Anda di halaman 1dari 53

RANCANGAN TEROWONGAN

TAMBANG BAWAH TANAH


LAPORAN PRAKTIKUM
RANCANGANA TEROWONGAN TAMBANG BAWAH
TANAH

ASISTEN LABORATORIUM

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T.

MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
C1

PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tambang bawah tanah adalah metode penambangan yang segala kegiatan


atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang
mempengaruhi dipilihnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah adalah
perbandingan stripping ratio yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang
menggunakan metode tambang terbuka, mineralisasi cadangan bahan galian
membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan metode
tambang bawah tanah, daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan
lindung, dan penambangan dengan sistem tambang bawah tanah tidak banyak
merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan (B. Liusnando, Mukiat, 2020).
Dalam perancangan sebuah galian bawah tanah diharapkan mampu
memberikan penilaian massa batuan secara cermat. Tujuan dasar setiap rancangan
untuk galian di bawah tanah harus menggunakan massa batuan itu sendiri sebagai
material struktur utamanya. Selama penggalian terowongan diharapkan
menghasilkan gangguan kemantapan pada dinding terowongan sekecil mungkin dan
sedikit dalam penambahan beton atau penyangga. Dalam keadaan asli, batuan keras
yang memiliki tegangan tekan akan lebih kuat daripada beton mungkin dalam
beberapa kasus kekuatannya sama dengan baja.
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari
lebar penampang galiannya, terowongan adalah sebuah tembusan di bawah
permukaan tanah dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan
umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada
lingkungan luar. Pada praktikum ini menggunakan software phase2, yaitu software
yang digunakan untuk mencari kestabilan lereng, mengetahui tinggi dan lebar suatu
terowongan. Phase2 digunakan untuk menganalisis bending momen yang terjadi
pada lining, gaya aksial yang terjadi pada rockbolt, tegangan dan deformasi yang
terjadi disekitar terowongan serta penurunan tanah diatas terowongan dalam bentuk
dua dimensi (Rahardjo, 2004).

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 85
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Mengetahui rancangan terowongan dan analisis kestabilan tambang bawah
tanah.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan mengetahui prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah;
2. Praktikan mengetahui pengaplikasian penyangga berdasarkan RMR dan Q-
system di pemodelan numerik (software);
3. Praktikan mengetahui pemodelan numerik dan analisis kestabilan untuk
rancangan terowongan tambang bawah tanah

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Proyektor;
2. ATM (Alat Tulis Menulis);
3. Laptop;
4. Mouse;
5. Colokan.
1.3.2 Bahan
1. Tugas Pendahuluan;
2. Problem set;
3. Kertas HVS A4.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 86
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kestabilan Tambang Bawah Tanah

Tambang bawah tanah merupakan kegiatan yang kompleks terutama terkait


dengan kekuatan batuan yang dibongkar untuk pembuatan terowongan. Sangat
diperlukan adanya analisis geoteknik yang baik untuk dapat memeberikan perlakuan
yang tepat terhadap batuan yang dibongkar. Kegiatan tambang bawah tanah sangat
beresiko tinggi sehingga sangat diperlukan penanganan yang sangat hati-hati dalam
pengerjaannya. Pembongkaran batuan akan berpengaruh langsung terhadap kekuatan
dan bentuk batuan yang dibongkar, dengan demikian batuan akan mencari
keseimbangan baru setelah adanya perlakuan yang diberikan terhadapnya. Dengan
sifat alami batuan tersebut maka batuan akan mencari bidang bebas untuk
berdeformasi dan memungkinkan tercapainya keseimbangan baru, perilaku ini
ditunjukkan dengan adanya perpindahan pada dinding dan atap terowongan,
longsoran ataupun ambrukan pada terowongan (Agustian dkk, 2020).
Kegiatan penambangan pada tambang bawah tanah memiliki resiko yang
sangat tinggi bagi para pekerja tambang sehingga sangat diperlukan suatu
penanganan yang hati-hati dalam pengerjaannya. Pembongkaran batuan yang
dilakukan akan berpengaruh langsung terhadap kekuatan dan bentuk batuan yang
dibongkar, oleh karena itu batuan tersebut akan mencari keseimbangan baru setelah
adanya perlakuan yang diberikan kepadanya. Dengan sifat alami yang dimiliki
batuan tersebut maka batuan akan mencari bidang bebas untuk berdeformasi dan
memungkinkan tercapainya suatu keseimbangan yang baru, yang mana perilaku ini
ditunjukkan dengan adanya perpindahan pada dinding dan atap lubang bukaan,
terjadinya longsoran atau ambrukan pada lubang bukaan.
Tanah adalah kestabilan lubang bukaan. Potensi ketidakstabilan yang terjadi
pada lubang bukaan bawah tanah akan selalu membutuhkan penanganan khusus
terutama untuk menjaga keselamatan pekerja, dan mencegah terganggunya produksi
kestabilan lubang bukaan dan peranan ketebalan pilar yang ditinggalkan berkaitan
erat dengan penggunaan sistem penyangga. Peranan pilar sangatlah penting untuk
aktifitas penambangan di level tersebut dan di sisi lain ketebalan pilar yang
ditinggalkan sangat mempengaruhi perolehan bijih. Semakin tipis pilar yang

