Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

PT Toba Bara Sejahtra Tbk (PT TBS) adalah perusahaan pertambangan batubara
yang melakukan kegiatan penambangan di daerah Sanga Sanga, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Seluruh infrastruktur pendukung
operasional penambangan seperti: jalan angkut batubara, perkantoran, perbengkelan,
pelabuhan khusus batubara, dan lainnya berada di daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

PT Toba Bara Sejahtra Tbk mempunyai tiga anak perusahaan yang semuanya
bergerak di bidangpertambangan batubara. Adapun anak perusahaan dari TBS yaitu:

1. PT Trisensa Mineral Utama
2. PT Indomining
3. PT Adimitra Baratama Nusantara

Ketiga anak perusahaan ini berada di daerah Sanga Sanga, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur dan area konsesi ketiga anak perusahaan
terletak berdampingan. Dalam rangka memenuhi ketentuan III.3.1 dan III.3.2,
Peraturan Nomor I-E Tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, Lampiran
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli
2004, maka bersama ini kami sampaikan Laporan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara
Sejahtra Tbk (Perseroan) untuk bulan Agustus 2012.






BAB I
LATAR BELAKANG

I.1. PT TRISENSA MINERAL UTAMA

Batubara merupakan bahan galian yang bernilai ekonomis, sehingga diminati oleh
investor asing maupung investor dalam negeri. Usaha pertambangan batubara
mempunyai prospek sebagai sektor andalan penganti migas dalam membangun
perekonomian Kalimantan Timurdi masa mendatang.
Hal ini didasarkan pada sumberdaya dan potensi batubara yang tersedia, prospek
pemasaran serta dukungan kebijakan pemerintah daerah.
Pengusahaan pertambangan karena sifat kegiatannya pada dasarnya selalu
menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya.
Dibalik perubahan pada alam dan lingkungannya, suatu kenyataan pula bahwa usaha
pertambangan telah berhasil meningkatkan kesejahteraan manusia dengan
menyediakan bahan baku untuk industri, energi, dan lain-lain. Untuk menunjang
kegiatan pemanfaatan sumberdaya batubara tersebut diatas, PT Trisensa Mineral
Utama (PT TMU) melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara, yang terdiri dari wilayah kuasa pertambangan yang secara administratif
lokasi kegiatan eksplorasi tersebut berada di Desa Tani Harapan - Kecamatan Loa
Janan, Kelurahan Jawa - Kecamatan Sanga Sanga dan Desa Teluk Dalam -
Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur,
dengan total luas sebesar 3.414 ha.PT TMU merupakan perusahaan tambang
batubara dengan daerah penambangan secara
administratif termasuk wilayah Kecamatan Loa Janan, Sanga Sanga, Muara Jawa,
Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah 3.414
ha dan kode Wilayah KTN 2010 3133 OP. PT TMU telah mendapat persetujuan
untuk melakukan aktivitas penambangan dan penjualan hasil galian dengan
Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor: 540/3133/IUP-OP/MB-
PBAT/XII/2010 mengenai pemberian Ijin Usaha Pertambangan (KTN 2010 3133
OP) tertanggal 14 Desember 2010.
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PT TMU telah menyerap tenaga kerja
sebanyak
435 orang termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya dan dibagi menjadi 2 shift
kerja. Kontraktor tambang yang digunakan adalah PT Surya Teknik Anugrah (STA).
Penambangan yang dilakukan dengan sistem tambang terbuka (surface open pit
mining) dengan metode truck dan shovel.

Produk batubara yang dihasilkan dengan kalori rata-rata 4.700 GAR dengan Total
Sulphur (TS) dibawah 1%. Sehingga, dengan kualitas batubara demikian cukup
memenuhi permintaanpasar yang menginginkan batubara dengan sulphur rendah.

