ASISTEN LABORATORIUM
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Mengetahui rancangan terowongan dan analisis kestabilan tambang bawah
tanah.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan mengetahui prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah;
2. Praktikan mengetahui pengaplikasian penyangga berdasarkan RMR dan Q-
system di pemodelan numerik (software);
3. Praktikan mengetahui pemodelan numerik dan analisis kestabilan untuk
rancangan terowongan tambang bawah tanah
1.3.1 Alat
1. Proyektor;
2. ATM (Alat Tulis Menulis);
3. Laptop;
4. Mouse;
5. Colokan.
1.3.2 Bahan
1. Tugas Pendahuluan;
2. Problem set;
3. Kertas HVS A4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Modulus young, juga dikenal sebagai modulus elastis adalah suatu ukuran
bagaimana suatu materi atau struktur akan rusak dan berubah bentuk jika
ditempatkan di bawah tegangan. Modulus young adalah ukuran kekakuan suatu
bahan isotropik elastis dan merupakan angka yang digunakan untuk
mengkarakterisasi bahan. Modulus young didefinisikan sebagai rasio dari tegangan
sepanjang sumbu atas regangan sepanjang poros sumbu tersebut di mana hukum
Hooke berlaku. Modulus young adalah ukuran bagaimana sulitnya untuk
memampatkan material, seperti baja. Mengukur tekanan dan biasanya dihitung dalam
satuan pascal (Pa). Hal ini paling sering digunakan oleh fisikawan untuk menentukan
tegangan yaitu pengukuran seberapa material, menanggapi tekanan, seperti terjepit
atau diregangkan Young, E, dapat dihitung dengan membagi tegangan tarik oleh
regangan tarik dalam batas elastisitas linier pada bagian dari kurva tegangan-
regangan:
Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk kembali ke keadaan atau
dimensi aslinya setelah beban, atau stres, dihilangkan. Regangan elastis adalah
reversibel, yang berarti regangan akan hilang setelah tegangan tersebut dihilangkan
dan material akan kembali ke keadaan semula. Bahan yang terkena tingkat stres yang
intens dapat rusak ke titik di mana stres merubah bahan tersebut tidak akan kembali
ke ukuran aslinya. Hal ini disebut sebagai deformasi plastis atau regangan plastis.
Kemampuan materi untuk menolak atau meneruskan tegangan adalah
penting, dan sifat ini sering digunakan untuk menentukan apakah bahan tertentu
cocok untuk tujuan tertentu. Sifat ini sering ditentukan di laboratorium,
menggunakan teknik eksperimental yang dikenal sebagai uji tarik, yang biasanya
dilakukan pada sampel bahan dengan bentuk dan dimensi tertentu. Modulus young
dikenal untuk berbagai bahan struktural, termasuk logam, kayu, kaca, karet, keramik,
beton dan plastik.
Poisson Ratio adalah konstanta elastisitas yang dimiliki oleh setiap material.
Sebuah material yang diberikan gaya satu arah, ditarik maupun ditekan, akan
mengalami perubahan bentuk. Selain perubahan bentuk kearah gaya yang diberikan,
ada juga perubahan bentuk ke arah yang tegak lurus dengan arah gaya. Poisson Ratio
adalah perbandingan dari perubahan arah aksial dengan perubahan arah transversal
tersebut. Ketika sebuah gaya satu arah diberikan kepada material tersebut sehingga
menghasilkan regangan dan membuat material tersebut berdeformasi, kita bisa
menyimpulkan Poisson Ratio dari material tersebut dengan rumus:
: Poisson’s Ratio
daxial : Regangan axial (positif untuk gaya axial tarik, negatif untuk gaya
aksial tekan)
dtransversal : Regangan transversal (positif untuk gaya aksial tarik, negatif untuk
gaya aksial tekan)
lubang bukaan yang saling berhubungan langsung atau dengan kata lain kedua
lubang bukaan tersebut harus menembus bagian kerak bumi.
Potensi terjadinya ketidakstabilan disekitar lubang bukaan tambang bawah
tanah membutuhkan penanganan khusus, terutama masalah faktor keamanan dan
perencanaan penyangga. Untuk mengidentifikasi nilai kualitas massa batuan dan
rekomendasi jenis penyangga menggunakan metode Q-Sytem. Analisis ini
menyatakan kestabilan lubang bukaan dipengaruhi oleh sifat fisik dan mekanik
batuan penyusun terowongan, tekanan air tanah, kodisi struktur geologi seperti
adanya kekar sebagai bidang lemah, dan tegangan yang bekerja pada terowongan.
