Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 2
BAB II : SONDIR .............................................................................................................. 6
BAB III : KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT TEST) .................................... 17
BAB IV : NATURAL DENSITY ................................................................................... 22
BAB V : BERAT JENIS TANAH ................................................................................... 30
BAB VI : ANALISA SARINGAN .................................................................................. 37
BAB VII : GRAIN SIZE ANALYSIS ............................................................................. 43
BAB VIII : PLASTIC LIMIT TEST (BATAS PLASTIS) .............................................. 49
BAB IX : LIQUID LIMIT TEST (BATAS CAIR) ......................................................... 53
BAB X : BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)......................................................... 59
BAB XII : PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE
STRENGTH) ................................................................................................................... 64
BAB XIII : KEPADATAN STANDAR (COMPACTION TEST) ................................. 71
BAB XIV : CBR LABORATORIUM ............................................................................. 79
BAB XV : PERMEABILITY TEST ............................................................................... 87
BAB XVI : TRIAXIAL COMPRESSION TEST ............................................................ 92
BAB XVII : DIRECT SHEAR TEST............................................................................ 100
BAB XVIII : PEMERIKSAAN KONSOLIDASI ......................................................... 105
BAB XIX : PENUTUP .................................................................................................. 117
SISTEM KLASIFIKASI TANAH................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 121
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Dengan melihat kondisi daerah sekeliling daerah Jombang, Jawa Timur masih
ada lahan kosong dan merupakan tanah yang belum layak dipakai, maka percobaan
dilakukan disekitar daerah Jombang Jawa Timur. Tujuan praktikum ini melatih
mahasiswa agar dapat menguasai praktek alat – alat mekanika tanah, sehingga pada
prakteknya di lapangan mahasiswa sudah mempunyai pengalaman didalam melakukan
pekerjaan daya dukung tanah. Oleh karena alasan – alasan tersebut diatas, maka pokok
– pokok program praktikum dilandaskan sebagai berikut :
a. Yang utama adalah bahwa lulusan praktikum adalah calon sarjana yang harus
mengerti kegunaan data – data hasil percobaan di laboratorium dan di lapangan
untuk tujuan teknik praktis misalnya dapat menilai kemampuan tanah jika
dipergunakan sebagai perletakan suatu pondasi bangunan gedung, pondasi
bangunan air, reservoir dan sebagainya, juga supaya mampu memahami jenis –
jenis tanah yang kiranya dapat dipakai sebagai badan jalan raya, jalan baja
sebagai tanggul pengairan dan lain sebagainya.
b. Yang kedua adalah mengenai teori dan batas – batas kegunaan alat.
c. Propil mengoperasikan macam – macam alat.
d. Dapat melakukan tanah pondasi bangunan sipil dengan baik
Adapun tata cara urutan pelaksanaan praktikum mekanika tanah pada dasarnya
sebagai berikut :
1. Praktikum atau keterangan garis besar sebagai pedoman dan sebagai petunjuk.
2. Mengukur situasi medan tanah yang harus diselidiki, mengukur beda tinggi
elevasi tanah, menggambar bentuk potongan tanah melintang dan memanjang
tanah. Memproyeksikannya ke dalam denah dan konstruksi teknik yang akan
dipakai sebagai perletakkan pondasi. Menentukan lokasi titik – titik diatas medan
dengan hasil pemeriksaan alat sondir dapat memberiksan keterangan tentang jenis –
jenis tanah dan kondisi keras tanah.
bendungan dan spillway + outlet work, sehingga untuk mendapat material tanah guna
membuat badan bendungan maka borrow areal perlu dipasahkan secara khusus.
Cara memeriksa tanah pondasi berbeda dengan cara memeriksa borrow areal,
demikian pula dengan alat yang digunakan untuk memeriksa suatu tanah pondasi,
bendungan reservoir, mesin bor, standart penetrasi unit. Untuk memeriksa borrowing
areal dipakai metode kerja yang sederhana seperti bor tangan, menggali test pit,
membuat terowongan. Tanah pondasi diperiksa kekuatannya (daya dukung,
permeabilitas, dan lain – lain) sedangkan tanah di borrow areal yang dipakai untuk
membuat bendungan tipe urugan keadaan tanah diperiksa terutama terhadap compaction
test characteristicnya.
BAB II
SONDIR
2.1 TUJUAN
Dengan menekan / memukul berbagai macam alat ke dalam tanah dan mengukur
besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan akan diketahui dalamnya berbagai
lapisan yang berbeda dan mendapatkan indikasi mengenai kekuatannya. Penyelidikan
semacam ini disebut percobaan penetrasi dan alat yang dipakai disebut penetrometer.
Karena hal ini tidak memberikan keterangan – keterangan tentang jenis tanah,
maka dalam pemakaiaannya sebaiknya selalu dihubungkan dengan lubang bor.
Penyelidikan semacam ini terutama dipakai untuk mendapatkan keterangan pada titik–
titik atau tempat– tempat diantara lubang bor.
2.2 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah (HL). Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dengan gaya persatuan luas (kg/cm2). Sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang (kg/cm).
2.3 TEORI
Daya dukung yang dapat ditahan oleh tanah sangat bervariasi dan tergantung
dari macam atau jenis dan kepadatan dari tanah yang bersangkutan. Salah satu cara
untuk mengetahuinya adalah dengan cara penyondiran.
Kerugiannya :
Tidak dapat digunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar terutama lapisan
tanah yang mengandung kerikil dan batu.
Hasil penyondiran sangat meragukan apabila letak alat tidak vertikal atau konus /
bikonus tidak bekerja dengan baik.
2.4 PERALATAN
d. Bikonus.
2.5 PELAKSANAAN
a. Pasang dan aturlah mesin sondir vertikal di tempat yang akan diperiksa dengan
menggunakan angker yang dimaksudkan secara kuat ke dalam tanah. Pengisian
minyak hidrolik harus bebas gelembung-gelembung udara.
b. Pasang konus atau bikonus (sesuai dengan kebutuhan) pada ujung pipa pertama.
c. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut (b) pada mesin sondir.
d. Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu,
umumnya setiap 20 cm.
e. Tekanlah batang untuk pembacaan manometer :
Apabila dipergunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama akan
menggerakkan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm dan bacalah
manometersebagai perlawanan penetrasi konus (PK).
2.6 PERHITUNGAN
Rumus yang dipergunakan :
a. Hambatan lekat (HL) :
HL = (JP-PK)
= ( 35–25)
= 10
b. HL x (20/10)
= (Jp – Pk) x (A / B)
= (35– 25) x (20/10)
= 10 x 2
= 20
Dimensi :
A = Tahap Pembacaan 20 Cm
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑘𝑒𝑡
B = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑟𝑎𝑘 = 10
d. Friction Ratio
𝐹𝑆 𝐻𝐿
Fr = 𝑥100% = 𝑥100%
𝑞𝑐 𝑃𝐾
20
= x100%
25
= 4,00 %
25+37+28+35+20 145
̅̅̅̅̅̅
𝑃𝐾1 = = = 29 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
5 5
̅̅̅̅̅̅ = 15+15+15 =
𝑃𝐾2
45
= 15/𝑐𝑚2
3 3
̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
̅̅̅̅ = 𝑃𝐾1+𝑃𝐾2 =
𝑃𝐾
29+15
= 22 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
2 2
̅̅̅̅̅𝑥 𝐴𝑃
𝑃𝐾
QP = 𝑆𝐹
1
22 𝑥 𝜋 302
4
= = 5024,157 𝐾𝑔
3
̅𝐹𝑠
̅̅̅ 𝑥 𝐴𝑠
QS = 𝑆𝑟
1 .(𝜋 . 30) 𝑥 240
= 5
= 4521,6 𝐾𝑔
QT = QP + QS
= 5024,157+ 4521,6
=9545,757 Kg
Kepadatan
Nilai Tahanan PK Konsistensi Tanah Butiran
TanahButiran
Konus (Kg/cm2) (Kg/cm2) Halus (Lempung – Lanau)
Kasar (Pasir)
>150 Keras
2.8 KESIMPULAN :
Nilai perlawanan penetrasi konus semakin besar menunjukkan bahwa tanah
semakin keras. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik perlawanan penetrasi konus
terhadap kedalaman tanah. Dari data hasil percobaan sondir, nilai perlawanan
penetrasi konus sangat bervariatif. Pada kedalaman 13 m didapat nilai yang sangat
tinggi ( Hal ini diperkirakan karena adanya batu atau tanah keras )Semakin kecil
daya dukung tanah maka Jumlah Hambatan Lekat (JHL) semakin besar.
Tabel hubungan antara Kedalaman, Penetrasi Kronus (PK), Friction Ratio (FR), dan Jenis
Tanah.
