Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KELOMPOK

TAMBANG TERBUKA

Sistem Penambangan Batubara di PT Artamulia Tata Pratama

Oleh :

Fajar Inaqtiyo Zalaff (1306450)


Syaifullah Aziz (1306430)
Mai Ridho Purnomo Putra R (1306458)
Rizka Mutiara (1302712)
Osmaini Sutra Haryati (1302670)

Dosen :
Drs. Sumarya, MT.

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini dibahas
mengenai Sistem Penambangan Batubara di PT Artamulia Tata Pratama.
Makalah ini dibuat melakukan studi pustaka terhadap laporan Praktek
Lapangan yang pernah dilakukan di Perusahaan yang bersangkutan. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Padang, 31 Maret 2016

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Daftar Gambar.................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan...........................................................................................1
A. Deskripsi Perusahaan.............................................................................1
B. Deskripsi Kegiatan Industri..................................................................3
Bab II Pembahasan...........................................................................................9
A.
B.
C.
D.

Sistem Penambangan.............................................................................9
Kegiatan Lapangan.................................................................................9
Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan.............................20
Hambatan yang terjadi di Lokasi Penambangan..............................22

Bab III Penutup..............................................................................................25


A. Kesimpulan..........................................................................................25
B. Saran.....................................................................................................26
Daftar Pustaka.................................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Singkat Pekembangan Perusahaan
PT. Artamulia Tata Pratama adalah perusahaan pertambangan yang
bernaung dibawah kuasa pertambangan PT. Sinar Mas Group yang pada
lokasi penambangannya diwakili oleh PT. Kuansing Inti Makmur (KIM).
PT. Artamulia Tata Pratama memulai penambangan pada bulan Mei
2010 dan menargetkan produksi hingga 90.000 MT/Bulan. Sistem
penerimaan karyawan yang diterapkan PT. Artamulia Tata Pratama saat
ini adalah sistem kontrak kerja per enam bulan.

Sumber: Data Dept Engneering PT. Artamulia Tata Pratama 2013

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pertambangan PT. Artamulia Tata Pratama

2. Perkembangan PT. Artamulia Tata Pratama


PT. Artamulia Tata Pratama melakukan kegiatan penambangan
dengan luas area KP sesuai dengan perjanjian kerja sama pengelolaan
lahan dengan PT. KIM (Kuansing Inti Makmur) adalah 172 ha yang
dibagi menjadi dua bagian lokasi area penambangan yaitu Pit Barat dan
Pit Timur, seperti pada gambar 1 dan 2 di bawah ini:

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 1.2. Lokasi Area Penambangan Pit Barat

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 1.3. Lokasi Area Penambangan Pit Timur


Sedangkan jarak antara Pit Barat dan Pit Timur sekitar 1.2 km.
Titik penggalian terendah di PT. Artamulia Tata Pratama pada saat ini
dilokasi area penambangan Pit Barat berada pada elevasi 69 m DPL,

sedangkan di lokasi area penambangan Pit Timur berada pada elevasi


82 m DPL. Penggalian dilakukan dengan cara sistem jenjang (benching
system), dimana penurunan elevasi dilakukan secara bertahap searah
strike-dip batubara 30o 40o arah Utara dengan SR 1/7.
Aktifitas penambangan menghasilkan limbah (waste) berupa
material penutup lapisan Batubara (overburden). Material tersebut
(waste) ditimbunkan pada areal pembuangan yang terdiri dari IPD (In Pit
Dump) dan OPD (Out Pit Dump), dimana lebih dikenal dengan istilah
Disposal Area.
B. Deskripsi Kegiatan Industri
Sistem penambangan pada PT. Artamulia Tata Pratama adalah
tambang terbuka dengan metode open Pit mining, dengan tata cara
penambangan searah jurus pada lapisan dan kedudukan Batubara (strip
mining). Sebagai acuan Striping Ratio (SR) adalah 1:7.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui endapan Batubara pada daerah
penambangan baik itu Pit Barat maupun Pit Timur terdiri dari tiga lapisan
(seam), yaitu seam 100, seam 200, dan seam 300. Tebal endapan batubara
pada seam 100 1,5 m, seam 200 2 m, dan seam 300 8 m, sedangkan setiap
lapisan Batubara terdapat sisipan material Gravel dan Clay yang keras
(Parting) dimana untuk memisahkan Parting dari Batubara perlu dilakukan
peledakan.
1. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan
a. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi penambangan PT. Artamulia Tata Pratama terletak di