Maka perlu dilakukan pengamatan pada lubang bukaan dan pengujian sampel batuan
sebagai penyusun lubang bukaan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3. Kemudian setelah klik project setting akan muncul tampilan seperti dibawah
ini lalu klik general
8. Setelah klik add external, langkah selanjutnya ketik pada keyboard angka 0
spasi 0 lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini
11. Langkah selanjutnya setelah klik add material yaitu membuat pembatas pada
vein sepereti tampilan dibawah ini
12. Setelah membuat vein seperti pada gambar 3.11, langkah selanjutnya yaitu
klik boundaries lalu pilih add excavation untuk membuat terowongan
13. Setelah klik add excavation, selanjutnya yaitu membuat terowongan dengan
cara klik kanan lalu pilih Arc
14. Setelah klik Arc akan muncul tampilan seperti dibawah ini lalu klik Ok
15. Langkah selanjutnya setelah klik Ok, yaitu setelah membuat garis seperti pada
gambar 3.14, selanjutnya membuat garis untuk menghubungkan garis-garis
yang telah dibuat sebelumnya, seperti pada gambar dibawah ini
16. Setelah membuat terowongan seperti pada gambar 3.15 diatas, langkah
selanjutnya yaitu mengubah warna terowongan dengan cara klik kanan lalu
pilih assign material
18. Lalu akan muncul tampilan warna seperti gambar dibawah ini
19. Langkah selanjutnya untuk menginput data material ialah dengan cara klik
kanan pada boundaries lalu pilih material properties
20. Setelah klik material properties akan muncul tampilan seperti dibawah ini
untuk menginput data material
21. Setelah muncul tampilan seperti pada gambar 3.20 maka langkah selanjutnya
yaitu menginput data material, pada initial element loading diubah menjadi
field stress & body force
22. Selanjutnya pada unit weight diubah sesuai dengan problem set yang ada atau
3 angka terakhir stambuk yaitu 0.0159
24. Menginput nilai poisson’s ratio dengan mengganti 2 angka terakhir stambuk
menjadi 0.059
30. Selanjutnya yaitu klik material 2 lalu menginput data material pada material 2
dengan mengubah initial element loading menjadi field stress & body force
31. Pada unit weight diganti sesuai dengan problem set atau diganti dengan 3
angka terakhir stambuk yaitu 0.0159
33. Menginput nilai poisson’s ratio dengan nilai 3 angka terakhir stambuk yaitu
0.0159
35. Selanjutnya yaitu menginput niali Fric. Angle (peak) dengan nilai 27.2
37. Menginput nilai Fric. Angle (resid) dengan nilai 2 angka terakhir stambuk
yaitu 59
39. Selanjutnya yaitu klik material 3 lalu menginput data material pada material 3
dengan mengubah initial element loading menjadi field stress & body force
40. Pada unit weight diubah sesuai dengan problem set atau 3 angka terakhir
stambuk yaitu 0.0159
47. Menginput nilai cohession (resid) dengan 2 angka terakhir stambuk yaitu 5.9
48. Setelah itu klik ok, lalu langkah selanjutnya yaitu mengganti setiap warna
material dari material 1 sampai 3 dengan cara klik kanan lalu pilih assign
material
49. Tampilan setelah mengubah warna material seperti gambar dibawah ini
50. Langkah selanjutnya yaitu menghitung sudut kemiringan dengan cara klik
dimension angle
51. Setelah itu tarik garis dari atas kebawah lalu tarik garis ke kanan secara
horizontal maka akan muncul besar sudut kemiringan seperti dibawah ini,
hasil dari kemiringam sudut ialah 390.
52. Langkah selanjutnya yaitu menghitung tinggi dari sudut kemiringan klik
dimension Y
53. Setelah itu tarik garis dari atas secara vertical maka akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini, hasil dari ketinggiannya adalah 4.240
55. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu pada bolt length
diubah menjadi 3 m dan pada in-plane spacing diubah menjadi 0.3, lalu klik
ok
57. Selanjutnya yaitu menambahkan ware mesh, dengan cara klik mesh lalu pilih
mesh setup
58. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik discretize
59. Pada element type diubah menjadi 6 noded triangles, setelah itu klik mesh,
lalu klik ok
60. Setelah itu akan muncul ware mesh seperti pada gambar dibawah ini
61. Langkah selanjutnya yaitu save hasil project, dengan klik file lalu pilih save
as, setelah muncul tampilan seperti dibawah ini, klik save
62. Untuk mengetahui data-data apa saja yang di input, dapat dilihat dengan cara
klik info viewer
63. Setelah klik info viewer akan muncul tampilan seperti dibawah ini untuk
melihat data apa saja yang telah input sebelumnya, data material 1
67. Setelah klik compute akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu tunggu
hingga selesai compute
69. Setelah klik interpret maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini
70. Selanjutnya yaitu klik select data to view, lalu pilih sigma 3
71. Lalu setelah klik sigma 3 akan muncul tampilan seperti dibawah ini
72. Langkah selanjutnya yaitu klik contour options untuk memunculkan contour
pada boundaries
73. Setelah klik contour options maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini,
pada mode diubah menjadi filled (with lines) lalu klik apply lalu done
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pertama masuk pada software Phase2, kemudian klik analysis, kemudian pilih
project settings, Setelah project setting akan muncul kotak kemudian ubah pada
bagian general dan strength reduction. Kemudian pilih Bounderis dan pilih Add
External Setelah Add External, kita buat contoh lereng Setelah itu kita membuat
vein, atau Add Excavation Kemudian kita buat mulut terowongan dan pada bagian
mulut terowongan kita memilih Asign material kemudian pilih Excavate Kemudian
kita memasukkan nilai material 1, material 2 dan material 3. Sesuai dengan data yang
ada di problem set Kemudian ubah warna material 1, material 2 dan material 3
tambahkan mesh Dan bolt pattern pada model terowongan Setelah itu kita Compute
kemudian di Interpret.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran