Oleh :
RESKI NUNUK
7100210004
Oleh :
RESKI NUNUK
7100190183
Yogyakarta, Maret,2024
Mengetahui, Menyetujui,
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya maka Seminar Tambang ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya
dengan judul “Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Fragmentasi Batuan Pada PT.
PAMA PERSADA NUSANTARA Site ADARO Provinsi Kalimantan Selatan” dan
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Seminar Tambang
pada Program Studi Teknik Pertambangan S1 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan seminar tambang ini, khususnya pada :
1. Dr. Ir. H. Setyo Pambudi, M.T, selaku Rektor Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta.
2. Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T, Selaku Dekan Fakultas Teknik Dan
Perencanaan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bayurohman Pangacella Putra S.T.,M.T, selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
4. Erry Sumarjono, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing seminar tambang.
5. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan memberikan dukungan sehingga terseleaaikan seminar tambang ini.
Penyusun menyadari dalam penyusunan seminar tambang ini masih jauh dari kata
sempurna, akhir kata penyusun berharap seminar ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan untuk pembaca pada umumnya.
Reski Nunuk
7100210004
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Pamapersada Nusantara (PT. PAMA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pertambangan dan konstruksi pertambangan. Penelitian dilaksanakan di
pertambangan batubara Pit Tutupan yang merupakan salah satu pit produksi Batubara milik di
PT. Adaro Indonesia (PT. AI) yang berlokasi di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan
Selatan. Sistem penambangannya menggunakan metode tambang terbuka dan kegiatan
pembongkaran tanah penutup dengan metode pengeboran dan peledakan. Salah satu faktor
penting yang menentukan keberhasilan suatu operasi peledakan adalah mendapatkan hasil
ukuran fragmen batuan yang baik sesuai dengan ketentuan Perusahaan.
2.3 Peledakan
Peledakan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembongkaran
material. Teknik peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana
tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya agar menjadi fragmen-
fragmen yang berukuran lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses
penanganan material selanjutnya. Peledakan pada kegiatan penambangan, selain
memberaikan batuan (fragmentasi) juga akan menimbulkan rambatan gelombang seismik
yang menggambarkan perjalanan energi melalui bumi dan mengakibatkan getaran pada
massa batuan atau material disekitarnya. Parameter yang dapat dikendalikan merupakan
faktor yang dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Adapun parameter
peledakan yang dapat dikendalikan adalah diameter lubang ledak, geometri peledakan,
kemiringan lubang ledak, pola lubang ledak, geometri dari bidang bebas, ukuran dan bentuk
ledakan, volume ekspansi yang tersedia, charge configuration, decoupling of the charges,
bahan peledak, distribusi bahan peledak dalam lubang ledak, initiation and priming, waktu
tunda dan urutan inisiasi, pengaruh pemuatan muatan pada desain peledakan, pengeboran
yang spesifik dan penyimpangan lubang ledak. Adapun parameter yang tidak dapat
dikendalikan merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan, diantara parameter yang tidak dapat dikendalikan ini adalah
keadaan geologi, sifat dan kekuatan batuan, struktur diskontinuitas, kondisi cuaca serta air
tanah yang tidak dapat dikontrol.
2.4 Fragmentasi Peledakan
Fragmentasi hasil peledakan adalah salah satu faktor untuk menentukan keberhasilan
suatu peledakan.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memprediksi ukuran fragmentasi hasil
peledakan.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuz-ram, untuk memprediksi
ukuran fragmentasi batuan, dan data yang digunakan adalah data geometri peledakan, data
geotek perusahaan yaitu faktor batuan, dan dokumentasi. Dari hasilpenelitian yang dilakukan,
fragmentasi rata-rata memiliki ukuran kurang lebih 71,22 % lebih kecil dari 75 cm, karena
yang menjadi patokan dasar ukuran fragmentasi adalah 78 cm. stemming yang terlalu
panjang akan menyebabkan energi yang dihasilkan dari bahan peledak tidak menyebar secara
merata sehingga ukuran fragmentasi kebanyakan yang oversize, burden dan spacing juga
mempengaruhi ukuran fragmentasi, jika burden sembilan meter dan spacing 10 meter dipakai
pada material yang keras dengan bahan peledak yang digunakan sedikit, maka daya hancur
untuk materialnya akan kurang dan menyebabkan fragmentasi yang dihasilkan menjadi
oversize.
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang– lubang bor dalam satu
baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu
dengan lubang bor yang lainnya.
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut
1. Box Cut, yaitu pola ini arah lemparan seluruhnya ketengah area peledakan,
biasa digunakan apabila kesulitan atau tidak ada free face lain selain di atas.
