Anda di halaman 1dari 15

OPTIMASI SECONDARY CEMENTING

DENGAN SEMEN KARBONAT UNTUK MENURUNKAN WATER CUT


PADA SUMUR X LAPANGAN Y

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
PRIBADI WICAKSONO
111201169

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2015

OPTIMASI SECONDARY CEMENTING


DENGAN SEMEN KARBONAT UNTUK MENURUNKAN WATER CUT
PADA SUMUR X LAPANGAN Y

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Syarat


Penulisan Tugas Akhir Untuk Meraih Gelar Ahli Madya Pada Program
Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu

Disusun Oleh :
PRIBADI WICAKSONO
111201169

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2015

I.

JUDUL
Optimasi Secondary Cementing Dengan Semen Karbonat Untuk
Menurunkan Water Cut Pada Sumur X Lapangan Y.

II. LATAR BELAKANG


Dari suatu pekerjaan pengeboran hingga produksi suatu sumur minyak,
yang diharapkan adalah naiknya minyak dalam jumlah yang tidak
mempengaruhi nilai keekonomisan suatu sumur itu sendiri. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua sumur-sumur yang ada dapat memproduksikan
minyak atau gas sesuai yang telah diprediksikan dan juga diharapkan. Banyak
hal yang mempengaruhi hal tersebut, seperti adanya human error saat
melakukan pekerjaan, atau kondisi dari reservoir itu sendiri yang tidak
diharapkan.
Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi turunnya produktivitas
suatu sumur adalah adanya masalah water cut, yang dapat menyebabkan lifting
cost menjadi tinggi dan juga menurunnya efisiensi recovery. Untuk mengatasi
masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan cara melakukan secondary
cementing yaitu dengan memperhitungkan slurry, additive dan juga metode
penempatan bubur semen yang tepat agar nantinya dapat dihasilkan kualitas
penyemenan yang sesuai dengan harapan agar masalah water cut dapat
ditanggulangi.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah agar dapat
mengoptimasikan pekerjaan secondary cementing dengan semen karbonat
untuk menurunkan water cut. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui serta dapat menganalisa additif, jenis semen, dan metode yang
tepat untuk menanggulangi permasalahan water cut, dan juga dapat melakukan
desain serta perhitungan yang tepat dalam membuat bubur semen.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Definisi cementing adalah suatu proses pekerjaan yang meliputi
perancangan, pengujian, pencampuran additives, pengadukan dan pemompaan
Slurry Cement (Bubur Semen) ketempat yang telah ditentukan didalam sumur.
Pekerjaan cementing sendiri dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan tujuan
dan waktu dilakukannnya, yaitu pekerjaan primary cementing dan secondary
cementing.
Primary Cementing dilakukan setelah menurunkan Casing (Pipa
Selubung) kedalam lubang sumur, selanjutnya bubur semen dipompakan
kedalam annulus diantara selubung dan dinding lubang. Dengan tujuan
menahan serta mengikat pipa selubung dengan formasi, melindungi pipa
selubung dari korosi yang diakibatkan oleh air tanah, melindungi pipa selubung
dari getaran, goncangan selama pemboran, mencegah perpindahan cairan antar
zona (Zone Isolation). Dan terdapat beberapa metode dalam pekerjaannya,
yaitu: Single Stage Cementing (Penyemenan Satu Tahap) dimana rangkaian
casing disemen langsung dari bawah keatas sepanjang kedalamannya, dan Two
Stage Cementing (Penyemenan Dua Tahap) penyemenan ini biasanya
dilakukan pada intermediate atau production casing yang intervalnya cukup
dalam.
Squeeze cementing secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana bubur semen (cement slurry) didorong dibawah tekanan sampai pada
titik tertentu didalam sumur untuk maksud-maksud perbaikan. Squeeze
cementing dilakukan pada saat pengeboran, penyelesaian sumur, dan kerja
ulang.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio
fluida produksi. Volume gas yang besar memungkinkan untuk terjadinya
pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan pembentukan
harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume
air yang besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan
pemompaan suspensi semen, sehingga volume gas dan air dapat dikurangi
dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi secara berurutan.

Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing


adalah pembuatan suspensi semen yang akan digunakan, bahan atau additif
yang digunakan, dan teknik penempatan yang dipakai seperti:
A. Teknik Tekanan Tinggi
Teknik tekanan tinggi, tekanan ini mencakup perekahan formasi
dan pemompaan bubur semen kedalam rekahan hingga tekanan tertentu
tercapai dan terlaksana tanpa kebocoran. Biasanya digunakan semen
bersih yaitu dengan fluid loss yang sangat tinggi.
B. Teknik Tekanan Rendah
Teknik tekanan rendah atau lebih dikenal dengan semen fluid
loss rendah. Teknik ini mencakup penempatan semen diatas interval
perforasi dan memberikan tekanan yang cukup untuk membuat filter
cake dari semen yang didehidrasi didalam perforasi dan didalam
saluran-saluran atau yang mungkin terbuka pada perforasi tersebut.
C. Bradenhead Method
Metode ini digunakan dengan cara menempatkan cement slurry
di depan perforasi dan di sebut balancing plug setelah slurry
dicampur, slurry kemudian di pompa ke dalam tubing dan di ikuti oleh
sejumlah fluida work over yang sudah di hitung sehingga membentuk
suatu keseimbangan (kesamaan tinggi) kolom slurry di dalam tubing
dan annulus.
D. Retrievable Squeeze Packer Method
Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer
diturunkan hingga berada tepat diatas zona yang akan di squeeze off.
Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer
dijalankan dengan wire line dan diset dengan special setting kit.
E. Hesitation Squeeze
Metode ini mencakup penempatan semen dalam tahapan
tunggal, tetapi membagi-bagi penempatan semen alternatif pemompaan
atau periode secara bergantian, secara khusus digunakan pada zona
dengan permeabilitas rendah.

Selain metode penempatan bubur semen yang tepat, hal lain yang harus
diperhitungkan adalah mengenai perhitungan pembuatan desain bubur semen
yang akan digunakan. Seperti penentuan fluid loss control, penentuan
thickening time, slury viscosity, dan juga perhitungan volume slurry.
A. Perhitungan kapasitas dan volume cement slurry.
Kapasitas / luas suatu ruang yang akan di semen dan volume
annulus harus diketahui, jumlah volume annulus yang akan disemen
sama dengan jumlah volume cement slurry yang dibutuhkan. Volume
bubur semen dapat di hitung dengan persamaan :
1. Volume casing
Vca sin g

ID 2
Depth
1029 .4
.......(4-1)

2. Volume annulus
( ID 2 OD2 )
Vannulus
Depth
1029 .4
................................................(4-2)

Dimana :
ID

= inside diameter previous casing, inch

OD

= outside diameter casing, inch

1029.4 = konversi dalam satuan volume, bbl


V

= volume cement slurry, bbl

Depth

= kedalaman / ft

B. Perhitungan yield dan jumlah semen


Jumlah sak semen dapat didefinisikan sebagai jumlah sak semen
yang dibutuhkan dalam suatu proses penyemenan. dapat di hitung
dengan rumus sebagai berikut :

Sak cement

vol .cementslurry
yield
...(4-3)

yield

Vcem ent Vwater Vadditive


7.481

.(4-4)

Dimana :
7.481

= konversi satuan dari gallon volume menjadi cuft volume

C. Perhitungan mixing water.


Mixing water adalah jumlah air yang dibutuhkan campuran
semen dan additive untuk menjadi cement slurry. Perhitungan mixing
water ditentukan dengan persamaan:
Mixing water = total sak semen x mix water ...(4-5)
D. Perhitungan volume displacement
Volume displacement merupakan volume fluida pendorong
yang dibutuhkan untuk mendorong suspensi semen dari dalam casing
agar keluar ke annulus. Besarnya displacement volume merupakan
volume casing dari permukaan sampai collar. Volume displacement
ditentukan dengan persamaan:
Displacement volume = Ccasing x Hcollar

....(4-6)

Dimana :
C

= kapasitas casing, bbl

= kedalaman, ft

Sedangkan untuk menghitung besarnya pressure yang dibutuhkan


untuk melakukan pekerjaan squeeze adalah dengan menggunakan persamaan:
A. Tekanan formasi
Pf = 0,65 psi/ft

3,281 .................(4-7)

B. Tekanan hidrostatik
Pf = 0,052 psi/ft

3,281 ....(4-8)

C. Pressure yang dibutuhkan pompa dipermukaan


Pf

Ph = .. psi ....(4-9)

Untuk lebih spesifik mengenai sifat-sifat dari bubur semen yang akan
dijadikan pertimbangan dalam membuat slurry yang sesuai dengan kondisi
formasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Densitas adalah suspensi semen
didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah berat bubuk semen, air
pencampur dan additif terhadap jumlah volume bubuk semen, air pencampur
dan additif. Thickening time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen
untuk mencapai konsistensi sebesar 100 Uc (Unit Of Consistency). Konsistensi
sebesar 100Uc merupakan batasan bagi suspensi semen masih dapat di pompa
lagi. Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke
dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering disebut dengan
filtrat. Water Cement Ratio (WCR) adalah perbandingan air yang dicampur
terhadap bubuk semen sewaktu suspensi semen dibuat. Sedangkan Waiting On
Cement (WOC) atau waktu menunggu pengerasan suspensi semen.
Sedangkan untuk tipe semen yang biasanya digunakan adalah Semen
Kelas G, digunakan untuk penyemenan sumur dikarenakan kelas G dapat
digunakan pada permukaan sampai kedalaman 8,000 FT (2,400 m) dan untuk
menyesuaikan range dari kedalaman dan temperatur maka dapat digunakan
accelerators dan retarders pada semen ini.
Accelerator adalah additif yang digunakan untuk mempercepat proses
pengerasan suspensi semen, contohnya : kalsium klorida, sodium klorida,
gipsum, sodium silikat, dan air laut. Retarder adalah additif yang dapat
memperlambat proses pengerasan suspensi semen. Extenders adalah additif
yang berfungsi untuk menaikkan volume suspensi semen, contohnya :
bentonite, perlite dan gilsonite. Weightening Agents adalah additif yang
berfungsi menaikkan densitas semen, contohnya : hematite, ilmenite, barite dan
pasir. Dispersant merupakan additif yang dapat mengurangi viscositas suspensi
semen. Additif-additif yang termasuk dalam dispersant antara lain :
polymelamine sulfonate, polynapthatalena sulfonate. Fluid-loss Control Agent
merupakan additif yang berfungsi mencegah hilangnya fasa liquid semen
kedalam formasi. Lost Circulation Control Agents merupakan additif-additif
yang mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang lemah atau
bergua (rekahan).

V. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian tugas akhir meliputi yaitu :
1. Mengumpulkan data yang diperlukan sebelum melakukan kegiatan proses
operasi perforasi seperti :

Data produksi

: WOR, Qo, Wc,

Data reservoir

: Data batuan ( , K, SW ), data fluida ( pH, pv, oi )

Data sumur

: Pf, fracture gradient

Data temperatur : BHTC, BHST, DT

Data penetrasi

: Ukuran casing, trayek open hole, tipe string

2. Melakukan analisa :

Uji tipe semen dan additif yang digunakan

Desain dan perhitungan slurry cement

Persiapan peralatan yang akan digunakan

Melakukan operasi squeeze cementing

3. Mendapatkan hasil :

Bonding semen dengan kualitas yang bagus.

Menurunnya nilai water cut.

Meningkatnya angka produksi minyak.

VI. DIAGRAM ALIR

Well Completion
Data Yang Diperlukan

Data Produksi
- WOR
- Qo
- Wc

Data Reservoir
-Data Batuan = ,
K, Sw
-Data Fluida = o,
Boi, pH, pv, a, ,
do,

Data Sumur
- Pf
- Fracture
Gradient

Data Temperatur
- BHTC
- BHST
- DT

Optimasi Squeeze
Cementing

Analisa
-

Uji Tipe Semen Dan Additif Yang Digunakan

Desain Dan Perhitungan Slurry Cement

Persiapan Peralatan Yang Akan Digunakan

Melakukan Operasi Squeeze Cementing

Optimum

Hasil

Tidak Optimum

Data Penetrasi
- Ukuran Casing
- Open Hole
- Tipe String

VII.

HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Mengetahui seberapa penting peranan data untuk melakukan pekerjaan
secondary cementing.
2. Dapat menentukan jenis dan metode yang digunakan dengan data yang
telah didapat.
3. Dapat mengetahui hasil bonding setelah melakukan pekerjaan
secondary cementing.
4. Menurunnya nilai water cut pada sumur x setelah dilakukan pekerjaan
secondary cementing.

VIII. RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

IX.

RENCANA DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
LEMBAR PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN UMUM LAPANGAN
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian secondary cementing
3.2 Teknik secondary cementing
3.3.1 Low-Pressure Squeeze
3.3.2 High Pressure Squeeze
3.3.3 Bradenhead Placement Technique (No Packer)
3.3.4 Squeeze Tool Placement Technique
3.3.5 Running Squeeze Pumping Method
3.3.6 Hesitation Squeeze Pumping Method
3.3 Aplikasi pekerjaan secondary cementing
3.4 Job prosedur
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN ANALISA
4.1 Uji tipe semen dan additif yang digunakan
4.2 Desain dan perhitungan slurry cement
4.3 Persiapan peralatan yang akan digunakan
4.4 Melakukan operasi squeeze cementing

BAB V

PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
LAMPIRAN

X.

RENCANA DAFTAR PUSTAKA


Nelson, Erik B. 1990 Well Cementing . Saint-Etienne, France
Suman, George O. 1977 World Oils Cementing Hand Book. World Oil:
Huston, Texas

Anda mungkin juga menyukai