BAB I
PENDAHULUAN
minyak dan gas alam (migas), emas, berbagai jenis batuan yang salah
sendiri.
Pemerintah Kabupaten Bungo berupaya untuk memenfaatkan
A (bahan galian yang strategis bagi Negara), yang selama ini belum
padat teknologi, dan padat resiko oleh karena itu dalam melakukan
lebih rendah dari bahan galian yang didapat, dengan arti kata proses
dilakukan apabila striping ratio (SR) relatif kecil serta kondisi geologi
(SR) yang cukup kecil dan layak tambang yakni antara 1:3 dan 1:4
dengan ketebalan over burden lebih kurang antara dua sampai enam
meter, dimana hal ini cukup menguntungkan bagi PT. Leban Mutiara
Hitam.
a. Untuk menggali batu bara yang ada di Muaro Bungo yang nantinya
migas.
negara dari hasil pemasaran dan penjualan batu bara yang berkualitas
diberikan perusahaan.
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan terdiri dari latar belakang proyek, tujuan dan
BAB IV PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran tentang studi kasus yang di
kemukakan.
BAB II
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Leban Mutiara Hitam pada awal berdirinya bernama CV. Citra
tanggal 1 januari tahun 2008 nama CV. Citra Perdana berubah menjadi
Januari 2008. PT. Leban Mutira Hitam merupakan sub kontraktor dari
salah satunya PT. Leban Mutiara Hitam, sedangkan pihak PT. Bara
(pembagian hasil) dari hasil produksi batubara dari PT. Leban Mutiara
Pada saat sekarang ini PT. Leban Mutiara Hitam mengerjakan tiga
Pit penambangan yaitu Pit ICP, 2CP dan 3CP ditambah dengan Pit
dipasarkan ke PT. Semen Padang, PT. RAPP Pekan Baru dan PT. Indah
pra tersier (batuan yang berumur 20-40 juta tahun yang lalu), dimana
yang terjadi. Dengan kondisi batuan yang tersusun atas batuan yang
pada musim kemarau akan timbul banyak debu karena kondisi jalan
yang kering dan tidak disirami air sehingga secara tidak langsung
produksi.
bulan)
5. Analisis Kualitas
Kualitas batubara yang dihasilkan PT. Leban Mutiara Hitam
6,194 kkal/kg, kadar sulfur 0,66% dan kandungan abu 5,60% Dapat
Tabel 2. Hasil Analisis PT. Sucofindo terhadap kualitas batubara PT. Leban
Keterangan:
penambangan.
standar.
pirit (FeS2) akan bereaksi dengan oksigen, reaksi ini merupakan reaksi
bentuk panas.
5. As Received (AR)
dalam batubara.
Dengan kalori yang cukup tinggi dan kadar abu yang relatife
penjualan batubara.
6. Sistem Penambangan
dari blok berikutnya. PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) menutup blok
timbunan tanah tersebut digunakan sebagai jalan untuk alat berat dan
dump truck.
7. Peralatan Tambang
Pelaksanaan penambangan batubara PT. Leban Mutiara Hitam
Alat berat yang digunakan adalah dozer sebagai alat gusur, excavator
sebagai alat gali dan alat muat dan dumptruck sebagai alat angkut.
Data jumlah unit dan lokasi kerjanya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
1 Excavator:
room
2 Bulldozer
3 Dump truck
2. PT. Sucofindo
sertifikat hasil analisis dari PT. Sucifindo, PT. Semen Padang sebagai
konsumen tidak bisa menerima batubara hasil produksi PT. Leban
mutiara hitam.
(BAW)
jasa alat berat. PT. Leban mutiara hitam bekerja sama dengan PT.
SKEMA PENGANGKUTAN
BATUBARA
PT. Leban Mutiara Hitam
Sumber: PT.
