Anda di halaman 1dari 121

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 2
BAB II : SONDIR .............................................................................................................. 6
BAB III : KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT TEST) .................................... 17
BAB IV : NATURAL DENSITY ................................................................................... 22
BAB V : BERAT JENIS TANAH ................................................................................... 30
BAB VI : ANALISA SARINGAN .................................................................................. 37
BAB VII : GRAIN SIZE ANALYSIS ............................................................................. 43
BAB VIII : PLASTIC LIMIT TEST (BATAS PLASTIS) .............................................. 49
BAB IX : LIQUID LIMIT TEST (BATAS CAIR) ......................................................... 53
BAB X : BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)......................................................... 59
BAB XII : PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE
STRENGTH) ................................................................................................................... 64
BAB XIII : KEPADATAN STANDAR (COMPACTION TEST) ................................. 71
BAB XIV : CBR LABORATORIUM ............................................................................. 79
BAB XV : PERMEABILITY TEST ............................................................................... 87
BAB XVI : TRIAXIAL COMPRESSION TEST ............................................................ 92
BAB XVII : DIRECT SHEAR TEST............................................................................ 100
BAB XVIII : PEMERIKSAAN KONSOLIDASI ......................................................... 105
BAB XIX : PENUTUP .................................................................................................. 117
SISTEM KLASIFIKASI TANAH................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 121

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 1


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Dengan melihat kondisi daerah sekeliling daerah Jombang, Jawa Timur masih
ada lahan kosong dan merupakan tanah yang belum layak dipakai, maka percobaan
dilakukan disekitar daerah Jombang Jawa Timur. Tujuan praktikum ini melatih
mahasiswa agar dapat menguasai praktek alat – alat mekanika tanah, sehingga pada
prakteknya di lapangan mahasiswa sudah mempunyai pengalaman didalam melakukan
pekerjaan daya dukung tanah. Oleh karena alasan – alasan tersebut diatas, maka pokok
– pokok program praktikum dilandaskan sebagai berikut :
a. Yang utama adalah bahwa lulusan praktikum adalah calon sarjana yang harus
mengerti kegunaan data – data hasil percobaan di laboratorium dan di lapangan
untuk tujuan teknik praktis misalnya dapat menilai kemampuan tanah jika
dipergunakan sebagai perletakan suatu pondasi bangunan gedung, pondasi
bangunan air, reservoir dan sebagainya, juga supaya mampu memahami jenis –
jenis tanah yang kiranya dapat dipakai sebagai badan jalan raya, jalan baja
sebagai tanggul pengairan dan lain sebagainya.
b. Yang kedua adalah mengenai teori dan batas – batas kegunaan alat.
c. Propil mengoperasikan macam – macam alat.
d. Dapat melakukan tanah pondasi bangunan sipil dengan baik

1.2 DATA URUTAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Adapun tata cara urutan pelaksanaan praktikum mekanika tanah pada dasarnya
sebagai berikut :
1. Praktikum atau keterangan garis besar sebagai pedoman dan sebagai petunjuk.
2. Mengukur situasi medan tanah yang harus diselidiki, mengukur beda tinggi
elevasi tanah, menggambar bentuk potongan tanah melintang dan memanjang
tanah. Memproyeksikannya ke dalam denah dan konstruksi teknik yang akan
dipakai sebagai perletakkan pondasi. Menentukan lokasi titik – titik diatas medan

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 2


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

yang harus diperiksa dan menetapkan ke dalam lubang – lubang penyelidikan


tanah.
3. Menggambar semua hasil pengukuran – pengukuran dan menyiapkan formulir
yang akan diharapkan
4. Menggali test pit.
5. Sampling distribusi under turbin.
6. Field and laboratory water content test.
7. Field and laboratory density test.
8. Specific gravity test.
9. Seeving and hydrometer test.
10. Menggambar grain size analisi curve.
11. Utterberg limit test.
12. Klasifikasi test menurut peraturan AASTHO, USCS dan Textual.
13. Shrinkage limit test.
14. Standart and modified compaction test.
15. Laboratory and Field CBR test.
16. Unconfied compression test.
17. Direct shear test.
18. Trixial test.
19. Consolidation test.
20. Laborotory content and variable permeability test.
21. Sondir dan menggambar grafik sondir.
22. Mencatat syarat – syarat dan rumus – rumus kekuatan atau stabilitasi pondasi dan
kontruksi yang direncanakan.
23. Memasukkan data – data tanah tersebut diatas yang relevan dan sesuai dengan
rumus.
CATATAN :
Letak titik yang akan diperiksa dengan menggunakan bor tangan letak titik –
titik yang akan diperiksa dengan alat sondir harus dua titik yang berdekatan. Untuk
mengambil contoh tanah tidak asli dalam jumlah banyak haruslah digali suatu test pit
atau sumur percobaan yang terletak dekat lubang bor. Hasil pekerjaan bor bila digabung

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 3


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

dengan hasil pemeriksaan alat sondir dapat memberiksan keterangan tentang jenis –
jenis tanah dan kondisi keras tanah.

1.3 ORGANISASI PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH


A. Organisasi Fisik Mengerjakan Praktikum
1. Peserta mengerjakan praktikum dalam bentuk grup yang terdiri dari 5 orang
mahasiswa.
2. Pada tiap grup harus ada ketua grup.
3. Ketua grup mengatur anggotanya apa yang harus dikerjakan.
4. Pada waktu praktikum selama 7 hari dan batas penyelesaian selama 1 bulan
sesudah praktikum selesai.
5. Asistensi membuat laporan praktikum mekanika tanah dilayani oleh asisten
praktikum.
B. Organisasi Administrasi Melaksanakan Praktikum
1. Peserta memenuhi kewajiban keuangan.
2. Kehadiran peserta praktikum harus dicatat.
3. Keabsahan absensi peserta harus disetujui oleh asisten praktikum.
4. Formulir – formulir yang diperlukan untuk semua praktikum di sediakan
pada buku petunjuk.
5. Buku laporan praktikum mekanika tanah harus ada persetujuan yang di tanda
tangani oleh asisten.
6. Surat tugas sebagai tanda lulus praktikum mekanika tanah di minta kepada
kepala laboratorium.

1.4 PEKERJAAN PENGUKURAN MEDAN KERJA

Untuk pekerjaan penyelidikan tanah maka sangat diperlukan pekerjaan medan


kerja. Karena kita perlu mengetahui bentuk medan pekerjaan, elevasi letak titik – titik
yang ingin kita periksa. Kita tempatkan pada titik square figure atau routine net. Setelah
pekerjaan selesai, maka dimulai dengan memeriksa kondisi tanah pada setiap titik. Pada
pekerjaan pembangunan bendungan tipe tanah, kondisi tanah pondasi sepanjang as

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 4


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

bendungan dan spillway + outlet work, sehingga untuk mendapat material tanah guna
membuat badan bendungan maka borrow areal perlu dipasahkan secara khusus.
Cara memeriksa tanah pondasi berbeda dengan cara memeriksa borrow areal,
demikian pula dengan alat yang digunakan untuk memeriksa suatu tanah pondasi,
bendungan reservoir, mesin bor, standart penetrasi unit. Untuk memeriksa borrowing
areal dipakai metode kerja yang sederhana seperti bor tangan, menggali test pit,
membuat terowongan. Tanah pondasi diperiksa kekuatannya (daya dukung,
permeabilitas, dan lain – lain) sedangkan tanah di borrow areal yang dipakai untuk
membuat bendungan tipe urugan keadaan tanah diperiksa terutama terhadap compaction
test characteristicnya.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 5


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB II
SONDIR

2.1 TUJUAN
Dengan menekan / memukul berbagai macam alat ke dalam tanah dan mengukur
besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan akan diketahui dalamnya berbagai
lapisan yang berbeda dan mendapatkan indikasi mengenai kekuatannya. Penyelidikan
semacam ini disebut percobaan penetrasi dan alat yang dipakai disebut penetrometer.

Karena hal ini tidak memberikan keterangan – keterangan tentang jenis tanah,
maka dalam pemakaiaannya sebaiknya selalu dihubungkan dengan lubang bor.
Penyelidikan semacam ini terutama dipakai untuk mendapatkan keterangan pada titik–
titik atau tempat– tempat diantara lubang bor.

2.2 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah (HL). Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dengan gaya persatuan luas (kg/cm2). Sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang (kg/cm).

2.3 TEORI
Daya dukung yang dapat ditahan oleh tanah sangat bervariasi dan tergantung
dari macam atau jenis dan kepadatan dari tanah yang bersangkutan. Salah satu cara
untuk mengetahuinya adalah dengan cara penyondiran.

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat ini :

 Baik untuk lapisan tanah lempung


 Dapat dengan cepat menentukan letak lapisan tanah keras
 Dapat digunakan untuk menghitung (memperkirakan) daya dukung lapisan tanah
lempung dengan mempergunakan rumus empiris.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 6


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Kerugiannya :

 Tidak dapat digunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar terutama lapisan
tanah yang mengandung kerikil dan batu.
 Hasil penyondiran sangat meragukan apabila letak alat tidak vertikal atau konus /
bikonus tidak bekerja dengan baik.
2.4 PERALATAN

GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

a. Mesin sondir e. Empat (4)


ringan (2 ton) buah angker
atau mesin dengan
sondir berat (10 perlengkapa
ton). n (angker
dan spiral)

b. Seperangkat f. Kunci pipa


pipa sondir
lengkap dengan
batang dalam
sesuai
kebutuhan
dengan panjang
masing-masing
1 meter.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 7


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Manometer g. Oil (SAE 10)


masing-masing
2 buah dengan
kapasitas
 Sondir ringan
0 - 50 kg/cm2
dan 250
kg/cm2.
 Sondir berat
0 - 50 kg/cm2
dan 600

d. Bikonus.

2.5 PELAKSANAAN

a. Pasang dan aturlah mesin sondir vertikal di tempat yang akan diperiksa dengan
menggunakan angker yang dimaksudkan secara kuat ke dalam tanah. Pengisian
minyak hidrolik harus bebas gelembung-gelembung udara.
b. Pasang konus atau bikonus (sesuai dengan kebutuhan) pada ujung pipa pertama.
c. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut (b) pada mesin sondir.
d. Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu,
umumnya setiap 20 cm.
e. Tekanlah batang untuk pembacaan manometer :
 Apabila dipergunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama akan
menggerakkan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm dan bacalah
manometersebagai perlawanan penetrasi konus (PK).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 8


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke bawah


sedalam 8 cm lalu bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP)
yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL)

 Apabila dipergunakan konus, maka pembacaan manometer hanya dilakukan


pada penekanan pertama (PK).
f. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
g. Pemberhentian pekerjaan :
 Sondir ringan : bila tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150
kg/cm2. Atau kedalaman maksimum 30 meter.
 Sondir berat : bila tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500
kg/cm2 atau kedalaman maksimum 50 meter.

2.6 PERHITUNGAN
Rumus yang dipergunakan :
a. Hambatan lekat (HL) :
HL = (JP-PK)
= ( 35–25)
= 10

b. HL x (20/10)
= (Jp – Pk) x (A / B)
= (35– 25) x (20/10)
= 10 x 2
= 20
Dimensi :
A = Tahap Pembacaan 20 Cm
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑘𝑒𝑡
B = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑟𝑎𝑘 = 10

c. Jumlah hambatan lekat


JHL= ∑𝐿0 𝑥 HL
JHL =∑0.4
.0.2 𝐻𝐿0,2 + 𝐻𝐿0,4
= 20 + 10 = 30 kg/cm

d. Friction Ratio

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 9


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

𝐹𝑆 𝐻𝐿
Fr = 𝑥100% = 𝑥100%
𝑞𝑐 𝑃𝐾
20
= x100%
25
= 4,00 %

25+37+28+35+20 145
̅̅̅̅̅̅
𝑃𝐾1 = = = 29 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
5 5

̅̅̅̅̅̅ = 15+15+15 =
𝑃𝐾2
45
= 15/𝑐𝑚2
3 3

̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
̅̅̅̅ = 𝑃𝐾1+𝑃𝐾2 =
𝑃𝐾
29+15
= 22 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
2 2

̅̅̅̅̅𝑥 𝐴𝑃
𝑃𝐾
QP = 𝑆𝐹
1
22 𝑥 𝜋 302
4
= = 5024,157 𝐾𝑔
3

𝐽𝐻𝐿 1,0−𝐽𝐻𝐿 0,2 120−20


̅̅̅
𝐹𝑠 = = = 1 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
100 100

̅𝐹𝑠
̅̅̅ 𝑥 𝐴𝑠
QS = 𝑆𝑟
1 .(𝜋 . 30) 𝑥 240
= 5

= 4521,6 𝐾𝑔
QT = QP + QS
= 5024,157+ 4521,6
=9545,757 Kg

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 10


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.7 HASIL YANG DIPEROLEH

Gambar:Klasifikasi Tanah Berdasarkan Data Sondir (hubungan antara Penetrasi Konus


(PK) dan Friction Ratio (%)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 11


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Klasifikasi tanah menurut Mayerhof, 1956 :

Tanah Berbutir Kasar (Pasir) Tanah Berbutir Halus (Tanah Lempung)

Kepadatan
Nilai Tahanan PK Konsistensi Tanah Butiran
TanahButiran
Konus (Kg/cm2) (Kg/cm2) Halus (Lempung – Lanau)
Kasar (Pasir)

< 20 Sangat Tidak Padat 0 - 10 Sangat lunak

20 – 40 Tidak Padat 10 - 20 Lunak

40 -100 Agak Padat 20 - 40 Sedang

120 – 200 Padat 40 - 75 Kaku

> 200 Sangat Padat 75 - 150 Sangat kaku

>150 Keras

2.8 KESIMPULAN :
 Nilai perlawanan penetrasi konus semakin besar menunjukkan bahwa tanah
semakin keras. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik perlawanan penetrasi konus
terhadap kedalaman tanah. Dari data hasil percobaan sondir, nilai perlawanan
penetrasi konus sangat bervariatif. Pada kedalaman 13 m didapat nilai yang sangat
tinggi ( Hal ini diperkirakan karena adanya batu atau tanah keras )Semakin kecil
daya dukung tanah maka Jumlah Hambatan Lekat (JHL) semakin besar.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 12


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel hubungan antara Kedalaman, Penetrasi Kronus (PK), Friction Ratio (FR), dan Jenis
Tanah.
Penetrasi Konus
Kedalaman Friction ratio
(PK) Jenis Tanah
(meter) (kg/cm2) (%)
0.00 0 0,00
0.20 25 4,00 Silty Sand
0.40 37 1,35 Sandy Clay
0.60 28 7,50 Sandy Clay
0.80 35 4,00 Silty Clay
1.00 20 5,00 Silty Clay
1.20 15 6,67 Silty Sand
1.40 15 4,00 Silty Sand
1.60 15 4,67 Sandy Clay
1.80 20 2,50 Silty Sand
2.00 18 2,22 Silty Sand
2.20 15 3,33 Silty Clay
2.40 14 2,86 Clay,Silt Sand Mixture
2.60 15 2,00 Clay,Silt Sand Mixture
2.80 15 2,00 Clay,Silt Sand Mixture
3.00 15 2,67 Silty Clay
3.20 16 1,88 Sandy Clay
3.40 60 2,50 Silty Clay
3.60 27 4,44 Sandy Clay
3.80 26 4,23 Clay,Silt Sand Mixture
4.00 26 4,23 Clay,Silt Sand Mixture
4.20 25 2,40 Clay,Silt Sand Mixture
4.40 31 1,94 Very Stiff
4.60 28 3,93 Very Stiff
4.80 52 1,92 Peat
5.00 80 5,13 Silty Sand
5.20 95 0,11 Very Stiff
5.40 40 12,75 Very Stiff
5.60 62 1,61 Silty Sand
5.80 90 5,00 Peat
6.00 55 5,45 Very Stiff
6.20 35 4,29 Very Stiff
6.40 40 1,00 Very Stiff
6.60 30 4,00 Peat
6.80 55 1,82 Sand
7.00 70 1,71 Silty Sand
7.20 35 7,71 Clay,Silt Sand Mixture

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 13


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

7.40 26 2,69 Clay,Silt Sand Mixture


7.60 40 2,50 Clay,Silt Sand Mixture
7.80 40 5,00 Clay,Silt Sand Mixture
8.00 40 7,50 Clay,Silt Sand Mixture
8.20 50 3,00 Silty Sand
8.40 80 3,13 Silty Sand
8.60 80 5,00 Sandy Clay
8.80 70 7,14 Silty Sand
9.00 40 7,50 Silty Sand
9.20 42 5,71 Sandy Clay
9.40 30 4,00 Silty Sand
9.60 20 4,50 Silty Sand
9.80 25 1,60 Silty Sand
10.00 35 1,43 Silty Sand
10.20 38 0,53 Silty Sand
10.40 38 0,53 Sand
10.60 32 1,88 Silty Sand
10.80 34 0,29 Silty Clay
11.00 30 1,67 Sandy Clay
11,20 31 1,94 Sandy Clay
11,40 35 2,86 Sandy Clay
11,60 60 3,33 Sandy Clay
11,80 55 6,36 Very Stiff
12,00 85 2,94 Very Stiff
12,20 92 2,72 Very Stiff
12,40 110 2,73 Very Stiff
12,60 100 5,00 Very Stiff
12,80 105 7,14 Very Stiff
13,00 165 5,15 Very Stiff

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 14


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Grafik penetrasi konus dan friction ratio


Penetrasi Konus (kg/cm2) Friction Ratio (%)

0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 0 5 10 15


0,00 0,00

Penetrasi Konus (PK) 1,00


1,00
Jumlah Hambatan Lekat (JHL)

2,00 2,00

3,00 3,00

4,00 4,00

5,00 5,00

6,00 6,00
Kedalaman (meter)

7,00 7,00

8,00 8,00

9,00 9,00

10,00 10,00

11,00 11,00

12,00 12,00

13,00 13,00

14,00 14,00
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500

Jumlah Hambatan Lekat (kg/cm)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 15


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel hubungan antara Kedalaman, Penetrasi Kronus (PK), Friction Ratio (FR), dan Jenis
Tanah yang terbagi dalam beberapa interval.