Penetrasi Konus
Kedalaman Friction ratio
(PK) Jenis Tanah
(meter) (kg/cm2) (%)
0.00 0 0,00
0.20 25 4,00 Silty Sand
0.40 37 1,35 Sandy Clay
0.60 28 7,50 Sandy Clay
0.80 35 4,00 Silty Clay
1.00 20 5,00 Silty Clay
1.20 15 6,67 Silty Sand
1.40 15 4,00 Silty Sand
1.60 15 4,67 Sandy Clay
1.80 20 2,50 Silty Sand
2.00 18 2,22 Silty Sand
2.20 15 3,33 Silty Clay
2.40 14 2,86 Clay,Silt Sand Mixture
2.60 15 2,00 Clay,Silt Sand Mixture
2.80 15 2,00 Clay,Silt Sand Mixture
3.00 15 2,67 Silty Clay
3.20 16 1,88 Sandy Clay
3.40 60 2,50 Silty Clay
3.60 27 4,44 Sandy Clay
3.80 26 4,23 Clay,Silt Sand Mixture
4.00 26 4,23 Clay,Silt Sand Mixture
4.20 25 2,40 Clay,Silt Sand Mixture
4.40 31 1,94 Very Stiff
4.60 28 3,93 Very Stiff
4.80 52 1,92 Peat
5.00 80 5,13 Silty Sand
5.20 95 0,11 Very Stiff
5.40 40 12,75 Very Stiff
5.60 62 1,61 Silty Sand
5.80 90 5,00 Peat
6.00 55 5,45 Very Stiff
6.20 35 4,29 Very Stiff
6.40 40 1,00 Very Stiff
6.60 30 4,00 Peat
6.80 55 1,82 Sand
7.00 70 1,71 Silty Sand
7.20 35 7,71 Clay,Silt Sand Mixture
2,00 2,00
3,00 3,00
4,00 4,00
5,00 5,00
6,00 6,00
Kedalaman (meter)
7,00 7,00
8,00 8,00
9,00 9,00
10,00 10,00
11,00 11,00
12,00 12,00
13,00 13,00
14,00 14,00
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500
Tabel hubungan antara Kedalaman, Penetrasi Kronus (PK), Friction Ratio (FR), dan Jenis
Tanah yang terbagi dalam beberapa interval.
BAB III
KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT TEST)
3.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah yaitu
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah itu
tersebut dinyatakan dalam persen.
3.2 PERALATAN
Ket. Ket
Oven yang dilengkapi
Desikator
dengan pengatur suhu
sampai (105°
110)C
Cawan alumunium
beserta
timbangan/neraca
dengan ketelitian 0,01
gr; 0,1 gr ; 1gr
ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti pada
Ukuran butir
Jumlah benda uji Minimum Ketelitian
maksimum
¾” 1000,0 gr 1,00 gr
Lewat saringan
100,00 gr 0,10 gr
No. 10
Lewat saringan
10,000 gr 0,01 gr
No. 40
3.4 PELAKSANAAN
Benda uji mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan pada cawan yang bersih,
kering dan telah diketahui beratnya.
Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan berat dicatat. Untuk tiap sampel
tanah, harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata-
ratanya.
Tutup cawan kemudian dibuka, cawan ditempatkan di oven atau pengering
lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai berat konstan. Agar
pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam oven
harus diatur sehingga satu dengan lainnya tidak saling mengganggu proses
pengeringan / penguapan.
Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan dapat dilakukan dengan
cara :
1. Jika benda uji yang akan dicari kadar airnya tidak mengandung
bahan organik atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan
dapat dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah
disiram dengan spiritus.
2. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah
Nomor Cawan 1
Rumus : ( Ww )
Kadar Air (W) = x 100%
( Ws )
Jadi :
( 4,44 )
Kadar Air (w) = ( 19,64 ) x 100 %
= 22,61 %
Nomor Cawan 5
Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W)= x 100 %
( Ws )
Jadi :
( 3,75 )
Kadar Air (w) = ( 14,40 ) x 100 %
= 22,87 %
Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W) = x 100
( Ws )
%
Jadi :
( 3,75 )
Kadar Air (w) = (17,59) x 100 %
= 21,32%
( 22,61+22,87+21,32 )
Kadar Air Rata-Rata = (3)
= 22,26 %
3.6 KESIMPULAN :
Pada percobaan ini kadar air rata-rata adalah 22,26%
Dari kadar air tanah dapat diketahui apakah tanah tersebut dapat dipadatkan
atau tidak, jika kadar air tanah tersebut sangat besar (sudah melewati batas
plastis dan menuju ke batas cair) tanah tersebut sukar dipadatkan demikian
BAB IV
NATURAL DENSITY
4.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan (density) tanah di
lapangan cara drive cylinder untuk tanah yang relatif undisturbed (asli tidak
terganggu) dengan cara menusukkan silinder baja tipis ke dalam tanah melalui
driving head khusus.
Ada dua cara untuk melakukan percobaan ini :
a. Untuk percobaan di permukaan tanah (kedalaman yang dangkal) kurang dari 1
meter.
b. Untuk percobaan pada kedalaman yang lebih besar.
Metode ini tidak dimaksudkan untuk sampel-sampel tanah yang sangat keras,
yang tidak dapat ditusuk dengan silinder baja dan juga tidak untuk tanah yang
memiliki tingkat plastisitas rendah yang tidak dapat diambil dengan silinder.
Metode ini dilakukan di lapangan pada lubang-lubang bor atau test pit (galian)
pada kedalaman-kedalaman tertentu yang diinginkan.
PERALATAN
Timbangan, Cetok
kapasitas 1
kg, dengan
ketelitian
0,01 gram.
Silinder
4.2 PELAKSANAAN
a. Timbang dan ukur volume silinder.
Sebelum tes dimulai, tentukan dulu berat masing-masing silinder sampai
ketelitian 1 gram, dan volume silinder dengan ketelitian 0,001 inchi (0,254
mm).
4.3 PERHITUNGAN
w1 w 2
Kadar air tanah (w) = x 100%
w2 w3
m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w
Nomor Cawan 1
( 4,44)
Kadar Air (w) = ( 19,64 ) x 100 %
= 22,61 %
Nomor Cawan 2
Rumus :
( Ww )
Kadar Air (W) = x 100 %
( Ws )
Jadi :
( 3,75)
Kadar Air (w) = ( 16,40) x 100 %
= 22,87 %
Nomor Cawan 3
( Ww )
Kadar Air (W) = x 100 %
( Ws )
Rumus :
Jadi :
( 3,75 )
Kadar Air (w) = ( 17,59 ) x 100 %
= 21,32%
( 22,61+22,87+21,32)
Kadar Air Rata-Rata = (3)
= 22,26 %
1. Nomor Silinder A
m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w
= 1,80
22,61 = 1,47 gram/cm3
1+
100
2. Nomor ring 2
m
Berat isi kering (d) = ( gram/cm3 )
1 w
= 1,80
22,87 = 1,47 gram/cm3
1+
100
3. Nomor ring 3
m
Berat isi kering (d) = (gram/cm 3 )
1 w
= 1,79
21,32 = 1,48gram/cm3
1+
100
= 1,80 gram/cm3
( 1,47+1,47+1,48 )
Berat Isi Kering Rata-Rata = (3)
= 1,47 gram/cm3
4.4 KESIMPULAN :
Dari 3 sampel air tanah yang diambil kesimpulan
Kadar Air Tanah Rata – Rata : 22,26 %.
Berat Isi Basah Rata-Rata (m) : 1,80 gr/cm3
Berat Isi Kering Rata-Rata (d) : 1,47 gr/cm3
BAB V
5.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan No. 4 (4,75) dengan picnometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan sisi
yang sama pada suhu tertentu.
5.2 PERALATAN
KETERANGA KETERANGA
GAMBAR ALAT GAMBAR ALAT
N N
Picnometer Termometer
dengan dengan
kapasitas ukuran 0°–
minimum 50°C dengan
100 ml atau ketelitian
botol ukuran pembacaan
dengan 1°C.
kapasitas
minimum 50
ml.
maka contoh tanah harus dipilih melalui saringan No. 10 atau No. 40.
b. Peroleh contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan lewat
saringan No. 4 atau No. 10. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh
kurang dari 10 gram untuk botol ukur dan 50 gram untuk picnometer.
c. Keringkan benda uji pada temperatur 105° – 110° C dan dinginkan sesudah itu
dalam desikator. Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan.
5.4 PELAKSANAAN
a. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan. Timbang picnometer dengan
tutupnya, dengan ketelitian 0,01 gram (w1).
b. Masukkan benda uji ke dalam picnometer dan timbang beserta tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram ( w2 ).
c. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi dua pertiga tinggi picnometer
untuk bahan yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam paling
sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi picnometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol sekali-kali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara
yang terserap.
e. Dalam hal mempergunakan pompa vacum tekanan udara di dalam picnometer
atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah picnometer
dengan air suling dan biarkan picnometer beserta isinya untuk mencapai suhu
konstan di dalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstan
tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas luarnya dan timbang
dengan ketelitian 0,01 gram (w3). Ukur suhu dari isi picnometer dengan
penelitian 1° C.
f. Bila isi picnometer belum diketahui maka tentunya isinya sebagai berikut,
Kosongkan picnometer dan bersihkan. Isi picnometer dengan air suling yang
suhunya sama dengan suhu pada °C dengan ketelitian 1° C dan pasang
tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram
dan dikoreksi terhadap suhu, lihat catatannya ( W4 ).
g. Pemeriksaan dilakukan ganda.
5.5 PERHITUNGAN
a. Hitung berat jenis contoh dengan rumus di bawah ini :
w 2 - w1
Gs = (w - w ) (w 4 - w )
2 1 3
K . Ms
Gs =
Ms M1t M 2t
Dimana :
K = faktor koreksi sehubungan dengan kerapatan air
T
M1t = (M 1 M p ) M p
0
Jadi diperoleh :
w 2 - w1
Gs1 =
(w 2 - w 1 ) (w 4 - w 3 )
300,68−201,83
= (300,68−201,83)+ (699,05−755,62)
= 2,335
Apabila harga dari hasil pengujian cawan (Cawan C2)di dapatkan :
= 2,313
Apabila harga dari hasil pengujian cawan (Cawan C3) di dapatkan :
W1 = 183,91 gram W3 = 748,56 gram
W2 = 300,81 gram W4 = 681,33 gram
Jadi diperoleh :
w 2 - w1
Gs3 =
(w 2 - w 1 ) (w 4 - w 3 )
300,81−183,91
= (300,81−183,91)+ (681,33−748,56)
= 2,350
𝐺𝑆1 + 𝐺𝑆2 + 𝐺𝑆3
Gsrata-rata = 3
2,335 + 2,313 + 2,350
= 3
= 2,333
5.6 KESIMPULAN :
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan suatu ukuran butir( gradasi )
dan tanah sampel yang lolos saringan no.4.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
Dari 3 sampel tanah yang diambil dapat dilihat berat jenis tanah rata – rata
Gs = 2,333 gram
Dengan nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,333 gram. Maka tanah tersebut
termasuk tanah jenis Montmorillonite Clay.
Semakin besar nilai spesific gravity makin besar nilai berat kering
dipengaruhi adanya perbedaan suhu dan berat tanah tersebut ( berat air
tanah sampel )
BAB VI
ANALISA SARINGAN
6.1 MAKSUD
Timbangan dengan
ketelitian 0,1 gram
a. Keringkan contoh tanah yang akan ditest didalam oven. Apabila tanah tersebut
mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (no. 4), berat contoh tanah yang
ditest harus sebanyak 500 gram. Sedangkan apabila ukuran terbesarnya adalah
lebih besar dari 4,75 mm contoh tanah yang ditest haurus lebih dari 500 gram.
6.5 PERHITUNGAN
a. Prosentasi dari berat tanah yang tertahan di atas ayakan nomor n (dihitung dari
ayakan paling atas):
b. Prosentase komulatif dari tanah yang tertahan di atas ayakan No. n adalah:
i n
i 1
Rn .
c. Prosentase komulatif dari tanah yang lolos lewat ayakan nomor n adalah
= 100 i 1 Rn
i n
d. Gambar grafik : prosentase dari butir-butir tanah yang lolos lewat tiap-tiap
saringan pada sumbu y dan diameter butir-butirnya pada sumbu x.
e. Perhitungan lainnya :
Menentukan harga D10, D30, dan D60 dari Grafik.
D10 - Diameter dimana 10% dari total berat tanah terdiri dari butr-butir yang
berdiameter sama dan lebih kecil dari diameter tersebut.
D30 - Diameter dimana 30% dari total berat tanah terdiri dari butr-butir yang
6.1 KESIMPULAN :
BAB VII
7.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir(
Gradasi ) dari tanah yang lewat saringan No. 10. Percobaan ini juga dimaksudkan
untuk menghasilkan data ukuran butiran dari partikel tanah yang lebih kecil dari yang
tertahan pada saringan no. 200.
7.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KET. GAMBAR ALAT KET.
Oven yang
Hydrometer
dilengkapi
dengan skala
dengan
konsentrasi 95 –
pengatur
65 gram/liter atau
suhu
pembacaan berat
mencapai
jenis campuran
110°C.
(0,995 – 1,039 ).
Termometer 0 – Tabung-
50° C ketelitian tabung gelas
0,1° C. ukur 50 ml
dan 100 ml.
Neraca dengan
ketelitian 0,1
gram.
a. Jenis tanah yang tidak langsung mengandung batu dan hampir semua
butirannya lebih halus dari saringan 2,00 mm (no. 10). Dalam hal ini benda uji
tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 2,00 mm
(no.10).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung butiran yang lebih
kasar banyak dari saringan 2,00 mm (no. 10). Keringkan contoh tanah di udara
sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan no. 200 – 0 - 0,074
(no. 10) – 50 gram.
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat uji sesuai dengan pemeriksaan
contoh tanah secara basah (AASHTO T-146-69).
7.4 PELAKSANAAN
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan 115 air, suhu + 10 sodium selaku bahan
dispersi (water glass) sebanyak 20 ml atau 50 ml air suling dan bahan dispersi
sodium Hexametaphosphat sebanyak 10 ml (lihat catatan 7a), aduklah sampai
merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman, pindahkan semua campuran kedalam mangkok dan
tambahkan air suling mineral sampai kira-kira ½ penuh. Aduklah campuran
selama 15 menit.
c. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan air
suling / air bebas mineral sampai volume menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat – rapat
tutup tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah mendatar
selama 1 menit.
d. Segera setelah dikocok letakkan tabung hati-hati, masukkan hydrometer
bersamaan dengan menekan tombol start pada stopwatch. Biarkan hydrometer
terapung bebas. Bacalah harga skala pada 0,5 ; 1 ; dan 2 menit dan catat pada
f. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada
pembacaan berikutnya.
g. Sesudah pembacaan yang terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan no.
200, dan cucilah sampai air pencucinya jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan no. 200, harus dikeringkan dan
lakukan pemeriksaan saringan dengan cara pemeriksaan analisa saringan
agregat halus dan kasar.
7.5 PERHITUNGAN
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh dengan menggunakan nomorgram terlampir. Untuk ini
nilai pembacaan Rh harus dituliskan disamping skala Rh pada nomogram
terlampir.
c. Hitung prosen berat dari hitungan yang lebih kecil dari diameter (d) dari
rumus-rumus berikut:
untuk hydrometer dengan pembacaan 5-10 gram/ liter :
p=
90,000
Summation Percentage (%)
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0,000
0,0001 0,0010 0,0100 0,1000 1,0000 10,0000
D60=0,01
D30=0,0012 Sieve size
BAB VIII
PLASTIC LIMIT TEST (BATAS PLASTIS)
8.1 MAKSUD
Batas plastis ialah kadar minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan
plastis. Jadi, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air
minimum dimana suatu tanah pada keadaan batas plastis. (Plastis = tanah
masih dapat digulung sampai diameter 3,1 mm atau 1/8 inchi).
8.2 PERALATAN
0,9 cm)
Neraca Proses PL
dengan
ketelitian
0,01 gr.
8.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan benda uji di atas plat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar air
merata.
b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
digeleng-geleng seberat 8 gr di atas plat kaca. Penggelengan dilakukan
dengan telapak tangan dengan kecepatan 89 s/d 90 gelengan per menit.
c. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Kalau pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda
uji mencapai 3 mm sudah retak, maka contoh tanah perlu dibiarkan beberapa
saat di udara terbuka agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengaduk dan penggelengan dikurangi terus sampai retak-retak itu terjadi
tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.
e. Periksa kadar air tanah pada ( d ) dilakukan ganda pada benda uji untuk
perbedaan kadar air 5 % ( maksimal ).
8.5 PERHITUNGAN
Tentukan kadar air rata-rata pada ( 4c ) sebagai harga batas plastis.
Kadar air pada batas plastis ( Plastic Limit water content ) :
Ww
w1 = 100%
Ws
0,51
= 1,92 × 100%
= 26,66 %
Ww
w2 = 100%
Ws
0,50
= 1,71 × 100%
= 29,24 %
Ww
w3 = 100%
Ws
0,43
= 1,43 × 100%
= 30,07 %
w1 w2 w3
PL =
3
26,66+29,24+30,07
PL = 3
= 28,62 %
CATATAN :
Alat-alat yang akan dipergunakan harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan
harus dalam keadaan bersih dan kering.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat, maka sebaiknya pengadukan
benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus (setelah
pengadukan rata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis).
BAB IX
LIQUID LIMIT TEST (BATAS CAIR)
9.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air minimum dimana tanah masih dapat
mengalir di bawah beratnya atau kadar air tanah pada batas dimana suatu tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
Batas cair ditentukan dari pengujian Casagranda. Kadar air dari batas cair
ini didefinisikan pada waktu tanah menutup celah sepanjang 1,25 cm pada dasar
cawan (mangkuk) setelah 25 kali pukulan.
Karena sulitnya mengatur kadar air (waktu celah menutup) pada waktu 25
pukulan, maka percobaan dilakukan beberapa kali dengan pukulan (ketukan)
berkisar antara 15 hingga 35 kali.
9.2 PERALATAN
Cawan
Plat kaca
alumunium
Neraca dengan
ketelitian 0,01 gr.
9.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan 100 gr benda uji yang sudah dipersiapkan dalam plat kaca
pengaduk
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah
air suling sedikit demi sedikit sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campur dan merata, ambil sebagian benda uji ini dan
letakkan diatas mangkok batas cair, ratakan permukannya sedemikian hingga
sejajar dengan alat, bagian yang paling tebal harus sama dengan 1 cm.
d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dengan mangkok itu,
dengan alat pembuat alur (Grooving Tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan sentris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur
harus tegak lurus permukaan mangkok.
e. Putarlah alat sedemikian hingga mangkok naik atau jatuh dengan kecepatan
dua putaran perdetik. Perputaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda
uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah ketukan pada
saat persinggungan.
f. Ulangi pekerjaan c sampai dengan e beberapa kali sampai diperoleh jumlah
ketukan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah
pengadukan contoh sudah merata kadar airnya. Jika ternyata pada tiga kali
percobaan diperoleh jumlah pukulan lebih kurang sama, maka ambillah
benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam
cawan yang telah diperiksa maka periksalah kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji ke atas kaca pengaduk, dan kemudian bersihkan
mangkok alat batas cair. Benda uji diaduk kembali dengan mengubah kadar
airnya. Kemudian ulangilah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut
dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan
jumlah pukulan sebesar 8-10.
9.5 PERHITUNGAN
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambar dalam bentuk grafik, dengan cara :
a. Buatlah titik-titik yang menyatakan hubungan jumlah ketukan (sumbu
mendatar dengan skala logaritma) dengan kadar air (sumbu tegak dengan
skala biasa).
b. Buatlah garis lurus melalui titik-titik perpotongan tersebut, jika ternyata titik-
titik yang diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis
lurus pada titik berat titik-titik tersebut.
c. Tentukan besarnya kadar air
d. pada jumlah ketukan 25, dengan cara menarik garis lurus vertikal dari titik 25
(pada sumbu mendatar) sampai menyentuh kurva grafik, kemudian tarik garis
ke sumbu tegak. Nilai kadar air inilah merupakan batas cair atau liquid limid
dari benda uji tersebut.
e. Untuk menggambar grafik Liquid Limid dan Plastic Limid Determination,
maka kita harus mencari dahulu harga PI (Plasticity Index) = LL – PL
PI = LL – PL
= 43,00 % - 28,62 % = 14,38 %
f. Harga LL dan PI tersebut di atas diplotkan ke dalam grafik Liquid Limit dan
Plastic Limit determination, maka dapatlah diklasifikasikan tanah yang
diselidiki.
CATATAN :
a. Alat-alat yang akan dipergunakan harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan
harus dalam keadaan bersih dan kering.
Periksa tinggi jatuh mangkuk Casagranda, apakah sudah tepat 1,0 cm.
Mangkuk ini harus dalam keadaan bersih, kering, dan tidak goyang.
Alat pembuat alur (groving tool) harus bersih, kering, dan tidak aus.
Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya.
b. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan dalam proses pengadukan
dan kadang-kadang jika terlalu lama diaduk akan berubah sifatnya. Agar
pengadukan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat, maka
adukan disimpan dulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah
disiapkan direndam dulu selama 24 jam.
c. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak
boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.
9.6 KESIMPULAN
Dari percobaan didapat :
1. Liquid Limit ( LL ) = 43,00 %
2. Plastic Index = 14,38 %
Berdasarkan bagan plastisitas, maka tanah ini dapat dikategorikan sebagai Lanau
Anorganik Plastisitas Tinggi / MH.
y = -4,603ln(x) + 58,111
60,00
55,00
50,00
45,00
Water Content (%)
43,00
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
1 10 25 100
Number of Blows
Tabel 9.1 Hubungan Indeks Plastis dengan Tingkat Plastisitas dan Jenis Tanah Menurut
Atterberg (Sumber : Soil Mechanics – Alfred R. Jumikis, hal. 128)
BAB X
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)
10.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mencari kadar air tanah (%) terhadap
berat kering tanah setelah dioven. Dimana pengurangan air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume tanah, sebaliknya penambahan kadar air tanah akan
menyebabkan penambahan volume massa tanah.
10.2 PERALATAN
a. Evaporating disk (cawan porselen 4,5")
b. Spatula
c. Shrinkage disk, dasar rata, dari porselen atau monel 1 : 3/4", tinggi 1/2".
d. Straight edge panjang 12"
e. Glass cup, permukaan rata : 2", tinggi 1".
f. Glass plate / prong plate
g. Graduated cylinder, 25 ml tiap garis pembacaan ukuran volume : 0,2 gram
h. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
i. Mercury (air raksa)
j. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (105
5)C
10.4 PELAKSANAAN
a. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur baik-baik dengan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah yang menyerupai pasta,
sehingga mudah diisikan ke dalam cawan penyusut (shrinkage disk) tanpa
membawa serta masuk gelembung-gelembung udara. Banyaknya air yang
dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk dengan konsistensi yang diinginkan
kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari liquid limit, atau untuk memperoleh
"plastic soil" yang diinginkan, air yang dibutuhkan kira-kira 10% dari WLL.
b. Bagian dari cawan penyusut (shrinkage disk) dilapisi tipis-tipis dengan vaseline
10.5 PERHITUNGAN
Ww
a. Kadar air (w) = x 100%
Ws
11,60
= 𝑥 100 %
28,33
= 40.95 %
Ww
b. Kadar air (w) = x 100%
Ws
14,79
= 34,23 𝑥 100%
= 43,21%
V - Vs
c. Shrinkage Limit (SL)= w% 100 %
Ws
24,50 - 16,50
= 40,95 − ( × 100%)
28,33
= 12,71%
V - Vs
Shrinkage Limit (SL) = w% 100 %
Ws
27.00 - 16,53
= 43,21 − ( × 100%)
34,23
= 12,62 %
Dimana :
w = kadar air
Ww = berat air (gram)
Ws = berat tanah kering (gram)
V = volume tanah basah (ml)
Vs = volume tanah kering (ml)
( 12,71+12,62)
SL rata –rata = ( 2)
= 12,67%
Perhitungan selanjutnya ada pada tabel Shrinkage Limit.
Shrinkage limit dari tanah didefinisikan sebagai kandungan air maksimum,
dinyatakan dalam persen, dimana berkurangnya kandungan air tidak akan
menyebabkan berkurangnya volume total sampel tanah.
Contoh tanah ini dibentuk dalam sebuah tabung dengan berat (W),
kemudian dicelupkan ke dalam air raksa dan dengan demikian volumenya (V)
dapat ditentukan /ditetapkan. Taruh shrinkage dish yang mengandung sampel
dioven pada suhu 110C selama sekurang-kurangnya 16 jam. Kemudian berat dan
volume kering (Ws dan V1) dapat ditentukan.
Dari gambar diatas terlihat bahwa contoh yang telah melewati batas susut
diantara (i)dan (iii). Setelah air yang ada diuapkan dengan tidak mengurangi
volume / isi, maka kadar air dapat ditentukan dengan rumus :
Ww
w=
Ws
Pada saat awal, berat air adalah (w - Ws). Setelah ada penguapan isi sebesar
(V – V1) dengan berat (V – V1) w, karena itu berat air sisa pada batas susut adalah :
Ww = (W – Ws) – (V – V1) w
Ww
Disubstisusikan ke persamaan : w = , maka didapat :
Ws
(W Ws) - (V - V1 ) w
SL =
Ws
PI
Indeks Kekasaran = It =
If
Nilai susut (Shrinkage Ratio) = SR adalah perbandingan antara selisih isi
(dinyatakan dalam prosetase isi kering) dengan kadar air yang bersangkutan.
10.6 KESIMPULAN
Dari perhitungan di atas di dapat hasil Shrinkage limit rata - rata sebesar 12,67%
BAB XI
PEMERIKSAAN TEKANAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH)
11.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas
contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan asli atau buatan
(remolded). Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya aksial
persatuan luas per saat benda uji mengalami keruntuhan atau saat regangan aksialnya
mencapai 20 %.
