MEKANIKA TANAH
OLEH
KELOMPOK V
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mekanika Tanah dengan
semaksimal mungkin dan sesuai dengan praktek yang kami lakukan.
Dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini banyak kesulitan yang
kami temui, namun berkat rahmat Allh SWT serta bantuan dan pengarahan dari
Dosen,Asisten dan Pengawas Praktek (Laboran), kami dapat menyelesaikan praktikum
dan laporan ini.
Besar harapan kami agar kiranya hasil praktikum ini akan bermanfaat khususnya
bagi penyusun maupun pihak-pihak yang lain yang membutuhkan sebagai bahan
pembanding.
Penyusun menyadari bahwa setiap manusia ada keterbatasannya seperti kata
pepatah “Tidak ada gading yang tak retak”, maka kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat rekonstruksi. Akhirnya kami sampaikan banyak terima kasih.
Penyusun
Kelompok V
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I
UJI PENETRASI KERUCUT (SONDIR)
1. DASAR TEORI
Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.Dalam uji
sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah
terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder
diukur.Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap
penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah
pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubug bikonus dalam
gaya persatuan panjang.
3. SPESIFIKASI ALAT
1. Mesin sondir, terdiri dari : mesin sondir ringan (2 ton) atau mesin sondir berat
(10 ton)
Laporan Praktikum Kelompok V 3
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
2. Stang sondir
3. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan
kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter
4. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas :
4. PROSEDUR PERCOBAAN
kebocoran antara lain pada sambungan nepel, baut penutup oli pada seal piston,
lakukan hal yang sama untuk manometer yang satunya lagi
7. Pasang patent konus/bikonus pada draad stang sondir berikut stang dalamnya.
tempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada kaki sondir tepat
dibawa ruang oli, pasang kop penekan.
8. Dorong treker pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol pemutar
sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan pengukuran sudah
siap dilakukan.
9. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan spidol, gunanya
untuk mengetahui dimana akan dilakukan pembacaan manometer.
10. Engkol pemutar kembali diputar sehingga patent konus/bikonus masuk
kedalam tanah. Setelah mencapai batas 20cm (lihat tanda spidol), engkol
pemutar diputar sedikit dengan
arah berlawanan. Treker ditarik kedepan dalam posisi luibang bulat.
11. Buka kran yang menuju manometer 60kg /cm2 .
12. Engkol pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam tanah
dengan kecepatan 2cm/dt . Stang dalam akan menekan piston lalu akan
menekan oli didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer.
Patent konus hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc) sedangkan
bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan dinding terhadap
tanah.
13. Tekan stang, catat angka yang ditunjukan oleh manometer teruskan penekanan
sampai jarum manometer bargerak yang kedua kalinya.
14. Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum manometer, bila
diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer tutup kran
manometer tersebut dan kran manometer kapasitas besar dibuka. Stang sondir
jangan sampai menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan
tekanan secara drastis dan merusak manometer.
15. Putar kembali engkol pemutar perlawanan arah lalu posisi lubang terpotong.
Lakukan penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan ulangi prosedur 12
s/d 14.
d. Posisi D
Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung
lagi.
5. ANALISA / PERHITUNGAN
1. Dimensi alat bikonus.
1. Diamatar ujung bikonus (Dc) cm
2. Diameter selimut gesar (Dg) cm
3. Tinggi selimut geser (Hg) cm
2. Hasil pengukuran
Tekanan konus (qc) kg /cm2
Jumlah hambatan ( qc + f ) kg/cm2
3. Perhitungan
6. KESIMPULAN
Berdasarkan tabel perhitungan analisa sondir pada lokasi Unversitas Khairun
didapatkan batas tanah keras dengan kedalaman 4,8 m dengan nilai qc = 250
kg/cm2.
Hasil percobaan sondir dapat digunakan untuk :
a) Menentukan jenis pondasi.
b) Menentukan kadalaman letak pondasi.
c) Menetukan daya dukung tanah empiris.
7. REFERENSI
1. Penuntun Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Edisi Kedua, Tahun 2010,
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unkhair Ternate
Data Pengamatan :
ANALISA SONDIR
qc F qc + f fs qc Tf (fs/qc)x100%
0,00 0 0 0 0 0 0 0
0,20 30 15 45 1,50 30 30 5,00
0,40 50 25 75 2,50 50 80 5,00
0,60 50 25 75 2,50 50 130 5,00
0,80 30 15 45 1,50 30 160 5,00
1,00 30 15 45 1,50 30 190 5,00
1,20 40 20 60 2,00 40 230 5,00
1,40 45 22 67 2,20 44 274 4,89
1,60 50 15 65 1,50 30 304 3,00
1,80 70 35 105 3,50 70 374 5,00
2,00 90 60 150 6,00 120 494 6,67
2,20 90 60 150 6,00 120 614 6,67
2,40 110 80 190 8 160 774 7,27
2,60 110 80 190 8 160 934 7,27
2,80 109 75 184 7,5 150 1084 6,88
3,00 105 70 175 7 140 1224 6,67
3,20 100 50 150 5 100 1324 5,00
3,40 150 90 240 9 180 1504 6,00
3,60 155 85 240 8,5 170 1674 5,48
3,80 160 90 250 9 180 1854 5,63
4,00 180 95 275 9,5 190 2044 5,28
Laporan Praktikum Kelompok V 9
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
Dokumentasi
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB II
UJI KEPADATAN TANAH LAPANGAN
DENGAN METODE KERUCUT PASIR (SAND CONE METHOD)
1. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Permukaan jalan dapat berupa perkerasan fleksibel atau perkerasan kaku dan
itu tergantung pada lapisan tanah yang berada di bawahnya. Tebal perkerasan
tergantung juga pada karakteristik lapisan tanah yang berada di bawahnya yang
harus ditentukan sebelum perencanaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan lapangan berupa pemeriksaan sand cone yang memiliki maksud
untuk menentukan kepadatan lapisan tanah dengan cara pengukuran volume
lubang secara langsung.
Adalah untuk mengetahui kepadatan dari lapisan atau perkerasan yang telah
dipadatkan. Kepadatan lapangan adalah berat kering tanah per satuan isi tanah.
Prosentase kepadatan adalah kepadatan lapangan dibagi dengan berat isi dari
standar tanah percobaan dilaboratorium.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
7. Oven laboratorium.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan sand cone
sebagai berikut :
1. Pada pelaksanaan percobaan jangan sampai ada getaran.
2. Pada waktu mengisi pasir kewadah dan juga kedalam lubang harus pelan-
pelan supaya tidak memadat.