Kedalaman Penetrasi Konus (kg/cm²) Friction Ratio (%) Jenis Tanah


0,20 - 1,00 25 – 37 1,35-7,5 lnak – Kaku
1,00 - 2,00 15-20 2,50-6,67 sedang – kaku
2,00 - 3,00 14-18 2,00-3,33 Lunak - sedang
3,00 - 4,00 15-60 1,88-15,26 Lunak – Kaku
4,00 - 5,00 26-80 1,92-5,13 lunak – Kaku
5,00 - 6,00 40-954 0,11-12,75 lunak – Kaku
6,00 - 7,00 35-70 1,00-5,45 lunak – Kaku
7,00 - 8,00 26-70 1,71-7,50 Lunak-kak
8,00 - 9,00 40-80 3,00-7,50 sedang - Kaku
9,00 - 10,00 25-42 1,43-7,50 Lunak - Sedang
10,00-11,00 32-38 0,53-1,67 Lunak-sedang
11,00-12,00 30-85 1,67-6,36 lunak-kaku
12,00-13,00 85-165 2,73-7,14 Sedang-kaku

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 16


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB III
KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT TEST)

3.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah yaitu
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah itu
tersebut dinyatakan dalam persen.

3.2 PERALATAN
Ket. Ket
Oven yang dilengkapi
Desikator
dengan pengatur suhu
sampai (105° 
110)C

Cawan alumunium
beserta
timbangan/neraca
dengan ketelitian 0,01
gr; 0,1 gr ; 1gr

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 17


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3 BENDA UJI


Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada

ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti pada

tabel di bawah ini :

Ukuran butir
Jumlah benda uji Minimum Ketelitian
maksimum
¾” 1000,0 gr 1,00 gr
Lewat saringan
100,00 gr 0,10 gr
No. 10
Lewat saringan
10,000 gr 0,01 gr
No. 40

3.4 PELAKSANAAN
 Benda uji mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan pada cawan yang bersih,
kering dan telah diketahui beratnya.
 Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan berat dicatat. Untuk tiap sampel
tanah, harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata-
ratanya.
 Tutup cawan kemudian dibuka, cawan ditempatkan di oven atau pengering
lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai berat konstan. Agar
pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam oven
harus diatur sehingga satu dengan lainnya tidak saling mengganggu proses
pengeringan / penguapan.
Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan dapat dilakukan dengan
cara :
1. Jika benda uji yang akan dicari kadar airnya tidak mengandung
bahan organik atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan
dapat dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah
disiram dengan spiritus.
2. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 18


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

terbakar, maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara (i),


tapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak
lebih dari 60C atau dengan cara digoreng dengan menggunakan
talam atau piring dari logam sampai berat konstan.
3. Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.
4. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.
3.5 PERHITUNGAN
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut :

 Nomor Cawan 1

Berat cawan + Tanah Basah( WW ) : 38,38 gram

Berat cawan + Tanah Kering (DW ) : 33,94 gram

Berat cawan kosong (TW ) : 14,30 gram

Berat Air( Ww ) : 4,44 gram

Berat Tanah kering( Ws ) : 19,64 gram

Rumus : ( Ww )
Kadar Air (W) = x 100%
( Ws )
Jadi :

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram

= 38,38– 33,94 = 4,44 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 33,94 – 14,30 = 19,64 gram

( 4,44 )
Kadar Air (w) = ( 19,64 ) x 100 %

= 22,61 %

 Nomor Cawan 5

Berat cawan + Tanah Basah (WW ) : 34,15 gram

Berat cawan + Tanah Kering( DW ) : 30,40 gram

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 19


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat cawan kosong (TW) : 14,00 gram

Berat Air (Ww) : 3,75 gram

Berat Tanah kering (Ws) : 16,40 gram

Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W)= x 100 %
( Ws )

Jadi :

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram

=34,15– 30,40 = 3,75 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 30,40 – 14,00 = 16,40gram

( 3,75 )
Kadar Air (w) = ( 14,40 ) x 100 %

= 22,87 %

 Nomor Cawan A15

Berat cawan + Tanah Basah( WW ) : 35,62 gram

Berat cawan + Tanah Kering( DW ) : 31,87 gram

Berat cawan kosong (TW) : 14,28 gram

Berat Air (Ww) : 3,75 gram

Berat Tanah kering (Ws) : 17,59gram

Rumus :

( Ww )
Kadar Air (W) = x 100
( Ws )
%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 20


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jadi :

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram

= 35,62– 31,87= 3,75 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 31,87 – 14,28 = 17,59gram

( 3,75 )
Kadar Air (w) = (17,59) x 100 %

= 21,32%

 Kadar Air Rata – Rata

( 22,61+22,87+21,32 )
Kadar Air Rata-Rata = (3)

= 22,26 %

3.6 KESIMPULAN :
 Pada percobaan ini kadar air rata-rata adalah 22,26%

 Dari kadar air tanah dapat diketahui apakah tanah tersebut dapat dipadatkan

atau tidak, jika kadar air tanah tersebut sangat besar (sudah melewati batas

plastis dan menuju ke batas cair) tanah tersebut sukar dipadatkan demikian

juga jika terlalu kecil.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 21


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB IV
NATURAL DENSITY

4.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan (density) tanah di
lapangan cara drive cylinder untuk tanah yang relatif undisturbed (asli tidak
terganggu) dengan cara menusukkan silinder baja tipis ke dalam tanah melalui
driving head khusus.
Ada dua cara untuk melakukan percobaan ini :
a. Untuk percobaan di permukaan tanah (kedalaman yang dangkal) kurang dari 1
meter.
b. Untuk percobaan pada kedalaman yang lebih besar.
Metode ini tidak dimaksudkan untuk sampel-sampel tanah yang sangat keras,
yang tidak dapat ditusuk dengan silinder baja dan juga tidak untuk tanah yang
memiliki tingkat plastisitas rendah yang tidak dapat diambil dengan silinder.
Metode ini dilakukan di lapangan pada lubang-lubang bor atau test pit (galian)
pada kedalaman-kedalaman tertentu yang diinginkan.
PERALATAN

GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

 Straight edge  Alat pengering


(Terbuat dari (drying oven)
baja dengan
satu sisi yang
tajam untuk
memotong
ujung sampel
pada
permukaan
silinder).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 22


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Sikat  Cawan untuk


pengujian
kadar air.

 Timbangan,  Cetok
kapasitas 1
kg, dengan
ketelitian
0,01 gram.

 Silinder

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 23


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

4.2 PELAKSANAAN
a. Timbang dan ukur volume silinder.
Sebelum tes dimulai, tentukan dulu berat masing-masing silinder sampai
ketelitian 1 gram, dan volume silinder dengan ketelitian 0,001 inchi (0,254
mm).

b. Untuk kedalaman tes kurang dari 1 meter. :


 Bersihkan semua partikel yang melekat pada permukaan tanah yang akan
dites.
 Untuk mencapai kedalaman yang dimaksudkan, dibuat lubang bor atau digali
dengan sekop, material-material yang jatuh ke dalam dasar lubang dibuang
dengan sendok.
 Ukur kedalaman yang akan dites.
 Pasang silinder dengan ujung yang runcing di bawah, dan pasang drive head
pada silinder.
 Silinder ditekan dengan menginjak drop hammer, pegang drive rood pada
posisi vertikal. Penekanan diteruskan sampai ujung atas silinder telah
melampaui muka tanah setinggi 1/2 inchi.
 Buka drive head, gali silinder dari dalam tanah dengan sekop, pemotongan
tanah dilakukan beberapa inchi di bawah ujung silinder, sebelum silinder
ditarik keluar.
 Bersihkan tanah yang melekat pada silinder, tanah dipotong pada ujung-
ujung silinder dengan straight edge, hati-hati jangan sampai tanah terganggu.
 Timbang sampel + silinder, keluarkan sampel dari silinder dan ambil
beberapa gram untuk diperiksa kadar airnya.
c. Untuk pengambilan sampel pada kedalaman lebih dari 1 meter :
 Buat lubang bor sampai pada lapisan yang akan dites, bersihkan dasar lubang
bor dan material yang jatuh dari mata bor dengan alat pembersih (mata bor
khusus).
 Sambung silinder dengan drive head, masukkan silinder ke dalam lubang
bor, tumbukkan hammer silinder melalui drive head. Hati-hati waktu
menumbuk agar tanah tidak tertekan.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 24


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Sampel diputuskan dari dasarnya dengan menggerakkan rood dan silinder


kira-kira 2 kali putaran.
 Cabut silinder dari lubangnya, cabut drive head, selanjutnya seperti pada
poin b di atas.

4.3 PERHITUNGAN

w1  w 2
Kadar air tanah (w) = x 100%
w2  w3

Dimana : w1 = berat cawan + tanah basah (gram)

w2 = berat cawan + tanah kering (gram)

w3 = berat cawan kosong (gram)

berat tanah asli


Berat isi basah (m) = (gram/cm3 )
volume silinder

m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w

 Nomor Cawan 1

Berat cawan + Tanah Basah (WW) : 38,38gram


Berat cawan + Tanah Kering (DW) : 33,94gram
Berat cawan kosong (TW) : 14,30 gram
Berat Air (Ww) : 4,44 gram
Berat Tanah kering (Ws) : 19,64 gram
Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W) = x 100 %
( Ws )

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 25


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram


= 38,38 – 33,94 = 4,44 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 33,94 – 14,30 = 19,64 gram

( 4,44)
Kadar Air (w) = ( 19,64 ) x 100 %

= 22,61 %

 Nomor Cawan 2

Berat cawan + Tanah Basah (WW) : 34,15 gram


Berat cawan + Tanah Kering (DW) : 30,40 gram
Berat cawan kosong (TW) : 14,00 gram
Berat Air (Ww) : 3,75 gram
Berat Tanah kering (Ws) : 16,40 gram

Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W) = x 100 %
( Ws )
Jadi :

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram

= 34,15 – 30,40 = 3,75 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 30,40 – 14,00 = 16,40 gram

( 3,75)
Kadar Air (w) = ( 16,40) x 100 %

= 22,87 %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 26


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Nomor Cawan 3

Berat cawan + Tanah Basah (WW) : 35,62 gram

Berat cawan + Tanah Kering (DW) : 31,87 gram

Berat cawan kosong (TW) : 14,28 gram

Berat Air (Ww) : 3,75 gram

Berat Tanah kering (Ws) : 17,59 gram

( Ww )
Kadar Air (W) = x 100 %
( Ws )
Rumus :

Jadi :

Berat Air (Ww) = ( WW – DW ) gram

= 35,62 – 31,87 = 3,75 gram

Berat Tanah Kering (Ws) = ( DW – TW ) gram

= 31,87 – 14,28 =17,59 gram

( 3,75 )
Kadar Air (w) = ( 17,59 ) x 100 %

= 21,32%

 Kadar Air Rata – Rata

( 22,61+22,87+21,32)
Kadar Air Rata-Rata = (3)

= 22,26 %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 27


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Menghitung Berat Isi Basah (m)

1. Nomor Silinder A

berat tanah asli


Berat isi basah (m) = (gram/cm 3 )
volume silinder
141,27 3
= = 1,80 gram/cm
78,45

m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w

= 1,80
22,61 = 1,47 gram/cm3
1+
100

2. Nomor ring 2

berat tanah asli


Berat isi basah (m) = (gram/cm 3 )
volume silinder
142,47 3
= = 1,80 gram/cm
79,10

m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w

= 1,80
22,87 = 1,47 gram/cm3
1+
100

3. Nomor ring 3

berat tanah asli


Berat isi basah (m) = (gram/cm 3 )
volume silinder
141,78 3
= = 1,79 gram/cm
79,08

m
Berat isi kering (d) = (gram/cm 3 )
1 w

= 1,79
21,32 = 1,48gram/cm3
1+
100

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 28


Laporan Praktikum Mekanika Tanah
( 1,80+1,80+1,79 )
Berat Isi Tanah Basah Rata-Rata = (3)

= 1,80 gram/cm3

( 1,47+1,47+1,48 )
Berat Isi Kering Rata-Rata = (3)

= 1,47 gram/cm3

4.4 KESIMPULAN :
Dari 3 sampel air tanah yang diambil kesimpulan
 Kadar Air Tanah Rata – Rata : 22,26 %.
 Berat Isi Basah Rata-Rata (m) : 1,80 gr/cm3
 Berat Isi Kering Rata-Rata (d) : 1,47 gr/cm3

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 29


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB V

BERAT JENIS TANAH

5.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan No. 4 (4,75) dengan picnometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan sisi
yang sama pada suhu tertentu.

5.2 PERALATAN
KETERANGA KETERANGA
GAMBAR ALAT GAMBAR ALAT
N N

 Picnometer  Termometer
dengan dengan
kapasitas ukuran 0°–
minimum 50°C dengan
100 ml atau ketelitian
botol ukuran pembacaan
dengan 1°C.
kapasitas
minimum 50
ml.

 Desikator  Saringan No.


4, No. 10,
No. 40, dan
penadahnya.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 30


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Oven yang  Botol berisi


dilengkapi air suling.
dengan
pengatur
suhu untuk
memanasi
sampai
110°C.
 Neraca
dengan
ketelitian
0,01 gram.

5.3 BENDA UJI


Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan No. 4. Jika ternyata
bahan tersebut terdiri dari butiran yang tertahan pada saringan No. 4, maka
pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan “Berat jenis dan
penyerapan agregat kasar“ (AASHTO T-85-74/ASTM C-127-68). Jika bahan
yang akan diperiksa mengandung campuran butiran yang tertahan dan yang
lewat saringan No. 4 tersebut maka berat jenis butiran yang tertahan pada
saringan No.4 diperiksa, menurut cara AASHTO T-85-74/ASTM C-127-68,
sedang yang melalui saringan No. 4 diperiksa dalam pemeriksaan “Berat Jenis
Tanah“ (AASHTO T-85-74/ASTM C-127-68). Berat jenis tanah adalah harga
rata-rata dari kedua cara pemeriksaan di atas. Untuk pemeriksaan berat jenis
tanah yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan hidrometer,
Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 31
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

maka contoh tanah harus dipilih melalui saringan No. 10 atau No. 40.
b. Peroleh contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan lewat
saringan No. 4 atau No. 10. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh
kurang dari 10 gram untuk botol ukur dan 50 gram untuk picnometer.
c. Keringkan benda uji pada temperatur 105° – 110° C dan dinginkan sesudah itu
dalam desikator. Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan.
5.4 PELAKSANAAN
a. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan. Timbang picnometer dengan
tutupnya, dengan ketelitian 0,01 gram (w1).
b. Masukkan benda uji ke dalam picnometer dan timbang beserta tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram ( w2 ).
c. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi dua pertiga tinggi picnometer
untuk bahan yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam paling
sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi picnometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol sekali-kali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara
yang terserap.
e. Dalam hal mempergunakan pompa vacum tekanan udara di dalam picnometer
atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah picnometer
dengan air suling dan biarkan picnometer beserta isinya untuk mencapai suhu
konstan di dalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstan
tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas luarnya dan timbang
dengan ketelitian 0,01 gram (w3). Ukur suhu dari isi picnometer dengan
penelitian 1° C.
f. Bila isi picnometer belum diketahui maka tentunya isinya sebagai berikut,
Kosongkan picnometer dan bersihkan. Isi picnometer dengan air suling yang
suhunya sama dengan suhu pada °C dengan ketelitian 1° C dan pasang
tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram
dan dikoreksi terhadap suhu, lihat catatannya ( W4 ).
g. Pemeriksaan dilakukan ganda.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 32


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5.5 PERHITUNGAN
a. Hitung berat jenis contoh dengan rumus di bawah ini :
w 2 - w1
Gs = (w - w )  (w 4 - w )
2 1 3

Dimana : w1 = berat picnometer


w2 = berat picnometer dan bahan kering (gram)
w3 = berat picnometer, bahan, dan air (gram)
w4 = berat picnometer dan air pada T(gram) ; T (suhu) = 25oC
b. Atau dapat juga dihitung dengan rumus :

K . Ms
Gs =
Ms M1t  M 2t

Dimana :
K = faktor koreksi sehubungan dengan kerapatan air

Ms = berat tanah solid

M1t = berat picnometer + air (diukur pada suhu T)


M2t = berat picnometer + sampel + air (diukur pada suhu T)

T
M1t = (M 1  M p )  M p
0

Dimana : T = kerapatan relatif air pada suhu T

0 = kerapatan relatif air pada suhu awal (T0)

M1 = berat picnometer + air (diukur pada suhu T0)


Mp = berat picnometer

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 33


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Rata-rata SG campuran dihitung degnan rumus :


1
 L S 
Gavg =   
 100 Gs a 100 Gs 
Dimana :
Gavg = rata-rata Specific Gravity (SG)
Gsa = apparent SG untuk partikel > 4,75 mm
Gs = SG untuk partikel < 4,75 mm
L = prosentase berat partikel dengan ukuran > 4,75 mm
S = % berat partikel dengan ukuran < 4,75
c. Ambil harga rata-rata pemeriksaan tersebut.
Catatan :Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 pemeriksaan harus
diulang.Typical Specific Gravity of Soil Solids

Type of soil Specific Gravity (SG)

Quartz Sand 2,60 – 2,65


Silty Sand 2,65 – 2,67
Inorganic Clay 2,70 – 2,85
Illite Clay 2,64 – 2,84
Kaoilitie Clay 2,60 – 2,68
Montmorillonite Clay 2,20 – 2,74
Chlorite Clay 2,60 – 2,90
Muscovite Clay 2,70 – 3,10
Pulp Fiber 1,54
Organic Soil - variable

Apabila harga dari hasil pengujian cawan (Cawan C1)di dapatkan :


W1 = 201,83 gram W3 = 755,62 gram
W2 = 300,68 gram W4 = 699,05 gram

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 34


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jadi diperoleh :
w 2 - w1
 Gs1 =
(w 2 - w 1 )  (w 4 - w 3 )
300,68−201,83
= (300,68−201,83)+ (699,05−755,62)

= 2,335
Apabila harga dari hasil pengujian cawan (Cawan C2)di dapatkan :

W1 = 167,26 gram W3 = 741,00 gram


W2 = 301,01 gram W4 = 664,99 gram
Jadi diperoleh :
w 2 - w1
 Gs2 =
(w 2 - w 1 )  (w 4 - w 3 )
301,01−167,26
= (301,01−167,26)+ (664,99−741,00)

= 2,313
Apabila harga dari hasil pengujian cawan (Cawan C3) di dapatkan :
W1 = 183,91 gram W3 = 748,56 gram
W2 = 300,81 gram W4 = 681,33 gram
Jadi diperoleh :
w 2 - w1
 Gs3 =
(w 2 - w 1 )  (w 4 - w 3 )
300,81−183,91
= (300,81−183,91)+ (681,33−748,56)

= 2,350
𝐺𝑆1 + 𝐺𝑆2 + 𝐺𝑆3
 Gsrata-rata = 3
2,335 + 2,313 + 2,350
= 3

= 2,333

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 35


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5.6 KESIMPULAN :
 Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan suatu ukuran butir( gradasi )
dan tanah sampel yang lolos saringan no.4.
 Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
 Dari 3 sampel tanah yang diambil dapat dilihat berat jenis tanah rata – rata
Gs = 2,333 gram
 Dengan nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,333 gram. Maka tanah tersebut
termasuk tanah jenis Montmorillonite Clay.
 Semakin besar nilai spesific gravity makin besar nilai berat kering
dipengaruhi adanya perbedaan suhu dan berat tanah tersebut ( berat air
tanah sampel )

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 36


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB VI
ANALISA SARINGAN

6.1 MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir ( gradasi


dari tanah dengan cara mengetahui besar kecilnya prosentase butiran baik yang lolos
maupun yang tertinggal pada saringan ).
6.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

Saringan/ayakan tidak Mangkok keramik


berlubang (lengser) yang yang tebal dan
diletakkan pada urutan penumbuk dari
paling bawah dari karet
susunan saringan,tutup
saringan dan satu set
saringan standart No.
4,10,20,60,80,100,120
dan 200.

Kuas Oven yang


dilengkapi dengan
pengatur suhu (
115 )oC

Timbangan dengan
ketelitian 0,1 gram

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 37


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6.3 BENDA UJI


Benda uji disaring sesuai dengan cara mempersiapkan contoh untuk memeriksa
contoh tanah dan mengandung agregat secara kering.(AASHTO T – 87 – 72 – 1
ASTM D – 421 – 72 ).Contoh tanah secara basah (ASSHTO T – 146 – 49 ) atau
secara langsung sebagi berikut :
a. Jenis tanah yang tidak langsung mengandung batu dan hampir semua butirnya
lebih halus dari saringan 2 mm ( no 10. ).Dalam hal ini benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 2 mm ( no 10. ).
b. Jenis – jenis tanah yang mengandung batu,atau yang mengandung butiran yang
lebih kasar banyak dari saringan 2 mm ( no 10. ).Keringkan contoh tanah di
udara sampai bisa disarang.Ambil benda uji yang lewat saringan no 2 mm
sebanyak 50 gram.
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan benda uji sesuai dengan pemeriksaan
contoh tanah secara basah ( AASHTO T – 146 – 69 ).
6.4 PELAKSANAAN

a. Keringkan contoh tanah yang akan ditest didalam oven. Apabila tanah tersebut
mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (no. 4), berat contoh tanah yang
ditest harus sebanyak 500 gram. Sedangkan apabila ukuran terbesarnya adalah
lebih besar dari 4,75 mm contoh tanah yang ditest haurus lebih dari 500 gram.

b. Pecahkan gumpalan tanah dengan menggunakan penumbuk berujung karet


hinga menjadi butir-butir tanah yang terpisah satu sama lain. Perlu
diperhatikan disini bahwa butir-butir tanah tidak boleh pecah selama
penumbukan.
c. Tentukan berat contoh tanah yang akan ditest. (W1).
d. Letakkan semua contoh tanah yang telah disiapkan ke dalam saringan yang
diletakkan paling atas dari susunan saringan yang telah disiapkan dan tutup
saringan tersebut.
e. Dengan menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan saringan beserta
contoh tanah selama 15 menit.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 38


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

f. Contoh-contoh tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dan pada


lengser kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya.
g. Jika contoh tanah yang tertahan pada saringan No. 200 cukup banyak, maka
tanahyang tertahan pada saringan tersebutharus dicuci dengan air. Pencucian
dari tanah tersebut dilakukan dengan mengalirkan air kran ke dalam ayakan
No. 200 tersebut sampai air bekas cucian sudah cukup bersih atau bening.
Pindahkan contoh tanah yang tertahan di atas saringan kedalam mangkok
dengan cara mengalirkan air melalui bagian bawah saringan. Contoh tanah
tersebut kemudian dikeringkan di dalam oven. (catt: perlu diperhatikan bahwa
langkah ini tidak perlu dilakukan apabila tanah yang tertahan di atas saringan
No. 200 hanya sedikit). Tentukan berat tanah yang telah dioven dan tanah
yang tertahan di atas saringan No. 200 sebelum dicuci adalah merupakan berat
tanah yang lolos saringan No. 200.

6.5 PERHITUNGAN
a. Prosentasi dari berat tanah yang tertahan di atas ayakan nomor n (dihitung dari
ayakan paling atas):

Rn= Berat tanah yang tertahan diatas saringan x100%


Berat tanah total

b. Prosentase komulatif dari tanah yang tertahan di atas ayakan No. n adalah:


i n
 i 1
Rn .

c. Prosentase komulatif dari tanah yang lolos lewat ayakan nomor n adalah
= 100  i 1 Rn
i n

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 39


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

d. Gambar grafik : prosentase dari butir-butir tanah yang lolos lewat tiap-tiap
saringan pada sumbu y dan diameter butir-butirnya pada sumbu x.

e. Perhitungan lainnya :
 Menentukan harga D10, D30, dan D60 dari Grafik.
D10 - Diameter dimana 10% dari total berat tanah terdiri dari butr-butir yang
berdiameter sama dan lebih kecil dari diameter tersebut.
D30 - Diameter dimana 30% dari total berat tanah terdiri dari butr-butir yang

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 40


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

berdiameter sama dan lebih kecil dari diameter tersebut.


D60 - Diameter dimana 60% dari total berat tanah terdiri dari butr-butir yang
berdiameter sama dan lebih kecil dari diameter tersebut.
 Menghitung uniformity coefficient (Koefisien Keseragaman – Cu) dan
coefficient of gradation (koefisien gradasi - Cc) dengan mengunakan rumus
berikut :
D10 = 0,150
D30 = 0,2
D60 = 0,430
Cu = D60 / D10
= 0,430/0,150
= 2,87
Cc = D302 / ( D60xD10 )
= 0,22/ (0,430 x 0,150)
= 0,62

syarat kerikil : Cu > 4 Cc = 1 s/d 3


syarat pasir : Cu > 6 Cc = 1 s/d 3
Jadi Cu dan Cc tidak memenuhi kriteria tanah bergradasi baik atau tidak
memenuhi syarat. Maka Tanah ini tergolong dalam jenis Kerikil Bergradasi
Jelek (GP) atau Pasir Bergradasi Jelek (SP).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 41


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6.1 KESIMPULAN :

Dari perhitungan pada tabel perhitungan analisa saringan didapatkan :


Cu = 2,87;
Cc =0,62
Berdasarkan hasil diatas berarti tidak termasuk dalam tanah berkerikil maupn
pasir karena tidak memenuhi syarat.
Jadi dari 500gram berat tanah yang diuji yang tertahan di semua ukuran ayakan dan
ditotal = 486,4 gram
Tanah yang hilang = 13,6 gram
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besaran pembagian ukuran butir
(gradasi), yaitu dengan mengamati % tanah yang lolos lewat tiap-tiap ayakan
saringan. Nilai-nilai tersebut antara lain. :
a) D10 = 0,150
b) D30 = 0,200
c) D60 = 0,430
Hasil : % tertahan ayakan no. 4 = 2.21% < 50% ----> S
% lolos ayakan no. 4 = 97.79% > 50% ----> S
Cu = 2,87 < 6 dan Cc = 0.62 < 1 ----> P
% lolos ayakan no. 200 = 2.72% < 12% ----> SM

Klasifikasi tanah USCS : SC (Pasir berlempung,Campuran


Pasir-Lempung)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 42


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB VII

GRAIN SIZE ANALYSIS

Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirnya. Besarnya butiran


dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu
analisis butiran ini merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan. Analisis
ukuran butiran tanah adalah penentuan prosentase berat butiran pada satu unit
saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.

7.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir(
Gradasi ) dari tanah yang lewat saringan No. 10. Percobaan ini juga dimaksudkan
untuk menghasilkan data ukuran butiran dari partikel tanah yang lebih kecil dari yang
tertahan pada saringan no. 200.

7.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KET. GAMBAR ALAT KET.
Oven yang
Hydrometer
dilengkapi
dengan skala
dengan
konsentrasi 95 –
pengatur
65 gram/liter atau
suhu
pembacaan berat
mencapai
jenis campuran
110°C.
(0,995 – 1,039 ).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 43


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabung gelas Batang


ukur kapasitas pengaduk
1000 mm, dari
dengan diameter kaca/gelas.
6,5 cm.

Termometer 0 – Tabung-
50° C ketelitian tabung gelas
0,1° C. ukur 50 ml
dan 100 ml.

Saringan- Stop watch.


saringan No. 10,
20, 60, 80, 100,
200.

Neraca dengan
ketelitian 0,1
gram.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 44


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

7.3 BENDA UJI


Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh untuk
pemeriksaan contoh tanah dan mengandung agregat secara kering (AASHTO T-87-72
/ ASTM D-421-72), contoh tanah secara basah (AASHTO T-146-49) atau secara
langsung seperti berikut :

a. Jenis tanah yang tidak langsung mengandung batu dan hampir semua
butirannya lebih halus dari saringan 2,00 mm (no. 10). Dalam hal ini benda uji
tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 2,00 mm
(no.10).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung butiran yang lebih
kasar banyak dari saringan 2,00 mm (no. 10). Keringkan contoh tanah di udara
sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan no. 200 – 0 - 0,074
(no. 10) – 50 gram.
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat uji sesuai dengan pemeriksaan
contoh tanah secara basah (AASHTO T-146-69).

7.4 PELAKSANAAN
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan 115 air, suhu + 10 sodium selaku bahan
dispersi (water glass) sebanyak 20 ml atau 50 ml air suling dan bahan dispersi
sodium Hexametaphosphat sebanyak 10 ml (lihat catatan 7a), aduklah sampai
merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman, pindahkan semua campuran kedalam mangkok dan
tambahkan air suling mineral sampai kira-kira ½ penuh. Aduklah campuran
selama 15 menit.
c. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan air
suling / air bebas mineral sampai volume menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat – rapat
tutup tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah mendatar
selama 1 menit.
d. Segera setelah dikocok letakkan tabung hati-hati, masukkan hydrometer
bersamaan dengan menekan tombol start pada stopwatch. Biarkan hydrometer
terapung bebas. Bacalah harga skala pada 0,5 ; 1 ; dan 2 menit dan catat pada

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 45


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

lembar kerja pemeriksaan hydrometer. Bacalah pada puncak maniscusnya dan


catatlah pembacaan itu sampai 0,5 gr/liternya yang terdekat atau 0,001 berat
jenis ( Rh ). Sesudah dua menit, angkat hydrometer dengan hati-hati dan cuci
dengan air suling yang bersuhu sama dengan suhu tabung.
e. Masukkan kembali hydrometer dengan hati-hati kedalam tabung dan lakukan
pembacaan hydrometer pada saat 5, 15, dan 30 menit, serta 1, 4 dan 24 jam.
Sesudah setiap pembacaan cuci dan kembalikan hydrometer kedalam tabung
air suling. Lakukan proses memasukkan dan mengangkat hydrometer masing-
masing selama 10 detik.

f. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada
pembacaan berikutnya.
g. Sesudah pembacaan yang terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan no.
200, dan cucilah sampai air pencucinya jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan no. 200, harus dikeringkan dan
lakukan pemeriksaan saringan dengan cara pemeriksaan analisa saringan
agregat halus dan kasar.

7.5 PERHITUNGAN
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh dengan menggunakan nomorgram terlampir. Untuk ini
nilai pembacaan Rh harus dituliskan disamping skala Rh pada nomogram
terlampir.
c. Hitung prosen berat dari hitungan yang lebih kecil dari diameter (d) dari
rumus-rumus berikut:
untuk hydrometer dengan pembacaan 5-10 gram/ liter :
p=

untuk hydrometer dengan pembacaan BJ 0,995-1,036 :


p=

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 46


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

K = koreksi suhu ( daftar 1 )


a = faktor kalibrasi ( daftar no 2 )
Bila benda uji yang diambil adalah dari tanah yang mengandung fraksi di atas
saringan no. 10, hitung prosen seluruh contoh lebih kecil dari ( D ), dengan rumus :
prosen seluruh contoh lebih kecil = P x % melalui saringan no.10.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 47


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Clay Silt Sand Gravel


100,000

90,000
Summation Percentage (%)

80,000

70,000

60,000

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

0,000
0,0001 0,0010 0,0100 0,1000 1,0000 10,0000
D60=0,01
D30=0,0012 Sieve size

Klasifikasi tanah USCS : SC (Pasir berlempung,Campuran Pasir-


Lempung)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 48


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB VIII
PLASTIC LIMIT TEST (BATAS PLASTIS)

8.1 MAKSUD
Batas plastis ialah kadar minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan
plastis. Jadi, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air
minimum dimana suatu tanah pada keadaan batas plastis. (Plastis = tanah
masih dapat digulung sampai diameter  3,1 mm atau 1/8 inchi).

8.2 PERALATAN

GAMBAR ALAT KET. GAMBAR ALAT KET.


Cawan alumunium
Plat kaca
untuk menentukan

(45 x 45 x kadar air dua buah.

0,9 cm)

Sendok Botol tempat air suling.


dempul
(kapi)
panjang
12,5 cm.

Oven yang dilengkapi


dengan pengatur suhu
untuk memanasi
sampai (110  5) ° C.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 49


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Neraca Proses PL
dengan
ketelitian
0,01 gr.

8.3 BENDA UJI


Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh AASHTO T
– 87 – 72 / ASTM D – 421 – 49 dan AASHTO T – 146 – 49 atau kadar air asli
sebanyak + 20 gr.

8.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan benda uji di atas plat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar air
merata.
b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
digeleng-geleng seberat 8 gr di atas plat kaca. Penggelengan dilakukan
dengan telapak tangan dengan kecepatan 89 s/d 90 gelengan per menit.
c. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Kalau pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda
uji mencapai 3 mm sudah retak, maka contoh tanah perlu dibiarkan beberapa
saat di udara terbuka agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengaduk dan penggelengan dikurangi terus sampai retak-retak itu terjadi
tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.
e. Periksa kadar air tanah pada ( d ) dilakukan ganda pada benda uji untuk
perbedaan kadar air 5 % ( maksimal ).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 50


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

8.5 PERHITUNGAN
Tentukan kadar air rata-rata pada ( 4c ) sebagai harga batas plastis.
Kadar air pada batas plastis ( Plastic Limit water content ) :
Ww
w1 =  100%
Ws
0,51
= 1,92 × 100%

= 26,66 %

Ww
w2 =  100%
Ws
0,50
= 1,71 × 100%

= 29,24 %

Ww
w3 =  100%
Ws
0,43
= 1,43 × 100%

= 30,07 %

w1  w2  w3
PL =
3
26,66+29,24+30,07
PL = 3

= 28,62 %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 51


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

CATATAN :
 Alat-alat yang akan dipergunakan harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan
harus dalam keadaan bersih dan kering.
 Agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat, maka sebaiknya pengadukan
benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus (setelah
pengadukan rata, pisahkan  20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 52


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB IX
LIQUID LIMIT TEST (BATAS CAIR)

9.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air minimum dimana tanah masih dapat
mengalir di bawah beratnya atau kadar air tanah pada batas dimana suatu tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
Batas cair ditentukan dari pengujian Casagranda. Kadar air dari batas cair
ini didefinisikan pada waktu tanah menutup celah sepanjang 1,25 cm pada dasar
cawan (mangkuk) setelah 25 kali pukulan.
Karena sulitnya mengatur kadar air (waktu celah menutup) pada waktu 25
pukulan, maka percobaan dilakukan beberapa kali dengan pukulan (ketukan)
berkisar antara 15 hingga 35 kali.

9.2 PERALATAN

GAMBAR ALAT KET. GAMBAR ALAT KET.


Alat
Alat Batas Cair
pembuat
Standar(Casagrande)
alur
(grooving
tools)

Cawan
Plat kaca
alumunium

(45 x 45 x 0,9 cm) untuk


menentukan
kadar air
minimal 4
buah.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 53


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Sendok dempul Botol


(kapi) panjang 12,5 tempat air
cm. suling.

Batang pembanding Oven yang


dengan diameter 3 dilengkapi
mm panjang 10 cm. dengan
pengatur
suhu untuk
memanasi
sampai (110
 5) ° C.

Neraca dengan
ketelitian 0,01 gr.

9.3 BENDA UJI


Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh AASHTO T-87-
72/ASTM D-421-49 atau langsung sebagai berikut :
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu, dan hampir semua butirannya
lebih halus dari saringan 0,42 mm ( no. 40 ). Dalam hal ini benda uji tidak
perlu dikeringkan dan tidak perlu saringan 0,42 mm ( no. 40 ).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran
yang lebih kasar dari saringsn 0,42 mm ( no. 40 ).
c. Keringkan contoh benda uji yang lolos saringan nomor 40.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 54


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan 100 gr benda uji yang sudah dipersiapkan dalam plat kaca
pengaduk
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah
air suling sedikit demi sedikit sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campur dan merata, ambil sebagian benda uji ini dan
letakkan diatas mangkok batas cair, ratakan permukannya sedemikian hingga
sejajar dengan alat, bagian yang paling tebal harus sama dengan 1 cm.
d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dengan mangkok itu,
dengan alat pembuat alur (Grooving Tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan sentris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur
harus tegak lurus permukaan mangkok.
e. Putarlah alat sedemikian hingga mangkok naik atau jatuh dengan kecepatan
dua putaran perdetik. Perputaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda
uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah ketukan pada
saat persinggungan.
f. Ulangi pekerjaan c sampai dengan e beberapa kali sampai diperoleh jumlah
ketukan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah
pengadukan contoh sudah merata kadar airnya. Jika ternyata pada tiga kali
percobaan diperoleh jumlah pukulan lebih kurang sama, maka ambillah
benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam
cawan yang telah diperiksa maka periksalah kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji ke atas kaca pengaduk, dan kemudian bersihkan
mangkok alat batas cair. Benda uji diaduk kembali dengan mengubah kadar
airnya. Kemudian ulangilah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut
dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan
jumlah pukulan sebesar 8-10.

9.5 PERHITUNGAN
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambar dalam bentuk grafik, dengan cara :
a. Buatlah titik-titik yang menyatakan hubungan jumlah ketukan (sumbu
mendatar dengan skala logaritma) dengan kadar air (sumbu tegak dengan

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 55


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

skala biasa).
b. Buatlah garis lurus melalui titik-titik perpotongan tersebut, jika ternyata titik-
titik yang diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis
lurus pada titik berat titik-titik tersebut.
c. Tentukan besarnya kadar air
d. pada jumlah ketukan 25, dengan cara menarik garis lurus vertikal dari titik 25
(pada sumbu mendatar) sampai menyentuh kurva grafik, kemudian tarik garis
ke sumbu tegak. Nilai kadar air inilah merupakan batas cair atau liquid limid
dari benda uji tersebut.
e. Untuk menggambar grafik Liquid Limid dan Plastic Limid Determination,
maka kita harus mencari dahulu harga PI (Plasticity Index) = LL – PL
PI = LL – PL
= 43,00 % - 28,62 % = 14,38 %
f. Harga LL dan PI tersebut di atas diplotkan ke dalam grafik Liquid Limit dan
Plastic Limit determination, maka dapatlah diklasifikasikan tanah yang
diselidiki.
CATATAN :
a. Alat-alat yang akan dipergunakan harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan
harus dalam keadaan bersih dan kering.
 Periksa tinggi jatuh mangkuk Casagranda, apakah sudah tepat 1,0 cm.
Mangkuk ini harus dalam keadaan bersih, kering, dan tidak goyang.
 Alat pembuat alur (groving tool) harus bersih, kering, dan tidak aus.
 Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya.
b. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan dalam proses pengadukan
dan kadang-kadang jika terlalu lama diaduk akan berubah sifatnya. Agar
pengadukan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat, maka
adukan disimpan dulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah
disiapkan direndam dulu selama 24 jam.
c. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak
boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 56


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9.6 KESIMPULAN
Dari percobaan didapat :
1. Liquid Limit ( LL ) = 43,00 %
2. Plastic Index = 14,38 %
Berdasarkan bagan plastisitas, maka tanah ini dapat dikategorikan sebagai Lanau
Anorganik Plastisitas Tinggi / MH.
y = -4,603ln(x) + 58,111
60,00

55,00

50,00

45,00
Water Content (%)

43,00
40,00

35,00

30,00

25,00

20,00

15,00

10,00
1 10 25 100

Number of Blows

3. Plastic limit ( PL ) = 28,62 %


PI (%) Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesi
<7 Plastisitas Rendah Lanau (Silt) Kohesi Sebagian
7 – 17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau (Silty Clay) Kohesi
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung (Clay) Kohesi

4. Plastic index ( PI ) = 14,38%

Tabel 9.1 Hubungan Indeks Plastis dengan Tingkat Plastisitas dan Jenis Tanah Menurut
Atterberg (Sumber : Soil Mechanics – Alfred R. Jumikis, hal. 128)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 57


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

PI TINGKAT JENIS TANAH


PLASTISITAS
0 Tidak Plastis / Non PI Pasir
0 < PI < 7 Plastisitas Rendah Lanau (Silt)
7 <PI< 17 Plastisitas Sedang Silty – Clay
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung (Clay)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 58


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB X
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)

10.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mencari kadar air tanah (%) terhadap
berat kering tanah setelah dioven. Dimana pengurangan air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume tanah, sebaliknya penambahan kadar air tanah akan
menyebabkan penambahan volume massa tanah.

10.2 PERALATAN
a. Evaporating disk (cawan porselen 4,5")
b. Spatula
c. Shrinkage disk, dasar rata, dari porselen atau monel  1 : 3/4", tinggi  1/2".
d. Straight edge panjang 12"
e. Glass cup, permukaan rata :  2", tinggi  1".
f. Glass plate / prong plate
g. Graduated cylinder, 25 ml tiap garis pembacaan ukuran volume : 0,2 gram
h. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
i. Mercury (air raksa)
j. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (105
5)C

10.3 BENDA UJI


Sampel tanah lolos saringan no. 40 sebanyak  30 gram dalam keadaan kering.

10.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur baik-baik dengan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah yang menyerupai pasta,
sehingga mudah diisikan ke dalam cawan penyusut (shrinkage disk) tanpa
membawa serta masuk gelembung-gelembung udara. Banyaknya air yang
dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk dengan konsistensi yang diinginkan
kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari liquid limit, atau untuk memperoleh
"plastic soil" yang diinginkan, air yang dibutuhkan kira-kira 10% dari WLL.
b. Bagian dari cawan penyusut (shrinkage disk) dilapisi tipis-tipis dengan vaseline

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 59


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

atau grease (stempet) untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan.


Contoh tanah yang sudah dibasahi tadi, dimasukkan ke dalam cawan (kira-kira
1/3 volume cawan) tepat ditengah-tengah cawan, dan tanah dibuat mengalir ke
pinggir dengan cara mengetuk-ngetukkan (tapping) cawan di atas permukaan
yang kokoh yang diberi landasan beberapa lembar kertas (blotting paper) atau
bahan lain. Pengetukan ini dilakukan sampai udara yang ada dalam pasta tanah
terbawa ke permukaan. Kemudian tambahkan lagi pasta tanah ke dalam cawan
dan ketuk-ketuk lagi sampai cawan terisi penuh, dan biarkan kelebihan tanah
melebar ke pinggiran cawan. Kelebihan tanah tersebut dipotong dengan straight
edge, kemudian bersihkan tanah yang melekat di luar cawan.
c. Timbang dan catatlah cawan berisi pasta tanah (yang telah dipotong dan
dibersihkan bagian luarnya) tersebut. Kemudian pasta tanah dibiarkan
mengering di udara sehingga warnanya berubah dari tua menjadi muda. Setelah
tanah menjadi kering, masukkannlah ke dalam oven pada suhu (105  5)C.
Setelah 24 jam, timbanglah berat cawan + tanah kering. Timbang pula berat
cawan kosong yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
d. Volume shrinkage disk (= volume tanah basah) diketahui dengan cara cawan
diisi penuh dengan air raksa sapai meluap. Buang kelebihan air raksa dengan
cara menekan prong plate (kaca dengan tiga buah pegangan baja) kuat-kuat
pada bagian atas cawan. Ukurlah dengan gelas ukur, banyaknya air raksa yang
tinggal dalam cawan, maka didapatkan volume tanah basah.
e. Volume tanah kering diukur dengan cara :
 Cawan gelas diisi dengan air raksa, dan kelebihan air raksa dibuang dengan
cara menekan prong plate di atas cawan.
 Air raksa yang melekat di luar cawan gelas dibersihkan betul-betul.
 Letakkan cawan gelas berisi air raksa pada cawan gelas yang lebih besar.
 Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan.
 Tekan hati-hati tanah kering itu agar masuk seluruhnya ke dalam air raksa
dengan menggunakan prong plate. Penekanan dilakukan sampai prong plate
rata dengan bibir cawan. Perhatikan betul-betul jangan sampai udara
terbawa masuk ke dalam air raksa.
 Air raksa yang tumpah = volume tanah kering (Vs).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 60


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

10.5 PERHITUNGAN
Ww
a. Kadar air (w) = x 100%
Ws
11,60
= 𝑥 100 %
28,33

= 40.95 %

Ww
b. Kadar air (w) = x 100%
Ws
14,79
= 34,23 𝑥 100%

= 43,21%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 61


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 V - Vs 
c. Shrinkage Limit (SL)= w%    100 % 
 Ws 
24,50 - 16,50
= 40,95 − ( × 100%)
28,33

= 12,71%
 V - Vs 
Shrinkage Limit (SL) = w%    100 % 
 Ws 
27.00 - 16,53
= 43,21 − ( × 100%)
34,23

= 12,62 %
Dimana :
w = kadar air
Ww = berat air (gram)
Ws = berat tanah kering (gram)
V = volume tanah basah (ml)
Vs = volume tanah kering (ml)

( 12,71+12,62)
SL rata –rata = ( 2)

= 12,67%
Perhitungan selanjutnya ada pada tabel Shrinkage Limit.
Shrinkage limit dari tanah didefinisikan sebagai kandungan air maksimum,
dinyatakan dalam persen, dimana berkurangnya kandungan air tidak akan
menyebabkan berkurangnya volume total sampel tanah.

LL = 43,00 % PL = 28,62 % SL = 12,67 %

Keadaan Keadaan Keadaan Keadaan


cair plastis semi plastis padat

Contoh tanah ini dibentuk dalam sebuah tabung dengan berat (W),
kemudian dicelupkan ke dalam air raksa dan dengan demikian volumenya (V)
dapat ditentukan /ditetapkan. Taruh shrinkage dish yang mengandung sampel
dioven pada suhu 110C selama sekurang-kurangnya 16 jam. Kemudian berat dan
volume kering (Ws dan V1) dapat ditentukan.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 62


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Dari gambar diatas terlihat bahwa contoh yang telah melewati batas susut
diantara (i)dan (iii). Setelah air yang ada diuapkan dengan tidak mengurangi
volume / isi, maka kadar air dapat ditentukan dengan rumus :
Ww
w=
Ws
Pada saat awal, berat air adalah (w - Ws). Setelah ada penguapan isi sebesar
(V – V1) dengan berat (V – V1) w, karena itu berat air sisa pada batas susut adalah :
Ww = (W – Ws) – (V – V1) w
Ww
Disubstisusikan ke persamaan : w = , maka didapat :
Ws

(W  Ws) - (V - V1 ) w
SL =
Ws

Beberapa hal penting :


Plasticity Index = Indeks Plastisitas = PI = LL – PL
w - P.L
Indeks cair (Liquidity Indeks) = L I =
P.I
LL - W
Konsistensi Relatif = RC =
P .I
W1  W2
Indeks Pengaliran (flow indeks) = If =
log N1  log N 2

PI
Indeks Kekasaran = It =
If
Nilai susut (Shrinkage Ratio) = SR adalah perbandingan antara selisih isi
(dinyatakan dalam prosetase isi kering) dengan kadar air yang bersangkutan.

10.6 KESIMPULAN
Dari perhitungan di atas di dapat hasil Shrinkage limit rata - rata sebesar 12,67%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 63


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XI
PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH)

11.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas
contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan asli atau buatan
(remolded). Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya aksial
persatuan luas per saat benda uji mengalami keruntuhan atau saat regangan aksialnya
mencapai 20 %.

11.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

Mesin Penekan Neraca dengan


bebas (Unconfined ketelitian 0,1
Compressive gram.
Machine).

Alat untuk Stop watch HP


mengeluarkan
contoh (extruder).

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 64


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Cetakan benda uji


berbentuk silinder
dengan tinggi 2 kali
diameter.

11.3 BENDA UJI


 Benda uji yang digunakan berbentuk silinder.
 Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan tingginya 2 kali diameter.
Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6 cm dan tinggi 13,6 cm.
 Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm dan besar butir maksimum yang terkandung
dalam benda uji harus 0,1 diameter benda uji. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm,
besar butir maksimum yang terkandung dalam benda uji harus 1/6 diameter benda
uji. Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang daripada ketentuan
tersebut hal ini dicantumkan dalam laporan.
 Menyiapkan benda uji :
A. Benda uji asli dari tabung contoh. Contoh dikeluarkan dari tabung dengan pisau
kawat dan diratakan dengan pisau. Alat cetak yang berisi benda uji didirikan
dengan ujung yang sudah dibentuk di atas alas yang rata, kemudian ujung sebelah
atas diratakan dengan pisau. Keluarkan benda uji dari alat cetak.
B. Benda uji buatan. Bisa dipersiapkan dari benda uji bekas atau dari contoh lain yang
tidak asli. Dalm hal ini, menggunakan benda uji bekas menyiapkan benda uji asli
dari tabung contoh, benda uji tersebut dimasukkan dalam kantong plastik,
kemudian diremas dengan jari sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata
dan penguapan air. Padatkan benda uji tersebut pada cetakan. Apabila
menggunakan benda uji contoh asli lain, benda uji dapat disiapkan dengan kadar
dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu. Jika udikehendaki benda uji tersebut
dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum diperiksa.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 65


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

11.4 PELAKSANAAN
a. Pemeriksaan tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada mesin
tekan bebas secara sentris atau mesin diatur sehingga plat atas menyentuh
permukaan benda uji.
c. Atur jarum arloji tegangan pada angka nol. Atur kedudukan arloji regangan dan
arloji pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan 0,5 % ; 1% ; 2% dan
seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar 0,5 – 2% per menit. Biasanya
diambil 1% per menit.
e. Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan. Keruntuhan
ini dapat dilihat dari makin kecilnya beban walaupun regangan makin besar.
f. Jika regangan telah mencapai 20% tetapi benda uji belum runtuh, maka pekerjaan
dihentikan
11.5 PERHITUNGAN
a. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus :
L
= x100%
Lo
Dimana :
 = regangan aksial (%)
ΔL = perubahan panjang benda uji (cm)
Lo =panjang benda uji semula (cm)

b. Luas penampang benda uji rata-rata.


Ao
A' 
1 
Dimana :
Ao = Luas penampang benda uji semula (cm 2 )
A ' = Luas penampang benda uji rata-rata (cm 2 )

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 66


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Hitung besar tegangan normal


P
qu =
A
Dimana :
P = N.n (kg )
n = pembacaan arloji tegangan
N = angka kalibrasi dari cincin penguji (proving ring)
qu = tegangan normal (kg / cm 2 )

d. Sentivity
qu undisturbed
St =
qu remolded
e. Kohesi (C)
qu
C=
2
Perhitungan Data Unconfined Compression Test : ( diambil dari data Unconfined
compresion test pada sampel type Remolded )

1. Perhitungan Perubahan Panjang benda uji


ΔL = Deformasi Dial Reading x 10-2
ΔL = 25 x 10-2
= 0,25 cm
2. Regangan Aksial
Didapat data sebagai berikut :
ΔL = 0,25 cm
Lo = 6,70 cm

Jadi Besar regangan aksial


L
 =
Lo
0,25
= 6,70

= 0,037

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 67


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3. Corected area
Didapat data sebagai berikut ;
Ao = 8,10 cm 2
Jadi ;
Ao
A' =
1 
8,10
= 1−0,034

= 8,410 cm 2

4. Total Load on sample ;


Total load on sample = Load dial x LRC
= 1,3 x 1,42
= 1,846 kgf
*nilai load dial dan LRC terdapat di tabel data .
5. Sample unit load = Total load on sample
Corrected area A'
1,846
= 8,410 kgf/𝑐𝑚2

= 0,220 kgf/cm2
Hasil Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel Unconfined Compression
Test.
Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk grafik, Gambarkan grafik hubungan antara
regangan dan tegangan, tegangan sebagai ordinat dan regangan sebagai absis dan
tentukan harga maksimum dari tegangan.
dan nilai qu akan didapat, dimana nilai qu adalah titik puncak atau nilai tertinggi
dari perhitungan sample unit load.
- Sample U1 (undisturbed), qu = 0,184 kgf/cm2
- Sample U2 (remolded), qu = 0,135 kgf/cm2

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 68


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6. Kohesi
Contoh perhitungan untuk sampel U:
𝑞𝑢
C = 2
0.184
= 2

= 0,092 kgf / cm2

𝑞𝑢
C= 2
0.135
= 0,068 kgf / cm2
= 2

7. Sentivity
0,184
St = 0,135

= 1,363

11.6 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas,didapat beberapa nilai yang menunjukkan kekuatan tekan
bebas tanah dan juga batuan yang besifat kohesif dalam keadaan asli ataupun buatan
(remolded).
Nilai tersebut antara lain :
24. U1( tanah asli ) qu = 0,184 kgf/cm2
Kohesi ( C ) = 0,092 kgf/cm2
25. U2 ( tanah buatan ) qu = 0,135 kgf/cm2
Kohesi ( C ) = 0,068 kgf/cm2
 Besarnya tingkat sensitifikasi tanah adalah sebagai berikut:
St = 1,363
Kriteria Nilai Sensitifitas
Lempung Tidak Sensitive 1
Lempung Sensitivitas Rendah 1–2
Lempung Sensitivitas Menengah 2–4
Lempung Sensitive 4–8
Lempung Ekstra Sensitive >8
Lempung Cepat > 16

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 69


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Berdasarkan nilai qu tanah lempung dapat diklasifikasikan :

Nilai qu Jenis
(kg/cm2) Lempung
>4 Keras
2,0 - 4,0 Sangat Halus
1,0 - 2,0 Kaku
0,5 - 1,0 Sedang
0,25 - 0,5 Lunak
< 0,25 Sangat lunak

Dari hasil tes laboratorium pengujian tanah, termasuk jenis tanah lempung
sangat lunak sensitivitas rendah.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 70


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XII
KEPADATAN STANDAR
(COMPACTION TEST)

12.1 TEORI
Pemadatan tanah adalah suatu proses dimana pori-pori tanah dikurangi dan udara
dikeluarkan secara mekanis. Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan suatu
usaha (energi) yang dilakukan pada massa tanah. Suatu pemadatan (Compactive Effort
= CE) yang dilakukan tersebut adalah merupakan fungsi dari variabel-variabel berikut :
W.H.L.B
CE = 𝑉

CE = Compactive Effort ( ft.lb / ft3)


W = berat hammer atau rammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah lapisan (layer)
B = jumlah pukulan per layer
V = volume tanah (ft3)
Pemadatan yang dilaksanakan di laboratorium pada umumnya terdiri dari dua
macam (kelompok), yaitu :
1.Standart Proctor – AASHTO T.99 (ASTM D.698)
2.Modified Proctor – AASHTO T.180 (ASTM D.1557)
Test Identification AASHTO T.99 AASHTO T.180
(ASTM D.698) (ASTM D.1557)
Diameter mold(inch) 4” 6” 4” 6”
Berat hammer(lb) 5,5 5,5 10 10
Tinggi jatuh(inch) 12 12 18 18
Jumlahlapisan(layer) 3 3 5 5
Jumlah pukulan per layer 25 56 25 56
CE (ft.lb/ft3) 12,375 12,375 56,250 56,250
Ukuran butiran maksimum No. 4 (3/4”) No. No. 4 (3/4”) No. 4 (3/4”)
lolos 4(3/4”)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 71


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Hasil dari suatu kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat
suatu hubungan tersebut, dibuat beberapa contoh tanah (4 sampai 6 sampel) dengan
kadar air yang berbeda-beda (dengan perbedaan sekitar 4%).

12.2 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan memadatkan di dalam cetakan dengan menggunakan alat
penumbuk 2,5 kg, dan tinggi jatuh 30 cm (12”). Pemeriksaan kepadatan dapat
dilakukan dengan 4 cara :
 Cara A : cetakan diameter 102 mm (4” ).bahan saringan 4,75 mm (no. 4)
 Cara B : cetakan diameter 125 mm (6” ).bahan saringan 4,75 mm (no. 4)
 Cara C : cetakan diameter 102 mm (4” ).bahan saringan 19,00 mm (3/4”)
 Cara D : cetakan diameter 125 mm (6” ).bahan saringan 19,00 mm (3/4”)
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka ditetapkan cara A atau cara D.

12.3 PERALATAN
a. Cetakan diameter 102 mm (4”), kapasitas 0,000943  0,000008 m3 (0,0333
0,0003 cu.ft) dengan diameter dalam 101,6  0,40 (4,000”  0,016”) tinggi 116,43 
0,1270 mm (4,584”  0,005”).
b. Cetakan diameter 152 mm (6”), kapasitas 0,002124  0,000021 m3 (0,07500 
0,00075 cu.ft) dengan diameter dalam 152,4  0,660 mm (6,000”  0,024”) tinggi
116,43  0,1270 mm (4,584”  0,005”).
Cetakan harus dari logam yang mempunyai diding teguh dan dibuat sesuai dengan
ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dengan
bahan yang sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2 3/8”) yang dipasang kuat-
kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan-cetakan yang telah diperlukan beberapa lama
sehingga tidak memenuhi syarat toleransi di atas, masih dapat diperlukan bila
toleransi tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.
c. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata, diameter
50,8 + 0,127 mm (2,000”  0,005”) berat 2,495  0,009 kg (5,50  0,02 lb)
dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi
304,8  1,524 mm (12,00”  0,006). Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 - 4

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 72


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih dari 9,5 mm (3/8”), dengan poros
tegak lurus satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup
longgar sehingga batang penumbuk bisa jatuh bebas tidak terganggu. Dapat juga
dipergunakan alat tumbuk mekanik dari logam yang dilengkapi pengontrol tinggi
jatuh bebas secara merata di atas permukaan. Alat penumbuk harus mempunyai
permukaan tumbuk yang rata-rata berdiameter 50,8  0,127 mm (2,000  0,05”) dan
berat 2,495  0,009 kg (5,30  0,02 lbs).
d. Alat pengeluar contoh.
e. Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram.
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110  5)oC.
g. Alat perata dari besi (straight egde) sepanjang 25 cm, salah satu sisi memanjang
harus tajam dan sisi lain datar (0,01% dari panjang)
h. Saringan 50 mm (2”), 19mm (3/4”), dan 4,75 mm (no.4).
i. Talam alat pengaduk dan sendok.

12.4 BENDA UJI


a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab
(clamp), keringkan contoh tersebut menjadi gembur. Pengeringan contoh tersebut
menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan alat pengering
lainnya dengan suhu tidak lebih dari 60oC.
b. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,72 mm (no.4) untuk cara a
dan b, serta untuk saringan 19 mm (3/4”) untuk cara c dan d.
c. Jumlah contoh yang sesuai untuk masing-masing cara pemeriksaan adalah sbb :
Cara A sebanyak 15 kg
Cara B sebanyak 45 kg
Cara C sebanyak 30 kg
Cara D sebanyak 65 kg
d. Benda uji dibagi menjadi 6 bagian, dan tiap-tiap bagian dicampur air yang
ditentukan dan sampai merata. Penambahan diatur sehingga didapat benda uji
sebagai berikut :
e. 3 contoh dengan kadar air kira – kira dibawah optimum.
f. 3 contoh dengan kadar air dari benda uji masing – masing antara 1-3%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 73


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

12.5 PELAKSANAAN
CARA A (Standart Proctor)
 Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4 “) dan keping alas (B1 gram).
 Cetakan leher dan keping alas dipasang menjadi satu dan tempatkan pada landasan
yang kokoh.
 Ambil dari dari salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standart 2,5 kg ( 5,5 lb ) dengan
tinggi jatuh 30,5 cm (12”). Tanah dipadatkan dalam 25 tumbukan.
 Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung. Pergunakan alat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan.
 Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (b2
gram )
 Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji (extruder) dan potong sebagian dari benda uji pada keseluruhan
tingginya pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (w) dari benda uji.
CARA B (Modified Proctor)
 Timbang cetakan dengan dimeter 152 mm dan keping alas (B1).
 Leher cetakan dan keping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada
landasan yang kokoh.
 Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan
dengan cara sebagai berikut : jumlah seluruh tanah yang diratakan setelah leher
dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk
standart 2,5 kg (5,5 pound) dengan tinggi jatuh 50 cm.
 Tanah dipadatkan dalan 3 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 56
tumbukan.
 Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung. Pergunakan alat perantara untuk meratakan kelebihan tanah sehingga
betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
 Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 74


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan
tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji.

