Anda di halaman 1dari 7

a) PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN KEBAKARAN

1. LATAR BELAKANG
1.1 Managemen PT. Senamas Energindo Mineral menerima bahwa pengelolaan Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup yang baik adalah landasan utama dalam semua
kegiatan operasionalnya
1.2 Untuk mendukung pernyataan di atas, kita harus mempunyai system fasilitas dan program
perawatan peralatan perlindungan kebakaran di semua site
2. SASARAN
2.1 Mengurangi resiko insiden kebakaran yang mungkin terjadi di semua area kerja / site
2.2 Sebagai upaya persiapan dalam menghadapi insiden kebakaran yang munkin terjadi.
Sehingga kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya dan mengurangi
kerugian yang ditimbulkannya.
3. SISTEM DAN PROGRAM PERLINDUNGAN KEBAKARAN
3.1 Project Manager harus memastikan bahwa site mempunyai program pencegahan kebakaran
yang efektif di semua area
3.2 Program tersebut dapat melalui kegiatan di bawah ini :
a) Inspeksi terencana bulanan (seperti dijelaskan dalam standart nomor 7 Panduan Elemen
Keselamatan)
b) Laporan bahaya kebakaran dari karyawan melalui media kartu laporan bahaya / yellow card
(seperti dijelaskan dalam standart nomor 7 Panduan Elemen Keselamatan)
c) Pengelolaan house keeping / tata rumah tangga yang baik (seperti dijelaskan dalam standart
nomor 7 Panduan Elemen Keselamatan)
d) Program Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko / IBPR (seperti dijelaskan dalam standart
nomor 7 Panduan Elemen Keselamatan)
e) Pengendalian dan penanganan yang baik semua bahan mudah terbakar
3.3 Selain program pencegahan kebakaran, site juga harus mempunyai system dan peralatan
perlindungan kebakaran yang efektif di semua area kendaraan dan bangunan
3.4 Sistem ini harus dan selalu siap untuk mengatasi situasi darurat yang mungkin terjadi.
System perlindungan kebakaran minimal terdiri dari :
a) Alarm kebakaran
b) Alat pemadam kebakaran (portable atau permanen)
c) Water truck yang dilengkapi dengan pompa dan selang (berfungsi sebagai unit pemadam
kebakaran)
d) Tim pemadam kebakaran (disatukan dengan tim emergency)
e) Fire and heat detection system
f) Fire suppresioan system
3.5 koordinator emergency bertindak sebagai coordinator kebakaran dan untuk masing-masing
departeman menunjuk satu orang sebagai asisten coordinator kebakaran
3.6 koordinator kebakaran dan SHE Departemen site bertanggung jawab untuk memberikan
pelatihan tentang pengelolaan dan inspeksi alat pemadam kebakaran kepada semua asisten
coordinator kebakaran
3.7 Tugas / tanggung jawab coordinator emergency sebagai coordinator kebakaran adalah :
a) Memastikan semua departemen melakukan survey kebakaran di semua areanya, untuk
mengidentifikasi semua kemungkinan resiko kebakaran, penyimpangan sisitem
perlindungan pencegahan dan fasilitas perlindungan kebakaran
b) Memastikan semua departemen melakukan review hasil survey kebakaran setiap tiga tahun
sekali
c) Memastikan program kesadaran dan pencegahan kebakaran berjalan dan didukung semua
karyawan di site
d) Memastikan system dan fasilitas perlindungan kebakaran dalam kondisi baik, dikontrol,
dirawat dan diperiksa secara periodic
e) Memastikan semua unit kebakaran mendapatkan pelatihan penyegaran teoritis minimal
enam bulan sekali sesuai dengan kurikulum kursus teknik penanggulangan kebakaran yang