3. Setiap akan melaksanakan percobaan kontrollah selalu density pasir, karena
bila tercampur kotoran / tanah maka densitynya akan berubah.
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
1. Sampel tanah untuk pemerksaan Sand Cone diambil di lokasi yang berbeda
dengan lokasi sampel tanah yang digunakan untuk tes kompaksi (seharusnya
sampel tanah untuk kedua tes tersebut diambil pada lokasi yang sama), tetapi
dalam praktek ini d lab hasil kompaksi dipergunakan untuk menghitung
Derajat kejenuhan (D) pada tes sand cone sehingga hasilnya memang kurang
mewakili kondisi sebenarnya.
5. PEMBAHASAN
Bila berat tanah basah yang digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (W2)
dan kadar air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah
(W3) dapat dicari sebagai berikut :
W2
W3
» Persamaan
1
II.1 100
» W5 = W1 – W4 Persamaan
II.2
dimana :
W5 = berat dari pasir yang mengisi lubang dan kerucut volume dari lubang
yang digali dapat ditentukan sebagai berikut :
» W5 Wc Persamaan
V
II.3 d ( pasir)
Pada umumnya lubang pada sand cone agak kecil, sehingga memungkinkan
adanya kesalahan. Yang tentu penting adalah tidak ada tanah galian dari lubang
yang hilang pada saat eksavasi. Sebagai pedoman ASTM memberikan hasil yang
beralasan dimana pengujian harus mengikuti.
Dari hasil pemeriksaan sand cone test didapatkan derajat kepadatan
(D) sebesar 30,556 %.
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
KEPADATAN LAPISAN TANAH
(Sand Cone Test)
Kegiatan : Praktikum Mektan Kelompok : V (lima)
Lokasi : belakang kampus unkhair Laboratorium : Fakultas Teknik
Tanggal Pecobaan : 13 desember 2016 UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
PENGUJIAN LEB
Water Content Sample A
No. Sample I II
Berat Container (K0) gram 13,2 13
Berat Container + Sample Basah (KI) gram 23 24,9
Berat Container + Sample Kering (K2) gram 20 20,9
Berat Air Ww = (K2-K1) gram 3 4
Berat Tanah Kering Ws = (K2-K0) gram 6,8 7,9
Kadar Air, ω = H/M*100% % 44,1 50,6
Kadar AirRata-Rata % 47,4
PENGUJIAN LAPANGAN
No. Titik
berat botol + corong kosong (W1) gram 698
berat botol + corong air (W2) gram 5423
berat botol + pasir + corong (W3) gram 7986
berat sisa pasir + botol + corong (W4) gram 5520
berat tanah basah + kaleng lapang (W5) gram 2466
berat kosong kaleng lapangan (W6) gram 1712,5
berat tanah basah dalam lubang W = W5 - W6 gram 753,5
berat sisa pasir dilubang W7 = (W3 - W4) gram 2466
volumesisa pasir dilubang V = W7 / gsand cm³ 1598,772
berat isi tanah basah gw = w/v gram/cm³ 0,471
berat isi tanah kering gd = gw/(100+w) gram/cm³ 0,003
w3-w1
ϒsand =
w2-w1
= 1,542
ϒdryfield
derajat kepadatan = x 100%
ϒdrylab
= 30,556
Laporan Praktikum Kelompok V 16
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB III
DYNAMIC CONE PENETROMETER
(DCP)
Test ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR, sub grade, sub base dan
course suatu perkerasan secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan sebagai
pekerjaan quality control pembuatan kontruksi jalan.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan penetrometer yang telah ditarik di atas permukaan tanah / sirtu yang
akan diperiksa.
2. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi vertikal,
penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang
relatif besar.
3. Baca Posisi awal penunjukkan mistar (X0) dalam satuan yang terdekat,
penunjukan nilai Xo akan diperhitungkan pada nilai penetrasi.
4. Angka palu penumbukan sampai menyentuh pemegang konus menembus
tanah / lapisan di bawahnya.
5. Baca posisi penunjukkan mistar ukur (X1) setelah terjadi penetrasi, masukkan
nilai X1 pada blanko data untuk tumbukan n = 1.
6. Ulangi prosedur di atas berulang kali sampai batas kedalaman lapisan yang
akan diperiksa.
7. Kemudian data X1,X2,X3,X4 ,.......Xn pada blanko data sesuai dengan baris n
= 2,3,4 .......n.
8. Isi nilai penetrasi pada blanko data yaitu selisih antara X1 dengan X0
Laporan Praktikum Kelompok V 18
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
CATATAN :
Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua orang operator. Tanpa
memerlukan perhitungan khusus, pekerjaan kuality kontrol menjadi cepat dan
efisien tanpa mengabaikan keterangan hasil pengukuran.
Alat ini didesain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga. Rangkaian
alat dipasang mudah dan cepat.
Peralatan berupa ; handle ( pemegang ), hammer ( pemberat ), Guide Rod (
stang penghantar ), Anvil ( kepala penumbuk ), dan kunci pas.
4. ANALISA / PERHITUNGAN
5.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan penelitian maka didapatkan nilai CBR rata-ratanya yaitu
5,3 %.
6. REFERENSI
Data Pengamatan :
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB IV
HAND BORING
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pekerjaan teknik tidak bisa dipisahkan dari tanah, karena tanah dalam teknik
sipil berfungsi sebagai pondasi dan bahan bangunan, oleh karena itu pemahaman
tentang sifat-sifat tanah menjadi sangat penting. Pemeriksaan tersebut dapat
dicapai dengan melakukan pemeriksaan bor tangan yang bermaksud untuk
memberikan gambaran keadaan lapisan tanah, profil tanah dengan menetapkan
kedalaman lapisan contoh tanah. Adapun fungsi dari periksaan ini untuk
mendapatkan klasifikasi tanah dengan metode lapangan secara visual.
a. Untuk mengetahui profil dan karakteristik lapisan tanah dan muka air
tanah,
b. Mengetahui kedalaman tanah untuk pengambilan contoh tanah asli dan
bukan tanah asli,
c. Mengumpulkan data / informasi untuk menggambarkan profil tanah,
Mengambil contoh tanah dalam keadaan asli untuk penelitian
laboratorium.