STRUKTUR ORGANISASI
PT. LEBAN MUTIARA HITAM
Sumber: PT. Leban Mutiara Hitam (LMH)2008
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, PT. Leban Mutiara
Hitam memiliki 50 orang karyawan yang bekerja pada bagian Adm &
keuangan, bagian Produksi, bagian HRD & umum, Mekanik, operator &
berikutnya:
Keterangan:
1. Mine Manager
keuangan
penambangan.
c. Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada
pemilik perusahaan.
penambangan.
2. Bagian Umum
(security).
a. Personalia
upah kerja
b. Administrasi
1) Pendataan aset perusahaan
c. Purchasing (pembelian)
3) Pendatan pembelian
d. Security (keamanan)
2) Keamanan karyawan
produksi adalah:
pit ke stockpile.
penambangan.
stock pile.
perusahaan, administrasi produksi dari setiap pit, jumlah jam kerja dan
1. Eksplorasi
secara akurat besar cadangan, kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak, dan
pengeboran dan penelusuran out crop yang ada. Dari hasil pemboran
tersebut maka kita dapat menentukan metoda apa yang akan dipakai
(BAMA). Dalam hal ini PT. LMH merupakan sub kontraktor dari PT.
BAMA.
2. Studi Kelayakan
a. Keberadaan Cadangan
b. Kesampaian Lokasi
c. Biaya Produksi
d. Biaya Transportasi
Karena jarak pengangkutan yang cukup jauh maka diperlukan
3. Persiapan Penambangan
4. Kegiatan Penambangan
Gambar2.ProsesLandClearing
b. Pengupasan tanah penutup (Over Burden)
saat ini bisa dikatakan sangat tipis dengan ketebalan antara 2-5
meter, tanah yang telah dikupas tersebut dibuang pada bagian yang
alat excavator CAT 330 B yang kemudian ditumpuk agar dapat dimuat
d. Pemuatan (Loading)
truck lalu dikalikan dengan factor pengali oleh seorang checker (orang
f. Pengangkutan (Hauling)
bermuatan 8 ton).
Gambar 7.HaulingBatubara
g. Pemasaran
h. Reklamasi
tambah, pada saat ini PT.Leban Mutiara Hitam (LMH) belum melakukan
kerja, dimana satu shift tersebut adalah 8 jam kerja yang dimulai dari
pukul 08.00 wib-17.00 wib dan jika bekerja pada malam hari dihitung
sebagai lembur.
b. Stock Room.
c. Pos Timbangan.
batu bara.
sebagai jalan.
Gambar 8. Proses penambangan
Pada proses pemuatan batubara dari pit ke stock room. PT. Leban
unit. Jarak angkut dari pit ke stock room ± 150 meter. Batubara yang
kegiatan mulai dari awal hingga akhir dan kembali lagi ke awal.
adalah:
angkut.
Lama gerakan
Keterangan gambar:
1) Waktu muat.
3) Waktu tumpah.
HD PS 220.
a. Waktu Manufer 1.
c. Waktu Angkut.
Lama waktu dari front penambangan ke stock room.
d. Waktu Manufer 2.
e. Waktu Tumpah.
f. Waktu Balik.
6. Pencatatan waktu yang hilang pada alat muat dan alat angkut.
a. Alat Muat.
Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat
muat adalah:
1) Waktu terlambat memulai pekerjaan.
b. Alat Angkut.
Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat
angkut adalah:
b. Menentukan alat muat dan alat angkut yang akan diambil datanya,
300 dan alat angkut dump truck Mitsubishi hino jumbo ranger.
c. Menentukan rencana jam kerja dan alat angkut dan alat muat,
rencana jam kerja alat angkut dan alat muat tersebut adalah 9 jam /
hari.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Menghitung waktu jam rusak dari alat muat dan alat angkut.
jam rusak dan jam standby alat muat dan alat angkut.
a. Standby hujan.
b. Standby no fuel.
c. Standby operator.
E. Temuan Menarik
Terjadinya waktu standby pada alat muat di Blok 3 PT. Leban Mutiara
Hitam (LMH), yang lama karena jumlah alat angkut yang sedikit serta
Hal ini akan menambah waktu siklus alat angkut dan itu tidak efektif
batubara yang sangat banyak karena kondisi jalan yang licin, sehingga
terhalang.
