Anda di halaman 1dari 8

Optimalisasi Produksi Alat Muat Dan Alat Angkut Dengan Teori

Antrian Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Di Pit Timur PT.


Artamulia Tata Pratama, Site Tanjung Belit, Bungo, Jambi
Yuli Asri1*, Mulya Gusman1**
1
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*asryuli1996@gmail.com
**mulyagusman@ft.unp.ac.id

Abstract. Bisnis pertambangan batubara saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan seperti kebijakan
pembatasan ekspor, peningkatan nilai tambah produk. Agar mampu bersaing, perusahaan
pertambangan dituntut untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta melakukan perbaikan yang
berkesinambungan dalam proses produksinya. Dalam proses penambangan, ketersediaan peralatan
dump truck dan alat muat akan menentukan keberlangsungan produksi yang berdampak pada
produktivitas dan efesiensi. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimalisasi produksi pada
pengupasan lapisan tanah penutup dengan menggunakan metoda antrian, match factor. Lokasi
penelitian dilakukan di PT. Artamulia Tata Pratama, site Tanjung Belit, Bungo, Jambi pada bulan
Agustus 2017 – September 2017. Alat muat yang digunakan adalah Excavator Komatsu PC 1250 dan
dump truck Komatsu HD 465-7. Hasil simulasi jumlah dump truck yang dibutuhkan berdasarkan
kapasitas produksi adalah 19 unit sedangkan berdasarkan teori antrian adalah sebanyak 11 unit. Hasil
perbandingan dilihat dari jumlah dump truck dari segi waktu pelaksanaan diperoleh bahwa teori antrian
lebih ekonomis dibandingkan menggunakan kapasitas produksi. Serta dari pengoptimalan cycle time
didapatkan produksi excavator dan dumptruck mencapai target produksi yang diinginkan oleh
perusahaan.

Keywords: antrian, match factor, optimalisasi produksi, penambangan batubara

1. Pendahuluan kurang baiknya sistem manajemen tambang terutama dari


segi effisiensi kerja alat. Waktu hambatan dari masing-
Pengupasan lapisan material penutup merupakan salah satu masing alat mekanis merupakan suatu faktor yang
kegiatan yang sangat pokok dalam kegiatan penambangan, mempengaruhi nilai efisiensi kerja.
sehingga perlu adanya keseimbangan antara target produksi Akibat dari kondisi tersebut perusahaan hanya
pengupasan lapisan material penutup terhadap target mampu memindahkan tanah penutup sebesar 53,514
produksi batubara. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk BCM/hari dari target produksi 68,543 BCM/hari. Untuk itu
meningkatkan produksi pada setiap tahunnya, maka perlu dilakukan usaha untuk memperkecil waktu hambatan
pengupasan lapisan material penutup juga selalu dilakukan yang ada dan juga dengan menambah atau mengurangi
sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang jumlah alat gali muat maupun alat angkut yang beroperasi,
dipakai. sehingga efisiensi akan meningkat dan keserasian kerja juga
Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, tercapai yang akan meningkatkan produksi. Alat mekanis
PT. ATP menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat yang diamati yaitu dumptruck Komatsu HD 465-7 dan
(excavator backhoe) dan alat angkut (dump truck) untuk Excavator PC-1250, hal ini yang melatar belakangi penulis
memindahkan material dari loading point ke waste dump dalam melakukan penelitian mengenai “Optimalisasi
dengan sasaran produksi overburden sebesar 26.000.000 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Dengan Teori Antrian
bcm/tahun, sedangkan sasaran produksi untuk bulan juli Pada Proses Pengupasan Lapisan Tanah Penutup di Pit
adalah sebesar 2,099,901 bcm/bulan. Namun data aktual Timur, PT. Artamulia Tata Pratama, Site Tanjung Belit,
yang didapat pada produksi bulan juli adalah sebesar Bungo, Jambi”.
1,858,215 bcm/bulan data ini jelas kurang dari apa yang Dalam proses penambangan, faktor peralatan adalah
telah direncanakan oleh pihak PT. Artamulia Tata Pratama faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan
pada bulan juli 2017. Hal ini dapat disebabkan karena produksi. Ketersediaan jumlah Dumptruck dan alat muat
merupakan hal yang sangat sensitif bagi kelangsungan lembah-lembah Muaralabuh dan Semurup, kegiatan Gunung
produksi. Jumlah armada yang berlebih akan mengakibatkan Kerinci, dan jalur metasir panas. Daerah ini juga mengalami
biaya pengeluaran operasi membengkak, sementara jumlah beberapa tektonik yang dimulai sejak perem akhir, dimana
armaeda yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi formasi Ngaol dan formasi Barisan mengalami
tambang. Kondisi ideal dalam proses pemuatan dan pengangkatan, perlipatan dan mungkin pemalihan seperti
pengangkutan material sangat sulit dicapai. Akan tetapi, hal pada peta geologi lembar Muara Bungo, Sumatera. Gambar
tersebut dapat diupayakan dengan melakukan efisiensi 2.
terhadap jumlah dumptruck utama tambang. Salah satu
metode simulasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi
produksi alat muat dumptruck utama adalah dengan
menggunakan metode kapasitas produksi optimal dari
kemampuan alat gali (excavator) dan kemampuan alat
angkut (dumptruck). Dengan teori antrian, dapat ditentukan
jumlah dumptruck yang dibutuhkan untuk mendapatkan
produksi optimal sesuai dengan target produksi.

2. Tinjauan Pustaka
2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi operasional PT. Artamulia Tatapratama terletakdi
Gambar 2. Peta Topografi PT. Artamulia TataPratama
Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi. Secara geografis lokasi penambangan PT.
Artamulia Tatapratama terletak antara koordinat
° ° °
101 42’58”BT-101 45’ 3”BT dan 01°24’ 15”LS-01 25’
0”LS. Gambar 1.

Ga
mbar 3. Peta Geologi Regional PT. Artamulia TataPratama

2.2.2 Stratigrafi

Daerah penelitian secara dominan tersusun oleh formasi


sinamar (Tos) yang terdiri dari: batupasir, berwarna abu-abu
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian hingga abu-abu terang, berbutir halus hingga sedang,
menyudut tanggung, loose, formasi tersebut memiliki umur
2.2 Kondisi Geologi dan Stratigrafi oligosen. Batu lempung berwarna abu–abu hingga abu–abu
2.2.1 Struktur Geologi kecoklatan-kemerahan, sedikit pasiran, lunak. batu lanau,
berwarna abu–abu hingga abu-abu kehijauhan, kompak.
Geologi daerah Tanjung Belit termasuk dalam cekungan Batubara berwarna hitam kusam sampai hitam mengkilap,
ombilin, Sumatera Barat yang berumur dari muda ke tua kilap dull, agak keras, mengandung damar tebal sampai 15
yaitu Miosen–Oligosen. Geologi regional area penambangan cm. Formasi sinamar merupakan endapan darat dengan
berupa sesar dan perlipatan. Patahan (sesar) di lembar lingkungan rawa-rawa (limnik). Diatasnya diendapkan
Painan mempunyai arah umum barat laut–tenggara. Sudut formasi Rantau Ikil (Tmr) yang terdiri dari batu lempung
kemiringan dari lapisan batuan pra tersier atau batuan tersier hijau bersifat gampingan, napal dan sisipan batu gamping
yang di dekat daerah patahan biasanya besar. Arah sumbu berlapis, mencirikan lingkungan danau. Kedua formasi
antiklin dan sinklin batuan tersier hampir sama dengan arah tersebut secara tidak selaras ditutupi oleh endapan vulkanik
lipatan batuan pra tersier yang merupakan batuan dari kuarter yang berasal dari pegunungan barisan di sebelah
batuan tersier. baratnya akibat kegiatan magmatisma.

