Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III
PENGARUH STRUKTUR TERHADAP KESTABILAN LUBANG
BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH

3.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum pengaruh struktur terhadap kestabilan
lubang bukaan tambang bawah tanah yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengaruh-pengaruh struktur yang mempengaruhi
kestabilan lubang bukaan pada tambang bawah tanah.
2. Mengetahui cara pengambilan data menangani baji tambang bawah tanah.
3. Dapat mengolah data yang diambil baik secara manual maupun dengan
menggunakan unwedge software untuk desain baji pada tambang bawah tanah.

3.2 Dasar Teori


Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada batuan di sekitar lubang bukaan
tambang bawah tanah biasanya akan selalu membutuhkan penanganan khusus
terutama atas dua hal, yaitu keselamatan pekerja dan keselamatan peralatan yang
terdapat di dalam tambang. Disamping itu, akibat dari kondisi yang lemah pada
badan bijih sehingga menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh, dapat
mengakibatkan keuntungan dari operasi penambangan mungkin akan berkurang
jika terjadi failure pada batuan di sekitar stope pada saat proses penambangan.
Untuk mengatasi hal-hal seperti di atas, dibutuhkan pengetahuan mengenai
penyebab ketidakstabilan dan merencanakan ukuran yang sesuai sehingga akan
mengurangi atau menghilangkan segala macam permasalahan yang mungkin timbul
pada proses penambangan bawah tanah.
Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada batuan di sekitar lubang bukaan
tambang bawah tanah biasanya akan selalu membutuhkan penanganan khusus
terutama atas dua hal, yaitu keselamatan pekerja dan keselamatan peralatan yang
terdapat di dalam tambang. Disamping itu, akibat dari kondisi yang lemah pada
badan bijih sehingga menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh, dapat
mengakibatkan keuntungan dari operasi penambangan mungkin akan berkurang
jika terjadi failure pada batuan di sekitar stope pada saat proses penambangan.
Untuk mengatasi hal-hal seperti di atas, dibutuhkan pengetahuan mengenai

Kelompok III I-1


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

penyebab ketidakstabilan dan merencanakan ukuran yang sesuai sehingga akan


mengurangi atau menghilangkan segala macam permasalahan yang mungkin timbul
pada proses penambangan bawah tanah.
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
kerja kekuatan tektonik sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi, yang
menyebabkan terjadinya stress (tegangan), yang terbagi atas :
a. Uniform Stress
b. Differential Stress
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami
perubahan dalam geologi struktur hal ini disebut deformasi. Tahapan-tahapan
Deformasi adalah sebagai berikut :
a. Elastic Deformation
b. Ductile Deformation
c. Fracture Deformation

Di bawah permukaan bumi terdapat tegangan yaitu tegangan vertikal dan tegangan
horizontal. Jika bawah permukaan di lakukan penggalian untuk terowongan, maka
terjadi gangguan pada tegangan tersebut sehingga terjadi perpindahan (deformasi).
Jika proses deformasi pada terowongan semakin besar, maka besar kemungkinan
terowongan atau lubang bukaan tersebut runtuh. Jika semakin kecil tegangan, maka
kemungkinan akan berhenti dan menjadi stabil
Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan suatu
lubang bukaan adalah penyebaran batuan, struktur geologi, morfologi, tingkat
pelapukan. Lebih lanjutnya peranan pengaruh struktur geologi tambang bawah
tanah terhadap kemantapan suatu lubang bukaan/terowongan dapat dijelaskan
dengan melakukan analisis kajian geoteknik tambang bawah tanah seperti
stratigrafi, jenis batuan, jurus dan kemiringan, kekar dan sesar, kandungan kimia,
serta kuat massa batuan dengan serangkaian tes geomekanik.
Keberadaan struktur batuan seperti struktur kekar sangat mungkin
menghasilkan batuan-batuan lepas (falling rocks). Sebabnya adalah kekar-kekar
yang saling berpotongan. Pemasangan rock bolt yang tepat akan dapat menjaga
kondisi falling rocks tidak terjadi. Terutama mengenai perhitungan model efektif
yang dapat digunakan dalam pemasangan rocks bolt.
(Bieniawski, 1989).

Kelompok III I-2


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.3 Alat dan Bahan


Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Simulator Terowongan, digunakan sebagai tempat simulasi tambang bawah
tanah yaitu terowongan (tunnel) dilengkapi bidang kekar berbentuk baji pada
lubang bukaan tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.1
Simulator Terowongan
2. Kompas Geologi, digunakan untuk mengukur kedudukan strike dan dip pada
struktur bidang kekar serta orientasi tunnel.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.2
Kompas Geologi

Kelompok III I-3


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Senter, digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat pengambilan data
di simulator terowongan tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.3
Senter
4. Meteran, digunakan untuk mengukur lebar dan tinggi terowongan tersebut.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.4
Meteran

Kelompok III I-4


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

5. Clipboard, digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran kedudukan bidang


kekar pada lubang bukaan tambang bawah tanah.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.5
Clipboard

6. Alat Pelindung Diri , digunakan untuk melindungi seluruh fisik dari praktikan pada
praktikum ini.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 3.6
Alat Pelindung Diri

Kelompok III I-5


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4 Prosedur Kerja


1. Prosedur Kerja Pengambilan Data Struktur Kekar
Adapun prosedur kerja dalam kegiatan praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
a. Menggunakan safety helmet dan juga safety equipment.
b. Mengukur geometri lubang bukaan terowongan (span).
c. Menentukan trend dari terowongan.
d. Mengukur dip dan dip direction pada simulator UMS, yang memotong bentang
meteran dengan kompas geologi, dengan cara menaruh clipboard pada kekar,
lalu menempelkan sisi west pada clipboard untuk pengukuran dip. Selanjutnya
menempelkan sisi south pada bidang struktur batuan yang akan diukur,
kemudian memasukkan gelembung pada bull eyes agar berada pada sisi tengah,
dengan cara menggeser-geserkan kompas dan menjaga agar sisi south tetap
menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembing berada di tengahmaka
baca angka yang ditunjukkan oleh jarum utara (north). Angka tersebut
menunjukkan nilai dari dip direction.
2. Prosedur Pengolahan Secara Manual
Adapun prosedur kerjapengerjaan manual data struktur kekar pada
praktikum kestabilan lubang bukaan tambang bawah tanah, sebagai berikut:
a. Mebuat lingkaran sesuai dengan wulff net pada kertas kalkir.
b. Memberi tanda pada arah N, E, S dam W pada lingkaran dan buat tanda titik
tengah pada lingkaran supaya memudahkan dalam penggambaran.
c. Membuat garis putus-putus untuk kedudukan trend pada kedudukan N 270o E
sampai lingkaran terbagi menjadi dua sisi.
d. Membuat tanda pada kedudukan strike pertama N 150o E / 76o, menempelkan
N 150 o E ke N 0o E dan menghitung dip nya dari arah east (76°) dan memberi
tanda titik dan membuat garis lurus dan titik tadi ke east dan membuat busur
lingkaran sesuai tanda titik dip (76 o).
e. Membuat tanda pada kedudukan strike kedua N 255o E / 74o, menempelkan N
255o E ke N 0o E dan menghitung dip nya dari arah east (74o) dan memberi
tanda titik dan membuat garis lurus dan titik tadi ke east dan membuat busur
lingkaran sesuai tanda titik dip (74o).
f. Membuat tanda pada kedudukan strike ketiga N 40o E / 63o, menempelkan N
40o E ke N 0o E dan menghitung dip nya dari arah east (63o) dan memberi tanda

Kelompok III I-6


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

titik dan membuat garis lurus dan titik tadi ke east dan membuat busur lingkaran
sesuai tanda titik dip (63o).
g. Dari ketiga titik busur lingkaran itu diberi masing-masing notasi βAC, βCB dan
βBA, kemudian menarik garis lurus putus-putus dari pusat ( O ) ke masing-
masing titik.
h. Menempelkan masing masing titik βAC, βCB dan βBA secara bergantian ke sisi
east dan menghitung berapa derajat dari titik east ke titik βAC, βCB dan βBA
maka itulah nilai sudut dari masing-masing titik tersebut.
i. Kemudian menggambar terowongan sejajar trend di bagian bawah proyeksi
streografisnya, menyesuaikan lebar terowongan yang digambar dengan lebar
terowongan sebenarnya dengan menggunakan skala perbandingan (1:40).
j. Memasukkan garis-garis titik A, B dan C di dalam gambar terowongan sejajar
dengan garis A, B dan C yang terdapat di dalam proyeksi streografis, maka
akan didapatkan gambar baji di bagian roof terowongan.
k. Kemudian memasukkan garis titik ac, cb dan ba di proyeksi kedalam gambar
baji roof terowongan.
l. Mengukur panjang baji di masing-masing titik a, b dan c dengan penggaris
kemudian mengkonversikan ke meter dengan menggunakan skala yang telah
ditentukan sebelumnya.
m. Mengukur panjang garis titik-titik di dalam baji dengan penggaris kemudian
mengkonversikan dengan menggunakan skala yang telah ditentukan
sebelumnya.
n. Mengukur derajat pada masing-masing sisi siku baji dengan menggunakan
busur kemudian memberi notasi αAB, αBC dan αAC.
o. Melakukan perhitungan dengan menggunakan formula yang terdapat didalam
modul penuntun praktikum.

Kelompok III I-7


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.5. Data Hasil Pengamatan


Adapun data hasil pengamatan struktur kekar dari praktikum yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kekar
Data Hasil Pengamatan Struktur Kekar
Kekar Densitas Lebar Tinggi Trend Strike Dip
Batuan Terowongan Terowongan
1 N 144o E 62o
2 N 150o E 76o
3 2,11 ton/m3 1,2 m 2,25 m N 270o E N 255o E 74o
4 N 400 E 630
5 N 230 E 600

a. Jika pada atap terowongan memiliki segitiga set discontinuity seperti terlihat pada
studio permodelan terowongan tambang bawah tanah tersebut. Lakukanlah
pendekatan analisis kinematika pada blok batuan tersebut dan apakah
kesimpulan dari analisa tersebut.
b. Hitunglah volume maksimal yang terbentuk pada blok batuan atau baji teresebut.
c. Bila densitas jenuh batuan sebesar 2,11 t/m 3, berapakah besar minimal support
pressure yang diperlukan untuk menjaga agar blok batuan tetap stabil.
d. Jika akan digunakan baut batuan dengan diameter 20 mm dan asumsi kapasitas
dukung dari batuan (load bearing capacity) sebesar 20 Kn. Bila dikehendak nilai
factor keamanan sebesar (FK) = 3, berapakah jumlah dan Panjang baut batuan
yang diperlukan.

3.6. Pengolahan Data

Kelompok III I-8


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.6.1.Penggambaran dan Perhitungan Baji Secara Manual

Tabel 3.2
Data Pengamatan
Kekar Densitas Lebar Tinggi Trend Strike Dip Dip
Batuan Terowongan Terowongan Directio
n
o o
1 N 150 E 76 N 240o E
2 2,11 o N 255o E 74o N 345o E
1,2 m 2,25 m N 270 E
ton/m3
3 N 400 E 630 N 130o E

Kelompok III I-9


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 3.7
Proyeksi Stereografis Manual

Kelompok III I-10


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Keterangan:
a. Data Pengukuran Struktur Kekar (Strike/dip)
A = N 150° E/76°
B = N 255° E/74°
C = N 40° E/63°
b. Data Ukuran Dimensi Kekar
a = 3,8 cm = 1,52 m
b = 3,1 cm = 1,24 m
c = 3,6 cm = 1,44 m
ab = 1,2 cm = 0,48 m
bc = 2,0 cm = 0,8 m
ac = 3,0 cm = 2,2 m
θab = 64°
θbc = 68°
θac = 48°
βab = 65°
βbc = 56°
βac = 37°
c. Data orientasi dan kemiringan terowongan N 265° E
Diketahui data proyeksi stereografis struktur bidang kekar pada lubang
bukaan tambang bawah tanah, sebagai berikut :
Skala 1 : 40
Massa Baji : 2,11ton/m3
Trend Tunnel : N 270° E
Lebar Lubang Bukaan : 1,2 meter
Tinggi Lubang Bukaan : 2,25 meter
Joint 1 Strike/Dip : N 150° E/76°
Joint 2 Strike/Dip : N 255° E/74°
Joint 3 Strike/Dip : N 40° E/63°
θab = 64°
θbc = 68°
θac = 48°
βab = 65°
βbc = 56°
βac = 37°

Kelompok III I-11


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ℓa : 3,8 cm = 1,52 m
ℓb : 3,1 cm = 1,24 m
ℓc : 3,6 cm = 1,44 m
ℓab : 1,2 cm = 0,48 m
ℓbc : 2,0 cm = 0,8 m
ℓac : 3,0 cm = 1,2 m
Adapun yang dicari dari data proyeksi stereografis struktur bidang pada
lubang bukaan tambang bawah tanah adalah sebagai berikut:
a. Luas Alas (AF) = ... ?
b. Tinggi Baji (h) = ... ?
c. Volume Baji (V) = ... ?
d. Berat Baji (γ ) = ... ?
e. Berat Baji Spesifik (W) = ... ?
f. Tekanan (P) = ... ?
g. Banyak Rock Bolt = …?
h. Panjang Rock Bolt = …?
Penyelesaian :
a. Luas Alas (AF)
1 1 1 1
AF = [( ℓa.ℓb.sinθab) + ( ℓb.ℓc.sinθbc) + ( ℓa.ℓc.sinθac)]
3 2 2 2
1 1 1 1
= [( 1,52 m.1,24 m.sin 64°) + ( 1,24 m.1,44 m.sin 68°) + ( 1,52m.1,44
3 2 2 2
m.sin 48°)]
= 0,828 m2
b. Tinggi Baji (h)
1
h = [(ℓab.tanβab) + (ℓbc.tanβbc) + (ℓac.tanβac)]
3
1
= [(0,48 m.tan 65°) + (0,8 m.tan 56°) + (1,2 m m.tan 37°)]
3
= 1,039 m
c. Volume Baji (V)
1
V = .AF.h
3
1
= .0,828 m2.1,039 m
3
= 0,286 m3

Kelompok III I-12


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d. Berat Spesifik Baji (γ )


γ = ρ .g
= 2110 kg/m3. 9,8 m/s2
= 20678 N/m3
= 20,678 KN/m3
e. Berat Baji (W)
1
W = ( .AF.h) γ
3
1
= ( .0,828 m2. 1,039 m ) 20,678 KN/m3
3
= 5,929 kN
f. Tekanan (P)
W
P =
AF
5,929 kN
=
0,828
= 7,160 kN/m2
g. Banyak Rock Bolt (n)
Fk x W
n =
c
3 x 5,292 kN
=
20 kN
= 0,793 = 1
h. Panjang Rock Bolt (L)
L = 2 + (0,5 x B / ESR)
= 2 + (0,5 x 1,36 / 1,6)
= 2,421 m

Kelompok III I-13


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.6.2. Pengerjaan Menggunakan Software Unwedge


Adapun data dalam pengerjaan dengan menggunakan software unwedge
dilihat pada tabel, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Data Pengerjaan Menggunakan Software Unwedge
Kekar Densitas Lebar Tinggi Trend Strike Dip Dip
Batuan Terowongan Terowongan Direction
1 N 150o E 76o N 240o E
2,11
2 1,2 m 2,25 m N 270o E N 255o E 74o N 345o E
ton/m3
3 N 400 E 630 N 130o E

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 3.8
Hasil Pengolahan Data Proyeksi Stereonet dengan Unwedge Software

Kelompok III I-14


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 3.9
3 Dimensi Wedge dengan Rockbolt pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 3.10
Tampak Depan Wedge dengan Rockbolt pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

Kelompok III I-15


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 3.11
Tampak Atas Wedge dengan Rockbolt pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 3.12
Tampak Samping Wedge dengan Rockbolt pada Lubang Bukaan
Tambang Bawah Tanah

