searah dengan kemiringan lapisan Bijih
Besi (down dip) dimana penggalian tanah dan Bijih Besi akan dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang atau
lereng (multy benches).

Pemindahan Tanah Penggalian /


Land Pengupasan Tanah
Penutup Penambanga
Clearing Atas (Top Soil)
(Overburden) n

Pengangkutan Pengangkutan Bijih


Pengangkutan Bijih Besi ke
Bijih Besi menuju Besi menuju
Tongkang
Crushing Plant Stockpile

Brook Slides
41
6.2 Rencana Produksi
1. Jadwal Rencana Produksi
Direncanakan luas areal yang akan dibuka adalah seluas 229,93 Ha dengan jumlah block sebanyak 8 block
yang dibuat berjenjang-jenjang. Target produksi Bijih Besi yang akan diambil adalah +5.000.000 ton dengan tanah
penutup (overburden) sejumlah 7.239.130,42 BCM.
Rencana penjualan Bijih Besi pertahunnya sesuai permintaan konsumen yaitu 60.000 ton per tahun, di mana
produksi perbulannya adalah 5.000 ton. Sehingga umur tambang diperkirakan mencapai kurang lebih 20 tahun.

2. Sekuen Penambangan dan Penimbunan


Urutan (sekuen) operasi penambangan Bijih Besi selain menggambarkan arah kemajuan tambang per tahun, juga
menyangkut jumlah pemindahan tanah penutup. Produksi Bijih Besi per tahun menggambarkan arah kemajuan
tambang senantiasa mengikuti arah penyebaran lapisan Bijih Besi.

Brook Slides
42
3. Rencana Pengangkutan Material
Di unit pengolahan Bijih Besi, Bijih Besi produk tambang akan diperkecil ukurannya menjadi Bijih Besi siap jual yaitu
berukuran ± 22 mm. Selanjutnya Bijih Besi siap jual ini akan diangkut oleh dump truck kapasitas 20 ton menuju ke
lokasi pelabuhan Bijih Besi.
Di pelabuhan muat Bijih Besi, Bijih Besi siap jual tersebut akan ditumpuk diarea stockpile pelabuhan. Dari sini Bijih
Besi akan diangkut oleh dump truk HT 130 ke atas tongkang.

Brook Slides
6.3 Asumsi Perhitungan Jam Kerja 43

1. Jumlah Hari Kerja Efektif

No. Deskripsi Quantity Keterangan


1. Hari Kalender / tahun 365.00 hari/tahun

2. Hari Minggu (untuk ganti shift) 26,00 hari/tahun Dengan demikian jumlah hari kerja efektif per
tahun adalah sebesar 333 hari per tahun.
3. Hari Libur Nasional 6,00 hari/tahun

4. Jumlah hari libur 32,00 hari/tahun

5. Hari kerja / tahun 333,00 hari/tahun

Brook Slides
2. Jumlah Gilir Kerja
Penambangan direncanakan dibagi menjadi 2 shift perhari. Dimana 1 shift adalah 8 jam perhari. Dengan shift 44
pertama dimulai pada pukul pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB, istirahat selama satu jam dan dilanjutkan lagi pukul 13.00
WIB – 16.00 WIB. Untuk shift 2, waktu pelaksanaan kerja dimulai dari pukul 16.00 WIB – 24.00 WIB. Maka jumlah
pergantian shift yang dilakukan dengan berdasarkan hari kerja efektif pertahun adalah 167 shift pertahun.

3. Standby/Delay dan Idle Alat


Waktu standby alat adalah waktu dimana alat sudah dihidupkan dan siap beroperasi tetapi alat tidak dapat
dioperasikan padahal alat tidak mengalami kerusakan.
Idle time adalah waktu hilang dalam jam operasi yang tidak dapat di kendalikan.
Standby dan idle alat dapat diatasi dengan pengawasan intensif pada pekerja dan operator sehingga dapat
memperkecil waktu standby dan idle alat agar dapat optimal dalam mencapai target produksi.

Brook Slides
45
4 Jam Kerja Efektif

No. Deskripsi Quantity Keterangan 13. Waktu hilang tidak direncanakan


1. Hari Kalender / tahun 365.00 hari/tahun
2. Hari Minggu (untuk ganft shift) 26,00 hari/tahun a. Faktor Hujan (%) 19,58%
b. Faktor Main (%) 2,00%
3. Hari Libur Nasional 6,00 hari/tahun c. Jumlah (%) 21,58%
4. Jumlah hari libur 32,00 hari/tahun 14. Ketersediaan waktu karena waktu yang 78,42%
5. Hari kerja / tahun 333,00 hari/tahun hilang (tidak direncanakan)
6. Ketersediaan jam kerja / hari 16,00 jam/hari
7. Ketersediaan jam kerja / tahun 7.992,00 jam/hart jam kerja /tahun 5.031,03 jam/tahun
15. Ketersediaan Mekanis
8. Waktu hilang yang direncanakan / hari a. Faktor pemeliharaan (%) 92,00%
b- Faktor perbaikan (%) 92,00%
- Istirahat / makan 2,00 jam/hari c. Total (%) 84,64%
- Ganti shift 1,00 jam/hari 17. Total jam kerja efektif/ tahun 4.258,26 jam/tahun
- Persiapan 0,50 jam/hari 18. Jam kerja efektif /tahun (dibulatkan) 4.300 jam/tahun
- Shift malam (spesial) 1,00 jam/hari
Jumlah 4,50 jam/hari
9. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.498,50 jam/hari

Dengan demikian jam kerja efektif per tahun


10. Shalat Jumat (1,5 jam / minggu) 78,00 jam/tahun
adalah sebesar 4300 jam per tahun.
11. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.576,50 jam/tahun

Brook
12. Slides
Ketersediaan jam / tahun 6.415,50 jam/tahun
6.4 Peralatan Penambangan 46

1. Jenis dan Spesifikasi Alat 2. Jumlah Alat


Jenis Kegiatan Nama Alat Type Kapasitas Pemindahan Tanah Penambangan Bijih
Tahun Jumlah Jumlah Tanah
Penutup Besi
Bijih Bijih Penutup
Pembersihan lahan Bulldozer Cat. D 6G 4.5 m3
Besi (ton) (BCM)
EX 1800 HD 325 EX 1800 HT130
Pembuatan jenjang, Pendamping Bulldozer Cat. D 6 G 4.5 m3
2019 60.000 140.400 1 2 1 2
excavator
Penggalian dan Pemuatan Tanah Excavator ( Back hoe ) ZX 870H-3 4.4 m3 2020 60.000 220.800 1 2 1 3

Penutup 2021 120.000 362.400 1 1 1 3


Penggalian dan Pemuatan Bijih Besi Excavator ( Back hoe ) EX 1800 9.4 m3
2022 120.000 368.400 1 1 1 1

Pengangkutan Tanah Penutup Dump Truck HD 325 5.4 m3

Pengangkutan Bijih Besi Produk Dump Truck HT 130 8 m3 Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis
Pemuatan Bijih Besi di stockpile Wheel Loader Cat. LW 1.5 m3 peralatan utama penambangan yang mutlak
908K
dipergunakan adalah excavator, dump truck,
bulldozer dan wheel loader. Jenis atau tipe wheel
loader yang akan digunakan adalah Caterpillar LW
908K.

Brook Slides
47

3. Unjuk Kerja Alat (Availabillity dan Utilisation) dan Produktivitas Alat


Availability adalah ketersediaan peralatan atau keadaan siap suatu mesin/peralatan baik dalam jumlah kuantitas
maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk proses operasi.
Utilization atau Performance merupakan kinerja sebuah alat dapat beroperasi sesuai waktu yang disediakan.
Dari hasil perhitungan didapatkan produktivitas alat-alat yang dipakai, yaitu disebutkan dalam tabel berikut:

No Nama Alat Produktivitas

1 Bulldozer Cat D6G 1.880,87 m3/hari

2 Excavator Backhoe ZX 870H-3 1.446,496 m3/hari

3 Excavator Backhoe EX 1800 3.854,2 m3/hari

4 Dump Truck HD325 875,9 m3/hari

5 Dump Truck HT 130 2.525,4 m3/hari

Brook Slides
48

6.5 Rencana Penanganan/Perlakuan Bijih yang Belum Terpasarkan


Bijih Besi yang belum terpasarkan merupakan cadangan pasar, sebesar 10% dari permintaan pasar yaitu sebesar
5% x 60.000 ton/tahun = 3.000 ton. Sehingga harus dilakukan pemantauan keadaan timbunan di gudang, cara
penimbunan maupun keadaan gudangnya. Maka apabila terjadi kerusakan pada alat mekanis di lapangan
maupun pengolahan, PT. Lembah Asam dapat memenuhi permintaan pasar dengan kualitas yang sama.

