PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Oleh :
PRIMA JUNIA NOVITASARI
NIM 14.01.410
2018
1
ANALISIS PENGARUH ADITIF TERHADAP SLURRY
CEMENT UNTUK MENENTUKAN DESAIN SEMEN
PADA SQUEEZE CEMENTING
PROPOSAL
TUGAS SARJANA
Oleh:
PRIMA JUNIA NOVITASARI
14.01.410
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan S1 Teknik Perminyakan
3
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
4
PROPOSAL TUGAS AKHIR
5
PROPOSAL TUGAS AKHIR
2. Data yang digunakan berupa data labolatorium untuk semen dan zat additive
yang digunakan, data kekuatan casing dan tubing, dan klasifikasi semen
berdasarkan standar API (American Petroleum Institute).
3. Materi yang akan di analisa adalah konsentrasi aditif masing-masing beserta
fungsinya.
4. Mengindentifikasi volume slurry semen, waktu pemompaan, volume spacer
dan volume lumpur yang sesuai dengan kebutuhan operasi squeeze
cementing
6
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB II
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR
7
PROPOSAL TUGAS AKHIR
8
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB V :Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai bab empat dan analisa
yang akan dilakukan terhadap hasil perhitungan serta data-data yang ada.
9
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB III
TEORI DASAR
10
PROPOSAL TUGAS AKHIR
A. Squeeze cementing
11
PROPOSAL TUGAS AKHIR
saat dimana rekahnya formasi tidak diinginkan. Oleh karena itu, teknik
tekanan tinggi kurang menguntungkan dan yang sering digunakan adalah
teknik tekanan rendah, dengan mengontrol kehilangan filtrasi sangat
rendah. Tekanan squeeze yang tinggi, yang mula-mula dianggap perlu
untuk squeeze, sekarang ini tidak dilakukan lagi karena telah digunakan
semen dengan pengontrolan laju filtrasi (controlled filtration rate cement)
3. Balanced plug method yang pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-
flush dipompakan sebelum semen dan lalu di ikuti ole fluida pembatas
(spacer). Prinsipnya adalah menempatkan kolom yang terdapat pada
annulus.
4. Bradenhead Placement Technique (No packer). Dalam metode ini semen
dipompakan ke dalam casing melalui tubing atau drillpipe dengan tidak
memakai packer, mendesak fluida sumur masuk ke annulus. Metode ini
dipakai secara luas pada squeezing sumur-sumur dangkal, untuk
penyumbatan sumur dan kadang-kadang dipakai pula dalam menutup zona
lost circulation selama proses pemboran.
5. Squeeze Tool Placement Technique. Teknik ini dibagi dalam dua bagian
yaitu metode retrievable squeeze packer, digunakan packer yang bias
diangkat kembali, sedangkan pada drilliable cement retainer digunakan
packer yang tetap. Packer ini dipasang pada tubing sedikit diatas puncak
zone yang akan disqueeze. Metode ini mebatasi tekanan pada suatu titik
tertentu dari sumur.
12
PROPOSAL TUGAS AKHIR
C. Plug-back cementing
Plug-back cementing dilakukan untuk
1. Menutup atau meninggalkan sumur.
2. Menutup zona air dibawah zona minyak agar oil-water ratio berkurang pada
open hole completion.
3. Melakukan directional drilling sebagai landasan whipstock, yang
dikarenakan karena adanya perbedaan compressive strength antara semen
dan formasi maka akan mengakibatkan bit berubah arahnya.
a. Kelas A
Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan) sampai 6.000
ft. semen ini terdapat dalam tipe biasa (ordinary type) saja, dan mirip dengan
ASTM C-150 tipe I.
13
PROPOSAL TUGAS AKHIR
b. Kelas B
Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 ft, dan tersedia
dalam jenis yang tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi
(moderate dan high sulfate resistant).
c. Kelas C
Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 dan mempunyai
sifat high-carly strength (proses pemgerasannya cepat). Semen ini tersedia
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
d. Kelas D
Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft sampai 12.000 ft,
dan untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi.
Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
e. Kelas E
Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6.000 sampai 14.000 ft, dan
untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi.
Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
f. Kelas F
Semen kelas F digunakan dari kedalaman 10.000 ft sampai 16.000 ft, dan
untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature sangat
tinggi. Semen ini tersedia dalam jenis high sulfate resistant.
g. Kelas G
Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8.000 ft, dan merupakan
semen dasar. Bila ditambahkan retarder semen ini dapat dipakai untuk
sumur yang dalam dan range temperature yang cukup besar. Semen ini
tersedia dalam jenis moderate dan high sulfat resistant.
h. Kelas H
Semen kelas H digunakan dari kedalaman 8.000 ft, dan merupakan pula
semen dasar. Dengan penambahan accelerator dan retarder, semen ini dapat
digunakan pada kedalaman dan temperature yang besar. Semen ini hanya
tersedia dalam jenis moderate sulfat rsesistant.
14
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Dimana :
Dbs = Densitas suspense semen, ppg
Gbk = Berat air, lbs
Ga = Berat Aditif, lbs
Vbk = Volume bubuk semen, gallon
Vw = Volume air, gallon
Va = Volume aditif, gallon
Densitas slurry semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis
slurry semen di dalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup menahan tekanan
slurry semen, maka akan menyebabkan formasi pecah, sehingga terjadi lost
circulation.
Densitas slurry semen yang rendah sering digunakan dalam operasi primary
cementing dan remedial cementing, guna menghindari terjadinya fracture pada
formasi yang lemah. Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan hal-hal
berikut:
15
PROPOSAL TUGAS AKHIR
16
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Dimana:
F30 = Filtrat pada 30 menit, ml
Ft = Filtrate pada t menit, ml
T = Waktu pengukur, menit
Pada primary cementing, filtration loss yang diijinkan sekitar 150-250 cc
yang diukur selama 30 menit dengan menggunakan saringan berukuran 325 mesh
dan pada tekanan 1.000 psi. Sedangkan pada squeeze cementing, filtration loss
diijinkan sekitar 55-65 cc selama 30 menit.
17
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Water cement ratio adalah perbandingan air ysng dicampur terhadap bubuk
semen sewaktu slurry semen dibuat. Jumlah air yang dicampur tidak boleh lebih
atau kurang, karena akan mempengaruhi baik buruknya ikatan semen nantinya.
18
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Tabel 3.1. Kandungan Air Normal Dalam Suspensi Semen (Teknik Operasi
Pemboran Volume 1, 2012)
3.3.6. Permeabilitas
Permebilitas dikukur pada semen yang mengeras , dan bermakna sama
dengan permeabilitas pada batuan formasi yang berarti kemampuan untuk
mengalirkan fluida. Semakin besar permeabilitas semen maka akan semakin
banyak fluida yang dapat melalui semen tersebut, dan begitu pula untuk keadaan
yang sebaliknya .
Dalam hasil penyemenan, permeabilitas semen yang diinginkan adalah
tidak ada atau sekecil mungkin. Karena bila permeabilitas semen besar akan
menyebabkan terjadinya kontak fluida antara formasi dengan annulus dan strength
semen berkurang, sehingga fungsi semen tidak akan seperti yang diinginkan, yaitu
menyekat casing dengan fluida formasi yang korosif. Bertambahnya permeabilitas
semen dapat disebabkan karena air pencampur terlalu banyak, karena kelebihan
aditif atau temperature formasi yang terlalu tinggi.
19
PROPOSAL TUGAS AKHIR
dimana :
k = Permeabilitas, D
q = Laju alir, ml/s
µ = Viskositas air, cp
L = Panjang sampel, cm
A = Luas permukaan sampel, cm2
∆P = Perbedaan tekanan, atm
20
PROPOSAL TUGAS AKHIR
21
PROPOSAL TUGAS AKHIR
terdiri dari bubuk semen dan air) suatu zat-zat kimia agar dicapai hasil penyemenan
yang diinginkan. Zat-zat kimia tersebut dikenal sebagai aditif.
Hingga saat ini lebih dari 100 aditif telah dikenal. Namun umumnya aditif-
aditif itu dapat dikelompokkan dalam 8 kategori, yaitu :
3.4.1. Accelerator
Accelerator adalah aditif yang dapat mempercepat proses pengerasan slurry
semen. Selain itu dapat juga mempercepat naiknya strength semendan
mengimbangi aditif lain (seperti dispersant dan fluid loss control agent), agar tidak
tertunda proses pengerasan slurry semennya.
a. Kalsium Klorida
b. Sodium Klorida
Sodium klorida atau Natrium klorida dengan kadarr 10% BWOMW (by
weight on mix water) berlaku sebagai accelerator. Pengaruhnya terhadap
thickening time dan compressive strength.
