Anda di halaman 1dari 9

Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No.

2, November 2021 : 109 - 117

SIMULASI PERUBAHAN SURFACE DELAY DALAM MENGURANGI GETARAN


PELEDAKAN DI PT AGINCOURT RESOURCES

SIMULATION OF SURFACE DELAY MODIFICATION TO REDUCE BLASTING VIBRATION AT PT


AGINCOURT RESOURCES

Pantjanita Novi Hartami1, Pudjo Laksono1, Yuga Maulana*1, Taat Tri Purwiyono

1
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas
Trisakti, Jalan KyaiTapa No. 1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (11440), Indonesia

*E-mail untuk korespondensi (corresponding author): yuga.maulana@trisakti.ac.id

ABSTRAK – Tambang emas PT. Agincourt Resources (PT. AR) Sumatera Utara, Tapanuli Selatan memiliki dua pit
yang sedang produksi yaitu pit Purnama & pit Barani. Dalam proses produksinya dibutuhkan peledakan untuk
memberai massa batuan agar batuan dapat digali dan dimuat untuk diolah atau batuan waste dibuang ke
disposal. Proses peledakan menghasilkan energi yang digunakan untuk memberai masa batuan tetapi hasil
peledakan tersebut menghasilkan energi sisa juga. Getaran peledakan merupakan salah satu energi sisa hasil dari
peledakan. Jarak antara front penambangan dengan processing plant berjarak ±50 m beresiko terhadap energi
sisa yang dihasilkan dari peledakan. Maka dari itu perlu dilakukan simulasi tingkat getaran hasil peledakan
dengan memodifikasi surface delay yang ada di PT. Agincourt Resources menggunakan software shotplus. Hasil
dari simulasi tersebut dibandingkan dengan hasil aktual di lapangan. Hasil perbandingan menunjukan bahwa
terjadi penurunan nilai getaran peledakan sebesar 15-31% dari nilai getaran aktual.

Kata kunci: Peak particle velocity, getaran peledakan, shotplus, simulasi.

ABSTRACT – Gold mine PT. Agincourt Resources (PT. AR) North Sumatra, South Tapanuli has two pits currently in
production, namely the Purnama pit and the Barani pit. In the production process, blasting is required to disperse
rock mass so that rock can be excavated and loaded for processing or waste rock is disposed of in disposal. The
blasting process produces energy which is used to disperse the rock mass, but the blasting produces residual
energy as well. The blasting vibration is one of the residual energy resulting from the blasting. The distance
between the mining front and the processing plant is ±50 m at risk of residual energy resulting from blasting.
Therefore, it is necessary to simulate the vibration level of the blasting results by modifying the surface delay in
PT. Agincourt Resources uses the Shotplus software. The results of the simulation are compared with the actual
results in the field. The comparison results show that there is a decrease in the blasting vibration value by 15-31%
of the actual vibration value.

Keywords: Peak particle velocity, blasting vibration, shotplus, simulation.

PENDAHULUAN

PT. Agincourt Resources bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral
menjadi emas dan perak batangan. Sistem penambangan yang digunakan oleh PT. Agincourt
Resources (PT. AR) untuk mengambil bijih adalah sistem tambang terbuka (surface mining) dengan
metode open pit mining. Dalam proses penambangan, peledakan dilakukan untuk memberai masa
batuan sehingga lebih mudah untuk digali sehingga tidak perlu memakan waktu yang lama untuk
melakukan ripping atau pemberaian manual. Proses peledakan menghasilkan energi yang digunakan
untuk memberai masa batuan tetapi hasil peledakan tersebut menghasilkan energi sisa juga. Getaran
peledakan merupakan salah satu energi sisa hasil dari peledakan. Jarak antara front penambangan

109
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
dengan processing plant berjarak ±50 m yang berpotensi beresiko terhadap energi sisa yang dihasilkan
dari peledakan. Pada peneliatan sebelumnya dilakukan saudara I gusti bagus melakukan pengukuran
getaran di PT. Agincourt Resources untuk mendapatkan satuan Peak particle Velocit (PPV) dengan
satuan mm/s, sedangkan untuk suara dinyatakan dalam satuan Overpreasure (dB). Untuk
mendapatkan kedua nilai pengukuran tersebut maka digunakan Blasmate III untuk mengambil data
hasil tersebut. Data hasil pengukuran akan digunakan untuk mencari nilai konstanta (K) dari daerah
yang dilakukan peledakan tersebut dan nilai (M) dengan analisis menggunakan software Blastware
untuk membaca hasil pengukuran getaran oleh Blasmate III.