6.6 Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Sumber Daya pada Pascatambang


Dengan melihat rencana produksi dan cadangan yang relatif terbatas, maka diusahakan pemanfaatan cadangan
semaksimal mungkin sehingga tidak terdapat sisa bahan galian pasca tambang.

Brook Slides
49

Studi Kelayakan Tambang

BAB 7
RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Brook Slides
50

7.1 Studi/Percobaan Pengolahan dan Pemurnian 7.2 Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian
Pengolahan Bijih Besi PT. Lembah Asam, Tbk akan
dilaksanakan di lokasi crushing plant dimana lokasi ini
menyatu dengan lokasi penumpukan Bijih Besi (raw
iron ore stockpile). Pengolahan Bijih Besi (iron ore
preparation) bertujuan untuk mereduksi ukuran (size
reduction) Bijih Besi produksi operasi penambangan
atau Run of Mine (ROM) sehingga mencapai ukuran
yang diinginkan. Pengolahan Bijih Besi secara garis
besar adalah proses peremukan Bijih Besi sampai
ukuran ± 22 mm.

Brook Slides
7.3 Peralatan Pengolahan 51

No Nama Alat Jumlah (Unit) Kapasitas Ketersediaan

1 Primary Crusher (Jaw Crusher PE400x600) 2 160 t/jam 1


2 Belt Conveyor : Stockpile 1 2 (200x200) mm; Steel Iron Bar 2

3 Secondary Crusher (Jaw Crusher P250x750) 2 160 t/jam 1

4 Hammer Crusher 2 160 t/jam 1

Vibrating Screen I –
5 2 160 t/jam(150x150)mm; 5-30 deg 2
Double Deck Sizing / Wet Screen 1 & 40 mm

6 Belt Conveyor : Stockpile 2 & 3 2 160 t/jam 2

7 Feed Pump & Piping 2 100 t/jam; 300 ltr./menit 2

8 Make Up Pump & Piping 2 100 t/jam; 500 ltr./menit 2

9 Head Tank 2 50 t/jam 2


10 Bin dengan Chute 2 6mx8m, palt besi 2
11 Wheel Loader 1 Komatsu WA 320-5 1

Untuk mengantisipasi produksi Bijih Besi sebesar 60.000 ton per tahun atau sebesar 5.000 ton per bulan, maka
dimensi lahan untuk penumpukan Bijih Besi adalah 25 m x 25 m dengan tinggi timbunan rata-rata 4 m dengan
sudut 35 0 di areal ROM stockpile
Brook Slides
7.4 Jenis, Jumlah, Kadar dan Recovery Hasil Pengolahan 52

Bijih besi biasanya tersusun oleh mineral-mineral sebagai berikut:


Mineral Susunan Kimia Kandungan Fe (%)
Mineral bijih besi yang terdapat di daerah ini diperkirakan diproduksi
Magnetit FeO, Fe2O3 72,4
sebanyak 60.000 ton/tahun atau 5.000 ton/bulan.
Ilmenit FeO TiO2 36,8
Setelah dilakukan pengolahan didapatkan jenis konsentrat Magenit.
Hematit Fe2O3 69,94
Magnetit dengan produksi konsentrat sebesar 60.000 ton / tahun
Goethit FeO OH 62
dengan jumlah feed yang masuk sebesar 89.000 ton / tahun pada
Siderit FeCO3 48,2
kadar feed 45% dan kadar konsentrat 63% maka didapatkan hasil
Pirit FeS2 46,5
Recovery sebagai berikut:
Pirhotit FeS 63,5

Brook Slides
53
7.5 Penanganan Tailing
Pengelolaan mineral yang mengandung sulfida yang diterapkan di daerah penambangan adalah menggunakan
system encapsulation and layering model in-pit disposal dan menerapkan system penyaliran tambang yang
baik. Sistem tersebut merupakan system pengelolaan penimbunan kembali (back filling) dengan cara
pemisahan/isolasi terhadap mineral yang mengandung mineral pirit ke dalam pit penambangan.

7.6 Rencana Penanganan Mineral Ikutan


Pemanfaatan nikel digunakan untuk industri hulu dalam bentuk Ferro Nickel (Fe-Ni) dan Nickel Matte. Produk
Fe-Ni dan nickel matte diproses lebih lanjut menjadi produk antara berupa stainless steel.
Pemanfaatan kobal sejak tahun 2017 terus meningkat, penggunaan kobal banyak digunakan untuk baterai isi
ulang (30%), superalloys (19%), material keras (13%), katalis (9%), pigmen pewarna (9%), magnet (7%), dan
penggunaan lainnya (13%) seperti untuk sabun, pengering, elektrolisis dan lainnya.
Produksi kromit diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan ferrochrome
untuk penggunaan industri stainless steel terutama dari negara Republik Rakyat Tiongkok.

Brook Slides
54

7.7 Rencana Pengangkutan Produk Pengolahan


1. Jalan Angkut Raw Iron ore
Jalan angkut raw Iron ore adalah ruas jalan yang dipergunakan untuk mengangkut Bijih Besi dari tambang
menuju ke lokasi pengolahan Bijih Besi. Jalan angkut Bijih Besi terdiri dari tanah merah diperkeras dengan lebar
antara 20 m sampai 25 m. Jalan angkut Bijih Besi terpendek yaitu sepanjang 146 m, sedangkan yang terpanjang
yaitu sepanjang 439 m.

CRUSHING
BLOK PLANT

JARAK (m)

I 650

II 700

III 720

IV 580
Brook Slides
V 430
55

2. Jalan Angkut Product Iron ore


Jalan angkut product iron ore adalah jalan angkut Bijih Besi dari lokasi pengolahan Bijih Besi Mine Iron Ore
Crushing Plant (MCCP) ke lokasi pelabuhan muat Bijih Besi. Akses jalan ke pelabuhan menggunakan fasilitas
jalan kabupaten yang berjarak 40 km dari lokasi pengolahan Bijih Besi. Jalan angkut ini akan dilalui oleh
dumptruck dengan kapasitas 20 ton sebanyak 30 unit.

3. Pelabuhan Muat Bijih Besi


Pihak akan menyewa sarana dan prasarana pelabuhan di Pelabuhan Rakyat Tonaman. Stockpile Bijih Besi
dipelabuhan direncanakan dapat menampung Bijih Besi sebanyak 15.000 ton Bijih Besi untuk periode 3 bulan,
sebelum Bijih Besi diangkut oleh konsumen. Bijih Besi selanjutnya akan dibawa oleh tongkang ke transhipment
point di Selat Mandar yang berjarak 15 km, dengan waktu tempuh selama 5 jam.

Brook Slides
56

Studi Kelayakan Tambang

BAB 8
INFRASTRUKTUR PERTAMBANGAN

Brook Slides
8.1 Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur 57

Rencana infrastruktur yang sudah dibuat dan dalam proses perencanaan, diantaranya adalah :
a. Konstruksi Utama
b. Konstruksi bangunan pendukung

8.1.1 Infrastruktur Utama


1. Pembangunan Kantor
Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang yang di buat untuk menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang mencakup tugas dan fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi dari organisasi penambangan Bijih Besi. Konstruksi bangunan kantor ini dibuat
dari kayu dengan atap asbes
2. Jalan Akses dan Jalan Tambang (Mine Road)
Jalan akses utama lokasi kegiatan berada di poros jalan Makassar-Mamuju yah berjarak 9 km. Kondisi jalan
menuju lokasi berkonstruksi tanah dan pasir dengan perkerasan. Panjang jalan ini kurang lebih 200 meter dan
memiliki lebar berkisar 13 meter.

Brook Slides
58

Pedoman lebar jalan angkut direkomendasikan 4 Pada tikungan lebar jalan angkut ditambah karena
kali lebar alat angkut terbesar. Dengan asumsi alat adanya sudut yang ditimbulkan oleh panjang alat
angkut terbesar adalah dump truck dengan angkut sehingga lebar di jalan tikungan ditambah
kapasitas angkut tanah sebesar 20 ton – 30 ton dan menjadi 20 meter. Sedangkan kemiringan
lebar 3,5 meter, maka lebar jalan angkut adalah ± maksimum 8 %. Di kedua sisi jalan angkut perlu
13,5 meter. dibuat tanggul yang tingginya sekitar 1,60 meter
(0,5 x tinggi ban dump truck 20 ton sebesar 1,6 m).
Brook Slides
59
Material penyusun pondasi jalan tambang terdiri dari :
1. Lapisan Sub Base dengan fungsi sebagai pendukung beban, membantu menyebarkan beban roda dan
mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi, materialnya berupa sand clay (tanah setempat) yang
lebih baik dari tanah dasar dengan tebal 300 mm.
2. Lapisan Base berfungsi untuk menahan beban kendaraan dan mendistribusikannya ke lapisan dibawahnya,
materialnya berupa batu pecah dengan ketebalan minimum 200 mm. Lapisan ini dipadatkan dengan
kompaktor.