3.4.2. Retarder
Retarder adalah aditif yang dapat memperlambat proses pengerasan slurry
semen, sehingga slurry semen mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai
kedalaman target yang diinginkan.
22
PROPOSAL TUGAS AKHIR
1. Lignosulfonate
2. Carboxymethyl hydroxythylcellulose (CMHEC)
3. Penjenuhan dari air asin
4. Asam organic
5. Polimer sintetik
a. HR-5
HR-5 termasuk golongan lignosulfonate yang dimodifikasi untuk
memperlambat waktu semen mengeras..
Temperature : 110ᵒ-210ᵒF (43ᵒ-99ᵒC)
Konsentrasi : 0.1-2.0% bwoc
b. HR-6L
HR-6L termasuk golongan lignosulfonate yang dimodifikasi dengan 40%
solid untuk memperlambat waktu semen mengeras. Mempunyai sedikit efek
mengencerkan slurry semen.
Temperature : 110ᵒ-210ᵒF (43ᵒ-99ᵒC)
Konsentrasi : 0.02-0.2 gal/sak semen(2-20 gal/10bbl mixing fluid)
c. HR-800
HR-800 termasuk retarder bukan golongan lignin, untuk memperlambat
waktu semen mengeras retarder ini lebih ramah lingkungan dan lebih cocok
dengan segala API semen.
Temperature : 80ᵒ-220ᵒF (20ᵒ-99ᵒC)
23
PROPOSAL TUGAS AKHIR
3.4.3. Extender
Extender adalah aditif yang berfungsi untuk menaikkan volume slurry
semen, yang berhubungan dengan mengurangi densitas slurry semen tersebut. Pada
umumnya penambahan extender ke dalam slurry semen diikuti dengan penambahan
air.
24
PROPOSAL TUGAS AKHIR
a. Bentonite
Bentonite bersifat banyak mengisap air, sehingga volume slurry semen bisa
menjadi 10 kalinya. API merekomendasikan bahwa setiap penambahan 1%
bentonite ditambahkan pula 5.3% air (BWOC), yang berlaku untuk seluruh
kelas semen. Pengaruh lain dari penambahan bentonite adalah yield semen
naik, kualitas perforasi baik, compressive strength menurun, permeabilitas
naik, viskositas naik dan biaya lebih murah. Untuk temperature di atas 110ᵒC
(230ᵒF), penambahan bentonite akan menyebabkan turunnya compressive
strength secara drastic.
b. Sodium Silikat
Sodium silikat dengan kadar 0,2-3% BWOC dapat menurunkan densitas slurry
semen dari 14,5 ppg menjadi 11 ppg. Dan umumnya dengan bertambahnya
kadar sodium silikat tersebut, maka compressive strength semen menurun.
c. Pozzolan
Pozzolan terbentuk dari material-material seperti aluminium dan silica yang
bereaksi dengan kalsium hidroksida. Ada dua jenis pozzolan, yaitu pozzolan
alam seperti diatomaceous earth dan pozzolan buatan seperti fly ashes.
Diatomaceaous earth sebagai extender tidak memperbesar viskositas slurry
semen dan harganya cukup mahal. Sedangkan fly ashes dapat mempercepat
naiknya compressive strength serta harganya sangat murah.
d. Expanded Perlite
Perlite merupakan extander yang berasal dari batuan vulkanik. Penambahan
perlite biasanya diikuti dengan penambahan bentonite sekitar 2-4% untuk
mencegah terjadinya pemisahan dengan slurry.
e. Gilsonite
Gilsonite terjadi pada mineral aspal, yang mula-mula ditambahkan di Colorado
dan Utah. Dengan specific gravity 1,07 dan cukup dengan jumlahn air sedikit
(sekitar 2 gal/ft3) akan didapat densitas slurry semen yang rendah. Kadar
gilsonite sampai 50 lb yang dicampur dengan 1 sak semen Portland dapat
menghasilkan densitas slurry semen sekitar 12 ppg.
25
PROPOSAL TUGAS AKHIR
26
PROPOSAL TUGAS AKHIR
3.4.5. Dispersant
a. Polymelamine Sulfonate.
b. Polynaphtalena Sulfonate.
Polynaphtalena sulfonate (PNS) merupakan dispersant yang umum digunakan.