11.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN
11.4 PELAKSANAAN
a. Pemeriksaan tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada mesin
tekan bebas secara sentris atau mesin diatur sehingga plat atas menyentuh
permukaan benda uji.
c. Atur jarum arloji tegangan pada angka nol. Atur kedudukan arloji regangan dan
arloji pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan 0,5 % ; 1% ; 2% dan
seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar 0,5 – 2% per menit. Biasanya
diambil 1% per menit.
e. Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan. Keruntuhan
ini dapat dilihat dari makin kecilnya beban walaupun regangan makin besar.
f. Jika regangan telah mencapai 20% tetapi benda uji belum runtuh, maka pekerjaan
dihentikan
11.5 PERHITUNGAN
a. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus :
L
= x100%
Lo
Dimana :
= regangan aksial (%)
ΔL = perubahan panjang benda uji (cm)
Lo =panjang benda uji semula (cm)
d. Sentivity
qu undisturbed
St =
qu remolded
e. Kohesi (C)
qu
C=
2
Perhitungan Data Unconfined Compression Test : ( diambil dari data Unconfined
compresion test pada sampel type Remolded )
= 0,037
3. Corected area
Didapat data sebagai berikut ;
Ao = 8,10 cm 2
Jadi ;
Ao
A' =
1
8,10
= 1−0,034
= 8,410 cm 2
= 0,220 kgf/cm2
Hasil Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel Unconfined Compression
Test.
Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk grafik, Gambarkan grafik hubungan antara
regangan dan tegangan, tegangan sebagai ordinat dan regangan sebagai absis dan
tentukan harga maksimum dari tegangan.
dan nilai qu akan didapat, dimana nilai qu adalah titik puncak atau nilai tertinggi
dari perhitungan sample unit load.
- Sample U1 (undisturbed), qu = 0,184 kgf/cm2
- Sample U2 (remolded), qu = 0,135 kgf/cm2
6. Kohesi
Contoh perhitungan untuk sampel U:
𝑞𝑢
C = 2
0.184
= 2
𝑞𝑢
C= 2
0.135
= 0,068 kgf / cm2
= 2
7. Sentivity
0,184
St = 0,135
= 1,363
11.6 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas,didapat beberapa nilai yang menunjukkan kekuatan tekan
bebas tanah dan juga batuan yang besifat kohesif dalam keadaan asli ataupun buatan
(remolded).
Nilai tersebut antara lain :
24. U1( tanah asli ) qu = 0,184 kgf/cm2
Kohesi ( C ) = 0,092 kgf/cm2
25. U2 ( tanah buatan ) qu = 0,135 kgf/cm2
Kohesi ( C ) = 0,068 kgf/cm2
Besarnya tingkat sensitifikasi tanah adalah sebagai berikut:
St = 1,363
Kriteria Nilai Sensitifitas
Lempung Tidak Sensitive 1
Lempung Sensitivitas Rendah 1–2
Lempung Sensitivitas Menengah 2–4
Lempung Sensitive 4–8
Lempung Ekstra Sensitive >8
Lempung Cepat > 16
Nilai qu Jenis
(kg/cm2) Lempung
>4 Keras
2,0 - 4,0 Sangat Halus
1,0 - 2,0 Kaku
0,5 - 1,0 Sedang
0,25 - 0,5 Lunak
< 0,25 Sangat lunak
Dari hasil tes laboratorium pengujian tanah, termasuk jenis tanah lempung
sangat lunak sensitivitas rendah.
BAB XII
KEPADATAN STANDAR
(COMPACTION TEST)
12.1 TEORI
Pemadatan tanah adalah suatu proses dimana pori-pori tanah dikurangi dan udara
dikeluarkan secara mekanis. Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan suatu
usaha (energi) yang dilakukan pada massa tanah. Suatu pemadatan (Compactive Effort
= CE) yang dilakukan tersebut adalah merupakan fungsi dari variabel-variabel berikut :
W.H.L.B
CE = 𝑉
Hasil dari suatu kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat
suatu hubungan tersebut, dibuat beberapa contoh tanah (4 sampai 6 sampel) dengan
kadar air yang berbeda-beda (dengan perbedaan sekitar 4%).
12.2 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan memadatkan di dalam cetakan dengan menggunakan alat
penumbuk 2,5 kg, dan tinggi jatuh 30 cm (12”). Pemeriksaan kepadatan dapat
dilakukan dengan 4 cara :
Cara A : cetakan diameter 102 mm (4” ).bahan saringan 4,75 mm (no. 4)
Cara B : cetakan diameter 125 mm (6” ).bahan saringan 4,75 mm (no. 4)
Cara C : cetakan diameter 102 mm (4” ).bahan saringan 19,00 mm (3/4”)
Cara D : cetakan diameter 125 mm (6” ).bahan saringan 19,00 mm (3/4”)
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka ditetapkan cara A atau cara D.
12.3 PERALATAN
a. Cetakan diameter 102 mm (4”), kapasitas 0,000943 0,000008 m3 (0,0333
0,0003 cu.ft) dengan diameter dalam 101,6 0,40 (4,000” 0,016”) tinggi 116,43
0,1270 mm (4,584” 0,005”).
b. Cetakan diameter 152 mm (6”), kapasitas 0,002124 0,000021 m3 (0,07500
0,00075 cu.ft) dengan diameter dalam 152,4 0,660 mm (6,000” 0,024”) tinggi
116,43 0,1270 mm (4,584” 0,005”).
Cetakan harus dari logam yang mempunyai diding teguh dan dibuat sesuai dengan
ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dengan
bahan yang sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2 3/8”) yang dipasang kuat-
kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan-cetakan yang telah diperlukan beberapa lama
sehingga tidak memenuhi syarat toleransi di atas, masih dapat diperlukan bila
toleransi tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.
c. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata, diameter
50,8 + 0,127 mm (2,000” 0,005”) berat 2,495 0,009 kg (5,50 0,02 lb)
dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi
304,8 1,524 mm (12,00” 0,006). Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 - 4
buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih dari 9,5 mm (3/8”), dengan poros
tegak lurus satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup
longgar sehingga batang penumbuk bisa jatuh bebas tidak terganggu. Dapat juga
dipergunakan alat tumbuk mekanik dari logam yang dilengkapi pengontrol tinggi
jatuh bebas secara merata di atas permukaan. Alat penumbuk harus mempunyai
permukaan tumbuk yang rata-rata berdiameter 50,8 0,127 mm (2,000 0,05”) dan
berat 2,495 0,009 kg (5,30 0,02 lbs).
d. Alat pengeluar contoh.
e. Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram.
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)oC.
g. Alat perata dari besi (straight egde) sepanjang 25 cm, salah satu sisi memanjang
harus tajam dan sisi lain datar (0,01% dari panjang)
h. Saringan 50 mm (2”), 19mm (3/4”), dan 4,75 mm (no.4).
i. Talam alat pengaduk dan sendok.
12.5 PELAKSANAAN
CARA A (Standart Proctor)
Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4 “) dan keping alas (B1 gram).
Cetakan leher dan keping alas dipasang menjadi satu dan tempatkan pada landasan
yang kokoh.
Ambil dari dari salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standart 2,5 kg ( 5,5 lb ) dengan
tinggi jatuh 30,5 cm (12”). Tanah dipadatkan dalam 25 tumbukan.
Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung. Pergunakan alat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan.
Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (b2
gram )
Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji (extruder) dan potong sebagian dari benda uji pada keseluruhan
tingginya pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (w) dari benda uji.
CARA B (Modified Proctor)
Timbang cetakan dengan dimeter 152 mm dan keping alas (B1).
Leher cetakan dan keping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada
landasan yang kokoh.
Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan
dengan cara sebagai berikut : jumlah seluruh tanah yang diratakan setelah leher
dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk
standart 2,5 kg (5,5 pound) dengan tinggi jatuh 50 cm.
Tanah dipadatkan dalan 3 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 56
tumbukan.
Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung. Pergunakan alat perantara untuk meratakan kelebihan tanah sehingga
betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram.
Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan
tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji.
12.6 PERHITUNGAN
a. Dari percobaan tersebut dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara
kepadatan kering (dry) dan kadar air (w), sehingga dari grafik tersebut dapat
diperoleh kepadatan kering maksimum (dry max) pada kadar air optimum (wopt).
Dengan demikian dapat diperoleh petunjuk bahwa suatu tanah yang dipadatkan
dengan kadar air lebih dari wopt akan menghasilkan nilai kepadatan kering yang
lebih kecil dari dry max.
b. Hitung berat isi tanah basah dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
𝐵1 - B2
w = (𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 )
𝑉
Untuk d6=
1.95
1.627 ( gram / cm 3 )
wc 19,83
1 1
100 100
d. Dengan penggambaran “zero air void line ( ZAV )” atau garis derajat kejenuhan 100
%. Garis ini adalah hubungan antar berat kering dengan kadar air dengan mana
kejenuhan adalah 100% yaitu bila pori tanah sama sekali tidak mengandung udara.
