Disusun Oleh :
PRIBADI WICAKSONO
111201169
Disusun Oleh :
PRIBADI WICAKSONO
111201169
I.
JUDUL
Optimasi Secondary Cementing Dengan Semen Karbonat Untuk
Menurunkan Water Cut Pada Sumur X Lapangan Y.
Selain metode penempatan bubur semen yang tepat, hal lain yang harus
diperhitungkan adalah mengenai perhitungan pembuatan desain bubur semen
yang akan digunakan. Seperti penentuan fluid loss control, penentuan
thickening time, slury viscosity, dan juga perhitungan volume slurry.
A. Perhitungan kapasitas dan volume cement slurry.
Kapasitas / luas suatu ruang yang akan di semen dan volume
annulus harus diketahui, jumlah volume annulus yang akan disemen
sama dengan jumlah volume cement slurry yang dibutuhkan. Volume
bubur semen dapat di hitung dengan persamaan :
1. Volume casing
Vca sin g
ID 2
Depth
1029 .4
.......(4-1)
2. Volume annulus
( ID 2 OD2 )
Vannulus
Depth
1029 .4
................................................(4-2)
Dimana :
ID
OD
Depth
= kedalaman / ft
Sak cement
vol .cementslurry
yield
...(4-3)
yield
.(4-4)
Dimana :
7.481
....(4-6)
Dimana :
C
= kedalaman, ft
3,281 .................(4-7)
B. Tekanan hidrostatik
Pf = 0,052 psi/ft
3,281 ....(4-8)
Ph = .. psi ....(4-9)
Untuk lebih spesifik mengenai sifat-sifat dari bubur semen yang akan
dijadikan pertimbangan dalam membuat slurry yang sesuai dengan kondisi
formasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Densitas adalah suspensi semen
didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah berat bubuk semen, air
pencampur dan additif terhadap jumlah volume bubuk semen, air pencampur
dan additif. Thickening time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen
untuk mencapai konsistensi sebesar 100 Uc (Unit Of Consistency). Konsistensi
sebesar 100Uc merupakan batasan bagi suspensi semen masih dapat di pompa
lagi. Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke
dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering disebut dengan
filtrat. Water Cement Ratio (WCR) adalah perbandingan air yang dicampur
terhadap bubuk semen sewaktu suspensi semen dibuat. Sedangkan Waiting On
Cement (WOC) atau waktu menunggu pengerasan suspensi semen.
Sedangkan untuk tipe semen yang biasanya digunakan adalah Semen
Kelas G, digunakan untuk penyemenan sumur dikarenakan kelas G dapat
digunakan pada permukaan sampai kedalaman 8,000 FT (2,400 m) dan untuk
menyesuaikan range dari kedalaman dan temperatur maka dapat digunakan
accelerators dan retarders pada semen ini.
Accelerator adalah additif yang digunakan untuk mempercepat proses
pengerasan suspensi semen, contohnya : kalsium klorida, sodium klorida,
gipsum, sodium silikat, dan air laut. Retarder adalah additif yang dapat
memperlambat proses pengerasan suspensi semen. Extenders adalah additif
yang berfungsi untuk menaikkan volume suspensi semen, contohnya :
bentonite, perlite dan gilsonite. Weightening Agents adalah additif yang
berfungsi menaikkan densitas semen, contohnya : hematite, ilmenite, barite dan
pasir. Dispersant merupakan additif yang dapat mengurangi viscositas suspensi
semen. Additif-additif yang termasuk dalam dispersant antara lain :
polymelamine sulfonate, polynapthatalena sulfonate. Fluid-loss Control Agent
merupakan additif yang berfungsi mencegah hilangnya fasa liquid semen
kedalam formasi. Lost Circulation Control Agents merupakan additif-additif
yang mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang lemah atau
bergua (rekahan).
V. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian tugas akhir meliputi yaitu :
1. Mengumpulkan data yang diperlukan sebelum melakukan kegiatan proses
operasi perforasi seperti :
Data produksi
Data reservoir
Data sumur
Data penetrasi
2. Melakukan analisa :
3. Mendapatkan hasil :
Well Completion
Data Yang Diperlukan
Data Produksi
- WOR
- Qo
- Wc
Data Reservoir
-Data Batuan = ,
K, Sw
-Data Fluida = o,
Boi, pH, pv, a, ,
do,
Data Sumur
- Pf
- Fracture
Gradient
Data Temperatur
- BHTC
- BHST
- DT
Optimasi Squeeze
Cementing
Analisa
-
Optimum
Hasil
Tidak Optimum
Data Penetrasi
- Ukuran Casing
- Open Hole
- Tipe String
VII.
IX.
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
LAMPIRAN
X.