Sesar utama dilembar ini adalah bagian dari sesar 2.3. Kegiatan Penambangan
Sumatera yang berupa sesar geser menganan dan beberapa
sesar normal yang berarah barat laut–tenggara. Sesar utama Kegiatan penambangan yang diterapkan adalah dengan
tersebut ada kaitannya dengan pembentukan bongkah- sistem tambang terbuka biasanya tipe ini diterapkan untuk
bongkah turun seperti danau diatas dan danau dibawah, endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal dan
dilakukan dengan membuat jenjang (bench) [10].
2.3.1 Pemilihan Alat Mekanis Untuk mengetahui produsi alat muat per jam, maka perlu
dihitung produktivitas per siklus dengan persamaan:
Analisa terhadap peralatan mekanis merupakan suatu
langkah penting yang harus dilakukan sebelum ql x k
menghitung produktivitas peralatn mekanis, khususnya q= .................................................................(5)
SF
alat gali-muat. Dan alat angkut serta hydraulic
excavator dan dump truck [9]. keterangan:

2.3.1.2 Pengembangan material (swell factor) q = produksi alat persiklus

”Swell” adalah pengembangan volume suatu material digali ql = kapasitas bucket


dari tempatnya material dilapangan jika digali akan SF = swell factor
mengalami pengembangan [7.8].
Maka setelah mengetahui produksi persiklus , kita dapat
Faktor pengembangan juga dapat diketahui dari menghitung produksi per jam excavator tersebut dengan
perbandingan densitas material lepas dengan densitas persamaan:
material insitunya. Bentuk volume material yang
mempengaruhi perhitungan pemindahannya, yatu q x 60 x E
Q= .........................................................(6)
dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic CT
meter (LCM), compacted cubic meter (CCM).
Keterangan:
Persamaan untuk menghitung besarnya swell factor dan %
swell ada dua macam, yaitu: Q = Produksi per jam alat muat (BCM/jam)

E = Efesiensi Kerja
Perhitungan berdasarkan volume
CT = Cycle time
bank volume
Swell factor = ..................................(1) 2.3.4.2 Produksi Alat Angkut
loose volume
Kemampuan alat angkut dapat dihitung dengan
loose weight −bank weight menggunakan rumus sebagai berikut:
% swell = x 100%(2)
bank weight Produksi per siklus dump truck
Perhitungan berdasarkan densitas q = n x ql x k..............................................................(7)

loose weight Keterangan:


Swell factor = ................................(3)
weight ∈bank q = produksi alat angkut per siklus

density ∈bank−loose density n = jumlah pengisian


% swell = x 100%(4)
loose density ql = kapasitas bucket

2.3.2 Pemanfaatan dan Kemampuan Alat Gali Muat k = bucket fill factor

2.3.2.1 Hydraulic Excavator produksi per jam dump truck

Hydraulic excavator merupakan salah satu peralatan q x 60 x E


mekanis yang menggunakan tekanan hidraulik untuk Q= .........................................................(8)
CT
menggerakkan bucket sehingga dapat menggali dan memuat
material [1]. Keterangan:
2.3.3 Efektifitas Peralatan Mekanis Q = Produksi per jam alat muat (BCM/jam)
Peralatan mekanis pada umumnya tidaklah 100 % akan E = Efesiensi Kerja
selalu beroperasi secara optimal. Ada kalanya beberapa
pengaruh, baik dari peralatan itu sendiri, maupun dari faktor CT = Cycle time
luar seperti cuaca, selain itu, untuk setiap peralatan mekanis
terdapat time catagorization. 2.3.5 Keserasia Kerja (Match Factor)

