Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya laju pertumbuhan penduduk mengharuskan Indonesia mampu untuk


menyokong kebutuhan penduduknya di beberapa sektor, salah satunya adalah sektor
industri yang jumlahnya kian meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Dalam mewujudkan perkembangan industri ini pastinya dibutuhkansuatu sumber
daya energi yang besar. Pada umumnya sumber daya energi yang digunakan hanya
terfokus pada sumber daya energi minyak dan gas bumi sehingga ketersediaan energi
fosil ini semakin menipis. Oleh karenanya, dibutuhkan sumber energi pengganti
minyak dan gas bumi satunya adalah batubara agar dapat memenuhi kebutuhan
perputaran energi di Indonesia.
Batubara merupakan batuan sedimen organik yang mengandung unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen, terbentuk dari sisa berbagai macam tumbuhan mati
yang terkubur dengan waktu yang lama. Akibat pengaruh suhu dan tekanan yang
tinggi, terjadilah penguraian oleh proses biokimia dan geokimia sehingga dapat
mengubah sifat fisik maupun sifat kimianya. Batubara dapat dimanfaatkan dalam
kebutuhan industri untuk pengganti minyak dan gas bumi. Terdapat dua cara untuk
pemanfaatan batubara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan secara
langsung digunakan sebagai pembangkit listrik, industri semen dan transportasi.
Berbeda halnya dengan pemanfaatan tidak langsung yang mengubah batubara ke
bahan bakar yang berbentuk gas melalui proses gasifikasi.
Perkembangan produksi batubara di Indonesia mengalami peningkatan sebesar
11% terhitung dari tahun 2003-2016 (Haryadi dkk, 2018). Untuk saat ini jumlah
sumber daya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 125,28 miliar ton yang
mencakup sumber daya tereka, terunjuk dan terukur (Pusat Sumber Daya Geologi,
2016). Semakin tinggi keperluan akan sumber energi batubara maka akan semakin
berkurang cadangan batubara yang ada di Indonesia. Hal ini perlu diimbangi dengan
peningkatan eksplorasi cadangan baru serta pemanfaatan secara efektif dan efisien
untuk memanfaatkan keberadaan batubara yang ada di Indonesia.
Batubara tersebar luas di Indonesia, salah satunya di Pulau Sumatera. Di Pulau
Sumatera terdapat beberapa cekungan penghasil batubara yang terletak di bagian
tengah sumatera seperti Ombilin, Sinamar, Cerenti, Painan, Mampun Pandan dan
Lapangan Tangko dengan cadangan sebesar 6,8% dari jumlah keseluruhan batubara
di Indonesia. Terdapat salah satu formasi penghasil batubara pada Cekungan Sumatra
Selatan ialah Formasi Muara Enim yang tersebar di beberapa daerah seperti Air Laya,
Suban, Muara Tiga, Kungkilan, Banjarsari, Bangko, Arahan dan daerah lainnya
dengan cadangan sebesar 33,2%. Di daerah Bengkulu juga terdapat sedikit cadangan
batubara yang berkisar sebesar 0,43% dari jumlah batubara Indonesia.
Beberapa penelitian juga telah dilakukan oleh para ahli geologi di Cekungan
Aceh Barat. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Cekungan Aceh Barat
sangat menarik jika ditinjau dari jendela geologi, baik geologi murni maupun geologi
ekonomi. Cameron, dkk tahun 1983 dalam geologi Lembar Takengon menyebutkan
bahwa keterdapatan batubara pada daerah Meulaboh dan Tutut yang termasuk
kedalam Formasi Tutut ditemukan dengan ketebalan bervariasi. Jenis endapan yang
terdapat pada Formasi ini berupa lignit dengan nilai kalori antara 5200-5300 cal/gm
(Hasibuan, 1970). Perkiraan cadangan batubara di Meulaboh sebesar 4,7% dari
jumlah seluruh batubara Indonesia (Muchjidin, 2006). Adapun dalam Izin Usaha
pertambangan (IUP), cadangan batubara di Meulaboh ini sebagian besar dikelola oleh
PT. Mifa Bersaudara. Oleh karena itu, daerah ini menarik untuk dipelajari dari segi
geologi karena memiliki sumber daya batubara.
Pemanfaatan batubara dalam bidang industri bukan hanya memandang dari
segikuantitas saja akan tetapi perlu memperhatikan kualitasnya. Kualitas batubara
yang baik akan mempengaruhi kerja peralatan industri. Faktor umur, temperatur dan
tekanan juga mempengaruhi kualitas batubara. Untuk mengetahui kualitas batubara,
dapat dilakukan sebuah analisis di laboratorium yaitu analisis proksimat. Analisis
proksimat dapat menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada daerah Izin Usaha
Pertambangan (IUP) milik PT. Mifa Bersaudara dengan meliputi studi geologi umum
dan studi khusus berupa perhitungan nilai kualitas batubara pada pit dan coal
crushing plant menggunakan analisis proksimat. matter), kadar abu (ash) dan karbon
padat (fixed carbon).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keadaan geologi permukaan pada lokasi penelitian meliputi litologi,
stratigrafi dan geomorfologi di lokasi penelitian?
2. Bagaimana kualitas batubara pada pit dan coal crushing plant setelah dilakukan
Uji Proksimat?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai kualitas batubara pada pit dan
coal crushing plant di lokasi penelitian?
4. Apa saja upaya yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas batubara?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan geologi permukaan pada lokasi penelitian meliputi aspek
litologi, stratigrafi dan geomorfologi pada lokasi penelitian.
2. Mengetahui kualitas batubara pada pit dan coal crushing plant setelah dilakukan
uji proksimat.
3. Mengetahui apa saja penyebab yang dapat mempengaruhi perbedaan nilai kualitas
batubara pada pit dan coal crushing plant di lokasi penelitian.
4. Merekomendasikan perlakuan pengelolaan batubara untuk mempertahankan
kualitas yang baik.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Barat yang
meliputi sebagian Kecamatan Meureubo dengan luasan wilayah penelitian sebesar
±25 km. Ruang lingkup penelitian meliputi kajian terhadap keadaan geologi
permukaan serta studi kasus mengenai kualitas batubara pada pit dan coal crushing
plant serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai kualitas
batubara pada lokasi penelitian tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh gambaran informasi geologi meliputi tatanan geologi, persebaran
litologi batuan dan geomorfologi di lokasi penelitian tersebut.
2. Mengetahui kualitas batubara pada pit dan coal crushing plant setelah dilakukan
uji proksimat pada daerah penelitian serta mengetahui apa saja penyebab yang
mempengaruhi perbedaan nilai kualitas batubara di lokasi penelitian
3. Digunakan sebagai referensi bahan penelitian selanjutnya sehingga dapat
bermanfaat untuk keperluan eksplorasi sumber daya batubara dengan mengetahui
nilai kualitas batubara yang ada pada Kabupaten Aceh Barat.

1.6 Hasil yang Dicapai


Adapun hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Informasi geologi lokasi penelitian yang meliputi aspek litologi, geomorfologi
yang ada pada lokasi penelitian
2. Peta lintasan, peta geologi serta peta geomorfologi lokasi penelitian
3. Kualitas batubara pada pit dan coal crushing plant dan faktor yang mempengaruhi
perbedaan nilai kualitas batubara pada dua lokasi tersebut
4. Laporan akhir dalam bentuk uraian yang disertai dengan hasil pembahasan studi
kasus, serta hasil analisis proksimat dan faktor-faktornya yang dikemas dalam
bentuk skripsi yang dipresentasikan dalam seminar hasil tugas akhir.

Anda mungkin juga menyukai