Garis ini dapat dihtung dengan rumus :
Gs w
dZAV =
1 (wc . Gs)
w = kadar air (tergantung dari temperatur)
Gs = berat jenis tanah
w= berat isi basah
𝐺𝑠 ×w
untuk w = 5% , d ZAV =1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346 1,0
2.402 ( gram / cm 3 )
5
1 2.73
100
𝐺𝑠 ×w
untuk w = 10% , d ZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346 1,0
2.145 ( gram / cm 3 ) `
10
1 2.73
100
𝐺𝑠 ×w
untuk w = 15% , dZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346 1,0
1.937 ( gram / cm 3 )
15
1 2,73
100
𝐺𝑠 ×w
untuk w = 20% , dZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346 1,0
1.766 ( gram / cm 3 )
20
1 2.73
100
𝐺𝑠 ×w
untuk w = 30% , d ZAV = 1+𝑤.𝐺𝑠= 2.346 1,0
1.501 ( gram / cm 3 )
30
1 2.73
100
1,50
1,45
ZAV
1,40
dry density d (kg/cm3)
1,35
1,325
1,30
1,25
1,20
1,15
1,10
1,05 16,00
1,00
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
12.7 KESIMPULAN
Untuk memastikan harga kadar air yang optimum(woptimum) = 16,00%, maka harus
didapatkan harga berat isi tanah kering yang maksimum (dMax) = 1,325 gr/cm3
Grafik ZAV berada di atas grafik kepadatan standart,dengan demikian tanah
tersebut tidak jenuh air
BAB XIII
CBR LABORATORIUM
13.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan harga CBR tanah dan campuran
tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium padat kadar air tertentu. CBR adalah
perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan standart dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan
contoh tananh dengan kepadatan tertentu terhadap kekuatan batu pecah bergradasi
rapat sebagai standart material dengan nilai CBR = 100, didapatkan pada tes
compaction .
13.2 PERALATAN
0,0026”) dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm (7” ± 0,005”) . Cetakan harus dilengkapi
dengan leher sambung dengan 50,8 (2,0”) dan keeping lubang tidak lebih dari 1,59
mm (1/16”).
c) Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8 mm (5,15/16”) dan
f) Keping beban dengan berat 2,27 kg (5lb) diameter 149,2 (5 7/8”) dengan lubang
g) Sebuah alroji beban dengan satu buah alroji pengukur penetrasi peralatan lain seperti
i) Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95”) luas 1935 mm²
a) Ambil contoh ± 5v kg untuk tanah atau ± 5,5 kg untuk tanah di tambah dengan
agregat .
b) Campur bahan tersebut dengan air (kadar air optimum pemadatan) atau kadar air
lain yang di kehendaki.
d) Padatkan sesuai dengan cara B atau D (pemadatan). Untuk benda uji yang diredam
periksa dahulu kadar airnya sebelum dipadatkan sedangkan untuk benda uji non
rendam pemeriksaan kadar air dilaksanaan setelah benda uji di keluarkan dari
cetakan.
e) Buka sambungan dan retakan dengan alat perata, tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan. Karena lepasnya butir-butir kasar dengan butiran
tanah yang halus. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keeping alas dan ditimbang.
f) Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siapp diperiksa. Untuk CBR
rendam, harus dilakukan langkah-langkah sbb:
Rendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air dapat meresap dari
atas maupun bawah.
13.4 PELAKSANAAN
a) Letakkan keling pemberat di atas permukaan uji seberat minimal 4,5 kg (1lbs) atau
sesuai dengan beban perkerasan.
b) Untuk benda uji yang diredam harus sama dengan beban yang dipergunakan untuk
perendaman. Letakkan pertama-tama keping pemberat sebesar 2,27 kg untuk
mencegah pengembangan permukaan benda uji pada bagian lubang keping
pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak di sentuhkan pada
permukaan benda uji.
c) Atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukkan
beban sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlakukan untuk menajamin
benda sentuh yang sempurna antara torak dan permukaan benda uji. Kemudian
arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di nol-kan.
e) Catat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi sebelum
terjadi penetrasi 12,5 m
f) Keluarkan benda uji dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji setebel 25,4
mm.
g) Bila diperlukan kadar air rata-rata maka ambil contoh dari lapisan terdalam.
13.5 PERHITUNGAN
b) Ubah satuan pembebanan dari kg menjadi lb dan gambarkan grafik beban terhadap
penetrasi. Pada beberapa keadaan, permulaan dari kurva beban cekung akibat
ketidak teraturan permukaan, atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini, titik nolnya
harus dikoreksi.
c) Dengan menggunakan harga beban yang dikoreksi pada penetrasi beban standar
(masing-masing 70,31 kg / cm² (1000 psi) dan 105,47 kg / cm² (1500 psi) dikalikan
100 harga CBR diambil harga penetrasi 2,54 mm (0,1”). Umumnya harga CBR
diambil pada penetrasi 0,1”. Bila Harga yang didapat pada penetrasi 0,2 ternyata
lebih besar, maka percobaan tersebut harus di ulang. Dan apabila percobaan
ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR 1,2” > 0,1”, maka diambil harga
CBR pada penetrasi 0,2”. Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum
0,2”, maka harga CBR diambil dari beban maksimum dengan beban standar yang
sesuai.
75
𝐶𝐵𝑅0,1" = 3 𝑥 1000 𝑥 100%
𝐶𝐵𝑅0,1" = 2,50 %
120
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500
𝐶𝐵𝑅0,2" = 2,67 %
2,50 % + 2,67 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2
= 2,58 %
111
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000
𝐶𝐵𝑅0,1" = 3,70 %
170
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500
𝐶𝐵𝑅0,2" = 3,78 %
3,70 % + 3,78 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2
= 3,74 %
211
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100%
3 𝑥 1000
𝐶𝐵𝑅0,1" = 7,21 %
332
𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 100%
3 𝑥 1500
𝐶𝐵𝑅0,2" = 7,38 %
7,03 % + 7,38 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 =
2
= 7,21 %
Jika Harga standart unit load pada penetrasi 0,1” = 1000 psi, maka harga standart unit
load pada penetrasi 0,3”; 0,4”; 0,5” adalah masing-masing 1900; 2300; 2600 psi.
Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian diubah dengan
grafikcalibration proving ring. Test unit load (psi) = tegangan (σ)
𝑀𝑥 𝐿𝑅𝐶
𝜎=
𝐴
56 pukulan
Hubungan berat isi kering (γd) dengan water content (w) dan dengan niai CBR
Hubungan berat isi kering (γd)dan nilai CBR dibandingkan dengan 90% (γd)
maks dan optimum moisture content (OMC). Dari grafik ini dapat di tentukan
CBR desain untuk contoh tanah tersebut.
Keterangan :
CBR 100% = 5,80%
CBR 90% = 5,51%
BAB XIV
PERMEABILITY TEST
14.1 MAKSUD
Untuk menentukan koefisien permeabilitas dari pasir dan tanah berbutir halus (silt
dan clay).
14.2 PERALATAN
Timbangan dengan
Stop watch HP
ketelitian 0,1 gram.
Alat ini mempunyai tabung untuk tempat contoh tanah seperti pada contant
head test, bagian atas dari tanah dihubungkan dengan burrete oleh pipa plastik. Tabung
tempat contoh tanah dan burrete diletakan berdiri dipegang oleh alat pemegang atau
clamp yang dipasang pada tiang tegak (stand). Bagian bawah dari tabung tempat contoh
tanah dihubungkan dengan corong oleh pipa plastik. Corong ini dipegang oleh clamp
pada posisi berdiri.
14.3 PELAKSANAAN
a. Tentukan berat air dari tabung plastik tempat contoh tanah, dua buah batu porous, pir
dan dua buah alat penutup (=W1).
b. Pasang karet penutup pada bagian bawah dari tabung plastik dan letakan batu porous
diatas karet penutup (karet penutup terletak dibawah batu porous).
c. Masukkan contoh tanah yang sudah dikeringkan ke dalam tabung plastik sedikit
demi sedikit dengan menggunakan sendok, dan padatkan tanah tersebut dengan
menggunakan mesin penggetar atau dengan peralatan lainnya. (Catt : untuk
mendapatkan contoh tanah dengan kepadatan yang berbeda (angka pori berbeda),
tanah dapat dipadatkan dengan memakai tenaga yang berbeda.
d. Apabila contoh tanah yang dimasukkan kedalam tabung sudah kira – kira 2/3 dari
panjang tabung, letakkan batu porous di atas contoh tanah tersebut.
e. Panjang pir dan karet penutup diatas batu porous (Catt : pir digunakan untuk
mencegah terjadinya perubahan volume dari contoh tanah selama test).
f. Tentukan berat dari tabung beserta isinya yang sudah disusun pada langkah no. 2 s/d
no. 5 (=W2).
g. Tentukan tinggi dari contoh tanah didalam tabung.
h. Letakkan falling head permeameter beserta contoh tanah yang sudah disusun
tersebut didekat pancuran air.
