Oleh :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing
Universitas Sriwijaya,
A. LOKASI
PT Timah Tbk. Provinsi Bangka Belitung.
B. BIDANG ILMU
Tenik Pertambangan
C. LATAR BELAKANG
Pertambangan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia.
Sebagian besar kebutuhan manusia diperoleh dari proses penambangan. Kebutuhan
tersebut banyak tersebar di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu penghasil
sumber daya terbesar. Salah satu sumber daya yang dihasilkan adalah sumber daya
mineral.
Salah satu sumber daya mineral adalah Timah. Industri pertimahan Indonesia
merupakan produsen terbesar kedua di dunia. Bijih timah merupakan salah satu
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sehingga apabila dilakukan eksploitasi
secara besar-besaran, maka kandungan bijih timah di bumi lama-kelamaan akan
habis. Sedangkan kebutuhan bijih timah semakin meningkat, maka permintaan bijih
timah terus naik baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini karena semakin
banyak teknologi yang menggunakan bijih timah sebagai salah satu bahannya. Oleh
karena itu, PT. Timah Tbk, hadir sebagai produsen untuk memenuhi kebutuhan
pasar.
Aktivitas penambangan bijih timah di Indonesia telah berlangsung lebih
dari 200 tahun, dengan jumlah cadangan yang tercatat pada tahun 2016 sebanyak
1,1 juta ton. Cadangan timah tersebut telah tersebar dalam bentangan wilayah
sejauh lebih dari 800 kilometer, yang disebut The Indonesian Tin Belt. Bentangan
ini merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt, yang membujur sejauh
kurang lebih 3.000 km dari daratan Asia ke arah Thailand, Semenanjung Malaysia
hingga Indonesia.
Wilayah cadangan timah di Indonesia meliputi beberapa daerah seperti
Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang)
di utara terus ke arah selatan yaitu Pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga
ke daerah sebelah barat Kalimantan. Penambangan di Bangka, misalnya, telah
dimulai pada tahun 1711, di Singkep pada tahun 1812, dan di Belitung sejak 1852.
Namun, aktivitas penambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau Bangka,
Belitung, dan Singkep.
Proses penambangan yang dilakukan di PT. Timah Tbk, dilakukan di dua lokasi
penambangan, yaitu penambangan di laut dan penambangan di darat. Proses
penambangan di laut menggunakan Kapak Keruk (KK), Kapal Isap Produksi (KIP),
dan Bucket Wheel Dredge (BWD). Sedangkan di darat menggunakan Sistem
Semprot (monitor) dan penggalian menggunakan alat berat. Proses penambangan
tersebut dilakukan mulai dari tahapan eksplorasi hingga ke tahap pemasaran.
Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, menjadi individu yang
berkompeten dan memiliki sikap profesional merupakan suatu keharusan, terutama
untuk lulusan perguruan tinggi. Hal tersebut menjadi suatu tuntutan yang tidak lagi
bisa dihindari karena diharapkan seorang lulusan perguruan tinggi dapat menjadi
problem solver atau pemecah dalam setiap masalah ataupun rintangan yang akan
dihadapi kedepannya.
Penulis berkeinginan untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Timah Tbk,
Bangka Belitung untuk mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan
mengenai tahapan-tahapan aktivitas penambangan bijih timah mulai dari tahap
eksplorasi sampai tahap pemasaran. Banyaknya ilmu yang diperoleh, diharapkan
bekal untuk memasuki dunia kerja akan bertambah dan ilmu yang didapat dapat
diaplikasikan secara nyata di dunia pertambangan.
D. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kerja Praktek ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Adanya kesenjangan antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah dengan
prakteknya di lapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan industri,
masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.
2. Program link and match antara dunia industri dengan perguruan tinggi.
3. Kurikulum tahun 2014 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk
pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.
E. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aktivitas penambangan bijih timah di PT Timah Tbk. Provinsi
Bangka Belitung?
2. Apa saja alat-alat mekanis yang digunakan pada kegiatan penambangan timah
unit laut oleh PT Timah Tbk. Provinsi Bangka Belitung?
3. Apa saja alat-alat mekanis yang digunakan pada kegiatan pengolahan timah
unit laut oleh PT Timah Tbk. Provinsi Bangka Belitung?
F. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas penambangan bijih timah di PT Timah Tbk. Provinsi
Bangka Belitung.
2. Mengetahui dan memahami alat-alat mekanis yang digunakan pada kegiatan
penambangan timah unit laut oleh PT Timah Tbk. Provinsi Bangka Belitung.
3. Mengetahui dan memahami alat-alat mekanis yang digunakan pada kegiatan
pengolahan timah unit laut oleh PT Timah Tbk Provinsi Bangka Belitung.
G. TINJAUAN PUSTAKA
PT Timah Tbk dalam melakukan akitivitas penambangannya menggunakan
metode penambangan lepas pantai (offshore) dan metode penambangan di darat
(onshore). Pada metode penambangan lepas pantai digunakan Kapal Keruk (KK),
Kapal Isap Produksi (KIP) dan Kapal Bucket Wheel Dredge (BWD). Penjelasan
untuk masing-masing alat tersebut adalah:
1. Kapal Keruk (KK)
Kapal keruk merupakan alat penambangan timah yang menggunakan bucket
sebagai alat untuk menggalinya dan ladder sebagai lintasannya. Bucket dari tiap-
tiap kapal keruk mempunyai metode penggalian yang berbeda sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan (Taruntum, H. M., 2008).