3 Jalan Angkut Khusus (Hauling Road)


Untuk keperluan jalur pengangkutan Bijih Besi dari areal tambang ke stockpile sementara, PT. Lembah Asam
telah membebaskan lahan sepanjang ± 12.9 km dan lebar + 50 meter. Lebar jalan angkut khusus ini dibangun
dengan lebar sekitar + 25 meter dan sisanya dengan lebar 25 meter akan diperuntukan sebagai cadangan ke
depan sebagai pengembangan sistem pengangkutan. Jalur yang dilewati terdiri dari area perkebunan
masyarakat, hutan sekunder dataran rendah dan rawa rawa
Brook Slides
4. Stockpile 60
Stockpile merupakan tempat penyimpanan atau penumpukan bijih besi nantinya. Stockpile yang akan dibangun sebesar 7
Ha.
5. Crushing Plant
Crushing Plant merupakan pabrik pengolahan untuk memperkecil ukuran material agar dapat digunakan pada proses
berikutnya dan agar sesuai dengan permintaan pasar dan juga sebagai salah satu persyaratan untuk proses lanjutan yaitu
proses pemurnian.
6. Bengkel
- Bengkel Alat Berat
Bengkel tambang merupakan infrastruktur yang dipergunakan untukmerawat alat-alat berat yang memerlukan perbaikan
dan perawatan.Letak bangunan ini dekat dengan lokasi unit pengolahan Bijih Besi (±500 m) dan relatif dekat dengan
bukaan tambang (± 700 m). Bangunan dengan areal seluas 0,02 Ha. Ini dilengkapi dengan peralatan-peralatan bengkel
alat berat.
-Bengkel Kendaraan
Bengkel kendaraan digunakan untuk perawatan kendaraanyang dipakai untuk sarana transportasi, seperti kendaraan roda
empat untuk dinas serta untuk pengangkutan karyawan termasuk kendaraan untuk pengawas lapangan. Bengkel
kendaraan dengan Iuas 0,5 Ha
Brook Slides
7. Fasilitas Perumahan Karyawan 61
Untuk pemukiman karyawan, maka perusahaan membangun fasilitas pemukiman yang terdiri dari perumahan karyawan
biasa dan perumahan karyawan staf.
8. Fasilitas Instalasi Listrik
Bangunan stasiun pembangkit tenaga listrik dimaksudkan untuk penempatan generator-generator pembangkit listrik yang
digerakkan oleh bahan bakar solar, sehingga dapat membangkitkan energi listrik yang dibutuhkan untuk berbagai
kepentingan operasi penambangan.
9. Fasilitas Instalasi Air Bersih
-Stasiun Pompa Air bersih
Stasiun pompa air direncanakan dengan tujuan untuk men-suplay
kebutuhan air bersih dan sehat
-Pembangunan Unit Pengolah Limbah Cair
sebagai fasilitas agar buangan air dari operasional di kedua tempat
tersebut tidak berdampak terhadap lingkungan
-Pembangunan Settling Pond
-Water intake di tambang
Brook Slides
8.1.2 Infrastruktur Pendukung 62

1. Tempat Ibadah
Tempat ibadah dibangun sebagai tempat karyawan menjalankan ibadah. Pembuatan tempat ibadah bagi seluruh
karyawan bertujuan untuk memudahkan akses karyawan dalam menjalankan ibadahnya. Tempat ibadah
direncanakan dibuat dekat perumahan karyawan dan kantor.
2. Bangunan Pos Keamanan
Bangunan pos keamanan dibangun di setiap lokasi yang strategis yang membutuhkan pengamanan, seperti
misalnya pintu masuk daerah tambang, perkantoran, perumahan, unit preparasi Bijih Besi dan stockpile
3. Pembangunan Rumah Genset
Rumah genset dengan menggunakan 3 genset model CAT 3516 dan kapasitas 3 x 1825 Kva/1460 kW, 400 V, 50 Hz,
1500 rpm, max load 80% dibangun untuk mendukung operasional Crusher Plant di area stockpile tambang.
4. Gudang Tambang
Bangunan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan semua aset yang secara fisik memerlukan volume ruangan
yang besar, antaralain suku cadang alat-alat berat, peralatan tambang dan suku cadang kendaraan

Brook Slides
8.1.3 Peta Rencana Konstruksi 63

Keterangan gambar :
A = Settling Pond G = Bengkel
Tambang
B = Crushing Plant H = Gudang Tambang
C = Stockpile I = Instalasi Listrik
D = Kantor Tambang J = Stasiun Pompa Air Bersih
E = Brook
Perumahan
Slides
Karyawan K = Tempat Ibadah
64

8.3 Rincian Biaya Konstruksi


8.2 Jadwal Konstruksi

Brook Slides
65

Studi Kelayakan Tambang

BAB 9
LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Brook Slides
66
9.1 Perlindungan Lingkungan
1. Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan
ekonomi dan penentuan alternatif kegiatan yang akan dipilih.
2. Memastikan bahwa pengendalian, penge-lolaan, pemantauan serta langkah-langkah perlindungan
telah terintegrasi di dalam desain dan implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.

9.1.1. Dampak Kegiatan


A. Geofisika - Kimia
1) Perubahan Bentang Alam
Kegiatan penambangan yang dilakukan berakibat berubah bentang alam (morfologi) menjadi suatu
lembah atau cekungan (kolam-kolam)
2) Penurunan Kualitas Air
Dampak yang diperkirakan akan timbul yaitu menurunnya kualitas air permukaan pada badan perairan
sungai. Dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan berupa terganggunya kehidupan biota air dan gangguan
kesehatan masyarakat.
Brook Slides
3) Penurunan Kualitas Udara 67

Dampak yang akan timbul yaitu peningkatan kadar debu dari kegiatan pengupasan dan penimbunan
tanah penutup penambangan, pengolahan, pengangangkutan Bijih Besi penimbunan Bijih Besi di ROM
stockpile.
4) Peingkatan Erosi Tanah
Peningkatan produksi akan diikuti pula oleh pengembangan areal bukaan tambang (pit area) yang
dapat berkembang secara vertikal ataupun horizontal, dengan tanpa vegetasi diatasnya yang
mengakibatkan terjadinya erosi.

B. Biologi
1) Gangguan Flora Darat
Kegiatan pembersihan lahan berdampak langsung terhadap keberadaan flora yang merupakan sumber
daya alam nabati yaitu produsen primer dari suatu ekosistem.
2) Gangguan Fauna Darat
Hilangnya flora darat pada skala tapak karena kegiatan pembersihan lahan akan merusak habitat satwa
dan menganggu kehidupan satwa yang mobilitasnya rendah.
Brook Slides
3) Gangguan Biota Perairan 68

Dalam hal ini, dampak yang terjadi pada biota air sangatlah tergantung pada besarnya perubahan
kualitas air permukaan. Dampak terhadap biota air merupakan dampak lanjutan penurunan kualitas air
permukaan.
C. Sosial dan Kesehatan Masyarakat
1) Persepsi Masyarakat
Aspek lingkungan yang terkena dampak adalah persepsi positif baik yang ada di sekitar maupun di luar
tapak proyek terhadap kegiatantambang. Dampak ini merupakan dampak sekunder yang diakibatkan oleh
semua akumulasi dampak lainnya.
2) Peningkatan Perekonomian Lokal
Meningkatnya perekonomian dan pendapatan masyarakat di daerah tambang dan sekitarnya
disebabkan oleh peluang usaha dan kegiatan perekonomian yang terkait dengan kegiatan pertambangan.
3) Gangguan Kesehatan Masyarakat
Terganggunya kesehatan dan kenyamanan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan merupakan akibat dari
kegiatan penambangan Bijih Besi pada waktu pembongkaran tanah penutup, air limbah dari proses
Brook Slides
penambangan, pengolahan (peremukan) dan penimbunan Bijih Besi.
9.1.2. Pengelolaan Lingkungan
69
A. Perubahan Bentang Alam
1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
a) Pengelolaan Waste Dump Area
Upaya pengelolaan waste dump area dilakukan melalui reklamasi yang terdiri dari
penataan/recountering lahan dan dilanjutkan dengan revegetasi tanaman. Kegiatan tersebut hanya
bisa dilakukan pada waste dump area tertentu yaitu pada bagian areal tersebut yang tidak akan
terganggu lagi dengan penempatan tanah overburden.
b) Pengelolaan Areal Tambang
• Membuat geometris teras tambang
• Membuat penirisan yang baik sehingga tidak menimbulkan genangan air pada lantai teras atau
erosi pada teras.
2) Lokasi Pengelolaan
a) Pengelolaan terhadap dampak perubahan bentang alam (geomorfologi) ini akan dilakukan pada
waste dump area dan di dalam bukaan tambang (pit)
b)Slides
Brook Pengelolaan terhadap dampak dilakukan pada sungai-sungai kecil
70
B. Penurunan Kualitas Air
1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
a) Area bukaan tambang (pit) dan waste dump
Air di lantai kerja tambang masuk ke kolam penampungan di dalam lubang tambang "in pit pond",
kemudian dipompa ke bak pencampuran floculan dan atau koagulan (AISCMawas), selanjutnya air
disalurkan ke kolam pengendapan sedimen.
b) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan terhadap penurunan kualitas air akan dilakukan, pada areatambang yang meliputi settling
pond, waste dump,bukaan tambang, workshop, serta lokasi stockpile.