12.6 PERHITUNGAN
a. Dari percobaan tersebut dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara
kepadatan kering (dry) dan kadar air (w), sehingga dari grafik tersebut dapat
diperoleh kepadatan kering maksimum (dry max) pada kadar air optimum (wopt).
Dengan demikian dapat diperoleh petunjuk bahwa suatu tanah yang dipadatkan
dengan kadar air lebih dari wopt akan menghasilkan nilai kepadatan kering yang
lebih kecil dari dry max.
b. Hitung berat isi tanah basah dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
𝐵1 - B2
w = (𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 )
𝑉

w = berat isi basah ( gram/ cm3 )


B1 = berat cetakan dan keping alas (gram)
B2 = berat cetakan, keping alas dan benda uji (gram)
V = isi cetakan ( cm3 )
Perhitungan :
Dik : B2 = 2035 g Volume, V = 930.8443 cm3
B1 - B 2 3980 - 2035
 Untuk w1 =   2.09 ( gram / cm 3 )
V 930.8443
B1 - B 2 3845 - 2035
 Untuk w2=   1,94 ( gram / cm 3 )
V 930.8443
B1 - B 2 3955 - 2035
 Untuk w3=   2.06 ( gram / cm 3 )
V 930.8443
B1 - B 2 4000 - 2035
 Untuk w4=   2.11 ( gram / cm 3 )
V 930.8443
B1 - B 2 4010 - 2035
 Untuk w5=   2.12 ( gram / cm 3 )
V 930.8443
B1 - B 2 3850 - 2035
 Untuk w6=   1.95 ( gram / cm 3 )
V 930.8443

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 75


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Hitung berat isi kering dengan rumus :



d = ( gram / cm 3 )
wc
1
100
d = berat isi kering (gram/ cm3)
w = kadar air ( % )
Perhitungan :

 Untuk d1 =  2.09


  1,959 ( gram / cm 3 )
wc 6,66
1 1
100 1 100

 Untuk d2=  1.94


  1.752 ( gram / cm 3 )
wc 10,7
1 1
100 100

 Untuk d3=  2.06


  1,724 ( gram / cm 3 )
wc 19,52
1 1
100 100

 Untuk d4=  2.11


  1.828 ( gram / cm 3 )
wc 15,40
1 1
100 100

 Untuk d5=  2.12


  1.843 ( gram / cm 3 )
wc 15.02
1 1
100 100

 Untuk d6=
 1.95
  1.627 ( gram / cm 3 )
wc 19,83
1 1
100 100
d. Dengan penggambaran “zero air void line ( ZAV )” atau garis derajat kejenuhan 100
%. Garis ini adalah hubungan antar berat kering dengan kadar air dengan mana
kejenuhan adalah 100% yaitu bila pori tanah sama sekali tidak mengandung udara.
Garis ini dapat dihtung dengan rumus :
Gs  w
dZAV =
1  (wc . Gs)
w = kadar air (tergantung dari temperatur)
Gs = berat jenis tanah
w= berat isi basah

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 76


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Perhitungan nilai d ZAV : (Gs = 2,346 w = 1,0 gr/cm3)


𝐺𝑠 ×w
untuk w = 5% , d ZAV =1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346  1,0
 2.402 ( gram / cm 3 )
5
1  2.73
100


𝐺𝑠 ×w
untuk w = 10% , d ZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346  1,0
 2.145 ( gram / cm 3 ) `
10
1  2.73
100


𝐺𝑠 ×w
untuk w = 15% , dZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346  1,0
 1.937 ( gram / cm 3 )
15
1  2,73
100


𝐺𝑠 ×w
untuk w = 20% , dZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346  1,0
 1.766 ( gram / cm 3 )
20
1  2.73
100

 untuk w = 25% , dZAV =


𝐺𝑠 ×w 2.346  1,0
1+𝑤.𝐺𝑠
=  1.623 ( gram / cm 3 )
25
1  2,73
100


𝐺𝑠 ×w
untuk w = 30% , d ZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346  1,0
 1.501 ( gram / cm 3 )
30
1  2.73
100

1,50

1,45
ZAV
1,40
dry density d (kg/cm3)

1,35
1,325
1,30

1,25

1,20

1,15

1,10

1,05 16,00

1,00
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40

water content w (%)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 77


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

12.7 KESIMPULAN
 Untuk memastikan harga kadar air yang optimum(woptimum) = 16,00%, maka harus
didapatkan harga berat isi tanah kering yang maksimum (dMax) = 1,325 gr/cm3
 Grafik ZAV berada di atas grafik kepadatan standart,dengan demikian tanah
tersebut tidak jenuh air

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 78


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XIII
CBR LABORATORIUM

13.1 MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan harga CBR tanah dan campuran

tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium padat kadar air tertentu. CBR adalah

perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan standart dengan kedalaman dan

kecepatan penetrasi yang sama. Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan

contoh tananh dengan kepadatan tertentu terhadap kekuatan batu pecah bergradasi

rapat sebagai standart material dengan nilai CBR = 100, didapatkan pada tes

compaction .

13.2 PERALATAN

a) Mesin penetrasi (loading machine) berkapacitas sekurang-kurangnya 4,45

ton*(10.000 lbs) dengan kecepatan penetrasi 1,27 mm (0,05’’) per menit.

b) Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4± 0,6609 mm (6 ±

0,0026”) dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm (7” ± 0,005”) . Cetakan harus dilengkapi

dengan leher sambung dengan 50,8 (2,0”) dan keeping lubang tidak lebih dari 1,59

mm (1/16”).

c) Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8 mm (5,15/16”) dan

tebal 61,4 mm (2,416”)

d) Alat penumbukan sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan.

e) Alat pengukur pengembangan (swell) terdiri dari keeping pengembangan yang

berlubang-lubang batang pengatur tripod logam dan alroji penunjuk.

f) Keping beban dengan berat 2,27 kg (5lb) diameter 149,2 (5 7/8”) dengan lubang

tengah diameter 54,0 mm (2 1/8”) .

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 79


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

g) Sebuah alroji beban dengan satu buah alroji pengukur penetrasi peralatan lain seperti

: talam, alat perata dan tempat untuk meredam.

h) Timbangan dengan ketelitian 5 gram.

i) Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95”) luas 1935 mm²

13.3 BENDA UJI

Benda uji di persiapkan menurut cara pemeriksaan kepadatan standart :

a) Ambil contoh ± 5v kg untuk tanah atau ± 5,5 kg untuk tanah di tambah dengan
agregat .

b) Campur bahan tersebut dengan air (kadar air optimum pemadatan) atau kadar air
lain yang di kehendaki.

c) Pasang cetakan pada keeping alas limbang, masukkan piringan pemisah


(spacerdisk) diatas keeping alas dan pasang kertas saring diatasnya.

d) Padatkan sesuai dengan cara B atau D (pemadatan). Untuk benda uji yang diredam
periksa dahulu kadar airnya sebelum dipadatkan sedangkan untuk benda uji non
rendam pemeriksaan kadar air dilaksanaan setelah benda uji di keluarkan dari
cetakan.

e) Buka sambungan dan retakan dengan alat perata, tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan. Karena lepasnya butir-butir kasar dengan butiran
tanah yang halus. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keeping alas dan ditimbang.

f) Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siapp diperiksa. Untuk CBR
rendam, harus dilakukan langkah-langkah sbb:

 Pasang keeping pengemban diatas permukaan uji.

 Pasangkeping pemberat (4,5) kg.

 Rendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air dapat meresap dari
atas maupun bawah.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 80


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Catat pembacaan pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam


.permukaan air ± 2,5 cm diatas benda uji tanah berbutir halus atau berbutir
kasar yang dapat melakukan penyarapan air lebih cepat dapat diredam
dalam waktu yang lebih singkat sampai pembacaan arloji tetap. Pada akhir
perendaman catat pembacaan arloji

13.4 PELAKSANAAN

a) Letakkan keling pemberat di atas permukaan uji seberat minimal 4,5 kg (1lbs) atau
sesuai dengan beban perkerasan.

b) Untuk benda uji yang diredam harus sama dengan beban yang dipergunakan untuk
perendaman. Letakkan pertama-tama keping pemberat sebesar 2,27 kg untuk
mencegah pengembangan permukaan benda uji pada bagian lubang keping
pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak di sentuhkan pada
permukaan benda uji.

c) Atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukkan
beban sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlakukan untuk menajamin
benda sentuh yang sempurna antara torak dan permukaan benda uji. Kemudian
arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di nol-kan.

d) Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati


kecepatan 1,27 mm / menit atau (0,05”) permenit. Catat sesuai tabel pemeriksaan
CBR.

e) Catat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi sebelum
terjadi penetrasi 12,5 m

f) Keluarkan benda uji dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji setebel 25,4
mm.

g) Bila diperlukan kadar air rata-rata maka ambil contoh dari lapisan terdalam.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 81


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

13.5 PERHITUNGAN

a) Pengambangan (swell) ialah perbandingan antara perubahan tinggi selama


perendaman terhadap tinggi benda uji semula, dinyatakan dalam persen.

b) Ubah satuan pembebanan dari kg menjadi lb dan gambarkan grafik beban terhadap
penetrasi. Pada beberapa keadaan, permulaan dari kurva beban cekung akibat
ketidak teraturan permukaan, atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini, titik nolnya
harus dikoreksi.

c) Dengan menggunakan harga beban yang dikoreksi pada penetrasi beban standar
(masing-masing 70,31 kg / cm² (1000 psi) dan 105,47 kg / cm² (1500 psi) dikalikan
100 harga CBR diambil harga penetrasi 2,54 mm (0,1”). Umumnya harga CBR
diambil pada penetrasi 0,1”. Bila Harga yang didapat pada penetrasi 0,2 ternyata

lebih besar, maka percobaan tersebut harus di ulang. Dan apabila percobaan
ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR 1,2” > 0,1”, maka diambil harga
CBR pada penetrasi 0,2”. Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum
0,2”, maka harga CBR diambil dari beban maksimum dengan beban standar yang
sesuai.

d) Nilai CBR pada 10 pukulan benda uji dapat di hitung :


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,1"
 𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000

75
𝐶𝐵𝑅0,1" = 3 𝑥 1000 𝑥 100%

𝐶𝐵𝑅0,1" = 2,50 %

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,2"


 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

120
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

𝐶𝐵𝑅0,2" = 2,67 %

2,50 % + 2,67 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2

= 2,58 %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 82


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

e) Nilai CBR pada 25 pukulan benda uji dapat di hitung :


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,1"
 𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000

111
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000

𝐶𝐵𝑅0,1" = 3,70 %

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,2"


 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

170
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

𝐶𝐵𝑅0,2" = 3,78 %

3,70 % + 3,78 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2

= 3,74 %

f) Nilai CBR pada 56 pukulan benda uji dapat di hitung :


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,1"
 𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000

211
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000

𝐶𝐵𝑅0,1" = 7,21 %

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑏𝑢𝑠 0,2"


 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

332
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500

𝐶𝐵𝑅0,2" = 7,38 %

7,03 % + 7,38 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2

= 7,21 %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 83


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jika Harga standart unit load pada penetrasi 0,1” = 1000 psi, maka harga standart unit
load pada penetrasi 0,3”; 0,4”; 0,5” adalah masing-masing 1900; 2300; 2600 psi.

Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian diubah dengan
grafikcalibration proving ring. Test unit load (psi) = tegangan (σ)
𝑀𝑥 𝐿𝑅𝐶
𝜎=
𝐴

A = Luas piston = 3 sq inch


M = pembacaan dial
LRC = factor kalibrasi = 24 lbs
g) CBR Grafik :
 Hubungan antara pembebanan dengan penetrasi. Koreksi letak titik nol jika
permulaan dari kurva yang terjadi berbentuk dekung.
10 Pukulan 25 Pukulan

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 84


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

56 pukulan

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 85


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Hubungan berat isi kering (γd) dengan water content (w) dan dengan niai CBR
Hubungan berat isi kering (γd)dan nilai CBR dibandingkan dengan 90% (γd)
maks dan optimum moisture content (OMC). Dari grafik ini dapat di tentukan
CBR desain untuk contoh tanah tersebut.
Keterangan :
CBR 100% = 5,80%
CBR 90% = 5,51%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 86


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XIV
PERMEABILITY TEST

14.1 MAKSUD
Untuk menentukan koefisien permeabilitas dari pasir dan tanah berbutir halus (silt
dan clay).
14.2 PERALATAN

GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

Falling head Termometer


permeameter.

Timbangan dengan
Stop watch HP
ketelitian 0,1 gram.

FALLING HEAD PERMEAMETER

Alat ini mempunyai tabung untuk tempat contoh tanah seperti pada contant
head test, bagian atas dari tanah dihubungkan dengan burrete oleh pipa plastik. Tabung
tempat contoh tanah dan burrete diletakan berdiri dipegang oleh alat pemegang atau

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 87


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

clamp yang dipasang pada tiang tegak (stand). Bagian bawah dari tabung tempat contoh
tanah dihubungkan dengan corong oleh pipa plastik. Corong ini dipegang oleh clamp
pada posisi berdiri.

14.3 PELAKSANAAN
a. Tentukan berat air dari tabung plastik tempat contoh tanah, dua buah batu porous, pir
dan dua buah alat penutup (=W1).
b. Pasang karet penutup pada bagian bawah dari tabung plastik dan letakan batu porous
diatas karet penutup (karet penutup terletak dibawah batu porous).
c. Masukkan contoh tanah yang sudah dikeringkan ke dalam tabung plastik sedikit
demi sedikit dengan menggunakan sendok, dan padatkan tanah tersebut dengan
menggunakan mesin penggetar atau dengan peralatan lainnya. (Catt : untuk
mendapatkan contoh tanah dengan kepadatan yang berbeda (angka pori berbeda),
tanah dapat dipadatkan dengan memakai tenaga yang berbeda.
d. Apabila contoh tanah yang dimasukkan kedalam tabung sudah kira – kira 2/3 dari
panjang tabung, letakkan batu porous di atas contoh tanah tersebut.
e. Panjang pir dan karet penutup diatas batu porous (Catt : pir digunakan untuk
mencegah terjadinya perubahan volume dari contoh tanah selama test).
f. Tentukan berat dari tabung beserta isinya yang sudah disusun pada langkah no. 2 s/d
no. 5 (=W2).
g. Tentukan tinggi dari contoh tanah didalam tabung.
h. Letakkan falling head permeameter beserta contoh tanah yang sudah disusun
tersebut didekat pancuran air.
i. Alirkan air ke atas corong yang sudah dipasang pada tiang tegak (stand). Melalui
pipa plastik, air akan mengalir dari corong ke contoh tanah. Air yang mengalir
ditampung falling head bejana kemidian terus mengalir ke gelas ukur. (Catt : harus
di jaga bahwa kebocoran air didalam tabung tidak boleh terjadi).
j. Alirkan air melalui pipa plastik ke burrete, air akan mengalir dari burrete ke contoh
tanah dan akhirnya ke corong. Harus di cek bahwa tidak ada kebocoran pada alat dan
tidak ada gelembung – gelembung yang tertinggal didalam pipa.
k. Biarkan air mengalir melalui contoh untuk beberapa saat guna membuat contoh
tanah yang ditest cukup basah.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 88


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

l. Dengan menggunakan alat penjepit pipa (pinch cock), tutup aliran air dari contoh
tanah ke corong dengan cara memasang alat penjepit tersebut pada pipa plastik yang
menghubungkan antara bagian bawah contoh tanah dan corong.
m. Ukur perbedaan tinggi antara permukaan air didalam burrete dengan permukaan air
didalam corong (=h1). Catt : untuk falling head permeability test, jangan tambahkan
air ke dalam burrete.
n. Buka alat penjepit pipa, air akan mengalir dari burrete ke contoh tanah dan akhirnya
ke corong. Pada waktu (t) setelah alat penjepit pipa dibuka, tutup kembali aliran air
dari contoh tanah ke corong dengan menggunakan alat penjepit. Ukur beda tinggi
antara permukaan air dodalam burrete dengan permukaan air didalam corong (=h2).
o. Tentukan volume air yang megalir melalui contoh tanah, Q selama t menit. Q ax (h1
– h2) ; a = luas permukaan burrete.
p. Tambahkan air didalam burrete untuk mengadakan test sekali lagi. Catat temperatur
(T) dari air yang dipergunakan untuk test.

14.4 PERHITUNGAN :
Pada perhitungan praktikum ini kami menggunakan perhitungan dengan tegangan
tetap ( constant head permeability )
ℎ𝑖−ℎ2
Gradien Hidrolik ( I ) = 𝐿

h1 = 115,00 cm
h2 = 103,00 cm
L = 14,6 cm
1
a = 4 𝜋. 𝑑2 = 1,03911 cm²

A = 80,1507 cm²

115-103
Gradien hidrolik ( i ) = = 0,82191781
14,6

Koefisien rembesan (k) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut :


a.L h1
k = 2,303 log
A.t h2
dimana ;
a = Luas permukaan didalam burrete.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 89


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1
= 4 𝜋. 𝑑2
1
= 4 𝑥 3,14 𝑥 1,152

= 1,03911 cm²

A = Luas penampang contoh tanah.


1
= 4 𝜋. 𝐷2
1
= 𝑥 3,14 𝑥 10,12
4

= 80,1507 cm²

𝑎.𝐿 ℎ
K1 = 2,303 log( ℎ1 )
𝐴𝑥𝑇 2

1,03911𝑥14,6
=2,30380,1507𝑥(10−0)𝑥60 𝑙𝑜𝑔( 115/103)

= 0.000034772 cm/sec

𝑎.𝐿 ℎ
K2 = 2,303 log( 1 )
𝐴𝑥𝑇 ℎ2
1,03911𝑥14,6
=2,30380,1507𝑥(15−0)𝑥60 𝑙𝑜𝑔( 115/91)

= 0.000049237 cm/sec
Selanjutnya untuk perhitungan test rembesan (falling test) terdapat pada tabel tes
rembesan.