Kemudian untuk penelitian selanjutanya penulis mengembangkan penelitian dari saudara I gusti Bagus
Untuk mendapatkan charge per delay dengan pola penyalaan yang bervariasi, pengukuran ini perlu
didukung dengan simulasi dengan menggunakan software shotplus. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mensimulasikan hasil tersebut. Dan pada penelitiaan yang dilakukan dengan
software shotplus bertujuan untuk mendapatkan pola penyalaan dan charger per delay dengan nilai
jauh lebih kecil disbanding penelitian sebelumnya, sehingga menghasilkan nilai MIC dan PPV yang jauh
lebih aman.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi dan komparatif. Penelitian ini
mensimulasikan peledakan untuk mendapatkan nilai PPV pada suatu peledakan tersebut. Metode
komparatif adalah metode yang menggunakan perbandingan antara hasil simulasi dan hasil aktual
dilapangan. Dari kedua metode tersebut kemudian diolah, sehingga dapat menghilkan suatu
kesimpulan.

Dalam penilitian untuk membandingkan hasil aktual dengan simulasi yang dilakukan menggunakan
software ShotPlus, maka diperlukan data aktual yang sesuai dengan kondisi lapangan yang dilakukan
oleh I Gusti Bagus Wisnu Utama (2018) di PT. Agincoourt Resources, Sumatera Utara. Kemudian untuk
penelitian selanjutanya penulis mengembangkan penelitian dari I Gusti Bagus Untuk mendapatkan
charge per delay dengan pola penyalaan yang bervariasi, pengukuran ini perlu didukung dengan
simulasi dengan menggunakan software shotplus. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk mensimulasikan hasil tersebut. Dan pada penelitiaan yang dilakukan dengan software shotplus
bertujuan untuk mendapatkan pola penyalaan dan charger per delay dengan nilai jauh lebih kecil
dibanding penelitian sebelumnya, sehingga menghasilkan nilai MIC dan PPV yang jauh lebih aman.

Pengunaan software shotplus juga dapat menghemat waktu dalam merangkai serangkaian aturan
dengan parameter lubang ledakan dengan spesifikasi dimana dapat segara menerapkannya ke lubang
tertentu atau ke seluruuh peledakan. Melihat waktu nominal lubang ledakan dalam bentuk histogram
untuk mengecek adanya waktu tunda yang tumpang tindih dan menetapkan urutan peledekan
elektronik secara otomatis.

Berdasarkan Gambar 1. dalam peta topografi yang dimiliki oleh PT. Agincourt Resources memiliki dua
pit, dapat dilihat pada peta topografi ini yang pertama adalah pit purnama dan yang kedua adalah pit
barani. Untuk Lokasi penelitian berada di Pit Purnama dikarenakan perusahaan lebih banyak
melakukan peledakan area di Pit Purnama dan terbatasnya alat bor pada area Pit Barani. Pengukuran
getaran lebih banyak dilakukan di pit Purnama dibandingkan pit Barani. Hal ini diakibatkan
keterbatasan alat bor yang berjumlah 2 dan pemberaian lebih banyak dilakukan di pit Purnama,
sehingga pit Barani jarang dilakukan peledekan akibat alat bor yang harus berpindah dan
menyesuaikan target produksi pada tiap pit.

110
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117

Sumber : Mine Plan PT AR

Gambar 1. Peta situasi PT. Agincourt Resources

Pengertian dan Tujuan Peledakan

Peledakan yaitu proses memecah atau membongkar batuan padat atau material berharga yang
bersifat kompak dari batuan induknya untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil sesuai dengan
fragmentasi yang diinginkan. Tujuan peledakan pada batuan yaitu untuk menghasilkan batuan
fragmentasi kecil, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai dengan maksimal besar
fragmentasi. Pada sektor pertambangan, kegiatan peledakan digunakan untuk memecah batuan agar
lebih efisien waktu dan sangat sulit jika menggunakan rock breaker atau ripper dozer. Hasil peledakan
ini sangat mempengaruhi produktivitas dan biaya operasi berikutnya. Dalam suatu operasi peledakan
pada kegiatan penambangan dilakukan pemboran terlebih dahulu untuk membuat lubang ledak.
Lubang ledak tersebut akan diisi oleh bahan peledak.Pola Pemboran.

Getaran Tanah

Getaran Tanah (Ground Vibration) adalah gerakan partikel yang terjadi akibat perambatan gelombang
seismik. Getaran Tanah memiliki cepat rambat sebesar ±1000 m/s. Getaran tanah merupakan suatu
energi yang merambat dalam batuan atau tanah, sehingga dapat merusak bangunan disekitarnya
apabila mencapai suatu level tertentu (Andrew Scott). Sebagian energi yang dihasilkan dari peledakan
akan menyebar ke semua arah sebagai gelombang seismik dengan frekuensi yang berbeda-beda.

Teori Scale Distance merupakan teori yang digunakan untuk memprediksi dan menganalisis getaran.
Teori Scale Distance merupakan perbandingan antara jarak dengan jumlah bahan peledak per delay,
dan hasil tersebut akan dilakukan plotting dan dianalisis menggunakan regresi power. Perhitungan
nilai getaran dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

𝑃𝑃𝑉 = 𝐾 . (𝑆𝐷) (1)

𝑆𝐷 = √
(2)

Keterangan :
PPV = Peak particle velocity (mm/s)
d = Jarak dari sumber ke pengukuran (m)

111
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
W = Berat bahan peledak / delay (Kg)
R = Jarak pengukuran dari titik peledakan ke permukiman (m)
K = Konstanta yang dipengaruhi oleh jarak, pola inisiasi dan jumlah Bahan peledak (site factor).
m = Konstanta yang dipengaruhi oleh kondisi dan sifat batuan
SD = Square root scale distance (m/kg)

Standar Getaran

Getaran akibat peledakan pada umumnya menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar,
oleh karena itu pemerintah Indonesia dan beberapa negara di dunia membuat standar getaran dan
suara, dimana peraturan tersebut wajib dan harus dipatuhi oleh setiap pelaku bisnis pertambangn
yang menggunakan metode peledakan. Di Indonesia standar getaran dan suara diatur dalam Kepmen
Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996, SNI 7571:2010, dan SNI 7570:2010. Dalam SNI 7571:2010 juga
diatur mengenai baku tingkat getaran peledakan kegiatan tambang terbuka terhadap bangunan yang
terbagi ke dalam lima kelas bangunan berdasarkan ketahanan jenis bangunan dengan peak sector sum
(PVS). Nilai PVS dianggap sama dengan nilai PPV dalam pengaruhnya terhadap getaran, hanya saja
untuk nilai PPV masih terdapat koreksi untuk frekuensinya. Tetapi dalam frekuensi getaran yang tidak
menentuk maka PPV yang diambil selalu diasumsikan dengan nilai PPV terkecil yang dapat diterima
bangunan. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu
titik acuan.Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan
manusia. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan
manusia. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat. Baku tingkat
getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang
diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan. Untuk lebih jelasnya kelas
berdasarkan ketahanan jenis bangunan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rencana Awal Geometri Peledakan Aktual

Data sekunder berupa geometri peledakan aktual dalam Tabel 3. yang didapatkan dari penilitian dari I
Gusti Bagus Wisnu Utama diperoleh oleh PT Machmahon dan PT Nusa Konstruksi Enjiniring yang
merupakan kontraktor PT. AR. Data sekunder tersebut diguakan sebagai patokan dalam melakukan uji
coba pada penggunaan software ShotPlus.