C. Penurunan Kualitas Udara dan Getaran


1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Meningkatnya konsentrasi debu di sepanjang jalan angkut ataupun jalan tambang dapat ditanggulangi
dengan meningkatkan frekuensi penyiraman jalan.

Brook Slides
71
2) Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan untuk mengurangi dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan
adalah di areal tambang, sepanjang jalan angkut dan jalan tambang, crushing plant, dan stockpile.

D. Peningkatan Erosi Tanah


1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan dalam mengurangi laju erosi tanah adalah mengelola
faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah yang dapat dikelola oleh manusia seperti
mengelolatanaman dan tanah.Pengelolaan terhadap tanah melalui bangunan konservasi tanah untuk
berbagai kemiringan tanah yang dilanjutkan dengan revegetasi tanaman.
2) Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan pada areatambang dan waste dumpserta area top soil.

Brook Slides
72
E. Gangguan Flora Darat
1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
a. Revegerasi
Revegetasi pada waste dump area menggunakan tanaman LCC seperti Cenfrosoma pubescens dengan
tanaman pokok albisia, akasia, gamal ataupun jenis tanaman lokal dengan jarak tanam 3m.
b. Pembibitan
Untuk dapat menjamin ketersediaan bibit tanaman revegetasi, maka akan dilakukan pembibitan sendiri
dalam bangsal pembibitan
2) Lokasi Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan di lokasi waste dump, di sisi kiri-kanan jalan pembibitan dan
di area terbuka sarana penunjang lainnya.

Brook Slides
73

F. Pelaksanaan Program Community Development


1) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Program community development yang telah direncanakan mencakup kegiatan fisik (rehabilitasi sarana
peribadatan, sarana MCK, dan lain-lain), sedangkan kegiatan non-fisik seperti pelatihan, penyuluhan,
pemberian beasiswa prestasi, serta bantuan bibit ternak atau pertanian/perkebunan.
Pemantauan terhadap pelaksanaan program community development ini dilakukan secara berkala dengan
variasi waktu setiap satu tahun sekali, tiga bulan sekali bahkan enam bulan sekali, tergantung dari jenis
program yang dilakukan
2) Lokasi Pengelolaan
Metode pemantauan yang dilakukan dengan menggabungkan berbagai metode lapangan seperti
multi-visit, wawancara dan penyuluhan. Lokasi pemantauan mencakup desa-desa yang ada di sekitar
penambangan

Brook Slides
74
9.1.2.1. Pengelolaan Limbah
Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan kegiatan transportasi, penyimpanan
dan penggunaan bahan peledakdan bahan kimia racun, bahan radio aktif dikawasan penambangan dan
gangguanpernapasan akibat pengaruh debu.

9.1.2.2. Rencana Reklamasi


• Penataan lahan
• Penebaran tanah pucuk
• Revegetasi atau penanaman

9.1.2.3. Studi Geokimia Mengenai Potensi Air Asam Tambang


Upaya pencegahan air asam tambang harus dilakukan sejak tahapan eksplorasi dimana sampel dari lubang
bor eksplorasi (drilling core) dilakukan pengujian laboratorium yakni static test untuk mengetahui karakteristik
batuan penutup (overburden) yang akan digunakan sebagai data dalam pembuatan model geokimia
(geochemical model).
Brook Slides
75
9.1.2.4. Pengelolaan Air Asam Tambang (jika ditemukan)
Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke
dalam badan air. Penanganan dapat dilakukan juga dengan bahan penetral, umumnya menggunakan batu
gamping, yaitu air asam dialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman.

9.1.2.5. Pengelolaan Lubang Bekas Tambang (Void)


a. Rekonstruksi tanah
b. Revegetasi

9.1.3. Pemantauan Lingkungan


A. Perubahan Bentang Alam
1) Parameter lingkungan yang dipantau
Tolok ukur untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan adalah dengan mendata luas bentang
alam yang dibuka dan perubahan tinggi rendah muka tanah di atas permukaan laut (dpl) sebelum dan
sesudah
Brook Slides
penambangan berakhir di area tapak proyek, serta persentase pengembalian lahan
2) Tujuan rencana pemantauan lingkungan 76

Tujuan rencana pemantauan lingkungan yaitu untuk mengetahui luas lahan yang telah dibuka dan
keberhasilan dari lahan yang telah dibuka.
3) Metode pemantauan lingkungan
Metode pemantauan lingkungan perubahan (geomorfologi) adalah dengan mengukur langsung
tanah penutup, lokasi penambangan dengan alat ukur theodolit. Lokasi pemantauan diprioritaskan di
daerah Bukaan tambang, waste dump, dan kolam pengendapan. Dilaksanankan setiap 3 bulan sejak
awal kegiatan penambangan sampai pasca tambang.
B. Institusi Pemantauan Lingkungan
1) Pelaksana pemantauan lingkungan
Kegiatan pemantauan lingkungan akan dilaksanakan oleh Departemen Lingkungan dan K-3.
2) Pengawas pemantauan lingkungan
Pengawasan pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan dan dikoordinasikan oleh Bapeda
Kabupaten Polewali dan Direktorat Teknik dan Lingkungan, Mineral dan Panas Bumi, serta instansi teknis
di Kabupaten Polewali antara lain: Dinas Pertambangan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian serta
Dinas Kesehatan.
Brook Slides
C. Penurunan Kualitas Udara dan Getaran 77
1) Parameter lingkungan yang dipantau
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
48/MENLH/11/1996, Kep-13/MENLH/3/1995 dan Kep-Q2/MENKLH/1998, serta Kep-49/MENLH/11/1996.

D. Peningkatan Erosi Tanah


1) Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah terjadi sifat fisik dan kimia tanah dan kegiatan yang dilakukan
serta komponen lingkungan yang diakibatkan oleh erosi.
2) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan
Tujuannya untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap komponen lingkungan
hidup lainnya yang berasal dari sumber dampak serta efektivitas pengelolaan lingkungan
3) Metode Pemantauan Lingkungan
Metode pemantauan lingkungan dilakukan secara langsung, yaitu secara visual mengamati besarnya erosi
yang terjadi dan untuk areal bukaan waste dump yang baru dilakukan dengan mengambil sampel tanah
kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah
Brook Slides
E. Gangguan Flora Darat 78

1) Parameter lingkungan yang dipantau


a. Perubahan nilai indeks keanekaragaman vegetasi dan indeks nilai penting dibandingkan rona awal pada
berbagai areal yang dibuka.
b. Berbagai aspek pengelolaan yang telah dan akan dilakukan dan tingkat keberhasilan pelaksanaan revegetasi
serta pengaruhnya terhadap aspek lingkungan lainnya.
2) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan yang berasal dari
sumber dampak agar bisa segera diminimalisir, serta efektifitas pengelolaan lingkungan yang telah dan akan
dilakukan terhadap flora darat dan dampak turunannya.
3) Metode Pemantauan Lingkungan
Metode pemantauan lingkungan adalah dengan pengamatan langsung ke lapangan, yaitu sumber dampak,
dampak yang ditimbulkan serta pengelolaan lingkungan sedini mungkin baik pada saat perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan serta monitoring dampak dari pengelolaan yang telah dilakukan

Brook Slides
F. Gangguan Fauna Darat 79

1) Parameter lingkungan yang dipantau


Parameter lingkungan yang dipantau adalah jenis fauna yang hadir tapak proyek, lokasi keberadaannya dan
jenis fauna yang ada tapak proyek.
2) Rencana Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan untuk dapat mengetahui kehadiran yang berkaitan dengan pelaksanaan revegetasi
yang dilakukan karena telah terciptanya kembali habitat yang baru serta berupaya untuk menjaga keberadaan
fauna tersebut
3) Metode Pemantauan Lingkungan
Pemantauan satwa liar dapat dilakukan melalui kegiatan langsung di lapangan yaitu berdasarkan perjumpaan
kotoran ataupun jejak yang ditinggalkan, suara ataupun dengan masyarakat. Pemantauan terutama ditujukan
satwa yang dilindungi dan jenis-jenis burung. Dari data selanjutnya dapat diketahui kedudukan satwa tersebut di
ekosistem yang pada gilirannya dari keadaan tersebut diperoleh tolok ukur dari keberhasilan revegetasi dalam
mengembalikan fungsi ekosistem sebagai fungsi ekologi.