2.3.4 Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat
gali-muat dan alat angkut, maka produksi alat gali-muat
2.3.4.1 Produksi Alat Muat harus sesuai dengan produksi alat angkut. Faktor keserasian
alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat
gali-muat dan alat angkut, yang dinyatakan dalam match 2.4.2.1Single channel single phase (satu antrian satu
factor (MF). pelayanan)

Ctm x Na 2.4.2.2 Single channel multiple phase (satu antrian beberapa


MF = .......................................................(9) pelayanan seri)
Cta x Nm
2.4.2.3 Mutiple channel single phase (satu antrian beberaoa
Keterangan:
pelayanan)
MF : faktor keserasian kerja
2.4.3.4 Multiple channel multiple phase (satu antrian
Na = jumlah a;at angkut dalam kombinasi kerja, unit beberapa pelayanan seri)

Nm = jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja 2.4.3 Perumusan sistem antrian dalam kondisi state:

n = banyaknya pengisian tiap satuan alat angkut Tingkat intensitas fasilitas pelayanan :

Ctm = waktu edar alat gali-muat, menit λ


P= .......................................................................(10)
μ
Cta = waktu edar alat angkut, menit
Probabilitas kepastian pelanggan dalam sistem:
2.4 Teori Antrian
Pn = Pn(1-P)..............................................................(11)
Teori antrian dapat digunakan dalam menganalisis secara
statistic biaya dump truck dan alat muat yang diperlukan Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dalam sistem:
untuk sejumlah truk sehingga jumlah truk optimum dapat
ditentukan. Selain itu teori antrian ini juga dapat P λ
memberikan gambaran mengenai produksi optimum yang L= = ..................................................(12)
1−P μ−λ
bisa dicapai dengan biaya paling minim. Aplikasi teori
antrian dapat mengambil contoh sebuah alat muat digunakan Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam
untuk melayani beberapa truk, dimana truk ini akan antrian:
mengangkut muatan kelokasi tujuan, menumpahkannya, dan
kembali ketempat pemuatan untuk pemuatan selanjutnya[11]. λ2 P2 ...........................................(13)
Lq = =
Menurut pendapat P. Siagian (2006:390) didalam μ ( μ− λ) 1−P
Sugiarto. Dkk (2012). Antrian adalah suatu garis tunggu dari
satuan yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam
fasilitas layanan[20]. sistem:

2.4.1 Disiplin Pelayanan 1


W= ...............................................................(14)
μ−λ
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para
pelanggan dilayani, tipe aturan antrian terdiri dari[2.16]: Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam
antrian:
2.4.1.1 FIFO (First In First Out)
λ
Aturan yang mendasar pada yang pertama masuk, pertama Wq = .......................................................(15)
keluar atau pertama datang yang akan dilayani (first come μ ( μ− λ)
first served). Aturan ini umum digunakan pada pemindahan
tanah mekanis. 3. Metode Penelitian
2.4.1.2 LIFO (Last In First Out) Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2017 s/d September
2017. Lokasi penelitian di PT. Artamulia Tata Pratama. Site
Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang Tanjung Beit, Bungo, Jambi.
terakhir masuk pertama keluar.
3.1 Jenis Penelitian
2.4.1.3 SIRO (Service In Random Order)
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Aturan pelayanan dalam aturan acak. kuantitatif. Hal itu dikarenakan dalam penelitian nantinya
akan menggunakan data-data berupa angka-angka. Metode
2.4.1.4 PRI (Priority Disclipines) kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
Aturan pelayanan berdasarkan prioritas. pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel yang umumnya dilakukan secara
Pengelompokan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang random. Pengumpulan data menggunakan intrument
tersedia[11.15]. penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan[21].
3.2 Tahap Pengumpulan Data 4 × 5× 0.48
=
Tahap pengumpulan data dimulai dengan mengambil data 1 ×8.34
primer berupa data cycle time alat muat dan alat angkut. = 1.14

3.3 Tahap Pengolahan Data Tabel 17. Match Factor


No. Unit Match Factor
Pengolahan data yang dilakukan yaitu perhitungan cycle
time alat muat dan alat angkut, produksi alat muat dan alat ATP. 04 0.79
angkut, match factor, optimasi jumlah dump truck ATP. 08 1.14
berdasarkan kapasitas produksi, optimasi jumlah dump truck ATP. 05 1.2
dengan menggunakan teori antrian, banyaknya dump truck ATP. 07 0.98
yang mampu dilayani excavator, menentukan model antrian,
optimalisasi produksi alat muat dan alat angkut.
4.3 Produksi Excavator dan Dump Truck
4.3.1 Excavator Komatsu PC 1250 ATP 04
4. Hasil dan Pembahasan
Produksi excavator dapat diperoleh dengan menggunakan
4.1 Perhitungan cycle time dump truck rumus:
Waktu siklus (cycle time) untuk dump truck didapatkan
dari hasil pengamatan yang secara langsung ql× k
q =
dilakukan dilapangan. Tabel 16. Berikut merupakan SF
cycle time rata-rata yang didapatkan dari pengolahan q ×60 × E
data yang telah dilakukan . Q =
CT
Tabel 16. Waktu siklus (cycle time) rata-rata dump Dimana:
truck dalam satuan detik. Q = Produksi perjam alat muat (BCM/jam)
q = Produksi alat muat persiklus
ql = Kapasitas bucket
k = Faktor bucket
E = Efisiensi kerja
SF = Swell factor
Contoh perhitungan produksi Excavator ATP 04
Diketahui:
Jarak Disposal : 2200 menit
Cycle Time Dump Truck : 18.20 menit
Cycle Time Excavator : 0.48 menit
4.2. Perhitungan Match Factor Kapasitas bucket : 6.7 BCM
Bucket fill factor : 0.92
Match factor merupakan keserasian/kombinasi antara Efesiensi dump truck : 0.47
excavator terhadap dump truck sehingga pada proses Efisiensi excavator : 0.63
pengupasan overburden tidak undertruck atau Swell Factor clay : 1.24
overtruck. Berdasarkan hasil pengamatan dan Jumlah pengisian bucket :6
perhitungan yang diambil dari lapangan seperti jumlah Maka perhitungan sesuai rumus sebagai berikut:
excavator, jumlah dump truck, cycle time excavator Produksi per siklus
dan cycle time dump truck maka di dapat hasil match
factor seperti perhitungan dan tabel 17 dibawah ini : kapasitas bucket ×bucket fill factor
q =
Perhitungan Match Factor Excavator ATP 08 swell factor
Diketahui: 6.7 ×0.92
Jumlah Ex: 1 =
1.24
Jumlah DT : 5
Cycle Time Ex: 0.48 menit
6.164
=
Cycle Time Dt: 8.34 menit 1.24
Jumlah Pengisian Bucket: 4 kali = 4.97 BCM
Maka match factor match factornya: Produksi excavator per jam
q ×60 × E
Q =
n pengisian × n dump truck ×CT Ex CT
MF =
n alat muat × CT DT 4.97 ×60 × 0.63
=
0.48
187.866 Jumlah DT =
= waktu siklus dump truck
0.48
= 391.3875 BCM/jam waktu siklus excavator × jumlah pengisian
Contoh hitungan pada Excavator ATP-04
Waktu siklus dump truck 18.20 menit
4.3.2 Produksi dump truck HD 465-7 AR 33 Waktu siklus excavator 0.48 menit
Jumlah pengisian 6 kali
Untuk menghitung produktivitas alat angkut dump truck Sehingga jumlah dump truck pada excavator
Komatsu HD 465 AR 33 digunakan rumus sebagai berikut: 18.20
ATP-04 = = 6.3
q = n x ql x k
0.48 ×6
Unit ≈ 7 unit
q ×60 × E
Q =
CT Dengan menghitung pada excavator lainnya, maka dapat
Produksi per siklus diperoleh hasil kebutuhan dump truck berdasarkan kapasitas
q = n x ql x k produksi dengan match factor 1 sebanyak 19 dump truck,
= 6 x 6.7 x 0.92 dari aktualnya sebanyak 22 dump truck. Dengan demikian,
= 36.984 BCM kita dapat menghemat penggunaan dump truck 3 unit, yang
Produksi dump truck per jam dapat berdampak pada pengurangan biaya operasional.
q ×60 × E Hasil perhitungan lengkap perhitungan jumlah dump
Q = truck berdasarkan kapasitas produksi dengan matching
CT
factor 1 dapat dilihat pada tabel 19.
36.984 ×60 ×0.47
= Tabel 19. Jumlah unit, produksi unit, dan match factor
18.20 berdasarkan metode kapasitas produksi
1042.9488
=
18.20
= 57.304 BCM/jam
Produksi total (DT) = Jumlah dump truck x Q dump truck
= 5 x 76.406
= 382.03 BCM/jam