Tabel 3. Rencana Awal Geometri Peledakan Aktual


Tanggal peledakan bulan April
Keterangan
7 9 12 15 17 21 23 26
Diameter lubang (mm) 127
Kedalaman lubang (m) 5,5 5,5 10,5 10,5 5,5 10,5 10,5 10,5
Subdrill (m) 1 1 1 1 1 1 1 1
Spacing (m) 3,8 2,8 3,6 5,1 2,4 3,8 3,9 3,5
Burden (m) 3,3 2,4 3,2 4,4 2,8 3,3 3,8 3
Jenis Peledakan Nonel
Stemming (m) 2,8 2,5 2,8 3 2,5 2,8 2,8 2,9
Powder Factor kg/bcm 0,89 1,3 1,3 0,49 1,3 0,89 0,89 1,05
Surface Delay (ms) 17, 25

Simulasi Desain Peledakan Menggunakan Software Shotplus

Setelah mendapatkan data sekunder geometri peledakan maka langkah berikutnya adalah
menggunakan data sekunder tersebut kedalam software shotplus yang digunakan untuk menginput
data seperti jenis material, jumlah lubang, jenis peledakan, dan surface delay. Setelah data tersebut

112
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
dimasukkan kedalam software shotplus maka data tersebut dapat digunakan sebagai data acuan
penulis dalam memproses simulasi tersebut. Penggunaan software shotplus juga bertujuan untuk
mendapatkan Maximum Instantaneous Charge (MIC). MIC didapatkan dengan cara memasukkan data
geometri peledakan aktual lalu dimodelkan melalui software ShotPlus. Setelah desain peledakan telah
ditampilkan dengan lubang yang sudah disambungkan dengan surface delay dan pola penyalaan
secara aktual, maka dengan ShotPlus dapat diketahui lubang ledak yang meledak secara bersamaan.

Gambar 2. Simulasi menggunakan Software ShotPlus

Simulasi Dengan Modifikasi Surface Delay

Dalam mengurangi jumlah lubang yang meledak secara bersamaan adalah dengan mengubah waktu
jeda atau surface delay pada desain peledakan yang dilakukan oleh PT Machmahon di Pit Purnama.
Mengubah surface delay diharapkan dapat mengurangi lubang yang dapat meledak secara bersamaan
per lubang yang pada akhirnya mengurangi efek hasil peledakan berupa getaran maupun polusi suara
seminimal mungkin agar tidak berdampak pada lingkungan sekitar area peledakan Pit Purnama.

Surface delay yang digunakan oleh dari laporan peledakan oleh PT Machmahon yaitu 0 ms, 17 ms, 25
ms, dan 50 ms, dengan lubang yang meledak secara bersamaan sebanyak 5 lubang ledak berdasarkan
pembacaan alat Blastmate. Dengan menggunakan surface delay tersebut, penulis memodelkan desain
peledakan kembali menggunakn softrware ShotPlus sehingga diketahui bahwa adanya lubang yang
meledak secara bersamaan sebanyak 6 lubang ledak selama peledakan secara berlangsung di lokasi Pit
Purnama pada tanggal 7 April 2018, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pola Penyalaan Tanggal 7 April 2018

113
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan parameter seperti jenis bahan peledak, stemming, dan
lain-lain yang digunakan di software ShotPlus dengan jenis bahan peledak, stemming secara aktual
namun tetap mendekati baik jenis bahan peledak dan densitas nya. Simulasi yang dilakukan dengan
modifikasi surface delay dengan mengubahnya dari 0 ms, 17 ms, 25 ms, 50 ms menjadi 25 ms, 42 ms,
50 ms dan 100 ms. Hasil mengubah surface delay tersebut terbukti mengurangi jumlah lubang yang
meledak secara bersamaan yang sebelumnya 6 lubang atau menjadi 4 lubang ledak tanpa mengubah
geometri peledakan di lokasi yang sama pada tanggal 7 April 2018.

Mengubah surface delay menunjukkan bahwa mengubah waktu jeda dapat menjadi salah satu cara
perusahaan untuk mengurangi jumlah lubang yang meledak secara bersamaan sehingga dapat
mengurangi efek getaran hasil peledakan.