Dan bila pada slurry semen berisi NaCl maka ditambahkan PNS sebanyak
sebanyak 4% BWOC.
c. CFR-3L
CFR-3L mempunyai fungsi untuk mengurangi friksi semen slurry. CFR-3L
juga bisa membantu untuk mengontrol fluid loss pada kondisi tertentu dan juga
memberikan sedikit efek memperpanjang waktu pemompaan. Sebagai
tambahan, pemakaian dengan konsentrasi yang berlebihan dapat menyebabkan
pemisahan partikel.
Temperature : >60ᵒF (16ᵒC)
Konsentrasi : 0.3-1.5% bwoc.
27
PROPOSAL TUGAS AKHIR
28
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Konsentrasi : 0.5-1.5%
d. Halad 322L
Hanya bentuk fisik yang membedakan Halad 322L dengan Halad 322.
Temperature : 60ᵒF-140ᵒF (16ᵒC-60ᵒC)
Konsentrasi : 0.12-0.35 gps
e. Halad 413L merupakan polimer sintetik yang bias membantu untuk
mengontrol filtrat yang hilang pada slurry semen, memberikan sedikit efek
memperpanjang waktu pemompaan pada temperature yang rendah dan
mengencerkan terhadap slurry semen. Halad 413L sangat efektif digunakan
pada temperature tinggi >400ᵒF
Temperatur : 80ᵒF-400ᵒF (27ᵒC-204ᵒC)
Konssentrasi : 0.08-1.2 gps
f. Halad 413
Hanya bentuk fisik yang membedakan Halad 413 dengan Halad 413L
Temperature : 80ᵒF-400ᵒF (27ᵒC-204ᵒC)
Konsentrasi : 0.08-1.2 gps
29
PROPOSAL TUGAS AKHIR
a. Silica
Bubuk silica atau tepung silica umumnya digunakan sebagai aditif dalam
operasi penyemenan supaya strength semen tidak hilang pada temperature tinggi.
Dari test difraksi sinar-X menghasilkan bahwa penambahan silica sebanyak 20-
40% menunjukkan naiknya strength semen bila temperature diatas 110ᵒC (230ᵒF),
dan pada temperature yang sama bila suspense semen tidak mengandung silica bila
semen telah mengeras akan kehilangan kekuatannya sampai setengah kalinya
setelah 14 jam.
Test difraksi sinar-X ini menerangkan bahwa strength retrogression terjadi
karena munculnya produk kalsium hidroksida dan alpha dicalcium silicate hydrate
dalam semen. Produk ini munculnya dapat sekaligus berdua atau sendiri-sendiri,
tergantung pada temperature saat penyemenan terjadi.
Ketika silica telah ditambahkan, sebagian silica tersebut bereaksi dengan
kalsium hidroksida membentuk dicalcium silicate hidrate, dan sebagian silica lagi
bereaksi dengan alpha dicalcium silicate hydrate membentuk mineral yang dikenal
sebagai tobemorite ini yang memberikan strength agar semen tetap kuat.
Silica dapat ditambahkan kedalam semua kelas semen yang ada.
Penambahan silica yang baik sekitar 30-40%. Tepung silica yang berukuran kurang
dari 200 mesh dapat ditambahkan air sebanyak 40% dari berat silica.
b. Mud Kill
Mud kill berfungsi sebagai aditif yang menetralisir slurry semen terhadap
zat-zat kimia dalam lumpur pemboran. Contoh mud kill adalah ‘paraformadehyde’.
Mud kill juga memberi keuntungan seperti memperkuat ikatan semen dan
memperbesar strength semen.
c. Radioactive Tracers
30
PROPOSAL TUGAS AKHIR
31
PROPOSAL TUGAS AKHIR
akan menerobos masuk ke semen slurry yang belum mengeras. Dan aditif yang
digunakan adalah :
Microblock
Microblock berasal dari armophous, high surface silica yang berbentuk
cairan. Microblock mempunyai fungsi menambah kekuatan semen dan
dapat memberikan efek thixotropic, sehingga dapat mengurangi waktu
pemompaan semen slurry, serta dapat membantu mengontrol loss
circulation dan gas migration. Sebagai tambahan, microblock juga dapat
mengontrol hilangnya fluida di semen slurry.
Temperature : 60ᵒF-400ᵒF (16ᵒC-204ᵒC)
Konsentrasi : 0.5-3.5 gps
Gas Stop
Gas stop digunakan untuk mencegah perpindahan gas. Gas stop bias
membantu memperlambat SGS dari semen slurry. Selain dapat menambah
kekentalan semen slurry, gas stop juga dapat mengontrol hilaangnya fluida
di semen slurry.
Temperature : 60ᵒF-230ᵒF (16ᵒC-110ᵒC)
Konsentrasi : 0.07-0.34 gps
FDP-C750-04L/Gel Modifier
FDP-C750-04L adalah cairan berwarna yang mempunyai fungsi untuk
membantu mengontrol perpindahan gas pada semen slurry. FDP-C750-04L
di desain secara eksklusif untuk memperpendek waktu transisi semen slurry
tanpa memberikan efek terhadap rheology waktu pemompaan semen slurry.
Keuntungan FDP-C750-04L adalah membantu mendapatkan right single set
(semen slurry berubah dengan cepat dari fase cairan ke fase padatan dan
juga membantu mendapatkan kekuatan semen slurry lebih cepat.
Temperature : 50ᵒF-400ᵒF (10ᵒC-204ᵒC)
Konsentrasi : 0.10-0.50 gps
32
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Silicalite
Silicalite berasal dari high surfacesilica. Silicalite bisa digunakan untuk
membantu mendapatkan kekuatan semen slurry sehingga dapat membantu
untuk mengatasi masalah hilang sirkulasi dan perpindahan gas.
Temperatur : 50ᵒF-500ᵒF (10ᵒC-260ᵒC)
Konsentrasi : 1.0-30%
33
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Tabel 3.2. Volume Absolute dan Bulk (Teknik Operasi Pemboran Volume 1, 2012)
Sedangkan volume absolut dan bulk untuk berbagai material aditif semen
biasanya diberikan oleh masing-masing pabrik pembuatnya. Pada Tabel
3.3.memperlihatkan informasi berbagai volume absolute dan SG beberapa jenis
aditif.
Table 3.3. Volume Absolute dan SG Beberapa Jenis Aditif (Teknik Operasi
Pemboran Volume 1, 2012)
34
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Contoh :
Jika 35% (BWOC) pasir silica digunakan dalam pembuatan semen, maka jumlah
silica untuk tiap sack semen adalah 94 lb x 0.35 = 32.9 lb silica. Jumlah ini sama
dengan 94 + 32.9 = 126.9 lb untuk total campuran keseluruhan. Jadi persentase
silica sebenarnya dalam campuran adalah 32.9 : 126.9 = 25.9%
Contoh :
Sodium silicate cair (volume absolute 0.0859 gal/lb). jika ditambahkan 0.4 gal/sack
sodium silicate, maka berat material tersebut adalah (0.4 gal/sack)/(0.0859 gal/lb)
=4.66 lb/sack. Commented [P1]:
35
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Contoh :
Bila volume semen = 43.34 cuft, factor volume tambahan = 1.10, sehingga volume
total = 47.7 cuft. Bila diketahui yield semen 1.18 cuft/sack, maka semen yang
dibutuhkan sekitar 47.7/1.8 = 40.4 sack.
(𝐼𝐷 𝑐𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔)2
Cap. Casing = 1029.4
.................................................................. 3-4
(𝐼𝐷 𝑡𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔)2
Cap. Tubing = 1029.4
................................................................ 3-6
𝑉𝑜𝑙.𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
Lcement while tbg in = ............................................. 3-11
(𝐶𝑎𝑝.𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠+𝐶𝑎𝑝.𝑇𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔)
𝑉𝑜𝑙 𝑠𝑝𝑎𝑐𝑒𝑟
Lspacer while tbg in = .................................................................. 3-12
𝐶𝑎𝑝.𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠
36
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Keterangan :
37
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB 1V
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
38
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal Tugas Akhir ini saya ajukan, dengan harapan program
ini dapat terealisasi dalam rangka memenuhi persyaratan akademis dan
pengambilan data untuk tugas akhir. Dengan penulisan laporan tugas akhir ini akan
tercipta SDM yang memiliki kualitas dan kompetensi di bidang perminyakan.
Sehingga menjawab tantangan dan kebutuhan dunia industri di era globalisasi
khususnya di bidang industri minyak dan gas bumi.
39
PROPOSAL TUGAS AKHIR
40
PROPOSAL TUGAS AKHIR
41