Oleh
Galih Bagus Nugraha
03111002061
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya ,
B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.
C. LATAR BELAKANG
Aktivitas penambangan bijih timah di Indonesia telah berlangsung
lebih dari 200 tahun, dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan
timah ini, tersebar dalam bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer,
yang disebut The Indonesian Tin Belt. Bentangan ini adalah merupakan
bagian dari The Southeast Asia Tin Belt, yang membujur sejauh kurang lebih
3.000 km dari daratan Asia ke arah Thailand, Semenanjung Malaysia hingga
Indonesia.
Menurut data USGS tahun 2009, Indonesia merupakan salah satu
negara dengan sumber daya dan penghasil timah terbesar di dunia dengan
cadangan timah sekitar 0,9 juta ton pada tahun 2008.
Wilayah cadangan timah di Indonesia mencakup Pulau Karimun,
Kundur, Singkep, dan sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) di utara
terus ke arah selatan yaitu Pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke
daerah sebelah barat Kalimantan. Penambangan di Bangka, misalnya, telah
dimulai pada tahun 1711, di Singkep pada tahun 1812, dan di Belitung sejak
1852. Namun, aktivitas penambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau
Bangka, Belitung, dan Singkep. Kegiatan penambangan timah di pulau-pulau
ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang.
Dalam industri pertambangan, PT Timah (Persero) Tbk, merupakan
salah satu penghasil timah terbesar di dunia. Penambangan Timah dilakukan
di dua lokasi, yaitu di laut dan di darat. Dimana untuk penambangan Timah di
laut menggunakan Kapal Keruk (KK), Kapal Isap Produksi (KIP) dan Kapal
Bucket Wheel Dredge (BWD). Sedangkan di darat menggunakan Sistem
Semprot (monitor).
Mengingat jumlah cadangan timah yang begitu besar, maka dilakukan
berbagai upaya untuk mendapatkan mineral ini. Upaya tersebut dilakukan
melalui tahapan pertambangan yang mulai dari tahap eksplorasi sampai ke
pemasaran.
Dimana dalam proses pertambangan ini terdapat berbagai proses yang
di antaranya adalah pengolahan dan pemurnian agar timah yang didapatkan di
lapangan dapat dimanfaatkan.
Di era globalisasi dan ditengah kemajuan teknologi yang kian cepat,
menjadi individu yang kompeten dan memiliki sikap profesional merupakan
suatu keharusan, terutama untuk seorang lulusan perguruan tinggi. Hal
tersebut menjadi suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari, karena didalam
dunia kerja seorang lulusan perguruan tinggi harus dapat menjadi pemecah
masalah atau problem solver atas segala pertanyaan yang muncul dan
menjawab segala tantangan yang ada di masa yang akan datang.
Untuk menjawab hal-hal tersebut, maka saya berkeinginan melakukan
Kerja Praktek di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung untuk
mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan mengenai tahapan-
tahapan aktivitas penambangan bijih timah, mulai dari pencarian sampai
tahap pemasaran. Dengan pengalaman yang nantinya akan diperoleh, saya
berharap wawasan dan aplikasi ilmu di dunia pertambangan secara nyata
dapat bertambah.
D. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kerja Praktek ini diselenggarakan berdasarkan :
1. Adanya kesenjangan antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah
dengan prakteknya dilapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan
industri, masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.
2. Program link and match antara dunia industri dengan pergurtuan tinggi,
3. Kurikulum tahun 2009 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk
pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.
E. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :
1. Mengetahui gambaran umum aktivitas penambangan bijih timah secara
keseluruhan di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung
2. Mengetahui aliran proses pencucian konsentrat sehingga mengahasilkan
timah dengan grade 70 % hingga proses peleburan dengan kadar 99 %
di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung
F. PERMASALAHAN
Ilmu diperoleh mahasiswa dari bangku kuliah pada umumnya bersifat
teori. Ilmu yang didapat pada dasarnya mengacu pada keadaan ideal. Karena
itu kegiatan Kerja Praktek ini dilakukan untuk melihat dan mengamati secara
langsung kegiatan penambangan dan pengolahan serta pemurnian bijih timah
di PT Timah (Persero), Tbk. Bangka Belitung. Sehingga diketahui bagaimana
mekanisme dan cara kerja alat yang digunakan untuk penambangan timah dan
bagaimana pula efisiensi alat yang digunakan dalam proses penambangan
terhadap produksi yang diharapakan setiap harinya. Serta, juga dapat
diketahui bagaimana proses pengolahan bijih timah tersebut untuk
meningkatkan kadar (grade) Sn-nya yang tinggi, yang sesuai untuk syarat
peleburan dan permintaan pasar.