Modifikasi surface delay dilakukan pada semua kegiatan peledakan setiap tanggal dilakukannya
peledakan, dengan mempertimbangkan ketersediaan jenis bahan peledak, dan delay yang ada pada
software ShotPlus. Mengubah surface delay menunjukkan perubahan jumlah lubang meledak secara
bersamaan pada kegiatan peledakan yang dilakukan oleh saudara I Gusti Bagus Wisnu Utama pada
tahun 2018 yang dengan jumlah lubang meledak secara bersamaan yang dilakukan penulis
menggunakan software ShotPlus, lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Modifikasi Surface Delay Per Tanggal


Peledakan Maximum Instantaneous Charge (MIC)

Tanggal Delay Aktual Aktual (Sekunder) Delay Modifikasi Hasil


7 Apr 0,17,25,50 5 50,25,42,100 4
9-Apr 17,25,50 8 25,50,42,100 6
12-Apr 0,17,25,50 9 25,41,50,100 6
15-Apr 0,17,25 6 0,25,42 5
17-Apr 0,17,25,50 10 25,42,50,100 7
21-Apr 9,17,25,67 10 17,25,42,67 6
23-Apr 0,17,25,67 5 17,25,42,67 4
26-Apr 0,17,25,67 9 0,25,42,67 6

Penentuan Nilai Scale Distance Dengan Modifikasi Surface Delay

Penentuan Scale Distance dapat dihitung dengan membandingkan jarak pengukuran dengan jumlah
bahan peledak per delay. Penentuan tersebut berguna untuk mengukur getaran yang diakibatkan
selama peledakan berlangsung sehingga didapatkan nilai ppv secara teori. Scale distance dapat
ditentukan setelah data hasil modifikasi surface delay ditemukan pada Tabel IV.3, dimana jumlah
lubang yang meledak secara bersamaan dapat menentukan charge/delay pada sebuah peledakan,
sehingga penentuan nilai PPV dapat diproyeksikan dengan batas yang telah ditentukan oleh
perusahaan sebesar 3 mm/s dengan jarak rumah warga 3,2 km dan jalan umum 2,2 km, serta yang
dapat diterima oleh pabrik pengolahan sebesar 100 mm/s dengan jarak 50 m. Berikut ini contoh
penggunaan Rumus dalam menentukan nilai Scale Distance disetiap tanggal peledakan yang telah
dilakukan oleh saudara I Gusti Bagus Wisnu Utama.

233 𝑚
𝑆𝐷 = = 24.9
380 𝐾𝑔

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.

114
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
Tabel 5. Scale Distance Modifikasi Surface Delay

Tanggal Jarak Pengukuran Charge/Hole(Kg) MIC Charge/Delay (Kg) Scale Distance


380 26.46
7-Apr-18 350 51.6 4 206.4 24.36
236 16.43
70 4.43
9-Apr-18 41.3 6 247.8
497 31.57
498 19.44
12-Apr-18 256 109.3 6 655.8 10.00
366 14.29
775 34.39
15-Apr-18 560 101.5 5 507.5 24.86
90 4.00
556 32.96
17-Apr-18 538 40.7 7 284.9 31.87
104 6.16
572 22.51
21-Apr-18 317 107.7 6 646.2 12.47
334 13.14
524 25.26
23-Apr-18 319 107.4 4 429.6 15.39
334 16.11
467 18.59
26-Apr-18 105 6 630
450 17.93

Prediksi PPV di Belakang dan Depan Freeface

Analisis regresi power dilakukan dengan cara menggunakan data aktual PPV yang diukur dari belakang
freeface, sehingga didapatkan nilai persamaan PPV yang baru dengan nilai K dan m yang berbeda dapat
dilihat Pada Gambar 5a.

a. b.
Sumber : Utama, 2018
Gambar 4. Nilai K dan m dengan Regresi Power (a) Belakang Freeface (b) Depan Freeface

Setelah dilakukan analisis menggunakan regresi power, dapat ditentukan persamaan yang dihasilkan
melalui grafik di atas yang nantinya digunakan dalam memprediksi PPV di lapangan, berikut persamaan
yang telah didapatkan :

PPV = 189.11 x (SD)-1.434 (3)


Pada Gambar 5b. analisis regresi power juga dilakukan dengan cara yang sama menggunakan data
aktual PPV yang diukur dari depan freeface sehingga didapatkan nilai persamaan PPV yang baru

115
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
dengan nilai K dan m yang berbeda dan menggambarkan regresi power dengan PPV aktual yang telah
diukur yang dibandingkan dengan scale distance aktual.
Hasil analisis tersebut menghasilkan persamaan baru yang dapat dilihat pada persamaan berikut :

PPV = 36.18 x (SD)-1.07 (4)

Perbandingan PPV antara hasil aktual dengan simulasi dapat ditentukan setelah lubang yang meledak
secara bersamaan telah ditemukan dengan cara menggunakan software ShotPlus, dari data lubang
yang meledak secara bersamaan kemudian digunakan untuk menentukan scale distance sehingga PPV
simulasi dapat ditemukan menggunakan Persamaan 3 dan 4 dalam menentukan PPV depan maupun
belakang freeface.

Pada Tabel 6 menunjukan hasil perbandingan PPV secara aktual dengan PPV yang didapatkan dari hasil
simulasi yang telah dihitung, dari hasil perhitungan tersebut ditemukan bahwa nilai PPV secara
simulasi berkurang setelah modifikasi surface delay dilakukan melalui software ShotPlus.

Tabel 6. Perbandingan PPV Aktual dengan Simulasi Modifikasi surface delay

Scale Distance Scale Distance Perbandingan


Tanggal MIC PPV Teori MIC PPV Simulasi
Aktual Simulasi %
23.67 2.02 26.46 1.7 -15%
7-Apr-18 5 21.79 2.28 4 24.36 1.9 -15%
14.69 4.01 16.43 3.4 -15%
3.83 27.53 4.43 22.4 -19%
9-Apr-18 8 6
27.34 1.05 31.57 0.9 -14%
15.87 1.88 19.44 1.5 -20%
12-Apr-18 9 8.16 9.31 6 10.00 7.0 -25%
11.67 2.61 14.29 2.1 -20%
31.39 0.91 34.39 0.8 -9%
15-Apr-18 6 22.69 1.28 5 24.86 1.2 -9%
3.65 29.57 4.00 25.9 -12%
27.58 1.04 32.96 0.9 -17%
17-Apr-18 10 26.67 1.08 7 31.87 0.9 -17%
5.16 18.00 6.16 13.9 -23%
17.44 1.70 22.51 1.3 -24%
21-Apr-18 10 9.66 7.32 6 12.47 5.1 -31%
10.18 3.02 13.14 2.3 -24%
22.59 2.16 25.26 1.8 -15%
23-Apr-18 5 13.77 4.40 4 15.39 3.8 -15%
14.41 2.08 16.11 1.8 -11%
15.18 1.97 18.59 1.6 -20%
26-Apr-18 9 6
14.64 2.05 17.93 1.6 -20%

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan memodifikasi surface delay, maka dapa
menghasilkan nilai PPV yang jauh lebih kecil dibandingankan dengan nilai PPV sebelumnya. Hasil
modifikasi menunjukan terjadinya penurunan nilai PPV sebesar 15 – 31% dari nilai aktual.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih diberikan kepada seluruh bapak ibu dosen Program Studi Teknik Pertambangan,
Universitas Trisakti, seluruh Anggota HMTT Universitas Trisakti Dan Rekan-rekan yang telah membantu
melakukan penelitian ini.

116
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 2, November 2021 : 109 - 117
DAFTAR PUSTAKA

Ash, R.L. (1990). “Design of Blasting Round, Surface Mining”, B.A. Kennedy Editor, Society for Mining,
Metallurgy, and Explotion, Inc.

Bagus. (2018). ‘Analisis Tingkat Getaran Tanah dan Suara Aikbat Peledakan di PT. Agincourt Resources
Sumatera Utara’. Universitas Trisakti: Jakarta.

Fadhly, Ferry dkk. (2014). ‘Analisis Ground Vibration Pada Kegiatan Peledakan Dengan Metode Peak
Particle Velocity Beserta Pengaruhnya Terhadap Bangunan di PT. Pamapersada Nusantara Tanjung
Enim’. Jurnal. Fakultas Teknik. Universitas Negri Padang : Padang.

Pasang, Joris. (2013). ‘Analisis Pengaruh Pola Rangkaian Peledakan Terhadap Tingkat Getaran Tanah
Pada PT. CIPTAKRIDATAMA Jobsite PT. MULTI HARAPAN UTAMA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,
KALIMANTAN TIMUR’.Fakultas Teknik. Universitas Mulawarman. Samarinda.

117
Naskah masuk : 17 / 08 / 2021 , revisi pertama : 8 / 09 / 2021 , revisi kedua : 27 / 09 / 2021 , revisi terakhir : 11 / 10 / 2021

Anda mungkin juga menyukai