Gambar 11. Penumpukan Batubara di Stock room
BAB III
STUDI KASUS
A. Perumusan Masalah
mengenai alat muat dan alat angkut, terjadinya waktu standby pada
berat yang digunakan, terutama untuk alat angkut dan alat muat yang
produksi.
kehilangan jam kerja (terjadinya waktu stanby pada alat muat dan alat
hasil pengamatan penulis belum ada keserasian antara alat muat dan
alat angkut yang beroperasi. Sehingga dapat dilihat adanya alat muat
yang memiliki waktu standby yang lama karena sedikitnya alat angkut
yang bekerja.
Alat muat dan alat angkut yang digunakan pada blok 3 Saat ini
adalah:
2009”.
B. Landasan Teori
Dalam ilmu pertambangan dapat kita lihat berbagai macam
muat dan alat angkut maka perlu diketahui teori mengenai alat-alat
tersebut:
1. Excavator
Excavator adalah alat gali dan alat muat yang terdiri dari
a. Backhoe
pemuatan tersebut.
dibentuk. Backhoe yang kecil waktu siklusnya akan lebih cepat dari
backhoe yang lebih besar dan sudut swing yang kecil akan lebih cepat
dari sudut swing yang lebih besar. Disamping itu kondisi kerja juga
alat.
b. Dragline
dengan dump truck, alat pengangkut ini tidak perlu masuk ke lobang
produksi yang lebih baik dari alat ini, diperlukan keahlian yang mantap
c. Power Shovel
a. Kendali kabel
b. Kendali hidrolik
2. Dumptruck
Dump truck adalah alat angkut yang digunakan pada jarak dekat
kerja alat angkut adalah besarnya produksi yang dicapai oleh suatu
tersebut adalah:
a. Keadaan jalan
stock pile Dump Truck harus menempuh 150 m, jalan yang rusak dari
b. Lebar jalan
saluran
d. Effisiensi Kerja
Dalam kegiatan pengangkutan waktu produktif yang digunakan
waktu yang tersedia, hal ini karena adanya faktor-faktor yang menjadi
bahan bakar, pengaturan dan keserasian kerja antara alat muat dan
dan alat angkut, terutama operator alat angkut. Debu-debu ini akan
1. Pengambilan Data
muat dan alat angkut material batu bara dan overburden untuk
a. Data Primer
lapangan. Adapun data tersebut meliputi waktu siklus kerja dan waktu
kerja.
a). Sesuaikan alat alat angkut dengan kemampuan alat muat agar alat
material.
b). Untuk material yang keras, seperti batubara, tanah berbatu supaya
b). Memelihara jalan kerja agar jangan sampai ada yang rusak agar tidak
b. Data Sekunder
tersebut meliputi:
adalah:
Keteranagan:
suatu alat untuk beroperasi pada saat alat dapat digunakan. Rumus
Keterangan:
Dimana: T = W+R+S, Total hours available atau scheduled hours atau jumlah
Keterangan:
MA = Mechanical Availability
UA = Use of Utilisation
Eu = Efektive of Utilisation
Tabel 4. Faktor efisiensi
Halaman: 186
1 lb/cuyd =
0,000593 ton/M³
Dimana:
q = ql x K
Dimana:
ini:
Jenis Faktor
Kondisi kerja
pekerjaan bucket
Ringan Menggali dan memuat dari stock room1.0 – 0.8
dan stockpile atau material yang telah
dikeruk oleh excavator lain yang tidak
membutuhkan daya gali dan dapat
dimuat munjung.
Sedang 0.8 –
Menggali dan memuat dari stock room 0.6
atau stockpile,dengan kondisi tanah
yang sulit digali dan dikeruk akan tetapi
Agak dapat dimuat hamper munjung.
sulit 0.6 –
Menggali dan memuat batu pecah, tanah 0.5
liat yang keras,pasir dan kerikil yang
Sulit telah dikumpulkan,sulit mengisi bucket
dengan material tersebut.
