Anda di halaman 1dari 15

SITE VISIT PT.

AKAR MAS INTERNASIONAL

SEPTEMBER 2020

KECAMATAN POMALAA, KABUPATEN KOLAKA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Prepared by
JEMARI KARYA MANDIRI
1. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi kebutuhan manusiapun ikut

meningkat, dalam kehidupan sehari-hari manusia di penuhi dengan hasil dari industri pertambangan,

mulai dari kebutuhan energi, elektronik, otomotif, kontruksi, dll. Di zaman yang serba dipenuhi dengan

teknologi ini sehingga menyebabkan ketergantungan manusia terhadap hasil industri pertambangan,

bahkan parameter negara yang maju dapat dilihat dari banyaknya mengkonsumsi baja. Indonesia

merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA), hal tersebut disebabkan dari letak

geografis yang sangat strategis yang mengakibatkan beragam SDA terbentuk mulai dari minyak, logam,

batuan yang sangat kompleks dari proses pembentukan yang sangat lama. Semenjak berlakunya

undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia mulai

mengolah SDA memlalui kontrak karya (KK) hingga saat ini melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP)

maupun Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Pertambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sistematis, mulai tahapan penyelidikan

umum (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, hingga tahap

reklamasi. Tiap tahapan memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan agar sasaran kegiatan dapat

tercapai dan danpak negatif dari kegiatan dapat diminimalisir dan bernilai ekonomis. Pemilihan sistem

penambangan didasari pada nilai keuntungan maksimal yang dapat diperoleh dari kegiatan

penambangan. Faktor yang mempengaruhi sitem penambangan yaitu karakteristik spasial endapan,

faktor geologi dan hidrogeologi, sifat geoteknik, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan sehingga dalam

informasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada saat proses produksi.

Kegiatan prospeksi pertambangan betujuan untuk mengidentifikasi kondisi geologi regional

secara langsung maupun tidak langsung yang yang dilakukan perushan BUMN, PMA maupun swasta

untuk mencega resiko investasi sebelum mengalami kerugian.

1
1.1 Cakupan Kegiatan

Cakupan kegiatan pada site visit meliputi pengamatan kondisi geologi, geomorfologi, litologi,

laterisasi yang berkembangserta infrastruktur. Dari hasil pekerjaan diatas selanjutnya dihasilkan area

potensi laterit.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasian kondisi geologi umum daerah penelitian,

terutama dalam hubungannya dengan keberadaan endapan nikel laterit dan endapan logam lainnya.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk penyederhanaan peta geologi regional yang telah ada menjadi

zona-zona geologi dalam hubungannya dengan lokasi keberadaan litologi, distribusi singkapan, serta

kedudukan endapan nikel laterit dan mineral pengikutnya yang nantinya akan sangat membantu dalam

pembatasan wilayah penyelidikan untuk eksplorasi lanjutan dan penambangan.

1.3 Tim Site Visit

Dalam rangkaian kegiatan ini tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan lapangan dan pengolahan

data adalah tenaga ahli yang mempunyai pengalaman di pertambangan nikel sebelumnya.

2
2. LOKASI DAN TINJAU UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) PT. Akar Mas Internasional (AMI) secara

administrasi terletak di Kabupaten Kolaka Utara. Secara administrasi wilaya IUP OP AMI terletak di

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka. Daerah ini dapat tempuh dengan perjalanan darat dari Kendari

±5 jam. Luas IUP OP BP 225 Ha nomor SK 214 tahun 2009 berlaku hingga 9 Juli 2029 dengan status

C&C-3.

Gambar 1. Peta Kesmpaian Daerah

3
2.2 Status Hutan

Status hutan merupakan aspek proyek pertambangan di Indonesia, berdasarkan peta kehutan

khususnya Sulawesi tenggara SK Kementetian Kehutanan nomor SK 465/Menhut-II/2011 di wilayah

IUP OP BP terdiri dari Hutan Produksi yang dapat diKonservasi (HPK), Hutan Produks Terbatas (HPT)

dan Aral Penggunaan Lain (APL).

Gambar 2. Peta Kawasan Hutan

4
3. GEOLOGI SETTING

3.1 Geologi Regional

Daerah penelitan termasuk dalam peta geologi lembar Lasusua – Kendari, Sulawesi (2111, 2211)

skala 1:250.00 yang dibuat oleh T. O. Simandjuntak, Surono dan Sukido diterbitkan oleh Pusat Penelitan

dan Pengembagan Geologi (P3G) Bandung tahun 1993. Wilayah IUP OP BP terletak pada kompleks

Batuan Ofiolit (Ku) terdiri dari Peridotit, harzburgite, dunit, wherlit, serpentinit, gabro, basal, dolerite,

diorite, mafik meta, amphibolite, magnesit dan setempat radingit.