Menurut Taruntum, H. M., (2008), metode pengerukan kapal keruk antara lain
adalah:
a. Long Face Digging
Metode penggalian ini dilakukan selebar front kerja dimana keempat kawat
lir pusat difungsikan. Sehingga laju pemindahan tanah lebih baik karena
tidak terjadi penggalian ulang dan kehilangan waktu karena pindah snee dan
jenis lapisan tanah pada lokasi kerja selebar kolong homogen dan dengan
kekerasan lunak sampai sedang serta tidak terdapat batua-batuan keras atau
lapisan tanah keras.
b. Short Face Digging
Metode penggalian ini dilakukan dengan memotong/membagi front kerja
menjadi beberapa potongan (snee) antara 10 – 40 m/snee dan juga jenis
lapisan tanah pada lokasi kerja tidak homogen.
Pengolahan bijih timah yang dihasilkan dari tambang laut dan tambang darat
dengan kadar SnO2 sekitar 20% hingga 30% diproses di Pusat Pencucian Bijih
Timah (PPBT) agar kasiterit terpisah dari mineral pengotornya. Selain dihilangkan
pengotornya, disini juga kadar Sn ditingkatkan hingga 72-74% sebagai syarat utama
peleburan (PT Timah Tbk., 2014).
Berikut adalah tahap-tahap pengolahan timah mulai dari bijih hingga kasiterit
dengan kadar Sn 72% sampai dengan 74% (PT. Timah Tbk., 2014) :
a. Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam
ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan
pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan
menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
b. Pemisahan berdasarkan Ukuran atau Screening/Sizing dan Uji Kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen, mesh,
setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah
pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan
mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan
pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dapat diketahui
kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.
c. Pemisahan berdasarkan Berat Jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz. Bijih
timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang
berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang
berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya
seperti kuarsa, zikcon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan
dialirkan ke dalam trapezium jig Yuba.
d. Pengolahan Tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai
yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah
dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi
digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah
60 kg/jam.
e. Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya
adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary
dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan solar.
f. Klasifikasi
Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan
lanjutan yaitu:
1) Klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening.
2) Klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
Separator.
3) Klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic
Separator.
4) Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, water table dan multi gravity separator (untuk pengolahan
terak/tailing).
g. Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti zirkon dan thorium (unsur radioaktif ) akan diambil
dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant.
Pertama bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan
disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa
cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan
tersebut kemudian diolah pada water table sehingga menjadi konsentrat
yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailing dibuang ke
tempat penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan
high tension separator. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan
Ilmenite. Mineral nonkonduktor antara lain: Thorium, Zirkon dan Xenotime.
Lalu masing–masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitannya
dengan magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium
dan zirkon. Setelah dilakukan proses peningkatan kadar Sn, maka diambil
sampel untuk diteliti kadarnya dengan menggunakan metode mineral
sampling. Mineral sampling merupakan teknik pengambilan sebagian bijih
yang dapat diketahui kadarnya serta dapat mewakili bijih secara
keseluruhan. Mineral sampling ini dilakukan dengan menggunakan
microscope. Setelah bijih tersebut ditingkatkan kadarnya, maka akan masuk
ke tahap selanjutnya yaitu proses peleburan dan pemurnian.
H. JADWAL PELAKSANAAN
Sesuai dengan surat permohonan yang kami ajukan, kami bermaksud
melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 14 Desember 2019 – 14 Januari
2020. Waktu pelaksanaan dapat diperpanjang sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan penyelenggara. Rincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut.
Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
3 Pengumpulan Data Lapangan
4 Penyusunan Laporan
I. PENUTUP
Demikian permohonan propsal Kerja Praktek yang kami rencanakan akan
dilakukan di PT. Timah Tbk, Bangka Belitung. Besar harapan kami untuk dapat
melakukan kerja praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak
perusahaan. Melihat kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, maka kami
sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari
pihak perusahaan terhadap kerja praktek ini.
Bantuan yang kami harapkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :
1. Adanya bimbingan selama melaksanakan kegiatan Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Kerja Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara
harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anaperta, Y. M., 2012. Optimalisasi Proses Pencucian Kapal Isap Produksi (KIP)
Timah Penganak Dalam Meningkatkan Pencapaian Produksi di Laut Permis.
Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Vol 5 No.1/2012: 122-135.
Daily, A. F., 1968. Dredges and Hydraulicking. New York: AIME.
PT Timah., 2014. Laporan PT Timah Tahun 2014. Pangkal Pinang: PT Timah
(Persero) Tbk.
PT Timah., 2009. Teknik Penggalian KIP. Pangkal Pinang: PT
Timah (Persero) Tbk.
Taruntum, H. M., 2008. Standard Operating Procedure Penambangan Kapal
Keruk. Pangkal Pinang: PT Timah (Persero) Tbk.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Rendy Ashari
NIM. 03021281722070
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sigit Kurniawan
NIM. 03021281722080