Anda di halaman 1dari 10

“Perencanaan Gedung Apartment Caspian Menggunakan Struktur Baja Sistem Bressing

Konsentrik Khusus Type X di Kota Surabaya”

Disusun oleh :
Muhamad Dimas Andriansyah
16110037
Latar belakang
Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus berkembang pesat. Tentunya hal ini menimbulkan
banyak sekali permasalahan di antaranya adalah keterbatasan lahan. Dan kondisi tersebut mendorong tingginya
harga rumah tapak yang salah satunya dipengaruhi oleh harga tanahnya, karena semakin maju suatu daerah,
semakin lengkap infrastrukturnya, maka akan semakin tinggi juga harga tananhnya, oleh karena itu, hal ini memicu
pertumbuhan dan pembangunan gedung gedung apartmen yang pesat, tetapi lahan di Surabaya cukup terbatas,
maka apartmen di desain bangunan bertingkat.
Dalam perkembangan dunia konstruksi salah satu tahapan penting dalam perencanaan struktur bangunan adalah
pemilihan jenis material yang akan digunakan diantaranya beton bertulang, baja, dan kayu. Konstruksi baja
merupakan suatu alternatf atau pilihan yang menguntungkan dalam pembangunan gedung selain karena konstruksi
baja dapat dibangun lebih cepat dari pada material lainnya, strukturnya juga bersifat elastis dan punya daktilitas
tinggi sehingga konstruksi baja mampu menahan beban besar. Batang strukrur dari baja mempunyai tampang lebih
kecil dari pada batang struktur dengan bahan lain, baja memiliki kekuatan yang tinggi dari pada struktur bahan yang
lain sehingga kebutuhan pondasi juga lebih kecil.
Perkembangan pembangunan dan pertumbuhan gedung-gedung apartment yang pesat, dimana apartment
tersebut merupakan bangunan tingkat tinggi. Hal tersebut mendorong para perencana bangunan untuk
membuat bangunan bertingkat yang tahan gaya gempa. Dimana berdasarkan letak geografisnya ternyata
Surabaya berada dibawah 2 patahan bumi, yaitu Patahan Kendeng dan Patahan Rembang. Dua patahan ini
diperkirakan masih aktif sehingga suatu saat besar kemungkinan bisa terjadi gempa bumi berkekuatan besar
di Surabaya
Berdasarkan data, daerah dekat Surabaya yaitu Mojokerto pada tahun 1936 pernah terjadi gempa bumi
dengan kekuatan 6-7 skala richter. Dan ini dampak nya merusak ( Dani Hilman Natawidjaja, 2009).
Kondisi ini menyadarkan kita, bahwa di Surabaya merupakan daerah rawan terjadi gempa. Untuk
mengurangi resiko bencana yang terjadi diperlukan konstruksi bangunan tahan gempa. Hal ini pula yang
menuntut seseorang perencana agar membuat perencanaan struktur bangunan tingkat tinggi agar dapat
menahan gaya yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa harus mampu bertahan terhadap gaya gempa, Pada
struktur bangunan tingkat tinggi harus mampu menahan gaya-gaya vertikal (gravitasi), maupum gaya gaya
horizontal (beban gempa). Jika suatu portal mempunyai banyak kolom vertikal, maka gaya aksial yang terjadi
pada batang akan cukup besar terlebih jika portal tidak tahan gaya gaya kesamping.
Gaya gempa yang dikonversikan menjadi beban gempa menghasilkan gaya lateral sangat besar, yang
menimbulkan pergoyangan kesamping. Semakin tinggi bangunan tersebut, simpangan yang terjadi (drift) akan
semakin besar maka perlu dilakukan tinjauan lebih dalam pada drift tersebut. Agar struktur baja dari gedung
kuat menahan beban gempa dibutuhkan struktur pengaku (bracing). Pengaku (bracing) adalah struktur baja
diagonal tambahan untuk mencegah struktur baja terhindar dari bahaya tekuk atau puntir (Cochran dan
Honeck, 2004)
Struktur rangka bresing (SRB) bertujuan untuk memberikan kekakuan pada struktur sehingga mampu
mengurangi deformasi yang terjadi. Menurut SNI 03-1729-2002 ada tiga macam konfigurasi sistem rangka yang
sering digunakan yaitu sistem rangka pemikul momen (SRPM), struktur rangka bresing konsentrik (SRBK),
Struktur rangka bresing eksentrik (SRBE). Diantara ketiga sistem rangka tersebut, Struktur rangka bresing
konsentrik (SRBK)blebih mengutamakan pada kekuatan strukturnya.
Struktur rangka bresing konsentrik memiliki beberapa tipe seperti tipe x, tipe diagonal, tipe v, tipe v terbalik,
tipe x-2, dan tipe k. Diantara keenam tipe tersebut saya menggunakan sistem tipe x karena memiliki nilai
momen lentur terkecil dan juga penambahan bresing tipe x juga mengurangi lateral displacements yang terjadi
pada struktur.
Oleh hal tersebut Apartment yang terdiri dari 10 lantai akan didesain menggunakan metode struktur Sistem Rangka Bresing
Konsentris Khusus tipe x (SRBKK), karena memiliki salah satu kelebihan atau keuntungan yang tidak dimiliki oleh tipe lain, yaitu dapat
mendistribusikan gaya gaya tidak seimbang pada struktur dan juga mengurangi lateral displacement pada struktur .

Model 1 Penempatan Bracing Model 2 Penempatan Bracing


Identifikasi Masalah
Dalam perencanaan ini masalah yang diidentifikasi adalah merencanakan
apartment Caspian yang terdiri atas 10 lantai dengan menggunakan struktur baja
yang mempunyai kekutan tinggi, serta menggunakan bracing tipe x pada setiap
lantainya agar struktur baja mampu menahan gaya gempa. Juga ada 2 penempatan
bracing yang di letakkan berbeda yang tujuannya untuk mengetahui nilai
simpangan (drift) akibat gaya gempa yang terkecil.
Rumusan Masalah
• Berapa dimensi profil kolom dan balok yang digunakan pada struktur sehingga struktur
mampu menahan beban gravitasi dan menahan gaya gempa yang bersifat lateral/samping?
• Berapa nilai drift yang terjadi pada 2 penempatang bracing?
• Berapa nilai simpangan terkecil dari kedua penempatan bracing yang ditempatkan berbeda?
Tujuan Perencanaan
• Merencanakan dimensi profil apartment Caspian yang terdiri atas 10 lantai yang
mampu menahan beban gravitasi dan beban gempa
• Mengetahui nilai simpangan (drift) pada tiap penempatan barcing yang ditempatkan
berebeda serta mengetahui simpangan yang terkecil pada saat terjadi gempa diantara
2 penempatan bracing
Manfaat
• Dari perencanaan apartmen Caspian 10 lantai ini dapat memberi referensi pada
para akademis di bidang teknik sipil mengenai bangunan struktur baja
• Mengetahui penempatan bracing yang efektif dalam perencanaan struktur baja
yang tahan gempa
• Hasil perencanaan ini diharapkan menjadi acuan bagi perencana bangunan di
Indonesia untuk lebih mengembangkan desain dari bangunan struktur baja.
Batasan masalah
• Karena luasnya ruang lingkup pembahasan, maka batasan masalah yang dibuat
untuk menjadi pembahasan adalah:
• Perencanaan tidak meninjau pada biaya dan metode pelaksanaan konstruksi
• Tidak menijau sistem utilitas bangunan, seperti pekerjaan finishing,manajemen
konstruksi, sanitasi, mekanikal erectrical maupun arsitektur.
Terimakasih……

Anda mungkin juga menyukai