Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MEMINIMALKAN JARAK FLYROCK DALAM OPERASI PELEDAKAN

TAMBANG TERBUKA DI CV. HANDIKA KARYA KECAMATAN KOKAP KABUPATEN


KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1)
Ade Saputra*, 2)A.A Inung Arie Adnyano, 3) Novandri Kusuma Wardana, 4) Ilham Ridho
1,2,3)
Prodi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta,
4)
CV. Handika Karya,
*E-mail: 710015193@students.itny.ac.id

ABSTRAK

Fly rock yang merupakan fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan. Fragmentasi
batuan ini apabila terlempar melebihi radius aman dapat mengakibatkan kerusakan untuk alat
mekanis dan dapat mengakibatkan cidera bahkan kematian untuk manusia. Sehingga dalam Kepmen
Energi Dan Sumberdaya Mineral RI No.1827K/30/MEM/2018 mengatur tentang jarak radius aman
peledakan agar perusahaan dapat melaksanakan kaidah pertambangan yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui radius aman peledakan diperusahaan, mengetahui faktor penyebab
terjadinya fly rock pada operasi peledakan dan meminimalkan terjadinya fly rock pada operasi
peledakan. Penelitian ini menggunakan metode survei dan analisa kuantitatif dengan melakukan
perhitungan dan analisa prediksi jarak fly rock teoritis dari peledakan yang di hasilkan. Pengambilan
data di CV. Handika Karya dengan menggunakan GPS dan kamera dengan mengamati kegiatan
peledakan yang ada di perusahan. Kesimpulan dari penelitian ialah Lemparan Fly Rock aktual dari
seluruh peledakan didapatkan jarak Fly Rock terjauh sebesar 103,5, maka jarak radius aman CV.
Handika Karya yaitu sebesar 207 m. Faktor penyebab terjadinya Fly Rock berdasarkan pertimbangan
nilai prediksi yang paling besar pengaruhnya ialah nilai stemming. Karena dari nilai prediksi yang
memiliki penyimpangan terkecil dari nilai aktual adalah Cratering dengan nilai penyimpang sebesar
44,44. Sedangkan Face Burst dan Rifling masing-masing 59.00 dan 63.43. Stemming yang terlalu
pendek akan menimbulkan berlebihnya energi vertikal dan energi explosive akan dengan mudah
menerobos ke atas yang dapat mengakibatkan ledakan udara (air blast) dan lemparan batuan (fly
rock). Meminimalkan jarak Fly rock dengan mengusulkan perubahan nilai stemming pada geometri
peledakan yaitu 3,00 meter (RL.Ash) dengan fly rock prediksi 44,70 m. Sehingga jarak radius aman di
perusahaan CV.Handika Karya dapat dikurangi dari 207 m menjadi dua kali 44,70 m yaitu sebesar
89,40 m

Kata kunci : Fly Rock, radius aman, stemming

ABSTRACT

Fly rock which is rock fragmentation that was thrown as a result of blasting. This rock fragmentation
if thrown beyond the safe radius can cause damage to mechanical equipment and can cause injury and
even death to humans. So that the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources of the
Republic of Indonesia No. 1827K/30/MEM/2018 regulates the safe radius of blasting so that
companies can implement good mining rules. This study aims to determine the safe radius of blasting
in the company, determine the factors that cause fly rock in blasting operations and minimize the
occurrence of fly rock in blasting operations. This study uses survey methods and quantitative analysis
by calculating and predicting the theoretical fly rock distance from the resulting blasting. Retrieval of
data in CV. Handika Karya using GPS and cameras by observing the blasting activities in the
company. The conclusion of the study is that the actual Fly Rock throw from all blasting obtained the
farthest Fly Rock distance of 103.5, then the safe radius distance of CV. Handika Karya is 207 m2.
Factors causing the occurrence of Fly Rock based on the consideration of the predictive value the
most influential is the stemming value. Because of the predicted value which has the smallest deviation
from the actual value is Cratering with a deviation value of 44.44. Meanwhile, Face Burst and Rifling
were 59.00 and 63.43, respectively. Stemming that is too short will cause excess vertical energy and
explosive energy will easily penetrate upwards which can result in air blast and fly rock. Minimizing

1
the Fly rock distance by proposing changes in the stemming value of the blasting geometry, which is
3.00 meters (RL.Ash) with a predicted fly rock of 44.70 m. So that the safe radius distance at the
CV.Handika Karya company can be reduced from 207 m to two times 44.70 m, which is 89.40 m.

Keywords: Fly Rock, safe radius, stemming

A. PENDAHULUAN

Kegiatan penambangan terdiri dari pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan. Salah satu metode
pembongkaran yang sering digunakan dalam operasi tambang terbuka adalah peledakan. Peledakan
merupakan kegiatan membongkar atau memberaikan suatu batuan dari batuan induknya pada operasi
pertambangan. Pada proses peledakan terdapat sejumlah bahaya yang ditimbulkan sehingga peraturan
dalam Kepmen Energi Dan Sumberdaya Mineral RI Nomor 1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik perlu mengkaji salah satunya batuan terbang
atau Flyrock.
Fly Rock adalah fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan Fragmentasi batuan yang
terlempar melebihi radius aman dapat menyebabkan kerusakan untuk alat mekanis dan juga dapat
mengakibatkan cidera bahkan kematian untuk manusia. Fly Rock menjadi salah satu perhatian utama
pada setiap peledakan. Fly Rock menyebabkan alat berat pindah dengan jarak yang cukup dari area
peledakan dan membutuh waktu yang cukup lama untuk menuju radius aman. Hal tersebut sangat
berdampak negatif untuk kegiatan penambangan karena menyebabkan hilangnya produksi akibat
waktu tunda perpindahan alat. Selain itu, Fly Rock sangat membahayakan bagi para pekerja dan juru
ledak yang dekat dengan lokasi peledakan.
Oleh karena itu, diperlukan kajian bagaimana meminimalkan bahaya terjadinya flyrock dalam operasi
peledakan tambang terbuka di CV. Handika Karya yang mencakup desain ledakan yang tepat dan
inspeksi sebelum penyalan peledakan.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penambangan batuan andesit secara administratif berada di Dusun Gunung Rego, Desa
Hargorejo dan Dusun Kalibuko I, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Gambar 1. Peta IUP CV. Handika Karya

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui pengumpulan data primer
yang diperoleh langsung saat penelitian dan data sekunder yang diperoleh dari arsip perusahaan serta
studi literatur (Siyoto, S., Sodik, AM, 2015).

2
Pengolahan dan Analisis data
Setelah semua data terkumpul (data primer dan data sekunder), data kemudian di cek kembali, untuk
selanjutnya dilakukan perhitungan jarak aman dan faktor yang mempengaruhi jarak fly rock. Adapun
tahapan analisis data sebagai berikut :
1. Radius Aman, Radius aman didapatkan menggunakan data fly rock terjauh dari data peledakan di
perusahaan. Titik-titik jatuhnya fly rock selanjutnya di plot menggunakan gps garmin, dan dengan
menggunakan google earth di dapat jarak fly rock terhitung dari areal peledakannya. menurut
richard and moore (2005) jarak aman merupakan 2x jarak fly rock terjauh dari suatu peledakan
2. Faktor yang Mempengaruhi Fly Rock, Analisis regersi digunakan untuk mengkaji faktor - faktor
yang mempengaruhi jarak Fly Rock, dilihat hal apa yang paling berpengaruh dalam lemparan fly
rock. Berdasarkan rumus perhitungan prediksi ada 3 faktor yang berpengaruh yaitu stemming,
burden¸dan isian handak
3. Perhitungan Prediksi Fly Rock, Perhitungan prediksi fly rock menggunakan rumus Richard and
Moore (2005), terdapat 3 rumus yang ada yaitu :

Keterangan:
L = Lemparan maksimal (m)
k = Konstanta
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
m = Jumlah isian bahan peledak dalam setiap peledakan (per delay)
B = Burden awal (m)
SH = Tinggi stemming (m)
θ = Launch angle from horizontal
4. Perhitungan Standar Deviasi, Standar deviasi digunakan untuk melihat dari ke-3 rumus tersebut
mana yang memiliki penyimpangan/error yang paling kecil. Dengan membandingkan jarak fly rock
aktual dengan fly rock prediksi. Rumus yang memiliki error terkecil nantinya akan digunakan
untuk memprediksi fly rock yang menggunakan geometri usulan.
5. Geometri Usulan, Nilai geometri usulan digunakan untuk memperkecil jarak radius aman
perusahaan. Perhitungan geometri usulan menggunakan 2 teori yaitu Teori R.L. Ash (1963) dan
Teori Teori C.J. Konya (1990).
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah adanya hasil kajian adalah berapa jarak fly rock yang didapat
dengan membandingkan fly rock teoritis dengan fly rock aktual dan di dapatkan pula faktor yang
mempengaruhi jarak fly rock di CV. Handika Karya

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data laporan hasil peledakan dan pengambilan data di lapangan berikut hasil geometri
peledakan beserta jarak Fly Rock aktual di CV. Handika Karya :
Kegiatan peledakan batu andesit yang diambil paramater parameter yang diperlukan dilakukan
sebanyak 3x peledakan, Peledakan Selasa, 2 Maret 2021 menghasilkan fly rock terjauh sebesar 103.5,
Peledakan Kamis, tanggal 04 Maret 2021 sebesar 50,73 meter, dan Peledakan Rabu, tanggal 09 Juni
2021 sebesar 88,12 meter.

Radius Aman
Keputusan Menteri ESDM nomor 1287 K/30/MEM/ 2018 tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik, disebutkan bahwa jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas pertambangan

3
300 (tiga ratus) meter serta bagi manusia 500 (lima ratus) meter. Jarak aktual alat yang terdekat dari
area peledakan ialah 209,7 m, sedangkan kantor ialah 271,73 m, gudang dan mess karyawaan ialah
280,92 m, dan pemukiman warga ialah 209,17 m.
Penerapan yang sesuai dilakukan Adrian J. Moore dan Alan B. Richard (2005), maka radius aman alat
di tentukan 2x dari lemparan terjauh aktual untuk penanggulangan terhadap hal-hal yang tidak terduga.
Data peledakan perusahaan memiliki lemparan aktual yang paling jauh didapatkan berjarak 103,50 m
dan radius aman alat di perusahaan 207 m. Maka jarak tersebut masih termasuk radius aman peledakan
menurut peraturan Keputusan Menteri ESDM nomor 1287 K/30/MEM/ 2018 yaitu sejauh 300 m
untuk alat. Akan tetapi jarak radius aman tersebut masih mendekati posisi alat, jadi perlu dilakukan
upaya untuk mengurangi jarak dari lemparan fly rock.
Pekerjaan shotcrete yang dilakukan dilapangan dibagi menjadi tiga perlakuan yaitu, penyemprotan
full drift, penyemprotan rib to sholuder, penyemprotan shoulder to backs. Alat untuk mengangkut
shotcrete dari batch plant ke lokasi penyemprotan menggunakan alat getmen mixer dengan kapasitas 4
m³ dan penyemprotan shotcrete menggunakan alat jacon maxijet.

Gambar 2. Peta Radius Aman Perusahaan

Faktor yang mempengaruhi Fly Rock


Berdasarkan data yang di dapatkan di lapangan dan beberapa referensi Perhitungan prediksi Fly rock
menggunakan teori persamaan Richard and Moore (2005). Terdapat 3 faktor atau paramater yang
mempengaruhi jarak fly rock berdasarkan nilai geometri yang berbeda diantaranya burden, isian
handak dan stemming.

Perhitungan Prediksi Fly Rock


Prediksi ini untuk mengetahui parameter yang paling mempengaruhi terjadinya flyrock. Teori ini
dipengaruhi oleh konstanta (k), percepatan gravitasi (m/s²), berat isian bahan peledak per delay (kg),
dan jarak burden awal (m) dan tinggi stemming (m).
Dilihat dari perbandingan jarak fly rock aktual dan teoritis (face burst, cratering,dan rifling). Ketiga
prediksi tersebut menghasilkan jarak prediksi fly rock yang berbeda-berbeda dari jarak fly rock aktual.
Karena dari ketiga rumus prediksi tersebut menggunakan parameter yang berbeda-beda. Rumus face
burst menggunakan paramater burden, rumus cratering menggunakan parameter stemming, dan untuk
rifling menggunakan parameter stemming dan sudut lemparan.

Tabel 1. Perbandingan Fly Rock aktual terjauh dengan Fly Rock Prediksi
Teoritis
Fly rock terjauh actual (m) Face Burst
Cratering (m) Rifling (m)
(m)
50.73 72.90 52.89 18.09
88.12 72.90 59.68 20.41
103.50 126.86 159.50 54.55

4
Perhitungan Standar Deviasi
Perhitungan standar deviasi digunakan untuk menghitung penyimpangan dari perhitungan prediksi fly
rock. Penyimpangan adalah suatu parameter untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data
dengan nilai rata-rata hitungya.
Penggunaan perhitungan standar deviasi menunjukkan besar penyimpangan jarak lemparan aktual Fly
Rock terhadap prediksi jarak lemparan Fly Rock secara teoritis. Grafik batang pada (gambar 5.2)
menunjukkan besar penyimpangan dari setiap perhitungan teori prediksi lemparan Fly Rock terhadap
lemparan maksimum aktual Fly Rock. Grafik menunjukan penyimpangan yang terkecil ada pada
perhitungan Cratering yaitu 44.44. Semakin kecil penyimpangan yang didapatkan maka data sampel
(prediksi) semakin homogen (hampir sama/mendekati) dengan data actual.

Gambar 3. Grafik standar deviasi prediksi dengan lemparan aktual Fly Rock

Nilai standar deviasi menunjukkan bahwa Cratering sebagai parameter stemming yang lebih
berpengaruh dari besarnya flyrock. Panjang kolom stemming merupakan faktor utama yang dapat
mendukung bahan peledak sehingga energi explosive akan bekerja optimal untuk menghacurkan
batuan dan melemparkan massa batuan. Jika kolom stemming terlalu pendek akan menimbulkan
berlebihnya energi vertikal dan energi explosive akan dengan mudah menerobos ke atas.

Meminimalkan terjadinya fly rock pada operasi peledakan


Fly rock pasti terjadi dan tidak dapat dihindari maka engineer dan blaster hanya dapat meminimalkan
jarak lemparan fly rock. Upaya yang perlu dilakukan antara lain :
a. Penangananan Sebelum Peledakan
Persiapan lokasi peledakan yang kurang baik dapat menyebabkan potensi bahaya flyrock. Hal ini
disebabkan spoil – spoil hasil sisa peledakan pada saat persiapan tidak dibersihkan atau
disingkirkan sehingga dapat terlempar ketika peledakan dilakukan dan berpotensi menjadi flyrock.
b. Stemming
Semakin dangkal kolom stemming, maka potensi lemparan flyrock akan semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya kelebihan pengisian bahan peledak sehingga kolom stemming menjadi
lebih dangkal. Berdasarkan data pengamatan dilapangan kedalaman lubang bervariasi dan jumlah
pengisian bahan peledak per lubang sama sehingga penggunaan steamming sedikit diabaikan.

Geometri Usulan
Geometri Usulan digunakan untuk mengurangi radius aman yang ada di perusahaan CV. Handika
Karya agar didapatkan jarak fly rock yang lebih kecil dari peledakan-peledakan sebelumnya. Dalam
menghitung geometri usulan ini menggunakan Teori RL Ash dan Teori CJ Konya.

Tabel 2. Perbandingan stemming aktual dan stemming usulan


Stemming Fly rock actual Stemming Fly rock
No Teori
Aktual (m) (m) Usulan (m) prediksi (m)
1 2,80 50,73 3,00 R.L. Ash 44,70
2 2,70 88,12 1,70 C.J. Konya 195,82

5
Perbandingan stemming aktual dan stemming usulan dari perhitungan prediksi tersebut, maka nilai
prediksi fly rock yang memiliki jarak yang paling pendek dan baik adalah menggunakan teori RL ash
yaitu dengan nilai stemming 3,00 meter dengan fly rock prediksi 44,70 m. Sehingga jarak radius aman
di perusahaan CV. Handika Karya dapat dikurangi dari 207 m menjadi dua kali 47,57 m yaitu sebesar
89,4 m.