0.5 –
Bongkahan batu besar dengan bentuk 0.4
tidak teratur dengan banyak rongga
diantaranya.
Sumber: Perhitungan Biaya Peralatan (Rochmanhadi, 1992 hal: 14)
adalah:
Cm = waktu gali + waktu swing isi + waktu tumpah + waktu swing kosong
hal. 34)
Keterangan:
C = ql x K x n
Keterangan:
truck
( Rochmanhadi,1992 hal.43)
Keterangan:
t2 = Waktu untuk posisi pengisian dan waktu alat muat mulai mengisi
(menit)
g. Keserasian kerja (MF)
dimana tidak saling tunggu menunggu antara alat muat dan alat
angkut.
Dimana:
MF < 1, berarti alat angkut bekerja penuh dan alat muat mempuyai
waktu tunggu
182)
1. Data
a. Data Primer
a) Rencana
b) Standby
c) Rusak
d) Aktual
b. Data Skunder
1:5
3) Spesifikasi alat muat dan alat angkut
MA =
= 93,76 %
1) Kode 23
MA =
= 100 %
2) Kode 24
MA =
= 100 %
3) Kode 25
MA =
= 100 %
2. Use of Utilisation
UA=
=
= 69,19 %
kode 23
UA =
= 46,09 %
kode 24
UA =
= 62,06 %
kode 25
UA=
= 43,05 %
EU =
= 66,44 %
kode 23
EU =
=
= 46,09 %
kode 24
EU =
= 61,40 %
kode 25
EU =
= 41,89 %
MA UA
NO Alat Muat Eut(%)
(%) (%)
Excavator
1 0,93 0,69 0,66
Caterpilar 330 B
Table 8. Perhitungan efesiensi optimum alat angkut
MA UA
NO Alat angkut Eut(%)
(%) (%)
1 DT. Mitsubishi (23) 1 0,46 0,46
2 DT. Mitsubishi (24) 1 0,62 0,61
3 DT. Mitsubishi (25) 1 0,43 0,41
Total 3 1,51 1,48
Rata-Rata 1 0,50 0,49
Waktu siklus:
Produktivitas Excavator
q = ql x K
= 2,3 x 0,9
= 2,07 m3
Cm = tb + ts1 + td + ts2
= 15,9 detik
Q=
Q=
= 297,57 ton/jam
b. Mitsubishi HD PS 220
1) kode 23
Waktu siklus
V1 = Jarak/waktu angkut
= 150 m/2,139 menit
= 70,12 m/menit
V2 = Jarak/waktu balik
= 142,31 m/menit
a) Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
Cmt =
= 8,556 menit
P=
=
= 66,77 m3/jam
= 64,24 ton/jam
2) kode 24
Waktu siklus
V1 = Jarak/waktu angkut
= 73,9 m/menit
V2 = Jarak/waktu balik
= 150 m/1,205menit
= 124,48 m/menit
a)Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
Cmt =
=
= 2,65mnt + 2,03mnt +0,43mnt + 1,205mnt + 2,18mnt
= 8,495menit
P=
= 89,18 m3/jam
= 85,80 ton/jam
3) kode 25
Waktu siklus
V1 = Jarak/waktu angkut
= 74,05 m/menit
V2 = Jarak/waktu balik
= 130,09 m/menit
a)Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
Cmt =
= 8,7465 menit
P=
= 58,22 m3/jam
= 56,01 ton/jam
Produksi total alat angkut yang bekerja pada blok 3CP adalah:
Jam
N Produksi kerja 1 Produksi
Jenis alat
o (ton/jam) bulan (bulan)
(jam)
1 Caterpilar 330 B 297,57 147,51 43,894,55
Jam
Produksi kerja 1 Produksi
No Jenis alat
(ton/jam) bulan (bulan)
(jam)
DT.Mitsubishi HD
1 64,24 102,33 6,573,68
PS 220 (23)
DT. Mitsubishi HD
2 85,80 136,33 11,697,11
PS 220 (24)
DT. Mitsubishi HD
3 56,01 93 5,208,93
PS 220 (25)
Total Produksi 206,05 23,479,72
= 0,61
E. Pemecahan Masalah
hingga saat ini mampu mencapai produksi tiap bulannya, kecuali jika
terganggu. Dengan kondisi alat yang bekerja pada blok 3 saat ini, yaitu
220, maka PT. Leban Mutiara Hitam mampu memproduksi batu bara
±23,146.3ton/bulan.