Jumlah produksi excavator dan dump truck berdasarkan


hitungan di atas dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini.

Tabel 18. Perhitungan Produksi Dump Truck Dan Excavator

4.5 Optimalisasi Jumlah Dump Truck Dengan Teori


Antrian

4.5.1 Perhitungan jumlah dump truck yang mampu


dilayani oleh excavator

Jika diketahui Qe = produksi excavator per jam dan q1 =


produksi per siklus dump truck, maka jumlah dump truck
4.4 Penentuan Jumlah Dump Truck yang Optimal yang mampu dilayani oleh excavator ATP 04 adalah:
Berdasarkan Kapasitas Produksi (Lampiran N)
Qe 391.38
= =¿ 105 unit ≈ 11 unit (dibulatkan menjadi
Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang q 1 36.98
dibulatkan ke atas maupun ke bawah dipilih nilai yang 11 unit per jam)
mendekati dengan kapasitas produksi excavator dan nilai Berarti dalam 1 (satu) jamnya excavator mampu melayani
tersebut adalah nilai jumlah dump truck yang optimal 11 unit dump truck. Sedangkan waktu siklus untuk 1 unit
berdasarkan kapasitas produksi. Berdasarkan hasil dump truck (Cmt) adalah 18.20 menit, berarti ada beberapa
perhitungan kebutuhan dump truck masing-masing dump truck yang kembali dimuati oleh excavator dalam 1
excavator dapat ditentukan dengan matching factor 1. jamnya dan begitu seterusnya. Jadi dalam pelaksanaan
Cara perhitungannya adalah dengan menghitung pekerjaan pengangkutan tanah penutup dengan
actual jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk bekerja menggunakan teori antrian akan mencari jumlah dump truck
masing-masing excavator sesuai dengan waktu siklus. yang optimal (melakukan dua kali siklus antrian).

4.5.2 Menentukan model antrian


Berdasarkan analisa, bahwa barisan antrian termasuk ukuran
kedatangan secara tidak terbatas dank arena hanya dilayani
oleh satu buah excavator maka termasuk populasi tidak
terbatas dengan pelayanan tunggal dengan disiplin
pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first
came first service).

4.5.3 Menghitung optimalisasi jumlah dump truck


dengan menggunakan teori antrian.

Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan


menggunakan teori antrian dengan persamaan teori antrian
populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan
persamaan sebagai berikut: Gambar 26. Siklus Dump Truck dalam 1 Jam Produksi

λ Suatu ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam


Ls = 1 jamnya ada beberapa dump truck yang kembali dimuati
μ−λ
Untuk siklus dump truck adalah 18.2 menit dan untuk 1 excavator.
jamnya excavator mampu melayani 7 unit dump truck
membutuhkan λ = 7 unit / 60 menit atau dapat dinotasikan 5. Kesimpulan dan Saran
dengan λ = 0.12 5.1 Kesimpulan
1
Waktu pelayanan (Ws) = 1. Dari hasil perhitungan produksi alat gali muat excavator
μ−λ
1 1 Komatsu PC 1250 LC dan alat angkut dump truck HD
18.2 = , maka μ – 0.12 = μ = 0.17 465-7 didapatkan produksi yang tidak sesuai dengan
μ−0.12 18.2 target perusahaan. Untuk excavator Komatsu PC 1250
Dimasukkan ke dalam persamaan: perusahaan menetapkan target produksi sebesar 500
λ BCM/ jam.
Ls =
μ−λ 2. Didapatkan waktu kerja efektif tidak sesuai dengan
0.12 standar yang telah ditetapkan. Sehingga dapat
Ls = = 2.4 unit dump truck berpengaruh terhadap hasil produksi yang telah
0.17−0.12 direncanakan.
Jadi dengan menggunakan teori antrian dibutuhkan dump 3. Faktor yang menyebabkan tidak sesuainya produksi
truck untuk excavator HD-465 ATP 04 sebanyak 3 unit. actual dengan plan yaitu terjadinya antrian dump truck,
jalan yang kurang memadai untuk dua (2) dump truck
saling berselisih sehingga salah satu dump truck harus
mengalah, terjadinya slip akibat jalan licin dan
berlumpur.
4. Dapat disimpulkan bahwa jumlah dump truck yang
Tabel 20. Jumlah unit dan produksi unit berdasarkan metode dibutuhkan berdasarkan kapasitas produksi adalah 19
teori antrian unit sedangkan berdasarkan teori antrian adalah
sebanyak 11 unit. Hasil perbandingan dilihat dari jumlah
dump truck dari segi waktu pelaksanaan diperoleh bahwa
teori antrian lebih ekonomis dibandingkan menggunakan
kapasitas produksi. Serta dari pengoptimalan cycle time
didapatkan produksi excavator dan dumptruck mencapai
target produksi yang diinginkan oleh perusahaan.