Gambar 3. Peta Geologi Regional Lembar Kolaka (2111, 2211)

5
3.2 Morfologi

Umumnya Wilayah IUP OP PT. AMI berdasarkan klasifikasi menurut Van Zuidam (1985)

morfologi datar hingga kemiringan sedang. Satuan morfologi yang di jumpai daerah penyelidikan

merupakan morfologi perbukitan dengan ketinggian diatas 100 m diatas permukaan air laut. Secara

umum satuan morfologi ini disusun oleh batuan ultrabasa dengan vegetasi yang sedang hingga lebat.

Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng

6
Gamba 4. Peta Topografi

3.3 Litologi

Litologi daerah penyelidikan karakteristik batuan di jumpai batuan ultrabasa di bukaan lahan

blok PT. AMI pada dasarnya telah dilakukan kegiatan penambangan sebelumnya dan telah di buat

infrastruktur jalan.

Berdasarkan karakteristik batuan yang di jumpai di lapangan, maka litologi daerah penyelidikan

tersusun atas batuan ultramafik kelompok Peridotit, harzburgite, dunit, wherlit, serpentinit, gabro,

basal, dolerite, diorite, mafik meta, amphibolite, magnesit dan setempat radingit, terlihat keberadaan

endapan laterit.

7
4. KEGIATAN LAPANGAN

Gamba 5. Peta Jalur Survey dan Titik Pengamatan

8
Gamba 6. Peta Situasi

4.1 Identifikasi Morfologi

Identifikasi morfologi daerah penyelidikan sebagaimana berkaitan erat dengan laterisasi

endapan nikel lateril untuk memperkecil area-area yang prospek untuk pengayaan nickel laterit dan

mineral pembawa unsru logam lainnya.

Penyelidikan di lakuakan di bukaan penambangan IUP OP AMI dimana kenampakan bukaan X

mining dan tata guna lahan stockpile, dijumpai litologi yang telah terlaterisasi.

9
Gambar 7. Situasi Pengamatan

Gambar 8. Situasi Stockpile

10
4.2 Pengambilan Sampel

Kesampaian wilayah penyelidikan sudah pernah dilakukan kegiatan penambangan dan

pembangunan infrastruktur jalan sehingga pengambilan sampel cukup di daerah yang telah mengalami

laterisasi atau terindikasi berpotensi.

Gambar 9. Pengambilan Sampel Check

4.2.1 Hasil Analisa

Analysis
No Date In To Lab Date Assay ID SAMPLE
Ni Fe
1 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1501 1.82 26.16
2 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1502 1.76 22.33
3 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1503 1.55 22.03
4 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1504 1.07 17.02
5 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1505 1.40 22.04
6 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1506 1.65 17.80
7 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1507 1.81 15.07
8 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1508 1.01 25.48
9 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1509 0.99 8.86
10 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1510 1.20 16.53
11 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1511 1.26 20.91
12 16-Sep-2020 17-Sep-2020 AM.1512 1.45 28.53

11
4.3 Infrastruktur

Gambar 10. Kenampakan Jalan Hauling

Gambar 11. Kenampakan Jetty

12
4.4 Diskusi

Secara umum kegiatan penyelidikan lapangan bertujuan untuk mengkonfirmasi area prospek

laterit yang ada di area PT. AMI serta mengecek infrastruktur yang tersedia. Berdasarkan pengamatan

di lapangan indikasi laterit berkedudukan di area tata guna lahan stockpile, umumnya area ini masih

dalam kondisi virgin dan telah di land celaring, terdapat banyak dome di area tersebut (Gambar 8),

sehingga apabila dilakukan kegiatan penambangan menjadi salah satu kendala teknis. Luas area rospek

laterit ± 1.17 Ha.

Gambar 12. Peta Prospek Laterit

13
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil mapping dan penyelidikan lapangan di beberapa blok pada PT. Bososi

Pratama maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Luas Area penyelidikan ± 7,5 Ha sebagian besar telah di lakukan kegiatan penambangan

sebelumnya dan area prospek laterit dengan luas ± 1.2 Ha

b. Berdasarkan pengamatan di lapangan ketebalan OB mencapi 8 – 10 meter.

Dengan dijumpainya prospek laterit yang ada maka Rekomendasi untuk pelu penyelidikan lebih

lanjut berupa tepit di bukaan X-mining untuk mengetahui cadangan sisa dan explorasi di daeah yang

masih virgin untuk mengetahui sebaran sumberdaya.

14

Anda mungkin juga menyukai