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 87
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

ditinggalkan, semakin besar perolehan bijih, akan tetapi potensi terjadinya


keruntuhan akan semakin besar. Hal ini menunjukan bahwa pilar harus kuat dan
mampu menahan beban dalam jangka waktu tertentu yang diperlukan agar proses
penambangan dapat berlangsung dengan baik.. Maka dari itu, diperlukan analisis
kelayakan sistem penyangga dan dimensi pilar agar resiko akibat ketidakstabilan
dapat teratasi.
Massa batuan adalah susunan blok-blok material batuan yang dipisahkan oleh
berbagai tipe ketidak menerusan geologi. Klasifikasi massa batuan dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan secara cepat dan tidak
ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan, pengukuran, dan
engineering judgement. Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang
berbeda tidak mempunyai komposisi kimia tetap. Mekanika batuan adalah sebuah
teknik dan juga sains yang tujuannya adalah mempelajari perilaku (behaviour)
batuan di tempat asalnya untuk dapat mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang
dibuat pada batuan tersebut (seperti penggalian dibawah tanah, dan lain-lainnya).
Orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika Batuan di Perancis pada tahun
(1943), batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang
berada didalamnya seperti air, minyak dan lain-lain.
Klasifikasi massa batuan merupakan suatu pendekatan rancangan empiris
yang digunakan secara luas di dalam rekayasa batuan. Pendekatan klasifikasi massa
batuan dapat digunakan sebagai dasar praktis untuk memperkirakan kualitas massa
batuan baik di permukaan atau di bawah tanah. Dalam perkembangan rekayasa
batuan, Rock Mass Rating System (Bieniawski, 1989) merupakan klasifikasi massa
batuan yang sering digunakan dalam berbagai penyelidikan geoteknik. Daerah
penelitian terletak di dalam kawasan kars di dua lokasi, yaitu kuari batugamping di
blok Sawir Tuban dan blok SAF Rembang, dimana terdapat fenomena khusus, yaitu
terdapat batugamping berongga berlapis (limestone cavity layer) pada dinding lereng
penambangan (Bieniawski, 1989).
Terowongan adalah bangunan dibawah permukaan tanah yang dibangun
dengan cara menerowong menggali lobang dengan cara khusus tanpa menggangu
permukaan tanah. Tujuan utama dari pembuatan terowongan secara langsung
melengkapi fasilitas transportasi penumpang atau barang melalui rintangan yang
nyata. Rintangan bisa berupa gunung pegunungan, genangan air, Kota yang padat