2. Echelon, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kesalah satu
sudut dari bidang bebasnya.
3. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
4. Flat Face, yaitu pola peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk tiap
deret lubang ledak (row by row).
3m 3m
3m 2,5 m
3m 3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
Bidang bebas
c. Pola zigzag bujursangkar d. Pola zigzag persegipanjang
4. Digging time
Digging time merupakan waktu yang dibutuhkan alat gali muat untuk melakukan
pemuatan material ke dalam bucketnya. Digging time ini sangat dipengaruhi oleh hasil
fragmentasi peledakan dan jenis alat muat yang digunakan oleh perusahaan untuk
memuat tanah penutup hasil peledakan serta keahlian dari operator. Fragmentasi
batuan hasil peledakan yang memiliki banyak boulder akan membuat nilai digging
time menjadi besar. Besarnya digging time akan berpengaruh pada cycle time alat
gali
5. Keadaan Aman
Kegiatan peledakan yang bertujuan untuk memisahkan batuan dari induknya dalam
industri pertambangan sangat rentan dengan bahaya[11]. Adapun indikator yang dilihat
pada keadaan aman pada saat aktivitas peledakan ini adalah tidak menggunakan safety,
merokok pada area peledaakan, alat atau manusia berada di jarak tidak aman, memakai
alat elektronik di area peledakan dan misfire.
Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang bebas
yang panjangnya tergantung pada sifat batuan.
B = 𝐾𝑏 𝑥 𝐷𝑒 ft atau B = 𝐾𝑏 𝑥 𝐷𝑒 m
12 39,30
2. Spacing
Spasi adalah jarak di antara lubang ledak dirangkai dalam satu baris dan
diukur sejajar terhadap bidang bebas.
S = Ks x B
3. Stemming
Stemming adalah lubang bor pada sisi atas yang tidak diisi bahan peledak,
tetapi biasanya diisi oleh abu dari hasil pemboran dan dipadatkan di atas
bahan peledak.
T = Kt x B
Kh = H / B
5. Subdrilling
Subdrilling adalah lubang ledak yang dibor sampai melebihi batas lantai
jenjang bagian bawah.
J = Kj x B
6. Charge Length
7. Loading Destiny
Loading Density adalah jumlah isian bahan peledak per meter panjang kolom
isian.
( ) ( )
0.8 −0.63
Vo 0.1667 E
X =A x xQ x
Qe 115
Keterangan:
X = Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)
A = Faktor batuan
Vo = Volume batuan per lubang ledak (m3)
Qe = Berat bahan peledak (kg)
E = Kekuatan berat relatif bahan peledak
Untuk memprediksi hasil fragmentasi batuan Rosin Ramler (1933), digunakan suatu
rumusan yang menggunakan parameter ukuran rata-rata fragmentasi dari Kuznetsov
(1973) dan Cunningham (1983), sebagai berikut :
R = e - [X/Xc] x 100%
Keterangan:
R = Presentase batuan diatas ukuran ayakan
e = Epsilon (2,71)
X = Ukuran batuan maksimum
X
Xc= 1
( 0.693 ) n
(
n= 2.2−
14 B
D )(
1−
w
B )(
1+
[ A ' −1 ]
2 )( PcL )
Keterangan:
n = Indeks keseragaman
D = Diameter lubang ledak (mm)
w = Deviasi lubang bor (m)
A’ = rasio spasi terhadap burden
PC = panjang kolom isian (m)
L = Tinggi jenjang (m)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil perhitungan secara teoritis dapat dilihat pada tabel berikut :
Geometri Peledakan Meter (m)
Burden 8
Spacing 9
Stemming 4,5
Subdrilling 0,5
Tinggi Jenjang 7,5
Kedalaman 8
Panjang Kolom Isian
Handak 3,5
Ukuran Fragmentasi Tertahan Lolos
(cm) % %
10 79.1 20.83
25 55.99 44
50 31.73 68.26
75 18.16 81.83
100 10.48 89.51
Berdasarkan Hasil perhitungan metode kuzram, ukuran fragmentasi dari hasil peledakan
menggunakan geometri peledakan di lapangan berbeda-beda. Fragmentasi yang lolos di
bawah ukuran 75 cm dengan burden 8 m, spasi 9 m, kedalaman 8 m dan panjag kolom isian
3,5 m, meghasilkan fragmentasi 81,83 %. Sedangkan hasil fragmentasi dengan burden 9 m,
spasi 10 m, dengan kedalaman berbeda-beda, yaitu kedalaman 9,5 m dan panjang kolom
isian 5 m menghasilkan fragmentasi 66,63 %, kedalaman 9 m dan panjang kolom isian 4,5 m
meghasilkan fragmentasi 70,99 %, kedalaman 8,5 m dan panjang kolom isian 4 m
menghasilkan fragmentasi yang sama dengan kedalaman 9 m, kedalaman 8 m dan panjang
kolom isian 3,5 meghasilkan fragmentasi 66,68 %, kedalaman 7,5 m dan panjang kolom isian
3 m meghasilkan fragmentasi 73,78 %, kedalaman 7 m dan panjang kolom isian 2,5
menghasilkan fragmentasi 59,8 % yang lolos diukuran 75 cm. Karena yang menjadi patokan
dasar ukuran fragmentasi pada PT. Pamapersada Nusantara adalah 78 cm atau 1/3 ukuran
bucket PC 2000.