Pelaksanaan pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di PT
TMU mengacu kepada program/rencana Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan PT TMU meliputi
kegiatan penghijauan yang dilakukan di Tanggul Jalan, Tanggul Stockpile, Tanggul
Depan Timbangan, Settling Pond, Waste Dump, dan Bench Office Baru. Pada saat
ini juga melakukan pengelolaan dan pemantauan kualitas air, debu, kebisingan,
limbah B3 dan limbah domestik serta pemantauan tingkat erosi.

I.2. PT INDOMINING
Berdasarkan Izin Usaha Produksi No: 540/1410/IUP-OP/MB-PBAT/VI/2010 tanggal
2 Juni 2010, PT Indomining (PT IM) melakukan kegiatan eksplorasi dan
penambangan batubara serta hasil produksinya di daerah Kecamatan Sanga Sanga,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Tahap produksi
Indomining dimulai pada bulan Agustus 2007, sedangkan produksi komersial
dimulai pada bulan September 2007.
Kegiatan penambangan Indomining dilakukan oleh satu kontraktor penambangan
yaitu PT Sapta Indra Sejati (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk). Kegiatan
penambangan merupakan penambangan terbuka (surface open pit mining) dengan
metoda truck dan shovel.
Pada Tahun 2012, sumber daya manusia yang bekerja dalam kegitan operasional
Indomining mencapai 782 tenaga kerja termasuk kontraktor dan sub-kontraktor. Dari
782 orang tersebut, sekitar 80% lebih merupakan tenaga kerja lokal sebagai
penunjang program community development dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.
Produk batubara Indomining memiliki kualitas antara 4.200 5.800 GAR dengan
total sulphur antara 0.2% - 2.0%. Dengan produk tersebut, PT Indomining cukup
bersaing di dalam pasar internasional maupun domestik.

I.3. PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA
PT Adimitra Baratama Nusantara (PT ABN) didirikan pada tahun 2006, merupakan
salah satu Kontraktor Kuasa Pertambangan (KP) dengan luas area sekitar 2.990 ha.
Berdasarkan pada Ijin Kuasa Pertambangan No. 540/74/KP-Er/DPEIV/VI/2006, PT
ABN melakukan kegiata eksplorasi, penambangan batubara, dan pemasaran hasil
produksi di Desa Kampung Jawa, Kecamatan Sanga Sanga & Desa Muara Kembang,
Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.
PT ABN pada tahun 2007 mulai melakukan kegiatan eksplorasi dan pembangunan
infrastruktur, sedangkan produksi komersial dimulai pada tahun 2008. Produk
batubara PT ABN termasuk dalam kelompok thermal coal dengan rank sub-
bituminous dan bituminous, dengan 2 jenis tipe yaitu ABN 52 (CV 5200 GAR) dan
ABN 58 (CV 5800 GAR). Thermal coal dipasarkan pada beberapa negara di dunia,
diantaranya India, Cina, Jepang, Taiwan, Thailand, dan Korea. PT ABN juga
menjadi pemasok untuk kebutuhan dalam negeri, yaitu industri semen dan beberapa
industri lainnya.
Sistem penambangan yang dilakukan PT ABN yaitu sistem penambangan terbuka
(surface open pit mining). Batubara PT ABN memiliki kandungan abu yang rendah,
sehingga tidak dilakukan pencucian (washing), hanya dilakukan proses peremukan
(crushing). Kegiatan penambangan PT ABN dilakukan oleh 2 kontraktor utama,
yaitu PT Petrosea Tbk dan PT ARKA.
Pada bulan Agustus 2012, sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan
operasional PT ABN mencapai sekitar 1.689 orang, yang terdiri dari 387 orang
tenaga kerja pada PT ABN dan 1.302 orang tenaga kerja pada kontraktor maupun
sub-kontraktor.
Sebagai salah satu wujud pemberdayaan masyarakat sekitar, PT ABN bersama
dengan kontraktor dan sub-kontraktor saat ini telah menampung tenaga kerja lokal
Kecamatan Sanga Sanga dan Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara
kurang lebih 61% dari kebutuhan tenaga kerja, sedangkan sisanya sekitar 39%
berasal dari luar daerah dua kecamatan tersebut.