Desa Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Propinsi


Jambi. Secara geografis terletak antara koordinat 101 30 00
101 40 10 BT dan 01 00 00 01 25 08 LS .
Pada peta di bawah ini memperlihatkan daerah kesampaian
lokasi penambangan.

Sumber: PT. Artamulia Tata Pratama 2013

Gambar 1.4. Peta Lokasi Kesampaian Daerah PT. ATP


b.

Iklim dan Cuaca


Daerah penambangan di job site BHBA ini beriklim tropis
dengan temperature udara berkisar antara 25 C 30 C.
Aktivitas penambangan terbuka sangat dipengaruhi oleh iklim
dan cuaca. pada musim hujan kegiatan penambangan akan terhambat

karena jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktivitas


penambangan tidak bisa dilakukan, sebaliknya pada musim kemarau
akan timbul banyak debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak
disirami air sehingga secara tidak langsung iklim dan cuaca sangat
berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi.
d.

Struktur Geologi Regional


Berdasarkan penyelidikan lapangan tim ekplorasi
PT. Kuansing Inti Makmur (KIM) dapat diperkirakan bahwa proses
terjadinya batubara di daerah penelitian ini adalah secara insitu, yaitu
pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan setempat yang
mati kemudian terakumulasi di suatu tempat.

2. Keadaan Endapan Batubara


Berdasarkan sifat fisik, jenis roof/floor dan parting, ketebalan
serta hubungannya dengan Batuan lain, maka batubara di daerah ini dapat
di koreksi menjadi tiga seam Batubara. Seam-seam tersebut dari muda ke
tua adalah sebagai berikut :

a.

Seam 1/ seam upper /seam 100


Seam 1 memiliki ketebalan hingga 1,5 meter. Lapisan ini
memiliki nilai kalori antara 5000 kkal/kg sampai 5500 kkal/kg.
Dibawahnya terdapat interburden setebal lebih kurang 5 meter.

b.

Seam 2/seam extra/seam 200


Terdapat pada kisaran 5 meter di bawah seam 2. Seam ini
memiliki ketebalan hingga 1.5 meter dengan nilai kalori antara 5000
kkal/kg sampai dengan 5500 kkal/kg. Sebarannya menempati bagian
tengah hingga tenggara daerah ini.

c.

Seam 3/Seam lower/seam 300


Sebarannya terdapat pada bagian utara dengan ketebalan
8 meter. Jenis material Clay sering dijumpai antara seam ini dengan
lapisan seam 2 diatasnya. Nilai kalori dari seam ini adalah berkisar
antara 5500 kkal/kg sampai 6000 kkal/kg.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 1.5. keadaan lapisan batubaraa.


3. Ruang Lingkup Kerja
Adapun ruang lingkup pekerjaan penambangan atau jenis pekerjaan
yang dilakukan di PT. Artamulia Tata Pratama antara lain :
a.

Survey dan pemetaan.

b.

Pembersihan lahan (land clearing).

c.

Pengupasan lapisan tanah pucuk (Top Soil).

d.

Mengangkut top soil ke tempat penyimpanan (Top Soil


Storage).

e.

Peledakan (blasting) sebagai salah satu bentuk persiapan


penambangan.

f.

Pengupasan lapisan penutup (overburden) .

g.

Pengangkutan lapisan penutup ke lokasi penimbunan


disposal area.

h.

Penambangan batubara.

i.