i. Alirkan air ke atas corong yang sudah dipasang pada tiang tegak (stand). Melalui
pipa plastik, air akan mengalir dari corong ke contoh tanah. Air yang mengalir
ditampung falling head bejana kemidian terus mengalir ke gelas ukur. (Catt : harus
di jaga bahwa kebocoran air didalam tabung tidak boleh terjadi).
j. Alirkan air melalui pipa plastik ke burrete, air akan mengalir dari burrete ke contoh
tanah dan akhirnya ke corong. Harus di cek bahwa tidak ada kebocoran pada alat dan
tidak ada gelembung – gelembung yang tertinggal didalam pipa.
k. Biarkan air mengalir melalui contoh untuk beberapa saat guna membuat contoh
tanah yang ditest cukup basah.
l. Dengan menggunakan alat penjepit pipa (pinch cock), tutup aliran air dari contoh
tanah ke corong dengan cara memasang alat penjepit tersebut pada pipa plastik yang
menghubungkan antara bagian bawah contoh tanah dan corong.
m. Ukur perbedaan tinggi antara permukaan air didalam burrete dengan permukaan air
didalam corong (=h1). Catt : untuk falling head permeability test, jangan tambahkan
air ke dalam burrete.
n. Buka alat penjepit pipa, air akan mengalir dari burrete ke contoh tanah dan akhirnya
ke corong. Pada waktu (t) setelah alat penjepit pipa dibuka, tutup kembali aliran air
dari contoh tanah ke corong dengan menggunakan alat penjepit. Ukur beda tinggi
antara permukaan air dodalam burrete dengan permukaan air didalam corong (=h2).
o. Tentukan volume air yang megalir melalui contoh tanah, Q selama t menit. Q ax (h1
– h2) ; a = luas permukaan burrete.
p. Tambahkan air didalam burrete untuk mengadakan test sekali lagi. Catat temperatur
(T) dari air yang dipergunakan untuk test.
14.4 PERHITUNGAN :
Pada perhitungan praktikum ini kami menggunakan perhitungan dengan tegangan
tetap ( constant head permeability )
ℎ𝑖−ℎ2
Gradien Hidrolik ( I ) = 𝐿
h1 = 115,00 cm
h2 = 103,00 cm
L = 14,6 cm
1
a = 4 𝜋. 𝑑2 = 1,03911 cm²
A = 80,1507 cm²
115-103
Gradien hidrolik ( i ) = = 0,82191781
14,6
1
= 4 𝜋. 𝑑2
1
= 4 𝑥 3,14 𝑥 1,152
= 1,03911 cm²
= 80,1507 cm²
𝑎.𝐿 ℎ
K1 = 2,303 log( ℎ1 )
𝐴𝑥𝑇 2
1,03911𝑥14,6
=2,30380,1507𝑥(10−0)𝑥60 𝑙𝑜𝑔( 115/103)
= 0.000034772 cm/sec
𝑎.𝐿 ℎ
K2 = 2,303 log( 1 )
𝐴𝑥𝑇 ℎ2
1,03911𝑥14,6
=2,30380,1507𝑥(15−0)𝑥60 𝑙𝑜𝑔( 115/91)
= 0.000049237 cm/sec
Selanjutnya untuk perhitungan test rembesan (falling test) terdapat pada tabel tes
rembesan.
14.5 KESIMPULAN :
BAB XV
TRIAXIAL COMPRESSION TEST
15.1 TEORI
Keruntuhan geser dalam tanah akibat gerak relatif antara butirnya bukanlah karena
butirnya sendiri hancur. Oleh karena itu kekuatan tanah tergantung pada gaya-gaya yang
bekerja antar butir.
Dengan alat geser langsung kekuatan geser dapat diukut secara langsung. Di sini
contoh yang akan dicoba dipasang dalam alat dan memberikan tegangan vertikal (tegangan
normal) yang konstan. Kemudian contoh diberi tegangan geser sampai tercapai nilai
maksimum. Tegangan geser ini diberikan dengan memakai kecepatan bergerak yang
konstan, yang cukup perlahan-lahan sehingga tegangan air pori selalu nol yaitu hanya
percobaan "drained" yang dapat dilakukan dengan alat geser langsung.
Untuk mendapatkan nilai c' dan ' maka perlu dilakukan beberapa percobaan
dengan memakai nilai tegangan normal berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat
digambarkan dalam grafik. Grafik ini adalah nilai percobaan. Nilai c' dan ' diambil dari
garis yang paling sesuai dengan titik-titik yang dimasukkan pada grafik.
15.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN
Timbangan
dengan ketelitian
0,01 gram
Karet Oven.
pembungkus
benda uji
(membran)
15.4 PELAKSANAAN
a. Bungkus benda uji dengan karet pembungkus (mempergunakan alat seperti gambar)
b. Letakkan benda uji yang telah terbungkus pada pedestal di alat triaxial.
c. Tutup dengan cell triaxial dan atur sehingga ujung piston tekan menyentuh contoh
tanah (benda uji) dan cincin uji (proving ring).
d. Catat angka awal pada cincin uji dan piring ukur.
e. Masukkan air pada cell triaxial hingga penuh.
f. Pemberian 3 dan deviator stress dilakukan bersama-sama.
σ1
∆σ Sampai Runtuh
σ3
AC = dz = dx tg
𝑑𝑥 σ3 σ3
AB = 𝑐𝑜𝑠 𝜃
σ3
BC = dx ∆σ Sampai Runtuh
σ1
g. Nilai deviator stress dibaca untuk masing-masing harga strain sebesar 0,5%, 1%, 1,5%
15.5 PERHITUNGAN
Contoh perhitungan untuk T1
𝛥𝐿
a. 𝜀 = 𝑥100%
𝐿𝑜
Dimana :
𝜀 = Regangan axial ( % )
= 0,011
Dimana:
𝟖×𝟎,𝟏𝟒𝟖
𝝈𝟐 = = 0,117
𝟏𝟎,𝟏𝟏𝟔
d. Hasil Test
0,7000
0,6000
Deviator Stress/Tegangan (σ)
0,5000
0,4000 qu = 0,2807𝑘𝑔/𝑐𝑚2
0,3000
0,2000
0,1000
0,011
0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) %
0,7000
qu = 0,5194 kg/cm2
Deviator Stress/Tegangan (σ) 0,6000
0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) % 0,053
0,7000
qu = 0,6114 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
0,6000
Deviator Stress/Tegangan (σ)
0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,063
0,0000
0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 0,050 0,060 0,070
Regangan (ε) %
- Gambar lingkaran Mohr dari masing-masing benda uji dan gambar Mohr
envelope
3
tegangan geser (t), kg/cm2
1
y = 0.013x + 0.01
R2=1
= 2,81 o
c = 0.01
0
0 1 2 3 4
tegangan nornal (), kg/cm2
Jenis Tanah ϕ
Gravel 30 - 35
Sand 27 - 37
Silt 24 - 32
Clay 0 -15
15.6 KESIMPULAN
Setelah penggambaran grafik,diperoleh nilai C’ dan ,yaitu sebagai berikut :
BAB XVI
DIRECT SHEAR TEST
16.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk mencari nilai parameter kekuatan tanah
yakni Cohesive of Soil (c = kg/cm2) dan Internal Friction Angle (f = )
16.4 PERALATAN
Hand Sketmat
Operated
Direct Shear
Bos Aparatus
Timbangan Oven.
dengan
ketelitian 0,01
gram
16.5 PELAKSANAAN
a. Letakkan benda uji pada shear box dengan ditutup oleh plat bergerigi pada kedua
ujungnya dan ditutup lagi oleh porous stone dan tambahkan air pada shear box.
16.6 PERHITUNGAN
Gaya geser H = nilai dial ring x LRC (kgf)
H = 31 x 0,08
= 24,8 kgf
H
Tegangan geser 𝜏= (kg/cm2)
A'
A′ = luasan penampang benda uji (cm2)
24,8
𝜏 = 31,28
= 0,781 kg/cm3
P
Tegangan normal 𝜎= (kg/cm2)
A0
P = beban normal yang diberikan (kg)
12000
𝜎 = 31,28
= 0,384 kg/cm
CARA GRAFIS :
σn
t2
t1 τ
τ
c Dimana:
σ = Normal Stress (kg/cm2)
1 2 τ = Shear Stress (kg/cm2)
Gambar hubungan :
Tegangan geser (kg/cm2) dengan horisontal displacement.
0,70
0,60
0,50
shear stress (gr/cm2)
0,40
0,30
0,20
Sudut = 32,21º
C = 0,131
0,10
0,00
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
Normal stress (gr/cm2)
KESIMPULAN
Nilai Kohesi ( C’ ) = 0,131 kg/cm2
BAB XVII
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
17.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan rate of consolidation dan
besarnya konsolidasi dari tanah bila mendapat beban vertikal. Sifat pemampatan yang
dialami tanah ini berupa adanya perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori
tanah.