DT Mitsubishi HD PS 220
Kebutuhan alat
No Jenis alat
berat
1 Excavator caterpillar 1 unit
2 DT. Mitsubishi HD PS 220 4 unit
= 168 x 274,72
= 46,152,96 ton/bulan
c. Keserasian alat muat dan alat angkut setelah jumlah alat muat
Adalah:
= 0,83 ~ 1
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari hasil pengalaman lapangan yang telah penulis lihat dan data yang
Januari 2008. PT. Leban Mutiara Hitam merupakan kontraktor dari PT.
saat ini PT. Leban Mutiara Hitam mengerjakan tiga blok penambangan,
yaitu blok 1 CP, blok 2 CP dan bolk 3 CP, dengan target produksi
40,000 ton/bulan.
metoda back fiiling. dengan kadar kalori ± 6.194 kkal/kg dan didukung
oleh kadar sulfur (0,66%) dan kandungan abu (5,60%) yang relatif
rendah.
angkut diperoleh nilai MF kecil dari 1 atau sebesar 0.61, artinya alat
2. SARAN
yang diinginkan dan mencapai keserasian alat muat dan alat angkut.
lebih baik.
3. Perlu pembuatan parit pada main road agar tidak tergenangnya air
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain
rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah
ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh
karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan
attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan
aplikasinya.
Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :
- Dozer,
- Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;
- Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;
- Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain.
Gambar.1.1
Dozer
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat
berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk
didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan
clamshell.
Gambar.1.2
Backhoe
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Gambar1.3
Truk
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk
memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan
dozer adalah alat pemindahan material.
Gambar1.4
Loader
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
e. Alat Pemadat
Gambar.1.5
Tandem Roller
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Gambar. 1.7
Asphalt Paver
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Crawlercrane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
b. Alat Statis
Gambar. 1.9
Tower Crane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-
berat.html
Gambar. 1.10
Gambar. 1.11
BACKHOE LOADER
Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator
yaitu:
Gambar. 1.12
HIDRAULIC EXCAVATOR
• Excavating (menggali)
Gambar. 1.13
MOTOR GRADER
• Scarifying
• Side Sloping
• Dozing
• Ripping
Tergantung attachment (perlengkapan kerja) nya, Skid Steer Loader,
disingkat SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya
:
• Loading, Dozing,
• Digging,
• Clamping,
Gambar. 1.14
Gambar. 1.15
Skidder
• Wheel Skidder
• Track Skidder
Gambar. 1.16
Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni:
Gambar 1.17
Gambar 1.18
Gambar.1-19.
Wheel Dozer
Gambar.1.20
Gambar 1.21.
Wheel Loader
Loaderadalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya
seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader
merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-
tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat
digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk
menggusur bongkaran, menggusur tonggaktonggak kayu kecil,
menggali pondasi basement dan lain-lain.
Gambar. 1.22
Gambar.1- 23
Telehandler
Power Shovel
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain
rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah
ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh
karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan
attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan
aplikasinya.
Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :
- Dozer,
- Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;
- Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;
- Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat
berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk
didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan
clamshell.Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan
roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang
menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya
Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak
utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu
sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk
menggusur tanah.
e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan
tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk
pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan
lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatictiredroller, compactor, dan lain-lain.
Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul
sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin.
Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat
dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah
menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan
hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara
sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.