Pengambilan batubara (coal getting).

j.

Pengangkutan batubara dari Pit ke stock pile area.

k.

Kegiatan pencampuran (blending) batubara.

l.

Transporting batubara bersih ke stock pile pelabuhan Teluk


Bayur.

m.

Penanganan air dari daerah penambangan.

n.

Penimbunan areal bekas penambangan.

o.

Pembibitan pepohonan untuk kegiatan reklamasi.

p.

Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan bekas


penambangan.

4. Peralatan Penambangan
Penambangan batubara PT. Artamulia Tata Pratama dilakukan
dengan menggunakan alat berat dan peledakan (blasting) karena
terdapatnya batuan ignimbrite yang keras. Kegiatan pembersihan lahan
(land clearing), pengupasan tanah penutup (overburden), pengerusan
batubara (coal getting), pemuatan (loading), sampai pada pengangkutan
(hauling) dilakukan oleh alat berat. Alat berat yang digunakan adalah
Dozer sebagai alat gusur, Excavator sebagai alat gali dan alat muat
Heavy Duty, Articulite Dump Truck sebagai alat angkut.
5. Alat penunjang tambang
Alat penunjang tambang adalah alat yang dipakai untuk
menunjang kegiatan operasi penambangan, dimana alat ini tidak

terlalu diperlukan tetapi sangat dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu.


Adapun yang termasuk alat penunjang tambang:
1) Pump (pompa)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan
zat cair atau fluida yang berada dikolam areal penambangan
menuju kolam pengendapan.
2) Motor Grader
Alat ini berfungsi dalam berbagai jenis pekerjaan, misalnya
untuk perawatan jalan, penggalian parit, dan lain sebagainya
3) Compactor (alat pemadat)
Berfungsi sebagai pemadat jalan produksi, hal ini bertujuan
untuk mengurangi besarnya penurunan tanah.

Bab II
Pembahasan

A. Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Artamulia Tata
Pratama adalah tambang terbuka dengan metode open pit mining dengan
melakukan penambangan searah jurus lapisan dari kedudukan batubara
(strip mining). Penggalian tanah penutup menggunakan sistem jenjang

(benching system), dimana penurunan jenjang (bench) atau jalan kerja


dilakukan secara bertahap sesuai dengan arah kemiringan perlapisan
batubara sekitar 30 - 40 ke Utara.
Untuk memberaikan overburden yang tebal dan kompak perlu
dilakukan peledakan sehingga Overburden dengan mudah diambil.
Selanjutnya batubara yang telah tersingkap diambil secara selektif
dengan cara memisahkan batubara dari pengotornya (Parting) secara
langsung di lapangan. Batubara yang diambil langsung dimuat
menggunakan excavator ke dalam dump truck lalu ditumpuk pada
Stock Pile untuk diproses, sedangkan overburden ditumpuk pada lokasi
penimbunan tanah penutup (Disposal Area).
B. Kegiatan Lapangan
Metoda penambangan PT. Artamulia Tata Pratama menggunakan
metoda open pit mining. Adapun kegiatan-kegiatan yang diamati antara
lain:
1. Survey Topografi dan Pemetaan
Kegiatan survey topografi dilakukan oleh Divisi Mine
Planning sub bidang survey dan pemetaan .
Survey dilakukan untuk mendapatkan data ukur lapangan
yang nantinya dibutuhkan untuk keperluan seperti pemetaan, kontur,

perhitungan volume tanah dan batubara, desain tambang.