Kelompok III I-16


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Hasil pengolahan dengan Unwedge Software didapatkan data sebagai


berikut:
1. Tunnel (Terowongan)
Tinggi = 2,25 meter
Lebar = 1,2 meter
Trend = N 270o E
Plunge = 0o
Densitas Batuan = 2,11 ton/m3
Densitas Air = 0,981 ton/m3
2. Joint Orientations (Dip Direction/Dip)
Joint 1 = N 240o E/76o
Joint 2 = N 345o E /74o
Joint 3 =N 130o E /63o
3. Sebelum dipasang Rock Bolt
a. Bolt Properties (Baut)
Bolt Type = none
Tensile Capacity = 0 tonnes
Plate Capacity = 0 tonnes
Anchor Capacity = 0 tonnes
Shear Strength = none
Bolt Orientation Efficiency = none
Method = none
b. Wedge (Baji)
Factor Safety =0
Wedge Volume = 0,213 m3
Wedge Weight = 0,449 tonnes
Wedge z-Length = 1,47 meter
4. Sesudah dipasang Rock Bolt
a. Bolt Properties (Baut)
Bolt Type = Mechanicaly Anchored
Tensile Capacity = 10 tonnes
Plate Capacity = 10 tonnes
Anchor Capacity = 10 tonnes
Shear Strength = Unused
Bolt Orientation Efficiency = Used

Kelompok III I-17


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Method = Cosine Tension/Shear


b. Wedge (Baji)
Factor Safety = 152,240
Wedge Volume = 0,213 m3
Wedge Weight = 0,449 tonnes
Wedge z-Length = 1,47 meter

3.7. Pembahasan

Kelompok III I-18


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Potensi ketidakstabilan lubang bukaan pada tambang bawah tanah yang


terjadi pada batuan di sekitar lubang bukaan tambang bawah tanah biasanya akan
selalu membutuhkan penanganan khusus. Disamping itu, akibat dari kondisi yang
lemah pada badan bijih sehingga menyebabkan batuan samping berpotensi runtuh,
maka dibutuhkan pengetahuan mengenai ketidakstabilan dan merencanakan
ukuran yang sesuai sehingga akan mengurangi atau menghilangkan segala macam
permasalahan yang mungkin timbul pada lubang bukaan tambang bawah tanah.
Pada perbandingan data pengolahan data secara manual dan dengan cara
pengolahan menggunakan software unwedge. Perhitungan secara manual memakai
rumus-rumus dari yang sudah ada sebelumnya. Dari hasil kegiatan pengukuran
yang dilakukan pada area simulasi tambang bawah tanah, data yang didapat data
lubang bukaan berupa lebar span, tinggi span, trend (arah terowongan), plunge dan
juga data kekar berupa dip dan dip direction. Pada pengerjaan perhitungan manual,
data-data yang didapat tadi diproyeksikan pada media wulf net (proyeksi
stereografis) sampai membentuk segitiga baji dan baji tersebut dipindahkan ke
gambar desain lubang bukaan tambang bawah tanah untuk selanjutnya diukur
panjang masing-masing garis dan sudut yang membentuk baji tersebut.
Pada praktikum kali ini diperoleh data trend terowongan N 270o E, lebar
lubang bukaan 1,2 meter, tinggi lubang bukaan 2,25 meter, dimana dengan
orientasi kekarnya (dip direction/dip) joint 1 (N 150o E/76 o), joint 2 (N 255o E/74 o),
joint 3 (N 40o E/63 o).
Dimana data yang diinput sama, dalam pengerjaan perhitungan secara
manual dan pengerjaan menggunakan software unwedge. Hasil perhitungan secara
manual diproleh hasilnya sebagai berikut luas alas baji (AF) adalah 0,828 m2, tinggi
baji (h) adalah 1,039 m, berat spesifik baji (γ) adalah 20,678 kN/m3, berat baji (W)
adalah 5,929 kN dan tekanan baji (P) pada terowongan adalah 7,160 kN/m2,
sedangkan pada perhitungan baji menggunakan software unwedge diperoleh hasil
Factor Safety (FS) 152,240, Volume Baji adalah 0,213 m3, Weight Baji adalah 0,449
tonnes dan z-Length 1,47 meter.

3.8. Dokumentasi Praktikum

Kelompok III I-19


PRAKTIKUMTAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Adapun dokumentasi pada bab pengaruh struktur terhadap kestabilan


lubang bukaan tambang bawah tanah yaitu sebagai berikut:

Kelompok III I-20

Anda mungkin juga menyukai