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 88
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

penduduk dan daerah industri, kemudian terowongan tersebut dibangun melalui


bawah gunung/ pegunungan, sungai, selat, bangunan dan jalan raya.
Terowongan telah banyak memberikan andil sejak jaman dulu, semula
terowongan digunakan untuk jalannya aliran air, jalan kereta api, jalan raya dan
untuk tujuan khusus seperti membawa surat dikota besar seperti London. Pada abad
ke 20 telah dibangun di dasar laut jaringan terowongan untuk melayani tenaga listrik
dan suplai air bersih/ minum. Angkatan bersenjata membangun terowongan
digunakan untuk bermacam macam keperluan mulai dari menyimpan bahan peledak/
alat perang dan stasiun tenaga listrik dibawah tanah. Teknik yang moderen dalam
pembuatan terowongan telah dilakukan sewaktu masa perluasan jaringan kereta api
pada abad yang lalu dan mulai abad ke 20. Pembuatan terowongan untuk rencana
tenaga air membawa kebutuhan baru, utamanya mengenai pembuatan terowongan
dengan cepat, terowongan yang kedap air, terowongan dengan kekuatan batu itu
sendiri, cara modern dalam pengeboran dan peledakan dan mencegah kerusakan pada
saat operasi. Pembuatan terowongan pada masa sekarang dapat dilakukan lebih cepat
dan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu (Wally dkk, 2020).

2.2 Modulus young (E)

Modulus young, juga dikenal sebagai modulus elastis adalah suatu ukuran
bagaimana suatu materi atau struktur akan rusak dan berubah bentuk jika
ditempatkan di bawah tegangan. Modulus young adalah ukuran kekakuan suatu
bahan isotropik elastis dan merupakan angka yang digunakan untuk
mengkarakterisasi bahan. Modulus young didefinisikan sebagai rasio dari tegangan
sepanjang sumbu atas regangan sepanjang poros sumbu tersebut di mana hukum
Hooke berlaku. Modulus young adalah ukuran bagaimana sulitnya untuk
memampatkan material, seperti baja. Mengukur tekanan dan biasanya dihitung dalam
satuan pascal (Pa). Hal ini paling sering digunakan oleh fisikawan untuk menentukan
tegangan yaitu pengukuran seberapa material, menanggapi tekanan, seperti terjepit
atau diregangkan Young, E, dapat dihitung dengan membagi tegangan tarik oleh
regangan tarik dalam batas elastisitas linier pada bagian dari kurva tegangan-
regangan:
Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk kembali ke keadaan atau
dimensi aslinya setelah beban, atau stres, dihilangkan. Regangan elastis adalah

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 89
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

reversibel, yang berarti regangan akan hilang setelah tegangan tersebut dihilangkan
dan material akan kembali ke keadaan semula. Bahan yang terkena tingkat stres yang
intens dapat rusak ke titik di mana stres merubah bahan tersebut tidak akan kembali
ke ukuran aslinya. Hal ini disebut sebagai deformasi plastis atau regangan plastis.
Kemampuan materi untuk menolak atau meneruskan tegangan adalah
penting, dan sifat ini sering digunakan untuk menentukan apakah bahan tertentu
cocok untuk tujuan tertentu. Sifat ini sering ditentukan di laboratorium,
menggunakan teknik eksperimental yang dikenal sebagai uji tarik, yang biasanya
dilakukan pada sampel bahan dengan bentuk dan dimensi tertentu. Modulus young
dikenal untuk berbagai bahan struktural, termasuk logam, kayu, kaca, karet, keramik,
beton dan plastik.

Modulus young menggambarkan hubungan antara tegangan dan perubahan


bentuk bahan. Stres atau tegangan didefinisikan sebagai gaya yang diterapkan tiap
satuan luas, dengan satuan yang khas pound per square inch (psi) atau Newton per
meter persegi – juga dikenal sebagai pascal (Pa). Regangan adalah suatu ukuran
jumlah yang material berubah bentuk ketika tegangan diterapkan dan dihitung
dengan mengukur jumlah deformasi di bawah kondisi stres, dibandingkan dengan
dimensi aslinya. Modulus young didasarkan pada elastisitas Hukum Hooke dan dapat
dihitung dengan membagi stres dengan regangan.
Molekul-molekul zat padat tersusun rapat sehingga ikatan diantara mereka
relative kuat. Inilah mengapa sebabnya mengapa zat padat biasanya sukar dipecah-
pecah dengan tangan. Sebagai contoh, untuk membelah kayu dibutuhkan alat lain
dengan gaya yang lebih besar. Setiap usaha untuk memisahkan molekul-molekul zat
padat, misalnya tarikan atau tekanan, akan selalu dilawan oleh gaya tarik menarik
antar molekul zat padat itu sendiri. Benda disebut elastis sempurna jika benda akan
kembali seperti semula jika gaya yang diberikan dihilangkan. Sebaliknya, benda
yang tidak memiliki sifat elastik, tidak akan kembali ke bentuk semula. Perbedaan
antara sifat elastik dan non elastik berada pada tingkatan besar-kecilnya elastisitas
yang terjadi.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 90
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