Kegiatan tersebut dapat mengetahui beberapa hal diantaranya
perubahan geomorfologi daerah, kemajuan penambangan seperti
informasi jumlah volume overburden yang telah digali, volume air
tergenang dalam areal penambangan dan sisa cadangan. Pada
akhirnya akan dihasilkan peta kontur yang menunjukan kondisi
terbaru dari kemajuan penambangan secara keseluruhan.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.1. Kegiatan Survey Topografi

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.2. Kegiatan Survey Topografi


2. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan aktifitas yang dilakukan
sebelum melakukan penambangan untuk membersihan lahan dari
pohon dan semak belukar, proses pembersihan lahan ini dapat
dilakukan oleh Bulldozer seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.3. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


3. Pengupasan Lapisan Top Soil

Merupakan lapisan tanah yang paling atas yang mengandung


bahan-bahan organik, berwarna cokelat kehitaman dengan ketebalan
aktual di lapangan 3 m. Lapisan ini mengandung sebagian besar
unsur hara tanah. Top soil ini dikupas dengan menggunakan
excavator PC 1250 dengan kapasitas bucket 5,32 BCM dan diangkut
ke tempat penumpukan sementara (top soil storage) dengan
menggunakan Aticulate Dump Truck Tipe A 40E dengan kapasitas
bak 17 BCM.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.4. Pengupasan Lapisan Top Soil

4.

Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)


Pengupasan lapisan tanah dilakukan untuk menyingkapkan

batubara yang akan diproduksi, sehingga mempermudah


pengambilan batubara. Penggalian overburden dilakukan secara
bertahap dan membuat jenjang (bench) secara terus menerus
sehingga lapisan tanah penutup batubara terbebas.
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (Overburden)
dilakukan dengan menggunakan peledakan, karena lapisan tanah
penutup yang cukup tebal dan keras. Lapisan penutup ini bersifat
masif dan kompak sehingga tidak memungkinkan atau sangat tidak
efisien jika dikerjakan pengalian dengan alat gali excavator. Maka
untuk memberaikannya perlu dilakukan kegiatan pemboran (drilling)
dan peledakan (blasting). Kemudian Overburden dimuat ke
Dumptruck oleh Hydraulic Excavator untuk dibawa ke lokasi
penumpukan (Disposal Area).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.5. Proses Loading Overburden

5.

Pemboran dan Peledakan


Sebelum kegiatan penambangan batubara dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan tanah penutup
(overburden), lapisan penutup ini bersifat masif dan kompak
sehingga tidak memungkinkan atau sangat tidak efisien jika
dikerjakan pengalian dengan alat gali excavator. Maka untuk
memberaikannya perlu dilakukan kegiatan pemboran (drilling) dan
peledakan (blasting).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.6. Kegiatan Peledakan

6. Pemuatan dan Pengangkutan Overburden


Setelah pekerjaan peledakan (blasting) selesai, maka kegiatan
pembongkaran overburden dapat dilakukan.

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.7. Pemuatan Overburden

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.8. Pengangkutan Overburden oleh Articulate Dump


Truck

7.

Penambangan Batubara
Setelah tanah penutup terkupas, pekerjaan selanjutnya yaitu
kegiatan penambangan batubara. Pembongkaran lapisan batubara
dilakukan menggunakan excavator, target pengupasan batubaranya
adalah 90.000 ton/bulan. Penggalian batubara yang dilakukan agak
sedikit rumit, karena pada lapisan batubaranya terdapat pengotor
(parting) yang tipis. Sehingga excavator yang digunakan untuk
penggalian batubara pada bagian bucketnya dipasang plat, hal ini
dilakukan supaya parting tidak ikut terbawa pada saat penggalian,

atau lebih dikenal dengan metoda selective mining.

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.9. Penggerusan Batubara dengan metoda Selective Mining

8. Pemuatan dan Pengangkutan Batubara


Bongkah-bongkah batubara yang telah terbebas selanjutnya
dimuat dengan excavator PC 400. Excavator ini melakukan
pemuatan kedalam dump truck Mitsubishi HD PS 220 lalu diangkut
ke lokasi stockpile yang berjarak 2.5 km dari areal tambang.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.10. Pemuatan (Loading) Batubara