Interval Height Coeficient


Start
time Time water in pipa Permeability
t (menit) h (cm) ( cm/sec )
09:38 5 115,0 0
09:43 10 103,0 0,000069544
09:48 20 91,0 0,000073856
09:53 30 82,0 0,000071143
10:03 40 74,0 0,000069552
10:08 50 66,0 0,000070081
10:38 60 39,0 0,000062036
11:38 120 26,5 0,000040272
13:38 240 26,0 0,000019963
0.000059556
krata-rata
5,9556 x 10−5

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 90


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

14.5 KESIMPULAN :

Berdasarkan percobaan analisa test rembesan tersebut di atas, koefisien


permeabilitas dan gradien hidrolik dari pasir atau tanah berbutir halus dapat
ditentukan. Besar kecilnya nilai koefisien permeabilitas maupun gradien hidrolik
dipengaruhi oleh ketelitian saat praktikum.
Nilai koefisien permeabilitas rata-rata (krata-rata) = 5,9556 x 10−5 cm/sec
Gradien Hidrolik (i) = 0,0822
Semakin kecil nilai koefisien permeabilitasnya, dapat diklasifikasikan ke dalam
jenis tanah lempung.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 91


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XV
TRIAXIAL COMPRESSION TEST

15.1 TEORI
Keruntuhan geser dalam tanah akibat gerak relatif antara butirnya bukanlah karena
butirnya sendiri hancur. Oleh karena itu kekuatan tanah tergantung pada gaya-gaya yang
bekerja antar butir.

Dengan alat geser langsung kekuatan geser dapat diukut secara langsung. Di sini
contoh yang akan dicoba dipasang dalam alat dan memberikan tegangan vertikal (tegangan
normal) yang konstan. Kemudian contoh diberi tegangan geser sampai tercapai nilai
maksimum. Tegangan geser ini diberikan dengan memakai kecepatan bergerak yang
konstan, yang cukup perlahan-lahan sehingga tegangan air pori selalu nol yaitu hanya
percobaan "drained" yang dapat dilakukan dengan alat geser langsung.

Untuk mendapatkan nilai c' dan ' maka perlu dilakukan beberapa percobaan
dengan memakai nilai tegangan normal berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat
digambarkan dalam grafik. Grafik ini adalah nilai percobaan. Nilai c' dan ' diambil dari
garis yang paling sesuai dengan titik-titik yang dimasukkan pada grafik.

15.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

 Mesin Penekan  Karet


triaxial,
lengkap
dengan Cincin
uji (proving
ring)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 92


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Timbangan
dengan ketelitian
0,01 gram

 Piring ukur  c. Desikator


(gauge = arloji
ukur)

 Karet  Oven.
pembungkus
benda uji
(membran)

 Pisau  Stop watch HP

15.3 BENDA UJI


Benda uji yang digunakan adalah benda uji asli (undisturbed sample), diambil dari
lapangan dengan alat cetakan yang sebelumnya sudah diukur tinggi h = cm dan diameter d
= cm; (3d > h > 2d). benda uji disiapkan paling sedikit 3 buah dan ditimbang beratnya
masing-masing.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 93


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

15.4 PELAKSANAAN
a. Bungkus benda uji dengan karet pembungkus (mempergunakan alat seperti gambar)

b. Letakkan benda uji yang telah terbungkus pada pedestal di alat triaxial.
c. Tutup dengan cell triaxial dan atur sehingga ujung piston tekan menyentuh contoh
tanah (benda uji) dan cincin uji (proving ring).
d. Catat angka awal pada cincin uji dan piring ukur.
e. Masukkan air pada cell triaxial hingga penuh.
f. Pemberian 3 dan deviator stress dilakukan bersama-sama.

σ1

∆σ Sampai Runtuh
σ3
AC = dz = dx tg
𝑑𝑥 σ3 σ3
AB = 𝑐𝑜𝑠 𝜃
σ3
BC = dx ∆σ Sampai Runtuh
σ1
g. Nilai deviator stress dibaca untuk masing-masing harga strain sebesar 0,5%, 1%, 1,5%

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 94


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

dan seterusnya hingga maksimal 20%.


h. Pembacaan deviator stress dihentikan bila tanah telah mencapai nilai maksimum dan
selanjutnya menurun (benda uji telah longsor) atau nilai strain telah mencapai 20%.
Catatan :

 Pemberian 3 (lateral stress) adalah melalui alat automatic constant unit


 Besar nilai 3 = over burden pressure yang ada pada tanah dalam keadaan asli.
 Kecepatan pembebanan harus diantara ½ - 1% per menit.

15.5 PERHITUNGAN
Contoh perhitungan untuk T1
𝛥𝐿
a. 𝜀 = 𝑥100%
𝐿𝑜

Dimana :

𝜀 = Regangan axial ( % )

𝛥𝐿 = Perubahan panjang benda uji ( cm )

Lo = Perubahan benda uji mula – mula ( cm )


0,080
Jadi : 𝜀 = 7,25

= 0,011

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel …

b. Luas penampang benda uji


𝐴𝑜
𝐴′ = 1−𝜀

Dimana:

Ao = Luas penampang benda uji mula – mula


10,005
Jadi : A′ = 1−0,011 =10,116 cm2

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 95


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel…


𝑙𝑜𝑎𝑑𝑑𝑖𝑎𝑙𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔×𝐿𝑅𝐶
c. Deviator stress (𝜎2 ) 𝜎2 = 𝐴′

𝟖×𝟎,𝟏𝟒𝟖
𝝈𝟐 = = 0,117
𝟏𝟎,𝟏𝟏𝟔

d. Hasil Test

- Tabel pembacaan deviator stress

Tegangan horisontal Tegangan deviator Tegangan vertikal


(σ3) (Δσ) ( σ1 = σ3 + Δσ)
1,0 0,336 1,336
1,5 0,518 2,018
2,0 0,61 2,61

- Grafik hubungan aksial strain (%) dan stress (kg/cm2)

Untuk Lateral Pressure 1,0 kg/cm

0,7000

0,6000
Deviator Stress/Tegangan (σ)

0,5000

0,4000 qu = 0,2807𝑘𝑔/𝑐𝑚2

0,3000

0,2000

0,1000
0,011
0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 96


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Untuk Lateral Pressure 1,5 kg/cm

0,7000
qu = 0,5194 kg/cm2
Deviator Stress/Tegangan (σ) 0,6000

0,5000

0,4000

0,3000

0,2000

0,1000

0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) % 0,053

Untuk Lateral Pressure 2,0 kg/cm

0,7000
qu = 0,6114 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
0,6000
Deviator Stress/Tegangan (σ)

0,5000

0,4000

0,3000

0,2000

0,1000
0,063
0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) %

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 97


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

- Gambar model kehancuran dari benda uji

- Gambar lingkaran Mohr dari masing-masing benda uji dan gambar Mohr
envelope

3
tegangan geser (t), kg/cm2

1
y = 0.013x + 0.01
R2=1

 = 2,81 o
c = 0.01
0
0 1 2 3 4
tegangan nornal (), kg/cm2

- Nilai-nilai C dari benda uji tersebut

Nilai C pada Benda Uji tersebut sebesar 0,01 ( C = 0,01 )

Selanjutnya untuk perhitungan triaxial compression test terdapat pada tabel


Triaxial Compression Test.

Klasifikasi tanah berdasarkan nilai ϕ :

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 98


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jenis Tanah ϕ
Gravel 30 - 35
Sand 27 - 37
Silt 24 - 32
Clay 0 -15

15.6 KESIMPULAN
Setelah penggambaran grafik,diperoleh nilai C’ dan ,yaitu sebagai berikut :

 Sudut geser tanah (  ) = 2,81 o


 Kohesi ( C’ ) = 0,01 Kg/cm2
 Berdasarkan persamaan pada grafik yaitu y = 0,013x + 0.01, maka nilai =
𝒕𝒂𝒏−𝟏 𝒃 = 𝒕𝒂𝒏−𝟏 𝟎 , 𝟏𝟗 = 𝟐, 𝟖𝟏°

 Berdasarkan nilai , tanah termasuk jenis clay ( tanah lempung )

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 99


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XVI
DIRECT SHEAR TEST

16.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk mencari nilai parameter kekuatan tanah
yakni Cohesive of Soil (c = kg/cm2) dan Internal Friction Angle (f = )

16.2 MACAM TEST


Test yang dilakukan adalah Quick test yakni test dengan memberikan gaya
bersama-sama dengan gaya normal sehingga benda uji tidak sempat berkonsolidasi.

16.3 BENDA UJI


Siapkan contoh tanah undisturbed minimum sebanyak 3 buah sampel
dengan cara dicetak pada alat cetak yang telah diukur tinggi = h cm dan
diameternya =  cm dan timbang beratnya untuk masing-masing benda uji.

16.4 PERALATAN

GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

 Hand  Sketmat
Operated
Direct Shear
Bos Aparatus

 Timbangan  Oven.
dengan
ketelitian 0,01
gram

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 100


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

16.5 PELAKSANAAN
a. Letakkan benda uji pada shear box dengan ditutup oleh plat bergerigi pada kedua
ujungnya dan ditutup lagi oleh porous stone dan tambahkan air pada shear box.

b. Cabut kedua tuas pengaman sampel.


c. Putar alat penggeser hingga menempel benda uji yang selanjutnya menyentuh ke
proving ring.
d. Catat pada angka piring ukur untuk pembacaan geseran ke arah horisontal.
e. Berikan beban normal pada benda uji dengan kecepatan putaran yang menghasilkan
pergeseran dengan horisontal sebesar 6,25 mm per menit dan baca tekanan pada
proving ring.
f. Ulangi percobaan di atas dua kali lagi dengan beban normal yang berbeda dengan
percobaan pertama.

16.6 PERHITUNGAN
Gaya geser H = nilai dial ring x LRC (kgf)

H = 31 x 0,08

= 24,8 kgf

H
Tegangan geser 𝜏= (kg/cm2)
A'
A′ = luasan penampang benda uji (cm2)
24,8
𝜏 = 31,28

= 0,781 kg/cm3

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 101


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

P
Tegangan normal 𝜎= (kg/cm2)
A0
P = beban normal yang diberikan (kg)
12000
𝜎 = 31,28

= 0,384 kg/cm

CARA GRAFIS :
 σn
t2
t1 τ
τ

c Dimana:
σ = Normal Stress (kg/cm2)
1 2 τ = Shear Stress (kg/cm2)

Gambar hubungan :
 Tegangan geser (kg/cm2) dengan horisontal displacement.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 102


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Tegangan geser dengan tegangan normal.


Test T.Normal (kg/cm2) T.Geser(kg/cm2)
1 0,137 0,237
2 0,264 0,265
3 0,396 0,394

0,70

0,60

0,50
shear stress (gr/cm2)

0,40

0,30

0,20
Sudut = 32,21º
C = 0,131
0,10

0,00
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
Normal stress (gr/cm2)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 103


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Motor envelope dari percobaan tersebut.


Jenis Tanah ϕ
Gravel 30 - 35
Sand 27 - 37
Silt 24 - 32
Clay 0 -15

 KESIMPULAN
 Nilai Kohesi ( C’ ) = 0,131 kg/cm2

 Nilai Sudut geser tanah ( ’ ) = tan-1  = tan-1 0,63 = 32,21o

 Berdasarkan nilai  maka tanah diklasifikasikan pada jenis ; Sand (Pasir)

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 104


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XVII
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI

17.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan rate of consolidation dan
besarnya konsolidasi dari tanah bila mendapat beban vertikal. Sifat pemampatan yang
dialami tanah ini berupa adanya perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori
tanah.

Pada lapisan yang terdiri dari tanah pasir akan segera terjadi penurunan yang
hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya beban / tekanan (penurunan
disini umumnya kecil). Pada lapisan yang terdiri dari butiran halus (lempung), maka
penurunannya akan agak besar dan biasanya makan waktu lama.

Besarnya penurunan tergantung pada kecenderungan sifat tanah dapat dirembes


dan ditekan atau tergantung pada koefisien rembesan dan koefisien konsolidasi.

17.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN

 1 set alat  Ekstensometer


konsolidasi dengan
(consolidimete ketelitian
r) lengkap 0,0025 mm
dengan (piring ukur)
beban.

 Porous stone  Stopwatch HP

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 105


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Neraca  Oven.
dengan
ketelitian 0,1
gram

13.1 BENDA UJI

Disiapkan minimal tiga buah benda uji tanah dengan cara dicetak pada alat cetak
yang telah diketahui diameter dan tingginya. Benda uji diambil secara langsung dari
lapangan dan ditimbang berat masing-masing.

13.2 PELAKSANAAN

a. Rendam porous stone kedalam air bersih, hal ini untuk menghindari penyerapan
kadar air tanah pada benda uji.
b. Letakkan benda uji dengan masing-masing porous stone pada kedua ujungnya
pada consolidimeter.
c. Atur consolidimeter pada keadaan balance sebelum dibebani.
d. Catatlah angka pada piring ukur.
e. Beban dijalankan, timmer dijalankan pada pembacaan piring ukur dilakukan
pada waktu ke : 0 ; 0,50 ; 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; dan 30 menit serta 1,2 ; 4 ; 8 ; dan 24
jam.
f. Pembebanan ditambah setiap 24 jam dan dilakukan pembacaan seperti diatas.

g. Penambahan beban umunya dilakukan dari 0,25 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 16 kg / cm2.


Kemudian dibalik dari 16 sampai 0,5 kg / cm2.

13.3 PERHITUNGAN

1. Hitung berat tanah basah : berat isi dan kadar air benda uji sebelum dan sesudah
percobaan serta hitung pula berat keringnya (Bk)
2. Ada 2 cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi, yaitu :

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 106


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

a. Dengan membuat grafik penurunan terhadap tekanan


b. Dengan membuat angka pori terhadap tekanan.
Jika digunakan cara B, maka :
 Hitung tinggi efektif benda uji
𝐵𝑘
Ht = 𝐴 . G

Dimana : Ht = Tinggi efektif benda uji


A = Luas benda uji
G = Berat jenis tanah
Bk = Berat tanah kering
 Hitung besar penurunan total (H) yang terjadi setiap pembebanan. H adalah
pembacaan arloji pada percobaan dikurangi pembacaan arloji sesudah
pembebanan yang bersangkutan.
 Hitung angka pori semula
𝐻0 −𝐻𝑡
e0 = 𝐻𝑡

Dimana : H0 = Tinggi contoh semula


 Hitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan
𝐻
e = 𝐻
𝑡

 Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :


E = e0 - e
 Gambar harga-harga angka pori ini pada grafik angka pori terhadap tekanan
dengan menggunakan skala logaritmis untuk tekanan.
3. Hitunglah derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan.
𝑊.G
Sr =
𝑒

Dimana :
Sr = Derajat kejenuhan
w = Kadar air
G = Berat jenis tanah
e = Angka pori
4. Harga koefisien konsolidasi (Cv)
Hitung tinggi benda uji rata (Hm) pada setiap pembebanan. Buat grafik
pembacaan penurunan terhadap akar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 107


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Sebagian dari grafik ini merupakan garis lurus dan titik potong garis ini, dengan
ordinat (O) dianggap sebagai titik nol yang benar. Dari titik O ditarik garis OA
dengan membuat jarak b = 1,15 a. titik perpotongan garis OA ini dengan
lengkung penurunan adalah harga √t, t90 merupakan waktu untuk mencapai
konsolidasi 90%.
Harga koefisien konsolidasi 90% pada setiap pembebanan dihitung dengan
rumus :
0,847 Hm2
Cv = 𝑡90

Dimana :
Cv= Koefisien konsolidasi (cm2/dt)
Hm = Tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang bersangkutan (cm).
T90 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90% (dt)
a. Sebelum diberi pembebanan :
 Volume total (Vt) = Vs + Vw
Vs = volume butir
Vw = volume air pori
𝑊.𝑊𝑠
 Volume air pori (Vw) =𝐷𝑤.𝑊 = 𝑊. 𝑊𝑠

W = kadar air
Ws = berat butir (dalam keadaan kering)
Dw = diameter butir
𝑉𝑠
 Tinggi butir mula-mula (Ho) = 𝐴 (tetap)

Vs = Volume butir
A = Luas penampang
 Tinggi pori mula-mula (Hv) = H1 – H0
Ho tidak berubah oleh beban, sedang
Hv berubah atau berkurang dengan adanya pembebanan
𝑉𝑣 𝐴𝑣 𝐻𝑣
Angka pori mula-mula(e0) =𝑉𝑜 = 𝐴𝑜 𝑥 𝐻𝑜
𝐻𝑣
Karena Ao = Av, maka (e0) = 𝐻

Vs = volume butir
Vw = volume air pori

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 108


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Setelah diberi pembebanan


𝐻𝑣−𝛥ℎ 𝐻𝑣 𝛥ℎ 𝛥ℎ
Angka pori (e) = = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑜 = 𝑒0 𝐻𝑜
𝐻𝑐

h = dapat dilihat dari pembacaan piring ukur (dial gauge).


𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑙
E = e0 - = 𝑒0 − 𝛥𝑒
𝐻𝑜
𝛥𝑒
Besaran = compression of compressibility (e) = 𝑝
𝛥𝑒
Compression indek (cc) = 𝑙𝑜𝑔(𝑃
2 /𝑃1 )

(Grafik dengan skala logaritma)


𝑇𝑣−𝐻 2
Coeffition of consolidation (cv) = 𝑡

T = time faktor
t = waktu konsolidasi
H = 0,5 tebal sampel

Tabel faktor waktu :

Percent of Consolidation (U) Time Factor


%
0 -
10 0,008
20 0,081
30 0,071
40 0,126
50 0,197
60 0,287
70 0,403
80 0,567
90 0,848
100 -

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 109


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

PERHITUNGAN KONSOLIDASI 90%

Dari data percobaan didapat t:

2 t90
♦ Pada tegangan 0.25 kg/cm didapat = 1,58= 2,50 menit

2 t90
♦ Pada tegangan 0.50 kg/cm didapat = 1,36 = 1,85 menit

2 t90
♦ Pada tegangan 1.00 kg/cm didapat = 1,82 = 3,30 menit

2 t90
♦ Pada tegangan 2.00 kg/cm didapat = 1,73 = 3,00 menit

2 t90
♦ Pada tegangan 4.00 kg/cm didapat = 1,09 = 1,20 menit

Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv, dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut :

A sebelum = 31,953 cm2

A sesudah = 31,953 cm2

Gs = 2,333

w = 1.0 gr/cm
3

Ws = 122,860 gr

Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv,dilakukan beberapa perhitungan sebagai


berikut:
 Tinggi butiran padat ( Hs )

Ws
Hs 
A.Gs. w
122,860
=
31,953 𝑥 2,333 𝑥 1,0

= 1,648 cm

 Tinggi awal dari ruang pori ( Hv ) :


Hv = H – Hs ; H = tinggi awal dari contoh tanah = 2,830 cm
= 2,830 – 1,648 = 1,182 cm

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 110


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Angka pori awal


Hv
e0 
Hs
1,182
=
1,648

17.3 = 0,717

Perhitungan Angka Pori:


 Angka pori pada tegangan 0,25 kg/cm2 :
1
76−0
e1 = Hs H = = 0,076
1000
0,076
= e1 = e0 - e1 = 0,717 – 0,046 = 0,671
1,648
= 0,046
 Angka pori pada tegangan 0,50 kg/cm2 :
e2 = ((128-76)/1000) / 1,648 = 0,032
e2 = e1 - e2 = 0,671 – 0,032 = 0,639
 Angka pori pada tegangan 1,00 kg/cm2 :
e3 = ((215-128)/1000) / 1,648 = 0,053
e3 = e2 - e3 = 0,639 – 0,053 = 0,586
 Angka pori pada tegangan 2,00 kg/cm2 :
e4 = ((357-215)-1000) / 1,648 = 0,086
e4 = e3 - e4 = 0,586 - 0,086 = 0,500
 Angka pori pada tegangan 4,00 kg/cm2 :
e5 = ((526-357)/1000) / 1,648 = 0,103
e5 = e4 - e5 = 0,500 - 0,103 = 0,398
 Angka pori pada tegangan 1,00 kg/cm2 :
e6 = ((447-526)/1000) / 1.648 = -0,048
e6 = e5 - e6 = 0,398 – ( -0,048) = 0,446
 Angka pori pada tegangan 0,25 kg/cm2 :
e7 = ((379-447)/1000) / 1,648 = -0,089
e7 = e6 -e7 = 0,446 – (-0,089) = 0,535

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 111


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Indexs Pemampatan ( Cc )
e4−e5 0,500−0,398
𝐶𝑐 = = = 0,341
logσ5−logσ4 log 10(4)−log 10(2)

 Indexs Pemuaian ( Cs )
e7−e6 0,535−0,446
𝐶𝑠 = = = 0,148
logσ6−logσ7 log 10(1)−log 10(0,25)

 Koefisien Konsolidasi ( Cv 90 ) Di Lab :


2
 Hdr 
0.848 x  
Cv90   2 
( T 90 ) 2  60

 Koefisien Konsolidasi 0,25 Kg/cm2


2,830 2
0,848 𝑥 [ 2 ]
Cv90 = = 0,01 cm2/det
(1,58)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 0,50 Kg/cm2 :


2,830−128/1000 2
0,848 𝑥 [ 2
]
Cv90 = = 0,014 cm2/det
(1,36)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 1,00 Kg/cm2 :


2,830−215/1000 2
0,848 𝑥 [ 2
]
Cv90 = = 7,294 x 10-3 cm2/det
(1,82)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 2,00 Kg/cm2 :


2,830−357/1000 2
0,848 𝑥 [ 2
]
Cv90 = = 7,22 x 10-3 cm2/det
(1,73)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 4,00 Kg/cm2 :


2,830−526/1000 2
0,848 𝑥 [ 2
]
Cv90 = = 0,016 cm2/det
(1,09)2 𝑥 60

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 112


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

PERHITUNGAN KONSOLIDASI 50%

Dari data percobaan didapat √𝑡50

2
♦ Pada tegangan 0.25 kg/cm didapat √𝑡50 = 4,24 = 18,00 menit

2
♦ Pada tegangan 0.50 kg/cm didapat √𝑡50 = 2,5 = 6,25 menit

2
♦ Pada tegangan 1.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 2,65 = 7,00 menit

2
♦ Pada tegangan 2.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 3,16 = 10,00 menit

2
♦ Pada tegangan 4.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 5,29 = 28,00 menit

Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv, dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut :

A sebelum = 31,953 cm2

A sesudah = 31,953 cm2

Gs = 2,333

w = 1.0 gr/cm
3

Ws = 122,860 gr

Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv,dilakukan beberapa perhitungan sebagai


berikut:
 Tinggi butiran padat ( Hs )

Ws
Hs 
A.Gs. w
122,860
=
31,953 𝑥 2,333 𝑥 1,0

= 1,648 cm
 Tinggi awal dari ruang pori ( Hv ) :
Hv = H – Hs ; H = tinggi awal dari contoh tanah = 2,830 cm
= 2,830 – 1,648 = 1,182 cm

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 113


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Angka pori awal


Hv
e0 
Hs
1,182
=
1,648

= 0,717

Perhitungan Angka Pori:


 Angka pori pada tegangan 0,25 kg/cm2 :
1
76−0
e1 = Hs H = = 0,076
1000
0,076
= e1 = e0 - e1 = 0,717 – 0,046 = 0,671
1,648
= 0,046
 Angka pori pada tegangan 0,50 kg/cm2 :
e2 = ((128-76)/1000) / 1,648 = 0,032
e2 = e1 - e2 = 0,671 – 0,032 = 0,639
 Angka pori pada tegangan 1,00 kg/cm2 :
e3 = ((215-128)/1000) / 1,648 = 0,053
e3 = e2 - e3 = 0,639 – 0,053 = 0,586
 Angka pori pada tegangan 2,00 kg/cm2 :
e4 = ((357-215)-1000) / 1,648 = 0,086
e4 = e3 - e4 = 0,586 - 0,086 = 0,500
 Angka pori pada tegangan 4,00 kg/cm2 :
e5 = ((526-357)/1000) / 1,648 = 0,103
e5 = e4 - e5 = 0,500 - 0,103 = 0,398
 Angka pori pada tegangan 1,00 kg/cm2 :
e6 = ((447-526)/1000) / 1.648 = -0,048
e6 = e5 - e6 = 0,398 – ( -0,048) = 0,446
 Angka pori pada tegangan 0,25 kg/cm2 :
e7 = ((379-447)/1000) / 1,648 = -0,089
e7 = e6 -e7 = 0,446 – (-0,089) = 0,535

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 114


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 Indexs Pemampatan ( Cc )
e4−e5 0,500−0,398
𝐶𝑐 = = = 0,341
logσ5−logσ4 log 10(4)−log 10(2)

 Indexs Pemuaian ( Cs )
e7−e6 0,535−0,446
𝐶𝑠 = = = 0,148
logσ6−logσ7 log 10(1)−log 10(0,25)

 Koefisien Konsolidasi ( Cv 50 ) Di Lab :


2
 Hdr 
0.197 x  
Cv50   2 
T 50  60
 Koefisien Konsolidasi 0,25 Kg/cm2 :
2,830 2
0,197 𝑥 [ 2 ]
Cv50 = = 3,656 x 10-4 cm2/det
(4,24)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 0,50 Kg/cm2 :


2,830−76/1000 2
0,197 𝑥 [ ]
2
Cv50 = = 9,973 x 10-4 cm2/det
(2,5)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 1,00 Kg/cm2 :


2,830−128/1000 2
0,197 𝑥 [ 2
]
Cv50 = = 3,413 x 10-3 cm2/det
(2,65)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 2,00 Kg/cm2 :


2,830−215/1000 2
0,197 𝑥 [ ]
2
Cv50 = = 2,248 x 10-3 cm2/det
(3,16)2 𝑥 60

 Koefisien Konsolidasi 4,00 Kg/cm2 :


2,830−357/1000 2
0,197 𝑥 [ 2
]
Cv50 = = 7,177 x 10-4 cm2/det
(5,29)2 𝑥 60

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 115


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

13.4 KESIMPULAN
 Dari data permeriksaan konsolidasi dan rumus yang sudah diolah diatas, maka
didapatkan hasil koefisien konsolidasi 90% sebagai berikut:

Cv90 pada tegangan 0.25 kg/cm 2 = 0,01 cm2/det


Cv90 pada tegangan 0.50 kg/cm 2 = 0,014 cm2/det
Cv90 pada tegangan 1.0 kg/cm 2 = 7,294 x 10-3 cm2/det
Cv90 pada tegangan 2.0 kg/cm 2 = 7,22 x 10-3 cm2/det
Cv90 pada tegangan 4.0 kg/cm 2 = 0,016 cm2/det

 Dari cara dan rumus yang sudah diolah diatas, maka didapatkan hasil koefisien
konsolidasi 50% sebagai berikut:

Cv50 pada tegangan 0.25 kg/cm 2 = 3,656 x 10-4 cm2/det


Cv50 pada tegangan 0.50 kg/cm 2 = 9,973 x 10-4 cm2/det
Cv50 pada tegangan 1.0 kg/cm 2 = 3,413 x 10-3 cm2/det
Cv50 pada tegangan 2.0 kg/cm 2 = 2,248 x 10-3 cm2/det
Cv50 pada tegangan 4.0 kg/cm 2 = 7,177 x 10-4 cm2/det
Indeks Pemampatan (Cc)

Cc = 0,341
Indeks Pemuaian (Cs)

Cs =0,148

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 116


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB XVIII

PENUTUP

19.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semua percobaan pada Praktikum Mekanika Tanah adalah :
1. Sondir => Tanah Keras dengan nilai qc = 165 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 pada kedalaman 13,00 m.

2. Laboratorium

Simb Fungsi
No. Parameter ol Satuan Hasil

Kadar Air Tanah (Water Menentukan


1. Content) kadar air tanah
W % 22,26
a. Kadar air tanah

Menentukan

Natural Density : kepadatan tanah


dilapangan untuk
2. a. Berat isi basah m 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 1,80
tanah yang
b. Berat isi kering d 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3 1,47 relative (tidak
terganggu)

Menentukan
berat jenis tanah
dengan mencari
3. Berat Jenis Tanah Gs - 2,333
perbandingan
berat berat buutir
tanah dan air

Mengetahui jenis
Analisa Saringan : gradasi tanah
4. a. Koefisien keseragaman Cu - 2,87

b. Koefisien Gradasi Cc - 0,62

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 117


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Grain Size Analisys


- - 0,0012 Pasir
a. D30
Berlempung
5. b. D60 S % 0,01
(Campuran pasir-
c. Klasifikasi Tanah M % SC lempung)
USCS

Batas–batas Atterberg : Untuk


mengetahui batas
a. Plastic Limit PL % 28,62
cair dan batas
6. b. Liquid Limit LL % 43,00
plastis tanah serta
c. Plastic Indeks PI % 14,38 mengetahui

d. Shrinkage Limit SL % 12,67 indeks plastis.

Pemeriksaan Tekanan
Bebas

(Unconfined Compression Mencari daya


7. Test) dukung tanah
a. Tingkat sensitifikasi tanah St - 1.363 (kekuatan tanah)

b. Kuat tekan bebas Qu 𝑘𝑔𝑓/𝑐𝑚2 0,184

c. Kohesi C 𝑘𝑔𝑓/𝑐𝑚2 0,092

Mencari
Uji Kepadatan Standar kemampumapata
(Compaction Test) n tanah dengan
8. a. Kadar air optimum 𝑊𝑜𝑝𝑡 % 16,00 berat isi kering
maksimum dan
b. Berat isi kering 𝛾𝑑 (𝑚𝑎𝑘𝑠) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 1,325
kadar air yang
maksimum
optimum

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 118


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9. CBR Laboratorium Untuk


menentuakan
a. CBR 100% - % 5,80
kekuatan lapisan
b. CBR 90% - % 5,51
tanah dasar yang
mana akan
digunakan
sebagai lapisan
tanah perkerasan
yang diperlukan

Permeability Test
Mengetahui
a. Nilai Koefisien
10. K 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡 5,96 𝑥 10−5 permeabilitas
Permeabilitas
suatu tanah
i - 0,0822
b. Gradien hidrolik

Triaxial Compression Test Menentukan


sudut geser
11. a. Sudut geser tanah  ° 2,81
dalam tanah
b. Kohesi C’ 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 0,100

Direct Shear Test Untuk


mengetahui sudut
12. a. Sudut geser tanah  ° 32,21
geser dan nilai
b. Kohesi C’ 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 0,131

Mengetahui
kecepatan
konsolidasi dan
Pemeriksaan Konsolidasi
besarnya
13. a. Indeks Kompresi Cc - 0.341 penurunan tanah

b. Indeks Mengembang Cs - 0.148 akibat beban


yang diterima.

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 119


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

SISTEM KLASIFIKASI TANAH

1. SISTEM KLASIFIKASI UNIFIED

Bagan Plastisitas :

Liquid Limit (LL) = 43,00 %

Plastic Indeks (PI) = 14,38 %

Berdasarkan titik yang menghubungkan antara nilai Plastic Indeks (PI) = 13,72 %
dengan Liquid Limit (LL) = 33,10 %, maka didapat titik merah yang berada di bawah garis
A dan berada di area MH.

Jadi, tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai OL atau

Pembuatan laporan yang selayaknya ada pedoman ternasuk format pengetiakan sehingga
terwujut keberagaman dalam laporan. Hal-hal tersebut merupakan kendala bagi manusia,
sehingga perlu perhatian khusus, maka kami sarankan untuk memahami apa yang
diperoleh pada perkuliahan agar dapat memecahkan kesulitan dalam melaksanakan
praktikum terutama dalam menghadapi alat-alat praktik

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 120


Laporan Praktikum Mekanika Tanah

DAFTAR PUSTAKA

1. Laboratorium Mekanika Tanah ITN Malang , Buku Petunjuk Mekanika Tanah


Dasar
2. Buku Mekanika Tanah, karya Lawrie Wesley.
3. Buku Mekanika Tanah Braja M, Das Jilid 1&2

Institut Teknologi Nasional - Kelompok 5 Page 121

Anda mungkin juga menyukai