Brook Slides
9.1.4. Organisasi Perlindungan Lingkungan
80
Penanganan K-3 dalam operasi penambangan Bijih Besi ini secara organisasi merupakan bagian dari struktur
organisasi yang berada di dalam bagian lingkungan dan K-3 yang langsung di bawah direksi.

Level manajemen dibentuk pula safety committee yang bertugas melakukan pemeriksaan setiap aspek K-3
serta masalah yang ada kaitannya dengan yang telah ditemukan di tambang dan mengusulkan tindakan-
tindakan untuk mengatasi masalah tersebut serta melakukan inspeksi ke tempat-tempat kerja sesuai
fungsinya

Brook Slides
9.1.5 Kegiatan Pasca Tambang 81

9.1.5.1 Pemanfaatan Lahan Pascatambang


1. Waduk
2. Habitat satwa liar atau budidaya
3. Tempat penimbunan bahan tambang

9.1.5.2 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang


Pelaksanaan reklamasi wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan eksplorasi
pada lahan terganggu. Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan reklamasi tahap eksplorasi
disertai dengan permohonan pencairan jaminan reklamasi tahap eksplorasi setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Brook Slides
82

9.1.5.3 Rencana Biaya Pascatambang


a. biaya langsung, antara lain:
1. pembongkaran;
2. reklamasi;
3. penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3;
4. pemeliharaan dan perawatan;
5. pemantauan; dan
6. aspek sosial, budaya, dan ekonomi.
b. biaya tidak langsung, antara lain:
1. mobilisasi dan demobilisasi;
2. perencanaan pascatambang;
3. administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai kontraktor pelaksana reklamasi; dan
4. supervisi.

Brook Slides
83
9.2 Keselamatan Pertambangan
Pada peraturan SMKP dinyatakan bahwa perusahaan wajib membentuk dan menetapkan bagian K3
Pertambangan dan Bagian Keselamatan Operasi Pertambangan, berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja
serta sifat atau luasan pekerjaan. Dalam struktur organisasi perusahaan, Bagian K3 Pertambangan dan
bagian Keselamatan Operasi Pertambangan harus berada langsung di bawah KTT untuk perusahaan jasa
pertambangan.

9.2.1 Manajemen Risiko Keselamatan Pertambangan


Kegiatan blasting di pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang dianggap mempunyai
risiko tinggi terjadinya suatu kecelakaan, namun bukan berarti kegiatan tersebut tidak dapat dikontrol.
Proses pengontrolan dapat dimulai dari proses pengangkutan bahan peledak hingga proses inspeksi hasil
peledakan. Makalah yang dibuat peneliti dari USMine Safety and Health Administration tahun 2011
mengkategorikan empat kecelakaan kerja yang berhubungan dengan peledakan, yaitu keselamatan dan
keamanan lokasi peledakan, flying rock, premature blast, dan misfire.
Brook Slides
9.2.1.1 Identifikasi Bahaya 84

Proses blasting mempunyai risiko terhadap K3 sehingga perlu dilakukan kegiatan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko pada proses blastingagar diketahui tingkat risiko dari bahaya yang telah teridentifikasi sehingga risiko
tersebut dapat dikendalikan sebaik-baiknya.
9.2.1.2 Penilaian Risiko
Hasil penilaian risiko menunjukan bahaya dengan risiko rendah sebanyak 11 dari 14 risiko sedangkan risiko sedang
sebanyak 3 dari 14 risiko, dan untuk tingkat risiko bahaya tinggi tidak ada atau tidak diketemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada proses blasting sudah terdapat
beberapa pengendalian yang ada dan telah dilakukan oleh PT Cibaliung Sumberdaya.
9.2.1.3 Pengendalian Risiko
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah menetapkan kriteria dan mengkategorikan risiko dari masing- masing
bahaya adalah melakukan upaya pengendalian. Adapun perusahaan telah menetapkan dan menerapkan lima jenis
pengendalian dalam HIRADC (Hazard Identifiaction, Risk Assesment and Determining Control) sesuai dengan yang
dinyatakan OHSAS 18001 dengan urutan eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, administrasi, dan alat pelindung diri.

Brook Slides
9.2.2. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan 85

Prinsip dasar keselamatan pertambangan :


a) Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman sehat dan selamat.
b) Setiap kejadian pasti ada penyebabnya.
c) Penyebab kecelakaan mesti di hilangkan atau dicegah.

9.2.2.1Pengelolaan Keselamatan Kerja


1) Perencanaan ( Planning)
Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan oleh PT Lembah Asam yaitu mencegah
dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan,
memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja dan memberi pertolongan pada kecelakaan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Untuk mewujudkan pengorganisasian dalam perencanaan yang telah dibuat maka PT Lembah Asam
melakukan beberapa pembagian tugas dan wewenang.

Brook Slides
3) Pelaksanaan (Directing) 86

Di dalam pelaksanaan Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi pemberian arahan dari
pemimpin kepada segala perangkat untuk mengatur segala kegiatan dan tugas yang berkaitan dengan
keselamataan didalam bekerja, serta diberikan berbagai pelatihan kepada Karyawan dan memberikan asuransi
jiwa kepada seluruh karyawan dan uang santunan apabila terjadi kecelakaan kerja.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yang dilakukan PT Lembah Asam baik secara langsung mapun tidak langsung. Dalam pengawasan
langsung pihak pengawas turun langsung ketempat kejadian dan melihat bagaimana para karyawan bekerja dan
menerapkan prosedur keselamatan kerja yang mereka pahami. Sementara pengawasan tidak langsung Kepala
pengawas meminta konfirmasi dari pengawas berupa laporan bulanan.
9.2.2.2 Pengelolaan Kesehatan Kerja
Kesehatan adalah factor sangat penting bagi produktifitas dan peningkatan produktifitas tenaga kerja selaku
sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktifitas kerja yang baik
pula. Pekerjaan yang menuntut produktifitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi
kesehatan prima
Brook Slides
9.2.2.3 Pengelolaan Lingkungan Kerja 87
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan
produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi
kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman
9.2.2.4 Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
1. Pernyataan komitmen manajemen puncak.
2. Peran aktif level manajemen tiap lini.
3. Dukungan sumber daya.
4. Komunikasi efektif.
5. Tinjauan manajemen terhadap sistem.
6. Pengembangan sistem.

9.2.3. Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan .


Dalam melakukan Keselamatan Operasi Pertambangan, Kepala Teknik Tambang harus membuat, mengambil
keputusan, mengaplikasikan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi prosedur pengelolaan KO pertambangan. KO
Pertambangan harus dikerjakan oleh tenaga teknik yang memiliki kompetensi. Banyak hal yang perlu dikerjakan
perusahaan berkaitan KO Pertambangan yaitu :
Brook Slides
88

9.2.3.1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
Perusahaan harus memiliki prosedur berkaitan proses pemeliharaan/perawatan fasilitas, prasarana, instalasi, dan
perlengkapan pertambangan. Diluar itu harus juga disusun jadwal untuk pemeliharaan dan perawatannya, yang
perlu dilakukan sesuai yang sudah dijadwalkan.
9.2.3.2 Pengamanan Instalasi
Perusahaan disuruh bikin prosedur berkaitan pengamanan instalasi seperti instalasi kelistrikan, instalasi
hydraulic, instalasi pneumatic, instalasi bahan bakar cair, instalasi gas, instalasi air, instalasi proteksi kebakaran,
instalasi komunikasi. Perusahaan harus menetapkan program, jadwal dan melaksanakan pemeriksaan berkala serta
mendokumentasikan.
9.2.3.3 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Perusahaan harus memiliki Prosedur Pengujian kelayakan (commissioning) Fasilitas, Prasarana, Instalasi, Alat
pelindung diri (sepatu safety, helm safety, baju safety dll) dan Perlengkapan pertambangan. Diluar itu harus
dilakukan pelajari dengan cara berkala dan mendokumentasikan hasil pengujian kelayakan yang sudah dilakukan
Brook Slides
9.2.3.4 Kompetensi Tenaga Teknik 89