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.11. Hauling Batubara


9. Penumpukan batubara di stockpile
Sebelum dijual batubara yang telah diangkut dari tambang
akan ditumpukan di stockpile area yang luasnya 5 ha. Penumpukan
batubara ini berdasarkan atas lapisan batubara yang diambil saat
penambangan yaitu roof, middle, dan floor yang ditumpuk per
masing masing seam yaitu seam 100,200, dan 300, ini bertujuan
untuk memudahkan dalam identifikasi kualitas batubara yang
dilakukan oleh PT. KIM (owner), sebagai acuan dalam melakukan
pemeriksaan kualitas batubara (channel sampling). Setiap batubara

yang datang dari tambang akan diambil sampel oleh salah satu
karyawan PT. Kuansing Inti Makmur (PT. KIM) untuk dilakukan
pengujian di laboratorium.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.12. Penumpukan Batubara di Stockpile


10. Blending Batubara
Setelah proses pengujian kualitas batubara selesai proses
selanjutnya ialah kegiatan blending pada batubara. Blending
merupakan suatu kegiatan pencampuran material yang homogen
untuk mendapatkan tingkat kesesuaian berat jenis yang sudah
distandarkan. Proses blending dilaksanakan oleh pihak PT. KIM
dengan menggunakan alat well loader.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.13. Kegiatan Blending Batubara


11. Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan pendistribusian
batubara ke konsumen yang membutuhkan. Pengangkutan produk
batubara dilakukan menggunakan truck (baik dump truck biasa
maupun tronton).
12. Reklamasi
Jenis tanaman adalah karet dengan jarak tanam 4 X 7 m.
Pohon karet yang telah ditanam nantinya akan diserahkan kepada
masyarakat sekitar setelah tambang selesai melakukan kegiatan
penambang (tutup).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.14. Lahan Reklamasi PT. Artamulia Tata Pratama

C. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan


1. Pembuatan Drainase Dan Penanganan Genangan Air

Di lokasi areal penambangan ditemukan genangan-genangan air


yang telah membentuk sebuah danau dengan ketinggian 15 m pada lokasi
penambangan Pit Barat dan Pit Timur. Hal ini disebabkan aliran air tanah
dan aliran air hujan yang terkumpul di lokasi tersebut. Untuk
mengatasinya dilakukan pemompaan yang dialirkan ke setling pond
(kolam pengendapan).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.15. Pembuatan Drainase dan Pemompaan Genangan Air pada


Pit Barat dan Pit Timur

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013

Gambar 2.16. Setling Pond (Kolam Pengendapan)


2. Pembuatan Tanggul Pengaman (Safety Berm)
3. Persiapan Fron Kerja
Persiapan front kerja dikerjakan dengan menggunakan
Bulldozer CAT D85E-SS yang berperan dalam :

a.
b.
c.
d.
4.
5.
6.
7.
8.

Merapikan Front kerja.


Membuat jalan untuk alat loading (excavator).
Membuat jalan untuk hauling dump truck.
Membantu excavator dalam mengumpulkan material untuk

dimuat ke dalam bak dump truck.


Pengikisan Lumpur dan Peralatan Jalan Tambang
Compactor untuk mengurangi penurunan tanah
Penyiraman Debu Jalan dan Debu pada Lokasi Kerja
Penyiapan Alat Penerang Jalan
Maintenance Truck (Mobil Service)

9. Fuel Truck

10. Mesh Karyawan


11. Rumah Genset
12. Bengkel (Workshop)
D. Hambatan yang Terjadi di Lokasi Penambangan
Adapun beberapa Hambatan yang terjadi dilapangan antara lain:
1. Kendaraan yang antri saat loading mengakibatkan cycle time alat
angkut meningkat sehingga berpengaruh terhadap target produksi
seperti pada gambar berikut.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 2.17. Volvo ADT Sedang Menunggu Antrian


2. Jalan yang tergenang air akibat hujan dikarenakan jalan yang
berlubang sehingga menghambat laju alat angkut hauling seperti
pada gambar berikut.

Sumber: Dokumentasi Penulis (2013)

Gambar 2.18. Jalan yang Tergenang Air


3. Jalan yang berdebu serta Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat jalan
yang tidak rata dan bergelombang sehingga menghambat laju alat
angkut.
4. Banyaknya air tanah yang masuk ke dalam pit sehingga mengganggu
kegiatan penambagan khususnya pada saat hujan air yang masuk ke
fron tambang semakin membanyak, sehingga perlu adanya penanganan

air yang lebih maksimal.

Sumber: Dokumentasi Penulis (2013)

Gambar 2.19. Air Di Sump Pit Penambangan

Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
1. Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Artamulia Tata Pratama
adalah tambang terbuka dengan metode open pit mining dengan
melakukan penambangan searah jurus lapisan dari kedudukan batubara
(strip mining)
2. Rangkaian Kegiatan Penambangan yang dilakukakan adalah :
a. Survey Pemetaan
b. Land Clearing
c. Pengupasan Top Soil
d. Pengupasan Tanah Penutup (Over Burden)
e. Pemboran dan Peledakan
f. Pengangkutan dan pemindahan overburden
g. Penambangan Batubara
h. Pengangkutan Batubara
i. Penumpukan Batubara di Stock Pile
j. Blending
k. Pemasaran
l. Reklamasi
3. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan
a. Pembuatan Drainase Dan Penanganan Genangan Air

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Persiapan Fron Kerja


Pengikisan Lumpur dan Peralatan Jalan Tambang
Compactor untuk mengurangi penurunan tanah
Penyiraman Debu Jalan dan Debu pada Lokasi Kerja
Penyiapan Alat Penerang Jalan
Maintenance Truck (Mobil Service)

g. Fuel Truck
h. Mesh Karyawan
i. Rumah Genset
j. Bengkel (Workshop)
4.

beberapa Hambatan yang terjadi dilapangan antara lain:


a. Kendaraan yang antri saat loading mengakibatkan cycle time alat
angkut meningkat sehingga berpengaruh terhadap target produksi
b. Jalan yang tergenang air akibat hujan dikarenakan jalan yang
berlubang sehingga menghambat laju alat angkut hauling
c. Jalan yang berdebu serta Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat
jalan yang tidak rata dan bergelombang sehingga menghambat laju
alat angkut.
d. Banyaknya air tanah yang masuk ke dalam pit sehingga
mengganggu kegiatan penambagan khususnya pada saat hujan air
yang masuk ke
B. Saran

1. Agar tidak terjadi antrian tehadap alat angkut maka harus


mempertimbangkan keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut,
Mengoptimalkan pengawasan tehadap kerja alat-alat berat di lapangan
serta memaksimalkan jam kerja efektif supaya produksi bisa tercapai.
2. Untuk memperlancar akitivitas pengangkutan overburden, dilakukan
perawatan terhadap jalan tambang secara berkala. Perawatan yang
dilakukan dapat berupa pemadatan jalan serta penambahan lapisan tanah
dasar, sehingga dapat mengurangi hambatan terhadap jalan yang

tergenang air akibat hujan.


3. Penanganan spoilspoil, lampu penerangan, penambahan ramburambu
lalu lintas serta penyiraman jalan yang berdebu harus dilakukan secara
terus menerus sehingga dapat mengurangi hambatan hambatan jalannya
operasi alat angkut.

4.

Dalam menangani masalah air di front penambangan, seharusnya


menggunakan pompa yang sesuai dengan kapasistas air yang akan
dipindahkan, maka dari itu perlu dilakukan kajian teknis terhadap sistem
pemompaan tersebut agar penanganan air di front penambangan lebih
maksimal.

5.

Untuk meningkatkan kualitas hasil peledakan baik dari segi volume yang
dihasilkan, ukuran fragmentasi, maupun pengontrolan dampak buruk
hasil peledakan, Maka perlu dilakukan kajian teknis terhadap geometri
peledakan, agar efek non produktif terhadap hasil peledakan tersebut
dapat terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai