Oleh:
Mario Yonathan Galus (101217003)
Williamharts Pangeran Koroh (101217036)
Gian Filbert Corwin Pongsisonda (101217044)
Wahyu Kristianto Nugroho (101217048)
Dekha Fardiansyah (101217054)
Rezza Ilham Yusuf Al-Farouq (101217066)
Rizky Ivandiga Putra Riezaldy (101217088)
Louis Johanes Sinabang (101217097)
Gilang Ramadhan Putra Widodo (101217108)
Bimo Hilmidzaki Nugroho (101217110)
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
1.2. Tujuan .......................................................................................................................................... 4
1.3. Metode ......................................................................................................................................... 5
1.4. Lokasi Penelitian .......................................................................................................................... 7
BAB II..................................................................................................................................................... 8
GEOLOGI REGIONAL ......................................................................................................................... 8
2.1. Tektonik Regional ........................................................................................................................ 8
2.2. Stratigrafi Regional ...................................................................................................................... 9
2.3. Struktur Regional ....................................................................................................................... 20
2.4. Rekonstruksi Lempeng dan Cekungan ...................................................................................... 21
BAB III ................................................................................................................................................. 32
PENUTUP ............................................................................................................................................ 32
3.1. Sejarah Geologi .......................................................................................................................... 32
3.2. Kesimpulan ................................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 33
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi Penelitian Lapangan Minyak Volve, North Sea (Pngegg, 2018) .............................. 5
Gambar 2. Lokasi Cekungan Sedimen di North Sea (Halland, 2011) .................................................... 5
Gambar 3. Fitur Tektonik Utama di North Sea (Lyngsie, et al,. 2006)................................................... 6
Gambar 4. Stratigrafi Regional North Sea (Halland et al, 2011). ........................................................... 8
Gambar 5. Struktur utama di North Sea dan sekitarnya (Bjørlykke, ed., 2015). .................................. 18
Gambar 6. Penampang Geologi Basin di Provinsi North Sea (Bjørlykke, ed., 2015). ......................... 19
Gambar 7. Model Evolusi lipatan dan pembentukan salt dome di North Sea (Stewart dan Coward,
1995). .................................................................................................................................................... 21
Gambar 8. Paleogeografi dari North Sea pada periode Silurian (Ziegler, 1975). ................................. 22
Gambar 9. Paleogeografi dari North Sea pada periode Devonian (Ziegler, 1975). .............................. 23
Gambar 10. Paleogeografi dari North Sea pada periode Lower Carboniferous (Ziegler, 1975). ......... 23
Gambar 11. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Carboniferous (Ziegler, 1975). .......... 24
Gambar 12. Paleogeografi dari North Sea pada periode Middle Permian (Ziegler, 1975). .................. 25
Gambar 13. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Permian (Ziegler, 1975). ................... 25
Gambar 14. Paleogeografi dari North Sea pada periode Triassic (Ziegler, 1975). ............................... 26
Gambar 15. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Jurrasic (Ziegler, 1975). .................... 26
Gambar 16. Paleogeografi dari North Sea pada periode Late Cretaceous (Ziegler, 1975). .................. 28
Gambar 17. Paleogeografi dari North Sea pada periode Tertiary (Ziegler, 1975). ............................... 28
Gambar 18. Model Konseptual dari Perkembangan Rifting (Ziegler, 1975). ....................................... 29
Gambar 19. Sejarah pembentukan basin pada Lapangan Minyak Volve (Graversen, 2006) ............... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak dan gas (migas) merupakan sumber mineral yang berasal dari kerak bumi,
migas dapat diperoleh dari hasil eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi adalah kegiatan yang
bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan
memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan.
Sedangkan eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak
dan Gas Bumi dan Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan
penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk
pemisahan dan pemurnian minyak dan gas bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya.
Pada era global ini, minyak dan gas sangat diperlukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia dalam banyak hal seperti yang mudah kita lihat adalah guna migas sebagai
bahan bakar minyak yang memungkinkan suatu kendaraan (mobil,motor,bus,dsb) bergerak ke
manapun yang kita mau. Pada era ini sangat jelas dilihat bahwa manusia memasuki fase dimana
mobilitas sangat penting sehingga membuat kita sangat membutuhkan bahan bakar minyak
serta gas dalam keberlangsungannya, lalu untuk kebanyakan sektor industri juga sangat
membutuhkan tenaga gas untuk mengelola suatu pabrik.
Dari permasalahan tersebut, bisa dilihat kita selalu membutuhkan minyak dan gas
untuk kehidupan sehari hari. Maka dari itu eksplorasi dan eksploitasi migas sangat penting
demi memenuhi kebutuhan manusia dalam sektor minyak dan gas, maka dari itu kami
mengajugan proposal kami dalam rangka mengembangkan industry minyak dan gas dan juga
dalam rangka memperbanyak ketersediaan bahan bakar minyak dan gas. Pada dasar penelitian
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan minyak dan gas yang dibutuhkan manusia maka
pengembangan yang di lakukan terdapat di Volve Oil Field di Daerah North Sea yang di
ganyang memiliki cadangan migas yang sangat besar sehingga sangat ekonomis bila lapangan
tersebut dikelola dengan baik dan juga dikembangan dengan maksimal.
1.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi geologi regional meliputi data stratigrafi regional dan struktur regional
dari Lapangan Minyak Volve, North Sea.
Metode penelitian ini memiliki aspek cakupan, jenis, dan beberapa tahapan data, yaitu:
Dalam penyusunan laporan ini, pembuat laporan mengambil objek penelitian pada
daerah North Sea pada lapangan minyak bernama Volve Oil Field serta daerah sekitar lapangan
tersebut.
Jenis data yang di pakai dalam laporan ini merupakan data yang tersedia yang
merupakan paper,jurnal, dan buku ilmiah yang meneliti daerah tersebut yang diterbitkan dari
pebelitian awal hingga masa kini. Sumber data pada laporan ini dapat di akses melalui internet
(open source).
3. Tahapan
Pada tahap ini data dikumulkan untuk dipilah sebagaimana yang kita butuhkan untuk
memenuhi tujuan awal dari laporan ini dibentuk dan semua data yang telah dikumpulkan di
jadikan satu untuk di ulas kembali dalam segi kelayakan data dan juga kesamaan data yang
ada.
Pada tahap ini semua data ditinjau dan di rekonstruksi ulang dengan tahapan tahapan
yang ada, sehingga data dapat menjadi satu untuk di laporkan dalam laporan penelitian yang
dibuat. Pada data geologi dan geofisika juga di hubungkan atau dikorelasikan dengan data yang
ada, sehingga dapat diinterpretasikan dan uji kompetensi yang maksimal dari data yang kita
dapat
Kegiatan ini merupakan tahap akhir dimana seluruh rangkaian kegiatan ini dapat dibuat
kesimpulan dari tahap pengambilan data dan juga pengolahan data.
Berikut diagram alir dari tahapan metode penelitian.
1.4. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian terdapat di North Sea di lapangan minyak Volve Oil Field, Blok
15/9 di bagian selatan Norwegia, terletak 8km dari Lapangan Sleipner Ost dan terletak di
southern viking graben basin
Gambar 1. Lokasi Penelitian Lapangan Minyak Volve, North Sea (Pngegg, 2018)
Volve Oil Field terdapat pada southern viking graben basin yang lokasinya terletak di
North Sea, dimana North Sea termasuk kedalam Norwegian continental shelf yang merupakan
bagian shelf kerak benua yang terdiri dari 3 provinsi utama:
1. North Sea
2. Mid Norwegian Continental Margin
3. Western Barents Sea
Basin pada North Sea terbentuk dari beberapa fase pergerakan lempeng tektonik,
sebagian terbentuk pada saat periode permian hingga awal triassic dan jurassic akhir dan
cretaceous awal. Pada Carboniferous-Permian utamanya terjadi rifting dengan vulkanisme dan
adanya pengendapan dari endapan eolian berwarna merah dan batupasir fluvial. Pada periode
tersebut 2 cekungan besar terbentuk dengan pengendapan dari sekuen evaporit Zechstein lalu
mendapat pembebanan dari endapan sedimen yang lebih muda, akibat dari pembebanan
tersebut terjadi gaya Bouyancy sehingga garam meluap ke atas permukaan atau biasa disebut
dengan peristiwa halokinesis. Peristiwa tersebut memiliki peran penting sebagai pembentukan
batuan perangkap pada cekungan.