BAB II
EKSPLORASI

II.1 PT TRISENSA MINERAL UTAMA
II.1.1 Daerah Eksplorasi
PT Trisensa Mineral Utama (PT TMU) di bulan Agustus ini memprioritaskan
kegiatan eksplorasinya di daerah Blok Barat atau West Anticline.
Kegiatan eksplorasi hanya melakukan kegiatan pemboran yaitu pemboran detail dan
pemboran cropline. Kegiatan eksplorasi diprioritaskan untuk pemboran dengan jarak
antar drill line 200 meter pada area Blok Barat yaitu Blok 1, 2, 3, dan 4 yang
bertujuan untuk mengetahui penyebaran batubara da pengambilan sampel batubara
untuk dianalisa dengan sistem coring. Sedangkan untuk pemboran cropline dengan
jarak antar drill line 100 meter dilakukan di Blok 2 dan 3 yang bertujuan untuk
mengetahui cropline dari seam-seam yang akan dilakukan penambangan, mengetahui
ketebalan endapan kuarter yaitu yang didominasi endapan pasir lepas (loose sand),
dan pengecekan pada daerah sumbu antiklin agar mengetahui kepastian sumbu
antiklin atau bentuk antiklinnya.
Sedangkan untuk pemboran cropline memprioritaskan pada daerah formasi pulau
balang atau batubara dengan kalori yang lebih tinggi.
II.1.2 Metode Pengukuran
Karena kemiringan batuan/batubara di areal Barat berkisar antara 70 - 85maka
kegiatan pemboran eksplorasi di Blok Barat dilakukan dengan metode pemboran
miring dengan kemiringan 45. Adapun sistem pemboran ada 2 yaitu open hole dan
touch coring. Lubang Open Hole bertujuan untuk mengetahui urutan/Stratigraphy
dan kemenerusan/Continuity
batuan khususnya seam batubara. Sedangkan lubang Touch Coring untuk
pengambilan sampel batubara guna analisa kualitas batubara. Lubang dari pemboran
berukuran N (76.00 mm) dan H (99.70 mm) dilakukan dengan sistem bor miring
(45). Untuk penetrasi kedalaman dari jenis bor yang ada bervariasi yaitu:
1. Jacro 200 kondisi miring 45 kedalamannya sampai 130 meter
2. Jacro 300 kondisi miring 45 sampai kedalaman 150 meter
3. Jacro 200 dan Toho kondisi miring kedalamannya hanya bisa mencapai 100 meter
Adapun untuk pekerjaan bor cropline menggunakan sistem pemboran vertical dan
penetrasi dari pemboran sampai kedalaman 30 40 meter. Untuk rods, menggunakan
jenis rodsdengan diameter lubang berukuran N (76.00 mm)
II.1.3 Biaya Eksplorasi


II.1.4 Pengawasan Pemboran

Kontraktor pemboran yang ada di PT Trisensa Mineral Utama ada 2, yaitu:
1. CV Moedjiarto Mandiri Utama (MMU), Menggunakan 3 unit merk Toho dan 2
unit merk Koken yang diperuntukkan untuk bor detail dengan jarak 200 meter
dengan sistem pemboran miring
2. PT Ramudian Jaya Energi (RJE), Menggunakan 1 unit rig jenis power rig
Adapun untuk kontraktor geophysical logging dilakukan PT Recsalog Geoprima
untuk pengamatan struktur batuan yang tersusun dalam lubang bor tersebut. Dari
hasil logging ini dapat diperkirakan kedalaman batubara ditemukan dan tebal
batubara. Jumlah unit Geophysical Logging yang digunakan pada kegiatan pemboran
Operating
Expense
Agustus 2012 Year To Date
Anggaran (IDR) Realisasi (IDR) Anggaran (IDR) Realisasi (IDR)
Biaya Eksplorasi 834.625.000 457.867.750 10.015.500.000 5.129.703.040