3.3 Perhitungan Fragmentasi Secara Aktual
Ukuran fragmentasi secara aktual dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana yang
menjadi pembanding adalah bola dengan diameter 17 cm.
Ukuran fragmentasi Burden 9 m dan spasi 10 m secara aktual (gambar 2.1) dengan
kedalaman 8,5 m dapat dilihat bahwa fragmentasi yang dihasilkan 100 % lolos
diukuran 75 cm, sedangkan berdasarkan metode kuz-ram, fragmentasi yang dihasilkan
dengan kedalaman 8,5 m hanya menghasilkan 70,99 % ukuran fragmentasi yang lolos
di bawah ukuran 75 cm, kedalaman 8 m secara aktual (gambar 2.2) menghasilkan
100 % fragmentasi yang lolos diukuran 75 cm, sedangkan berdasarkan metode kuz-
ram menghasilkan 66,68 % fragmentasi yang di bawah ukuran 75 cm, kedalaman 9,5
m dan kedalaman 9 m (gambar 2.3 dan 2.4) secara aktual juga menghasilkan ukuran
fragmentasi 100 % lolos diukuran 75 cm, berbeda dengan hasil berdasarkan metode
kuz-ram, dengan kedalaman 9,5 m menghasilkan 66,63 % dan kedalaman 9 m
menghasilkan 70,99 % yang lolos di bawah ukuran 75 cm, dimana yang menjadi
patokannya adalah 78 cm, sehingga berdasarkan metode kuz-ram yang mendekati
ukuran 78 cm adalah 75 cm. Ukuran fragmentasi dipengaruhi oleh kedalaman lubang
ledak, panjang kolom isian, stemming, subdrilling, apabila kedalaman lubang ledak 9,5
m, panjang stemmingnya 4,5 m maka panjang kolom isian 5 m, dimana disini panjang
kolom isian bahan peledak lebih besar dari stemming, sehingga stemming tidak terlalu
kuat untuk menahan energi yang dihasilkan oleh bahan peledak, karena energi dari
bahan peledak akan mencari bidang yang lemah dan mudah untuk terbongkar. Jika
demikian energi yang berasal dari bahan peledak tidak meyebar secara merata
sehingga fragmentasi yang dihasilkan tidak hancur secara maksimal dan terdapat
33,37 % berukuran bongkah. Dengan kedalaman 7 m stemming 4,5 dan panjang
kolom isian 2,5 m juga akan menghasilkan fragmentasi yang berukuran bongkah
sebesar 40,2 %, dikarenakan kolom isian bahan peledak terlalu kecil sehingga tidak
terlalu mampu untuk menghacurkan batuan karena stemmingnya terlalu
panjang dan bahan peledak yang dipakai terlalu sedikit, ini menyebabkan energi dari
bahan peledak akan mencari batuan disekitarnya yang lebih mudah untuk terbongkar
dibandingkan dengan stemming yang dipakai untuk menutup lubang ledak. Stemming
yang terlalu pendek tidak mampu untuk megurung energi yang terlalu besar begitu
juga dengan panjang kolom isian yang terlalu pendek tidak akan mampu untuk
menghancurkan stemming yang terlalu padat dan terlalu panjang. Burden dan
spasi juga mempengaruhi ukuran fragmentasi, Jika 9 dan spasi 10 dipakai pada
material yang keras dengan bahan peledak yang digunakan sedikit maka daya hancur
untuk materialnya akan kurang dan menyebabkan fragmentasi yang dihasilkan
berukuran bongkah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan yang terdapat pada penelitian ini
didapatkan beberapa point yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan, yaitu :
4.2 Saran
TETAP SEMANGAT
DOA IBU SELALU MENYERTAIMU :)
BISMILAH......
DAFTAR PUSTAKA