5.2 Saran
1. Dengan menggunakan alat angkut sesuai dengan
pelayanan alat muat diharapkan dapat mengurangi waktu
antrian alat angkut pada waktu pemuatan maupun waktu
penumpahan sehingga waktu edar dapat dipercepat dan
efisiensi kerja dapat meningkatPerlunya dilakukan
perbaikan sedini mungkin pada beberapa peralatan
tambang yang sering mengalami kerusakan.
2. Perlunya dilakukan perbaikan sedini mungkin pada
beberapa peralatan tambang yang sering mengalami
kerusakan.
3. Peningkatan waktu kerja efektif dengan cara mengurangi [14] Rizki, Rizto Salia. 2014,”Analisis Investasi Pengadaan
hambatan-hambatan yang dapat dihindari oleh operator Alat Berat di PT. Karbindo Abesyapradhi dengan
dump truck maupun operator excavator. metode NPV dan IRR”, Teknik Pertambangan
4. Perlu adanya pelebaran jalan pada spot-spot tertentu. Ini Universitas Negeri Padang, Padang.
dikarenakan pada jalan tertentu dump truck tidak bisa [15] Rudi Waluyo dkk. 2009. Optimasi Jumlah Dump Truck
saling berpas-pasan dan menyebabkan adanya salah satu pada Pekerjaan Timbunan Area Parkir Terminal Akap
dump truck yang harus mengalah. Kota Palangka Raya Dengan Menggunakan Teori
Antrian. Simposium XII FSTPT. Universitas Kristen
Daftar Pustaka Petra Surabaya, 14 November 2009.
[16] Sentosa, Hari, Sumarya, dan Yoszi Mingsi Anaperta.
2018. Analisis Teknik Kebutuhan Alat Gali Muat dan
[1] Agung. Septian Yudha. 2014,” Kajian Improvisasi Alat Angkut Menggunakan Simulasi Teori Antrian
Produksi Penggalian Overburden Pada Awal Produksi Pada Produksi Batu Kapur Area Eksisting 206 PT.
Selama Dayshift Guna Mencapai Target Produksi Pada Semen Padang (Persero) TBK. Universitas Negeri
Pit Pinggang Timur Di Pt.Artamulia Tata Pratama”, Padang.
Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, [17] Sosantri. Benti Jul. 2018. Optimalisasi Peralatan
Palembang. Tambang Dengan Metode Overall Equipment
[2] Andri. 2007. Evaluasi Kemampuan Alat Gali muat dan Effectiveness (OEE) di Pit Penambangan Bangko Barat
Alat Angkut Dengan Menerapkan Metode Antrian Pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Sumatera
Prospek 2 Stage 3 PT. Bukit Bara Utama Bengkulu. Selatan. Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas
Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan. Negeri Padang. Sumatera Barat.
[3] Anonim. 2012.”Operation and Maintenance Manual [18] Sukandarrumidi, 2004, “Batubara dan Gambut”,
Highway Dumptruck HD 465-7”. Japan : Komatsu. Penerbit Gadjah Mada University Press, Cetakan Ke-2,
[4] Anonim. 2014.”Harga Batubara Acuan (HBA) dan Yogyakarta.
Harga Patokan Batubara (HPB) Mei 2014”. [19] Sukandarrumidi, 2006, “Batubara dan
www.minerba.esdm.go.id Pemanfaatannya”, Penerbit Gadjah Mada University
[5] Ersyad, Zul Ahmad, dan Dodi Devianto. 2013. Press, Yogyakarta.
Identifikasi Model Antrian Bus Kampus Universitas [20] Sugiarto dkk. 2012. Efisiensi Penggunaan Waktu
Andalas Padang. Jurnal Matematika UNAND, Vol. 1 Pengisian Overburden Ke Dump Truck Pada PT. Pama
No. 2 Hal. 44-51, ISSN: 2303-2910. Persada Nusantara Distrik Biaya Kutai Kartanegara.
[6] Fomundam, Samuel, dan Jeffrey Herrmann. 2007. A Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
Survey Of Queuing Theory Aplication In Healthcare. Samarinda.
ISR Technical Report 2007-24. [21] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian.
[7] Indonesianto, Yanto. Pemindahan Tanah Mekanis. [22] Sumarya. 2012. Bahan Ajar Peralatan Tambang dan
Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta. (2010) Penanganan Material.
[8] Kontjojo. 2009. Metode Penelitian. [23] Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. Pemindahan Tanah
[9] Kumaran, Santhosh Kelathodi, Debi Prosad Dogra dan Mekanis. Gunadarma.
Partha Pratim Roy. 2018. Queuing Theory Guided
Intelligent Traffic Schedulling Through Video Analysis
Using Dirichlet Process Mixture Model. arXiv:
1803.06480v1 [cs.CV] 17 Maret 2018.
[10] Partanto Prodjosumarto. 1995. “Pemindahan Tanah
Mekanis”. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
[11] Prasmoro, Alloysius Vendhi. 2014. Optimasi Produksi
Dump Truck Volvo FM 440 Dengan Metode Kapasitas
Produksi dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan
Batubara. Jurnal OE, Vol VI, Maret No. 1, 2014: 93-
102
[12] Prasmoro, Alloysius Vendhi, dan Sawarni Hasibuan.
2018. Optimasi Kemampuan Produksi Alat Berat
Dalam Rangka Produktifitas dan Keberlanjutan Bisnis
Pertambangan Batubara: Studi Kasus Area
Pertambangan Kalimantan Timur. Universitas
Bhayangkara Jakarta. Program Studi Magister Teknik
Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
[13] Purnawan, Dedy. 2013. Analisis Model Antrian
Perbaikan Sepeda Motor Dengan Menggunakan
Program Visual Basic. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Jawa
Tengah.

Anda mungkin juga menyukai