eksplorasi berjumlah 1 unit dengan menggunakan pengukuran sistem multiplex
(Grafik Gamma Ray, Long Space Density, dan Short Space Density). Pada proyek
pemboran eksplorasi ini 1 unit Geophysical Logging melayani 4 sampai 5 unit rig
pemboran. Semua kegiatan pemboran ini disupervisi langsung oleh PT Trisensa
Mineral Utama dibawah tanggung jawab departemen eksplorasi.
II.1.5 Kemajuan Eksplorasi
Adapun kemajuan eksplorasi untuk bulan Agustus 2012 yaitu untuk pekerjaan
eksplorasi mencapai 463,99 meter terdiri dari open hole sebesar 442,44 meter dan
coring 21,55 meter dengan jumlah 7 hole. Dan pekerjaan bor cropline memperoleh
947,55 meter dengan jumlah 37 lubang.
Adapun untuk geophysical logging hanya melakukan pekerjaan untuk bor eksplorasi
detail bukan untuk pekerjaan bor cropline karena untuk spesifikasi lubang dari bor
cropline terlalu kecil probe logging tidak bisa masuk dan kondisi lubang tidak centre
bisa menyebabkan probe terjepit. Hasil bulan Agustus 2012 pekerjaan logging
melakukan pekerjaan 3 lubang open hole dan 4 lubang coring, adapun pencapaian
meterannya adalah 560,25 meter. Pengiriman sample batubara dari seam-seam
potensial hasil kegiatan pemboran ekplorasi
dilakukan oleh PT Sucofindo. Untuk analisa ASTM Standard yaitu analisa
proximate, Total Moisture, Total Sulphur, Calorific Value, dan pengujian Relative
Density.
Sebelum pengambilan contoh/sampling pada seam dilakukan pemotretan core,
sampling menggunakan metoda ply by ply untuk kemudian dikirim ke PT Sucofindo,
Samarinda. Di bulan Agustus 2012 ada pengiriman sample berjumlah 35 kantong
sample. Dengan kemajuan kegiatan pemboran eksplorasi dapat meliputi area yang
dinyatakan prospek mengandung cadangan batubara di dalam konsesi PT Trisensa
Mineral Utama.
Adapun kemajuan kegiatan eksplorasi telah meliputi:


II.1.6 Rencana Pengeboran Selanjutnya
Pada bulan September 2012, pemboran masih melanjutkan pemboran di area west
anticline dan untuk pekerjaan bor cropline tetap memprioritas untuk formasi pulau
balang atau seam-seam yang kalori tinggi.

Anggaran biaya kegiatan eksplorasi bulan September 2012, dengan rincian sebagai
berikut:



II.2 PT INDOMINING
II.2.1 Daerah Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi diprioritaskan pada daerah-daerah yang memerlukan pemboran
detail (terinci) untuk mendapatkan data-data geologi, hidrologi, dan kepentingan uji
geoteknik. Pada bulan Agustus 2012, kegiatan eksplorasi masih melanjutkan
program di bulan Juli 2012, diantaranya:
Operational
Expense
Anggaran Biaya Bulan September 2012
Anggaran
(IDR)
Biaya Eksplorasi
435.150.000,00

Drilling Contractor Lokasi Lubang Inti Lubang Terbuka
CV MMU Blok Barat 2 10
PT RJE Blok Barat - 15

Parameter Pemboran Satuan (m) Standar
Kedalaman Rata-Rata 100 Sesuai Kebutuhan
Jarak Bor Rata-Rata 125 JORC

Area Luasan Persentase Status
Blok Barat 1.580 ha 53,72% Ter-Explore
Blok Timur 1.834 ha 46,28% Green Field

1. Melakukan pemetaan dan pengukuran di area lowwal pit A
2. Melakukan pemboran geoteknik, SPT (Sample Penetration Test) dan Undisturbe
sample
di area disposal Indomining
II.2.2 Metode Pengukuran
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan metode pemboran lubang terbuka (open
hole) dan pemboran inti (core hole). Logging geofisika dilakukan di semua lubang
bor open hole maupun core hole. Untuk pemboran Geoteknik dilakukan dengan
pengeboran core hole dengan diikuti pengujian SPT (Standart Penetration Test) per
1.5 meter.
II.2.3 Biaya Eksplorasi


II.2.4 Pengawasan Pemboran
Pemboran dilakukan oleh satu kontraktor pemboran yaitu PT Saribumi Prima Utama
yang mengoperasikan 1 rig, yaitu rig SP 500 yang diperuntukkan untuk pemboran
geoteknik berupa pemboran SPT di area Disposal. Kegiatan pemboran ini disupervisi
langsung oleh PT Indomining dibawah tanggung jawab seksi Mine Technical
Geology.
II.2.5 Kemajuan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi pada bulan Agustus berupa pemboran geoteknik di area disposal,
saat ini telah menyelesaikan 2 titik bor masing-masing dengan kedalaman rata-rata
70 meter. Jumlah total meter pemboran yang telah selesai dilakukan adalah 9.188,70
Operational
Expense
Agustus 2012 Year To Date
Anggaran
(IDR)
Realisasi
(IDR)
Anggaran
(IDR)
Realisasi
(IDR)
Biaya Eksplorasi 692.181.787,50 558.936.882,00 5.529.584.347,50 4.468.236.402,00

meter dengan total kedalaman geophysical logging adalah 9.049,12 meter, dengan
rincian sebagai berikut:





II.2.6 Rencana Pengeboran Selanjutnya
Pada bulan September 2012, pemboran masih akan terus dilanjutkan di area Disposal
dengan melanjutkan pemboran dan kajian geoteknik sebanyak 4 titik pemboran, dengan
rincian sebagai berikut:



Rencana
Lubang Bor
Agustus
Rencana Kedalaman Lubang Bor September 2012
Lubang
Terbuka
Lubang
Inti
Logging
4 0m 400 m 400 m

Area Luasan Persentase Status
Pit Aktif 374,3 ha 54,80 % Ter-Explore
Non Pit Aktif 308.7 ha 45,20 % Infrastruktur, dll

Jumlah Total Kedalaman Agustus 2012
Lubang
Bor
Lubang
Terbuka
Lubang
Inti
Logging
2 0m 140 m 135 m

Jumlah Total Kedalaman Keseluruhan
Lubang
Bor
Lubang
Terbuka
Lubang
Inti
Logging
37 7.589 m 1.579 m 9.049 m

Anggaran biaya kegiatan eksplorasi bulan September 2012, dengan rincian sebagai
berikut:


II.3 PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA
II.3.1 Daerah Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi diprioritaskan di daerah pit yang masih memerlukan data
tambahan berupa data geologi, hidrogeologi, dan uji geoteknik. Pada bulan Agustus
2012, kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan masih meneruskan kegiatan eksplorasi
pada bulan Juli 2012, meliputi:
1. Melakukan pemboran dewatering/drainhole (depresurisasi) untuk menurunkan
tinggi muka air bawah permukaan dan mengurangi jumlah volume air bawah
permukaan di Blok Barat Pit 7
2. Melakukan pemboran infill (open hole) untuk mengetahui kemenerusan dan area
washout Seam 10 di Blok Barat Pit 7

II.3.2 Metode Pengukuran
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan metode pengeboran lubang terbuka
(open hole) dengan mengambil sampLe cutting.


Parameter Pemboran Satuan (m) Standar
Kedalaman Rata-Rata 165 Sesuai Kebutuhan
Jarak Bor Rata-Rata 125 JORC

Operational
Expense
Anggaran Biaya Bulan September 2012
Anggaran
(IDR)
Biaya Eksplorasi 427.557.879,00

II.3.3 Biaya Eksplorasi


II.3.4 Pengawasan Pemboran
Pemboran dilakukan oleh satu kontraktor, yaitu PT Sinergi Heksa Usaha (SHU) yang
mengoperasikan satu unit mesin pemboran, yaitu Jacro 200 yang digunakan untuk
kegiatan pemboran dewatering/drainhole dan pemboran infill di Pit 7. Kegiatan
pemboran ini disupervisi langsung oleh PT Adimitra Baratama Nusantara (PT ABN)
dibawah Divisi Geologi, Departemen Engineering.
II.3.5 Kemajuan Eksplorasi
Wilayah PT Adimitra Baratama Nusantara terdiri dari 2 blok, yaitu Blok Timur dan
Blok Barat, karena adanya zona pengecualian minyak/gas milik PT Pertamina di
dalam area konsesi.
Blok Timur
Selama periode bulan Agustus 2012 tidak ada kegiatan eksplorasi pemboran di Blok
Timur.
Blok Barat
Selama periode bulan Agustus 2012 kegiatan pemboran di Blok Barat Pit 7 yaitu:
1. Pemboran infill dengan tujuan untuk pengecekan batas zona washout Seam 10
Blok Barat Pit 7. Pemboran infill pada bulan Agustus 2012 sudah selesai dikerjakan
dengan totall 6 lubang bor dan total meter adalah 263.00 meter.
2. Pemboran dewatering (depresurisasi) dengan tujuan untuk menurunkan tinggi
muka air bawah permukaan dan mengurangi jumlah volume air bawah permukaan,
serta menstabilkan slope low wall S12A. Pada bulan Agustus 2012 telah
menyelesaikan 1 lubang bor dengan total kedalaman adalah 91.50 m. Pemboran
Operating
Expense
Agustus 2012 Year to date
Anggaran
(IDR)
Realisasi
(IDR)
Anggaran
(IDR)
Realisasi
(IDR)
Biaya Eksplorasi 180.000.000,- 167.436.500,- 2.094.252.000,- 407.738.500,-

dewatering sampai dengan akhir bulan Agustus 2012 telah menyelesaikan 5 lubang
bor dari 9 lubang bor yang direncanakan, dengan total meter pemboran sampai
dengan bulan Agustus 2012 adalah 378.34 meter.
Jumlah total kedalaman pengeboran yang telah selesai dilakukan pada bulan Agustus
adalah 354.50 meter, dengan rincian sebagai berikut:



II.3.6 Rencana Pengeboran Selanjutnya
Periode bulan September 2012, kegiatan pemboran direncanakan akan dilakukan di
Blok Barat dan Blok Timur. Pada Blok Barat direncanakan melanjutkan pemboran
dewatering (depresurisasi) pada low wall S12A sedangkan di Blok Timur
direncanakan pemboran dewatering (depresurisasi) pada low wall S4 dan pemboran
infill Pit 1.


Area Luasan Persentase Status
Blok Timur &
Barat
1.500 ha 50,17% Ter-Explore
Non Pit Aktif 1.490 ha 49,83% Infrastruktur, dll
Lokasi Pemboran lubang terbuka (open hole)
Infill Dewatering
Blok Barat (Pit 7) - 3
Blok Timur (Pit 1) 9 1
Total = 13 Lubang bor

Parameter Pemboran Satuan (m) Standar
Kedalaman Rata-Rata 100 Sesuai Kebutuhan
Jarak Bor Rata-Rata 125 JORC

Lokasi Jumlah Lubang Bor Total Kedalaman (m)
Blok Barat infill (Pit 7) 6 263,00
Blok Barat Dewatering (Pit 7) 1 91,50
Total 7 354,50

Anda mungkin juga menyukai