2. SPESIFIKASI ALAT
Alat Percobaan :
1. Kepala pengambilan contoh tanah beserta kuncinya.
2. Dua stang bor beserta stang dalamnya.
3. Pemutar stang bor ( T stuk).
4. Tabung contoh tanah.
5. Lilin untuk menutup tabung contoh tanah.
6. Kantong contoh tanah ( kantong plastik).
7. Tempat untuk lilin 0,5 m.
8. Corong 15 cm.
9. Pisau untuk memotong contoh tanah.
10. Kunci pipa.
11. Meteran rol 30 m.
12. Sekop.
13. Pencil, kertas, tali dan lain-lain.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
7. Setelah contoh tanah pada tabung tadi sudah penuh maka tangkai bor diputar
(1800x) putaran lalu ditarik ke atas untuk mengambil contohnya dan
selanjutnya ditutup dengan parifin pada bagian atas dan bawahnya.
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
Pada percobaan ini kita akan mengklasifikasi jenis tanah dengan metode
lapangan yaitu secara visual, sebagai berikut :
0 - 0.5 m Coklat tua Lempung Berlanau
0,5 m – 2.00 m Merah kecoklatan Lempung lanau kepasiran
5. PEMBAHASAN
Soil description
Scale Depth in meter log Colour
rock
1 2 3 4 5
6. KESIMPULAN
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
HAND BORING
0,00 - 0,10
0,10 - 0,20
= coklat kehitaman
0,20 - 0,30
0,30 - 0,40
0,40 - 0,50
0,50 - 0,60 = coklat tua
0,60 - 0,66
0,66 - 0,70
0,70 - 0,80 = coklat muda
0,80 - 0,90
0,90 - 1,00
1,00 - 1,10 = Coklat
1,10 - 1,20
1,20 - 1,30
1,30 - 1,40
= hitam kecoklatan
1,40 - 1,50
1,50 - 1,56
1,56 - 1,60
1,60 - 1,70
1,70 - 1,80 = Hitam
1,80 - 1,90
1,90 - 1,95
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB V
UJI TEKAN BEBAS
1. PENDAHULUAN
Kuat tekan bebas adalah tekanan aksial benda uji pada saat mengalami
keruntuhan atau pada saat regangan aksial mencapai 20 %.
Pengujian tekan bebas termasuk hal khusus dari pengujian triaksial tidak
terkonsolidated tanpa drainaed (unconsolidated undrained). Pengujian
unconfined compression pada tanah lempung jenuh air biasanya menghasilkan
harga cu yang sedikit lebih kecil dari harga didapat dari pengujian UU (untuk test
triaksial). Tegangan aksial yang diterapkan diatas benda uji berangsur-angsur
ditambah sampai benda uji mengalami keruntuhan. Pemeriksaan kuat tekan bebas
dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan bebas tanah kohesif dalam keadaan
asli (undisturbed) maupun keadaan buatan (remoulded).
7. trimer
8. timbangan
9. spatula
10. Oven laboratorium
11. saringan No. 40
12. Vaseline
13.Air suling
2.2. Prosedur percobaan
1. Menyiapkan benda uji
Tanah lolos saringan no. 40 secukupnya dicampur air suling sampai terjadi
campuran homogen antara tanah dengan air suling.
2. Menyiapkan tabung/pipa yang diberi vaselin dibagian dalamnya,
memasukkan benda uji tersebut sedikit demi sedikit sambil ditekan-tekan
dengan jari usahakan agar benda uji yang dipadatkan sama kerasnya dengan
contoh yang lain.
3. Kemudian menghitung isi tabung.
4. Mengeluarkan benda uji dengan alat pengeluar contoh.
5. Meletakkan benda uji pada plat di bawah trimer yang diameternya sama
dengan diameter benda uji, kemudian memasang plat atas yang bertangkai
melalui benda uji sambil diratakan bagian pinggirnya dengan spatula.
6. Menimbang benda uji tersebut.
7. Meletakkan benda uji pada plat penekan di bawah mesin tekan.
8. Mengatur ketinggian plat penekan atas agar tepat menyentuh permukaan
atas.
9. Memutar dial beban maupun dial deformasi pada posisi nol.
10. Melakukan penekanan dengan memutar engkol (mesin manual) atau
menghidupkan mesin elektrik. Kecepatan penekanan diambil 1 % sampai 2
% permenit dari tinggi contoh semula.
11. Membaca beban pada regangan 0.5 %, 1 %, 1.5 %, 2 %, dst sampai benda
uji mengalami keruntuhan.
12. Menggambar pola keruntuhan benda uji.
13. Benda uji tadi kemudian dimasukkan ke dalam oven selam 24 jam untuk
mengetahui kadar air dari benda uji.
2.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan penelitian maka didapatkan qu = 0,071 kg/cm2 = 0,06417 ton /ft2
2.4 Referensi
1. Braja M. Das. (1995). Mekanika Tanah, jilid I, Erlangga. Surabaya
2. Penuntun Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Edisi Kedua, Tahun 2010,
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unkhair Ternate
3. L.D. Wesley. (1977). Mekanika tanah, Cetakan ke VI, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Data Pengamatan :
TEKAN BEBAS
Kegiatan : Praktikum Mektan Kelompok : V (lima)
Lokasi : Kampus II Gambesi Laboratorium : Fakultas Teknik
Tanggal Pecobaan : 11 november 2016 UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
Data Sampel
Diameter : 5 Cm
Tinggi : 9,2 Cm
Volume : 180,64 cm3
Luas : 19,63 cm2
Berat Tanah Basah : 301,7 Gr
Berat Tanah Kering : 237,3 Gr
Kadar Air : 27,14 %
Berat Volume Basah : 1,67 gr/cm3
Berat Volume Kering : 1,31 gr/cm3
LRC : 0,19 kg/div
0.100
0.090
0.080
0.070
Tegangan (kg/cm)
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
0.000 5.000 10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.000
Regangan (%)
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB VI
UJI GESER LANGSUNG
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kekuatan geser tanah adalah daya tahan tanah terhadap deformasi yang
diakibatkan oleh pergerakan partikel tanah akibat tegangan geser. Keruntuhan geser
dalam tanah adalah akibat gerakan relatif antara butir-butir dan bukan akibat
kehancuran butir tanah. Jika tanah dibebani maka tegangan geser akan bekerja dan jika
tegangan geser mencapai nilai batas maka deformasi akibat geser akan terjadi sehingga
akan terjadi keruntuhan geser ( shear failure ).