Fly Rock dan Lingkungan


Kegiatan peledakan memilik efek terhadap lingkungan diantaranya getaran tanah, batu terbang (fly
rock), kebisingan, dan debu. Efek flyrock akan berdampak pada manusia yang dapat mengancam
kecelakaan apabila dekat dengan area peledakan. Lemparan batuan tersebut juga menyebabkan
kerusakan pada beberapa tanaman dan pondok yang berada di kebun milik masyarakat dan
mengancam habitat hewan yang terkena batu terbang sehingga akan menjauh dari lingkungan aslinya.
Kejadian ini tentunya menyebabkan beberapa kerugian baik dari segi waktu maupun biaya perbaikan.
Kondisi tersebut menjadi perhatian khusus yang perlu penyelesaian sesegera mungkin untuk
meminimalisir kerugian yang akan terjadi di masa mendatang.

D. KESIMPULAN
1. Lemparan Fly Rock aktual dari seluruh peledakan didapatkan jarak Fly Rock terjauh sebesar 103,5,
maka jarak radius aman CV. Handika Karya yaitu sebesar 207 m
2. Faktor penyebab terjadinya Fly Rock berdasarkan pertimbangan nilai prediksi yang paling besar
pengaruhnya ialah nilai stemming. Karena dari nilai prediksi yang memiliki penyimpangan terkecil
dari nilai aktual adalah Cratering dengan nilai penyimpang sebesar 44,44. Sedangkan Face Burst
dan Rifling masing-masing 59.00 dan 63.43. Stemming yang terlalu pendek akan menimbulkan
berlebihnya energi vertikal dan energi explosive akan dengan mudah menerobos ke atas yang dapat
mengakibatkan ledakan udara (air blast) dan lemparan batuan (fly rock).
3. Meminimalkan jarak Fly rock dengan mengusulkan perubahan nilai stemming pada geometri
peledakan yaitu 3,00 meter (RL.Ash) dengan fly rock prediksi 44,70 m. Sehingga jarak radius
aman di perusahaan CV.Handika Karya dapat dikurangi dari 207 m menjadi dua kali 44,70 m yaitu
sebesar 89,40 m.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih CV. Handika Karya yang memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian serta memberikan arahan dan bimbingan selama di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Rochsyid. 2017. “Teknik Peledakan”. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah
Tanah. Kementerian ESDM.
Fitriansyah, G.R. 2016. “Evaluasi Getaran Peledakan Berdasarkan Tingkat Peluruhan Di PT. Dahana
Job Site Ck Kjb, Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi
Kalimantan Timur”. Prosiding Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung. Bandung.
Koesnaryo. S., IPM., 1998. “Bahan Peledak dan Metode Peledakan”, Fakultas Tambang Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Konya C., J., and Walter E., J., 1995. “Blast Design, Precision Blasting Services”, Montville, Ohio.
Mhaeea Nck. “Teknik Peledakan”.http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/teknik-peledakan.html.
Diakses tanggal 21 november 2020
Naapuri J., 1988, Tamrock, Surface Drilling And Blasting, Norway,
R. L., Ash., 1963. The Mechanics of Rock Breakage, Pit and Quarry Magazine,
Saptono S. 2006. “Teknik Peledakan Jurusan Teknik Pertambangan”. FTM
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Siyoto, S., Sodik, AM, 2015. Dasar Metologi Penelitian. Yogyakarta : LM. Publishing
Abdurrachman, H., Saptono, S., dan Wiyono, B. 2015. “Analisis Flyrock untuk Mengurangi Radius
Aman Alat Pada Peledakan Overburden Penambangan Batubara”. Proceeding, Seminar
Nasional Kebumian Ke-8. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai