Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Disusun oleh :
Teknik Sipil B Sore / Kelompok 6

1. Muhamad Agus Narimo C.131.19.0228


2. Augusta Dian Aulia C.131.19.0229
3. Yusuf Effendi C.131.19.0231
4. Anggin Pradhana C.131.19.0232
5. Agus Yulianto C.131.19.0233
6. Noval Suryo Pangestu C.131.19.0234
7. Irfan Setiawan C.131.19.0235
8. Widi Kristianto C.131.19.0236
9. Zulkifli C.131.19.0237
10.Angga Dwi Chandra S C.131.19.0238

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Mekanika Tanah yang disusun oleh kelompok VI berdasarkan hasil
praktikum pada tanggal 3 Mei 2021 s/d 5 Mei 2021 di Gedung Laboratorium Teknik
Universitas Semarang ini telah diperiksa oleh dosen pembimbing praktikum Mekanika
Tanah.

Di : Semarang

Pada Tanggal :

Disahkan oleh :

Asisten dan Pembimbing Dosen Pengampu Mata Kuliah


Laboratorium Mekanika Tanah Mekanika Tanah

SURATNO, ST. KUSRIN, ST., MT

Dosen Pengampu Praktikum


Mekanika Tanah

NGUDI HARI CRISTA, ST., MT.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum Mekanika Tanah.
Laporan praktikum ini kami tulis sebagai salah satu tugas mata kuliah praktikum dan
Aplikasi Mata Kuliah Mekanika Tanah pada Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Semarang.

Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat dengan jelas dan
menghayati tentang pelaksanaan praktikum secara detail, dengan cara melihat dan
melakukan secara langsung di Laboratorium Mekanika Tanah yang ada di Fakultas Teknik
Universitas Semarang.

Penyusunan laporan ini dilakukan oleh semua anggota kelompok, yang telah
mendapatkan informasi, bimbingan dan penjelasan serta hal-hal atau keterangan-
keterangan lain yang berupa saran sebagai masukan bagi isi laporan ini. Untuk itu kami
selaku penyusunan mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Kusrin, ST. MT selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Mekanika Tanah.
2. Bapak Ngudi Hari Crista, ST. MT selaku Dosen dan Pengampu Praktikum
Mekanika Tanah.
3. Bapak Suratno, ST selaku Asisten dan Pembimbing Laboratorium Mekanika
Tanah.
4. Semua anggota kelompok 6 yang telah membantu tersusunnya laporan ini.

Walaupun begitu banyak pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini, namun
kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami berharap adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktikum Mekanika Tanah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, 9 Mei 2021

Penyusun
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
iii
DAFTAR ISI

Dv

3
4

9
10

3
4
4

43
43
43
43
44
4
47
47

48
48
49

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


iv
51
1
1
2
2
3
54

55
55
55
55
56
57
57
58
59

61
1
1

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


v
DAFTAR ISI
GRAFIK DAN GAMBAR

1.8 Grafik Sondir ..............................................................................................................6


1.9 Gambar Alat Sondir ....................................................................................................7
1.10 Gambar Alat Biconus .................................................................................................8
2.6 Gambar Profil Boring ...............................................................................................11
2.7 Gambar Alat Boring .................................................................................................12
4.7 Grafik Direct Shear Test ...........................................................................................28
4.7.1 Grafik Kedalaman 1 M ...............................................................................................28
4.7.2 Grafik Kedalaman 2 M ...............................................................................................28
4.8 Gambar Alat Direct Shear Test ................................................................................29
5.3 Grafik Atterberg Limit .............................................................................................37
5.4 Gambar Alat Atterberg Limit ...................................................................................38
7.5 Grafik Grain Size ......................................................................................................53
7.5.1 Grafik Kedalaman 1 M ...............................................................................................53
7.5.2 Grafik Kedalaman 2 M ...............................................................................................53
8.5 Grafik Standart Proctor .............................................................................................59
8.6 Gambar Alat Proctor..................................................................................................60
9.6 Gambar Alat Sand Cone ...........................................................................................66

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


vi
PENDAHULUAN

Dalam ilmu Teknik Sipil, tanah merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan
karena tanah akan menahan beban dari setiap bangunan yang kita dirikan. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka sebelum kita melaksanakan atau membuat suatu
bangunan terlebih dahulu harus diadakan penyelidikan terhadap tanah tersebut. Hal ini
dimaksud untuk menjaga dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Penyelidikan dapat dilakukan secara teoritis di bangku kuliah dan secara praktikum
yang meliputi :

 PRAKTIKUM DI LAPANGAN
a. Praktikum Sondir
b. Praktikum Boring

 PRAKTIKUM DI LABORATORIUM
a. Praktikum Soil Test
b. Praktikum Direct Shear Test
c. Praktikum Atterberg Limit
d. Praktikum Hidrometer
e. Praktikum Grain Size (Sieve Analysis)
f. Praktikum Standar Proctor
g. Praktikum Pemadatan Tanah

Berdasarkan praktikum diatas, maka kekuatan dari sebuah tanah yang menyangkut
daya dukung tanah, struktur tanah, dan lain sebagainya dapat diketahui dan selanjutnya
dapat digunakan sebagai perencanaan untuk mendirikan suatu bangunan atau konstruksi.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


1
BAB I

PERCOBAAN SONDIR

1.1 Tujuan Percobaan


Bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan tanah dan daya dukung tanah
(bearing capacity)
1.2 Alat-alat yang digunakan
a. Aparat Sondir lengkap.
b. Pipa Sondir dengan panjang tiap-tiap pipa 1 meter.
c. Conus (konus) atau Biconus (konus lengkap).
d. Manometer untuk mengukur tekanan kekuatan tanah (kekuatan kecil dan
kekuatan besar).
e. Angker, jangkar serta pipa kanal.
f. Oli, Vaseline serta kunci-kunci lengkap.
1.3 Prinsip dan Cara Kerja
Prinsip Kerja
Bila conus ditekan kebawah (pakai alat pemutar) maka conus akan
menderita gaya reaksi dari tanah yang disebabkan tahanan dari tanah itu sendiri.
Kemudian gaya ini disalurkan lewat pipa sonder, kappa jarum manometer yang
digerakkan oleh minyak pelumas (oli), sehingga jarum tersebut menunjukan angka
dalam skala manometer dengan besarnya tahanan dari tanah tersebut.
Kalau kita menggunakan conus tunggal, maka dari pembacaan manometer
kita hanya dapat menggambarkan grafik, conus saja, sedangkan pembaca
selanjutnya itu adalah gerakan dari pada pipa atau dengan kata lain cleef
( frictionya) tidak ada.
Tetapi kalau menggunakan conus lengkap (biconus), maka makadari itu
manometer dapat dibaca masing-masing besarnya tahanan yang diderita oleh conus
dan juga besarnya cleef

Cara kerja

a. Pasangan ke serta besi kanal pada lokasi yang akan dideteksi tahanannya untuk
tahanan berdirinya apa ratsonder supa bisa berdiri tegak lurus.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


2
b. Conus dan pipa sonder yang pertama di pasang diatas titik yang akan disonder,
kemudian stangpemutar roda gigi diputar sehingga conus akan bergerak
kebawah.
c. Dalam pemutaran inidilakukan dengan teratur dan constant.
d. Penekanan dan pembacaan manometer diambil setiap kedalaman 20 cm
(interval :20).
e. Bersama saat penekanan dapat kita baca angka-angka yang ditunjuk jarum oleh
manometer, yaitu : penunjukan jarum pertama menunjukkanbesarnya penahan
conus.
f. Hasil pembacaan manometer pada gerakan jarum yang pertama dan yang
kedua hasilnya kita catat pada blangko yang telat tersedia sebagai bahan data
perhitungan.
g. Setelah mencapai kedalaman 1 m dilakukan penyambungan pipa conus
(panjang pipa conus : 1 m). Kemudian melanjutkan pekerjaan tersebut diatas
sehingga mencapai kedalaman yang dikehendaki atau di tentukan.
1.4 Cara Pembacaan Manometer
Kita mengadakan pembacaan manometer setiap interval 20 cm yaitu ± 0,00
; 0,02; 0,04 dan seterusnya dengan kedalaman yang ditentukan
makapemutaraan dihentikan sebentar dan dilanjutkan kembali untuk
menekan isi pipa (besi penekanan), maka waktu menekan isi pipa jarum
pada manometer dibaca dan dicatat, pembacaan jarum pada manometer ada
2 macam yaitu :
1. Gerakan I : Relatif kelihatan dan dicatat di pembacaan conus.
2. Gerakan II : pada waktu penekanan diteruskan, jarum dari manometer
bergerak dan saat pada berhentinya kita catat, ini adalah gaya gesekkan
( friction).
1.5 Cara Menggambar Grafik
Grafik dapat digambarkan berdasarkan data dan penyrandraan dilapangan
yang mana grafik ini ada 3 (tiga) macam :
1. Grafik conus resistence (nilai conus)...................................................kg/cm²
2. Grafik local friction (hambatan perekat setempat)..............................kg/cm²
3. Grafik total friction (jumlah hambatan perkat)....................................kg/cm²

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


3
Masing-masing grafik dapat dilukiskan dalam salip sumbu,dimana ordinat
setiap grafik menyatakan besarnya nilai conus, cleef dan total cllef. Maksud dari
grafik di atas :

1. Grafik Conus Resitance


Menyatakan besarnya tanah conus yang terbaca pada skala manometer
(kg/cm²) sesuai dengan kedalamannya dari permungkaan tanah.
2. Grafik Local Friction
Menyatakan besarnya selisih antara tahanan conus dan cleef dengan
tahanan conus, sesuai kemudian ditambah friction sebelumnya.
3. Grafik Total friction
Menyatakan besarnya tahanan local dikalikan interval tiap pembacaan
dibagi luas conus, kemudian ditambah friction sebelumnya.
1.6 Rumus
Total Friction : (Conus + Cleef Conus x 20/10) + A
Dimana :A = Total Friction sebelumnya
10 = Luas Conus (cm²)

1.7 Tabel Hasil Sondir

Conu
Kedalama Lokal
Conus s& Total Friction
n (m) Friction
Cleef
E = (D X 2) + Total Friction
A B C D=C-B
Sebelum
0.00 0 0 0 (0 x 2) = 0
0.20 6 10 4 0 + ( 4 x 2) = 8
0.4 8 14 6 8 + ( 4 x 2) = 20
0.8 10 14 4 20 + ( 4 x 2) = 28
1.00 10 14 4 32 + (4 x 2) = 36
1.20 10 14 4 44 + ( 4 x 2) = 44
1.40 6 9 3 56 +(3 x 2) = 50
1.60 5 9 4 50 + (4 x 2) = 58
1.80 5 10 5 58 + (5 x 2)= 68
2.00 5 10 5 68 + (5 x 2) = 78
2.20 6 10 4 76 + (4 x 2) = 86
2.40 6 10 4 86 + (4 x 2) = 94
2.60 8 12 4 94 + (4 x 2) = 102

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


4
2.80 9 12 3 102 + (3 x 2) = 108
3.00 7 10 3 108 + (3 x 2)= 114
3.20 10 14 4 114 + (4 x2)= 122
3.40 9 12 3 122 + (3 x 2)= 128
3.60 7 10 3 128 + (3 x 2)= 134
3.80 6 10 4 134 + (4 x 2)= 146
4.00 7 10 3 146 + (3 x 2)= 152
4.20 8 11 3 152 + (3 x 2)= 158
4.40 10 14 4 158 + (4 x 2)= 166
4.60 13 17 4 166 + (4 x 2)= 174
4.80 15 19 4 174 + (4 x 2)= 182
5.00 10 14 4 182 + (4 x 2)= 190
5.20 9 13 4 190 + (4 x 2)= 198
5.40 7 10 3 198 + (3 x 2)= 204
5.60 6 9 3 204 + (3 x2)= 210
5.80 5 8 3 210 + (3 x 2)= 216
6.00 7 10 3 216 + (3 x 2)= 222
6.20 9 12 3 222 + (3 x 2)= 228
6.40 5 8 3 228 + (3 x 2)= 234
6.60 6 10 4 234 + (4 x 2)= 242
6.80 6 10 4 242 + (4 x 2)= 250
7.00 7 10 3 250 + (3 x 2)= 256
7.20 7 10 3 256 + (3 x 2)= 262
7.40 5 8 3 262 + (3 x 2)= 268
7.60 6 9 3 268 + (3 x 2)= 274
7.80 6 9 3 274 + (3 x 2)= 280
8.00 7 10 3 280 + (3 x 2)= 286
8.20 6 9 3 286 + (3 x 2 )= 292
8.40 6 9 3 292 + (3 x 2)= 298
8.60 5 9 4 298 + (4 x 2)= 306
8.80 7 10 3 306 + (3 x 2)= 312
9.00 7 10 3 312 + (3 x 2)= 318
9.20 7 10 3 318 + (3 x 2)= 324
9.40 9 12 3 324 + (3 x 2)= 330
9.60 10 13 3 330 + ( 3 x 2)= 336
9.80 10 14 4 336 + (4 x 2)= 344
10.00 10 13 3 334 + (3 x 2)= 350

Tabel Hasil Percobaan Sondering

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


5
1.8 Grafik Sondir

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


6
1.9 Gambar Alat Sondir

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


7
1.1 Gambar Alat Biconus

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


8
BAB II

PERCOBAAN BORING

2.1 Tujuan
Untuk mengetahui struktur lapisan tanah termasuk jenis serta warnanya dan
juga kedudukan MAT (Muka Air Tanah) pengambilan contoh tanah di lakukan tiap
meter, baik pengambilan dengan memakai tabung (undisturbed) dan pengambilan
secara biasa (disturbed), tanah yang di ambil kemudian diperiksa di laboratorium.

2.2 Alat yang dipakai


 Mata boor
 Pipa boor dan pipa dengan panjang 1 meter tiap pipa
 Stang pemutar boor
 Linggis
 Tempat sampel
 Alat meteran

2.3 Jalan Percobaan


Pada percobaan tanah yang akan di boor lubang pertolongan memakai
linggis. Kemudian pengeboran dilakukan secara memutar boor searah jarum jam.
Dalam pengeboran diusahakan agara pipa boor selalu tegak lurus dengan
permungkaan tanah, maka pipa boor diangkat atas, tanah diperiksa, mengenai jenis
dan warnanya semua dicatat satu formulir profil boor. Pipa boor dibersihkan,
pengeboran dilanjutkan lagi sampai kedalaman 1 meter dan 2 meter, kemudian
sampelnya di ambil dan diperiksa di laboratorium. Pekerjaan dilakukan begitu
seterusnya, sampai pipa boor dapat mencapai tanah yang tidak dapat di ambil
(pasir,padas,keras).

2.4 Hasil Pengamatan


a) Dari hasil permungkaan tanah sampai kedalaman 1 meter merupakan tanah
lempung yang mengandung pasir dengan sedikit lanau dengan warna coklat
kuning tua.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


9
b) Dari hasil permungkaan tanah sampai kedalaman 2 meter merupakan tanah
lempung yang mengandung pasir dengan sedikit lanau dengan warna coklat
kuning tua.

2.5 Kesulitan-kesulitan yang dihadapi


a) Apabila saat pengeboran mata boor mengenai batu yang mengakibatkan
pengeboran tidak dapat dilanjutkan, maka tempat pengeboran harus
dipindahkan disekitar tempat semula.
b) Apabila keadaan masih sama dengan keadaan diatas, maka harus
dipindahkan lagi ketempat yang lain, sehingga pengeboran dapat di lakukan
sampai kedalaman yang di kehendaki.

2.6 Gambar Profil Boring

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


10
Sebagian besar tanah yang di uji lebih banyak mengandung tanah lempung
( clay). Berarti memiliki kandungan air yang banyak pada kedalaman 1 m
dan 2 m.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


11
2.7 Gambar Alat Boring

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


12
BAB III

SOIL TEST

1.1 Mencari Kadar Air Tanah ( Water Content) = W


1.1.1 Tujuan Percobaan
Mencari kadar air tanah (water content) = w
1.1.2 Alat–alat yang digunakan
1. Oven dengan temperature dapat diatur konstan pada 105°-110°C
2. Timbangan
3. Cawan
1.1.3 Cara kerja
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbangan, kemudian timbang dan
catat beratnya (=W 1)
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan, kemudian
bersama tutupnya ditimbang ( = W )
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan kedalam
oven (105°-110° C) sealama 16 – 24 jam. Tutup cawan ditentukan dan
jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan, setelah
dingin ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang

Hitungan :

Berat Air
Kadar Air = x 100%
Berat Tanah Kering

Catatan :

Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu


digunakan 2 benda uji dengan cawan, hasilnya harus sampai sama,
kemudian harganya dirata-rata. Jika selisih harga diantara kedua percobaan
terlalu berbeda, harus diulangi.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


13
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
14
1.1.4 Tabel Data

No Uraian 1M 2M
1 No kaleng 2 3
2 Berat tanah basah + kaleng (gram) (=W2) 67,9 70,5
3 Berat tanah kering + kaleng (gram) (=W3) 54,7 46,4
4 Berat kaleng (gram) (=W1) 21,4 21,05
5 Berat air (gram) 13,3 24,1
6 Berat tanah kering (gram) 33,4 25,2
7 Kadar air % (W) 39,8 95,6

1.1.5 Perhitungan Data


 Tanah Kedalaman 1 M
Berat Air
Kadar Air ( W )= ×100 %
Berat Tanah Kering
W 2−W 3
Kadar Air (W )= ×100 %
W 3−W 1
67,9−54,7
Kadar Air (W )= × 100 %
54,6−21,4
13,2
Kadar Air (W )= × 100 %
33,2

Kadar Air ( W )=39,8 %

 Tanah Kedalaman 2 M
Berat Air
Kadar Air ( W )= ×100 %
Berat Tanah Kering
W 2−W 3
Kadar Air (W )= ×100 %
W 3−W 1
70,5−46,4
Kadar Air (W )= ×100 %
46,4−21,05
24,1
Kadar Air (W )= × 100 %
25,35

Kadar Air ( W )=95,06 %

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


15
1.2 Mencari Berat Jenis Tanah
1.2.1 Tujuan Percobaan
Maksud dari tujuan ini adalah untuk menetukan berat jenis suatu
contoh tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara butir-butir
dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada
temperature tertentu.
1.2.2 Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Picnometer, yaitu botol gelas dengan lebar sempit dengan tutup (dari
gelas) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar.
2. Timbangan
3. Air destilasi bebas udara
4. Termometer
5. Tempat penumbuk, untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi
butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri.
1.2.3 Benda Uji

Contoh tanah sebesar 30 - 40 gram yang akan digunakan untuk


pemeriksaan secara double (dua percobaan yang terpisahkan)

1.2.4 Cara kerja


1. Picnometer dibersihkan luar dalam dan keringkan kemudian timbang
beratnya ( = a gram )
2. Picnometer diisi aquades sampai penuh, kemudian ditutup dan
ditimbang beratnya ( = b gram ), kemudian diukur dengan thermometer,
misalnya 11° C kemudian harganya 11° C dilihat dalam tabel koreksi
berapa suhu besarnya, sehingga harga air picnometer dapat dihitung
dengan rumus :

W1 = ( b – a ) t1

Dimana :
W1 = Harga dari Picnometer
a = Berat kosong picnometer
b = Berat picnometer + aquades
t 1° C = Angka pada tabel koreksi suhu

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


16
3. Picnometer yang telah diketahui harga airnya ( =W 1 ) diisi dengan
beberapa gram sampel kering (30-40 gram) dan ditimbang beratnya,
misal beratnya ( = c gram ), dengan catatan sampel sedikit ditumbuk
agar n\mudah dalam memasukkan kedalam picnometer.
4. Picnometer yang telah diisi sampel tadi aquades tidak sampai penuh
kemudian kita diamkan selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam, picnometer yang sudah berisi sampel tadi dikocok-
kocok sampai gelembung-gelembung udara tidak ada dan air diatas
tanah bersih.
6. Kemudian picnometer diatas diisi lagi dengan aquades, misalnya
beratnya ( = d gram ).
7. Temperatur aquades didalam picnometer diukur t° C (lihat tabel)
8. Specific Gravity dapat dihitung dengan rumus :
c−a
GS = 1
W −( d −c ) T 2 ° C

Dimana : a = Berat picnometer kosong


B = Berat picnometer + aquades
C = Berat picnometer + tanah kering
D = Berat picnometer+ tanah kering + aquades
t 2° C = Angka pada tabel koreksi suhu
 Mencari Besarnya Harga Volid Ratio (e)
n VV
e= atau
1−n Vs
 Mencari Besarnya Harga Porositas (n)
yk
1. n = [ 1 - GS ] x 100%

atau
Vv
2. n = Vs x 100%

atau
Vv
3. n = Vv+Vs x 100%

Dimana : V = Vv + Vs
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
17
1.2.5 Tabel Data

Mencari harga air


Picnometer (W)
No Uraian 1M 2M
1 Picnometer No 1 2
2 Berat Picnometer Kosong (gram) 32,4 32,4
3 Berat Picnometer + Aquades (gram) 82,2 82,5
4 Ukur Suhu (t1˚C) (dilihat dalam 27,1˚C 28˚C
tabel koreksi suhu)
1,00351 1.00374
5 Harga air Picnometer 49,97 50,23
Mencari harga Gs
(Specific Gravity)
No Uraian 1M 2M
6 Berat Picnometer + Tanah Kering 64,7 71,3
(gram)
7 Berat Picnometer + Tanah Kering + 101,8 99,4
Aquades (gram)
8 Ukur Suhu (t2˚C) (dilihat dalam 27,5˚C 29˚C
tabel koreksi suhu)
1,00361 1.00400
9 6−2 2,54 1,76
Gs =
5−( 7−6 ) . 8

1.2.6 Perhitungan Data


1. Mencari harga air
 Untuk tanah kedalaman 1 m
- a = 32,4 gram
- b = 82,2 gram
- t 1= 1,00351

W 1=(b−a)t 1
W 1= ( 82,2−32,4 ) 1,00351
W 1= ( 49,8 ) 1,00351
W 1=49,97 gram

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


18
 Untuk tanah kedalaman 2 m
- a = 32,4 gram
- b = 82,5 gram
- t 1= 1,00374

W 1=(b−a)t 1
W 1= (77−27 ) 1,00374
W 1= (50 ) 1,00374
W 1=50,19 gram

2. Mencari harga Gs
 Untuk tanah kedalaman 1 m
- a = 30 gram
- c = 64,70 gram
- d = 101,80 gram
- t 2= 1,00361
- W 1= 49,97 gram

c−a
Gs= 1
W −( d−c ) t 2 ° C

64,70−30
Gs=
49,97−( 101,80−64,70 ) 1,00361

34,70 34,70
Gs= = =2,72
49,97−37,23 12,74

 Untuk tanah kedalaman 2 m


- a = 32,40 gram
- c = 71,30 gram
- d = 99,40 gram
- t 2= 1,00400
- W 1= 50,19 gram

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


19
c−a
Gs= 1
W −( d−c ) t 2 ° C

71,30−32,40
Gs=
50,19− ( 99,4−71,30 ) 1,00400

38,90 38,90
Gs= = =1,77
50,19−28,21 21,98

1.3 Mencari berat volume tanah basah (γb)


 Untuk tanah kedalaman 1 m
- Volume void / berat air = 13,30 gram
- Berat tanah kering = 33,40 gram
- Gs = 2,72 gram

berat tanah kering 33,40


vs= vs= =12,28 cm 3
Gs 2,72

berat air+ berat tanah kering 13,30+33,40


γb= γb= =1,82 gram/cm3
volume void+ vs 13,30+12,28

 Untuk tanah kedalaman 2 m


- Volume void / berat air = 24,1 gram
- Berat tanah kering = 25,2 gram
- Gs = 1,77 gram

berat tanah k ering 25,2


vs= vs= =14,23 cm3
Gs 1,77

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


20
berat air+ berat tanah kering 24,1+25,2
γb= γb= =1,29 gram/cm3
volume void+ vs 24,1+14,23

1.4 Mencari berat volume tanah kering (γk)


 Untuk tanah kedalaman 1 m
- Berat volume basah (γb) = 1,82 gram/ cm³
- Kadar air (W) = 39,8 % = 0,398

berat volume basah 1,82


γk = γk = =1,30 gram/cm3
1+ kadar air 1+0,398

 Untuk tanah kedalaman 2 m


- Berat volume basah (γb) = 1,92 gram/ cm³
- Kadar air (W) = 95,6 % = 0,956

berat volume basah 1,92


γk = γk = =0,98 gram/cm 3
1+ kadar air 1+0,956

1.5 Mencari harga porositas (n)


 Untuk tanah kedalaman 1 m
- γk = 1,30 gram/ cm³
- Gs = 2,72

γk 1,30
n=1− ×100 %n=1− ×100 % n=1−0,47 × 100 %n=52,20 %
Gs 2,72

 Untuk tanah kedalaman 2 m


- γk = 0,98 gram/ cm³
- Gs = 1,77

γk 0,98
n=1− ×100 %n=1− × 100 %n=1−0,55 ×100 %n=44,63 %
Gs 1,77

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


21
1.6 Harga void ratio
 Untuk tanah kedalaman 1 m
- n = 52,20% = 0,522

n 0,522
E= E= =0,34
( 1−n ) (1−0,522)

 Untuk tanah kedalaman 2 m


- n = 44,63% = 0,446

n 0,446
E= E= =0,31
( 1−n ) (1−0,446)

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


22
Dokumentasi

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


23
BAB IV
DIRECT SHEAR TEST

2.1 Tujuan Percobaan


Untuk menentukan sudut geser (Ø) dan besar kohesi ( c ) suatu sample tanah.
2.2 Peralatan dan bahan yang digunakan
1. Direct Shear Test Apparat
2. Besi plat pembebanan yang masing – masing sudah diketahahu beratnya
3. Alat untuk mencetak sample
4. Pisau
5. Benda Uji / Bahan : tanah hasil boring
2.3 Cara Kerja
a. Persiapan Bahan
1. Benda uji ( sample tanah ) yang akan diselidiki diusahakan mendekati
keadaan aslinya.
2. Sample tanah pada waktu percobaan ini adalah tanah bor dari
kedalaman 1 m dan 2m.
3. Dengan sebuah direct shear test apparat tanah dicetak, hal ini untuk
mempermudah pada waktu perletakkan sample ditempatnya ketika
percobaan dilakukan.
b. Pelaksanaan Percobaan
1. Sample tanah yang dicetak dimasukkan kedalam sample pad direct
shear test apparat.
2. Beban vertical ( beban normal ) dipasang ditempatnya, guna
mendapatkan tegangan normal (ϭn) dan alat pemutar untuk
mendapatkan tegangan geser (ϭS).
3. Pemutar diusahakan dalam keadaan yang tetap. Bisa dilakukan dengan
kecepatan2 detik atau 1 putaran, maka lebih tepat kiranya dipakai
stopwatch.
4. Pada sample sudah mengalami kegeseran, jarum dial akan bergerak
pada skala konstan dan segera dicatat angkatnya.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


24
5. Percobaan dilakukan beberapa kali pada beban normal yang berbeda-
beda dengan demikian dapat dilakukan dengan 3 beban normal yang
berbeda untuk 2 jenis sample tanah.
2.4 Cara Perhitungan
1. Beban normal (D) dibagi luas penampang sample untuk mendapatkan tegangan
normal (ϭn).
2. Penunjukan dial pada proving ring ( yaitu angka yang dicatat pada grafik )
setelah itu dibagi luas penampang sample, didapatkan tegangan geser (ϭS).
3. Angka – angka tegangan normal dengan tegangan geser yang didapatkan dari
percobaan digambarkan pada daerah koordinat dengan absis adalah tegangan
normal dan ordinat adalah tegangan geser.
4. Garis lurus yang menghubungan koordinator – koordinator akan memotong
sumbu ordinat, diukur dari pusat jarak titik ordinat ( 0,0 ) yang merupakan
harga kohesi tanah percobaan C kg/cm². Sedangkan sudut antara garis
yang menghubungankan koordinat – koordinat dengan garis mendatar
diukur dengan busur derajat maka akan mendapatkan sudut geser Ø dalam
derajat.
2.5 Perhitungan
a. Berat ring = 0,7 kg
b. Diameter penampang sample = 6,3 cm
c. Luas penampang = 31,16 cm2
d. Angka kalibrasi = 0,2
Beban untuk kadalaman 1 m dan 2 m
a. Berat beban 1 = 2,01 kg
b. Berat beban 2 = 6,03 kg
c. Berat beban 3 = 10,06 kg

Tegangan normal (σn) = (berat beban + berat ring) : F


Tegangan geser (σS) = (pembacaan dial x kalibrasi) : F

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


25
2.5.1 Langkah Perhitungan
a. Tanah kedalaman 1 m
- Pembacaan 1 = 10
- Pembacaan 2 = 18
- Pembacaan 3 = 26
b. Tanah Kedalaman 2 m
- Pembacaan 1 = 14
- Pembacaan 2 = 23
- Pembacaan 3 = 27

1. Perhitungan Tegangan Normal (σn) kedalaman 1m dan 2m


σn = (2,01 + 0,70) / 31,16 = 0,086 kg/cm²
σn = (6,03 + 0,70) / 31,16 = 0,215 kg/cm²
σn = (10,06 + 0,70) / 31,16 = 0,345 kg/cm²
2. Perhitungan Tegangan Geser (σS)
a. Tanah kedalaman 1 m
σS = (10 x 0,2) / 31,16 = 0,064 kg/cm²
σS = (18 x 0,2) / 31,16 = 0,115 kg/cm²
σS = (26 x 0,2) / 31,16 = 0,166 kg/cm²
b. Tanah kedalaman 2 m
σS = (14 x 0,2) / 31,16 = 0,089 kg/cm²
σS = (23 x 0,2) / 31,16 = 0,147 kg/cm²
σS = (27 x 0,2) / 31,16 = 0,173 kg/cm²

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


26
2.5.2 Tabel Data Perhitungan Direct Shear Test

Sampe  Beba Berat Tegangan Tegangan


F Bacaan
l   n Ring Normal Geser
(cm) Dial
Tanah (kg) (kg) (kg/cm²) (kg/cm²)

I 2,01 0.7 31.16 10 0.086 0.064


1m   II 6,03 0.7 31.16 18 0.215 0.115
III 10,06 0.7 31.16 26 0.345 0.166
I 2,01 0.7 31.16 14 0.086 0.089
2m   II 6,03 0.7 31.16 23 0.215 0.147
III 10,06 0.7 31.16 27 0.345 0.173
Mencari nilai kohesi dan sudut geser dengan cara analitis

Rumus : τ + σ tan θ

 Kedalaman 1 meter
0,064 = C + 0,086 x tan θ pers. 1
0,115 = C + 0,215 x tan θ pers. 2
0,166 = C + 0,345 x tan θ pers. 3

Eliminasi pers. 3 dan pers. 1


C + 0,345 x tan θ = 0,166
C + 0,086 x tan θ = 0,064

0,259 tan θ = 0,102


tan θ = 0,102
0,259
tan θ = 0,4
Arc tan 0,4 = 21,8º

σs = C + ( σn x tan τ )
0,166 = C + ( 0,345 x tan 21,8 )
0,166 = C + 0,1
C = 0,166 – 0,1
C = 0,066 kN/m2

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


27
 Kedalaman 2 meter
0,089 = C + 0,086 x tan θ pers. 1
0,147 = C + 0,215 x tan θ pers. 2
0,173 = C + 0,345 x tan θ pers. 3

Eliminasi pers. 2 dan pers. 1


C + 0,215 x tan θ = 0,147
C + 0,086 x tan θ = 0,089

0,129 tan θ = 0,058


tan θ = 0,058
0,129
tan θ = 0,45
Arc tan 0,45 = 24,4º

σs = C + ( σn x tan τ )
0,122 = C + ( 0,215 x tan 24,4 )
0,122 = C + 0,1
C = 0,122 – 0,1
C = 0,022 kN/m2

2.6 Kesimpulan
Untuk kedalaman 1 m , dari percobaan Direct Shear Test didapatkan
Kohesi c = 0,066 kg/cm2
Sudut geser θ = 21,8º
Untuk kedalaman 2 m , dari percobaan Direct Shear Test didapatkan
Kohesi c = 0,022 kg/cm2
Sudut geser θ = 24,4º

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


28
2.7 Grafik Direct Shear Test

2.7.1 Grafik Direct Shear Test Kedalaman 1 M

2.7.2 Grafik Direct Shear Test Kedalaman 2 M

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


29
2.8 Gambar Alat Direct Shear Test

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


30
Dokumentasi

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


31
BAB V
ATTERBERG LIMIT

3.1 Batas Cair ( Liquid limit )


3.1.1 Tujuan Percobaan :
Menentukan batas cair tanah batas cair tanah adalah kadar air tanah
tersebut keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah
dalam keadaan batas cair apabila diperiksa dengan aim Casagrande, maka
kedua bagian tanah dalam mangkok terpisah oleh lebar alur.
3.1.2 Peralatan yang digunakan :
1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pembarut
3. Cawan porselen
4. Saringan no.40 (Ø 0,42)
5. Penumbuk
6. Air destilasi dalam lintel cuci
7. Alat pemeriksa kadar air
8. Spatel ( pisau pengaduk )
3.1.3 Benda Uji
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini
sebanyak 100 gr. Tanah ini harus atau telah dibebaskan dari butiran –
butiran yang besar dari 0,425 mm. Pecahkan gumpalan – gumpalan
kemudian setelah agak halus kita saring dengan saringan no.40. Bagian
yang tertahan saringan digunakan sebagai benda yang diuji.
3.1.4 Persiapan Alat
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam
keadaan dan dapat bekerja dengan baik.
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1
cm. Gunakan pegangan alat penglarut sebagai pengukur, apabila tidak
benar maka diperbaiki dengan mensetting.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


32
3.1.5 Pelaksanaan :
1. Taruh contoh – contoh sebanyak 100 gr dalam mangkok – mangkok
porselen, campur rata air destilasi 15 cc – 20 cc. Kemudian aduk, tekan
dengan spatel, bila perlu tambah air secara merata sehingga adukan
benar – benar merata.
2. Bila adukan tanah ini telah merata dan kebasahannya telah
menghasilkan 30 – 40 pukulan pada percobaan , taruh adukan pada
mangkok Casagrande. Gunakan spate, sebar dan letakan dengan baik
sehingga tidak terdapat gelembung udara didalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada
ujung terbawah mangkok, dengan demikian tebal tanah bagian terdalam
adalah 1 cm.
3. Jika ada kelebihan taruhlah adukan tanah tersebut kemangkok porselen,
dengan alat pembarut buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.
Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai alat pembarut.
Segera gerakkan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada
alasnya sengan kecepatan 12,7 mm. Catat pukulan yang diperlukan
tersebut, pada percobaan pertama jumlah pukulan yang diperlukan
harus antara 30 – 40 kali ketukan, jika melebihi berarti tanah kurang
basah. Untuk itu kembalikan tanah tersebut ke mangkok porselen
sampai merata.
4. Setelah jumlah pukulan dicatat, ambil segera mangkok Casagrande
sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara tegak alur tersebut
bagian tanah yang saling bertemu.
5. Periksalah kadar air tanah dengan alat periksa kadar air tanah.
6. Ambillah sisa tanah yang masih ada didalam mangkok Casagrande,
kembalikan ke mangkok porselen, tambah lagi air secara merata.
7. Ulangi pekerjaan diatas, sehingga diperoleh 3 atau 4 data sehingga
kadar air dengan jumlah pukulan antara 10 dan 50 pukulan, selisih
pukulan masing – masing hampir sama.
8. Percobaan ini harus dilakukan dari tanah yang kurang cair kemudian
makin cair.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


33
3.1.6 Data Hasil Percobaan

Ket Liquid Limit (LL)

Percobaan 1 2 3 4

Banyak ketukan 23 20 28 31

Berat tanah basah


76,3 80,5 85,6 66,5
+ kaleng (gr)

Berat tanah kering


64,9 65,2 66,7 65,3
+ kaleng (gr)

Berat air (gr) 11,4 15,3 18,9 21,2

Berat kaleng (gr) 17 17 17 17


Berat tanah kering
46,4 46,8 47,8 45,3
(gr)
Kadar air (%) 24,6% 32,7% 39,5% 46,8%

3.1.7 Perhitungan
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan
merupakan titik claim grafik, dengan pukulan sebagai absis den kadar air
sebagai ordinat, tarik garis lurus pada perpotongan garis penghubung
tersebut dengan garis vertikal 25 kali pukulan. Batas cair dilaporkan
sebagai bilangan bulat yang terdekat.
 Percobaan 1
- Jumlah ketukan = 23 kali
- Berat tanah basah + kaleng (W2) = 76,3 gram
- Berat tanah kering + kaleng (W3) = 64,9 gram
- Berat kaleng (W1) = 17 gram
Berat Air
Kadar Air(W )= ×100 %
Berat Tanah Kering

W 2−W 3
Kadar Air(W )= ×100 %
W 3−W 1

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


34
76,3−64,9 11,4
Kadar Air(W )= ×100 % Kadar Air (W )= ×100 %
64,9−17 47,9
Kadar Air ( W )=23,80 %
 Percobaan 2
- Jumlah ketukan = 20 kali
- Berat tanah basah + kaleng (W2) = 80,5 gram
- Berat tanah kering + kaleng (W3) = 65,2 gram
- Berat kaleng (W1) = 17 gram
Berat Air
Kadar Air(W )= ×100 %
Berat Tanah Kering

W 2−W 3
Kadar Air(W )= ×100 %
W 3−W 1

80,5−65,2 15,3
Kadar Air(W )= ×100 % Kadar Air (W )= ×100 %
65,2−17 48,2
Kadar Air ( W )=31,74 %

 Percobaan 3
- Jumlah ketukan = 28 kali
- Berat tanah basah + kaleng (W2) = 85,6 gram
- Berat tanah kering + kaleng (W3) = 66,7 gram
- Berat kaleng (W1) = 17 gram
Berat Air
Kadar Air(W )= ×100 %
Berat Tanah Kering

W 2−W 3
Kadar Air(W )= ×100 %
W 3−W 1

85,6−66,7 18,9
Kadar Air(W )= ×100 %Kadar Air (W )= ×100 %
66,7−17 49,7
Kadar Air ( W )=38,03 %

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


35
 Percobaan 4
- Jumlah ketukan = 31 kali
- Berat tanah basah + kaleng (W2) = 66,5 gram
- Berat tanah kering + kaleng (W3) = 65,3 gram
- Berat kaleng (W1) = 17 gram
Berat Air
Kadar Air(W )= ×100 %
Be rat Tanah Kering

W 2−W 3
Kadar Air(W )= ×100 %
W 3−W 1

66,5−65,3 1,2
Kadar Air(W )= ×100 % Kadar Air (W )= ×100 %
65,3−17 48,3
Kadar Air ( W )=2,5 %

3.2 Plastic Limit dan Plasticity Indek


3.2.1 Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastic suatu
tanah. Batas plastic tanah merupakan kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi
tanah yang masih dalam keadaan plastis. Tanah dalam keadaan plastis, apabila digiling
menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai retak-retak. Plastis indek suatu tanah
bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih batas air dan batas plastisnya.

3.2.2 Alat-alat yang diperlukan


1. Saringan no. 40 (0,43 mm)
2. Cawan
3. Colet
4. Lempung kaca
5. Neraca analis
6. Alat-alat pemeriksa kadar air
3.2.3 Cara kerja
1. Menyaring tanah dengan saringan no.40 (saringan yang digunakan
dalam menentukan batas cair).

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


36
2. Mengambil tanah yang sudah lulus saringan untuk sampel percobaan,
lalu diberi air.
3. Mengaduk tanah yang sudah diberi air tersebut dengan colet sampai
dapat digelintir (cara menggelitir diatas lempeng kaca dengan tangan
atau jari).
4. Apabila tanah yang digelintir pada diameter 3 mm tampak retak-retak
dan tidak dapat digiling menjadi batang, maka batang yang retak-retak
ataupun terputus-putus tersebut segera diperiksa kadar airnya.

3.2.4 Perhitungan

Plastic Limit
Berat tanah basah + kaleng = 20,9 gram
Berat tanah kering + kaleng = 20 gram
Berat kaleng = 17 gram

20,9−20 0,9
PL= × 100 %PL= ×100 % PL=30 %
20−17 3
Plasticity Indek
Plastic Limit = 30 %
Liquid Limit = 45,67%

PI =¿−PLPI =45,67−30PI =15,7

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


37
3.3 Grafik Atterberg Limit

Grafik Atterberg Limit


50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
Kadar Air (%)

30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
18 20 22 24 26 28 30 32
Ketukan

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


38
4.3 Gambar Alat Atterberg Limit

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


39
BAB VI
PERCOBAAN HYDROMETER

4.1 Tujuan Percobaan Hydrometer


Untuk mengetahui butiran yang lolos lewat saringan no.200 ( 0,074 mm)
atau dengan kata lain untuk mengetahui prosentase kandungan lumpur yang di
kandung oleh tanah.
4.2 Alat – alat yang digunakan
1. Alat Hydrometer
2. Gelas ukur 1000 ml
3. Stop wacth
4. Cawan
4.3 Cara Kerja
1. Tanah yang lolos dari saringan no.200 (0,074 mm) masih bercampur dengan air
kemudian sample kita biarkan mengendap dan air sebagian kita buang.
2. Endapan lumpur sebagian kita masukan kedalam gelas ukur,yang kemudian
kita kocok kocok sampai betul betul homogen,di samping itu persiapkan alat
hydrometer dan juga stop watch.
3. Alat hydrometer ini kita dapati strip strip yang terbaca dari titik nol.
4. Pembacaan ini kita mulai saat sample masih dalam keadaan homogeny serta
waktu dalam 0 detik.
5. Kita usahakan air agak tenang sehingga pembacaan dapat jelas,demikian
pembacaan dilakukan berturut turut dengan interval waktu yang sudah di
tentukan yaitu pada 0,1/4,1/2,1,2,5,10 dan 48 sampai hydrometer menunjukan
angka nol (0).
4.4 Prinsip Alat Hydrometer
Alat hydrometer ini makin lama bergerak turun ke bawah jika lumpur
makin mengendap,sehingga alat hydrometer pada waktu tertentu menunjukan
angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap.
Rumus Perhitungan Hydrometer :
1. Z = a – b
2. D = (106×10-7×Z/t)1/2

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


40
selisih pembacaan dua strip
3. Prosentasi : xn%
jumlah selisih dua strip
Di mana :
a = Tinggi alat hydrometer , yang di ukur dari titik berat ujung
Hydrometer sampai permukaan hydrometer yang tidak terendam
oleh air ( antara 24 – 26 cm ).
b = Strip yang terbaca
t = Interval waktu pembacaan
n = Prosentase kadar lumpur
D = Diameter butiran

4.5 Perhitungan Hydrometer


4.5.1 Untuk sample tanah kedalaman 1 M

Waktu Bacaan Bacaan Selisih 2


(detik) strip strip x 0.2 strip
0 24 4,8 0
15 24 4,8 0
30 23 4,6 0,2
60 22 4,4 0,2
120 21 4,2 0,2
300 20 4 0,2
600 19 3,8 0,2
2880 0 0 3,8
Σ= 4,8

a = 26 ( Tinggi alat hydrometer)

n = 65,6% (Kadar lumpur di percobaan sieve analisis)

Σ (selisih pembacaan dua strip) = 4,8

 Perhitungan tanah 1 M
1. Untuk t = 0 detik
Z = 26 – 4,8 = 21,2 cm
D = (106 × 10-7 × 21,2 / 0)1/2 =0 mm
Pr = (0 / 4,8 × 65,6) =0 %
Pf = 65,6 – 0 = 65,6 %
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
41
2. Untuk t = 15 detik
Z = 26 – 4,8 = 21,2 cm
D = (106 × 10-7 × 21,2 / 15)1/2 = 0,0039 mm
Pr = (0 / 4,8 × 65,6) =0 %
Pf = 65,6 – 0 = 65,6 %
3. Untuk t = 30 detik
Z = 26 – 4,6 = 21,4 cm
D = (106 × 10-7 × 21,4/ 30)1/2 = 0,0028 mm
Pr = (0,2 / 4,8 × 65,6) = 2,73 %
Pf = 65,6 – 2,74 = 62,86 %
4. Untuk t = 60 detik
Z = 26 – 4,4 = 21,6 cm
D = (106 × 10-7 × 21,6 / 30)1/2 = 0,0027 mm
Pr = (0,2 / 4,8 × 65,6) = 2,73 %
Pf = 62,86 – 2,73 = 60,13 %
5. Untuk t = 120 detik
Z = 26 – 4,2 = 21,8 cm
D = (106 × 10-7 × 21,8 / 120)1/2 = 0,0014 mm
Pr = (0,2 / 4,8 × 65,6) = 2,73 %
Pf = 60,13 – 2,73 = 57,4 %
6. Untuk t = 300 detik
Z = 26 – 4 = 22 cm
D = (106 × 10-7 × 22 / 300)1/2 = 0,0008 mm
Pr = (0,2 / 4,8 × 65,6) = 2,73 %
Pf = 57,4 – 2,73 = 54,67 %
7. Untuk t = 600 detik
Z = 26 – 3,8 = 22,2 cm
D = (106 × 10-7 × 22,2 / 600)1/2 = 0,0006 mm
Pr = (0,2 / 4,8 × 65,6) = 2,73 %
Pf = 54,67 – 2,73 = 51,94 %
8. Untuk t = 2880 detik
Z = 26 – 0 = 26 cm
D = (106 × 10-7 × 26 / 2880)1/2 = 0,0003 mm
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
42
Pr = (3,8 / 4,8 × 65,6) = 51,94 %
Pf = 51,94 – 51,94 =0 %

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


43
TABEL PERHITUNGAN 1 M

Hasil
Waktu Bacaan bacaan Selisih Pr Pf A n
Z D
(detik) strip strip x 2 strip (%) (%) (mm) (%)
0.2
0 24 4,8 0 21,2 0 0 65,6 26 65,6

15 24 4,8 0 21,2 0,0039 0 65,6 26 65,6

30 23 4,6 0,2 21,4 0,0028 2,73 62,86 26 65,6

60 22 4,4 0,2 21,6 0,0027 2,73 60,13 26 65,6

120 21 4,2 0,2 21,8 0,0014 2,73 57,4 26 65,6

300 20 4 0,2 22 0,0008 2,73 54,67 26 65,6

600 19 3,8 0,2 22,2 0,0006 2,73 51,94 26 65,6

2880 0 0 3,8 26 0,0003 51,94 0 26 65,6

Σ= 4,8 65,6

Check Prosentase
n = ΣPr
65,6 = 65,6

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


44
BAB VII

SIEVE ANALISIS (GRAIN SIZE )

5.1 Tujuan Percobaan


Untuk menentukan gradasi dari butiran tanah

5.2 Alat-alat yang digunakan


1. Satu set saringan
2. Oven
3. Cawan
4. Neraca Analisis
5. Sampel Tanah
5.3 Cara Kerja
1. Percobaan pendahuluan
 Kita ambil sampel tanah seberat 100 gr.
 Sampel tanah kita rendam selama 24 jam
 Setelah direndam, sampel tadi kita cuci dengan saringan Ø = 0,075 mm
 Sampel yang kita cuci tadi, setelah larutan yang lolos lewat saringan
airnya sudah jernih, pekerjaan kita hentikan
 Sampel yang tertinggal diatas saringan oven, sedangkan lumpur yang
lolos lewat saringan kita lakukan percobaan hydrometer.
2. Percobaan Sieve Analysis
 Sampel yang tertinggal diatas saringan setelah dioven dan kering kita
timbang beratnya.
 Selisih berat sampel kering sebelum dicuci dan sampel setelah dicuci
adalah lumpurnya
 Kemudian sampel kita ayak dengan saringan terdiri dari saringan
ukuran diameter ukuran (Ø 4,75 mm) sampai ukuran yang paling besar
(Ø 0,075 mm)
 Setiap sampel yang teetinggal dalam saringan kita tinggal ambil dan
kita timbang, sehingga dapat ditentukan besarnya prosentasi.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


45
Rumus :
a
Prosentase = x 100 %
b
Dimana :
a = Berat butiran yang tertinggal dalam saringan
b = Berat mula-mula seluruhnya

Pekerjaan begitu selanjutnya sampai pada saringan paling halus (saringan paling
bawah)
5.4 Perhitungan Sieve Analysis
7.4.1 Untuk Sampel tanah 1 M :

No DiameterSaringan Butiran Yang


(mm) Tertinggal (gram)
1 Ø 4,75 6,9
2 Ø 2,00 6,0
3 Ø 1,18 5,0
4 Ø 0,85 3,7
5 Ø 0,42 0,6
6 Ø 0,30 0,4
7 Ø 0,18 4,5
8 Ø 0,15 3,5
9 Ø 0,075 3,8

 Perhitungan tanah 1 M
Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan. Untuk kedalaman
1 M berat tanah kering mula-mula = 100 gram.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 6,9 gram
6,9
Prosentase = ×100 % = 6,9 %
100
2. Diameter saringan = 2,00 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 6,0 gram
6,0
Prosentase = ×100 % =6 %
100
3. Diameter saringan = 1,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 5,0 gram
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
46
5,0
Prosentase = ×100 % =5 %
100
4. Diameter saringan = 0,85 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,7 gram
3,7
Prosentase = ×100 % = 3,7 %
100
5. Diameter saringan = 0,42 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,6 gram
0,6
Prosentase = ×100 % = 0,6 %
100
6. Diameter saringan = 0,3 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,4 gram
0,4
Prosentase = ×100 % = 0,4 %
100
7. Diameter saringan = 0,18 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 4,5 gram
4,5
Prosentase = ×100 % = 4,5 %
100
8. Diameter saringan = 0,15 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,5 gram
3,5
Prosentase = ×100 % = 3,5 %
100
9. Diameter saringan = 0,075 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 3,8 gram
3,8
Prosentase = ×100 % = 3,8 %
100

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


47
 Kedalaman 1 M

Sample
Diameter Berat Sample
tanah yg Prosentase Komulatif Finer
No Saringan Tanah Awal
(gram) tertinggal (%) P (%) (%)
(mm)
(gram)

1 4,75 100 6,9 6,9 6,9 93,1


2 2,00 100 6 6 12,9 87,1
3 1,18 100 5 5 17,9 82,1
4 0,85 100 3,7 3,7 21,6 78,4
5 0,42 100 0,6 0,6 22,2 77,8
6 0,30 100 0,4 0,4 22,6 77,4
7 0,18 100 4,5 4,5 27,1 72,9
8 0,15 100 3,5 3,5 30,6 69,4
9 0,075 100 3,8 3,8 34,4 65,6

Rumus :
Kadar Lumpur = 100% - P
= 100% - 34,4%
= 65,6%

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


48
5.5 Grafik Grain Size
5.5.1 Grafik Kedalaman 1 Meter

Grafik Grain Size


100
95
PERCENT FINER BY WEIGHT

90
85
80
75
70
65
60
10 1 0.1 0.01
DIAMETER IN MM

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


49
BAB VIII
PERCOBAAN STANDART PROCTOR

6.1 Tujuan Percobaan


Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan ( berat
volumekering ) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.
Berdasarkan jumlah tenaga pemadatan, pemadatan ada 2 cara :
1. Standart : ASTM
2. Pemadatan berat ( Modified ) : AASHTO
Sedangkan yang kita praktikan menggunakan pemadatan standart ( ASTM )
6.2 Alat yang digunakan
a. Silinder Pemadat
Ada 3 macam yaitu : Silinder utama, Silinder gabungan yang dapat dilepas,
dan plat atas yang dapat dilepas.
b. Penumbuk
1. Penumbuk yang digunakan dapat berupa :
a) Penumbuk yang dilayani dengan mesin
b) Penumbuk secara manual ( dengan tangan )
2. Berdasarkan berat dan tinggi jatuhnya dibedakan atas :
a) Penumbuk standart, yang digunakan pada percobaan pemadatan
standart
b) Penumbuk berat ( Modified ), yang digunakan pada percobaan
pemadatan berat( Modified )
c. Alat untuk mengeluarkan sample tanah dari silinder
Bentuk bermacam-macam yang penting dapat mengambil sample dari
silinder.
d. Timbangan
Timbangan dengan kapasitas 12 kg dengan keselisihan 5 gr.
e. Pisau
Digunakan untuk meratakan tanah yang ada dalam silinder yang
akanditimbang beratnya.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


50
f. Saringan / Ayakan
Sebelum praktikum dilaksanakan, tanah yang akan kita pakai disaring
terlebih dahulu dengan no.ayakan 4,76 mm. Tanah yang lolos nomor
saringan tersebut kemudian kita pergunakan untuk praktikum, sedangkan
yang tertinggal diatas saringan tersebut harus kita tumbuk, sehingga
kebutuhan tanah dapat terpenuhi.
g. Oven
Digunakan untuk mengeringkan tanah pada suhu dan waktu tertentu. Jadi
alat ini juga digunakan untuk mencari kadar air ( Water Content ).
h. Alat dan tempat pencampuran tanah
Biasanya digunakan suatu loyang yang agak besar, sehingga waktu
mencampur tanah dan air betul-betul dapat merata ( Homogen ).

6.3 Cara Kerja


Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk pemadatan
standart maupun pemadatan modified.
1. Perbedaan utama antara pemadatan modified adalah :
a. Pemadatan Standart menggunakan penumbuk standart dan pemadatan
dilaksanakan dalam 3 lapis.
b. Pemadatan berat ( Modified ) menggunakan penumbuk berat dan
pemadatan dilaksanakan dalam 5 percobaan.
2. Persiapan benda uji :
a. Bila sample tanah yang akan diperiksa dalam keadaan basah, keringkan
tanah tersebut diudara atau dioven dengan suhu diatas 600 C. Pengeringan
dilakukan secukupnya,sampai gumpalan-gumpalan tanah dapat mudah
dihancurkan.
b. Butiran tanah yang diperoleh disaring dengan menggunakan saringan no.
4,76 mm. Butiran besar yang tertahan diatas saringan terbuang /
disingkarkan, kecuali butiran yang masih berupa gumpalan dan dapat
dipecah lebih lanjut.
c. Bagian yang lewat saringan akan digunakan sebagai benda uji, dan yang
terkumpul jumlahnya harus cukup.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


51
d. Karena pelaksanaan pemadatan akan dilaksanakan 5 kali dengan kadari air
yang berbeda, maka untuk tanah lempung akan lebih baik apabila
disiapkan benda uji yang lebih banyak. Setiap 5 benda uji masing –
masing bagian dicampur dengan air merata sehingga kadar air yang
diperoleh berbeda.

3. Persiapan Alat
a. Bersihkan silinder pemadatan dan plat dasar yang akan digunakan
kemudianberatnya (W).
b. Pasang dan klem plat atas dengan silinder gabungan. Pada saat
penumbukan,silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh, bila perlu
harus dilandasi dengan blok beton.

4. Cara melakukan percobaan :


a. Alat proctor kita timbang beratnya.
b. Kita ukur diameter dan tinggi masing – masing bagian dengan alat
tersebut.
c. Menentukan volume proctor berat, dengan cara : bagian proctor
ditimbang,kemudian sambungan diberi tanah basah agar tidak bocor,
kemudian diisi air hingga penuh dan volume air tersebut kita ukur dengan
gelas ukur.
d. Berat penumbuk kita timbang dan ukur tinggi jatuhnya.
e. Tanah yang kita ayak dengan saringan no.4,75 mm ditimbang sebanyak 5
percobaan.
f. Tanah yang pertama kita ambil dan dicampur dengan air sebanyak 50 cc,
kemudian kita masukkan kedalam alas proctor, dan begitu seterusnya.
g. Tanah dimasukkan kedalam proctor, 0,5 bagian yang terakhir dimasukkan
dan ditumbuk 25 kali.
h. Alat proktor yang kita ambil, kemudian tanah diratakan dengan alat perata
tanah beserta proctor kita timbang beratnya.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


52
i. Kita ambil cawan yang telah ditimbang beratnya dan masukkan sebagian
tanah bagian atas dalam cawan, lakukan sampai 5 cawan.
j. Cawan dan sample basah kita timbang beratnya.
k. Lakukan percobaan diatas sampai 5 kali.
l. Cawan dan sample dioven selama 24 jam.
m. Setelah 24 jam, cawan dan sample kering ditimbang.

6.4 Perhitungan
6.4.1 Mencari kadar air atau Water Content
a. Data Sample Tanah Standart Proctor

Banyak air 50 cc 100 cc 150 cc 200 cc 250 cc


Percobaan no 1 2 3 4 5
Berat tanah + proctor silinder (gram) 5100 5350 5500 5300 5100

Berat proctor silinder (gram) 3900 3900 3900 3900 3900

Berat tanah basah (gram) 1200 1450 1600 1400 2100


Volume proctor (cm³) 908,2 908,2 908,2 908,2 908,2
Berat isi basah γb (gr/cm³) 1,3 1,6 1,8 1,5 2,3

Berat isi kering γk (gr/cm³) 21,6 9,6 8,7 7,2 4,8


Kadar pori (n) %  - -  -  -   -
Berat tanah basah + cawan (gram) 69,9 75,2 72,3 72,3 75,7
Berat cawan (gram) 16,5 17 18 17 17
Berat tanah kering + cawan (gram) 67,6 67,4 63,2 61 55
Berat air (gram) 2,3 7,8 9,1 11,5 15,7
Berat tanah kering (gram) 45,8 50,1 46,43 43,4 33,3
Kadar air (W) % 5,02% 15,6% 19,7% 36,54% 47,14%

b. Langkah Perhitungan

W = ( berat air / berat tanah kering ) X 100%

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


53
Percobaan 1 – 5
W1 = ( 2,3 / 45,8 ) x 100% = 5,02 %
W2 = ( 7,8 / 50,1 ) x 100% = 15,57 %
W3 = ( 9,1 /46,43 ) x 100% = 19,6 %
W4 = ( 11,5/ 43,4 ) x 100% = 26,5 %
W5 = ( 15,7 / 33,3) x 100% = 47,15 %

6.4.2 Mencari Berat Volume Tanah Basah (ɤb)


Langkah Perhitungan
Rumus γb = (W1 – W2) : V
Dimana : W1 = Berat tanah + proctor silinder (gr)
W2 = Berat proctor silinder (gr)
V = Volume proctor (cm³)
Percobaan 1 – 5
γb1 = ( 5100 – 3900 ) : 908,2 = 1,321 gr/cm³
γb2 = ( 5350 – 3900 ) : 908,2 = 1,596 gr/cm³
γb3 = ( 5500– 3900 ) : 908,2 = 1,761 gr/cm³
γb4 = ( 5300 – 3900 ) : 908,2 = 1,541 gr/cm³
γb5 = ( 5100 – 3900 ) : 908,2 = 1,321 gr/cm³

6.4.3 Mencari Berat Volume Tanah Kering


Rumus : γk = γb / ( 1 + W )
Dimana : γb = berat volume tanah basah (gr/cm³)
W = kadar air (%)
Percobaan 1 – 5
γk1 = 1,321/ ( 1 + 0,520 ) = 0,87 gr/cm³
γk2 = 1,596/ ( 1 + 0,156 ) = 1,38 gr/cm³
γk3 = 1,761/ ( 1 + 0,197) = 1,47 gr/cm³
γk4 = 1,541/ ( 1 + 0,265 ) = 1,21 gr/cm³
γk5 = 1,321/ ( 1 + 0,4724) = 0,89 gr/cm³

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


54
6.5 Grafik Standart Proctor

Grafik Proctor
2
1.8
1.6
Volume Tanah (gr/cm³)

1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00%
Kadar Air (%)

Keterangan :

γb maksimum = 1,76 gr/cm³

γk maksimum = 1,51 gr/cm³

W optimum = 19,7%

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


55
6.6 Gambar Alat Proctor

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


56
BAB IX
TEST PEMADATAN TANAH

7.1 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa atau menentukan kepadatan
tanah dan untuk mengurangi compressibility dari tanah. Nilai kepadatan tanah
ditempatkan tersebut dibandingkan dengan hasil test standart proctor dan jenis
tanah yang sama. Nilai kepadatan tanah dilapangan harus lebih besar atau sama
dengan persyaratan standart prakteknya. Bila kepadatan dibawah standart maka
diperlukan pemadatan untuk mencapai keadaan yang diisyaratkan. Untuk
memeriksa atau mengetes kepadatan tanah ada 2 macam, yaitu :
1. Metode Sand – Cone : Untuk jenis tanah pasir dan sir test (tanah tak berkohesi)
2. Dengan memakai tabung : Untuk jenis tanah yang berkohesi
7.2 Peralatan yang digunakan :
1. Sand – cone apparatus
2. Timbangan
3. Sendok dan cawan
4. Oven
5. Bahan Pembantu : Pasir Kering
7.3 Cara Kerja :
1. Sebelum pemeriksaan, yang perlu diketahui :
a. Berat volume pasir = gr/cm³
b. Berat pasir yang akan mengisi kerucut dan lubang pelat dasar 0 gr.
2. Memeriksa kepadatan tanah dilapangan :
a. Isilah botol dengan pasir secukupnya, timbanglah berat botol bersama
pasir = W1.
b. Mempersiapkan permukaan tanah yang akan diperiksa, sehingga
diperoleh bidang yang rata dan datar. Letakan plat diatas tanah, buat
tanah batas lubang plat pada tanah.
c. Buat / gali lubang pada tanah di dalam batas tanda yang telah dibuat.
Kerjakan hati-hati, hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding /

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


57
dasar lubang. Perlu hati hati untuk tanah yang mudah longsor (tanah
non kohesif).
d. Kumpulkan / masukan tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer)
dalam kaleng yang telah diketahui beratnya (berat kaleng kosong + W 2
gram).
e. Dengan plat dasar terletak di atas tanah, letakan botol pasir dengan
menghadap kebawah plat dasar. Buka kran dan tunggu pasir berhrnti
mengalir mengisi lubang dan corong, kemudian tutup kran.
f. Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih di dalam botol =
W4 gram.
g. Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan periksa kadar airnya, missal
dapat kadar air = W (%)

7.4 Perhitungan
RUMUS :
Kepadatan Tanah = Berat volume kering tanah
γb W
γk = ≈ γb=
1+W V

Dimana:
W = berat tanah basah dari lubang (W1 – W2)
V = volume tanah = volume lubang = volume pasir mengisi lubang
γ = W pasir = W1 – W4 –W0

Catatan :
Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena
nilai W0 tidak akan tepat.
Ukuran / Volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air sekurang-
kurangnya adalah 100 grsm.
Nilai berat volume pasir yang digunakan = 0, berat yang akan mengisi kerucut W 0,
perlu ditentukan terlebih dahulu setiap penggantian pasir yang akan digunakan /
jika keadaan sudah berubah misalnya kotor.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


58
7.4.1 Data
1. Berat botol + pasir mula 5.265 g
2 Berat botol + corong + pasir sisa 2.130
3 Berat pasir dalam corong 1.315
4 Berat isi pasir (yd pasir) 1,7
5 Berat Pasir dalam lubang (1-2-3) 1,820
6 Volume lubang (5/4) 1,070
7 Berat tanah basah + tempat 920 g
8 Berat tempat 110 g
9 Berat tanah basah (7-8) 810

Mencari kadar air (W)


10 Berat tanah basah + cawan 67,3 g
11 Berat tanah kering + cawan 52,11
12 Berat air (10 – 11) 15,28
13 Berat cawan 21,489
14 Berat tanah kering (11 – 13) 30,621
15 Berat air (w) (12 / 14)% 49,9%
16 Berat isi tanah basah lap. 9/6 1,286

7.4.2 Langkah Perhitungan


 Mencari berat volume basah
γb = Berat tanah basah / volume lubang
= 810 / 1,070
= 757,009 gram/cm³

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


59
 Mencari kadar air
(W) Kadar air = (Berat air / Berat tanah kering ) x 100 %
= (15,28/ 30,621) x 100 %
= 49,9%

 Mencari berat volume kering


γk = γb / (1 + W)
= 757,009 / (1 + 0,50)
= 504,672 gram/cm³

7.5 Perbandingan Hasil Proctor dengan Pemadatan


 Hasil Proctor
γk = 1,51 gram/cm³
γb = 1,76 gram/cm³
 Hasil Sand Cone
γk = 504,672 gram/cm³
γb = 757,009 gram/cm³

Hasil Test = (γk lab / γb lap) x 100 %


= (1,51 /1,76) x 100 %
= 85,8%

Kepadatan tanah tidak memenuhi syarat karena 85,8 % < 90 %

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


60
7.6 Gambar Alat Sand Cone

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


61
PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI
62
Dokumentasi

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


63
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dengan pelaksanaan Mata Kuliah Praktikum Tanah ini, mahasiswa
memperoleh pengetahuan yang baru sehingga semakin melengkapi pengetahuan
yang didapatkan pada pelajaran teori. Praktikum ini sangat membantu mahasiswa
dalam memahami Mata Kuliah Mekanika Tanah.

Beberapa hal yang harus didapatkan dan dimengerti dari hasil Praktikum
Mekanika Tanah.

1. Praktikum Sondir bertujuan untuk mengetahui kepadatan relative dan daya


dukung tanah.
2. Praktikum Boring bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan tanah,
termasuk jenis serta warna nya dan juga kedudukan MAT (Muka Air Tanah).
3. Praktikum Soil Test bertujuan untuk mencari kadar air tanah.
4. Praktikum Direct Shear Test bertujuan untuk menentukan sudut geser dan
besar kohesi (c) suatu sample.
5. Praktikum Atteberg Limit betujuan untuk mentukan batas air tanah.
6. Praktikum Hidrometer bertujuan untuk mengetahui prosentase kandungan
lumpur yang dikandung oleh tanah.
7. Praktikum Sieve Analysis (Grain Size) untuk menentukan gradasi dari butiran
tanah.
8. Praktikum Standart Proctor bertujuan untuk menentukan hubungan antara
kadar air dan kepadatan tanah (berat volume tanah kering) apabila didapatkan
dengan tenaga pemadatan tertentu.
9. Praktikum Pemadatan tanah bertujuan untuk memeriksa atau mentukan
kepadatan tanah dan untuk mengurangi compressibility dari tanah.

II. SARAN

Dari awal hingga akhir praktikum, kami ingin memberikan saran baik dari
segi peralatan teknis antara lain sebagai berikut.

1. Kami mengharapkan agar perawatan praktikum diperbanyak, sehingga


mahasiswa dapat melaksanakan praktikum lebih efektif lagi.
2. Kami mengharapkan peralatan tetap dirawat sehingga dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama.

PRAKTIKUM MEKTAN KELOMPOK VI


64

Anda mungkin juga menyukai