1.2. Maksud dan tujuan
Data Pengamatan :
Geser langsung
Specimen no. 1
Specimen no. 2
Specimen no. 3
Vertical displacement,
-1
v mm
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Horizontal displacement, h mm
1.5
Shear stress, t kg/cm2
1.0
y = 0.29x - 0.01
0.5
0.0
0 0.5 1 1.5 2
Normal Stress, sn kg/cm2
o
Angle of Internal Friction = 16,21
Cohesion c = 0,08 kg/cm2
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB VII
UJI BERAT JENIS TANAH
1. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat
air destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu. Harga
berat jenis dari butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam bermacam-
macam keperluan perhitungan mekanika tanah. Harga-harga ini dapat ditentukan
secara akurat di laboratorium. Karena tanah merupakan material utama untuk
pengurungan dari suatu bendungan tanah, maka sifat-sifat tanah yang perlu
diketahui adalah diantaranya berat jenis. Dengan melakukan pemeriksaan berat
jenis ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah dengan
menggunakan labu ukur dan pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh
specific Gravity (Gs), yaitu berat jenis benda yang terdiri dari partikel kecil yang
memiliki specific grafity lebih besar dari 1,00. Metode ini sangat diperlukan untuk
tanah dan agregat halus (pasir) sebagaimana yang digunakan untuk campuran
beton dan aspal.
Untuk mengetahui berat jenis tanah : lempung, lanau, dan pasir yang lolos
saringan no. 40 dengan menggunakan labu ukur.
2. KLASIFIKASI ALAT
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Contoh tanah kering udara ditumbuk dan disaring dengan saringan no. 40
dalam pan tertutup.
2. Picnometer dibersihkan kemudian ditimbang dengan tutupnya dalam keadaan
kosong.
3. Picnometer diisi air hingga penuh kemudian ditimbang lagi.
4. Contoh tanah dengan berat 25 gram dimasukan ke dalam picnometer yang
telah ditimbang.
5. Contoh tanah ditambahkan air suling hingga kedua picnometer terisi dua
pertiga bagian.
6. Picnometer dipanaskan diatas tungku minyak tanah sehingga semua
gelembung udara keluar.
7. Setelah itu picnometer didinginkan dengan container yang berisi air sehingga
suhunya sama dengan suhu ruangan.
8. Kemudian ditambahkan air suling hingga kedua picnometer penuh. Kemudian
picnometer ditutup dan dibersihkan bagian luarnya kemudian ditimbang.
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa berat jenis tanah
tersebut adalah 2.09. Dengan demikian dapat di ketahui bahwa tanah tersebut
merupakan tanah berlempung atau tanah berlanau. Adapun beberapa mineral yang
kemungkinan dapat banyak terdapat dalam tanah tersebut adalah quartz, kaolinite,
montmorillonite, chlorite.
5. PEMBAHASAN
telah sesuai dengan standar dan prosedur percobaan akan tetapi kurang
akurat karena keterbatasan alat yang digunakan
6. KESIMPULAN
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
BERAT JENIS
( Spesifik Grafity )
No Keterangan Sampel
1 No Piknometer I II
2 Berat Piknometer Kosong M1 Gram 64,40 64,40
3 Berat Piknometer + Tanah Kering M2 Gram 114,30 114,40
4 Berat Piknometer + Tanah + Air M3 Gram 197,40 197,60
5 Berat Piknometer + Air M4 Gram 170,90 170,80
6 Temperatur t0 C 29
7 A = M2 - M1 49,90 50,00
8 B = M3 -M4 26,50 26,80
9 C=A–B 23,40 23,20
10 Gravitasi Khusus, G1 = A / C 2,13 2,16
11 Gravitasi Khusus Rata-Rata, G1 2,14
12 Gair Pada t0 C 1,00
13 G Untuk 27,50 C = G = (Gair Pada t0 C) / (Gair Pada 27,50 C) 1,00
Dokumentasi
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB VIII
KADAR AIR
(MOISTURE CONTENT)
1. TEORI DASAR
Test ini dilaksanakan untuk menentukan kadar air simpel tanah yaitu
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah
tersebut.
3. SPESIFIKASI PERALATAN
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbangan tin box yang akan dipakai berikut tutupnya beri nomor / tanda
2. Masukan benda uji yang akan diperiksa kedalam tin boks lalu ditutup
3. Timbangan tin boks yang telah berisi benda uji tersebut
4. Masukan kedalam oven yang suhunya telah diatur 110˚C selama 24 jam
sehingga beratnya konstant (tutup tin box dibuka)
5. Setelah keringkan dalam oven, tinjau box tersebut lalu masukan kedalam
desicator agar cepat dingin
6. Setelah dingin, timbang kembali tin box yang telah berisi tanah kering
tersebut
Catatan :
Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus disesuaikan dengan
butiran tanah maksimum agar didapatkan hasil yang teliti
-3 / 4 “ 1000 Gr 1 Gr
- # 10 100 Gr 0.1 Gr
- # 40 10 Gr 0.01 Gr
5. ANALISA / PERHITUNGAN
Pemeriksaan kadar air ialah suatu pengujian rutin dalam laboraturium untuk
menentukan kadar air pada tanah :
= ( Ww / Ws ) x 100 %
6. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan penelitian maka didapatkan kadar air rata – rata dengan
empat sampel tanah dengan kedalaman, 0.00 – 0.05, 0.05 – 1.00, yaitu :
Sampel 1 (Kedalaman 0.00 – 0.50) = 51.70 %
Sampel 2 (Kedalaman 0.50 – 1.00) = 51.96%
7. Refrensi
Data Pengamatan :
KADAR AIR
(MOISTURE CONTENT)
Kegiatan : Praktikum Mektan Kelompok : V (lima)
Lokasi : Gambesi Ternate Selatan Laboratorium : Fakultas Teknik
Tanggal Pecobaan : 24 september 2016 UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
Nomor Sampel 1
Nomor Container I II
Berat Cawan M1 Gram 13,19 13,7
Berat Cawan + Tanah Basah M2 Gram 24,8 22,6
Berat Cawan + Tanah Kering M3 Gram 20,8 19,6
Berat Air (Ww) M2 - M3 Gram 4 3
Berat Tanah Kering (Ws) M3 - M1 Gram 7,61 5,9
(Ww / Ws)x
Kadar Air (w2) 100% % 52,56 50,85
Kadar Air Rata-Rata (w2+w2)/2 % 51,70
Nomor Sampel 2
Nomor Container I II
Berat Cawan M1 Gram 13,2 13,3
Berat Cawan + Tanah Basah M2 Gram 23 22,8
Berat Cawan + Tanah Kering M3 Gram 19,6 19,6
Berat Air (Ww) M2 - M3 Gram 3,4 3,2
Berat Tanah Kering (Ws) M3 - M1 Gram 6,4 6,3
(Ww / Ws)x
Kadar Air (w2) 100% % 53,13 50,79
Kadar Air Rata-Rata (w2+w2)/2 % 51,96
BAB IX
PEMERIKSAAN
BATAS - BATAS ATTERBERG
1. DASAR TEORI
Batas-batas atterberg Yaitu tanah yang mengalami suatu rangkaian keadaan,
yaitu cair, plastis, semi padat dan padat. Kadar air dari suatu rangkaian tanah pada
titik-titik di mana tanah lewat dari suatu keadaan ke kaedaan berikutnya dikenal
sebagai batas-batas Konsistensi. Kadar air bervariasi, bila kadar airnya sangat
tinggi maka campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan.
Tanah berdasarkan variasi kadar air dapat di bagi menjadi 4 keadaan dasar yaitu
padat, semi padat, plastis dan cair. Antara padat dan semi padat disebut batas
susut, antara semi padat dan plastis disebut batas plastis, dan antara plastis dan
cair di sebut batas cair. Batas-batas di atas dikenal dengan BATAS
ATTERBERG. Kegunaan uji batas atterberg adalah diperolehnya suatu gambaran
sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas cairnya tinggi mempunyai
sifat teknik yang buruk, yaitu daya dukungnya rendah, pemampatannya tinggi dan
sulit memadatkannya.
Tujuan dari pemeriksaan ini untuk menentukan batas cair dari suatu contoh
tanah dimana batas cair didefinisikan sebagai kadar air minimum dimana suatu
tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis, selain itu untuk
menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.
3. SPESIFIKASI ALAT
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengambil contoh tanah yang telah diayak dengan standar ayakan no.
40, kemudian campur dengan air suling dalam mangkuk.
2. Mengatur tinggi jatuh mangkuk Casagrande sehingga tinggi jatuhnya
dengan landasan adalah 1 cm.
3. Adukan contoh tanah kira-kira 100 gr tersebut diatas dimasukan kedalam
mangkuk Casagrande dengan diratakan permukaannya dengan spatula
sehingga ketebalan tanah menjadi 1/2 inci.
4. Tanah dalam mangkuk Casaggrande dibuat jalur dengan grooving tool
standard dan diusahakan tegak lurus.
5. Contoh tanah dalam mangkuk Casagrande diambil sebagian dan ditaruh
dalam wadah kemudian ditimbang.
6. Contoh tanah dalam wadah yang telah ditimbang dimasukkan kedalam
oven selama 24 jam.
7. Contoh tanah yang telah dioven didinginkan kemudian ditimbang lagi
untuk menentukan kadar airnya. Percobaan ini dilakukan 4 kali dengan
ketukan 7-14, 16-24, 26-39, 40-49
8. Setelah semua percobaan telah selesai dan kadar air contoh tanah telah
diketahui maka dapat digambarkan grafik antara kadar air dan jumlah
ketukan.
9. Batas cair dapat ditentukan dengan menarik garis kearah kadar air dari
titik potong grafik dengan garis ketukan (N=25).
5. INTERPRETASI PERCOBAAN.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa batas cair dari tanah yang diuji
adalah 45.00 %, mengindikasikan bahwa tanah yang diuji adalah mineral
lempung berlanau jenis Nontronite, yang memiliki batas cair menurut
Atterberg 37 - 72.
6. PEMBAHASAN
Nilai kadar air dan jumlah pukulan dimasukkan ke dalam grafik hubungan
keduanya akan didapatkan suatu kurva aliran dengan persamaan regresinya y = -
21.647 Ln (x) + 110 lalu x diganti 25 sesuai jumlah pukulan yang ditentukan
maka akan didapat batas cair 62,169 %
7. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa batas cair dari tanah yang diuji adalah
43,61 %.
8. REFERENSI
Data Pengamatan :
PEMERIKSAAN
BATAS - BATAS ATTERBERG
IP = LL - PL
IP
= 43,61 - 26,32 = 17,29 %
50.0
48.0 y = -0.29332x + 50.93967
46.0
44.0
Kadar Air (%)
42.0
40.0
38.0
36.0
34.0
32.0
30.0
13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Jumlah Pukulan
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB X
ANALISA SARINGAN & HIDROMETER
Analisa saringan adalah salah satu cara untuk menentukan variasi ukuran
partikel – partikel yang ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam
persentase dari berat kering total. Tanah merupakan komponen/susunan dari hasil
lapisan kerak bumi. Dimana sifat-sifat dari suatu macam tanah tergantung pada
ukuran butirnya, karena pengukuran besarnya butir tanah merupakan suatu
percobaan yang sering dilakukan dalam bidang mekanika tanah. Untuk
membedakan serta menunjukkan dengan tepat masing-masing sifat tanah ini telah
dilakukan digunakan metode sistimatik sehingga tanah-tanah tertentu dapat dipilih
dengan tepat. Suatu tanah bergradasi baik atau tidak dan seragam apabila terdapat
distribusi yang merata dari butir-butir dengan ukuran; yang memungkinkan,
diantara batas atas dan batas bawah butiran. Untuk menentukan distribusi butiran
tanah (gradasi) antara saringan no. 4 sampai dengan saringan no.200 dengan
menggunakan saringan standar.
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir
(gradasi tanah) yang tertahan no.200.
2. ANALISA HIDROMETER
2.1 Maksud Percobaan
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran dan susunan butir (gradasi)
tanah yang lolos saringan no.200.
a. Hidrometer
b. Galas ukuran 1000 ml
c. Thermometer 50º C
d. Mechanical stirrer
e. Batang pengaduk
f. Stop watch
g. Botol air suling
h. Bak kaca
Laporan Praktikum Kelompok V 57
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
i. Water heater
2.3. Pembuatan Larutan Dispersi
a. Ambil seluruh sampel tanah yang tertampung dalam pan (lolos saringan
no. 200) dari hasil percobaan analisa saringan. Bila sampel tersebut
terlalu bannyak, ambil sebagian saja (sekitar 500 gram).
b. Masukan sampel tanah kedalam beaker glass lalu tambahkan larutan
dispersi sebanyak 200 ml, diamkan minimal 12 jam.
c. Masukan larutan tanah tersebut kedaam dispersion cup, lalu aduk
menggunakan stirrer selama 5 menit.
d. Masukan larutan tanah tadi kedalam hydrometer jar 1000 ml yang sudah
bersih lalu bilas dispersion cup berulang kali dengan air suling sampai
bersih.
e. Tambahkan air suling kedalam hydrometer jar sampai batas 1000ml, lalu
masukan hydrometer jar kedalam bak peredam sampai suhunya konstan.
Siapkan stop watch dalam formulir percobaan.
Laporan Praktikum Kelompok V 58
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
f. Angkat hydrometer jar dari dalam bak peredam lalu tutup bagian atasnya
dengan telapak tangan. Balikan hydrometer jar berulang kali selama 30
detik,
g. jangan sampai ada tanah yang masih menempel pada dasar hydrometer
jar tersebut. Masukan kembali hidrometer jar kedalam bak peredam.
h. Segera masukan hydrometer ke dalam larutan tanah, lakukan pembacaan
(r) pada deti 15, 30, 60, 120.
i. Pindahkan hydrometer ke dalam hydrometer jar larutan standar,
kemudian ulangi prosedur 6 dan 7 sampai didapatkan pembacaan yang
sama secara berpasangan.
j. Setelah selesai pembacaan menit ke -2 dan mendapatkan harga yang
sama (stop watch jalan terus) hydrometer dipindahkan ke dalam larutan
standar lalu baca penunjukan skala hydrometer tersebut dalam larutan
standar (rw).
k. Catat pukul berapa percobaan ini dilakukan, lalu susun pembacaan
selanjutnya. Tutuplah hydrometer jar dengan kertas lembab untuk
menghindari penguapan selama percobaan ini berlangsung.
l. Lakukan embacaan hydrometer dalam larutan tanah dan larutan standar
pada menit ke 5, 15, 30, kemudian pada jam ke 1, 4 dan 24 catat pula
suhu larutan pada masing-masing pembacaan.
m. Bersihkan dan timbang dish kosong.
n. Masukan larutan tanah kedalam dish sampai benar-benar bersih, lalu
masukan kedalam oven selama 24 jam pada suhu 110º C.
o. Timbang berat dish + tanah kering lalu hitung berat tanah keringnya.
p. Bersihkan gelas ukur dan hydrometer jar setelah selesai percobaan.
5. PEMBAHASAN
No. Diameter Berat tertahan Berat kumulatif Presentase (%)
Saringan (mm) (gr) (gr) tertahan lolos
1 2 3 4 5 6
6. KESIMPULAN
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
ANALISA SARINGAN
(Sieve Analysis)
105
95
Presentase Lolos (%)
85
75
65
55
45
10 1 0.1 0.01
Diameter Saringan (mm)
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB XI
KOMPAKSI (PEMADATAN)
1. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Pemadatan adalah suatu proses menaikkan berat unit tanah dengan memaksa
butiran–butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori udara.
Tingkat kepadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan.
Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut
akan berfungsi sebagi unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel tanah
.Karena adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat /padat.
Pemeriksaan kompaksi berfungsi untuk mendapatkan harga kepadatan kering dan
kadar air optimum dalam suatu kepadatan dengan energi tertentu.
2. SPESIFIKASI ALAT
3.PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Persiapan Percobaan
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
5. PEMBAHASAN
Berat tanah Berat contoh tanah yang lolos saringan no. 4
Kadar air mula-mula Kadar air sebelum adanya penambahan air
Penambahan air Tanah ditambah dengan air sampai keadaan batas
plastis, dua kantong ditambah air kurang dari batas
plastis dan 2 kantong lainnya ditambah air lebih dari
batas plastis
Kadar air akhir Penambahan air x ((kadar air mula-mula + 100) /
(berat tanah) + kadar air mula-mula
Berat mould (W1) Berat kosong mould yang merupakan cetakan bagi
contoh tanah
Berat mould + tanah basah Berat mould dan tanah basah yang lolos saringan no.
(W2) 4
Berat tanah basah (Wwet) Wwet = W2 – W1
Volume mould (V) Volume mould yang menjadi cetakan benda uji
Berat volume basah (wet) wet = Wwet / V
Berat tanah basah + container Berat kosong container dan contoh tanah yang
(W3) diambil pada bagian bawah dan atas mould setelah
penumbukan / pemadatan
berat tanah kering + container Berat container bersama tanah yang telah di oven 24
(W4) jam
Berat air (W5) W5 = W3 – W4
Berat container (W6) Berat kosong container
Berat tanah kering (W7) W7 = W4 – W6
Kadar air () ( W5 / W7 ) x 100%
Kadar air rata-rata (%) ( kadar air sampel 1 + kadar air sampel 2 ) / 2
Berat kering (Wdry) Wdry
Wwet
W
1
100
Berat isi kering ( dry) dry = W dry / V
w w = Gs / ((1+)xGs) , dimana Gs = berat jenis
Nilai – nilai dari kadar air dan nilai dari w dimasukkan ke dalam grafik
menghasilkan grafik ZAV ( zero Air Void ).
Nilai – nilai dari berat isi kering dan kadar air diplotkan ke dalam grafik
hubungan antar keduanya akan didapatkan persamaan regresi yang akan
menghasilkan nilai kadar air optimum dan berat isi keringnya.
6. KESIMPULAN
Dari hasil tes kompaksi diperoleh hasil uji kadar air rata-rata = 24 %.
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
STANDAR PEMADATAN PROCTOR
(Standard Proctor Compaction Test)
1.60
Berat Volume kKering (γdry)
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB XII
UJI PERMEABILITAS
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permeabilitas didefenisikan sebagai sifat dari material berpori yang
memberikan jalan bagi air untuk mengalir melalui rongga-rongga didalamnya.Material
yang memiliki rongga-rongga yang kontinu disebut “permeable material” seperti
kerikil, sedangkan lempung termasuk material non permeable.Test ini dimaksudkan
untuk menentukan permeabilitas tanah berbutir kasar maupun halus secara laboratoris.
Studi tentang aliran air di dalam tanah sangat penting untuk pemecahan masalah
penentuan kecepatan penurunan lapisan tanah yang jenuh dan dapat dimampatkan,
perhitungan “seepage” (aliran)melalui badan bendungan dan kestabilan lereng,
perhitungan gaya “up lift” dibawah struktur hidrolik, serta aliran air tanah ke dalam
sumur.
8. Aquades
9. Jangka sorong
10. Ring contoh
B. Falling Head
1. Mengambil contoh tanah yang mengandung butiran tanah lolos saringan
No. 200 > 90%.
2. Memasukkan contoh tanah tersebut ke dalam tabung permeabilitas sampai
penuh lalu dipadatkan.
3. Meletakkan batu pori ke dalam tabung di atas contoh tanah tersebut serta
karet penahan agar air tidak keluar dari tabung.
4. Menutup tabung.
5. Memasang buret pada tempatnya dan mengatur ketinggiannya.
6. Menghubungkan slang pengeluaran ke buret (kran buret dalam posisi
tertutup).
7. Mengisi air melalui corong hingga air meresap ke dalam contoh tanah.
4. PEMBAHASAN
Constan Head
luas potongan melintang buret a = 1/4 d2 , dimana d diameter buret
(a)
luas potongan melintang a = 1/4 d2 , dimana d diameter sampel
sampel (A)
ketinggian hidrolik (h) tinggi permukaan corong sampai dengan dasar
sampel
panjang sampel (L) panjang / tinggi sampel suatu benda uji
waktu pengujian ( t ) waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan 500
ml air
temperatur ( T ) suhu / temperatur di sekitar lokasi percobaan
volume air yang terkumpul ( Q volume air yang terkumpul penuh sesuai dengan
) yang ditentukan
koefisien permeabilitas kT = Q.L / h.A.t
koefisien permeabiltas rata-rata (jumlah kT sampel 1 dengan 2) / 2
Falling Head
luas potongan melintang buret a = 1/4 d2 , dimana d diameter buret
(a)
luas potongan melintang a = 1/4 d2 , dimana d diameter sampel
sampel (A)
tinggi puncak hidrolik pd tinggi pembacaan buret pada awal pengujian
permulaan pengujian ( h1 )
tinggi puncak hidrolik pd akhir tinggi pembacaan buret pada akhir pengujian
pengujian ( hf ) setelah 120 detik
T
koefisien permeabilitas standar k 20
kT
20
5. KESIMPULAN
Dari hasil tes permeabilitas didapat nilai koefisien permeabilitas untuk
Constan Head sebesar 0.00047 cm/dtk.
6. REFERENSI
Data Pengamatan :
PERMEABILITAS
( Spesifik Grafity )
Constan Head
Diameter Buret ( d) : 1
Diameter Sampel (D) : 6,4
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB XIII
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM
1. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
2. SPESIFIKASI ALAT
Alat yang digunakan :
1. Mould dan spacer disk untuk pemadatan
2. Alat penumbuk berat 10 lb, tinggi 18 inci
3. Pengikis, sendok, pahat, palu dan pisau.
4. Timbangan dengan kapasitas 0,1 dan 0,01 gram.
5. Gelas ukur, kontainer dan dongkrak.
6. Oven dan pengatur suhu.
7. Penetrasi elektrik dengan gigi pengatur kecepatan.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
5.PEMBAHASAN
Kadar Air
Berat tanah basah + Berat container dan tanah yang
container (W1) lolos saringan no.40
Berat tanah kering + Berat container dan tanah yang
container (W2) telah dioven selama 24 jam
Berat container (W3) Berat kosong container
Berat air (Ww) Ww = W1 – W2
Berat tanah kering (Wd) Wd = W2 – W3
Kadar air Ww / Wd x 100 %
Kadar air rata-rata rata-rata = (1 + 2 ) / 2
Berat Isi
Berat kosong cetakan yang akan
Berat cetakan ( W1 )
digunakan
Berat tanah basah +
Berat cetakan yang telah diisi tanah
cetakan ( W2 )
Berat tanah basah ( Wwet
Wwet = W2 – W1
)
Volume cetakan (
Volume dari mould yang digunakan
Vmould )
Berat isi basah ( wet ) wet = Wwet / Vmould
Berat isi kering ( dry ) dry = wet / ( 1 + )
Penetrasi
Waktu Penurunan Pembacaan dial Beban
1 2 3 4
6. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapat Kadar Air rata – rata = 29.3 %, Berat Isi Kering
= 1.051, dan dari grafik hubungan penurunan – beban didapat CBR :
a. Penurunan 0.1 inch, Beban (lbs) 493.737 CBR = 12.5 %.
b. Penurunan 0.2 inch, Beban (lbs) 648.094 CBR = 30.013 %.
Rata – rata CBR = 21.26 %.
7. REFERENSI
Data Pengamatan :
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM
Kadar Air
1 Sampel Uji CBR Unsoaked
2 No. Cawan Timbang 1 2
3 Berat Cawan Kosong M1, gram 14,4 11,6
4 Berat Cawan + Tanah Basah M2,gram 19,2 15,12
5 Berat Cawan + Tanah Kering M3, gram 18,1 14,33
6 Berat Air (M2 - M3), gram 1,1 0,79
7 Berat Tanah Kering (M3 - M1), gram 3,7 2,73
8 Kadar Air [(M2 - M3) / (M3 - M1)] x 100% 29,7 28,9
9 Kadar Air Rata - Rata 29,3
Penurunan
CBR UNSOAKED
Pembacaan (inch)
(waktu) Bacaan Dial Beban
PER(Div) (lbs)
25 0,025 15 162,417
50 0,050 23 249,039
75 0,075 28 303,178
100 0,100 35 378,972
125 0,125 41 443,939
130 0,150 56 606,355
145 0,175 70 757,944
200 0,200 84 909,533
225 0,225 96 1039,466
230 0,250 120 1299,332
1200
1000
Beban ( LBS )
800
600
400
200
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Penurunan Inchi
NILAI CBR
CBR UNSOAKED
Penetration 0,1 '' 12,500
Penetration 0,2 '' 30,013
CBR Rata-Rata 21,26
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan
BAB XIV
UJI KONSOLIDASI
4. DASAR TEORI
5. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan tanah pada saat
dibebani.
6. SPESIFIKASIALAT
1. Consolidation frame
2. Frame
3. Loading set
4. Consolidometer
5. Loads
6. Loads 500 gram
7. Loads 1000 gram
8. Loads 2000 gram
9. Loads 4000 gram
10. Loads 8000 gram
11. Sample tube + extruder
12. Dial indicator 100 mm x 0,01 mm
13. Wire saw.
PERALATAN TAMBAHAN
7. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Letakan sel yang telah diisi benda uji pada alat konsolidasi.
b. Pasang dial penurunan lihat gambar pada kaki dial menyentuh pada bandul
penekan.
c. Putar baut penekan sehingga menumpuh pada lengan dalam keadaan
seimbang.
j. Lakukan hal yang sama untuk beban selanjutnya yang lebih besarsesuai
dengan prosedur 8 di atas.
k. Setelah dilakukan pembebanan maximum, kurangi beban dalam 2 tahap
sampai mencapai beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam setelah
pengurangan beban, lalu beban dikurangi lagi. Lakukan pembacaan setelah 5
jam berikutnya.
l. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan ring contoh dan benda
uji dari sel konsolidasi.
m. Keluarkan batu pori dan kertas saring, kemudian keringkan permukaan benda
uji.
n. Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh, lalu timbang dan tentukan berat
keringnya.
8. ANALISA / PERHITUNGAN
a. Koefisien konsolidasi, Cv :
Cv = (0,848 * d2 )/(t90) ; untuk Tv (90%) = 0,848
Cv = (0,197 * d2 )/(t50) ; untuk Tv (50%) = 0,197
Dimana : d : ½ tinggi rata rata tiap tanah
H : ½ (H1+H2)
H1: tebal Awal Benda
H2: tebal akhir Benda
Laporan Praktikum Kelompok V 85
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jln.Pertamina Kampus II Kel. Gambesi Ternate Selatan
5. REFERENSI
Data Pengamatan :
PENGUJIAN KONSOLIDASI
Kegiatan : Praktikum Mektan Kelompok : V (lima)
Lokasi : Gambesi Ternate Selatan Laboratorium : Fakultas Teknik
Tanggal Pecobaan : 28 november 2016 UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
Beban (kg) 0,825 1,65 3,3 6,6 13,2 26,4 6,6 0,825
Tekanan
0,25 0,5 1 2 4 8 2 0,25
(kg/cm2)
0 detik 0,000 0,059 0,072 0,106 0,150 0,209 0,285 0,256
6 detik 0,011 0,0600 0,074 0,109 0,156 0,219 0,271 0,250
15 detik 0,019 0,0620 0,079 0,116 0,161 0,226 0,270 0,249
30 detik 0,026 0,064 0,079 0,118 0,164 0,230 0,268 0,248
1 menit 0,033 0,065 0,080 0,120 0,167 0,236 0,267 0,248
2 menit 0,036 0,066 0,081 0,122 0,171 0,240 0,267 0,247
4 menit 0,038 0,066 0,083 0,124 0,174 0,246 0,265 0,247
8 menit 0,042 0,067 0,084 0,128 0,180 0,251 0,265 0,246
15 menit 0,046 0,067 0,090 0,131 0,185 0,257 0,265 0,245
30 menit 0,051 0,068 0,101 0,135 0,190 0,265 0,264 0,243
1 jam 0,056 0,069 0,104 0,140 0,200 0,273 0,261 0,242
2 jam 0,057 0,071 0,105 0,144 0,207 0,277 0,259 0,241
4 jam 0,058 0,071 0,106 0,147 0,207 0,281 0,257 0,238
8 jam 0,059 0,071 0,105 0,148 0,208 0,282 0,257 0,235
24 jam 0,059 0,072 0,106 0,150 0,209 0,285 0,256 0,232
Diameter
5,00
Contoh
Luas Contoh, A 19,63
Tinggi Spesimen (H) 2,00
Berat Tanah Kering, Wd, w2-w3 56,60
Berat Jenis 2,14
Tebal Bagian Padat, Hs = Wd/(Gs x A x w) 1,345
Angka Pori, e = (H/Hs)-1 0,4874
Koefisien Konsolidasi
Koefisien Konsolidasi
Cv = ( 0.197 x d 2 )/t50
Cv = ( 0.848 x d 2 )/t90
Angka Pori, e=e0-e
t90 (menit)
d (cm) H-Dh
t50 (menit)
H (cm)
0 0 2 0 0 0,4874 - -
0,25 0,059 1,99410 0,0059 0,00925 0,4782 0,00295 1,9971 1 8,00 0,7857 0,4228
0,50 0,072 1,99285 0,0071 0,01121 0,4762 0,00653 1,9935 1,4 10,80 0,5592 0,3120
1,00 0,106 1,98937 0,0106 0,01667 0,4707 0,00889 1,9911 16 8,80 0,0488 0,3820
2,00 0,150 1,98500 0,0150 0,02352 0,4639 0,01281 1,9872 11,3 5,80 0,0688 0,5774
4,00 0,209 1,97910 0,0209 0,03277 0,4546 0,01795 1,9821 8,9 6,60 0,0870 0,5048
8,00 0,285 1,97155 0,0285 0,04461 0,4428 0,02468 1,9753 6,3 1,20 0,1220 2,7573
2,00 0,256 1,97440 0,0256 0,04014 0,4473 0,02703 1,9730
0,25 0,232 1,97680 0,0232 0,03638 0,4510 0,02440 1,9756
0.000 0.058
0.010 0.060
0.020 0.062
0.064
0.030
0.066
0.040
0.068
0.050 0.070
0.060 0.072
0.070 0.074
0.068 0.100
0.073
0.110
0.078
0.083 0.120
0.088
0.130
0.093
0.098 0.140
0.103
0.150
0.108
0.113 0.160
0.145 0.199
0.209
0.155
0.219
0.165 0.229
0.175 0.239
0.249
0.185 0.259
0.195 0.269
0.279
0.205 0.289
0.215 0.299
0.251 0.230
0.256 0.235
0.261
0.240
0.266
0.245
0.271
0.276 0.250
0.281 0.255
0.286
0.260
-0.1 0.56
0 0.58
0.1 0.6
0.2 0.62
0.64
0.3
0.66
0.4
0.68
0.5
0.7
0.6 0.72
0.7 0.74
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
TAYLOR METHOD "Akar waktu" TAYLOR METHOD "Akar waktu"
TEKANAN : 0,25 Kg/cm² TEKANAN : 0,5 Kg/cm²
0.7 0.95
0.73 1
0.76 1.05
0.79 1.1
0.82
1.15
0.85
1.2
0.88
0.91 1.25
0.94 1.3
0.97 1.35
1 1.4
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
TAYLOR METHOD "Akar waktu" TAYLOR METHOD "Akar waktu"
TEKANAN : 1 Kg/cm² TEKANAN : 2 Kg/cm²
1.35 1.783
1.4 1.79
1.45 1.797
1.5
1.804
1.55
1.811
1.6
1.65 1.818
1.7 1.825
1.75 1.832
1.8 1.839
1.85
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
TAYLOR METHOD "Akar waktu" TAYLOR METHOD "Akar waktu"
TEKANAN : 4 Kg/cm² TEKANAN : 8 Kg/cm²
1.795 1.736
1.8 1.742
1.748
1.805 1.754
1.81 1.76
1.815 1.766
1.772
1.82
1.778
1.825 1.784
1.83 1.79
1.835 1.796
1.802
1.84
0 2 4 6 8 10 12 0 2 4 6 8 10 12
TAYLOR METHOD "Akar waktu" TAYLOR METHOD "Akar waktu"
TEKANAN (lepas beban): 2 Kg/cm² TEKANAN (lepas beban): 0,25 Kg/cm²
0.4820
0.4690
0.4560
0.4430
0.4300
Grafik Hubungan antara angka pori dengan tekanan
konsolidasi
Gambar
Dosen
Asisten
Kelompok V
Sri harsimi usman
Husnawati umar
Ismar ridwan
Surya pratama
Seniyasmin
Ibnu azhari
Fonda ganda guna
Keterangan