2.3 Sudut Geser Dalam

Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan


antarategangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan.
Sudut geser dalam adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material dikenai
tegangan atau gaya terhadapnya yang melebihi tegangan gesernya. Semakin besar
sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan menerima
tegangan luar yang dikenakan terhadapnya. 
Untuk memahami sudut geser dalam, bisa dibayangkan sebuah balok dengan
berat W berada pada permukaan seperti pada bidang miring yang licin dengan
permukaan sebuah bidang miring yang licin dengan luas bidang sentuh sebesar A
berikut ilustrasinya.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur. Tanah merupakan dasar
pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasnya. Peran tanah yang
sangat besar ini harus diketahui sifat dan karakteristik dari tanah itu sendiri sebelum
para pelaku pembangunan akan melakukan kegiatan kegiatan pembangunan. Setiap
daerah memiliki keadaan tanah yang beragam, baik dari segi jenis tanah, daya
dukung, maupun parameter lainnya dari tanah. Tentu saja hal tersebut dapat
mengakibatkan daya dukung dan parameter tanah selalu berubah parameter tanah
tersebut mencakupi sudut geser tanah dan kohesi tanah.

2.4 Poisson Ratio

Poisson Ratio adalah konstanta elastisitas yang dimiliki oleh setiap material.
Sebuah material yang diberikan gaya satu arah, ditarik maupun ditekan, akan
mengalami perubahan bentuk. Selain perubahan bentuk kearah gaya yang diberikan,
ada juga perubahan bentuk ke arah yang tegak lurus dengan arah gaya. Poisson Ratio
adalah perbandingan dari perubahan arah aksial dengan perubahan arah transversal
tersebut. Ketika sebuah gaya satu arah diberikan kepada material tersebut sehingga
menghasilkan regangan dan membuat material tersebut berdeformasi, kita bisa
menyimpulkan Poisson Ratio dari material tersebut dengan rumus:

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 91
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

: Poisson’s Ratio

daxial : Regangan axial (positif untuk gaya axial tarik, negatif untuk gaya
aksial tekan)
dtransversal : Regangan transversal (positif untuk gaya aksial tarik, negatif untuk
gaya aksial tekan)

Poisson Ratio dapat menggambarkan karakter dan sifat masing-masing


material. Mayoritas material memiliki rentang Poisson Ratio antara -1.0 sampai
dengan 0.5, namun ada beberapa pengecualian. Material yang stabil, isotropis, dan
elasitis bisa memiliki Poisson Ratio yang berkisar antara 0.0 sampai 0.5. Hal ini
dikarenakan modulus young, modulus puntir dan modulus deformasi harus bernilai
positif. Karet memiliki Poisson Ratio mendekati 0.5. Polimer busa memiliki Poisson
Ratio negatif, jika material tersebut ditarik, ketebalannya justru akan bertambah.
Poisson Ratio sangat berguna di beberapa bidang. Salah satu bidang yang
membutuhkan pengaplikasian Poisson Ratio adalah pipa bertekanan tinggi. Air atau
udara yang diberi tekanan tinggi akan mengembang ke segala arah dan memberikan
gaya pada bagian dalam pipa. Gaya tersebut akan menimbulkan tegangan radial pada
material penyusun pipa dan menyebabkan perubahan pada panjang pipa. Apabila
material yang digunakan tidak memiliki Poisson Ratio yang cukup besar untuk pipa
agar berdeformasi menyamai tekanan yang diterima, akan terjadi kegagalan pada
susunan pipa. Pipa akan memendek dan merusak susunan pipa secara keseluruhan.
Jadi Poisson Ratio adalah perbandingan negatif dari perubahan aksial dan
transversal dari sebuah material, ketika diberikan gaya satu arah. Poisson Ratio
menggambarkan sifat dan karakteristik dari suatu material. Karena itu, Poisson Ratio
sangat penting untuk diketahui dalam pemilihan material suatu benda.

2.5 Faktor Keamanan Terowongan

Terowongan adalah bangunan lubang tembusan bawah permukaan yang


menembus bantala/ground yang terdiri tanah atau batuan dari gunung, sungai, bawah
jalan, dan lain-lain dengan fungsi sebagai jalan raya, jalan KA, jalan air. Sedangkan
menurut terowongan didefinisikan sebagai lubang bukaan yang dibuat dengan dua

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 92
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

lubang bukaan yang saling berhubungan langsung atau dengan kata lain kedua
lubang bukaan tersebut harus menembus bagian kerak bumi.
Potensi terjadinya ketidakstabilan disekitar lubang bukaan tambang bawah
tanah membutuhkan penanganan khusus, terutama masalah faktor keamanan dan
perencanaan penyangga. Untuk mengidentifikasi nilai kualitas massa batuan dan
rekomendasi jenis penyangga menggunakan metode Q-Sytem. Analisis ini
menyatakan kestabilan lubang bukaan dipengaruhi oleh sifat fisik dan mekanik
batuan penyusun terowongan, tekanan air tanah, kodisi struktur geologi seperti
adanya kekar sebagai bidang lemah, dan tegangan yang bekerja pada terowongan.
Maka perlu dilakukan pengamatan pada lubang bukaan dan pengujian sampel batuan
sebagai penyusun lubang bukaan.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 93
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Tahapan Persiapan Pembuatan Rancangan Terowongan Menggunakan


Software Pemodelan Numerik Serta Tegangan Dan Deformasi Di Sekitar
Terowongan

Pada tahap ini pertama-tama kita menyiapkan laptop, mouse, charge,


stop kontak, dan menginstal Software Phase2 kemudian menyiapkan
beberapa data untuk material hanging wall, foot wall maupun vein. Data-data
tersebut terdiri dari unit weight, modulus young, passion’s ratio, fric.angel
(peak), cohesion (peak), fric.angle (resid), cohesion (resid).

3.2 Tahapan Pembuatan Rancangan Terowongan Dan Pemodelan Numerik


Serta Tegangan Deformasi Menggunakan Software Phase2

1. Pertama-tama masuk pada software Phase2.

Gambar 3.1 Tampilan Awal Software Phase2

2. Setelah itu untuk memulai membuat rancangan terowongan tambang bawah


tanah, klik analysis lalu klik project settings

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 94
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.2 Analysis

3. Kemudian setelah klik project setting akan muncul tampilan seperti dibawah
ini lalu klik general

Gambar 3.3 Project Settings, General

4. Setelah klik general, pada units pilih Metric, Stress as MPa

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 95
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.4 General

5. Setelah itu klik Strength Reduction

Gambar 3.5 Project Setting, Strength Reduction

6. Setelah klik strength reduction, beri centang pada determine strength


reduction factor, lalu klik ok.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 96
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.6 Strength Reduction.

7. Kemudian klik boundaries, lalu pilih add external

Gambar 3.7 Boundaries

8. Setelah klik add external, langkah selanjutnya ketik pada keyboard angka 0
spasi 0 lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 97
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.8 Tampilan setelah mengetik pada keyboard angka 0 spasi 0

9. Selanjutnya yaitu menarik garis sehingga membentuk seperti bawah ini

Gambar 3.9 Membuat Garis

10. Setelah itu pilih boundaries lalu klik add material

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 98
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.10 Boundaries

11. Langkah selanjutnya setelah klik add material yaitu membuat pembatas pada
vein sepereti tampilan dibawah ini

Gambar 3.11 Membuat garis vein

12. Setelah membuat vein seperti pada gambar 3.11, langkah selanjutnya yaitu
klik boundaries lalu pilih add excavation untuk membuat terowongan

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 99
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.12 Boundaries

13. Setelah klik add excavation, selanjutnya yaitu membuat terowongan dengan
cara klik kanan lalu pilih Arc

Gambar 3.13 Klik Arc untuk membuat terowongan

14. Setelah klik Arc akan muncul tampilan seperti dibawah ini lalu klik Ok

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 100
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.14 Klik Ok

15. Langkah selanjutnya setelah klik Ok, yaitu setelah membuat garis seperti pada
gambar 3.14, selanjutnya membuat garis untuk menghubungkan garis-garis
yang telah dibuat sebelumnya, seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 3.15 Membuat Terowongan

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 101
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

16. Setelah membuat terowongan seperti pada gambar 3.15 diatas, langkah
selanjutnya yaitu mengubah warna terowongan dengan cara klik kanan lalu
pilih assign material

Gambar 3.16 Assign Material

17. Selanjutnya pilih excavate untuk mengubah warna terowongan

Gambar 3.17 Excavation

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 102
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

18. Lalu akan muncul tampilan warna seperti gambar dibawah ini

Gambar 3.18 Tampilan setelah mengubah warna pada terowongan

19. Langkah selanjutnya untuk menginput data material ialah dengan cara klik
kanan pada boundaries lalu pilih material properties

Gambar 3.19 Material Properties

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 103
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

20. Setelah klik material properties akan muncul tampilan seperti dibawah ini
untuk menginput data material

Gambar 3.20 Define material properties

21. Setelah muncul tampilan seperti pada gambar 3.20 maka langkah selanjutnya
yaitu menginput data material, pada initial element loading diubah menjadi
field stress & body force

Gambar 3.21 Menginput data material 1

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 104
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

22. Selanjutnya pada unit weight diubah sesuai dengan problem set yang ada atau
3 angka terakhir stambuk yaitu 0.0159

Gambar 3.22 Menginput nilai unit weight

23. Menginput nilai modulus young yaitu dengan nilai 115540.5

Gambar 3.23 Menginput nilai modulus young

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 105
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

24. Menginput nilai poisson’s ratio dengan mengganti 2 angka terakhir stambuk
menjadi 0.059

Gambar 3.24 Menginput nilai poisson’s ratio

25. Menginput nilai Fric. Angel (peak) dengan nilai 27.56

Gambar 3.25 Menginput nilai Fric. Angel (peak)

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 106
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

26. Menginput nilai cohession (peak) dengan nilai 6

Gambar 3.26 Menginput nilai cohession (peak)

27. Pada material type diubah menjadi Plastic

Gambar 3. 27 Mengubah Material Type

28. Menginput nilai Fric. Angle (resid) dengan nilai 20.5

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 107
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.28 Menginput nilai Fric. Angel (resid)

29. Menginput nilai cohession (resid) dengan mengganti 2 angka terakhir


stambuk menjadi 4.59

Gambar 3.29 Menginput nilai cohession (resid)

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 108
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

30. Selanjutnya yaitu klik material 2 lalu menginput data material pada material 2
dengan mengubah initial element loading menjadi field stress & body force

Gambar 3.30 Menginput data material 2

31. Pada unit weight diganti sesuai dengan problem set atau diganti dengan 3
angka terakhir stambuk yaitu 0.0159

Gambar 3.31 Menginput nilai Unit weight

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 109
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

32. Menginput nilai modulus young dengan nilai 35001.44

Gambar 3.32 Menginput nilai Modulus Young

33. Menginput nilai poisson’s ratio dengan nilai 3 angka terakhir stambuk yaitu
0.0159

Gambar 3.33 Menginput nilai poisson’s ratio

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 110
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

34. Pada material type diubah menjadi plastic

Gambar 3.34 Mengubah material type

35. Selanjutnya yaitu menginput niali Fric. Angle (peak) dengan nilai 27.2

Gambar 3.35 Menginput nilai Fric. Angle (peak)

36. Menginput nilai cohession (peak) dengan nilai 6.4

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 111
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.36 Menginput nilai cohession (peak)

37. Menginput nilai Fric. Angle (resid) dengan nilai 2 angka terakhir stambuk
yaitu 59

Gambar 3.37 Menginput nilai Fric. Angle (resid)

38. Menginput nilai cohession (resid) dengan nilai 5

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 112
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.38 Menginput nilai cohession (resid)

39. Selanjutnya yaitu klik material 3 lalu menginput data material pada material 3
dengan mengubah initial element loading menjadi field stress & body force

Gambar 3.39 Menginput data material 3

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 113
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

40. Pada unit weight diubah sesuai dengan problem set atau 3 angka terakhir
stambuk yaitu 0.0159

Gambar 3.40 Menginput nilai Unit weight

41. Menginput nilai modulus young dengan nilai 23002.122

Gambar 3.41 Menginput nilai modulus young

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 114
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

42. Menginput nilai poisson’s ratio dengan nilai 0.2

Gambar 3.42 Menginput nilai poisson’s ratio

43. Pada material type diubah menjadi plastic

Gambar 3.43 Mengubah Material type

44. Menginput nilai Fric. Angle (peak) dengan nilai 28.56

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 115
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.44 Menginput nilai Fric. Angle (peak)

45. Menginput nilai cohession (peak) dengan nilaii 5.2

Gambar 3.45 Menginput nilai cohession (peak)

46. Menginput nilai Fric. Angle (resid) dengan nilai 27

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 116
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.46 Menginput nilai Fric. Angle (resid)

47. Menginput nilai cohession (resid) dengan 2 angka terakhir stambuk yaitu 5.9

Gambar 3.47 Menginput nilai cohession (resid)

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 117
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

48. Setelah itu klik ok, lalu langkah selanjutnya yaitu mengganti setiap warna
material dari material 1 sampai 3 dengan cara klik kanan lalu pilih assign
material

Gambar 3.48 Mengubah warna material

49. Tampilan setelah mengubah warna material seperti gambar dibawah ini

Gambar 3.49 Warna setiap material

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 118
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

50. Langkah selanjutnya yaitu menghitung sudut kemiringan dengan cara klik
dimension angle

Gambar 3.50 Dimension Angle

51. Setelah itu tarik garis dari atas kebawah lalu tarik garis ke kanan secara
horizontal maka akan muncul besar sudut kemiringan seperti dibawah ini,
hasil dari kemiringam sudut ialah 390.

Gambar 3. 51 Hasil dari kemiringan sudut

52. Langkah selanjutnya yaitu menghitung tinggi dari sudut kemiringan klik
dimension Y

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 119
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.52 Dimension Y

53. Setelah itu tarik garis dari atas secara vertical maka akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini, hasil dari ketinggiannya adalah 4.240

Gambar 3.53 Hasil dari menghitung ketinggian

54. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan support atau penyanggah pada


terowongan, dengan cara klik tools support lalu pilih add bolt pattern

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 120
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.54 Menambahkan penyanggah pada terowongan

55. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu pada bolt length
diubah menjadi 3 m dan pada in-plane spacing diubah menjadi 0.3, lalu klik
ok

Gambar 3.55 Add Bolt Pattern

56. Setelah klik ok akan muncul tampilan seperti dibawah ini

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 121
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.56 Hasil dari menambahkan penyanggah

57. Selanjutnya yaitu menambahkan ware mesh, dengan cara klik mesh lalu pilih
mesh setup

Gambar 3.57 Mesh

58. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik discretize

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 122
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.58 Mesh Setup

59. Pada element type diubah menjadi 6 noded triangles, setelah itu klik mesh,
lalu klik ok

Gambar 3.59 Mesh Setup

60. Setelah itu akan muncul ware mesh seperti pada gambar dibawah ini

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 123
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.60 Hasil dari menambahkan ware mesh

61. Langkah selanjutnya yaitu save hasil project, dengan klik file lalu pilih save
as, setelah muncul tampilan seperti dibawah ini, klik save

Gambar 3.61 Save As

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 124
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

62. Untuk mengetahui data-data apa saja yang di input, dapat dilihat dengan cara
klik info viewer

Gambar 3.62 Info viewer

63. Setelah klik info viewer akan muncul tampilan seperti dibawah ini untuk
melihat data apa saja yang telah input sebelumnya, data material 1

Gambar 3.63 Info viewer material 1

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 125
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

64. Info viewer data material 2

Gambar 3.64 Info viewer material 2

65. Info viewer data material 3

Gambar 3.65 Info viewer material 3

66. Selanjutnya yaitu klik compute

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 126
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.66 Klik Compute

67. Setelah klik compute akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu tunggu
hingga selesai compute

Gambar 3.67 Compute

68. Setelah selesai compute, selanjutnya yaitu klik interpret

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 127
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.68 Interpret

69. Setelah klik interpret maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini

Gambar 3. 69 Hasil dari Interpret

70. Selanjutnya yaitu klik select data to view, lalu pilih sigma 3

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 128
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3. 70 Select data to view

71. Lalu setelah klik sigma 3 akan muncul tampilan seperti dibawah ini

Gambar 3.71 Hasil dari Sigma 3

72. Langkah selanjutnya yaitu klik contour options untuk memunculkan contour
pada boundaries

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 129
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.72 Contour Options

73. Setelah klik contour options maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini,
pada mode diubah menjadi filled (with lines) lalu klik apply lalu done

Gambar 3.73 Contour Options

74. Hasil dari contour options

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 130
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 3.74 Hasil dari Contour Options

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 131
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Hasil pemodelan terowongan tambang bawah tanah pada software phase2

Gambar 4.1 Hasil pemodelan terowongan tambang bawah tanah menggunakan


software phase2
2. Hasil compute interpret untuk mengetahui keadaan batuan terowongan

Gambar 4.2 Hasil Compute Interpret terowongan

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 132
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

3. Hasil info viewer material 1

Gambar 4.3 Info viewer material 1

4. Hasil info viewer material 2

Gambar 4.4 Info viewer material 2

5. Hasil info viewer material 3

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 133
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 4.5 Info viewer material 3

4.2 Pembahasan

Pertama masuk pada software Phase2, kemudian klik analysis, kemudian pilih
project settings, Setelah project setting akan muncul kotak kemudian ubah pada
bagian general dan strength reduction. Kemudian pilih Bounderis dan pilih Add
External Setelah Add External, kita buat contoh lereng Setelah itu kita membuat
vein, atau Add Excavation Kemudian kita buat mulut terowongan dan pada bagian
mulut terowongan kita memilih Asign material kemudian pilih Excavate Kemudian
kita memasukkan nilai material 1, material 2 dan material 3. Sesuai dengan data yang
ada di problem set Kemudian ubah warna material 1, material 2 dan material 3
tambahkan mesh Dan bolt pattern pada model terowongan Setelah itu kita Compute
kemudian di Interpret.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 134
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Phase2 adalah bagian dari Rocscience yang menggunakan analisis 2D


elastoplastik dengan analisis tegangan elemen hingga untuk penggalian bawah tanah
atau permukaan batuan maupun tanah. Hal ini dapat digunakan untuk berbagai
proyek rekayasa dan termasuk support design, stabilitas lereng elemen hingga,
rembesan air tanah dan analisis probabilistik. Pada Phase2 pemodelan tanah yang
digunakan adalah Mohr-Coulumb dan Hoek- Brown. Metode rancangan terowongan
adalah Metode Analitik (analytical methods), Metode Obeservasi (observational
methods) dan Metode Empirik (empirical methods). Parameter rancangan
terowongan sangat ditentukan oleh data masukannya yang mana harus memenuhi
syarat sebagai yaitu Kualitas dari rancangan rekayasa langsung dipengaruhi oleh
kualitas dari setiap parameter masukan.
Penyangga ditentukan berdasarkan nilai RMR dari massa batuan. Sistem
penyanggan yang sesuai berdasarkan metode Rock Mass Rating (RMR) dan dengan
nilai RMR untuk menetukan Rock Mass Class yaitu 61-80 adalah menggunakan
rock bolt pada atap panjang 3m, spasi 0.4 m yang dikombinasikan dengan wire mesh
dan shotcrete. Pada metode penggalian full face dengan kemajuan 1.5-3m,
pemasangan penyangga penuh 20 m dari face.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium


Sebaiknya Laboratorium kedepannya lebih dirapihkan lagi dan juga alat-alat
yang tidak dipakai sebaiknya dikeluarkan dari laboratorium.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Agar kira dapat membantu praktikan dalam memahami software yang
digunakan.

M. FAJRI NUR IHSAN, S.T. MUH. IKHLASUL AMAL


09320190152
Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah - 135

Anda mungkin juga menyukai