Pada Periode Triassic rifting utama berorientasi U-S hingga TL-BD mengakibatkan
terendapkannya endapan sedimen fluvial kasar disepanjang batas rifting dilanjutkan dengan
endapan fluvial halus dan endapan danau secara gradasi di tengah cekungan. Pada cekungan
tersebut transisi antara endapan Triassic dan Jurassic ditandai oleh transgresi laut yang
menghampar luas dari utara dan selatan. Pada Periode Jurassic transgresi muka air laut
dilanjutkan dengan tumbuhnya kubah vulkanik ditengah dari triple point yaitu antara graben
Viking, graben tengah, dan cekungan Moray Firth. Terbentuknya kubah tersebut
mengakibatkan pengangkatan dan erosi, akibat dari proses tersebut terbentuknya endapan delta
yang mengandung pasir, serpih, dan batubara yang berkembang di bagian utara dari North Sea.
Peristiwa tektonik paling penting yang terjadi pada periode Jurassic yaitu blok patahan utama
mengakibatkan terjadinya pengangkatan sehingga mengubah topografi lokal dan menghasilkan
proses erosi yang menjadi sumber suplai sedimen. Fenomena tersebut bahkan terjadi dari akhir
Jurassic hingga awal Cretaceous.
Pada Periode Cretaceous proses rifting terhenti yang diikuti oleh peristiwa penurunan
suhu pada daerah tersebut. Endapan Cretaceous akhir umumnya didominasi oleh dua litologi
yang kontras, pada daerah selatan didominasi oleh endapan kapur sementara pada bagian utara
didominasi oleh endapan karbonat yang berganti menjadi endapan sedimen siliklastik dominasi
clay. Pada masa Paleocene atau Eocene terjadi pergerakan besar terjadi di beberapa lempeng
di dunia. Pada North Sea pengendapan formasi kapur terus berlanjut hingga awal Paleocene.
Fenomena pengangkatan pada batas cekungan akibat dari inversi endapan kipas bawah laut
yang tertransportasi dari Shetland Platform kearah timur. Endapan pasir tersebut bercampur
dengan serpih di laut Rogaland dan Hordaland. Pada Miocene Sistem pengendapan delta telah
bergerak dari Shetland Platform menuju sektor Norwegia diNorth Sea dan sistem delta tersbut
diwakili oleh formasi Skade dan Utsira. Pengankatan dan erosi glasial Norwegia
mengakibatkan terendapkannya sekuen tebal di North Sea pada Neogene, ini menuntun pada
pembebanan batuan sumber dari periode jurassic yang membantu mematangkan hydrocarbon
didalamnya.
Statfjord Grup ditentukan pada transisi dengan mega sequence berupa finning upward
dari Formasi Lunde dan mega sequence berupa coarsening upward dari Statfjord Grup.
Statfjord Grup dibagi menjadi tiga formasi (Raude, Eiriksson dan Nansen). Batas atas Statfjord
Grup sangat tajam terhadap marine mudstone berada diatas Grup Dunlin di atasnya yang dapat
berfungsi sebagai batas regional. Statfjord Grup dapat dikenali di seluruh area antara East
Shetland Platform di barat dan Kompleks Sesar Øygarden terhadap Fennoscandian shield yang
ada di timur. Di sebelah selatan Statfjord Grup telah dikenali pada selatan Norwegia blok, dan
pada daerah Tampen spur belum teridentifikasi. Statfjord Gp memiliki variasi ketebalan yang
bervariasi karena penurunan muka tanah regional seperti yang terlihat di NW-SE melintasi
dari Tampen Spur ke Horda Platform. Lapisan sedimen pada Statfjord Grup relatif tipis di
daerah Tampen (140 m). Di Bidang Snorre, peningkatan di Viking Graben dan menipis di
Platform Horda menuju daratan Norwegia. Secara deposisi, Statfjord Gp mencatat transisi dari
dataran aluvial semi-arid (Formasi Raude) ke dominan batu pasir fluvial (Formasi Eiriksson
dan Formasi Nansen) dengan dipenngaruhi oleh lingkungan laut (Formas Nansen). Umumnya
formasi terkubur lebih dari 2000 m. Di Lapangan Snorre dimana puncak struktur adalah 2.335
m, porositas antara 16-28% dan permeabilitas dalam urutan 250-4000 mD telah dilaporkan.
Gassum Fm di Cekungan Norwegia-Denmark memiliki waktu pengendapan yang hampir sama
dengan Statfjord Grup.
Jurasik Awal - Pertengahan Jurasik (Dunlin Group: Amundsen Fm, Johansen Fm,
Burton Fm, Cook Fm, Drake Fm)
Dunlin grup mewakili urutan transgresif utama di atas Statfjord grup. Ini dibagi menjadi
lima formasi; Formasi Amundsen, Formasi Johansen, Formasi Burton, Formasi Cook dan
Formasi Drake. Formasi Amundsen, Formasi Burton dan Formasi Drake sebagian besar adalah
batupasir lempung dan karbonat, sedangkan Formasi Johansen dan Formasi Cook sebagian
besar adalah batupasir karbonat. Batas atas adalah urutan delta dari Brent Grup. Kelompok ini
dikenal di sebagian besar Cekungan Shetland Timur, berbatasan dengan Platform Shetland
Timur, dan bagian utara Platform Horda. Di selatan, Dunlin Grup telah diidentifikasi. Pada
sumur ini memiliki ketebalan formasi 222 m dan pada sumur referensi, ketebalan lapisannya
255 m. Dunlin grup memiliki ketebalan maksimum (mungkin 1000 m) di bagian aksial utara
Viking Graben, dan ketebalan lebih dari 600 m telah dibor di bagian barat Platform Horda.
Formasi Amundsen (Sinemurian ke Pliensbachian) berisi terutama baru lempung karbonatan
dan batu lempung yang diterdapat didasar laut dangkal. Itu didistribusikan secara luas di East
Shetland Basin dan di utara Viking Graben, membentuk batas ke Statfjord grup yang menjadi
dasarnya dan mungkin ke Formasi Johansen.
Formasi Johansen memiliki kesamaan tipe di area di Horda Platform dimana batupasir
dalam formasi berinteraksi dengan batu lanau karbonatan dan batu lempung pada Formasi
Amundsen. Dengan demikian, Formasi Amundsen dapat bertindak sebagai seal untuk Formasi
Johansen. Formasi Johansen ditemukan di daerah terbatas yang membentang dari bagian timur
Horda dan menuju ke utara. Dalam lintasan E-W di bagian utara Platform Horda, formasi
menebal ke barat menuju Graben Viking utara, di mana ketebalan lebih dari 200 m. Ke arah
timur formasi menipis menjadi beberapa puluh meter menuju Kompleks Sesar Øygarden.
Formas Johansen mungkin disimpan di dasar laut dangkal berenergi tinggi dengan masukan
sedimen dari Timur. Umumnya formasi terendapkan di kedalaman lebih dari 2000 m,
meningkat ke arah Barat ke wilayah utara Viking Graben. Di lapangan Troll, Formasi Johansen
kira-kira pada kedalaman 2300 m, porositas dan permeabilitas masing-masing berada di urutan
15-24% dan 100-1000 mD.
Jurasik Awal - Pertengahan Jurasik (Brent Grup: Broom Fm, Rannoch Fm, Etive Fm,
Ness Fm, Tarbert Fm )
Brent Grup terletak di East Shetland Basin dan terdiri dari lima formasi; Formasi
Broom, Formasi Rannoch, Formasi Etive, Formasi Ness dan Formasi Tarbert. Di Platform
Horda, Formasi Oseberg didefinisikan sebagai bagian dari Brent Grup. Batas bawahnya adalah
batu lempung di Dunlin Grup. Batas atas adalah batu lempung karbonatan di Formasi Draupne
dari Grup Viking, membentuk segel regional.
Brent Grup ditemukan di East Shetland Basin dan dikenal di sebagian besar East
Shetland Platform dan bagian utara Horda Platform. Di selatan area Frigg, urutan yang secara
luas setara dengan Brent Grup didefinisikan sebagai Grup Vestland. Di sebelah Utara, batuan
delta dari Brent Grup memecah menjadi batu lempung. Ketebalan pada Brent grup sangat
bervariasi karena subsidensi diferensial dan pasca sesar dan erosi pada era Jurassic Tengah.
Jumlah variabel grup mungkin hilang, terutama di atas puncak blok patahan. Pengendapan
Brent Grup mencatat pembangunan luar urutan delta utama dari selatan dan loncatan mundur
atau mundur berikutnya. Batupasir pada Formasi Oseberg membentuk sejumlah badan pasir
berbentuk kipas dengan daerah sumber di sebelah timur. Batupasir di bagian bawah diendapkan
di lingkungan laut yang dangkal, ditutupi oleh lebih banyak pasir aluvial dan ditutup oleh pasir
yang telah diolah oleh gelombang. Karena terbentuk sesar pada Jurasik Awal, pengangkatan /
erosi, dan penurunan permukaan tanah yang berbeda, Grup Brent berlokasi di berbagai
kedalaman bervariasi dari 1800 m di Lapangan Gullfaks hingga lebih dari 3500 m di lapangan
Huldra. Akibatnya ada distribusi yang kompleks dari porositas dan permeabilitas. Formasi
Broom (Toarcian Atas ke Bajocian) memiliki ketebalan realitf tipis dan dikembangkan secara
lokal. Terdiri dari batupasir konglomerat karbonatan, berbutir kasar dan merupakan prekursor
untuk urutan regresif dari Formasi Rannoch. Pada Formasi Rannoch (Toarcian Atas ke
Bajocian) di daerah ini terdapt batupasir dengan sortasi yang baik, menunjukkan mengkasar
keatas, diendapkan sebagai pasir depan delta atau permukaan pantai. Batas atas ditentukan oleh
batupasir yang sortasinya baik dari Formasi Etive di atasnya. Ketebalan Formasi Rannoch di
daerah tipe bervariasi antara 35 dan 63 m. Formasi Etive (Bajocian) mengandung lebih sedikit
batupasir micaceous daripada di Formasi Rannoch yang mendasarinya. Batas atas adalah shale
atau batubara signifikan pertama dari Formasi Ness di atasnya. Lingkungan pengendapan untuk
Formasi Etive diinterpretasikan sebagai permukaan pantai, barrier bar, mouth bar dan endapan
sungai. Ketebalan formasi sangat bervariasi dari 11 m hingga lebih dari 50 m.
Formasi Ness (Bajocian ke Bathonian) terdiri dari gabungan batu bara, batu lempung,
batulanau dan batupasir halus hingga sedang. Ciri khasnya adalah kandungan karbon yang
tinggi. Batas atas adalah perubahan ke batupasir yang lebih masif dan lebih bersih dari Formasi
Tarbert di atasnya. Formasi diinterpretasikan untuk mewakili dataran delta atau deposisi
dataran pantai. Jumlah lanau dan batu lempung dalam formasi dapat bertindak sebagai batas
lokal. Formasi Ness menunjukkan variasi ketebalan yang besar mulai dari 26 m hingga sekitar
140 m. Formasi Tarbert (Bajocian ke Bathonian) terdiri dari batupasir abu-abu hingga coklat.
Inti dari formasi ini diambil di bagian atas unit yang menghalus keatas dari Formasi Ness, baik
shale ataupun batu bara. Itu terdapat di lingkungan laut marjinal. Ketebalan di daerah tipe
bervariasi antara 14 dan 45 m. Formasi Oseberg (Toarcian Atas hingga Bajocian Bawah) terdiri
dari batupasir berbutir kasar yang relatif homogen yang ditentukan dari Lapangan Oseberg
antara Viking Graben dan Platform Horda. Basis dari formasi ini adalah serpihan Dunlin Grup
dan batas atasnya adalah batupasir halus pada Formasi Rannoch. Formasi tersebut telah
dikorelasikan dengan berbagai formasi dari Brent Grup, tetapi Brent Grup membentuk unit
deltaic yang terbangun dari selatan, Formasi Oseberg memiliki area sumber di timur. Ketebalan
di area tipe antara 20-60 m. Batupasir di bagian bawah disimpan di lingkungan laut dangkal,
ditindih oleh batu pasir aluvial dan ditutup oleh pasir yang dibentuk ulang oleh gelombang.
Kedalaman dari Formasi Oseberg bervariasi antara 2100 dan 2800 m dan porositas serta
permeabilitas masing-masing berkisar antara 23-26% dan 250-2000 mD. Waktu pengendapan
yang sama dengan Brent Grup adalah Vestland Grup yang didefinisikan di bagian selatan North
sea, Norwegia.
Pertengahan Jurasik - Jurasik Akhir / Awal Cretaceous (Viking Group: Heather Fm,
Draupne Fm, Krossfjord Fm, Fensfjord Fm, Sognefjord Fm)
Viking grup terletak di utara North Sea dan timur patahan sebagai batas dengan timur
Shetland Platform. Viking grup dibagi lagi menjadi lima formasi: Formasi Heather, Formasi
Draupne, Formasi Krossfjord, Formasi Fensfjord dan Formasi Sognefjord. Batas bawah
ditandai dengan sedimen berbutir halus yang diendapkan di atas litologi berpasir pada Brent
grup dan Vestland. Di daerah paling utara, di mana Brent grup mengalami membaji, Terjadi
ketidakselarasan antara Viking grup dan Dunlin Grup. Batas atas adalah, di sebagian besar
wilayah ketidakselarasan yang ditindih oleh sedimen karbonat pada masa paleosen, Formasi
Heather dan Formasi Draupne ditentukan secara regional dan sebagian besar mengandung batu
lanau dan batu lempung. Formasi Draupne khususnya mengandung batu lempung hitam
dengan kandungan karbon dan organic content yang tinggi. Formasi Krossfjord, Formasi
Fensfjord dan Formasi Sognefjord mewakili lebih banyak fasies berpasir dan terbatas pada
Platform Horda dan ke utara. Ketebalan kelompok sangat bervariasi karena sedimen
diendapkan pada serangkaian blok sesar, mencerminkan aktivitas sesar pra dan syn-deposisi
dan penurunan diferensial. Ketebalan sumur bervariasi dari beberapa meter sampai dengan
1039 m. Formasi Heather (Pertengahan Jurasik Tengah Atas hingga Akhir Jurasik Atas), yang
melapisi sekuens batu pasir pada Brent grup, sebagian besar terdiri dari batu lempung abu-abu,
diendapkan di lingkungan laut terbuka. Batas atas lapisan adalah Formasi Draupne Fm dengan
kandungan karbon. Pada Formasi Draupne (Jurasik Akhir - Kretasius Awal) menutupi Formasi
Heather secara diakronis, dan di bagian utara Platform Horda, formasi tersebut menutupi
batupasir yang terdapat pada Formasi Sognefjord.
Formasi Skagerrak terdapat di seluruh bagian timur North Sea bagian Tengah dan
Skagerrak barat, tetapi lapisannya hilang karena erosi. Dasar dari formasi tersebut gradasi di
atas batu lempung di Formasi Smith Bank. Di atas formasi terdapat penumpukan pada batuan
pra-Trias. Batas atas biasanya merupakan unconformity dan ditindih oleh sedimen lain yang
berasal dari era Jurassic atau sedimen yang lebih muda, tetapi di beberapa sumur yang dilewati
Formasi Gassum, waktu pengendapan yang sama dengan Statfjord grup di utara North Sea.
Ketebalan di sumur ini adalah 1182 m, tetapi berdasarkan data seismik, ketebalan maksimum
lebih dari 3000 m ditunjukkan lebih jauh ke timur. Ke barat laut dan barat daya, kontrol sumur
menunjukkan ketebalan maksimum masing-masing 660 dan 250 m. Sedimen diendapkan di
kipas aluvial dan cekungan. Serangan laut kecil dicerminkan oleh terjadinya pembentukan
glauconite di bagian paling atas formasi. Kedalaman preservasi sedimen di formasi ini pada
umumnya melebihi 1500 m di Skagerrak barat dan lebih dari 3000 m di cekungan Egersund
dan Farsund. Perhitungan porositas dan permeabilitas menunjukkan nilai rata-rata masing-
masing 12,8% dan <10 mD.
Formasi Gassum saling berbatasan dengan Formas Skagerrak dan batas atas merupakan
shale yang memiliki umur Jurasik awal dari Formasi Fjerritslev. Formasi Gassum ditindih oleh
sedimen laut dengan ukuran sangat halus dan batu lempung dari Boknfjord Grup yang
membentuk batas regional. Formasi ini terdapat di seluruh Cekungan Norwegia-Denmark di
Sørvestlandet High dan di sepanjang margin timur laut dari Central Graben. Di bagian
cekungan Denmark, ketebalan Formasi Gassum bervariasi dari 50 m hingga lebih dari 300 m
di timur laut terdapat kompleks Sesar Fjerritslev. Distribusi formasi di bagian cekungan
Norwegia tidak jelas karena hanya sedikit sumur yang menembus unit tersebut. Namun,
seringkali sumur terletak di atas atau di sisi saltdome di mana Formasi Gassum kemungkinan
besar telah dihilangkan oleh erosi karena halokinesis yang berkaitan dengan episode erosi
pertengahan Jurassic. Profil seismik dapat menunjukkan bahwa Formasi Gassum ada di
Cekungan Farsund dan sub-cekungan di selatan Kompleks Sesar Fjerritslev. Lebih jauh ke
barat formasi tidak ditemukan atau resolusi dari seismiknya jelek sehingga tidak teridentifikasi.
Formasi tersebut mewakili proses pengendapan di lingkungan fluvial-delta, delta dan pantai
yang dipengaruhi oleh perubahan permukaan laut yang berulang. Kedalaman endapan rata-rata
melebihi 2000 m di bagian cekungan Norwegia, tetapi kurang dari 1500 m di atas salt dome.
Perhitungan porositas dan permeabilitas didasarkan pada data sumur Denmark dan
menunjukkan nilai rata-rata masing-masing 20,3% dan 400-500 mD. Waktu proses
pengendapan sediemen pada Formasi Gassum Fm sama dengan pembentukan dari Statfjord
Grup di North Sea bagian utara.
Formasi Fjerritslev didominasi oleh sekuens lanau dan batu lempung. Batas bawah
ditentukan pada perubahan secara tiba – tiba dari endapan berpasir di Formasi Gassum dan
Formasi Skagerrak ke batu lempung pada Formas Fjerritslev yang mungkin membentuk batas
regional. Batas atas adalah batupasir berumur pertengahan Jurasik hingga Jurasik akhir dari
Formasi Haldager. Formasi ini terdapat di sebagian besar wilayah Denmark di Cekungan
Norwegia-Denmark. Ketebalan formasi dapat melebihi 1000 m secara lokal, tetapi sangat
bervariasi karena relief cekungan, halokinesis dan erosi yang terjadi pertengahan Jurassic. Di
bagian cekungan Norwegia, formasi terputus-putus. Namun, mirip dengan Formasi Gassum,
diseismik menunjukkan interval, secara lokal dengan tebal lebih dari 300 m, yang menipis atau
terpotong ke arah sisi salt dome. Formasi ini merepresentasikan deposisi di lepas pantai yang
dalam ke lingkungan permukaan pantai yang lebih rendah.
Middle Jurassic to Upper Jurassic (Vestland Grup: Sleipner Fm, Hugin Fm, Bryne Fm,
Sandnes Fm, Ula Fm)
Vestland Grup dibagi menjadi lima formasi: Formasi Sleipner, Formasi Hugin, Formasi
Bryne, Formasi Sandnes dan Formasi Ula. Batas bawahnya adalah batu lempung berumur awal
Jurasik dari Dunlin Grup atau Formasi Fjerritslev dan batas atas ditentukan oleh masuknya
rangkaian yang didominasi batu lempung: Viking grup di Graben Viking Selatan, Tyne grup
di Tengah Graben dan Boknfjord grup di Cekungan Norwegia-Denmark. Kelompok yang
didominasi batu lumpur ini penting sebagai batas regional. Vestland grup tersebar luas di
bagian selatan Laut Norwegia. Sleipner dan Hugin fms didefinisikan dari Southern Viking
Graben yang berbatasan dengan tinggian Utsira. Bryne Fm ditentukan dari Central Graben dan
Cekungan Norwegia-Denmark, Sandnes Fm dari Cekungan Denmark Norwegia dan Ula Fm
dari margin barat tinggian Sørvestlandet. Ketebalan grup sangat bervariasi, dari 123 m hingga
lebih dari 450 m yang didapatkan dari sumur. Pemetaan seismik menunjukkan ketebalan yang
lebih besar di sub-cekungan berbatas patahan syn-sediment yang berhubungan dengan
halokinesis. Pada dataran tinggi struktural kelompok atau bagian dari kelompok mungkin
hilang karena erosi. Lingkungan pengendapan bervariasi dari bantalan batubara delta, lanau
dan rangkaian shale di dasar dengan lebih banyak pasir yang dipengaruhi laut di bagian
cekungan yang lebih dalam. Bagian atas dari kelompok tersebut sebagian besar terdiri dari
endapan laut dengan sortasi yang baik. Sleipner Fm didefinisikan di bagian selatan Viking
Graben, dalam setting fluvial - deltaic coaly. Formasi ini tersebar secara luas setara dengan
Ness Fm dari Brent digrup di East Shetland Basin. Ketebalan di daerah tipe bervariasi antara
40 dan 50 m. Endapan pasir non-laut dengan usia yang setara di Central Graben dan Cekungan
Norwegia-Denmark disebut sebagai Bryne Fm. Hugin Fm, di atas Sleipner Fm, mewakili
sebagian besar batu pasir laut dangkal dekat pantai. Formasi ini terletak di Graben Viking
selatan di bagian utara dari tinggian Sørvestlandet. Batas atas formasi merupakan transisi
menjadi lanau dan batu lempung dari Viking grup. Ketebalan sedimen menurut sumur di daerah
tipe berkisar antara 50 sampai 170 m.
Bryne Fm ditentukan dari Cekungan Norwegia-Denmark dan Graben Tengah,
mewakili lingkungan fluvial / delta. Dominasi litologi pada formasi ini adalah shale / batu
serpih pada Formasi Fjerritslev atau berumur Triasik yang terkikis sebagian. Bagian atas
ditentukan oleh batulanau dan batulempung dari Boknfjord Gp, yang membentuk batas
wilayah. Formasi Sandnes ditentukan dari bagian utara Åsta Graben dan Egersund Basin yang
mewakili lingkungan pengendapan laut dangkal. Kontak dengan Bryne Fm yang mendasari
atau batuan yang lebih tua biasanya merupakan ketidakselarasan dan ditindih oleh batulanau
dan batu lempung dari Boknfjord Grup. Formasi Ula didefinisikan di sekitar dataran tinggi
timur yang mengapit Central Graben dan mewakili endapan laut dangkal. Ini dari
formasi adalah menuju Bryne Fm yang merupakan endapan non-laut, dan bagian atas adalah
tempat endapan laut berukuran pasir ditindih oleh batu lanau dan batu lempung dari Tyne grup.
Formasi Sleipner didefinisikan di dasar dari Vestland grup di Viking Graben selatan.
Formasi tersebut terletak tidak selaras di atas yang berumur Awal Jurasik dan batuan yang lebih
tua. Batas atas adalah pasir dari Formasi Hugin, tetapi formasi tersebut juga dapat ditutup oleh
shale pada Viking grup. Formasi Sleipner ditemukan di Graben Viking selatan, dan secara luas
setara dengan Formasi Ness dari Brent Grup di North sea bagian utara. Formasi Sleipner
merupakan dengan litologi batu pasir karbonat yang mendasari urutan lapisan batubara yang
hilang. Endapan berukuran pasir non-laut dengan usia yang setara di Central Graben dan
Cekungan Norwegia - Denmark didefinisikan sebagai Formasi Bryne. Ketebalan di daerah tipe
bervariasi antara 40 dan 50 m. Formasi Sleipner mewakili urutan lapisan batubara fluvial -
deltaic continental. Kedalaman endapan dari formasi di Sleipner West Field kira-kira 3400 m
dan porositas dan permeabilitas rata-rata masing-masing 16-20% dan 0,1-4000 mD.
Formasi Hugin ditemukan di selatan wilayah Viking Graben di bagian barat laut dari
Sørvestlandet High, di mana ia melapisi Formasi Sleipner yang mengandung batubara delta.
Batas atas adalah serpihan dari Grup Viking. Ketebalan pada sumur tipe.ketebalan dari lapisan
formasi ini mengecil ke arah timur dan utara berdasarkan hasil pengeboran eksplorasi.
Distribusi ketebalan dari Formasi Hugin sebagian dikendalikan oleh Halotektonik. Lingkungan
pengendapan ditafsirkan dalam istilah lingkungan laut dangkal dekat pantai dengan pengaruh
fluvial-delta kontinental. Kedalaman formasi ini berkisar 3400 m di atas Sleipner West Field
dan porositas serta permeabilitas rata-rata dalam kisaran antara 16-20% dan 0,1-4000 mD.
Formasi Bryne merupakan batuan dasar dari grup Vestland di Cekungan Norwegia-
Denmark dan di Gaben Tengah. Batas bawah menunjukkan ketidakselarasan, dengan serpihan
sebagian dari Formasi Fjerritslev atau dengan batuan Trias di bawahnya. Batas atasnya adalah
batulanau dan batulempung dari grup Boknfjord yang dapat berperan sebagai regional seal.
Formasi Bryne mencerminkan pengendapan di lingkungan fluvial, delta dan lacustrine.
Lingkungan laut dangkal mungkin terjadi dalam periode pembentukan sub-cekungan yang di
kontrol oleh sruktur. Kedalaman formasi Bryne pada umumnya lebih dari 1500 m, kecuali di
atas tinggian struktural yang mungkin kurang dari 1000 m. Di Cekungan Egersund kedalaman
formasi melebihi 3000 m. Perhitungan porositas dan permeabilitas masing-masing
menunjukkan nilai rata-rata 20,4% dan 100- 200 mD. Formasi tersebut sesuai dengan Haldager
Fm di bagian Denmark di Cekungan Norwegia-Denmark.
Jurassic Tengah ke Jurassic Atas (Kalovia Atas ke Oxfordian Bawah)
Formasi Ula ditentukan dari batas barat Pegunungan Sørvestlandet dari Lapangan Ula.
Base dari formasi ini adalah formasi Bryne non-marine dan bagian atasnya adalah batulanau
laut dan batulempung dari grup Tyne, yang berperan sebagai regional seal. Formasi Ula
didefinisikan di sekitar ketinggian mengapit timur dari Central Graben, khususnya di sisi barat
daya dari Sørvestlandet, dan menyebar menuju cekungan, ke barat menuju laut. Tebal dari
formasi ini adalah 152 mm, menipis secara signifikan ke arah timur, tetapi dapat diamati dari
butiran endapannya sepanjang struktural NW-SE yang dikendalikan oleh halotectonic.
Endapan pasir pada formasi Ula umumnya diendapkan di lingkungan laut yang dangkal.
Formasi Ula terkubur hingga kedalaman lebih dari 3000 m. Pada Lapangan Ula, puncak
struktur adalah 3345 m dan porositas serta permeabilitas masing-masing berkisar 15-22% dan
0,2-2800 mD.Formasi Ula memiliki kesamaan baik litofasies maupun usia dengan formasi
Hugin di selatan Viking Graben (wilayah Sleipner) dan formasi Sandnes di Cekungan
Norwegia-Denmark.
Grup Boknfjord ditemukan dan ditentukan dari Cekungan Fiskebank dan Egersund.
Grup Boknfjord didominasi oleh serpih dan dianggap sebagai seal utama untuk akuifer CO2.
Grup ini dibagi lagi menjadi empat formasi: Egersund (base), Tau, Sauda, dan Formasi
Flekkefjord. Karena semua formasi memiliki sifat sebagai batuan yang impermeabel. Batas
bawahnya adalah batupasir dari formasi Sandnes atau Bryne. Batas atasnya adalah grup Cromer
Knoll yang didominasi oleh batulempung.Grup Boknfjord hadir di bagian Norwegia dari
Cekungan Norwegia-Denmark. Secara umum tebalnya lebih dari 100 m di Skagerrak barat,
dan di Cekungan Egersund tebalnya mencapai 500 m. Batas atasnya adalah grup Cromer Knoll
yang didominasi oleh batulempung dengan kandungan material karbonat yang bervariasi. Ini
membentuk seal sekunder untuk akuifer CO2 potensial. grup Boknfjord dan Cromer Knoll
membentuk sealgabungan yang dapat dipetakan secara seismik. Segel pada umumnya memiliki
tebal beberapa ratus meter dan mungkin lebih dari 2000 m tebal di Cekungan Egersund dan
Farsund. Sedimen dari grup Boknfjord sebagian besar diendapkan di laut terbuka, lingkungan
cekungan energi rendah.
Paleosen-Eosen Bawah
Grup Rogaland dibagi menjadi dua belas formasi. Secara umum urutan dimulai dari
barat sebagai sistem endapan sedimen kasar (proksimal) dan bercampur dengan sedimen yang
bersifat halus (distal) ke timur. Kelompok ini berkembang luas di North Sea bagian utara dan
tengah. Basis grup adalah kontak dengan rangkaian kapur atau napal yang mendasari dari grup
Shetland. Batas atas adalah perubahan dari serpih tufan berlapis (formasi Balder) menjadi
sedimen di gruo Hordaland. Area paling tebal grup Rogaland berada di barat tepatnya di
wilayah Inggris (sekitar 700 m), menipis ke arah timur dan selatan dengan ketebalan sekitar
100m. Secara deposisi grup Rogaland dicirikan dengan endapan sub-marine fan / aliran yang
dikendalikan oleh gravitasi dimana sedimen diangkut ke air yang lebih dalam. Tubuh batuan
pasir umumnya berbentuk lobus dan secara lateral menjadi litologi lanau dan batulempung ke
arah timur. Formasi Ty (Paleosen Bawah) diendapkan dari Shetland platform sebagai deep
marine fan dan telah diidentifikasi di selatan Viking Graben. Formasinya sebagian besar terdiri
dari bersih batupasir dengan ketebalan sebesar 159 m. Batas bawah dari formasi ini adalah batu
kalkareus dari Grup Shetland, dan batas atas adalah transisi ke batuserpih formasi Lista, tetapi
juga terhadap pasir dari formasi Heimdal. Formasi Heimdal (Paleocene) merupakan endapan
submarine fan yang bersumber dari pasir di laut yang lenih dangkal di East Shetland Platform.
. Ketebalan formasi Heimdal adalah 356 m, menipis dengan signifikan ke arah timur. Base dari
formasi ini merupakan transisi dari batuserpih formasi Lista, tetapi juga terdapat batupasir
formasi Ty. Batas atas biasanya merupakan transisi dari batupasir Heimdal menjadi serpih di
formasi Lista. Secara lokal ditutupi oleh pasir dari formasi Hermod. formasi Hermod (Paleosen
Atas) terdiri dari batupasir berbutir halus yang merupakan endapan submarine fan yang
terhubung ke grup delta Moray di wilayah Inggris. Formasi tersebut terletak di South Viking
Graben di bagian barat laut dan memanjang ke selatan. Ketebalan formasi 140 m dan menebal
ke arah bagian tengah dari area distribusi. Batas bawah formasi Hermod biasanya merupakan
transisi ke batulanau dan batulempung dari formasi Lista atau formasi Sele.. Batas atas formasi
Hermod merupakan batulanau gelap dan batulempung di formasi Sele yang setara diidentifikasi
umur pengendapannya setara.
Formasi Skade dari Grup Hordaland bersama dengan Formasi Eir dan Utsira dan pasir
Pliosen Atas dari Grup Nordland membentuk bagian luar dari sistem delta besar dengan area
sumbernya di East Shetland Platform. Bagian proksimal dari sistem ini terletak di wilayah
Inggris, dan endapan ini dinamai pasir Hutton . Di wilayah Norwegia, pasir yang termasuk
dalam sistem endapan ini adalah Skade Miosen– Pliosen Bawah, Eir dan Utsira Fm, dan pasir
Pliosen Atas dari Grup Nordland. Formasi Skade, Miosen Bawah, terdiri dari batupasir laut
(turbidit) yang diendapkan di wilayah Viking Graben yang luas. Ketebalan maksimum
melebihi 300 m dan menipis secara signifikan ke arah timur, di mana pasir menghilang atau
berujung ke diapir serpih yang besar. Formasi Eir , Miosen Tengah, tercatat di beberapa sumur
di Viking Graben. Di bagian selatan sistem delta, pasir umumnya terkikis lebih dekat ke garis
batas Inggris / Norwegia.Formasi Eir menutupi ketidakselarasan Miosen pertengahan dan
membentuk base dari Grup Nordland. Di wilayah lain di North Sea, batuan Miosen Tengah
didominasi batulempung.
Formasi Utsira dari Grup Nordland (Miosen Tengah paling atas hingga Kuarter) terdiri
dari batupasir laut. Ketebalan maksimum melebihi 300 m. Pasir di formasi Utsira menampilkan
struktur yang kompleks dan tubuh batuan pasir yang memanjang membentang sejauh 450 km
NS dan 90 km EW. Endapan pasir delta Pliosen Atas menutupi Formasi Utsira dan formasi Eir
dan terdapat gap waktu diantaranya. Terdapat kontak antara pasir-pasir di batasnya, oleh
karena itu pasir Pliosen Atas dianggap sebagai bagian dari sistem akuifer Utsira-Skade yang
besar. Pasir Pliosen Atas sebelumnya sering dimasukkan ke dalam Formasi Utsira. Puncak
pasir ditemukan sekitar 150 m di bawah dasar laut di sektor Norwegia. Data seismik
menunjukkan bahwa progradasi aktif terakhir dari pasir ini terjadi ke arah timur laut di daerah
Tampen, di mana endapamn distalnya bercampur dengan sedimen glasial yang berasal dari
Skandinavia.
Eosen hingga Miosen Bawah, kemungkinan berumur Miosen Tengah di wilayah Graben
Tengah
Grup horgaland terdapat pada cekungan North Sea, Litologi utama dari grup ini adalah
batulempung laut dengan batupasir. Dalam grup Hordaland, terdapat empat formasi batu pasir
yaitu : Formasi Frigg, Grid, Skade, dan Vade. Ketebalan maksimum grup ini bervariasi dari
1100-1400 m di bagian tengah dan selatan Viking Graben, menipis ke arah pinggiran. Di bagian
utara Viking Graben, grup ini hanya setebal beberapa ratus meter. grup ini diendapkan di
lingkungan laut terbuka. Base dari grup Hordaland adalah formasi Balder atau pasir dari
formasi Frigg. Formasi Skade bersinggungan dengan pasir Miosen dan Pliosen di atasnya.
Formasi Frigg (Eosen Bawah) memiliki sistem pengendapan submarine fan yang bersumber
dari East Shetland Platform ke barat. Ketebalan formasi Frigg adalah 279 m dengan ketebalan
maksimum kurang lebih 300 m. Batas bawahnya adalah formasi Balder dan batas atasnya
adalah batulempung dari grup Hordaland yang bisa membentuk seal regional. Puncak dari
Lapangan Frigg sekitar 1850 m dan porositas serta permeabilitas dilaporkan masing-masing
dalam kisaran 27-32% dan 1-4 Darcy. Formasi Grid (Eosen Tengah ke Atas) terdiri dari tubuh
batupasir yang mungkin bersumber dari East Shetland Platform dan terletak di Viking Graben
antara 58o 30'N dan sekitar 60o30'N. Batas bawah dan atas mengarah ke batulempung laut di
grup Hordaland. Ketebalan formasi 370 m, menipis ke arah timur. Di sebelah utara tebalnya
kurang dari 200 m dan di sebelah selatan hampir 400 m. Hal ini disebabkan karena
pengendapan sedimen pasir dimulai lebih awal di selatan, Karena deformasi sedimen yang
belum terkompaks. Pengendapan formasi berlangsung di lingkungan laut terbuka selama fase
regresi. formasi Vade (Oligosen Atas) terletak di Sørvestlandet high, sebelah timur Graben
Tengah. Batas bawah dan atas adalah batulempung dari grup Hordaland. Ketebalannya 72 m,
analisis regional menunjukkan area sumber untuk batupasir formasi Vade di timur atau timur
laut. Diendapkan di lingkungan laut dangkal dan berkembang menjadi perairan yang lebih
dalam ke barat.
Gambar 5. Struktur utama di North Sea dan sekitarnya (Bjørlykke, ed., 2015).
Keterangan; CG = Central Graben, ESB = East Shetland Basin, ESP = East Shetland Platform, HG =
Horn Graben, HP = Horda Platform, MgB = Magnus Basin, MNSH = Mid North Sea High, MrB =
Marulk Basin, NDB= Norwegian-Danish Basin, OG= Oslo Graben, RFH = Ringkøbing-Fyn High, SB
= Stord Basin, SG = Sogn Graben, SH = Sele High, SkG = Skagerrak Graben, STZ =
SorgenfreiTornquist Zone, TS = Tampen Spur, UH = Utsira High, VG = Viking Graben, WG =
Witchground Graben, AG = Asta Graben.
Gambar 6. Penampang Geologi Basin di Provinsi North Sea (Bjørlykke, ed., 2015).
Bagian utara dari Provinsi North Sea ini membentang dari East Shetland Basin dan
Tampen Spur di barat, hingga Horda Platform di timur, dengan didominasi oleh struktur
Graben / Rifting (gambar 5). Struktur yang dominan ini berumur dari Jurassic-Cretaceous,
dimana penipisan kerak utama terjadi pada Jurassic Tengah hingga Akhir, diikuti oleh
penurunan panas dan deposit sedimen (mollasic sediment) di Kapur. Namun, pembentukan dari
basin Lapangan Minyak Vovle di Viking Graben didasari oleh rifting besar yang lebih tua yaitu
dari Permian-Trias Awal. Sumbu dari sistem rifting ini diperkirakan berada di bawah Platform
Horda dan dibatasi oleh East Shetland Platform di barat dan Øygarden Fault Zone di timur.
Struktur rifting di dalam area ini dicirikan oleh blok patahan besar yang dengan basin sedimen
di half-graben asimetris yang terkait dengan ekstensi litosfer dan penipisan kerak. Extensi
didaerah tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh perluasan postorogenik (pasca-Kaledonia)
pada masa Devonian Tengah-Akhir (Bjørlykke, ed., 2015).
Bagian tengah dari Provinsi North Sea, membentang dari Central Graben, Norwegian
Danish Basin, hingga Sorgenfrei Tornquist Zone (gambar 5). Pada pembentukan Central
Graben, dipengaruhi oleh halokinesis yang sudah ada pada Triassic dan pembentukan utama
terjadi pada masa pra-Jurassic. Pada Pra-Jurassic, di Central Graben terjadi pembentukan
garam secara lokal yang terus berlanjut hingga Tersier. Hal tersebut disebabkan oleh rifting
pada Jurassic dan pembentukan blok patahan besar yang berputar mengakibatkan erosi yang
ekstrim di beberapa tempat. Rifting tersebut menyebabkan pola struktur kompleks dan
diperumit oleh inversi Cretaceous. Pada Norwegia-Danish Basin, sebelah timur Central
Graben, mengandung banyak struktur garam (salt dome) tetapi tidak terpengaruh oleh retakan
yang signifikan pada Jurassic. Bentuk geometris basin sedimen ini dipengaruhi oleh struktur
batuan dasar (basement) dan ketebalan kerak benua yang lebih stabil (gambar 6 & 7). Sebagian
besar North Sea didasari oleh ruang bawah tanah Kaledonia. Zona kelemahan berumur panjang
yang diwarisi dari Caledonian Orogeny memainkan peran dalam evolusi selanjutnya dari
cekungan North Sea. North Sea bagian tenggara dan Skagerrak didasari oleh ruang bawah tanah
Prakambrium yang ditutupi oleh suksesi sedimen Paleozoikum Bawah.
Bagian selatan dari Provinsi North Sea, dibatasi oleh pegunungan Hercynian (Variscan)
yang membentang melalui timur laut Jerman, Prancis utara dan barat daya Inggris berupa
Tinggian Ringkøbing-Fyn dan Horn Graben,. Kontraksi terjadi selama Carbonifererous-
Permian. Peningkatan di daerah ini mengakibatkan sedimen dalam jumlah besar mengendap
(mollasic sediment) di sebagian besar Central Graben dan memulai pembentukan Basin Horn
Graben.
Bagian lepas pantai di Provinsi North Sea, pada Rift Oslo di Skagerrak Graben dicirikan
oleh separuh graben yang mencolok dengan orientasi NE-SW. Penampang melintang di
Skagerrak menunjukkan setengah graben miring yang diisi dengan lapisan atas Carboniferous-
Lower Permian dan lapisan Paleozoikum Bawah yang secara tidak selaras ditindih oleh batuan
sedimen Trias (gambar 6). Meskipun suksesi tebal lapisan Paleozoikum Bawah telah
diendapkan di Skagerrak Graben, sebagian besar tererosi di bagian tengah celah. Pada Oslo
Graben, diendapkan suksesi Paleozoikum Bawah dengan sebagian besar terdiri dari endapan
Kambrium-Ordovisium-Siluria dan batuan sedimen klastik Devonian. Di bagian barat
Skagerrak, struktur Paleozoikum akhir dari Rift Oslo terhubung dengan Zona Sorgenfrei-
Tornquist (gambar 5). Pada struktur yang terbentuk di Paleozoic Akhir, Sesar-sesar berarah
NW-SE utama diasosiasikan dengan pergerakan dextral strike-slip selama masa Late
Carboniferous-Early Permian.
Gambar 7. Model Evolusi lipatan dan pembentukan salt dome di North Sea (Stewart dan
Coward, 1995).
Gambar 10. Paleogeografi dari North Sea pada periode Lower Carboniferous (Ziegler, 1975).
Kondisi paralic banyak terdapat di bagian foredeep Variscan dan area shelf yang
berdekatan ke utara, dan mengarah ke pengendapan sekuen coal bearing yang sangat tebal
(gambar 10). Sekuen coal bearing ini tidak meluas sampai ke tengah maupun timur laut North
Sea.
Gambar 11. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Carboniferous (Ziegler, 1975).
Gambar 12. Paleogeografi dari North Sea pada periode Middle Permian (Ziegler, 1975).
Gambar 13. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Permian (Ziegler, 1975).
Masuk ke Triassic dimana megatectonic setting yang baru muncul dalam satu set yaitu
narrow rift dan juga graben. Fase rifting ini terkait dengan Variscan yang mengalami collapse
dan subsidence selama pembentukan Thetis dan emplacement pada sistem pemekaran Arctic-
North Atlantic. Graben Triassic yang mengalami subsidence secara cepat di North Sea yaitu
Horn dan Gluckstadt graben yang berada di lepas pantai Danish dan Jerman Utara, di Danish
– Polish furrow yang dibatasi di bagian timurnya oleh Tornquist Line. Graben serupa juga
berkembang di Laut Celtic, Western Approaches, dan di sepanjang pesisir Atlantik Skotlandia
dan Irlandia. Progresif turun melengkung dan melebar pada utara dan selatan cekungan Permo-
Triassic, mengakibatkan terjadinya gradual burial pada Tinggian mid-North Sea-Fyn-
Grindsted. Degradasi yang lebih lanjut pada pegunungan Variscan dan progressive subsidence
pada cekungan intramontane , menghubungkan cekungan Eropa Utara dan cekungan Tethian
(Boselli & Hsii 1973). Selama Rot time inkursi laut mencapai bagian selatan North Sea melalui
Moravian Gate (Polish Furrow). Kemudian transgresi Muschelkalk masuk ke cekungan Eropa
Utara melalui depresi Hessian dan juga melalui Moravian Gate.
Di bagian dari cekungan Eropa Utara ini, pengendapan Zechstein salt yang bertepatan
dengan Triassic depot centres, memicu pergerakan halokinetik sepanjang waktu Triassic Akhir.
Pergerakan halokinetik inilah yang kemudian mempengaruhi paling tidak dalam skala local
pada pola pengendapan yang terjadi di Jurassic, Cretaceous, dan Tersier. Selama Triassic,
sistem graben membesar dan menyebabkan terjadinya transgresi laut dan pengendapan sekuen
karbonat yang tebal pada Eastern dan Southern Alpine facies facies realm (Triimpy 1971).
Gambar 14. Paleogeografi dari North Sea pada periode Triassic (Ziegler, 1975).
Gambar 15. Paleogeografi dari North Sea pada periode Upper Jurrasic (Ziegler, 1975).
Perubahan paleografi yang terjadi di wilayah North Sea secara umum selama masa Jurassic.
Fitur utama dari paleogeografi tersebut adalah:
● Pembukaan laut Atlantik Utara Arktik selama Pliensbachia dan terus melebar selama
Jurassic Tengah dan Atas (Hallam 1971) Atlantik Utara tetap dalam tahap pra-drifting.
● Pembentukan sistem Central Graben North Sea sebagai sistem keretakan yang
dominan. Namun alur Denmark - Polandia terus surut dengan cepat.
Perubahan keseluruhan yang terjadi di Eropa Barat Laut secara keseluruhan merupakan
tekanan ekstensional. Hal ini menyebabkan fragmentasi parsial dimana celah tengah North
Sea dan alur Polandia mewakili zona patahan utama di dataran tinggi Alpine. serangkaian
depresi en échelon tensional berkembang terutama di sepanjang margin utara mereka.
Penempatan tepi basin marginal ini mungkin mengikuti pola sesar yang sudah ada sebelumnya
dan mungkin sebagai respons terhadap pergerakan transformasi yang mendalam antara segmen
Denmark-Jerman Utara (Utara) dan segmen Eropa-Inggris Tengah (Selatan). Di North Sea
bagian utara ada bukti yang jelas tentang penurunan muka tanah yang terus menerus dari lantai
Graben sejak Triassic dan sumur ke dalam Jurassic.
Fase kedua rifting, kali ini didokumentasikan dengan lebih baik di North Sea bagian
selatan dan utara, terjadi selama transisi dari Jurassic Tengah ke Jurassic Atas. Di North Sea,
Graben Tengah, Jurassic Atas sering diwakili oleh serpih organik yang lebih dalam yang
menunjukkan bahwa sistem rakit telah berkembang menjadi tepi basin bawah laut.
pengangkatan dari lantai cekungan mungkin merupakan respons terhadap pergerakan bentuk
transformasi antara segmen Jerman Utara-Denmark dan segmen Eropa-Inggris Tengah. Fase
terakhir rifting disertai dengan pengangkatan margin graben dan penurunan cepat Graben itu
sendiri terjadi selama Paleosen.
Pergerakan inversi pertama (Voigt 1962) terjadi di tepi basin marginal serta di dataran
rendah Polandia selama Senonian (fase Subhercynian), yang mengarah ke pengangkatan zona
axial dari cekungan dan pengembangan depot sekunder pusat-pusat yang mengapit pusat
cekungan yang terangkat. Inversi berskala besar melibatkan bagian selatan Graben tengah
North Sea terjadi selama Maastrichtian hingga Paleosen atas, yang mengakibatkan
pengangkatan cekungan yang diisi oleh sesar naik dan sesar turun.. Gerakan inversi ini
berkorelasi waktu dengan fase terakhir sesar yang turun bagian tengah dan utara Graben
Tengah North Sea. Gerakan tekanan alam geosynclinal Alpine menjadi dominan selama
Cretaceous Atas.
Gambar 16. Paleogeografi dari North Sea pada periode Late Cretaceous (Ziegler, 1975).
Gambar 17. Paleogeografi dari North Sea pada periode Tertiary (Ziegler, 1975).
Wilayah North sea didominasi oleh penurunan daerah yang menghasilkan cekungan
intrakratonik berbentuk piring simetris, yang porosnya bertepatan dengan central rift valley
yang sekarang tidak aktif. Pola penurunan tersier dari Cekungan North Sea dapat dijelaskan
dengan model konseptual rifting (gambar 18). Elemen terpenting dalam model 'rifting stage'
adalah bantalan rift. Bantal-bantal ini berpusat di bawah central rift valley. Ada hipotesis
bahwa retakan antar benua seperti North Sea Graben atau Rhine Graben dimulai sebagai akibat
dari tekanan ekstensional regional dan bahwa retakan progresif menghasilkan 'necking' dari
kerak bumi, menyebabkan dekompresi mantel dan pembentukan bantalan keretakan melalui
distilasi fraksional dari mantel.
Pada sejarahnya, area North Sea dipengaruhi oleh pembentukan 3 lempeng, yaitu
lempeng Avalonia, Laurentia dan Baltica. Orogeny Caledonia adalah proses tabrakan antara
benua Baltica, benua Laurentia dan Benua Avalonia pada umur early devonian. Kemudian,
pada Carboniferous akhir- Permian Awal terjadi perubahan regime tektonik menjadi strike-slip
system dan rifting yang berlanjut hingga Triassic.
Pada Triassic-Late Jurassic terbentuk sebuah dome dan dome tersebut mengalami
hiatus sehingga ditandai tebentuknya unconformity. Seiring dengan hiatus tersebut, terbentuk
proses syn-rift oleh graben Viking dan Graben Horn. Pembentukan Viking Graben dibentuk
dengan dua dugaan. Pertama dengan adanya regime tektonik strike slip system yang
menyebabkan adanya rifting secara terus menerus dan menyebabkan penipisan kerak. Kedua,
karena adanya arus konveksi mantel plume sehingga terjadinya proses rifting. Kemudian,
disusul oleh kehadiran sesar normal yang berkembang pada area cekungan menyebakan
terbentuknya Viking Graben. Pada Cretaceous-Tertiary, terjadi tektonik inversi akibat orogeni
Alphine dan deformasi sepanjang area North Sea(Graversen, 2005). Pada tektonik inversi
inilah yang menyebabkan source rock mengalami pematangan karena adanya overburden pada
batuan.
Gambar 19. Sejarah pembentukan basin pada Lapangan Minyak Volve (Graversen, 2006)
3.2. Kesimpulan
Berdasarkan studi data kondisi regional geologi tersebut, Lapangan Minyak Bumi
Volve di North Sea dapat disimpulkan bahwa:
Bjørlykke ,K., Faleide ,J.I., and Gabrielsen, R.H. 2015. Geology of the Norwegian Continental
.......Shelf. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. DOI 10.1007/978-3-642-34132-8_25.
Halland, E. K., Gjeldvik, I. T., Johansen, W. T., Magnus, C., Meling, I. M., Pedersen, S.,
.......Solbakk,T. & Tappel, I. 2011. CO2 storage atlas: Norwegian north sea. Norwegian
.......Petroleum Directorate, PO Box, 600.
Henriksen, E., Bjørnseth, H. M., Hals, K. T., Heide, T., Kiryukhina, T., Kløvjan, O. S., Larssen,
.......G. B., Ryseth, A. E., Rønning, K., Sollid, K. & Stoupakova, A. 2011: Uplift and erosion
.......of the greater Barents Sea: impact on prospectivity and petroleum systems, Geological
.......Society, London. Isaksen, D, and Tonstad, K. (1989). NPD Bulletin no.5, A revised
.......Cretaceous and Tertiary lithostratigraphic nomenclature for the Norwegian North Sea.
Lyngsie, S. B., Thybo, H., & Rasmussen, T. M. (2006). Regional geological and tectonic
.......structures of the North Sea area from potential field modelling. Tectonophysics, 413(3-4),
.......147-170.
Pngegg. 2018. Hidrocarbon block, North Sea. Diakses pada 11 Oktober 2020 dari
.......https://www.pngegg.com/id/png-duxpg.
Stewart, S.A., Coward, M.P. 1995. Synthesis of salt tectonics in the southern North Sea, UK.
.......Elsevier Science Ltd.
Ziegler, P. A. 1975: The geological evolution of the North Sea area in the tectonic framework
.......of North-Western Europe. Norges geol. Unders. 316, 1-27.
LAMPIRAN
A. Tabel Kontribusi
10 Reza Ilham Yusuf 101217066 Membuat sejarah geologi dari regional North East
dan kesimpulan
B. Peta Batimetri dan Topografi Norwegia Continental Shelf (Bjørlykke, ed., 2015)
C. Stratigrafi Regional Norwegian Continental Shelf (Bjørlykke, ed., 2015)
D. Struktur Regional Norwegian Continental Shelf (Bjørlykke, ed., 2015)
E. Penampang Geologi Basin di Provinsi North Sea (Bjørlykke, ed., 2015)