Penunjukan tenaga tehnis untuk membuat dan mengambil keputusan prosedur, bikin prigram dan jadwal,
melakukan proses pemeliharaan/perawatan fasilitas, prasarana, instalasi, dan perlengkapan pertambangan, dan
mengevaluasi dan mendokumentasikan akhirnya
9.2.3.5 Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
Perusahaan harus melakukan kajian teknis untuk setiap aktivitas awal atau baru sebelumnya dimulainya aktivitas
pertambangan. Perusahaan harus juga melakukan kajian tehnis untuk setiap pergantian atau modifikasi pada
sistem, fasilitas, prasarana, instalasi, dan perlengkapan pertambangan. Pelaporan hasil kajian teknis tertentu sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan kepada kait.
9.2.4 Organisasi dan Personil Keselamatan Pertambangan
Penanganan K-3 adalah tanggung jawab seluruh individual yang terlibat di dalam perusahaan, namun secara
struktural perlu dibentuk Bagian K3 dan Lingkungan, dimana Kepala Bagian-nya diposisikan sebagai Wakil Kepala
Teknik Tambang yang langsung bertanggung jawab kepada General Manager sebagai Kepala Teknik Tambang.
9.2.5 Penyediaan Peralatan Pertambangan
Salah satu tahapan penting dalam perencanaan adalah manajemen peralatan. Manajemen peralatan
diperlukan agar penggunaan peralatan dapat efektif dan efisien.
Brook Slides
90

9.2.6 Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan Berbahaya Lainnya (jika
menggunakan peledakan)
Perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan dan mengevaluasi prosedur
tetang bahan peledak dan peledakan.
1. Gudang Bahan Peledak
2. Penyimpanan Bahan Peledak
3. Pengangkutan Bahan Peledak
4. Pekerjaan Peledakan

Brook Slides
91

Studi Kelayakan Tambang

BAB 10
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Brook Slides
92
10.1 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarkat merupakan salah satu program pemerintah desa dalam memanfaatkan semua
sumber daya yang ada agar dapat berkembang serta dapat membantu proses kemajuan desa.
Berikut ini merupakan program – program dalam pemberdayaan masyarakat :
1. Pemberdayaan masyarakat di bidang pemerintahan desa
2. Pemberdayaan masyarakat di bidang kelembagaan
3. Pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi
4. Pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
6. Pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan

10.2 Biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat


Untuk besaran biaya yang dianggarkan masih disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
perusahaan. Sampai saat ini belum ada aturan yang menetapkan berapa besaran biaya yang harus disisihkan
oleh perusahaan
Brook Slides swasta untuk program PPM.
93

Studi Kelayakan Tambang

BAB 11
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

Brook Slides
94
11.1 Bagan Organisasi

Brook Slides
95
11.2 Tabel Tenaga Kerja

Brook Slides
96
11.3 Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja
Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada orang
berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya , dan stabilitas serta keluwesan
(fleksibilitas) orang yang makin besar untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyararatan eksternal
yang berubah.
Pelatihan bagi pengelolaan risiko lingkungan alam juga diberikan untuk memastikan bahwa bahaya
lingkungan yang mungkin timbul di lokasi tambang maupun wilayah sekitar senantiasa dipantau dan
dikendalikan.

Brook Slides
97
11.4 Tenaga Kerja Subkontraktor
Pada umumnya pelaksanaan operasi penambangan dapat menggunakan 2 (dua) altemative pola kerja yang
akan dikaji yaitu :
1. Seluruh kegiatan penambangan dikerjakan sendiri (altematif pola kerjaI).
Pada alternatif pola kerja I, konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan
pemilik.
2. Seluruh kegiatan operasi penambangan dikerjakan oleh kontraktor atau subkontraktor (alternatif pola kerja II).
Pada alternative kerja II perusahaan pemilik hanya mempekerjakan sedikti tenag kerja, tetapi perusahaan
jasa kontraktor/sub kontraktor yang memiliki tenaga kerja yang lebih banyak. Sebaliknya pada alternative
kedua, tenaga kerja kontraktor mapupun sub kontraktor harus tunduk pada peraturan peraturan yang
dikeluarkan oleh perushaan pemilik (owner) karena owner bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas
kegiatan di perusahaan tambang.

Brook Slides
98

Studi Kelayakan Tambang

BAB 12
PEMASARAN

Brook Slides
99

12.1 Kebijakan Pemerintah


a. Pengelolaan Sumber Daya Bijih Besi
Bijih Besi termasuk bahan galian strategis yang pengelolaannya langsung ditangani oleh pemerintah.
Kemampuan pemerintah untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Bijih Besi sangat terbatas.

b. Potensi Sumber Daya Bijih Besi


Indonesia termasuk salah satu negara di kawasan Asia yang memiliki endapan Bijih Besi. Data tahun
2013 memperlihatkan Indonesia memiliki potensi sumber daya Bijih Besi sejumlah 61,11 milyar ton, yang
terdiri dari 13,65 milyar ton sebagai cadangan terukur dan 47,46 milyar ton sebagai cadangan indikasi,
terunjuk serta tereka. Dari sejumlah cadangan tersebut terdapat 11,47 milyar ton sebagai cadangan yang
dapat dieksploitasi atau cadangan yang bersifat komersial.

Brook Slides
100
12.2 Prospek Pemasaran
Kebutuhan Bijih Besi di dalam negeri dan ekspor setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang sangat
berarti. Sebagai perbandingan,kebutuhan baja perkapita Indonesia masih rendah dibandingkan negara Asia
lainnya seperti yang terlihat dibawah ini:
Produk Bijih Besi yang dihasilkan mempunyai kandungan Fe total di
Kawasan Kg/Kapita
atas 45%. Produk Bijih Besi ini akan ikut berperan memasuki pasaran
Indonesia 52
domestik dan ekspor. Produk Bijih Besi akan dieskpor ke beberapa
Vietnam 132
negara kawasan-kawasan Asia Timur (Korea, Taiwan, Jepang,
Thailand 253 Hongkong), India, dan Asia Tenggara (Malaysia, Filipina).
Malaysia 330

Korea 1.164

Brook Slides
101

Studi Kelayakan Tambang

BAB 13
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

Brook Slides
102

13.1 Parameter Analisis Keekonomian


• Target produksi yang direncanakan (ton produksi Bijih Besi atau BCM tanah)
• Peralatan utama yang dioperasikan (jenis, spesifikasi teknis, jumlah, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat
dan lain sebagainya)
• Peralatan pendukung yang dioperasikan (jenis, spesifikasi teknis, jumlah, jam kerja operasi, nilai
ekonomis alat dan lain sebagainya)
• Tenaga kerja untuk melakukan operasi (kualifikasi, jumlah, standar gaji)
• Pengaruh faktor ekskalasi

Brook Slides
103
13.2 Investasi
Perhitungan biaya investasi adalah perkiraan dana yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan dalam
masa pra-penambangan dan masa penambangan.
Biaya investasi peralatan, terdiri atas:
• Investasi peralatan operasi penambangan
• Investasi peralatan pendukung operasi penambangan
• Investasi peralatan operasi pengolahan dan stockpile Bijih Besi
Biaya investasi studi, yang terdiri atas:
• Biaya eksplorasi
• Biaya studi kelayakan
• Biaya studi UKL-UPL
• Biaya studi geoteknik dan hidrologi
Biaya investasi pengembangan (development), terdiri atas:
• Biaya pembersihan lahan
• Biaya sarana dan prasarana ban dan jalan angkut tanah penutup, jalan angkut Bijih Besi crushing plant
Brook Slides
104

1. Modal Tetap
a. Pengurusan Perizinan
PT. Lembah Asam Tbk merupakan salah satu perusahaan nasional yang melakukan kerjasama
pengembangan sumber daya energi dan mineral dengan pemerintah (Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral) yaitu untuk mengeksploitasi mineral Bijih Besi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku, telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar pada Tanggal
30 November 2017 dengan wilayah konsesi seluas ± 1.501 Ha.
b. Peralatan Utama
PT. Lembah Asam Tbk merupakan salah satu perusahaan nasional yang melakukan kerjasama
pengembangan sumber daya energi dan mineral dengan pemerintah (Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral) yaitu untuk mengeksploitasi mineral Bijih Besi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku, telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar pada Tanggal
30 November 2017 dengan wilayah konsesi seluasb± 1.501 Ha.

Brook Slides
105
c. Sarana Penunjang
Sarana penunjang penambangan Bijih Besi adalah peralatan dan ditinjau bangunan fisik yang ikut
menunjang kegiatan penambanganBijih Besi. Meskipun bukan peralatan utama, tanpa sarana penunjang maka
penambangan Bijih Besi tak akan mencapai sasaran yang diharapkan.
d. Sarana K-3 dan Pengelolaan Lingkungan
Sarana K-3 dan pengelolaan lingkungan wajib dimiliki oleh setiap perusahaan penambangan Bijih Besi
karena selain menyangkut keselamatan karyawan, juga menyangkut keselamatan masyarakat yang tinggal di
sekitar areal penambangan.

2. Modal Kerja
Biaya produksi langsung meliputi biaya bahan bakar, suku cadang, ban kendaraan, karyawan tidak tetap
(termasuk royalty). Biaya produksi tak langsung meliputi biaya asuransi, iuran tetap, pengelolaan lingkungan,
community development dan karyawan tetap. Total modal kerja yang dibutuhkan untuk proyek penambangan
Bijih Besi ini adalah sebesar $ 10.450.543,06.

Brook Slides
3. Sumber Dana 106

Jenis sumber pendanaan untuk investasi rencana penambangan Bijih Besi ini terdiri modal sendiri dan
hutang/pinjaman dari bank. Total pinjaman yang diperlukan adalah sebesar $ 6.270.325,84 dan dana sendiri
yang harus dikeluarkan adalah sebesar $ 4.180.217,22.

13.3 Biaya Produksi


a. Ongkos operasi penambangan Bijih Besi, terdiri dari:
• Ongkos pembersihan lahan.
• Ongkos pengupasan dan pemindahan top soil.
• Ongkos pembongkarandan pemindahan overburden.
• Ongkos pemuatan dan pengangkutanBijih Besi ke stockpile.
• Ongkos operasipendukung penambangan (mine support).
b. Ongkos operasi pengolahan Bijih Besi dan stockpile, terdiri dari:
• Ongkos pemindahan Bijih Besi dari raw iron ore stockpile ke unit crushing plant.
• Ongkos reduksi ukuran di unit crushing plant.
• Ongkos
Brook Slides pemindahan Bijih Besi ke product iron ore stockpile siap untuk dijual.
c. Ongkos operasi pengangkutan Bijih Besi di dermaga, terdiri dari: 107

• Ongkos pemindahan Bijih Besi produk dari stockpile ke unit pelabuhan.


• Ongkos operasi “barge loading system” di dermana
• Ongkos stockpile di pelabuhan

Brook Slides
108
13.4 Pendapatan Penjualan
Hasil penjualan Bijih Besi per tahun rata-rata sebesar $ 42.000.000,- dimana total pendapatan selama 18 tahun
adalah sebesar $ 756.000.000,-.

13.5 laporan Keuangan


1. Laba Rugi
Komponen-komponen yang menentukan pendapatan dari perusahaan antara lain:
• Nilai penjualan Bijih Besi bersih perusahaan
• Nilai pendapatan bunga atas simpanan bank

Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya dari perusahaan antara lain:


• Biaya produksi Bijih Besi sampai dengan siap jual
• Biaya umum dan administrasi
• Pembayaran bunga pinjaman ke bank
• Pembayaran pajak, iuran, dan lain-lain
Brook Slides
2. Arus Kas 109

Kas bagi kepentingan proyek penambangan Bijih Besi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan:
• Pembiayaan proses produksi Bijih Besi
• Pembaharuan barang-barang aktiva atau aset tetap pada kegiatan investasi
• Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan dan lain-lain
Besarnya aliran kas masuk akan sangat ditentukan oleh beberapa faktor di bawah ini:
• Laba bersih yang diterima oleh perusahaan, baik untungataupun rugi
• Pinjaman utang dari bank untuk investasi (60%)
• Penanaman modal investasi dari perusahaan sendiri (40%) atau dari pemegang saham

3. Neraca
Neraca merupakan produk laporan keuangan yang diambil pada suatu waktu tertentu, mengenai semua asset
yang dimiliki perusahaan dan semua klaim atas asset-asset tersebut. Hubungan dasarnya digambarkan sebagai
berikut:
Asset = Liabilitas + Ekuitas
Brook Slides
110
Komponen-komponen yang menentukan pendapatan dari perusahaan antara lain:
• Nilai penjualan Bijih Besi bersih perusahaan
• Nilai pendapatan bunga atas simpanan bank

Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya dari perusahaan antara lain adalah:
• Biaya produksi Bijih Besi sampai dengan siap jual
• Biaya umum dan administrasi
• Pembayaran bunga pinjaman ke bank
• Pembayaran pajak, iuran, dan lain-lain

Besarnya aliran kas keluar dipengaruhi oleh beberapa komponen di bawah ini:
• Pembayaran untuk biaya investasi dan modal kerja
• Pembayaran cicilan pokok atas pinjaman ke bank
• Pembayaran kembali investasi dari perusahaan sendiri, dan lain-lain

Brook Slides
111
13.6 Analisis Kelayakan
1. Perhitungan “Weighted Average Cost of Capital” atau “Discount Rate”
WACC = (ke x We) x (kd (1-T) x Wd)
Dimana,
WACC = Tingkat bunga minimum yang baik untuk pemodal agar bisa berinvestasi pada properti yang dinilai.
We = Persentase ekuitas , strukur kapital terhadap invested kapital.
Wd = Persentase debt, struktur modal terhadap invested kapital
ke = Biaya ekuitas, tingkat pengembalian yang diharapkan, normalnya 20% - 25%, saat ini 18% - 20%.
kd = Biaya hutang, bisa diambil dari bunga kredit bank, saat ini 18% - 20%
Tax = Tingkat pajak pereroan (umumnya 30%)

Dengan modal dana yang dibutuhkan sebesar $ 10.450.543,06; ekuitas sebesar $ 4.180.217,22; debt sebesar $
6.270.325,84; ke sebesar 6%; kd sebesar 10%; dan Tax sebesar 30%, didapat WACC sebesar 1,824 %.

Brook Slides
112
2. Perhitungan “Internal Rate of Return” (DCFROR/IRR)
Laju pengembalian internal (Internal Rate of Return) adalah laju pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas
masuk - NPV aliran kas keluar.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka laju pengembalian internal (IRR) yang memberikan NPV = $
4.489,83 (positif) adalah 12,59% untuk alternatif I dan 28,16% untuk alternatif II. Nilai laju pengembalian internal (IRR)
sebesar 12,59% dan 28,16% ini memberikan gambaran bahwa usulan investasi proyek penambangan Bijih Besi di
wilayah penelitian (± 20 tahun) lebih menarik untuk dilakukan bila dibandingkan dengan kegiatan menyimpan modal
di bank dengan laju pengembalian yang lebih kecil, sekitar 6%. Artinya, menanam modal investasi pada proyek
penambangan Bijih Besi ini akan lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan menanam modal di bank.

Brook Slides
3. Perhitungan Net Present Value (NPV) 113

Urutan-urutan yang dilakukan dalam perhitungan Net Present Value (NPV) dalam proyek penambangan
Bijih Besi adalah sebagai berikut
• Menghitung jumlah nilai sekarang bersih (Net Present Value) dari aliran kas proyek selama 20 tahun pada
tingkat diskonto(discount rate) yang ditetapkan yaitu 12,59%.
• Menghitung jumlah nilai sekarang bersih dari biaya investasi perusahaan selama 20 tahun dan modal kerja
pada tingkat diskonto yang ditetapkan yaitu 12,59%.
• Hasil perhitungan ini disebut Present Value dari initial outlays (PVof initial outlays).
• Menghitung selisih antara PV of proceeds dengan PV of initial outlays yang hasilnya disebut nilai sekarang
bersih atau Net Present Value.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh harga Net Present Value sebesar $ 4.489,83
(positif) untuk alternatif I dikerjakan sendiri oleh PT. Lembah Asam, Tbk sedangkan untuk alternatif II dikontrakan
dan diperoleh harga Net Present Value sebesar $ 10.041,75 (positif) sedangkan pajak yang harus dikeluarkan
oleh PT. Lembah Asam, Tbk adalah sebesar $ 11.451.417,60 untuk alternatif I dan $ 18.341.022,90 untuk alternatif
Brook Slides
II.
4. Perhitunngan Pay Back Period 114

Untuk pengambilan keputusan pada sebuah investasi dilakukan perbandingan antara payback yang
ditetapkan dengan payback yang dilaksanakan. Apabila payback period maksimum yang akaninvestasi,
akandilaksanakan lebih singkat waktunya dibandingkan dengan payback period maksimum yang diuraikan,
maka investasi itu akan dilaksanakan.Akan tetapi apabila sebaliknya, maka investasi itu akan ditolak.

13.7 Analisa Kepekaan dan Resiko (sensitivity)


Untuk penambangan bijih besi perubahan harga komoditas, biaya operasi dan modal tentunya
berpengaruh terhadap kelayakan ekonomi. Akan tetapi, tingkat sensitivitas resika kerugian bisa dikatakan kecil.
Karena data statistik untuk permintaan bijih besi dikategorikan sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan
steel.

13.8 Penerimaan Negara


Penerimaan negara dari PT. Lembah Asam adalah berasal dari pajak dan royalty. Besar pajak yang diterima
negara sebesar 25% dan royalty sebesar 10% dari harga jual per ton.
Brook Slides
115

Studi Kelayakan Tambang

BAB 14
KESIMPULAN DAN SARAN

Brook Slides
116
14.1 Kesimpulan
Studi kelayakan ini dilaksanakan dalam kaitannya dengan rencana permohonan izin eksploitasi Bijih Besi di
Kabupaten Polewali Mandar. Hal-hal yang dikaji ditujukan kepada kondisi teknis dan non-teknis penambangan,
dengan kata lain apakah persyaratan untuk memperoleh izin tersebut dapat memadai dengan kondisi yang ada
pada saat sekarang.
1. Wilayah Permohonan
Wilayah yang dieksploitasi seluas ± 1.501 Ha terletak di Desa Dakka,Kecamatan Tapango, Kabupaten
Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Baratdengan batas koordinat 119° 14' 45" BT - 119° 19' 00" BT dan 003°
18' 59" LS - 003° 19' 59" LS.
2. Geologi dan Endapan Bijih Besi
Hasil analisis geologi bahwa endapan Bijih Besi di daerah sangat dipengaruhi oleh proses diferensiasi
dan segregasi selama terjadinya injeksi larutan sisa magma pada stadium pegmatitis-pneumatolitis atau
metasomatis kontak..

Brook Slides
3. Kualitas Bijih Besi 117

Dari hasil kajian yang berkaitan dengan


maka untuk lereng tunggal dapat direkomendasikan,
berbagai analisis dari contoh-contoh Bijih Besi, maka
tinggi lereng (H) 10 m dan sudut lereng 60° dengan
dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
Faktor Keamanan >1,200.
Keseluruhan kualitas Bijih Besi tertambang
2) Lereng Keseluruhan (Total)
mengandung total belerang (TS) rata-rata 3%, kadar
Berdasarkan hasil analisis kemantapan lereng total
SiO2 7% dan kadar Fe total rata-rata 45%.
dengan melihat faktor keamanannya, maka
a. Kajian Hidrogeologi dan Hidrologi
direkomendasikan untuk sudut lereng rata-rata adalah
Curah hujan rencana untuk keperluan perhitungan
39,5° dengan tinggi (H) 50 m, memiliki FK > 1,200.
peralatan penyaliran adalah 60 mm.
3) Lereng Timbunan
b. Geoteknik
Lereng timbunan yang direkomendasikan adalah
1) Lereng Tunggal
dimensi lereng keseluruhan dengan tinggi lereng (H)
Berdasarkan analisis kemantapan lereng
25m dengan sudut 150, memiliki FK 1,200
tunggal dengan melihat nilai faktor keamanannya,
serta pertimbangan teknis penggunaan alat
Brook Slides
118

4. Rencana Penambangan
a. Rencana penambangan meliputi:
• Nisbah pengupasan, dilakukan dengan dasar rumus BESR dengan asumsi harga jual dengan biaya
penambangan. Nilai yang diperoleh adalah BESR = 11,56
• Metode penambangan dilakukan dengan open pit / open cash dengan pertimbangan faktor-faktor
model geologi, kondisi lapisan Bijih Besi, kondisi lapisan tanah penutup dan jumlah sumberdaya
• Penggalian dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang
b. Desain Tambang
• Desain tambang mengacu pada potensi sumberdaya Bijih Besi
• Kualitas Bijih Besi
• Harga dan kualitas produk Bijih Besi yang dipasarkan
• Geometri lereng
• Air dalam tambang

Brook Slides
119

c. Analisis Desain
Analisis desain tambang didasarkan atas parameter-parameter berupa model geologi, sumberdaya
mineral,aspek penyebaran Bijih Besi, dan kemantapan lereng.
d. Bukaan Tambang
Bukaan tambang ada 8 block.
e. Sistem dan Tata Cara Penambangan:
• Penambangan dilakukan dengan sistem jenjang-jenjang dengan mengikuti geometri lereng yang
telah ditentukan.
• Persentase perolehan penambangan (recovery) adalah 90%.
f. Tahapan Kegiatan Penambangan
• Operasi pembersihan lahan penambangan
• Operasi penggalian tanah penutup, berupa overburden dan interburden dilakukan dengan
menggunakan excavator dan bulldozer

Brook Slides
120
g. Penggalian dan pengangkutan Bijih Besi
• Penggalian overburden dilakukan dengan excavator dan bulldozer
• ROM Bijih Besi diangkut ke crushing plant dan stockpile
h. Penanganan Air Tambang
• Penanganan di tambang dilakukan dengan sistem penirisan
• Dibuat dump untuk penampungan air dan air di pompa keluar
i. Jadwal Produksi
Rencana penjualan Bijih Besi pada tahun pertama sebesar 60.000 ton dan tahun kedua sebesar
60.000 ton. Selanjutnya pada tahun ketiga 120.000 ton dan tahun keempat 120.000 ton. Mengingat
faktor kehilangan Bijih Besi pada waktu proses penggalian, pemuatan, dan pengolahan, maka
produksi Bijih Besi pada tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut adalah sebesar
88.571,40 ton, 89.083,90 ton, 178.167,80 ton, dan 177.142,80 ton.
j. Umur Tambang
Umur tambang, sesuai dengan kontrak 20 tahun.

Brook Slides
5. Pengolahan Bijih Besi 121

• Bijih Besi produksi operasi penambangan (ROM) dilakukan proses peremukan untuk mereduksi ukuran di
crushing plant dan produkakhir yang akan di peroleh adalah ukuran ± 22 mm
• Proses pengolahan memerlukan pencucian untuk memisahkan antara tanah yang masih menempel di
material Bijih Besi.
• Reduction Ratio (RR) crusher antara 4 sampai 6 dan kapasitas produksi sekitar 60.000 ton/thn yang terdiri
atas 1 unit crusher : 120 ton per jam tonase Bijih Besi ROM yang dapat diolah per tahun 1.800 jam/tahun x
33,33 ton/jam = 60.000 ton/thn.

6. Transportasi dan penimbunan Bijih Besi


• Jalan angkut untuk OB dan ROM masing-masing untuk dump area dan crushing plant belum dan akan
dibuat pada saat pengerjaan penambangan tersedia. Jalan angkut Bijih Besike crushing plant ini berasal
dari tanah dasar yang diperkeras dengan Iebar 20-30 m.
• Jarak bukaan tambang ke waste dump berkisar antara 300 m sampai 1200 m. Sedangkan jarak angkutan
ROM dari bukaan tambang ke crushing plant antara 720–525 m.
• Jalan angkut hasil pengolahan Bijih Besi ke pelabuhan muat Bijih Besi dengan jarak 40 km.
Brook Slides
122
7. Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Lingkungan
Adapun beberapa upaya pengelolaan yang telah dilakukan adalah:
• Reklamasi waste dump area dan areal terbuka lainnya serta pengadaan bibit untuk revegetasi tanaman
• Penirisan dan pengelolaan air tambang
• Pengelolaan kualitas udara (penanganan debu dan kebisingan)
• Pengelolaan limbah padat dan cair
• Pelaksanaan program community development
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)
Adapun program keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) meliputi inspeksi (inspection) dan
keselamatan (safety meeting) analisis tentang cara dan prosedur kerja yang aman (job safety analises dan
standard report and accident investigation), analisis kecelakaan (accident analysis), pelatihan (training-internal
and external), alat pelindung (personal protective equipment),pemeriksaan kesehatan (general check up),
keselamatan lalu lintas (safety traffic), kampanye keselamatan (safety campaign), manajemen kontraktor dan
pengenalan tentang K-3 (safety induction).
Brook Slides
123
8. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Untuk menangani kegiatan pertambangan Bijih Besi di daerah ini, telah disusun struktur organisasi
sebagai berikut:
• Organisasi di Indonesia dipimpin oleh Presiden Director yang berkedudukan di Makassar.
• Struktur organisasi di kantorsite, dipimpin oleh General Manager dengan dibantu oleh beberapa manager
dan beberapa staf serta karyawan.
• Pemberian gaji dan upah disesuaikan dengan tingkat ketrampilan/kemampuan serta tanggung jawab
terhadap pekerjaan tenaga kerja. Pembayaran buruh harian lepas dibayarkan dalam 1 (satu) minggu sekali,
tenaga kerja tetap dibayarkan 1 (satu) bulan sekali di awal bulan dan tenaga kerja borongan (kontrak)
dibayarkan pada awal bulan sesuai dengan kesepakatan bersama antara tenaga kerja dengan perusahaan.
• Sistem kerja yang diterapkan disepakati antara tenaga kerja dengan perusahaan sesuai dengan peraturan
dan perundangan yang berlaku, serta dilakukan atas dasarkesepakatan kerja bersama antara pekerja
dengan perusahaan, mengutamakan K-3 dan efisiensi waktu dan alat, sehingga dapat dicapai
produktivitas kerja.

Brook Slides
124
9. Pemasaran
• Produk Bijih Besi Indonesia yang memenuhi persyaratan yang diminta konsumen yaitu memiliki kadar Fe
total diatas 45%. Harga Bijih Besi akan tergantung dari situasi dan kondisi supply-demand.
• Keseluruhan kualitas Bijih Besi tertambang mengandung total belerang (TS) rata-rata 3%, dan Fe total
rata-rata 45%.

Brook Slides
125

TERIMA KASIH

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas sriwijaya
Brook Slides

Anda mungkin juga menyukai