PENDAHULUAN
Bauksit merupakan mineral bijih alumina yang dimanfaatkan sebagai bahan galian
industri sebagai bahan dasar pembuatan jenis logam alumunium. Bauksit ini berasal
dari endapan residual dari proses lateritisasi batuan asal. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya endapan bauksit
pada daerah ini. Sehingga dari sini dapat diketahui daerah yang mempunyai potensi
endapan bijih bauksit dan dapat diketahui daerah yang terdapat endapan bijih bauksit
dengan kadar dan unsur yang beragam, untuk dapat memudahkan dalam kegiatan
ekplorasi selanjutnya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menvari dan mengumpulkan
data yang berkaitan dengan penelitian antara lain berasal dari literatur penelitian
laporan mahasiswa terdahulu dari kampus dan laporan Eksplorasi Bauksit PT. Cita
Mineral Investindo, Tbk Site Air Rupas Tahun 2018.
Adalah Teknik pengumpulan data secara langsung dari lapangan. Adapun data yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Data Eksplorasi daerah Batu Keling dan Manggungan
b.
1.5 Sistematika
Sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan dibuat sebagai berikut :
1. Halaman Judul
2. Halaman Persetujuan / Pengesahan
a. Dosen Penguji
b. Pembimbing industri, dosen pembimbing dan ketua jurusan teknik
pertambangan.
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4. Metodologi
1.5. Sistematika
1.6. Tempat Dan Jadwal Pelaksanaan
6. BAB II GEOLOGI REGIONAL
7. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah singkat perusahaan
C. Kegiatan Penambangan
Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem tambang terbuka.
Metode penambangannya adalah open pit dan selective mining (penambangan
yang selektif disesuaikan dengan produksi yang diinginkan). Metode ini
diterapkan karena untuk memasok bauksit sesuai dengan permintaan. Kegiatan
penambangan meliputi :
1. Land Clearing ( pembersihan lahan)
Land clearing adalah kegiatan membersihkan permukaan tanah areal
penambangan dari pepohonan, semak belukar dan lain-lain yang terdapat
diareal yang akan digunakan dalam proses penambangan. Kegiatan land
clearing ini menggunakan alat bulldozer. Area yang harus di land clearing
yaitu :
a. Area penambangan sampai batas tepi lahan yang akan ditambang
b. Area jalan yang direncanakan sebagai jalan produksi
c. Area yang akan digunakan sebagai tempat pembuangan material
tanah/batuan (disposal area)
2. Pengupasan Top soil dan Overburden (Open Shaft)
Pemindahan top soil yaitu untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak
rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah asli pada saat akan di revegetasi
17 pada saat kegiatan reklamasi,dengan kondisi tanah yang lunak sangat
memudahkan kegiatan pengupasan top soil. Ketebalan overburden berkisaran 1
m dari ore dapat dilakukan dengan bulldozer untuk efiensi waktu dan tenaga.
Pada kegiatan ini dapat pula menggunakan alat exavator.
Top soil dan overburden yang sebelumnya telah dikeruk diletakkan
disebelah shaft yang telah dibuka pada kegiatan open shaft ini dilakukan
pengontrolan agar overburden tidak tersisa sehingga tidak tercampur pada saat
ore getting. Jika overburden tercampur didalam ore maka akan meningkatkan
kadar silika dari ore tersebut dan akan berpengaruh pada jumlah kuantitas
material tersebut. Untuk menghindari tersisanya overburden maka pengupasan
overburden dihentikan setelah mengenai 10cm bagian atas ore.
3. Ore Getting
Kegiatan ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengambil ore yang
berada di shaft kemudian dimuat kedalam alat angkut berupa dump truck
bermuatan 20 ton dan 30 ton. Alat muat yang digunakan pada kegiatan ini
adalah excavator. Pada kegiatan ini perlu dilakukan pengontrolan juga agar saat
mengambil ore tidak mengenai lapisan clay. Jika hal tersebut terjadi akan
meningkatkan kadar silika pada ore tersebut dan akan mempengaruhi kuantitas
material tersebut pula. 18 Untuk menghindari terambilnya clay maka proses ore
getting dihentikan apabila ore tersisa 10cm.
4. Hauling dari Pit ke BPP
Setelah material dari pit dimuat kedalam dump truck,selanjutnya material
tersebut akan diangkut menuju BPP untuk melakukan proses pencucian.
5. Bauxite Processing Plan (BPP)
Material yang dibawa oleh alat angkut dari pit selanjutnya dimasukkan ke
hopper dengan cara di dumping. Setelah material masuk kedalam hopper
selanjutnya di semprot dengan air menggunakan water canon agar mudah
masuk kedalam baby tromol dan tromol primer. Pada proses pencucian ini
bertujuan 19 untuk memisahkan bauksit dari material pengotornya,
menyeragamkan ukuran MGB dan membuat MGB tidak berlumpur. Material
yang dicuci berasal dari pit atau intermediet. Proses pencucian di BPP akan
menghasilkan material yang teralah tercuci yang disebut Metalurgyal Grade
Bauxite (MGB). Masing-masing BPP mempunyai target produksi sebesar
50.000 ton MGB.
Pada proses pencucian ini juga dilakukan blending yang terjadi di
tumpukan MGB yang keluar dari chut. Kapasitas hopper pada BPP adalah 60
ton yang berarti dalam hopper tersebut muat untuk material yang diangkut oleh
3 dumptruck bermuatan 20 ton. BPP dapat mencuci material sebanyak 300 ton
setiap jam nya. Pada saat di BPP akan diambil sample pada material yang
tercuci dan material yang telah tercuci yang berada di chut. Pengambilan
sample ini dilakukan setiap 50 ton material yang akan dicuci dengan
mengambil sample sebanyak 4 kg. MGB yang berada dibawah chut akan
ditiriskan selam 1 shift sebelum di pindahkan ke stockwash.
6. Hauling BPP ke Stockpile
Setelah dilakukan proses pencucian material di Bauxite Processing Plan
kemudian metallurgyal grade bauxite (MGB) diangkut menggunakan
dumptruck 30 ton dan 75 ton menuju stockpile di KM 6. Tetapi sebelum di
dumping ke stockpile harus melewati proses penimbangan terlebih dahulu
untuk mengetahui 20 berat bersih MGB yang diangkut. Pada saat penimbangan
diambil sample sebanyak 4 kg.
7. Pembuatan Letter Of Transhipment di Stockpile
Setelah MGB ditimbang kemudian ditempatkan di stockpile. Pada
stockpile akan di buat Letter Of Transhipment (LOT). Pembuatan LOT tersebut
berdasarkan dari asal pit material, jenis material dan BPP yang mencuci
material tersebut.
8. Pengapalan (Shipping)
Pada proses pengapalan akan di lakukan blending untuk mencapai kadar
Metallurgyal Grade Bauxite (MGB) sesuai dengan permintaan buyer.
Selanjutnya MGB tersebut dilakukan proses pengapalan menggunakan
shipment.