Email : primajunianovitasari@gmail.com
Abstrak
Pada makalah ini saya akan menunjukkan bagaimana menggunakan data yang tersedia pada
buildup atau falloff test untuk mengestimasikan kerusakan atau stimulasi secara kuantitatif.
Teknik dasar ketika menganalisa data dari plot pws vs. (tp + ∆t)/∆t yang disebut metode skin
factor. Itu melibatkan perhitungan skin factor dan menerjemahkannya ke dalam lebih banyak
kemudahan untuk menvisualisasikan karakteristik dari sebuah sumur. Perlu mempertimbangkan
alasan fisik dari kerusakan dan stimulasi itu sendiri. Seperti kerusakan lubang bor adalah ketika
permeabilitas dikurangi disekitar lubang bor. Stimulasi biasanya hasil dari disengaja sebagai
upaya untuk memperbaiki produktivitas sumur. Teknik umum yang digunakan adalah acidizing
dan hydraulic fracturing
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada beberapa kerusakan yang terjadi pada saat build up sumur dilakukan. Dan stimulasi yang
biasanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sumur yang mengalami
kerusakan. Untuk mengetahui kerusakan dan melakukan stimulasi maka kita perlu untuk
mengetahui metode skin factor. Fungsi dari skin factor atau disebut juga p1hr adalah untuk
mengidentifikasi dan mengestimasikan bulk-formation permeability.
Dengan persamaan :
(𝑃1ℎ𝑟−𝑃𝑤𝑓) 𝑘
s = 1.151[ – log(∅𝜇𝐶1𝑟2w) + 3.23]
𝑚
Jika skin factor akurat harus dihitung dari buildup test, tekanan mengalir pwf harus terukur
sebelum shut-in.
1. Skin factor positif mengindikasikan aliran larangan, contohnya: kerusakan lubang bor,
yang lebih besar dari skin factor, adalah keusakan berat.
2. Skin factor negatif mengindikasikan stimulasi, yang lebih besar dari nilai absolut skin
factor, stimulasi yang lebih efektif.
3. Kondisi lain daripada kerusakan lubang bor dapat dikarenakan skin factor semu.
Ada 3 metode untuk menerjemahkan nilai dari s menjadi karakterisasi abstrak kurang dari lubang
bor.
Sebagai masalah praktis, sumur tidak juga rusak atau terstimulasi. Masalah produktivitas yang
diamati adalah karena sepenuhnya oleh efek interval perforasi yang tidak lengkap. Maka
diperlukan Analysis Hidrolik Keretakan Sumur.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui kerusakan dan melakukan stimulasi sumur dengan menghitung
skin factor dan menggunakan 3 metode untuk menerjemahkan nilai s, seperti estimasi
dari radius lubang bor efektif, perhitungan penurunan tekanan tambahan dekat lubang
bor, perhitungan dari efisiensi aliran. Serta mengetahui masalah produktivitas yang
disebabkan karena efek interval perforasi yang tidak lengkap dengan cara Analysis
hidrolik keretakan sumur.
2. LANDASAN TEORI1
2.1 Estimasi Dari Radius Lubang Bor Efektif
Radius lubang bor efektif rwa didefinisikan menjadi :
rwa = rwe-s
Agar mengerti secara signifikan dari kuantitas persamaan diatas maka
𝑞𝐵𝜇 1,688 ∅𝜇𝐶𝑡𝑟2𝑤
pi – pwf = -70.6 𝑘ℎ [ln( ) − 2𝑠]
𝑘𝑡
Menunjukkan bahwa efek dari s pada tekanan total drawdown adalah sama seperti dari
sumur tanpa zona alterasi dengan radius lubang sumur dari rwa. Perhitungan dari radius
lubang bor efektif adalah dari nilai khusus untuk analisa sumur dengan rekah vertical.
Kita definisikan penurunan tekanan tambahan dekat lubang bor (∆p)s menghadap di zona
alterasi. Dalam istilah dari skin factor :
𝑞𝐵𝜇
(∆p)s = 141.2 𝑠
𝑘ℎ
Perhitungan dari tekanan tambahan bersilangan zona alterasi yang berarti jalan dari
menerjemahkan skin factor abstrak kedalam karakerisasi beton jika sumur di uji.
Metode terakhir bahwa kita akan memeriksa untuk menerjemahkan s kedalam karakterisasi
fisik dari sumur dengan menghitung dari efisiensi aliran, E. Kita definisikan efisiensi aliran
sebagai perbandingan dari actual atau observasi PI dari uji sumur untuk ideal PI.
𝐽𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
E= 𝐽𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑝−𝑝𝑤𝑓−(∆𝑝)𝑠
= 𝑝−𝑝𝑤𝑓
Untuk analisis cepat dari pressure build up atau falloff test, dapat ditulis :
𝑃∗ −𝑝𝑤𝑓−(∆𝑝)𝑠
E= 𝑝∗ − 𝑝𝑤𝑓
Dimana p* adalah perhitungan dari middle-time line to (tp + ∆t)/∆t = 1, ditemukan bahwa
lebih cepat disbanding p, yang dapat memerlukan analisis panjang.