diatur dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja KEP 186/MEN/1999
f) Memastikan peralatan kebakaran cadangan selalu tersedia untuk mengatasi keadaaan
darurat dan mengganti peralatan kebakaran yang sedang diperbaiki
g) Memastikan prosedur keadaan darurat kebakaran daftar nama / lokasi / nomor semua
anggota tim kebakaran, dimasukkan dalam prosedur keadaan darurat site.
h) Mengkoordinasi upaya pemadam kebakaran, evakuasi orang dan barang. Mengamankan
lokasi kerja dan bekerja sama dengan instansi terkait saat terjadi keadaaan darurat
3.8 Asisten Koordinator Kebakaran harus memastkan semua alat pemadam kebakran di
departemennya :
a) Dicatat dalam daftar semua peralatan pemadam kebakaran, daftar terdiri dari 4 kolom :
lokasi, jenis / nama alat, nomor registar, ukuran / berat
b) Semua peralatan di beri kartu inspeksi peralatan (KIP) dan diperiksa sebelan sekali
c) Semua peralatan ditempatkan dalam posisi yang strategis / sesuai standard an dilengkapi
dengan rambu dank ode warna
4. PELATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN
4.1 Koordinator kebakaran / coordinator emergency dan semua anggota Tim Emergency harus
mendapatkan pelatihan awal teknik pemadaman kebakaran dan refresing / penyegaran
setiap 6 bulan sekali sesuai dengan kurikulum kursus teknik penanggulangan kebakaran
yang diatur dalam keputusan menteri tenaga kerja KEP 186/MEN/1999
4.2 Minimal 10 % dari jumlah karyawan dan semua dari anggota Satuan Keamanan (Satpam)
harus mendapatkan pelatihan praktik pemadam kebakaran
4.3 Semua karyawan harus diberi sosialisasi tentang system dan fasilitas pencegahan dan
perlindungan kebakaran. Sosialisasi ini diberikan pada saat pelatihan induksi K3LH awal dan
tahunan
5. JENIS KEBAKARAN DAN PEMILIHAN TIPE PERALATAN
5.1 Jenis / kelas kebakaran dikelompokkan sebagai berikut :
a) Kelas A : kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang mudah terbakar,
seperti batubara, kertas, kayu dan lain lain
b) Kelas AC : kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang mudah terbakar,
dan menimpa benda yang berhubungan dengan sumber listrik misalanya kabel listrik
yang bercampur / kotor oleh debu batubara
c) Kelas B : kebakaran yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar atau
benda padat yang dapat berubah menjadi cair misalnya olie, bensin, solar, pernis dan
lain lain
d) Kelas BC : kebakaran yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar atau
benda padat yang dapat berubaj mencadi cair dan menimpa benda-benda yang
berhubungan dengan sumber listrik misalnya trafo yang bercampur / kotor oleh olie
e) Kelas ABC : kebakaran yang disebabkan oleh bahan – bahan kelas A dan B dan
menimpa benda-benda yang berhubungan dengan sumber listrik, misalnya trafo yang
bercampur kotor oleh olie dan debu batubara
f) Kelas D : kebakaran yang disebabkan oleh logam yang terbakar pada suhu tinggi
seperti magnesium, aluminium, titanium, zirconium, sodium, lithium dan potassium
5.2. Assiten coordinator kebakaran harus menyeleksi tipe pemadam kebakaran yang benar untuk
masing-masing area berdasarkan jenis resikonya. Seleksi alat pemadam harus berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
a) Tipe material, bahan kimia, atau zat lain di area tersebut
b) Besarnya kemungkinan terjadinya kebakaran
c) Kemampuan dari karyawan di area tersebut
d) Kondisi lingkungan sekitar
e) System perawatan alat pemadam

5.3 Alat pemadam kebakaran di klasifikasikan sebagai berikut :

Tipe Alat JENIS KEBAKARAN


Pemadam A B AC,BC,ABC D
Air Sesuai Berbahaya Berbahaya Berbahaya
Busa Protein Kesesuaian Sesuai Berbahaya Berbahaya
atau Busa Terbatas
Sintetis
Busa Protein – Kesesuaian Sesuai Berbahaya Berbahaya
Fluoro Terbatas
Busa Fluoro Sesuai Sesuai Berbahaya Berbahaya
(AFFF)
GAS C02 Tidak Sesuai Kesesuain Sesuai Sesuai
Terbatas
Bubuk kering dan Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sodium B1 –
carbonate /
Potassium
chloride
Dubuk Kering Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Ammonium
Phosphate

5.4 Pada umumnya alat pemadam kebakaran seperti ini yang paling banyak di gunakan oleh
perusahaan-perusahaan :
a) Kantor, ruangan computer : tipe gas CO2
b) Bengkel gudang : tipe bubuk kering ABC
c) Area penyimpanan minyak : tipe bubuk kering ABC
d) Peralatan bermotor : tipe bubuk kering ABC
e) Mess, camp, dapur : tipe bubuk kering ABC
f) Lingkungan umum, kebun, hal : air
6. POSISI / LETAK ALAT PEMADAM KEBAKARAN
6.1 posisi di tempat yang mudah terlihat dan mengikuti jalur / jalan keluar yang diberi tanda / rambu
standar
6.2 alat pemadam kebakaran gulungan selang dapat ditempatkan di dalam kotak lemari. Atau untuk
pemadam kebakaran tunggal dapat di gantung dengan bracket di dinding
6.3 ketinggian pegangan alat pemadam kebakaran atau lubang tengah dari gulungan selain hidran dari
lantai adalah antara 80 – 120 sentimeter
6.4 alat-alat tersebut ditempat dekat dengan pintu keluar atau pintu darurat
6.5 tempat dimana alat-alat tersebut berada harus diberi tanda / rambu – rambu standart seperti
dibawah ini :
a) dinding dimana alat pemadam kebakaran ditempatkan harus dicat garis menyerong warna
merah dan putih (berselang) lebar garis adalah 5 cm
b) di atas alat pemadam kebakaran atau gulungan selang dipasang rambu segitiga terbalik
dengan warna dasar merah, ukuran sisi 35 cm, huruf dengan dasar warna putih
c) lantai bawah dimana alat pemadam kebakaran atau gulungan selang ditempatkan harus
dibuat area bersih dan penumpukan (clear area) selebar 1 meter dengan warna merah
bergaris tepi putih
6.6 Jangan menempatkan alat pemadam kebakaran atau gulungan selang di jalan buntu, dibalik pintu, di
dalam ruangan tertutup atau dekat dengan alat pemanas
6.7 Jangan menempatkan barang apapun di area penempatan alat pemadam kebakaran sehingga
menghalangi orang dalam mengambil alat pemdam saat terjadi kebakaran
6.8 Penempatan alat tersebut jangan sampai menggagu arus keluar masuk atau aktivitas lainnya
6.9 Alat tersebut jangan ditempatkan telalu dekat dengan titik beresiko tinggi terjadinya kebakaran,
tetapi harus menjaga jarak aman dari semburan api
6.10 Untuk penempatan alat pemadam kebakaran di luar ruangan, harus dibuatkan gardu atau kotak
yang terlindung dari panas dan hujan
6.11 Alat pemadam kebakaran jangan ditempatkan pada area dengan suhu ekstrim (dibawah 0
derajat, atau diatas 55 derajat celcius)
6.12 Penempatan alat pemadam kebakaran / gulungan selang hidran pada bangunan atau gudang,
harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
a) Bangunan beresiko kecil : minimal 1 alat pemadam kebakaran ukuran 6 kg setiap 400
meter persegi luas area
b) Bangunan beresiko sedang : minimal 1 alat pemadam kebakaran ukuran 6 kg setiap 200
meter persegi luas area
c) Bangunan beresiko tinggi : minimal 1 alat pemdam kebakaran ukuran 6 kg setiap 100
meter persegi luas area
6.13 Untuk penempatan alat pemadam kebakaran / gulungan selang hidran di area lain terinci
seperti di bawah ini :
AREA LOKASI / TEMPAT JUMLAH TIPE BERAT

Truck Besar (HD Mudah dijangkau 1 ABC 6 Kg


785, Cat 777, dan diluar kabin
Euclid, dll)
Truck Kecil (Hino, Mudah dijangkau 1 ABC 6 Kg
Isuzu, Nissan dll) dan di dalam
kabin
Kendaraan Mudah dijangkau 1 ABC 3 Kg
Sarana Kecil dan didalam kabin
(Hiline, Taft,
Kijang dll)
Bis Kecil Mudah dijangkau 1 ABC 6 Kg
dan didalam kabin
Bis Besar Mudah dijangkau, 2 ABC 6 Kg
1 buah kabin di
depan, 1 buah
kabin dibelakang
Alat Khusus Mudah dijangkau 1 ABC 6 Kg
(forklift, mobil dan di luar kabin
crane, dll)
Troli oxy- Gantung di troli 1 ABC 6 Kg
acetylene sat
Gudang tabung Dinding sebelah 2 ABC 6 Kg
bertekanan luar dari
bangunan
Tempat Tidak terlalu dekat 2 ABC 6 Kg
Penyimpanan dengan
Minyak < 5000 tanki/bangunan
liter
Stasiun pengisian Tidak terlalu dekat 4 ABC 6 Kg
bahan bakar dengan lokasi
Fuel truck / lub Di luar kabin 2 ABC 6 Kg
truck
Rumah generator Dinding sebelalah 1 ABC 6 Kg
luar
Main Fuel Tank Kira-kira 10 meter Hidrant dan compound foam
dari pagar
pembatas

7. CATATAN ALAT / FASILITAS PERLINDUNGAN KEBAKARAN

7.1 semua alat dan fasilitas perlindungan kebakaran harus dicatat dalam daftar asset perusahaan
dan tersimpan di file

7.2 Asisten Koordinator kebakaran harus membuat daftar tersendiri semua alat dan fasilitas
pemadam kebakaran yang berada di departemennya dan harus diperbaharui setiap. Daftar tersebut
terdiri dari 5 kolom yang menjelaskan nomor register, tipe alat, kapasitas, lokasi / posisi dan kondisi
terakhir

7.3 Asisten Koordinator Kebakaran harus memastikan semua alat dan fasilitas pemadam kebakaran
diberi nomor registar yang menempel pada masing-masing alat

7.4 untuk keseragaman penomoran / registar alat pemadam api mengikuti ketentuan Nama
Site/Nomr urut / AFP : contoh SINGLURUS

7.5 semua hal yang mengangkut modifikasi, perawatan, pemindahan, kerusakan dan lain lain harus
dicatat dan diketahui oleh Asisten coordinator kebakaran dengan menggunkan formulir

8. INSPEKSI DAN PERAWATAN ALAT / FASILITAS PEMADAM KEBAKARAN

8.1 setiap kepala bagian bertanggung jawab untuk memastikan semua alat / fasilitas pemadam
kebakaran yang berada di departemenya (peralatan, troly, oxy-acetiline set, bangunan dan lain,lain)
harus diperiksa / di inspeksi setiap bulan oleh orang yang di tunjuka (assieten kordinator kebakaran)
yang ada di areanya

8.2 semua alat fasilitas pemadam kebakaran yang berada di peralatan dan troli oxy-aceteline set harus
di inspeksi / diperiksa oleh orang yang menggunakan alat tersebut (operator / driver / welder).
Pemeriksaan alat pemadam api harus masuk di dalam formulir pelaksanaan perawatan Harian (P2H)

8.3 Kepala bagian plant bertanggung jawab untuk memastikan semua alat pemadam kebakaran di
semua kendaraan diinspeksi pada saat perawatan periodic kendaraan

8.4 Project Manager semua kepala bagian dan coordinator kebakaran harus melakukan inspeksi secara
acak untuk memastikan semua alat / fasilitas pemadam kebakaran dalam kondisi baik dan diinspeksi
secara rutin dengan melihat lobang pada kartu inspeksi . dapat dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan inspeksi terencana

8.5 semua alat pemadam kebakaran harus dirawat sesuai dengan spesifikasi alat

8.6 pengisian ulang alat pemadam kebakaran dapat dilakukan oleh karyawan yang teah diberi pelatihan
tehnik pengisian ulang alat pemadam kebakaran atau oleh jasa services (supplier yang kompeten
dibidang pengisisan ulang alat pemadam kebakaran)

9. PENGGANTIAN PEMINDAHAN DAN PERMINTAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


9.1 semua hal yang berkaitan dengan penggantian atau perawatan alat pemadam kebakaran harus
melalui asisten coordinator kebakaran dan diketahui oleh coordinator kebakaran
9.2 pengawas / supervisor area yang akan mengganti alat pemadam kebakaran harus mengisi
formulir 7 PEDOMAN ELEMEN KESELAMATAN dan menyerahkan kepada asisten coordinator
kebakaran
9.3 Assisten Koordinator kebakaran akan memperbaharui daftar alat pemadam api di areanya
bedasarkan formulir 7 PEDOMAN ELEMEN KESELAMATAN
9.4 Assiten kordinator kebakaran akan menyerahkan alat pemadam kebakaran yang kondisisnya
baik kepada pengawas / supervisor sebagai pengganti alat pemadam api yang rusak atau
kososng
9.5 Alat pemadam kebakaran yang kosong / rusak harus ditempatkan tersendiri (jangan digabung
dengan alat yang kondisinya baik) dan segera dikirim ke supplier untuk perbaikan atau pengisian
ulang
9.6 Semua alat yang berkaitan dengan pemindahan alat pemdam kebakaran harus melalui asisten
coordinator kebakaran dan diketahui oelh coordinator kebakaran
9.7 Pengawas / supervisor area yang akan memindahkan alat pemadam kebakaran harus mengisi
formulir 7 PEDOMAN ELEMEN KESELAMATAN
9.8 Assiten coordinator kebakaran bersama dengan pengawas / supervisor akan menentukan lokasi
baru dan tepat untuk penempatan alat pemadam api
9.9 Assiten coordinator kebakaran akan memperbaharui daftar pemadam api berdasarkan formulir
tersebut dan melaporkan kepada coordinator kebakaran
9.10 Semua hal yang berkaitan dengan permintaan baru alat pemadam kebakaran harus
melalui assiten koodinator kebakaran dan diketahui oleh coordinator kebakaran
9.11 Untuk permintaan alat pemadam kebakaran baru, pengawas supervisor area harus
mengisi formulir 7 PEDOMAN ELEMEN KESELAMATAN
9.12 Koordinator kebakaran akan menilai permintaan baru tersebut dan menyetujui jika
dinilai perlu. Penilaian ini berdasarkan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
9.13 Selanjutkan coordinator kebakaran akan mengajukan pembelian alat pemadam
kebakaran baru
9.14 Semua pembelian alat pemadam api harus melalui coordinator kebakaran dan logistic
departemen tidak boleh memproses pembelian alat pemadam api yang diluar sepengetahuan
koodinator kebakaran

Anda mungkin juga menyukai