Pada lapisan yang terdiri dari tanah pasir akan segera terjadi penurunan yang
hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya beban / tekanan (penurunan
disini umumnya kecil). Pada lapisan yang terdiri dari butiran halus (lempung), maka
penurunannya akan agak besar dan biasanya makan waktu lama.
17.2 PERALATAN
GAMBAR ALAT KETERANGAN GAMBAR ALAT KETERANGAN
Neraca Oven.
dengan
ketelitian 0,1
gram
Disiapkan minimal tiga buah benda uji tanah dengan cara dicetak pada alat cetak
yang telah diketahui diameter dan tingginya. Benda uji diambil secara langsung dari
lapangan dan ditimbang berat masing-masing.
13.2 PELAKSANAAN
a. Rendam porous stone kedalam air bersih, hal ini untuk menghindari penyerapan
kadar air tanah pada benda uji.
b. Letakkan benda uji dengan masing-masing porous stone pada kedua ujungnya
pada consolidimeter.
c. Atur consolidimeter pada keadaan balance sebelum dibebani.
d. Catatlah angka pada piring ukur.
e. Beban dijalankan, timmer dijalankan pada pembacaan piring ukur dilakukan
pada waktu ke : 0 ; 0,50 ; 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; dan 30 menit serta 1,2 ; 4 ; 8 ; dan 24
jam.
f. Pembebanan ditambah setiap 24 jam dan dilakukan pembacaan seperti diatas.
13.3 PERHITUNGAN
1. Hitung berat tanah basah : berat isi dan kadar air benda uji sebelum dan sesudah
percobaan serta hitung pula berat keringnya (Bk)
2. Ada 2 cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi, yaitu :
Dimana :
Sr = Derajat kejenuhan
w = Kadar air
G = Berat jenis tanah
e = Angka pori
4. Harga koefisien konsolidasi (Cv)
Hitung tinggi benda uji rata (Hm) pada setiap pembebanan. Buat grafik
pembacaan penurunan terhadap akar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan.
Sebagian dari grafik ini merupakan garis lurus dan titik potong garis ini, dengan
ordinat (O) dianggap sebagai titik nol yang benar. Dari titik O ditarik garis OA
dengan membuat jarak b = 1,15 a. titik perpotongan garis OA ini dengan
lengkung penurunan adalah harga √t, t90 merupakan waktu untuk mencapai
konsolidasi 90%.
Harga koefisien konsolidasi 90% pada setiap pembebanan dihitung dengan
rumus :
0,847 Hm2
Cv = 𝑡90
Dimana :
Cv= Koefisien konsolidasi (cm2/dt)
Hm = Tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang bersangkutan (cm).
T90 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90% (dt)
a. Sebelum diberi pembebanan :
Volume total (Vt) = Vs + Vw
Vs = volume butir
Vw = volume air pori
𝑊.𝑊𝑠
Volume air pori (Vw) =𝐷𝑤.𝑊 = 𝑊. 𝑊𝑠
W = kadar air
Ws = berat butir (dalam keadaan kering)
Dw = diameter butir
𝑉𝑠
Tinggi butir mula-mula (Ho) = 𝐴 (tetap)
Vs = Volume butir
A = Luas penampang
Tinggi pori mula-mula (Hv) = H1 – H0
Ho tidak berubah oleh beban, sedang
Hv berubah atau berkurang dengan adanya pembebanan
𝑉𝑣 𝐴𝑣 𝐻𝑣
Angka pori mula-mula(e0) =𝑉𝑜 = 𝐴𝑜 𝑥 𝐻𝑜
𝐻𝑣
Karena Ao = Av, maka (e0) = 𝐻
Vs = volume butir
Vw = volume air pori
T = time faktor
t = waktu konsolidasi
H = 0,5 tebal sampel
2 t90
♦ Pada tegangan 0.25 kg/cm didapat = 1,58= 2,50 menit
2 t90
♦ Pada tegangan 0.50 kg/cm didapat = 1,36 = 1,85 menit
2 t90
♦ Pada tegangan 1.00 kg/cm didapat = 1,82 = 3,30 menit
2 t90
♦ Pada tegangan 2.00 kg/cm didapat = 1,73 = 3,00 menit
2 t90
♦ Pada tegangan 4.00 kg/cm didapat = 1,09 = 1,20 menit
Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv, dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut :
Gs = 2,333
w = 1.0 gr/cm
3
Ws = 122,860 gr
Ws
Hs
A.Gs. w
122,860
=
31,953 𝑥 2,333 𝑥 1,0
= 1,648 cm
17.3 = 0,717
Indexs Pemampatan ( Cc )
e4−e5 0,500−0,398
𝐶𝑐 = = = 0,341
logσ5−logσ4 log 10(4)−log 10(2)
Indexs Pemuaian ( Cs )
e7−e6 0,535−0,446
𝐶𝑠 = = = 0,148
logσ6−logσ7 log 10(1)−log 10(0,25)
2
♦ Pada tegangan 0.25 kg/cm didapat √𝑡50 = 4,24 = 18,00 menit
2
♦ Pada tegangan 0.50 kg/cm didapat √𝑡50 = 2,5 = 6,25 menit
2
♦ Pada tegangan 1.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 2,65 = 7,00 menit
2
♦ Pada tegangan 2.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 3,16 = 10,00 menit
2
♦ Pada tegangan 4.00 kg/cm didapat √𝑡50 = 5,29 = 28,00 menit
Untuk mendapatkan nilai Cc dan Cv, dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut :
Gs = 2,333
w = 1.0 gr/cm
3
Ws = 122,860 gr
Ws
Hs
A.Gs. w
122,860
=
31,953 𝑥 2,333 𝑥 1,0
= 1,648 cm
Tinggi awal dari ruang pori ( Hv ) :
Hv = H – Hs ; H = tinggi awal dari contoh tanah = 2,830 cm
= 2,830 – 1,648 = 1,182 cm
= 0,717
Indexs Pemampatan ( Cc )
e4−e5 0,500−0,398
𝐶𝑐 = = = 0,341
logσ5−logσ4 log 10(4)−log 10(2)
Indexs Pemuaian ( Cs )
e7−e6 0,535−0,446
𝐶𝑠 = = = 0,148
logσ6−logσ7 log 10(1)−log 10(0,25)
13.4 KESIMPULAN
Dari data permeriksaan konsolidasi dan rumus yang sudah diolah diatas, maka
didapatkan hasil koefisien konsolidasi 90% sebagai berikut:
Dari cara dan rumus yang sudah diolah diatas, maka didapatkan hasil koefisien
konsolidasi 50% sebagai berikut:
Cc = 0,341
Indeks Pemuaian (Cs)
Cs =0,148
BAB XVIII
PENUTUP
19.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semua percobaan pada Praktikum Mekanika Tanah adalah :
1. Sondir => Tanah Keras dengan nilai qc = 165 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 pada kedalaman 13,00 m.
2. Laboratorium
Simb Fungsi
No. Parameter ol Satuan Hasil
Menentukan
Menentukan
berat jenis tanah
dengan mencari
3. Berat Jenis Tanah Gs - 2,333
perbandingan
berat berat buutir
tanah dan air
Mengetahui jenis
Analisa Saringan : gradasi tanah
4. a. Koefisien keseragaman Cu - 2,87
Pemeriksaan Tekanan
Bebas
Mencari
Uji Kepadatan Standar kemampumapata
(Compaction Test) n tanah dengan
8. a. Kadar air optimum 𝑊𝑜𝑝𝑡 % 16,00 berat isi kering
maksimum dan
b. Berat isi kering 𝛾𝑑 (𝑚𝑎𝑘𝑠) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 1,325
kadar air yang
maksimum
optimum
Permeability Test
Mengetahui
a. Nilai Koefisien
10. K 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡 5,96 𝑥 10−5 permeabilitas
Permeabilitas
suatu tanah
i - 0,0822
b. Gradien hidrolik
Mengetahui
kecepatan
konsolidasi dan
Pemeriksaan Konsolidasi
besarnya
13. a. Indeks Kompresi Cc - 0.341 penurunan tanah
Bagan Plastisitas :
Berdasarkan titik yang menghubungkan antara nilai Plastic Indeks (PI) = 13,72 %
dengan Liquid Limit (LL) = 33,10 %, maka didapat titik merah yang berada di bawah garis
A dan berada di area MH.
Pembuatan laporan yang selayaknya ada pedoman ternasuk format pengetiakan sehingga
terwujut keberagaman dalam laporan. Hal-hal tersebut merupakan kendala bagi manusia,
sehingga perlu perhatian khusus, maka kami sarankan untuk memahami apa yang
diperoleh pada perkuliahan agar dapat memecahkan kesulitan dalam melaksanakan
praktikum terutama dalam menghadapi alat-alat praktik
DAFTAR PUSTAKA