G. DASAR TEORI
PT. Timah (Persero) Tbk. dalam melakukan akitivitas penambangannya
menggunakan metode penambangan lepas pantai dan metode penambangan
di darat. Pada metode penambangan lepas pantai digunakan Kapal Keruk
(KK), Kapal Isap Produksi (KIP) dan Kapal Bucket Wheel Dregde (BWD)
(PT. Timah (Persero) Tbk, 2011).
a. Kapal Keruk (KK)
Kapal keruk merupakan alat penambangan timah yang
menggunakan bucket sebagai alat untuk menggalinya dan ladder sebagai
lintasannya. Bucket dari tiap-tiap kapal keruk mempunyai kapasitas yang
berbeda-beda yang digerakkan oleh motor. Kapal keruk ini mempunyai
kapasitas bucket mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal
keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di
bawah permukaaan laut dan mampu mengggali lebih dari 3,5 juta m 3
material setiap bulan (PT Timah Persero, Tbk, 2013). Adapun metode
pengerukan kapal keruk, yaitu :
a) Long Face
Mempunyai tujuan agar proses pengerukan produksinya bisa lebih
tinggi (Anonim, 2011). Metode penggalian ini cocok diterapkan pada
kondisi :
1. Laut dalam
2. Kekayaan dan penyebaran endapan timah merata
3. Batas antara lapisan tanah atas dan lapisan kaksa cukup jelas
4. Permukaan lapisan kong / bedrock rata
5. Lapisan tanah yang digali mempunyai jenis lapisan yang homogen
atau merata dengan kekerasan lunak seperti : Pasir, Lempung pasir
dan tidak banyak ditemui batu diatas lapisan kong
b) Short Face
Mempunyai tujuan agar proses pengerukan dapat dilakukan secara
selektif pada daerah kerja, dimana jenis lapisan tanahnya heterogen
(Anonim, 2011). Metode penggalian ini cocok diterapkan pada kondisi:
1. Laut dangkal
2. Penyebaran bijih tidak merata
3. Batas antara lapisan tanah atas dan lapisan kaksa kurang jelas
4. Morfologi lapisan kong / bedrock tidak merata
5. Lapisan tanah yang digali mempunyai jenis lapisan yang bermacam-
macam (heterogen)
6. Tanah tidak mudah longsor
7. Arah penggalian dapat searah dengan alur lembah
b. Kapal Isap Produksi (KIP)
Alat gali pada Kapal Isap Produksi dibagi atas ladder, penggerak
ladder, cutter, dan jangkar labuh.
a) Ladder
Panjang ladder sangat menentukan untuk mencapai kedalaman
gali, dimana KIP yang ada sementara saat ini kedalaman gali
maksimum mencapai 40 m dengan panjang ladder 49,5 m (Anonim,
2011).
b) Penggerak Ladder / kawat ladder
Ladder digerakkan (turun atau naik) menggunakan kawat ladder
yang dibantu oleh empat buah skep penghantar (Anonim,2011).
c) Cutter
Cutter yang dipakai mempunyai panjang 90 m dan berdiameter 150
cm (Anonim, 2011).
d) Jangkar Labuh
Jangkar dihubungkan dengan ladder yang digunakan oleh winch
dengan sistem hidrolik (Anonim,2011).
I. METODOLOGI
Berikut ini adalah metodologi yang akan dilakukan :
1. Pengumpulan data, yaitu:
a. Data primer, mencakup pengamatan langsung dan pengambilan data
pada aktivitas penambangan di front kerja.
b. Data sekunder, mencakup studi literatur, laporan dan penelitian
sebelumnya.
2. Penyusunan laporan, melakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan
laporan secara sistematis.
J. WAKTU PELAKSANAAN
Kuliah Kerja Lapngan ini dijadwalkan akan dilaksanakan sekurang-
kurangnya selama 30 hari atau satu bulan mulai 25 Agustus 23 September
2014. Waktu pelaksanaan dapat diperpanjang sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan penyelenggara. Tetapi kami mohon agar jadwal pelaksanaan tidak
jauh dari waktu yang telah kami ajukan.
Dengan rencana jadwal kegiatan sebagai berikut :
Minggu ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
4 Penyusunan Laporan
K. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang saya rencanakan
dilakukan di PT Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung. Besar harapan saya
untuk dapat melakukan Kerja Praktek dan mendapat sambutan yang baik dari
pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki,
maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun
materil dari pihak perusahaan untuk Kerja Praktek ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksaan Kerja Praktek ini
adalah :
1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan kegiatan
Kerja Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan
pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung
secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
L. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2012), Teknik Pencucian KIP, PT. Timah (Persero) Tbk,
Pangkalpinang, Bangka Belitung
Anonim, (2012), Teknik Penggalian KIP, PT. Timah (Persero) Tbk,
Pangkalpinang, Bangka Belitung
Pane, Robby daud dan Sitinjak Erlius, (2012), Kapal Isap Produksi, PT.
Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang, Bangka Belitung
PT Timah (Persero) Tbk, 2013, Penambangan Darat dan Laut,
(http://www.timah.com/v2/ina/tentangkami/910052012111105/operasi/
9610052010104055/penambangan-darat-dan-laut/), 11 Juni 2014